Anda di halaman 1dari 4

ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

EFEK PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN


PERMUKAAN TERMESIN DARI BAHAN BAJA
KARBON PADA PROSES SEKRAP

Suhardi Napid, Abdul Haris Nasution, Muksin R. Harahap


Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Islam Sumatera Utara
suhardi.napid@uisu.ac.id; aharisnst@ft.uisu.ac.id; muksin.harahap@ft.uisu.ac.id

Abstrak
Tujuan riset ini untuk mengkaji pemakanan terhadap kekasaran permukan hasil pemesinan dari baja karbon.
Pengujian dilakukan dengan variasi pemakanan (feeding) 0,18 mm/s, 0,38 mm/s dan 0,58 mm/s dengan
kecepatan potong dan kedalaman potong konstan yang mana memiliki 18 spesimen terdiri dari 9 spesimen untuk
karbon rendah dan kemudian 9 spesimen karbon tinggi. Data yang dihasilkan dari eksperimen dianalisa dengan
menggunakan statistik. Hasil pemesinan dari eksperimen menunjukkan bahwa nilai kekasaran permukaan rata-
rata diperoleh pada kondisi pemotongan optimum pada baja karbon rendah adalah 5,45 m, 5,93 m, 6,93 m
dan kemudian dengan kondisi pemotongan optimum pada baja karbon tinggi 6.20 m, 7,30 m, 7,50 m. Oleh
karena itu, Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi pemotongan yang optimum untuk baja karbon
rendah memberikan kualitas permukaan hasil pemesinan lebih baik dibandingkan dengan kondisi pemotongan
optimum untuk baja karbon tinggi dan juga dibuktikan secara statistik.

Kata-Kata Kunci : Pemakanan, Permukaan, Kekasaran, Baja Karbon, Sekrap

I. Pendahuluan dengan mesin yang bergetar maka penyayatan tidak


terjadi disepanjang benda kerja (Daryanto,1992) .
Faktor yang mempengaruhi kekasaran permukaan Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan
adalah salah satunya pemakanan pada proses pengukuran dan penyetelan pada poros pengatur
pemesinan sekrap. Pemakanan ialah jarak yang mesin uji sesuai dengan standar sehingga dapat
ditempuh oleh pahat potong ketika seberapa tebal diperoleh hasil permukaan yang halus.
pahat potong melakukan pemakanan pada benda
kerja. Kualitas permukaan potong tergantung pada 1.2. Tujuan Penelitian
kondisi pemotongan. Pemakanan/feeding yang - Menentukan pengaruh pemakanan terhadap
terlalu besar akan mengakibatkan pahat mengalami kekasaran permukan hasil pemesinan dari baja
keausan cepat dengan konsekuensi cepat tumpul karbon rendah dan baja karbon tinggi.
sehingga mesin dapat bergetar dan proses - Mendapatkan hasil proses sekrap yang signifikan
penyayatan menjadi kasar sebaliknya pemakanan pada benda kerja karbon rendah dan tinggi serta
terlalu kecil maka sering sekali proses penyayatan dapat dianalisa melalui metode statistik.
tidak terjadi sepanjang benda kerja yang disekrap
mengakibatkan permukaan tidak sesuai dengan yang 1.3. Manfaat Penelitian
diharapkan. Proses sekrap dengan benda kerja Adapun manfaat yang dihasilkan melalui penelitian
karbon rendah dan tinggi menggunakan variasi adalah :
pemakanan akan diperoleh hasil pemesinan yang - Dengan persentase karbon yang berbeda dari baja
berbeda jika dihubungkan terhadap kekasaran karbon diperoleh pemakanan dan kekasaran
permukaan. Kualitas permukaan hasil penyekrapan permukaan yang diinginkan.
mendatar dapat dilihat dari kehalusan - Memberi masukan bagi pihak akademis dan
permukaannya. Semakin halus permukaannya maka industri efek pemakanan terhadap kehalusan
semakin baik pula kualitasnya, sehingga cukup permukaan dengan analisa statistik.
beralasan juga apabila kehalusan permukaan hasil
penyekrapan diperhatikan agar mendapatkan II. Tinjauan Pustaka
kualitas permukaan yang baik.
Mesin sekrap adalah suatu alat mesin perkakas
1.1 Perumusan Masalah dengan gerak utama lurus dan gerak putar dari motor
Pemakanan dapat dapat mempengaruhi listrik diubah menjadi gerak lurus melalui suatu
kekasaran permukaan pada proses sekrap mendatar. engkol sehingga mesin ini digunakan untuk
Pemakanan yang erlalu besar akan mengakibatkan mengubah dan membentuk permukaan bidang rata,
pahat cepat tumpul sehingga mesin dapat bergetar baik yang mendatar ataupun tegak. Mesin sekrap
dan proses penyayatan menjadi kasar sebaliknya dapat dipakai untuk mengerjakan sampai sepanjang
pemakanan terlalu kecil sering sekali proses 900 mm. Berpegang pada prinsip gerakan utama
penyayatan tidak terjadi sepanjang benda kerja yang mendatar, pada langkah pemakanan akan
di sekrap. Adapun masalah yang ditemukan yaitu menghasilkan geram/tatal dari benda kerja. Untuk
hasil penyekrapan tidak rata. Pahat cepat tumpul proses sekrap datar benda kerja yang terpasang pada
139 Buletin Utama Teknik Vol. 17, No. 2, Januari 2022
ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

ragum akan bergerak berlawanan dengan pahat, dengan kehalusan permukaan termesin yang
panjang langkah diatur dengan memutar poros dibutuhkan sehingga dapat dilihat korelasi antara
pengatur langkah yang akan memutar roda gigi kekasaran permukaan, radius pojok dan pemakanan
kerucut dan mengerakkan batang berulir yang seperti persamaan empiris berikut:
mengatur penggerak blok engkol (Mashudi, 1984)
2
0,0321 f
2.1 Pahat Sekrap Ra = (3)
rc
Dalam proses pemotongan menggunakan
cairan pendingin dan pahat sekrap rata kanan yaitu
gerakannya mendatar dengan arah potong dari kanan Vf = f . np (4)
ke kiri. Pahat sekrap merupakan perkakas terpenting
dari mesin sekrap yang fungsinya untuk memotong Dengan radius pojok pahat yang konstan seperti
benda kerja. Pahat bergerak relatif terhadap benda persamaan di atas akan diperoleh nilai kehalusan
kerja dengan mata potong tunggal dan membuang permukaan yang lebih baik bila terjadinya reduksi
sebagian dari material benda kerja atau pengurangan pemakananan pada saat proses
(Syamsir,1989).Pahat harus mampu menahan pada pemesinan berlangsung.
pelunakan tinggi, harus lebih keras dari benda kerja
dan memiliki ketahanan tinggi mengatasi retakan. 2.3 Persamaan Statistik

2.2 Kekasaran Permukaan H0: Tidak ada perubahan Raavg antara baja karbon
Kalpakjian (1995) menyatakan bahwa menentukan rendah dan tinggi
kekasaran permukaan dapat dilakukan dengan H1: Ada perbedaan Raavg antara baja karbon rendah
persamaan : dan tinggi

2
Ra =
𝑎+𝑏+𝑐+𝑑+⋯
(1)  ( X1 − X1 )
𝑛 S d1 = (5)
Ra = kekasaran rata-rata aritmatik n −1
Sd1 = Standar deviasi
(n − 1).Sd 1 + (n2 − 1) Sd 2
𝑎2 + 𝑏 2 +𝑐 2 +𝑑 2 2 2
Rq = √ (2)
𝑛 S 2
P = 1 (6)
Rq = kekasaran rata-rata kuadratik n1 + n2 − 2
n = jumalah pengukuran SP = Variansi Gabungan
Statistik Uji :
− −
X 1− X 2
Z = (7)
1 1
SP +
n1 n2

Gambar 1. Bentuk ketidakaturan permukaan


Sedangkan Dowson dan Kurfess (2004)
menyatakan pemakanan yang dilakukan sesuai

Tabel 1. Komposisi kimia dan sifat mekanik benda kerja


Jenis C Si Mn Kuat luluh Kuat tarik Kekerasan
(kg/mm2 ) (kg/mm2) Brinel
Baja karbon  0,3  0,1 0,25-0,45 18 - 20 32 - 36 95 - 100
rendah
Baja karbon  0,5  0,1  0,3 34 - 36 58 - 70 160 - 200
tinggi
Sumber : Pradya Paramita

Buletin Utama Teknik Vol. 17, No. 2, Januari 2022 140


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

2.4 Alat Sedangkan sebagai variabel pengontrol adalah :


- Kecepatan pemotongan
- Kedalaman potong

IV. Analisa Pembahasan

Kekasaran Permukaan
Gambar 2. Mesin Sekrap Datar
Feeding/pemakanan
Feeding 0.18 mm/s Feeding 0.38 mm/s

Gambar 4. Hubungan pemakanan dengan kekasaran


permukaan pada baja karbon rendah.

Kekasaran Permukaan

Feeding/Pemakanan
Gambar 3. Surface Test
Feeding 0.18 mm/s Feeding 0.38 mm/s
III. Metode Penelitian Gambar 5. Hubungan pemakanan dengan kekasaran
permukaan pada baja karbon tinggi.
Langkah eksperimen yang dilakukan adalah
persiapan alat dan bahan, pembentukan benda kerja, Gambar4 dengan variasi feeding/pemakanan
pelaksanaan pengujian dan penguikuran dimana 0,18 mm/s, 0,38 mm/s dan 0,58 mm/s dapat
sebagai subyek eksperimen dalam penelitian adalah mempengaruhi kondisi permukaan hasil pemesinan.
baja karbon rendah dan baja karbon tinggi. dengan Gbr.4. untuk feeding 0,18 mm/s yang berfungsi
dimensi ketebalan 15 mm2 dan panjang 50 mm sebagai finishing tentu memiliki nilaikekasaran lebih
berjumlah 18 batang. Bendakerja dalam proses kecil dari pada feeding 0.38 mm/s yang dipilih untuk
pemesinan sekrap dipotong/ disayat dengan antara finishing dan roughing begitu juga untuk
menggunakan pemakanan/feeding 0,18 mm/s feeding 0,58 mm/s untuk roughing.
(finishing), 0,38 mm/s (antara finishing dan Hal ini dikarenakan masalah pembentukan benda
roughing) dan 0,58 mm/s (roughing). Data kerja yang akan dipotong/disayat yang mana
permukaanhasil pemesinan diukur dengan alat berhubungan dengan roughing yang bertujuan
surface tester dengan 18 spesimen yang terdiri dari 9 mengurangi ukuran benda kerja secepat mungkin
spesimen baja karbon rendah dan 9 spesimen baja tanpa memperhatikan kualitas permukaan hasil
karbon tinggi untuk mengetahui nilai penyekrapan dan finishing dengan memperhatikan
kekasaran/kehalusan permukaan. Dari 9 spesimen kualitas permukaan. Dari kurva tersebut dapat
untuk baja karbon rendah dapat dipilh 3 kondisi dinyatakan bahwasanya feeding/pemakanan makin
pemotongan optimum begitu juga untuk baja karbon meningkat diikuti dengan nilai kekasaran permukaan
karbon tinggi kemudian dianalisa secara statistik. yang besar pula. Dengan kata lain pemakanan yang
rendah akan menghasilkan kualitas permukaan lebih
Variabel Penelitian baik. Gambar 5. Menunjukkan bahwa sifat kurvanya
Variabel yang perlu diamati dalam pelaksanaan identik dengan gambar 4 hanya saja nilai
penelitian ini antara lain yaitu : kekasarannya yang berbeda yaitu bertambah besar
- Pemakanan(feeding) yang mana disebabkan persentase karbon yang
- Kekasaran Permukaan berbeda dengan variasi feeding yang sama.

141 Buletin Utama Teknik Vol. 17, No. 2, Januari 2022


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

Gambar6. untuk kondisi pemotongan yang yang mana nilai 1,96 dapat diperoleh berdasarkan
optimum dengan kondisi kecepatan potong dan tabel yang telah ditentukan.
pemakanan yang sama yaitu V= 24 m/min dan 0.25
mm/s memiliki karakteristik yang sama yaitu Kriteria uji : Tolak H0 jika Z > Z 0, 025 atau Z<
pemakanan yang semakinbesar akan diperoleh suatu
nilai kekasaran permukaan meningkat yang mana − Z 0, 025
Gambar.6 menunjukkan bahwa nilai kekasaran Maka H0 diterima dimana tidak ada perbedaan yang
permukaan pada baja karbon rendah lebih kecil signifikan antara baja karbon rendah dan baja karbon
dibandingkan pada baja karbon tinggi disebabkan tinggi dam hubungan antara pemakanan dan
karena perbedaan persentase karbon yang berbeda. kekasaran permukaan seperti yang terlihat pada
gambar 6.

V. Kesimpulan
Kekasaran Permukaan

1. Pengaruh pemakanan dapat merubah kehalusan


permukaan yang mana makin besar pemakanan
dapat memberikan kekasaran permukaan lebih
besar seperti yang ditunjukkan pada gbr 4.5
dan 6 dengan spesimen baja karbon rendah dan
tinggi.
Feeding/Pemakanan
2. Pemotongan benda kerja pada proses sekrap
Baja Karbon Rendah
datar dilakukan dengan tahap roughing, antara
roughing dan finishing serta finishing
Gambar 6. Kondisi pemotongan optimum untuk baja menghasilkan kehalusan permukaan pada
karbon rendah dan baja karbon tinggi.
spesimen (benda uij) baja karbon rendah
dibandingkan spesimen baja karbon tinggi
disebabkan oleh persentase karbon pada baja
Melalui tabel data baja karbon rendah dan
karbon rendah lebih kecil.
tinggi dapat dianalisa secara statistik
3. Kondisi pemotongan yang optimum untuk baja
− − karbon rendah dan baja karbon tinggi seperti
X 1 = 6,1 dan X 2 = 7 ,0 pada gambar 6 dapat dilakukan analisa secara
statistik dengan hasil statistik uji adalah -1,515
berarti tidak ada perbedaan yang signifikan
− antara baja karbon rendah dan tinggi yang
2
 ( X1 − X ) mana dapat dilihat dengan menggunakan
S = = 0,755
d1 n −1 distribusi normal.

Daftar Pustaka
S = 0,7
d2
[1]. BE.Mashudi, 1984, Mesin Sekrap Dalam
(n − 1).Sd 1 + (n2 − 1) Sd 2
2 2
S 2
P = 1 Industry Logam, Bina Aksara.
n1 + n2 − 2 [2]. Daryanto, 1992,Mesin Perkakas Bengkel,
Rineka Cipta.
[3]. Dowson Ty and Thomas R.Kurfess, 2004,
S P = 0,53 = 0,728 Tool Life were rate and surface quality in
head turning, Journal of materials processing
Statistik uji : technology.
− − [4]. Harsono, 2000, Teknik Pengelasan
X 1− X 2 LogamPradya Paramita Jakarta.
Z= = −1,515 [5]. Kalpakjian, 1995,Srope manufacturing and
1 1
SP + Technology.
n1 n2 [6]. Syamsul A.Muin,1989, Dasar Perancangan
Perkakas dan Mesin-Mesin.

α = 0,05 ; Z  = Z
0,025 = 1,96
2

Buletin Utama Teknik Vol. 17, No. 2, Januari 2022 142

Anda mungkin juga menyukai