Anda di halaman 1dari 11
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: SK. 76 /Menlhk/Setjen/PLB.3/ 2 /2017 TENTANG IZIN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN UNTUK. KEGIATAN PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN ATAS NAMA PT. PRASADHA PAMUNAH LIMBAH INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang ra. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 125 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 yang akan melakukan Pengolahan Limbah B3 wajib memiliki_ izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan Limbah B3; bahwa President Director PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri melalui surat Nomor 2015- 713/PPLi-Env/EL/rf tanggal 29 Juli 2016, mengajukan Permohonan Pemanfaatan/ Pengolahan Limbah B3; bahwa berdasarkan: 1) Verifikasi administrasi Unit Pelayanan Terpadu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sesuai Nomor Registrasi R201608010162 tanggal 1 Agustus 2016; 2) Resume Rapat Pembahasan Teknis Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun untuk Kegiatan Pemanfaatan dan Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun atas nama PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri tanggal 19 Agustus 2016; 3) Surat Presiden Direktur PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri Nomor — 2016-844/PPLi- Env/EL/rf tanggal 13 September 2016, perihal Tindak Lanjut Berita Acara Rapat Pembahasan Permohonan Izin Pengelolaan Limbah B3 tanggal 19 Agustus 2016 dan Surat Tanggapan Permohonan Izin Pengelolaan Limbah B3 tanggal 7 September 2016; Mengingat 10. 4) Verifikasi Lapangan oleh Staf Direktorat Verifikasi Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 sesuai Berita Acara tanggal 20 Oktober 2016; 5) Surat Presiden Direktur PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri Nomor 2016-1085/PPLi- Env/EL/rf tanggal 15 Desember 2016, perihal Tindak Lanjut Surat Tanggapan Verifikasi Lapangan Pemanfaatan dan Pengolahan Limbah B3 tanggal 2 November 2016, permohonan Izin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun untuk __kegiatan Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri telah memenuhi persyaratan; bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Izin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun untuk kegiatan Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Atas Nama PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri; Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan; Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara; Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun oleh Pemerintah Daerah; Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.18/Menlhk-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.63/Menlhk/Setjen/ Kum. 1/7/2016 tentang Persyaratan dan Tata Cara Penimbunan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di Fasilitas Penimbusan Terakhir; Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-01/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Memperhatikan Menetapkan KESATU Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; 11.Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-02/BAPEDAL/09/1995 tentang Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; 12.Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-03/BAPEDAL/09/1995 tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; : 1, Surat Keputusan Menteri lingkungan Hidup Nomor 011.32.09 tentang Pengembangan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, tanggal 23 September 2014; 2. Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 02.57.09 Tahun 2014 tentang Izin Lingkungan Kegiatan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat oleh PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi), tanggal 23 September 2014; 3. Risalah Pengolahan Data Izin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun untuk Kegiatan Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Atas Nama PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri, Nomor —_ RPD-01/PSLB3-VPLB3/2017, tanggal 11 Januari 2017; MEMUTUSKAN: :KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TENTANG IZIN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN UNTUK KEGIATAN = PENGOLAHAN —LIMBAH_—sBAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN ATAS NAMA PT. PRASADHA PAMUNAH LIMBAH INDUSTRI :Memberikan Izin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun untuk Kegiatan Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari kegiatan lain, kepada: 1, Nama Usaha : PT. Prasadha Pamunah dan/atau Kegiatan Limbah Industri 2. Bidang Usaha : Jasa Pengelolaan Limbah B3 dan/atau Kegiatan 3. Nama Penanggung —: ‘Koji Kuroki Jawab Usaha dan/atau Kegiatan 4. Jabatan : President Director 5. Alamat Kantor dan/atau Kegiatan : Jalan Jenderal Sudirman Kav 45-46 Sudirman Square Office Tower, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta Telp. (021) 8674042 ax. (021) 8674043 6. Alamat Lokasi : Jalan Raya Narogong, Desa Usaha dan/atau Nambo, Kecamatan Kegiatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat Telp. (021) 8673333 Fax. (021) 8674043 KEDUA Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Amar KESATU adalah kemasan bekas B3 dengan kode limbah B104d yang dihasilkan dari kegiatan lain. KETIGA :Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Amar KEDUA, diolah oleh PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri menggunakan alat Pengolahan Limbah B3 berupa alat pencucian kemasan bekas B3 KEEMPAT : Dalam melaksanakan kegiatan Pengolahan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Amar KETIGA, penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib: 1. melakukan Pengumpulan Limbah B3; 2. melakukan Pengolahan Limbah B3 menggunakan alat pencucian kemasan bekas B3; 3. melakukan pencatatan dan pelaporan_ kegiatan Pengolahan Limbah B3; 4. mengelola lebih lanjut Limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan Pengolahan Limbah B3 dan/atau diserahkan kepada Pengelola Limbah B3 yang telah mendapatkan izin Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 5. melakukan penanggulangan dan pemulihan fungsi lingkungan hidup dalam hal terjadi pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup; 6. mematuhi ketentuan mengenai jenis dan jumlah kemasan bekas B3 berupa drum yang diizinkan untuk diolah dengan kapasitas’ paling tinggi kemasan bekas B3 yang dicuci dalam setiap kali pencucian adalah 1 (satu) drum per 3 (tiga) menit pada masing-masing bagian dalam dan bagian luar; 7. melakukan Pengolahan Limbah B3 sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP); 8. menggunakan simbol dan label sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun pada tempat penyimpanan yang sesuai dengan jenis dan karakteristik Limbah B3; 9. melaksanakan prosedur_—Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sesuai peraturan perundang- undangan; dan KELIMA 10.melaporkan pelaksanaan kegiatan Pengolahan Limbah B3 paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan kepada: a. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya; b. Gubernur Provinsi Jawa Barat melalui Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Jawa Barat; dan c. Bupati Bogor melalui Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor. :Pengumpulan Limbah B3_ sebagaimana dimaksud dalam Amar KEEMPAT angka 1 dilakukan dengan ketentuan: 1. Menetapkan kriteria dan standard Limbah B3 yang dapat diolah dengan teknologi yang dimiliki; 2. melakukan Pengumpulan Limbah B3 yang akan diolah pada area yang telah ditentukan’ pada fasilitas Pengolahan Limbah B3; 3. melakukan Penyimpanan Limbah B3 pada fasilitas tempat Penyimpanan Limbah B3 yang memiliki izin; 4. bangunan Penyimpanan Limbah B3 harus memiliki rancang bangun dan kapasitas Penyimpanan Limbah B3 sesuai dengan jenis, karakteristik, dan jumlah Limbah B3 yang disimpan; 5. memasang simboi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun pada fasilitas Penyimpanan Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada angka 1 sesuai dengan jenis dan karakteristik Limbah B3; 6. melakukan Penyimpanan Limbah B3 dengan cara: a. menggunakan palet untuk penempatan Limbah B3; b, menempatkan Limbah B3_ di_fasilitas Penyimpanan Limbah B3 sesuai_ kaidah Penyimpanan Limbah B3; cc. mencegah terjadinya tumpahan Limbah B3 yang disimpan dan melakukan prosedur tata laksana rumah tangga yang baik (good housekeeping); dan d. mencatat masuknya setiap Limbah B3 ke tempat Penyimpanan Limbah B3 dan mengisi neraca Limbah B3 sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan Menteri ini; dan 7. fasilitas tempat Penyimpanan Limbah B3 memiliki peralatan keselamatan, kesehatan kerja, dan fasilitas tanggap darurat yang meliputi alat pelindung diri, peralatan pemadam kebakaran, kotak pertolongan pertama pada kecelakaan, dan fasilitas tanggap darurat lainnya. 6- KEENAM Pengolahan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Amar KEEMPAT angka 2 dilakukan dengan ketentuan: 1. menggunakan alat pencucian dan penanganan Limbah B3 yang terdiri dari: a. Jet Pressure Washer dengan spesifikasi: 1) tipe alat pencucian kemasan B3 C-300/30B; 2) kapasitas 20 drum/jam (duapuluh drum per jam); 3) tekanan 200 (dua ratus) bar; 4) laju alir 30 L/menit (tiga puluh Liter per menit); 5) dimensi alat dengan: a) panjang 1,45 m (satu koma empat puluh lima meter); b) lebar 1,3 m (satu koma tiga meter); dan ©) tinggi 1,25 m (satu koma dua puluh lima meter); dan 6) motor power EL Motor 25 hp (dua puluh lima horse power). b. Drum Compactor dengan spesifikasi: 1) Tipe hydraulic pressure; 2) Kapasitas 30 drum/jam (tiga puluh drum per jam); dan 3) Motor power 380 hp (tiga ratus delapan puluh horse power). c. Electric cutter dan plastic granulator/crusher dengan spesifikasi: 1) Tipe FS 600; 2) Kapasitas 500 kg/jam (lima ratus kilogram per jam); 3) Motor power 15 kW (lima belas kilo watt); 4) Fix blade 4 (empat) unit; 5) Rotary blade 18 (delapan belas) unit; 6) Screen mesh diameter 12 mm (dua belas milimeter); 7) dimensi alat dengan: a) panjang 1,45 m (satu koma empat puluh lima meter); b) lebar 1,25 m (satu koma dua puluh lima meter); dan c) tinggi 1,72 m (satu koma tujuh puluh dua meter). 2. melakukan tahapan proses pencucian Limbah B3 dengan cara: a. pengumpulan Limbah B3 pada area yang telah ditentukan berdasarkan jenis Limbah B3; b. melakukan penirisan terhadap pada Limbah B3 yang akan diolah; c. melakukan pencucian Limbah B3 pada bagian dalam secara_ semiotomatis _menggunakan automatic nozzle yang berputar 360° (tiga ratus enam puluh derajat) paling singkat 3 (tiga) KETUJUH menit dengan tekanan air paling rendah 100 (seratus) bar; d. air hasil pencucian bagian dalam Limbah B3 ditampung di bak penampung dengan kapasitas 4,32 m% (empat koma tiga puluh dua meter Kubik); e. melakukan pencucian pada bagian luar Limbah B3 secara_ semiotomatis menggunakan menggunakan jet pressure washer dengan tekanan air paling rendah 100 (seratus) bar; f Limbah B3 pada bagian luar dilakukan pencucian pada alat pencucian Limbah B3 dengan proses pencucian paling singkat 3 (tiga) meni g. air bekas pencucian pada bagian luar Limbah B3 ditampung di bak penampungan dengan kapasitas 1,41 m3 (satu koma empat puluh satu meter kubik); h. dalam hal hasil pencucian masih terdapat residu dan bau pekat dilakukan kembali tahapan sebagaimana dimaksud pada huruf c sampai dengan huruf g; i, dalam hal Limbah B3 tidak dapat dibersihkan pencucian maka terhadap Limbah BS dilakukan penimbunan sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.63/Menlhk/Setjen/ Kum.1/7/2016; j. melakukan pengelolaan air limbah hasil pencucian bagian dalam dan bagian luar pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL); dan k. hasil pengolahan air limbah di IPAL sebagaimana dimaksud huruf j, sebelum dibuang ke lingkungan wajib /memenuhi parameter dan baku mutu sesuai dengan izin pembuangan air limbah ke badan_ air permukaan yang diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor. :Pencatatan dan pelaporan_ kegiatan Pengolahan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Amar KEEMPAT angka 3, dilakukan dengan pencatatan secara terus menerus terhadap jumlah: 1. Limbah B3 yang disimpan pada tempat penyimpanan sementara; 2. Limbah B3 yang diolah dalam satuan unit per bulan (unit/bulan); 3. Limbah B3 yang dihasilkan dari proses Pengolahan Limbah B3 dalam satuan unit per bulan (unit/bulan); 4. Limbah B3 yang ditimbun dalam satuan unit per bulan (unit/bulan); dan Limbah B3 yang dicacah dalam satuan unit per bulan (unit/bulan) wo KEDELAPAN KESEMBILAN KESEPULUH KESEBELAS KEDUABELAS KETIGABELAS KEEMPATBELAS KELIMABELAS :Pemulihan fungsi lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Amar KEEMPAT angka 5 dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi : Dalam melaksanakan kegiatan Pengolahan Limbah B3, Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan dilarang: 1. melakukan Pengolahan Limbah B3 selain Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Amar KEDUA; dan 2. melakukan Pengolahan Limbah B3_ dengan menggunakan alat pencucian kemasan bekas B3 sebagaimana dimaksud dalam Amar KETIGA terhadap senyawa yang mengandung bahan dasar minyak, radioaktif, bersifat mudah meledak dan/atau mengandung senyawa merkuri. : Dalam pelaksanaan kegiatan Pengolahan Limbah B3 menggunakan alat pencucian kemasan bekas B3 sebagaimana dimaksud dalam Keputusan ini, Menteri menugaskan kepada Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup untuk melakukan pengawasan. :Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Amar KESEPULUH dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun, atas semua pemenuhan kewajiban dalam Keputusan Menteri ini. : Dalam hal berdasarkan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Amar KESEBELAS ditemukan pelanggaran, dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. :Sanksi sebagaimana dimaksud dalam Amar KEDUABELAS tidak membebaskan Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan dari tanggung jawab pemulihan fungsi lingkungan hidup. :Seluruh biaya penanggulangan biaya pencemaran dan/atau kerusakan lingkunganhidup __ serta pemulihan fungsi lingkungan hidup dibebankan kepada Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan. :Dalam hal usaha dan/atau kegiatan berhenti beroperasi secara permanen, Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib: 1. melaporkan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk = memperoleh__penetapan penghentian kegiatan; 2. menyerahkan Limbah B3 hasil Pengolahan Limbah B3 kepada Pengelola Limbah B3 yang memiliki izin dari Menteri; dan KEENAMBELAS Tembusan: 3. melakukan pemulihan lokasi Penyimpanan Limbah B3 dan Pengolahan Limbah B3, apabila terjadi pencemaran dan kerusakan lingkungan. : Keputusan Menteri ini berlaku selama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan dan dapat diperpanjang dengan mengajukan —_ permohonan perpanjangan izin kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, paling lama 60 (enam puluh) hari sebelum jangka waktu izin berakhir. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 Februari 2017 MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, SITI NURBAYA 1, Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 2. Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan; 3. Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya; ae eS Direktur Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan; Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat; Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor. €81LIS8 (IZ0) ea /AIe4, ON dnp weBUNBurT UOLOQUOUIDy ‘npedioy HEUEXYIad TUN NEL ZeEHOEseLIZO) ~ed/dI>y “ON IMUM, MUIEEP “He “AEN MENTE “TIP ewe Y Sunpep ‘ueuRNyey Uep dnpiH UeBuMBur] UeURUAWOY ‘pg YON oqurT Lep Ex Yequir] Ueelo|aBuag eliauNY Uetepiog wesomam "Inqejaut yedep wesodey WeWTAUDd 4) “qemef Sunsiureriog Bus suiimad yoyo jeredkp dezoy zequio, denag ) (enpuss ueeypsniod ueBueuy weTep qeqOIP/uepeE;LEKEIP RUN) UE] UeIBeR 94 UOAYEIOSIP EA HeqUIT] ExAl UELESTIed TeULAIUL USKANHOG! ‘Saye -e rednag vedep UaUIN}O te) 910e TIP € S194 4 woqOH wPUE ‘UmEY (yRINd UEdeIap sHIEIas) OT WeUEdUNAUad euNSHEU sRIUN UesEEpoy {uey 06 ueuedunstod reunssyeus aroun) 9107 (UR € SH9q 4 woIOY EABUTYDS “on) 9TOT HoNUED ¢ [UE GAL 9H ANSEL x sIUOF YORU HSHY TIDY [uN LoLAUOS) O6 Sell P UBUUGUNTIeN fom eIeA, 4 Sal 24 Yoquay esua{nseU UEBUap uEATENsOsIp TU UNIO} UPISBUad wet “rey Jad HEPA Cel HeqUIT] PALMS Pe uefa In| Semag Jose L102, : - a = T a [i w ic} 1 Gh a esc es a HORT TW 06 TOW | yon = aaa Sa jeuounsoa | uegensued | eg saa | eset namie” [ren 88g yoguy | eageauT | rem | Pepe sues eg weqmr ess | | sowoN ning | went, | ymume | eM Prewoundantiod | ome | maums | agit | eee 8s E ‘Sal RIV Ca VENT VANES Sab DI Ce AVE VANS RULSAGNI HVGNTT HVNAW Vd VHGVSVEd a (leq) Unoviog uep véeyeqieg UeYEY YequIY] UeYLIOBUeg equa] ULE “y TALSNCNI HVT HVNAWVd VHGVSVad “Id VINVN SVLY NnoVvadia Nva VAVHVEadd NVHV€ HVEINIT NVHVIOONGd NVLVIOGN MALNN NNOVaad NVO VAVHVENGG NVHVE HVEINIT NVVIOTADNGd NIZI ONVLNGL L10¢/ @ /e-aid/uahes/xyTUeW/ 92 “AS : NOWON VISANOGNI MITANdaA NVNVLOHGY NVC dNdIH NVONNYONIT RIALNA NVSALNdat NValdWV1 B. Format Neraca Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Nama Perusahaan PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri Bidang usaha Jasa Pengelolaan Limbah B3 Periode waktu E JERISAWAL_UMBAR, JUMLAT ON] CATATAN TOTAL ag | PERLARUAN: JUNTA (TON) JENIS CIMBAR | PERIZINAN LIMBAR B3 YANG DIKELOLA __| DARI KLBK "ADA | TIDAK ADA | KEDALUWARSA 7, DISMPAN. dat ~| 2 DIMANFAATEAN aa ‘Z_DIOIA aw < DiMBoW ae 5. DISERAFKAN KE PIHAK KETIGA da 6. ERSPORT da 7 PERLARUAN LAINNYA oa Torr, Bo [Resipo™ Cha ton, ‘JUMLAH DIMBAH YANG BELUM TERKELOLA™ De. TON "TOTAL JUMLAH LIMBA YANG | (C+D) TTERSISA TKINERJA PENGELOLAAN 1LB3 SELAMA PERIODE [SKALA WAKTU PENAATAN. HAAC+D))/Ay * 100%) — %. KETERANGAN: +” RESIDU adalah jumlah limbah tersisa dari proses perlakuan seperti abu insenerator, bottom ash dan atau fly ash ddari pengolahan sludge oi di boiler, residu dari penyimpanan dan pengumpulan oli bekeas, al **_JUMLAH LIMBAH YANG BELUM TERKELOLA adalah limbah yang disimpan melebibi skala waktu penaatan, Data-data tersebut di atas dis dengan scbenar-benarnya sestai dengan kondisi yang ada. Mengetahui, . 2017 (Pihak Perusahaan) i dengan aslinya MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN HUKUM, KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, SITI NURBAYA

Anda mungkin juga menyukai