Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Kebidanan 10 (01) 1 - 102

Jurnal Kebidanan
http : //www. journal.stikeseub.ac.id

EFEKTIVITAS ANALGESIK DAUN GATAL (Laportea Decumana) PADA


PENDERITA MYALGIA DI KAMPUNG ATSJ DISTRIK ATSJ
KABUPATEN ASMAT PROVINSI PAPUA

Reni Ariastuti1), Kairul Anam2), Idris Yani Pamungkas3)


1) Program Studi Farmasi Universitas Sahid Surakarta, 2) Program Studi Ners Universitas Sahid
Surakrta, 3) Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sahid Surakarta
E-mail: ariya.astuti89@gmail.com

ABSTRAK
Daun gatal (Laportea decumana) merupakan tanaman berkhasiat obat yang tumbuh subur di
provinsi Papua. Efektivitas penggunaan L decumana sebagai antinyeri telah diteliti secara pra
klinis maupun klinis. Namun demikian, penelitian dengan pemanfaatan langsung dari L decumana
sebagai pereda myalgia pada masyarakat di kabupaten Asmat masih jarang dilakukan maka dari itu
penelitian ini dilakukan dengan tujuan melihat efektivitas pemanfaatan L decumana terhadap
penderita myalgia di kampung Atsj Distrik Atsj kabupaten Asmat Provinsi Papua. Desain
penelitian menggunakan quasi experimental design, dengan rancangan one group pretest-posttest
with control design. Sampel sejumlah 40 subjek uji (total sampling) dibagi 2 kelompok : kontrol
(tanpa perlakuan) dan perlakuan (daun gatal masing-masing kelompok terdiri dari 20 subjek uji.
Analisis efektivitas L decumana sebagai analgesik menggunakan uji statistik Mann-Whitney test
dengan tingkat kepercayaan 95%. Derajat myalgia yang dialami oleh masyarakat kampung Atsj
tergolong sedang sebanyak 19 orang (47,5%) dan berat sebesar 21 orang (52,5%). Rata-rata derajat
myalgia pada kelompok perlakuan sebelum pemanfaatan L. decumana sebesar 5,80 dan setelah
perlakuan menurun hingga sebesar 2,70. Daya analgetik dari L. decumana sebesar 53,45 %. Rata-
rata derajat myalgia pada kelompok kontrol (tanpa perlakuan) awal 5,65 dan akhir sebesar 5,50.
Terdapat pengaruh yang signifikan dalam pemanfaatan L decumana sebagai analgesik pada
penderita myalgia di kampung Atsj, distrik Atsj, kabupaten Asmat, provinsi Papua.Perlu dilakukan
pengkajian lebih lanjut terkait kandungan zat aktif dan pembuatan sediaan topikal L decumana
sebagai analgesik
Kata Kunci: Laportea decumana, Myalgia, kampung Atsj

ANALGESIC EFFECTIVENESS OF LAPORTEA DECUMANA ON MYALGIA


PATIENTS AT ATSJ VILLAGE ASMAT PAPUA
ABSTRACT
Background Laportea Decumana is a medicinal plant that thrives in Papua. Analgesic
effectiveness of L. Decumana has been studied pre-clinically and clinically yet the research with
direct utilization of L. Decumana as myalgia patient in Asmat district is still rarely done.
Therefore, this research aimed to see the effectiveness of the utilization of L. Decumana to myalgia
patient in ATSJ Village, Asmat, Papua. Method The research design uses quasi experimental
design, with one group pretest-posttest control design. The number of participants in this research
were all 40 participants consisting of 20 participants for experimental group and 20 participants
for control group. The effectiveness of L. Decumana as analgesic was measured by using
statistical test Mann-Whitney with level of confidence 95%. Result The degree of myalgia
experienced by the ATSJ village community was moderate (19 people) (47.5%) and severe (21
people) (52.5%). The mean degree of myalgia in the treatment group prior to the utilization of L.
decumana was 5.80 and after treatment decreased to 2.70. The analgesic power of L. decumana
was 53.45%. The pretest mean degree of myalgia in the control group was 5.65 and the posttest
was 5.50. Conclusion There is a significant influence in the utilization of L decumana as an
analgesic in myalgia patients in ATSJ Village, Asmat, Papua. It is necessary to conduct further
study related to active substance content and topical dosage form of L decumana as analgesic.

Keywords: Laportea Decumana, Myalgia, ATSJ Village

50 Jurnal Kebidanan, Vol. X, No. 01, Juni 2018


PENDAHULUAN dari sekian kasus penyakit sistem otot
Nyeri (pain) merupakan kondisi dan tulang jumlah pasien myalgia
perasaan yang tidak menyenangkan yang sebanyak 1.365 kasus. Data terakhir
bersifat sangat subjektif. Setiap individu perode Januari – April 2017 jumlah
yang bersangkutanlah yang dapat pasien myalgia sebanyak 511 kasus,
mengevaluasi dan menjelaskan tingkatan dengan perincian pada bulan Januari
nyeri yang dirasakannya (Hidayat, 2008). terdapat 136 kasus, bulan Februari
International Association for Study of terdapat 127 kasus, bulan Maret
Pain (IASP), mendefenisikan nyeri sebanyak 131 kasus dan bulan Maret
sebagai suatu sensori subjektif dan terdapat 117 kasus (Data Puskesmas Atsj,
pengalaman emosional yang tidak April 2017).
menyenangkan, berkaitan dengan Penatalaksanaan nyeri secara
kerusakan jaringan yang bersifat akut umum meliputi terapi farmakologis
(Potter dan Perry, 2005). (dengan menggunaan obat kimia sintetik
Jenis-jenis nyeri yang biasa ataupun tradisional) dan non farmakologi
dialami masyrakat pada umumnya seperti (tanpa menggunaan obat). Terapi
nyeri kepala, sendi, perut, dan otot. Nyeri farmakologi untuk meringankan nyeri
yang dialami oleh kebanyakan dapat menggunakan parasetamol,
masyarakat adalah nyeri otot yang biasa ibuprofen methampyron dan
dikenal dengan istilah myalgia. Tanda antiinflamasi non steroid seperti asam
dan gejala yang dijumpai pada kondisi mefenamat, natrium diklofenak dll.
myalgia antara lain yaitu nyeri, spasme Sedangkan terapi non farmakologis
otot, keterbatasan lingkup gerak sendi meliputi distraksi, bimbingan antisipasi,
(LGS), dan penurunan kekuatan otot. biofeedback, hipnosys, sentuhan
Myalgia juga dapat menimbulkan terapeutik, accupresure dan relaksasi
gangguan dalam beraktifitas seperti (Potter dan Perry, 2005).
mengangkat dan mengambil, dan juga Pada umumnya masyarakat
menyebabkan participation terganggu melakukan pengobatan sendiri
(Kuntono, 2005). (swamedikasi) tanpa konsultasi dengan
Data penyakit sistem otot dan dokter untuk mengatasi nyeri yang
tulang di Dinas Kesehatan Kabupaten mereka keluhkan. Obat yang dapat
Asmat tahun 2016 sebanyak 14.768 digunakan untuk swamedikasi terbatas
kasus. Menurut catatan Data Puskesmas pada obat bebas dan bebas terbatas, yang
Atsj tahun 2016 jumlah penyakit sistem dapat diperoleh di apotek/toko obat tanpa
otot dan tulang sebanyak 2.062 kasus, resep dokter. Adapun masyarakat yang

Jurnal Kebidanan, Vol. X, No. 01, Juni 2018 51


jauh dari tempat pelayanan kesehatan Masyarakat asli papua telah
seperti apotek ataupun toko obat, mereka lama memanfaatan daun gatal untuk
biasanya menggunakan tanaman yang mengatasi pegal, kaku sendi, nyeri otot,
berkhasiat obat. sakit kepala sakit perut dan nyeri sendi
Indonesia kaya akan (WHO, 2009). Masyarakat pada
keanekaragaman hayati yang dapat umumnya menggunakan daun gatal
dimanfaatkan sebagai obat. Tanaman untuk mengatasi nyeri dengan tingkatan
yang berkhasiat obat banyak terdapat di ringan hingga berat. Pengguanan obat
berbagai pulau, dari Aceh hingga tradisional ini tidak hanya dilakukan oleh
Merauke. Salah satu tanaman yang suku- suku asli di Papua, namun sekarang
berkhasiat sebagai antinyeri adalah daun meluas sampai ke masyarakat umum
gatal. Masyarakat papua pedalaman biasa termasuk para pendatang.
menggunakan daun gatal untuk Penelitian yang pernah
mengatasi keluhan myalgia dengan dilakukan terkait L. decumana adalah
tingkatan nyeri ringan hingga berat. kandungan zat aktif yang terdapat pada L.
Daun gatal diperoleh dari decumana, efektivitas penggunaan L.
tanaman perdu yang tumbuh subur di decumana dalam sediaan salep sebagai
provinsi papua. Tanaman ini mempunyai anlgetik pada penderita nyeri di Papua
nama latin Laportea decumana (L Utara. Melihat keanearagaman suku dan
decumana) termasuk dalam familia penduduk asli yang terdapat di Papua,
Urticaceae, dengan karakteristik; daun maka dari itu penelitian ini ingin melihat
berukuran lebar dengan permukaan daun efektivitas analgesic dari L. decumana
berbulu. Tanaman ini dinamakan daun pada masyarakat yang berbeda suku dan
gatal karena ketika bagian daun tersebut kasus nyeri dari penelitian terdahulu.
dioles ke permukaan kulit akan timbul Pada penelitian ini mempunyai tujuan
sensasi gatal selama kurang lebih 5 ingin melihat efektivitas analgesik L
menit, kemudian diiringi dengan decumana pada penderita myalgia di
berkurangnya rasa nyeri pada otot Kampung Atsj, Distrik Atsj, Kabupaten
ataupun sendi. Simaremare, 2014 Asmat, Provinsi Papua.
menyebutan bahwa kandungan asam
format yang ada pada daun gatal dapat METODE
memperlebar pori –pori kulit dan Penelitian ini menggunakan
merangsang peredaran darah sehingga subjek uji penderita myalgia dewasa
menghilangkan rasa pegal, nyeri, dan yang bertempat tinggal di Kampung
capek pada otot dan tubuh. Atsj, Distrik Atsj, Kabupaten Asmat,

52 Jurnal Kebidanan, Vol. X, No. 01, Juni 2018


Provinsi Papua. Populasi pada penelitian Pelakasanaan penelitian : pada
ini adalah masyarakat kampung Atsj penelitin ini terdapat 2 kelompok, yaitu
yang mengalami myalgia, berjumlah 40 kontrol dan perlakuan dengan daun gatal.
orang. Pengambilan sampel penelitian Kelompok kontrol terdiri dari 20 subjek
menggunakan metode total sampling uji di mana pada awal perlakuan
dengan mengambil semua masyarakat dilakukan scoring derajat nyeri
yang mengalami myalgia sejumlah 40 menggunakan skala FLACC kemudian
orang, dan membaginya menjadi 2 subjek uji dibiarkan istirahat (tanpa
kelompok : kelompok perlakuan (dengan adanya perlakuan dengan obat/senyawa
menggunakan daun gatal) dan kontrol analgesik apapun) selama 25 menit,
(tanpa diberikan perlakuan apapun) kemudian dilakukan scoring kembali.
masing - masing kelompok terdiri dari 20 Kemlompok perlakuan tediridari 20
orang pasien myalgia. subjek uji di mana pada tahap awal
Desain penelitian yang perlakuan (sebelum diberikan perlakuan
digunakan adalah quasi experimental dengan daun gatal) dilakukan scoring
dengan rancangan one group pretest- derajat nyeri menggunakan skala
posttest with control design. Instrumen FLACC, setelah itu diberikan perlakuan
penelitian berupa lembar observasi menggunakan daun gatal dengan cara : L
dengan menggunakan skala Face, Lag, decumana ( daun yang masih segar pada
Activity, Cry and Consolability (FLACC) bagian berbulu) digosok-gosokkan pada
sebagai alat ukur dalam menentukan permukaan kulit penderita myalgia yang
derajat myalgia. Pengukuran derajat terasa nyeri otot selama kurang lebih 5
keparahan myalgia dengan skala FLACC menit, kemudian 25 menit setelah
dilakukan sebelum perlakuan dan 25 pemberian daun gatal, dilakukan
menit setelah perlakuan, baik untuk penilaian/scoring terhadap derajat nyeri
kelompok kontrol ataupun perlakuan. pada penderita myalgia (gambar 1)
Aktivitas analgesik dari L. decumana
dilihat dari parameter penurunan
derajat nyeri yang dilihat dari
instrument skala FLACC. Analisis
data menggunakan analisis univariat
dengan rumus persentase dan
bivariat menggunakan independent
sampel t-test. Gambar 1. Penggunaan L. decumana

Jurnal Kebidanan, Vol. X, No. 01, Juni 2018 53


HASIL DAN PEMBAHASAN pengobatan kadang-kadang masih
Hasil Uji Bivariat juga ada keluhan yang ringan tetapi
1. Demografi Hasil Penelitian nyeri tersebut dapat ditoleransi.
Kampung Atsj memiliki jumlah Penyembuhan akan sulit pada pasien
penduduk 1.875, secara geografis yang mempunyai stres emosional
sebelah utara berbatasan dengan hutan berupa ansietas dan depresi, oleh
dan kali Sirets, sebelah selatan karena itu perlu penatalaksanaan
berbatasan dengan kampung Yasiw, secara multidisipliner (Anonim,
sebelah timur berbatasan dengan 2015). Hasil penelitian terkait
sungai Bets, dan sebelah barat demografi sebaran jenis kelamin
berbatasan dengan kampung disajikan pada tabel 2. Berdasarkan
Atambuts. penelitian ini nilai tabel 2 dapat kita lihat bahwa
menggunakan subjek uji masyaraat kejadian myalgia baik dari kelompok
yang mengalami myalgia di kampung perlakuan ataupun kontrol yang
Atsj. Masyarakat yang mengalami dialami masyarakat di kampung Atsj
kasus myalgia sebanyak 40 orang lebih banyak dialamai oleh laki-laki
dengan distribusi umur ditampilkan dibandingan dengan perempuan.
pada tabel 1, sedang distribusi jenis Secara umum, pria dan wanita tidak
kelamin disajikan pada tabel 2. berbeda secara bermakna dalam
Berdasarkan data yang disajikan pada merespons terhadap nyeri. Jenis
tabel 1, diketahui bahwa kasus kelamin laki-laki sering dijumpai
myalgia paling banyak dijumpai pada mengalami keluhan nyeri otot sehabis
masyarakat yang berumur antara 56- menjalankan aktivitas, di kampung
60 tahun sebesar 13 orang dengan Atsj kebanyakan kaum laki-laki
persentase 32,5%, kemudian usia > 60 bekerja menggunakan aktivitas fisik
tahun sebesar 22,5%, umur 51-55 yang secara langsung berhubungan
tahun sebanyak 20 % umur 45-50 dengan penggunaan otot-otot tubuh
tahun sebanya 17,5% dan paling sehingga cenderung mengalami nyeri
sedikit umur < 45 tahun sebanyak otot setelah beraktivitas. Kaum
7,5%. Usia antara 45-60 tahun masih perempuan juga dapat merasakan
tergolong usia produktif dalam keluhan myalgia jika beraktivitas
bekerja. Pasien usia muda dengan berlebihan, namun jika diiringi
gejala ringan cenderung prognosisnya dengan istrirahat yang benar dan
lebih baik, walaupun pasien cukup akan segera hilang kecuali ada
memberikan respons terhadap keluhan penyakit lainnya

54 Jurnal Kebidanan, Vol. X, No. 01, Juni 2018


Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur

Kategori umur Distribusi frekuensi Jumlah Persentase


(tahun) perlakuan kontrol (%)
< 45 2 1 3 7,5
46-50 5 2 7 17,5
51-55 4 4 8 20
56-60 6 7 13 32,5
> 60 3 6 9 22,5
Total 20 20 40 100

Tabel 2 . Distribusi freuensi responden berdasarkan jenis kelamin

Distribusi Frekuensi Persentase


Jenis Kelamin Jumlah
Perlakuan Kontrol (%)
Laki-laki 12 13 25 62,5
Perempuan 8 7 15 37,5
TOTAL 20 20 40 100

Tabel 3. Derajat keparahan myalgia responden

Derajat myalgia Distribusi frekuensi kejadian Persentase


Jumlah
(skor FLACC) Perlakuan Kontrol (%)
Ringan ( 1-2) - - - -
Sedang (3-5) 9 10 19 47,5
Berat (6-7) 11 10 21 52,5
Tak tertahankan (8-10) - - - -
TOTAL 20 20 40 100

Derajat keparaham myalgia diukur Derajat keparahan myalgia berdasarkan


menggunakan skala dengan parameter penelitian yang telah dilakuan kepada 40
Face, Lag, Activity, Cry and orang yang menderita myalgia,
Consolability, yang sering disingkat kebanyakan derajat keparahan myalgia
dengan FLACC. Skor /nilai yang di dapat tergolongan sedang hingga berat, hasil
dari masing-masing poin dijumlahkan, pengukuran dan penggolongan derajat
range nilai antara 0-10, kemudian myalgia disajikan pada tabel 3. Sebagian
dikategorikan menjadi 5 tingkatan besar masyarakat kampung Atsj pada
sebagai beriut : skor 0 : Tidak nyeri, 1-2 : kesehariaannya dalam bekerja lebih
Nyeri ringan, 3-5 : Nyeri sedang, 6-7 : menggunakan tenaga, hal ini akan
Nyeri berat, 8-10 : Nyeri yang tidak cenderung mengalami myalgia, namun
tertahankan (Marandina, 2014). pada beberapa kasus yang dijumpai

Jurnal Kebidanan, Vol. X, No. 01, Juni 2018 55


derajat tingkat keparahan myalgia tidak pemberian daun gatal derajat myalgia
tergolong dalam nyeri yang tidak masih dalam tingkat sedang-berat.
tertahankan, masih dalam taraf sedang – 3. Perbedaan Myalgia Sebelum dan
berat dengan skor penilaian skala Sesudah Pada Kelompok Perlakuan
FLACC berada pada range antara 5-7 Hasil uji perbedaan
pada awal pengukuran sebelum diberikan menggunakan Wilcoxon Signed Rank
perlakuan Test diperoleh nilai Z sebesar -4,026
2. Perbedaan Myalgia Sebelum dan dan nilai signifikansi sebesar 0,0001;
Sesudah Pada Kelompok Kontrol hasil ini membuktikan ada perbedaan
Hasil uji perbedaan yang bermakna derajat nyeri myalgia
menggunakan Wilcoxon Signed Rank sebelum dan sesudah pada kelompok
Test diperoleh nilai Z sebesar -1,732 perlakuan (sig = 0,0001). Hasil
dan nilai signifikansi sebesar 0,083; penelitian juga menunjukkan
hasil ini membuktikan terdapat diperolehnya nilai mean sebelum
perbedaan yang tidak signifikan pada sebesar 5,80 (yang dapat dikategorian
derajat nyeri myalgia sebelum dan dalam derajat myalgia sedang) dan
sesudah pada kelompok kontrol (sig = turun menjadi 2,70 (tergolong pada
0,083). derajat myalgia ringan). Berdasarkan
Hasil penelitian menunjukkan data penurunan derajat myalgia pada
nilai mean derajat myalgia sebelum kelompok perlakuan memperlihatkan
sebesar 5,65 dan turun menjadi 5,50 besarnya penurunan skala sebesar
pada kelompok kontrol menandakan 3,10. Berdasarkan data penurunan
terjadi penurunan rata-rata derajat derajat myalgia, kemudian dihitung
nyeri pada kelompok kontrol sebesar persen daya analgesiknya dengan cara
0,15. Besar penurunan derajat nyeri selisih skor FLACC setelah perlakuan
kemudian dihitung persen (%) daya dengan sebelum perlakuan dibagi
analgesik sebesar 2,65%. Berdasarkan dengan rata-rata skor/nilai FLACC
uji statistik menunjukkan bahwa menit ke-0 (sebelum diberi perlauan
pernurunan derajat myalgia dan daun gatal). Hasil yang diperoleh
persen daya analgesik pada kelompok menunjukan besarnya rata-rata daya
kontrol tidak menunjukkan perbedaan analgesik dari L decumana sebesar
yang bermakna. Hal ini menandakan 53,45%. Grafik perbedaan penurunan
bahwa penderita myalgia dengan nilai derajat myalgia pada kelompok
derajat sedang-berat tanpa adanya kontrol dan perlakuan dapat diamati

56 Jurnal Kebidanan, Vol. X, No. 01, Juni 2018


pada gambar 2. Sedangan untuk ini sendiri terkandung di dalam kelenjar
persen daya analgetik dapat dilihat „duri‟ pada permukaan daun. Saat „duri‟
pada gambar 3. tersebut mengenai tubuh, asam semut
dalam kelenjar itu terlepaskan dan
mempengaruhi terjadinya pelebaran pori-
pori tubuh. Pelebaran pori-pori ini
rupanya meransang peredaran darah.
Itulah sebabnya pemanfaat daun gatal
umumnya pegal-pegal mereka lenyap
ataupun merasa lebih baik.
4. Pengaruh Pemanfaatan Laportea
decumana (daun gatal) terhadap
Penderita Myalgia di Kampung ATJS
Gambar 2. Grafik Perubahan Nilai Skala Distrik ATSJ kabupaten Asmat
FLACC kontrol dan perlakuan sebelum dan
Propinsi Papua
sesudah pada penderita myalgia. Data yang
disajikan merupakan data rata-rata skala Hasil uji pemanfaatan obat daun
FLAC ± SEM.
gatal dengan menggunakan Mann-
Whitney Test diperoleh nilai Z sebesar
-5,388 dan nilai signifikansi sebesar
0,0001; hasil ini membuktikan adanya
pengaruh pemanfaatan daun gatal
terhadap nyeri pada penderita myalgia
(sig = 0,0001).
Hasil penelitian diketahui
diperoleh nilai rata-rata sesudah pada
kelompok perlakuan sebesar 2,70
sedangkan nilai rata-rata sesudah pada
Gambar 3. Grafik persen daya analgetik kelompok kontrol sebesar 5,50, jika
kontrol dan perlakuan L. decumana pada
penderita myalgia. Data yang disajikan saling diperbandingkan hasilnya
merupakan data rata-rata persen daya sangat jauh berbeda. Hal ini
analgetik ± SEM.
menunjukan bahwa pemanfaatan
Daun gatal memiliki kandungan L. decumana sangat efekti dalam
kimiawi seperti monoridin, tryptophan, meringankan / meredakan kondisi
histidine, alkaloid, flavonoid, asam myalgia dengan derajat eparahan
formiat dan authraguinones. Asam semut sedang.

Jurnal Kebidanan, Vol. X, No. 01, Juni 2018 57


Puro (2012) dalam hasil kabupaten Mimika yang kesemuanya
penelitiannya menyatakan daun gatal termasuk dalam satu famili yaitu:
sudah banyak dikembangkan secara Urticaceae. Ketiga jenis tersebut
farmakologi sebagai obat herbal, obat adalah Laportea decumana, Laportea
diuretik, penetral asam, anti interupta, dan Dendrocnide peltata.
inflamantori, penurun stress dan lain- Simaremare (2014) dalam
lain (Kavalali, 2003 dalam Puro, penelitiannya tentang Skrining
2012). Kandungan kimia yang Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Gatal
terdapat dalam tumbuhan mengambil (Laportea decumana (Roxb.) Wedd).
peran dalam memberi aktifitas Hasil penelitiannya menunjukkan
farmakologi yang berbeda. Hasil bahwa L. decumana positif
penelitian menunjukkan bahwa L mengandung senyawa golongan
decumana mengandung asam (seperti alkaloid, glikosida,
karbonat, kaffeat, kaffeolmalat, steroid/triterpenoid yang dapat mem-
klorogenat, format, silikat, fumarat, pengaruhi terjadinya pelebaran pori-
gliserat, malat, oksalat, posporat, pori tubuh dan merangsang peredaran
quinat, suksinat, treonat), amina darah (mengurangi rasa nyeri dan
(seperti asetilkolin, betain, kolin, pegal-pegal tubuh).
lesitin, histamin, serotonin dan Hasil penelitian Simaremare, dkk
glikoprotein), flavonoid (seperti (2015) tentang Studi Etnobotani
flavonol glikosida), anorganik Tumbuhan Daun Gatal di Kecamatan
(sampai 20% mineral termasuk Kwamkilama Kabupaten Mimik.
didalamnya kalsium, potassium dan Membandingkan efektivitas analgeti
silikon) dan lignin. dari salep daun gatal asal Biak dengan
Studi etnobotani tumbuhan daun Depapre, dimana ditemukan hasil
gatal di kecamatan Kwamkilama bahwa salep daun gatal asal Biak
kabupaten Mimika yang dilakukan lebih efektif dibandingkan salep asal
oleh Mom, dkk (2014), menemukan Depapre.
hasil dimana daun gatal dipergunakan Adapun faktor-faktor yang
sebagai pengobatan beberapa mempengaruhi dalam penelitian ini,
penyakit, upaya kesehatan, kegiatan dalam hal ini faktor jenis kelamin, di
berburu dan bahan sandang mana penilaian derajat nyeri masih
tradisional. Hasil penelitiannya tergolong subjektif karena mengingat
terdapat tiga jenis tumbuhan daun ambang batas nyeri dari masing-
gatal di kecamatan Kwangkilama masing pasien berbeda-beda, namun

58 Jurnal Kebidanan, Vol. X, No. 01, Juni 2018


demikian dengan adanya scoring DAFTAR PUSTAKA
menggunakan skala FLACC Anonim. 2015. Fibrimialgia dan Nyeri
Miofasial. Cetakan Kedua. Editor:
setidaknya dapat menseragamkan
Sjah Moehad, OK. Jakarta: Interna
penilaian derajat nyeri pada subjek Publishing.
Hadiwijaya, Slamet. 2011. Statistika
uji. Di samping faktor subjektifitas
Deskriptif, Parametrik,
subjek uji dalam merasakan / menilai Korelasional. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
derajat nyeri adapula faktor lain yang
Hidayat, Agung. 2008. Penatalaksanaan
dapat mempengaruhi hasil penelitian Nyeri. Jakarta: EGC.
Hidayat, Aziz Alimul. 2012. Metode
yaitu terkait bahan uji dalam hal ini
Penelitian Keperawatan dan
daun gatal yang digunakan meliputi Teknik Analisis Data. Edisi Revisi.
Jakarta: Salemba Medika.
kesegaran daun, lebar daun dan lama
Kuntono, Agus. 2005. Penatalaksanaan
penggosokan/aplikasi daun gatal pada Nyeri Otot. Jakarta: Semangat
Baru.
bagian yang mengalami myalgia.
Marandina, Bambang Adi. 2014.
“Pengkajian Skala Nyeri di Ruang
Perawatan Intensive: Literatur
PENUTUP
Review”. Volume 1. Nomor 1
L. decumana mempunyai aktivitas April 2014.
Mom, Samuel A. Langi, MA, Kainde,
analgetik dan terbukti signifikan dalam
RP. Dan Nurmawan, W. 2014.
menurunkan derajat nyeri pada penderita “Studi Etnobotani Tumbuhan
Daun Gatal di Kecamatan
myalgia di kampung Atsj Distrik Atsj, Kwamkilama Kabupaten Mimika”.
Kabupaten Asmat, Provinsi papua Skripsi (tidak diterbitkan).
Manado: Fakultas Pertanian
dari tingkat sedang ke rendah, dengan Universitas Sam Ratulangi.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.
nilai rata-rata daya analgesik dari L
Metodologi Penelitian Kesehatan.
decumana sebesar 53,45%. Aktivitas Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
analgetik L decumana perlu dilakukan Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian
penelitian lebih lanjut terkait zat aktif Ilmu Keperawatan: Pendekatan
Praktis, Edisi 3. Jakarta: Salemba
yang bertindak sebagai analgetik Medika.
Potter, Patricia A dan Anne G. Perry.
dan perlu dikembangakan adanya 2005. Fundamental of Nursing:
pembuatan sediaan analgetik topikal Concept, Process, and Practice.
Edisi Terjemahan. Jakarta: EGC.
dari ekstrak L decumana, dengan Potter, Patricia A dan Anne G. Perry.
2006. Fundamental Keperawatan.
mempertimbangkan syarat - syarat Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
sediaan topikal. EGC.

Jurnal Kebidanan, Vol. X, No. 01, Juni 2018 59


Puro, Imam. 2012. “Kajian Aktivitas
Antibakteri Daun Gatel (Laportea
decumana (Roxb.) Wedd.) dan
Daun Benalu Cengkeh”. Skripsi
(tidak diterbitkan). Bogor: Fakultas
Teknologi Pertanian Institut
Pertanian Bogor.
Simaremare, ES, Holle Elizabeth, Budi I
Made, Yabansabra YY. 2015.
“Analisis Perbandingan Efektifitas
Antinyeri Salep Daun Gatal dari
Simplia Laportea decumana Dan
Laportea sp.”. Pharmacy, Vol. 12.
No. 01 Juli 2015. Jayapura:
Fakultas Pertanian Universitas
Cenderawasih. Hlm. 1-10.
Simaremare, Eva Susanty. 2014.
“Skrining Fitokimia Ekstrak
Etanol Daun Gatal (Laportea
decumana (Roxb.) Wedd)”.
Pharmacy. Vol. 11 No. 01 Juni
2014. Jayapura: Fakultas Pertanian
Universitas Cenderawasih. Hlm.
98-106.
Sudibyo, Moeryati. 2008. Obat
Tradisional Indonesia. Jakarta:
Obor Indonesia.
Sugiyono. 2014. Statistika Untuk
Penelitian. Edisi Revisi. Cetakan
Kedua. Bandung: Alfabeta.
Weni, Pustaka. 2010. “Penatalaksanaan
Fisioterapi Pada Ny. N dengan
Nyeri Otot”. Karya Tulis Ilmiah
(tidak dipublikasikan). Surakarta:
Jurusan DIII Fisioterapi
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
WHO. 2009. Medicinal Plants in Papua
New Guinea. Manila. World
Health Organization, Regional
Office for the Western Pacific.

60 Jurnal Kebidanan, Vol. X, No. 01, Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai