Napid, Dkk. (2022)
Napid, Dkk. (2022)
Abstrak
Tujuan riset ini untuk mengkaji pemakanan terhadap kekasaran permukan hasil pemesinan dari baja karbon.
Pengujian dilakukan dengan variasi pemakanan (feeding) 0,18 mm/s, 0,38 mm/s dan 0,58 mm/s dengan
kecepatan potong dan kedalaman potong konstan yang mana memiliki 18 spesimen terdiri dari 9 spesimen untuk
karbon rendah dan kemudian 9 spesimen karbon tinggi. Data yang dihasilkan dari eksperimen dianalisa dengan
menggunakan statistik. Hasil pemesinan dari eksperimen menunjukkan bahwa nilai kekasaran permukaan rata-
rata diperoleh pada kondisi pemotongan optimum pada baja karbon rendah adalah 5,45 m, 5,93 m, 6,93 m
dan kemudian dengan kondisi pemotongan optimum pada baja karbon tinggi 6.20 m, 7,30 m, 7,50 m. Oleh
karena itu, Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi pemotongan yang optimum untuk baja karbon
rendah memberikan kualitas permukaan hasil pemesinan lebih baik dibandingkan dengan kondisi pemotongan
optimum untuk baja karbon tinggi dan juga dibuktikan secara statistik.
ragum akan bergerak berlawanan dengan pahat, dengan kehalusan permukaan termesin yang
panjang langkah diatur dengan memutar poros dibutuhkan sehingga dapat dilihat korelasi antara
pengatur langkah yang akan memutar roda gigi kekasaran permukaan, radius pojok dan pemakanan
kerucut dan mengerakkan batang berulir yang seperti persamaan empiris berikut:
mengatur penggerak blok engkol (Mashudi, 1984)
2
0,0321 f
2.1 Pahat Sekrap Ra = (3)
rc
Dalam proses pemotongan menggunakan
cairan pendingin dan pahat sekrap rata kanan yaitu
gerakannya mendatar dengan arah potong dari kanan Vf = f . np (4)
ke kiri. Pahat sekrap merupakan perkakas terpenting
dari mesin sekrap yang fungsinya untuk memotong Dengan radius pojok pahat yang konstan seperti
benda kerja. Pahat bergerak relatif terhadap benda persamaan di atas akan diperoleh nilai kehalusan
kerja dengan mata potong tunggal dan membuang permukaan yang lebih baik bila terjadinya reduksi
sebagian dari material benda kerja atau pengurangan pemakananan pada saat proses
(Syamsir,1989).Pahat harus mampu menahan pada pemesinan berlangsung.
pelunakan tinggi, harus lebih keras dari benda kerja
dan memiliki ketahanan tinggi mengatasi retakan. 2.3 Persamaan Statistik
2.2 Kekasaran Permukaan H0: Tidak ada perubahan Raavg antara baja karbon
Kalpakjian (1995) menyatakan bahwa menentukan rendah dan tinggi
kekasaran permukaan dapat dilakukan dengan H1: Ada perbedaan Raavg antara baja karbon rendah
persamaan : dan tinggi
−
2
Ra =
𝑎+𝑏+𝑐+𝑑+⋯
(1) ( X1 − X1 )
𝑛 S d1 = (5)
Ra = kekasaran rata-rata aritmatik n −1
Sd1 = Standar deviasi
(n − 1).Sd 1 + (n2 − 1) Sd 2
𝑎2 + 𝑏 2 +𝑐 2 +𝑑 2 2 2
Rq = √ (2)
𝑛 S 2
P = 1 (6)
Rq = kekasaran rata-rata kuadratik n1 + n2 − 2
n = jumalah pengukuran SP = Variansi Gabungan
Statistik Uji :
− −
X 1− X 2
Z = (7)
1 1
SP +
n1 n2
Kekasaran Permukaan
Gambar 2. Mesin Sekrap Datar
Feeding/pemakanan
Feeding 0.18 mm/s Feeding 0.38 mm/s
Kekasaran Permukaan
Feeding/Pemakanan
Gambar 3. Surface Test
Feeding 0.18 mm/s Feeding 0.38 mm/s
III. Metode Penelitian Gambar 5. Hubungan pemakanan dengan kekasaran
permukaan pada baja karbon tinggi.
Langkah eksperimen yang dilakukan adalah
persiapan alat dan bahan, pembentukan benda kerja, Gambar4 dengan variasi feeding/pemakanan
pelaksanaan pengujian dan penguikuran dimana 0,18 mm/s, 0,38 mm/s dan 0,58 mm/s dapat
sebagai subyek eksperimen dalam penelitian adalah mempengaruhi kondisi permukaan hasil pemesinan.
baja karbon rendah dan baja karbon tinggi. dengan Gbr.4. untuk feeding 0,18 mm/s yang berfungsi
dimensi ketebalan 15 mm2 dan panjang 50 mm sebagai finishing tentu memiliki nilaikekasaran lebih
berjumlah 18 batang. Bendakerja dalam proses kecil dari pada feeding 0.38 mm/s yang dipilih untuk
pemesinan sekrap dipotong/ disayat dengan antara finishing dan roughing begitu juga untuk
menggunakan pemakanan/feeding 0,18 mm/s feeding 0,58 mm/s untuk roughing.
(finishing), 0,38 mm/s (antara finishing dan Hal ini dikarenakan masalah pembentukan benda
roughing) dan 0,58 mm/s (roughing). Data kerja yang akan dipotong/disayat yang mana
permukaanhasil pemesinan diukur dengan alat berhubungan dengan roughing yang bertujuan
surface tester dengan 18 spesimen yang terdiri dari 9 mengurangi ukuran benda kerja secepat mungkin
spesimen baja karbon rendah dan 9 spesimen baja tanpa memperhatikan kualitas permukaan hasil
karbon tinggi untuk mengetahui nilai penyekrapan dan finishing dengan memperhatikan
kekasaran/kehalusan permukaan. Dari 9 spesimen kualitas permukaan. Dari kurva tersebut dapat
untuk baja karbon rendah dapat dipilh 3 kondisi dinyatakan bahwasanya feeding/pemakanan makin
pemotongan optimum begitu juga untuk baja karbon meningkat diikuti dengan nilai kekasaran permukaan
karbon tinggi kemudian dianalisa secara statistik. yang besar pula. Dengan kata lain pemakanan yang
rendah akan menghasilkan kualitas permukaan lebih
Variabel Penelitian baik. Gambar 5. Menunjukkan bahwa sifat kurvanya
Variabel yang perlu diamati dalam pelaksanaan identik dengan gambar 4 hanya saja nilai
penelitian ini antara lain yaitu : kekasarannya yang berbeda yaitu bertambah besar
- Pemakanan(feeding) yang mana disebabkan persentase karbon yang
- Kekasaran Permukaan berbeda dengan variasi feeding yang sama.
Gambar6. untuk kondisi pemotongan yang yang mana nilai 1,96 dapat diperoleh berdasarkan
optimum dengan kondisi kecepatan potong dan tabel yang telah ditentukan.
pemakanan yang sama yaitu V= 24 m/min dan 0.25
mm/s memiliki karakteristik yang sama yaitu Kriteria uji : Tolak H0 jika Z > Z 0, 025 atau Z<
pemakanan yang semakinbesar akan diperoleh suatu
nilai kekasaran permukaan meningkat yang mana − Z 0, 025
Gambar.6 menunjukkan bahwa nilai kekasaran Maka H0 diterima dimana tidak ada perbedaan yang
permukaan pada baja karbon rendah lebih kecil signifikan antara baja karbon rendah dan baja karbon
dibandingkan pada baja karbon tinggi disebabkan tinggi dam hubungan antara pemakanan dan
karena perbedaan persentase karbon yang berbeda. kekasaran permukaan seperti yang terlihat pada
gambar 6.
V. Kesimpulan
Kekasaran Permukaan
Daftar Pustaka
S = 0,7
d2
[1]. BE.Mashudi, 1984, Mesin Sekrap Dalam
(n − 1).Sd 1 + (n2 − 1) Sd 2
2 2
S 2
P = 1 Industry Logam, Bina Aksara.
n1 + n2 − 2 [2]. Daryanto, 1992,Mesin Perkakas Bengkel,
Rineka Cipta.
[3]. Dowson Ty and Thomas R.Kurfess, 2004,
S P = 0,53 = 0,728 Tool Life were rate and surface quality in
head turning, Journal of materials processing
Statistik uji : technology.
− − [4]. Harsono, 2000, Teknik Pengelasan
X 1− X 2 LogamPradya Paramita Jakarta.
Z= = −1,515 [5]. Kalpakjian, 1995,Srope manufacturing and
1 1
SP + Technology.
n1 n2 [6]. Syamsul A.Muin,1989, Dasar Perancangan
Perkakas dan Mesin-Mesin.
α = 0,05 ; Z = Z
0,025 = 1,96
2