229-Article Text-1177-2-10-20210715
229-Article Text-1177-2-10-20210715
1 (Januari 2021)
Hal: 43-52
http://ejournal.pamaaksara.org/index.php/sohum DOI:
ISSN (Online):
ABSTRACT
This research uses quantitative methods with a quantitative correlational research design. The
population in this study were adolescence who using Instagram, who were spread across Indonesia.
The sampling technique used purposive sampling. The samples in this research amounted to 391
adolescents who using Instagram. In collecting data this research using the self-control scale and
verbal aggression scale. Data analysis used the product-moment correlations technique, the result
of the data analysis were sig=-0.302 (sig<0.05), which meant that there is a negative
relationship between self-control and tendency of verbal aggression in adolescent using social media
Instagram.
Keywords: Self-control, Verbal Aggression, Teenager, Instagram Users
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian yang
digunakan kuantitatif korelasional. Populasi pada penelitian ini adalah remaja
pengguna instagram yang tersebar di Indonesia, teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling dengan jumlah subyek 391 orang remaja pengguna
instagram. Dalam pengambilan data ini menggunakan skala kontrol diri dan skala
agresi verbal Analisis data menggunakan teknik product moment correlation. Hasil
analisis data didapatkan korelasi sebesar sig= -0.302 (sig<0.05) yang artinya
terdapat hubungan yang negatif antara kontrol diri dengan kecenderungan agresi
verbal pada remaja pengguna media sosial Instagram.
Kata Kunci: Kontrol Diri, Agresi Verbal, Remaja, Pengguna Instagram
44 Socio Humanus 3 (1) Januari 2021
43-52
PENDAHULUAN
Pengguna Instagram di Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya,
perkembangan teknologi dan koneksi internet mempermudah setiap
kalangan mengakses media sosial ini. Berdasarkan data statistik yang
dipaparkan Napoleonchat.com di Indonesia saat ini tercatat pengguna aktif
instagram sebanyak 61 juta jiwa (kompas.com). Yang kebanyakan
penggunanya merupakan remaja dan mereka lebih aktif berkomentar atau
berkativitas dibandingkan dengan orang dewasa (Tempo-Institute.org).
Menurut Santrock (2003) remaja merupakan masa perkembangan setiap
individu, dimana terjadi transisi dari masa anak-anak menuju dewasa,
Sarwono (2018) menjelaskan bahwa untuk mendefinisikan remaja
seharusnya disesuaikan dengan kebudayaan setempat, sehingga di Indonesia
sendiri digunakan batasan usia 11-24 tahun, dengan beberapa
pertimbangan.
Remaja menjadikan instagram tak hanya menjadi ruang pribadi tetapi
juga dijadikan ruang publik, mereka banyak menghabiskan waktu untuk
mengunggah foto atau video, sekedar melihat-lihat (scrolling) beranda atau
eksplore, berkomentar di akun teman, akun meme, akun artis/selebgram, dll.
(Prihatiningsih, 2017). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Mahendra
(2017) Instagram yang menjadi salah satu media eksistensi bagi remaja juga
digunakan untuk tindakan yang buruk,salah satunya adalah agresivitas.
Biasanya agresi yang dilakukan seseorang secara online yang terjadi di media
sosial Instagram sendiri berbentuk verbal, pesan tertulis melalui kolom
komentar, DM langsung,atau pesan verbal melaui video yang berisi
penyerangan terhadap seseorang, menyindir lewat caption, dll. Korbannya
bisa saja jadi orang yang dikenal, seseorang yang terkenal, kelompok sosial
tertentu, atau orang yang sama sekali tidak dikenal. Pyzalski (2011)
menyatakan agresi secara online yang dilakukan oleh individu melalui sosial
media bisa secara langsung, lewat pengiriman pesan kasar dan secara tidak
langsung menyebarkan gossip dan mengunggah konten negatif.
Buss & Perry (1992) menyatakan perilaku agresi verbal merupakan
suatu tindakan yang dilakukan untuk menyakiti, mengancam, atau
membahayakan orang lain yang menjadi sasaran tersebut secara verbal
melalui kata-kata, seperti memaki, menolak berbicara, menyebar fitnah, dan
tidak memberikan dukungan, serta bersikap sarkastik. Dalam komunikasi
digital para pelaku biasanya tidak mengakui secara eksplisit mereka telah
menghina, mengolok-ngolok orang lain seolah itu hanya lelucon atau
humor semata. Beberapa agresi verbal bahkan dikriminalisasikan (seperti
fitnah, pencermaran nama baik, pemerasan, atau ujaran kebencian).
Biasanya agesi verbal yang lebih ringan dilakukan penggunaan kata-kata
Helma Oktaviani, Yuninda Tria Ningsih 45
Hubungan antara Kontrol Diri dengan Kecenderungan Agresi Verbal pada Remaja…
METODE
Pada penelitian ini digunakan teknik penelitian kuantitatif korelasional.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kontrol Diri dan Variabel
terikatnya adalah Agresi verbal. Populasi pada penelitian ini adalah remaja
pengguna sosial media Instagram yang ada di Indonesia. Sampel yang
digunakan adalah no probably sampling teknik purposive sampling yaitu
pengambilan sampel berdasarkan karakteristik atau kriteria tertentu yang
telah ditetapkan oleh peneliti (Sugiyono, 2013) pada kriteria subyek
penelitian ini yaitu Remaja pengguna real account Instagram dan Pengguna
aktif Instagram. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
46 Socio Humanus 3 (1) Januari 2021
43-52
moment dari pearson dengan banttuan aplikasi SPSS, dari hasil uji hipotesis
yang dilakukan didapatkan nilai signifikansi sebesar diperoleh r=1 pada
pearson correlation dengan signifikansi (p) = -.302 yang menandakan Ha
diterima dan Ho ditolak.
Tabel 5.
Hasil Uji Hipotesis
Kontrol Diri Agresi Verbal
Pearson Correlation 1 -.302**
Kontrol Diri Sig. (2-tailed) .000
N 391 391
Pearson Correlation -.302** 1
Agresi Verbal Sig. (2-tailed) .000
N 391 391
KESIMPULAN
Pada penelitian ini ditemukan remaja pengguna sosial media instagram
sebagian besar memiliki tingkat kecenderungan agresi verbal yang rendah
artinya mereka memiliki tingkat kecenderungan untuk melakukan agresi
verbal rendah atau kecil, namun ada juga yang memiliki tingkat
kecenderungan agresi verbal yang sedang yang artinya mereka memiliki
tingkat kecenderungan agresi verbal tidak tinggi atau tidak rendah .
Helma Oktaviani, Yuninda Tria Ningsih 51
Hubungan antara Kontrol Diri dengan Kecenderungan Agresi Verbal pada Remaja…
REFERENSI
Baumeister, R.F.(2018). Self-Regulation and Self Control. New York:
Routledge
Buss, Arnold H & Mark Perry. (1992). The Agression Questionnaire.
Journal of Personality and Social Psychology, 63(3), 452-459
Eliani,Jenni, Yuniardi M.Salis, Masturah Alifah Nabilah. (2018). Fanatisme
dan Perilaku Agresivitas Verbal di Sosial Media pada Penggemar Idola
K-Pop I. Journal Penelitian Psikologi, 3(1) 59-72. Doi:
http://dx.doi.org/10.21580/pjpp.v3i1.2442
Denson, T.F., Dewall, C.n., Finkel, E.J. (2012). Self-Control and
Aggression. Current Directions in Psychological Science. 21(1) 20-25
Gandawijaya, Leonardus Edwin. (2017). Hubungan Antara Kontrol Diri
dan Agresi Elektronik pada Pengguna Media Sosial di Masa Transisi
Menuju Dewasa. Skripsi Psikologi: Universitas Dharma Yogyakarta
Ghufron & Risnawati. (2010). Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media Group
Infante,Dominic A & Charles J.Wigley III. (1986). Verbal Agresiveness: An
Interpersonal Model and Measure. Journal Communication
Monograph. (53), 1-10
Krahe, B. (2013). The Social Psychology of Agression. 2nd edition. Psychology
Press.
Mahendra, Bimo.(2017). Eksistensi Sosial Remaja dalam Instagram.Journal
Visi Komunikasi.16(01) 151-160
Mardiyah, Fatimah. (2018). Pengguna Sosial Media di Indonesia. Diakses
dari Https://tempo-institute.org/berita/presentase-pengguna-media-
sosial/. pada 20 Januari 2020
Merdekasari, Arih & Moh. Toriqu; Chaer. (2017). Perbedaan perilaku
Agresi Antara Siswa Laki-Laki dan Siswa Perempuan di SMPN 1
52 Socio Humanus 3 (1) Januari 2021
43-52