Anda di halaman 1dari 10

Socio Humanus Vol. 3 No.

1 (Januari 2021)
Hal: 43-52
http://ejournal.pamaaksara.org/index.php/sohum DOI:

ISSN (Online):

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI


DENGAN KECENDERUNGAN AGRESI
VERBAL PADA REMAJA PENGGUNA
MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

Helma Oktaviani1(*), Yuninda Tria Ningsih


1
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang
(*)
helmaoktavia16@gmail.com

ABSTRACT
This research uses quantitative methods with a quantitative correlational research design. The
population in this study were adolescence who using Instagram, who were spread across Indonesia.
The sampling technique used purposive sampling. The samples in this research amounted to 391
adolescents who using Instagram. In collecting data this research using the self-control scale and
verbal aggression scale. Data analysis used the product-moment correlations technique, the result
of the data analysis were sig=-0.302 (sig<0.05), which meant that there is a negative
relationship between self-control and tendency of verbal aggression in adolescent using social media
Instagram.
Keywords: Self-control, Verbal Aggression, Teenager, Instagram Users

ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian yang
digunakan kuantitatif korelasional. Populasi pada penelitian ini adalah remaja
pengguna instagram yang tersebar di Indonesia, teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling dengan jumlah subyek 391 orang remaja pengguna
instagram. Dalam pengambilan data ini menggunakan skala kontrol diri dan skala
agresi verbal Analisis data menggunakan teknik product moment correlation. Hasil
analisis data didapatkan korelasi sebesar sig= -0.302 (sig<0.05) yang artinya
terdapat hubungan yang negatif antara kontrol diri dengan kecenderungan agresi
verbal pada remaja pengguna media sosial Instagram.
Kata Kunci: Kontrol Diri, Agresi Verbal, Remaja, Pengguna Instagram
44 Socio Humanus 3 (1) Januari 2021
43-52

PENDAHULUAN
Pengguna Instagram di Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya,
perkembangan teknologi dan koneksi internet mempermudah setiap
kalangan mengakses media sosial ini. Berdasarkan data statistik yang
dipaparkan Napoleonchat.com di Indonesia saat ini tercatat pengguna aktif
instagram sebanyak 61 juta jiwa (kompas.com). Yang kebanyakan
penggunanya merupakan remaja dan mereka lebih aktif berkomentar atau
berkativitas dibandingkan dengan orang dewasa (Tempo-Institute.org).
Menurut Santrock (2003) remaja merupakan masa perkembangan setiap
individu, dimana terjadi transisi dari masa anak-anak menuju dewasa,
Sarwono (2018) menjelaskan bahwa untuk mendefinisikan remaja
seharusnya disesuaikan dengan kebudayaan setempat, sehingga di Indonesia
sendiri digunakan batasan usia 11-24 tahun, dengan beberapa
pertimbangan.
Remaja menjadikan instagram tak hanya menjadi ruang pribadi tetapi
juga dijadikan ruang publik, mereka banyak menghabiskan waktu untuk
mengunggah foto atau video, sekedar melihat-lihat (scrolling) beranda atau
eksplore, berkomentar di akun teman, akun meme, akun artis/selebgram, dll.
(Prihatiningsih, 2017). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Mahendra
(2017) Instagram yang menjadi salah satu media eksistensi bagi remaja juga
digunakan untuk tindakan yang buruk,salah satunya adalah agresivitas.
Biasanya agresi yang dilakukan seseorang secara online yang terjadi di media
sosial Instagram sendiri berbentuk verbal, pesan tertulis melalui kolom
komentar, DM langsung,atau pesan verbal melaui video yang berisi
penyerangan terhadap seseorang, menyindir lewat caption, dll. Korbannya
bisa saja jadi orang yang dikenal, seseorang yang terkenal, kelompok sosial
tertentu, atau orang yang sama sekali tidak dikenal. Pyzalski (2011)
menyatakan agresi secara online yang dilakukan oleh individu melalui sosial
media bisa secara langsung, lewat pengiriman pesan kasar dan secara tidak
langsung menyebarkan gossip dan mengunggah konten negatif.
Buss & Perry (1992) menyatakan perilaku agresi verbal merupakan
suatu tindakan yang dilakukan untuk menyakiti, mengancam, atau
membahayakan orang lain yang menjadi sasaran tersebut secara verbal
melalui kata-kata, seperti memaki, menolak berbicara, menyebar fitnah, dan
tidak memberikan dukungan, serta bersikap sarkastik. Dalam komunikasi
digital para pelaku biasanya tidak mengakui secara eksplisit mereka telah
menghina, mengolok-ngolok orang lain seolah itu hanya lelucon atau
humor semata. Beberapa agresi verbal bahkan dikriminalisasikan (seperti
fitnah, pencermaran nama baik, pemerasan, atau ujaran kebencian).
Biasanya agesi verbal yang lebih ringan dilakukan penggunaan kata-kata
Helma Oktaviani, Yuninda Tria Ningsih 45
Hubungan antara Kontrol Diri dengan Kecenderungan Agresi Verbal pada Remaja…

kotor atau bahasa yang tidak sopan (Veszelski, 2017). Berdasarkan


wawancara yang peneliti lakukan terhadap 20 orang pengguna instagram 14
orang di antaranya mengaku pernah melakukan agresi secara verbal melalui
akun Instagram yang mereka miliki.
Hal itu dilakukan karena mereka merasa tidak suka dengan postingan
yang ada, ingin mendebat pendapat orang lain, bercandaan,dll. Mereka
melakukan hal tersebut tidak memikirkan konsekuensi yang akan terjadi,
lupa menahan diri,dan merasa terprovokasi melihat postingan yang dirasa
menyindir. Baumeister dalam Krahe (2013) menyatakan dalam keadaan
terprovokasi orang dengan kontrol diri yang rendah akan memiliki kesulitan
pengendalian agresi. Kontrol diri merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi agresivitas verbal seseorang, dimana kontrol diri merupakan
hal internal penghambat pelepasan kecenderungan respons agresi (Krahe,
2013). Menurut Zahri (2017) terjadinya tindakan agresif karena seseorang
tidak dapat mengendalikan emosi yang ada dalam dirinya, sehingga adanya
stimulus yang memicu perilaku amarah akan sangat mudah muncul.
Baumeister (2018) menyatakan bahwa kontrol diri merupakan kemampuan
seseorang untuk mengubah dan mengarahkan tingkah laku tertentu, yang
didalamnya termasuk pikiran, emosi,tindakan secara sadar, terutama dalam
mengendalikan dorongan dan melawan suatu stimulus tertentu.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rosalinda & Satwika (2019) pada
Siswa SMK X di Gresik terdapat korelasi negatif antara kontrol diri dengan
perilaku agresi verbal, oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian
terkait hubungan antara kontrol diri dengan agresi verbal pada remaja
pengguna Instagram karena belum ada yang melakukan penelitian terkait
variabel ini di Platform Instagram dan berdsarkan fenomena yang telah
dipaparkan sebelumnya, dengan judul penelitian “Hubungan antara kontrol
diri dengan kecenderungan agresi verbal pada remaja pengguna sosial media
Instagram”.

METODE
Pada penelitian ini digunakan teknik penelitian kuantitatif korelasional.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kontrol Diri dan Variabel
terikatnya adalah Agresi verbal. Populasi pada penelitian ini adalah remaja
pengguna sosial media Instagram yang ada di Indonesia. Sampel yang
digunakan adalah no probably sampling teknik purposive sampling yaitu
pengambilan sampel berdasarkan karakteristik atau kriteria tertentu yang
telah ditetapkan oleh peneliti (Sugiyono, 2013) pada kriteria subyek
penelitian ini yaitu Remaja pengguna real account Instagram dan Pengguna
aktif Instagram. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
46 Socio Humanus 3 (1) Januari 2021
43-52

Likert.Instrumen penelitian ini terdiri dari skala kontrol diri oleh


Gandawijaya (2017) yang disusun berdasarkan aspek kontrol diri milik
Baumeister (2002) sebanyak 27 aitem. Untuk skala Agresi Verbal disusun
oleh peneliti sendiri berdasarkan aspek yang dikemukakan Invante (1986),
yaitu: character attact,competition attact,insult,malediction, provanity, teasing, ridicule,
dan non verbal emblem, yang validitasnya menggunakan professional judgement
dan diuji coba oleh peneliti sendiri terhadap 162 subyek, dengan daya
diskriminasi sebesar 0.4, sehingga didapatkan 30 aitem yang valid, Analisis
yang digunakan untuk mengukur reliabilitas skala kontrol diri dalam
penelitian ini yaitu Cronbach’s Alpha dengan menggunakan bantuan program
SPSS, pengujian reliabilitas didapatkan nilai koefisien reliabilitas sebesar α =
0.939 dan pada skala kontrol diri reliablitasnya α = 0.931. Analisis data yang
digunakan pada penelitian ini adalah Product Moment Correlation Coefficient,
yang dikemukakan oleh Pearson, yang didasarkan hasil analisis statistik yang
telah dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk menggambarkan korelasi
atau hubungan antara dua variabel atau lebih yang sama berjenis rasio atau
interval (Winarsunu, 2012). Pada penelitian ini terdapat 391 orang subyek
dari berbagai daerah yang ada di Indonesia yang merupakan remaja dengan
rentang usia 13-24 tahun pengguna sosial media Instagram, diantaranya
terdapat 86.6 % perempuan dan 13.4% pria, yang datanya didapatkan
melalui penyebaran angket lewat Google Form.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh skor hipotetik dan skor
empirik dari skala kontrol diri dan skala agresi verbal, rata-tata hipotetik
dari skala kontrol diri sebesar 67.5 dan agresi verbal sebesar 75, sedangkan
untuk rata-rata empirik skala kontrol diri sebesar 70.85 dan rata-rata
empirik agresi verbal sebesar 51.66. Melalui kategorisasi skala kontrol diri
didapatkan, 8 orang (2.0%) berada pada kategori rendah, 339 (86.7%)
berada pada kategori sedang, dan 44 (11.3 %) berada pada kategori tinggi,
sehingga dapat dilihat bahwa kontrol diri pada subyek dalam penelitian ini
banyak berada di tingkatan yang sedang.
Tabel 1.
Kriteria Kategori Skala Kontrol Diri Dan Distribusi Skor Subyek
Subyek
Standar deviasi Skor Kategorisasi F (∑) (%)
X< M-1SD X< 54 Rendah 8 2%
M-1SD≤ X<M+ 1SD 54≤X<81 Sedang 339 86.7%
M+1SD≤X 81≤X Tinggi 44 11.3 %
Jumlah 391 100%
Helma Oktaviani, Yuninda Tria Ningsih 47
Hubungan antara Kontrol Diri dengan Kecenderungan Agresi Verbal pada Remaja…

Berdasarkan hasil pengkategorian skala agresi verbal (lihat Tabel 2.)


didapatkan subyek sebanyak 298 (76.2%) orang berada pada kategori
rendah, 93 orang (23.8 %) beradapada kategori sedang, dan 0 (%/) berada
pada kategori agresi verbal yang tinggi. Jadi dapat disimpulkan tingkat agresi
verbal dalam penelitian ini berada paling banyak ditingkatan yang sedang.
Tabel 2.
Kategorisasi Skala Agresi Verbal dan Distribusi Skor Subyek
Subyek
Standar Deviasi Skor Kategorisasi F(∑) (%)
X< M-1SD X<60 Rendah 298 76.2%
M-1SD≤ X<M+ 1SD 60≤X90 Sedang 93 23.8 %
M+1SD≤X 90≤X Rendah 0 0%
Jumlah 391 100 %

Pada penelitian ini dilakukan uji asumsi terlebih dahulu untuk


menentukan analisis uji statistik yang akan digunakan,uji normalitas dalam
penelitian ini menggunakan uji statistik one sample Kolmogorov smirnov.
Tabel 3.
Hasil Uji Normalitas
No. Variabel Mean SD K-SZ Assymp sig. (2-tailed) Keterangan
1 Kontrol Diri 70.85 8.494 0.996 0.275 Normal
2 Agresi verbal 51.66 9.753 0.967 0.307 Normal

Hasil uji normalitas variabel kontrol diri didapatkan nilai p = 0.275


(p> 0.05), kemudian variabel agresi verbal didapatkan uji normalitas sebesar
p = 0.307 (p> 0.05) yang artinya bahwa sebaran data kedua variabel
terdistribusi dengan normal.
Tabel 4.
Hasil uji Linearitas
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
(Combined) 7124.781 145 158.328 1.822 .002
Between Linearity 3389.362 1 3389.362 39.014 .000
Agresi Verbal Groups Deviation from
3735.419 44 84.896 .977 .517
Kontrol Diri Linearity
Within Groups 29972.329 345 86.876
Total 37097.110 390

Kemudian dilakukan uji linearitas, dan didapatkan nilai F-linearity


dengan F= 39.014, dan nilai p=0.00 (p<0.05) (lihat tabel 4). Sehingga dapat
dinyatakan asumsi kedua variabel dapat terpenuhi, dengan kata lain terdapat
hubungan yang linear antara kontrol diri dengan perilaku agresi verbal. Uji
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data Product
48 Socio Humanus 3 (1) Januari 2021
43-52

moment dari pearson dengan banttuan aplikasi SPSS, dari hasil uji hipotesis
yang dilakukan didapatkan nilai signifikansi sebesar diperoleh r=1 pada
pearson correlation dengan signifikansi (p) = -.302 yang menandakan Ha
diterima dan Ho ditolak.
Tabel 5.
Hasil Uji Hipotesis
Kontrol Diri Agresi Verbal
Pearson Correlation 1 -.302**
Kontrol Diri Sig. (2-tailed) .000
N 391 391
Pearson Correlation -.302** 1
Agresi Verbal Sig. (2-tailed) .000
N 391 391

Hasil ini memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang sempurna


antara kontrol diri dan perilaku agresi verbal dengan arah korelasi
berlawanan. Berdasarkan hasil ini, bisa disimpulkan bahwa terdapat
hubungan negatif dan signifikan antara kontrol diri dengan kecenderungan
perilaku agresi verbal remaja pengguna sosial media Instagram. Yang
artinya semakin tinggi kontrol diri yang dimiliki seseorang semakin rendah
kecenderungan perilaku agresi verbalnya, begitu juga sebaliknya (ha
diterima dan ho ditolak).
Pembahasan
Krahe (2013) menyatakan bahwa perilaku agresi salah satunya
dipengaruhi oleh kontrol diri, sejalan dengan konsep tersebut hasil utama
dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara kontrol
diri dengan kecenderungan agresi verbal pada remaja pengguna media sosial
instagram, hal ini berarti bahwa semakin tinggi kontrol diri maka semakin
rendah kecenderungan agresi verbal pada remaja pengguna sosial media
Instagram, dan juga sebaliknya, jika kontrol diri rendah maka semakin
tinggi kecenderungan agresi verbal pada remaja pengguna sosial media
instagram, temuan penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya, yaitu adanya hubungan negatif antara kontrol diri
dan agresi (Hastuti, 2018).
Deskripsi data penelitian berdasarkan kategorisasi, menunjukkan
tingkat kecenderungan agresi verbal pada remaja penggua instagram berada
paling banyak dikategori rendah, artinya mereka memiliki kecenderungan
yang kecil atau rendah untuk melakukan agresi verbal, seperti perilaku
penyerangan karakter, penyerangan kompetensi,penghinaan, mengutuk,
berkata kotor, mengolok-olok, mengejek, serta menunjukkan isyarat buruk
disosial media instagram, berbeda dengan fenomena yang telah peneliti
Helma Oktaviani, Yuninda Tria Ningsih 49
Hubungan antara Kontrol Diri dengan Kecenderungan Agresi Verbal pada Remaja…

paparkan sebelumnya dimana agresi verbal terlihat banyak dilakukan oleh


remaja, hal ini bisa saja disebabkan oleh faktor lain, seperti faktor
situasional, dan faktor kepribadian yang didalamnya mencakup gender
(Krahe, 2005) pada penelitian ini terdapat subyek wanita sebanyak (86.3%)
dan pria (13.7%), berdasarkan temuan penelitian yang dilakukan oleh
Merdekasari (2017) terhadap remaja laki-laki dan perempuan di SMPN 1
Kasmeran Ngawi hasilnya menunjukkan adanya perbedaan tingkat agresi
pria yang lebih tinggi dibanding wanita, sehingga bisa juga menjadi salah
satu faktor mengapa pada penelitian ini rata-rata subyek memiliki
kecenderungan agresi verbal rendah ketika bermain sosial media instagram
karena pada penelitian ini didominasi wanita. Agresi verbal sendiri menurut
Invante (1986) merupakan bentuk perilaku seseorang yang dilakukan untuk
menyakiti atau melukai orang lain melalui verbal atau kata-kata. Dalam
komunikasi digital biasanya para pelaku tidak mengakui secara eksplisit
mereka telah menghina, mengolok-olok orang lain seolah itu hanya lelucon
semata, biasanya kecenderungan seseorang melakukan agresi verbal yang
terlihat disosial media ditunjukan dengan saling berkomentar jahat (Eliani,
2018).
Deskripsi data penelitian ini juga menunjukkan bahwa kategorisasi
skor subyek pada kontrol diri berada paling banyak pada kategori sedang,
yang berarti remaja pengguna sosial media Instagram memiliki
kecenderungan untuk menghambat atau menahan setiap perilakunya, akan
tetapi di situasi dan kondisi tertentu mereka juga bisa lepas kendali dan bisa
lupa mengontrol tindakannya . Kontrol diri merupakan kemampuan untuk
menyusun, membimbing, mengatur, dan mengarahkan bentuk perilaku
yang dapat membawa kearah konsekuensi yang positif (Ghufron &
Risnawati, 2010). Kontrol diri seseorang perkembangannya dapat
dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri, yaitu usia dan
kematangan kognitif ,semakin bertambahnya usia seseorang maka kontrol
dirinya akan semakin baik.
Kemudian kematangan kognitif, remaja yang sejatinya telah mencapai
tahapan pemikiran formal operation dianggap sudah mampu
mempertimbangkan konsekuensi yang ada dari setiap tindakan yang akan
dilakukannya, oleh karena itu kematangan kognitif dapat mempengaruhi
kontrol diri seseorang dalam mengambil tindakan dan pertimbangan sosial
sebelum memunculkan suatu perilaku. Kontrol diri juga dipengaruhi oleh
lingkungan keluarga terutama ayah dan ibu atau pengasuh yang
memberikan didikan terhadap individu tersebut (Ghufron & Risnawati,
2010). Accocela dalam Pradini (2014) menyatakan bahwa kontrol diri ini
merupakan suatu potensi yang ada pada setiap individu, yang dapat
dikembangkan, digunakan untuk menghadapi situasi lingkungan, mereduksi
50 Socio Humanus 3 (1) Januari 2021
43-52

efek-efek psikologis yang negatif sebelum melakukan tindakan. Kemudian


Hastuti (2018) juga menyatakan kontrol diri dapat membantu seseorang
mengabaikan dorongan agresinya, ketika kontrol diri melemah maka agresi
akan meningkat dan ketika kontrol diri seseorang kuat maka disanalah
agresinya menurun. Hal ini diperkuat melalui temuan penelitian yang
dilakukan oleh Dewall, et. al. (2012) ia menyatakan bahwa mekanisme
neural pada otak dalam meregulasi emosi dan kontrol kognitif pada kontrol
diri dapat mengurangi agresi seseorang, terjadinya tindakan agresi karena
seseorang tidak mampu mengendalikan emosi yang ada pada dirinya,
sehingga adanya stimulus yang memicu amarah akan mudah muncul.
Accocela dalam Pradini (2017) menjelaskan bahwa penting bagi
individu untuk memiliki kontrol diri yang berkelanjutan, dikarenakan
individu merupakan makhluk sosial yang hidup secara berkelompok
sehingga ia harus mengontrol dirinya agar tidak mengganggu kenyamanan
orang lain. Kontrol diri yang baik juga penting bagi individu dalam bersosial
media, karena kontrol diri dapat memberikan penyadaran bagi individu
terhadap konsekuensi berbahaya atas tindakan yang dilakukan sehingga ia
dapat mengontrol emosi dan perilakunya (Muna & Astuti, 2014). Hal ini
juga berlaku bagi remaja ketika bermain Instagram. Orang-orang yang
memiliki standar-standar, pengawasan, serta kapasitas untuk berubah tentu
akan memudahkan ia mengontrol emosi dan impuls terhadap stimulus dari
setiap postingan dan konten yang ada. Ketika ada stimulus yang tidak ia
sukai dan bersifat provokativ maka ia akan mengarahkan dirinya untuk
bersikap dan berperilaku lebih positif sesuai dengan nilai-nilai atau norma
yang ada, sehingga tidak merugikan diri sendiri atau orang lain melalui
pesan yang dilontarkan atau diketiknya lewat sosial media Instagram.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa remaja pengguna
instagram pada penelitian ini memiliki tingkat kecenderungan agresi verbal
yang rendah dan tingkat kontrol diri yang sedang. Pada penelitian ini
ditemukan adanya hubungan antara kontrol diri dengan kecenderungan
agresi verbal pada remaja pengguna sosial media instagram.

KESIMPULAN
Pada penelitian ini ditemukan remaja pengguna sosial media instagram
sebagian besar memiliki tingkat kecenderungan agresi verbal yang rendah
artinya mereka memiliki tingkat kecenderungan untuk melakukan agresi
verbal rendah atau kecil, namun ada juga yang memiliki tingkat
kecenderungan agresi verbal yang sedang yang artinya mereka memiliki
tingkat kecenderungan agresi verbal tidak tinggi atau tidak rendah .
Helma Oktaviani, Yuninda Tria Ningsih 51
Hubungan antara Kontrol Diri dengan Kecenderungan Agresi Verbal pada Remaja…

Pada penelitian ini juga menunjukkan tingkat kontrol diri remaja


pengguna sosial media Instagram sebagian besar berada pada tingkat
kategori sedang yang artinya mereka memiliki tingkat kontrol diri yang tidak
tinggi tetapi juga tidak rendah, dan sebagian tinggi yang artinya mereka
memiliki kapasitas yang tinggi untuk mengontrol perilakunya .
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara
kontrol diri dan kecenderungan agresi verbal pada remaja pengguna sosial
media instagram, Ini membuktikan bahwa Ha dalam penelitian ini diterima
yang artinya semakin tingi tingkat kontrol diri maka semakin rendah tingkat
kecenderungan agresi verbal pada remaja pengguna sosial media Instagram,
dan juga sebaliknya.

REFERENSI
Baumeister, R.F.(2018). Self-Regulation and Self Control. New York:
Routledge
Buss, Arnold H & Mark Perry. (1992). The Agression Questionnaire.
Journal of Personality and Social Psychology, 63(3), 452-459
Eliani,Jenni, Yuniardi M.Salis, Masturah Alifah Nabilah. (2018). Fanatisme
dan Perilaku Agresivitas Verbal di Sosial Media pada Penggemar Idola
K-Pop I. Journal Penelitian Psikologi, 3(1) 59-72. Doi:
http://dx.doi.org/10.21580/pjpp.v3i1.2442
Denson, T.F., Dewall, C.n., Finkel, E.J. (2012). Self-Control and
Aggression. Current Directions in Psychological Science. 21(1) 20-25
Gandawijaya, Leonardus Edwin. (2017). Hubungan Antara Kontrol Diri
dan Agresi Elektronik pada Pengguna Media Sosial di Masa Transisi
Menuju Dewasa. Skripsi Psikologi: Universitas Dharma Yogyakarta
Ghufron & Risnawati. (2010). Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media Group
Infante,Dominic A & Charles J.Wigley III. (1986). Verbal Agresiveness: An
Interpersonal Model and Measure. Journal Communication
Monograph. (53), 1-10
Krahe, B. (2013). The Social Psychology of Agression. 2nd edition. Psychology
Press.
Mahendra, Bimo.(2017). Eksistensi Sosial Remaja dalam Instagram.Journal
Visi Komunikasi.16(01) 151-160
Mardiyah, Fatimah. (2018). Pengguna Sosial Media di Indonesia. Diakses
dari Https://tempo-institute.org/berita/presentase-pengguna-media-
sosial/. pada 20 Januari 2020
Merdekasari, Arih & Moh. Toriqu; Chaer. (2017). Perbedaan perilaku
Agresi Antara Siswa Laki-Laki dan Siswa Perempuan di SMPN 1
52 Socio Humanus 3 (1) Januari 2021
43-52

Kasmeran Ngawi. Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling. Vol.3 no. 1


juni 2017 hal 53-60
Pertiwi, wahyunanda Kusuma. (2019). SebanyakInikah Jumlah Penggun
Instagram di Indonesia .Diakses dari
Https://amp.kompas.com/tekno/read/2019/12/23/14020057/
sebanyak-inikah-jumlah-pengguna-instagram-di-indonesia. pada 2 april
2020
Pradini,A.G. (2017). Pengaruh Konformitas Teman Sebaya Dan Kontrol
Diri Terhadap Perilaku Pembelian Impulsif Mahasiswa Rantau Asal
Nusa Tenggara Timur di Surabaya.
Prihatiningsih, Witanti. (2017). Motif Penggunaan Media Sosial Instagram
Di Kalangan Remaja. Jurnal Communication VIII. (1), 51-65
Pyzalsky,J. (2011). Electronic Agression Among Adolescents: An Old
House with a New Facade (or Even a Number of House). In E
Dunkles, G-M. Franberg, & C Hallgren,Youth Culture and Net
Culture: Online Social Practices (pp287-295). Hersey,United States:
Information Science Reference
Rosalinda,Resty dan Yohana Wuri Satwika.(2019). Hubungan Antara
Kontrol Diri dengan Agresi Verbal pada Siswa kelas X SMK “X”
Gresik. Jurnal Penelitian Psikologi. Vol 6, no. 2
Sugiyono.( 2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Winarsunu. (2012).Statistik dalam Penelitian Psikologi Pendidikan. Malang:
UMM Perss
Zahri, Hayati & Ira Savira. (2017). Pengaruh Self-Control Terhadap
Agresivitas Remaja Pada Pelajar SMP dan SMU di Sekolah Perguruan
Nasional. Jurnal JP3Sdm
Santrock,J.(2013). Childhood Development. 14th Edition, New York McGraw-
Hill Education.
Sarwono, Sarlito W. (2018). Psikologi Remaja Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali
Pers.

Anda mungkin juga menyukai