Anda di halaman 1dari 6

Mata Kuliah : Psikologi Dewasa dan Lansia

Dosen Pengampu : 1. Dr. Muh Daud, M.Si

2. Eka Sufartianingsih Fajar, S.Psi.,M.Psi.,Psikolog

REVIEW FILM

HANUM DAN RANGGA

DISUSUN OLEH :

ANDI FAUZIAH NURAZISAH


220701501008
B/02

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
1. Apa permasalahan yang terjadi didalam rumah tangga hanum dan rangga?
Dalam rumah tangga Hanum dan Rangga, muncul serangkaian permasalahan yang telah
menjalar dan tumbuh semakin banyak seiring berjalannya waktu. Akar dari permasalahan
ini dapat ditemukan dalam ketegangan yang terus-menerus timbul di antara mereka.
Ketegangan ini dipicu oleh perbedaan sudut pandang yang mereka miliki, serta mereka
juga masing-masing memprioritaskan ego dan kepentingan pribadi.

Konflik semakin menjadi ketika terjadi salah pengertian antara Hanum dan Rangga sering
kali terjadi. Kurangnya komunikasi yang efektif antara keduanya menjadi akar penyebab
salah paham ini. Mereka seringkali berbicara dalam pandangan yang berbeda, sehingga
menghasilkan interpretasi yang berbeda pula. Tingginya rasa ego yang mereka miliki
membuat sulit bagi keduanya untuk mencari titik temu atau berusaha untuk lebih
memahami perspektif satu sama lain.

Selain itu, permasalahan dalam rumah tangga ini semakin rumit dengan fakta bahwa
Hanum, sebagai seorang istri, kadang-kadang melupakan kewajibannya dalam
memelihara hubungan dan mendukung Rangga. Hal ini disebabkan oleh kesibukannya
yang melibatkan pekerjaan di luar rumah yaitu di GNTV. Keterlibatannya yang sangat
dalam dalam dunia pekerjaan membuatnya sering absen dalam peran sebagai istri yang
mendukung dan peduli terhadap suaminya. Rangga, dalam situasi ini, merasa sangat
diabaikan dan tidak mendapatkan perhatian yang ia butuhkan. Semua konflik ini telah
menciptakan ketegangan yang mengancam kestabilan rumah tangga Hanum dan Rangga.

2. Bagaimana konflik bisa muncul? Mengapa?


Kisah ini bermula ketika Hanum diberi peluang untuk menjalani magang di sebuah
stasiun TV di New York yang dipimpin oleh seorang direktur Indonesia yang telah lama
menjadi panutan dan idolanya. Keputusan ini diambil pada saat Hanum dan Rangga
bersiap-siap untuk pergi ke Eropa, namun akhirnya, Rangga memutuskan untuk menunda
rencana perjalanan tersebut demi memberikan dukungan penuh kepada Hanum. Seiring
berlalunya waktu, peran Rangga dalam menjaga Sarah, anak dari Azzima, mulai
menimbulkan keraguan di benak Hanum, yang kemudian membawa prasangka negatif
terhadap suaminya. Prasangka ini semakin menguat ketika Hanum menerima sebuah foto
yang menunjukkan Rangga dan Azzima berada bersama di sebuah apartemen, situasi
yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam karena keduanya bukan mahram.
Namun, sebaliknya, Rangga pun mengalami salah paham. Dia merasa curiga ketika
melihat Hanum menolak tawaran Rangga untuk makan siang bersama, dan kemudian
melihat istrinya pergi makan siang bersama Andi, atasannya di tempat kerja. Hal ini
semakin memperumit hubungan mereka, dengan prasangka dan ketidakpercayaan yang
tumbuh di antara Hanum dan Rangga, mempengaruhi kepercayaan dan stabilitas dalam
pernikahan mereka.

3. Ambil 1 teori perkembangan dewasa yang dapat dijadikan sebagai landasan untuk
menjelaskan konflik perkawinan yang terjadi dalam film Hanum & Rangga!
Teori perkembangan psikososial "Intimacy vs Isolation" karya Erikson memberikan
pandangan yang dalam mengenai tahap perkembangan pada awal hingga pertengahan
usia dewasa. Dalam tahap ini, individu dihadapkan pada konflik batin yang melibatkan
perjuangan antara keinginan untuk membentuk hubungan yang akrab dan intim dengan
orang lain, terutama dalam konteks hubungan intimasi pasangan, serta rasa takut akan
terisolasi atau isolasi yang biasa disebut kesendirian (Gold, 1995).

Ketika berbicara tentang pernikahan, yang sering diidentifikasi dengan kedekatan


emosional dan komitmen, individu dihadapkan pada tugas yang kompleks. Mereka harus
membangun fondasi kepercayaan yang kuat di dalam hubungan mereka, serta
menghadapi dan mengatasi masalah bersama sebagai tim. Konflik muncul ketika individu
merasakan ketakutan akan terisolasi, merasa terpinggirkan, atau khawatir tentang
kehilangan identitas pribadi saat mereka berusaha memperkuat ikatan hubungan yang
lebih dalam. (Astutik, 2020)

Untuk menjaga dan mempertahankan hubungan yang intim, individu harus memahami
bagaimana mengatasi perbedaan pendapat, membangun dan memelihara rasa saling
percaya, serta menyesuaikan diri dengan dinamika kehidupan pernikahan. Dalam konteks
film ini, teori Erikson ini memberikan wawasan yang relevan terkait dengan konflik yang
terjadi, yang melibatkan perjuangan untuk memelihara hubungan yang intim dan
ketakutan akan kesendirian sebagai tema sentral dalam alur cerita.
4. Jelaskan bagaimana perkembangan religiusitas dari tokoh Hanum dan Rangga?
Jelaskan pengaruhnya terhadap konflik yang terjadi!
Dalam film ini, Hanum dan Rangga merupakan karakter-karakter Muslim yang menjalani
kehidupan mereka di Amerika Serikat. Aspek religiusitas yang ditampilkan dalam film ini
yaitu seringkali menunjukkan kewaspadaan dalam hal kontak fisik dengan individu yang
bukan mahram, seperti menghindari bersalaman atau bersentuhan tangan dengan lawan
jenis.

Selain itu, Rangga terlihat sering membantu anak Azzima dalam pemahaman agama. Ini
termasuk mengajari mereka mengaji dan membaca Quran, menunjukkan komitmen
mereka terhadap pendidikan agama. Namun, yang menciptakan konflik dalam cerita
adalah kebiasaan Rangga yang rutin mengunjungi apartemen milik Azzima, yang mana
mereka bukan mahram satu sama lain. Meskipun tujuannya adalah untuk membantu atau
berkunjung dengan niat baik, tindakan ini menimbulkan kesalahpahaman dalam pikiran
Hanum. Hanum melihat situasi ini sebagai tidak sejalan dengan ajaran agama mereka,
karena terdapat batasan-batasan dalam Islam tentang pergaulan antara jenis kelamin yang
tidak sah mahram.

Penafsiran yang berbeda mengenai tindakan Rangga dan dampaknya pada hubungan
mereka menjadi elemen kunci dalam konflik yang terjadi dalam cerita. Hal ini
menggambarkan bagaimana nilai-nilai agama dan budaya dapat mempengaruhi persepsi
individu dan menyebabkan ketegangan dalam hubungan suami-istri.

5. Jelaskan makna yang Anda dapatkan dari film tersebut!


Film ini tidak hanya menggambarkan pandangan terhadap Islam dalam sebuah
lingkungan asing, tetapi juga menyoroti aspek yang lebih mendalam dalam hubungan
pasangan. Dari sudut pandang agama, film ini menyoroti bagaimana keyakinan agama
seseorang dapat menghadapi tantangan dan perbedaan ketika mereka tinggal di luar
negeri. Namun, di luar konteks agama, pesan yang lebih umum dan berlaku bagi semua
pasangan adalah pentingnya saling pemahaman.

Pesan yang bisa diambil adalah perlunya komunikasi yang kuat dalam hubungan.
Terlepas dari latar belakang budaya atau agama, pasangan perlu mengembangkan
keterampilan komunikasi yang efektif. Ini termasuk kemampuan untuk mendengarkan
dengan teliti, mengungkapkan perasaan dan pemikiran dengan jujur, serta bersedia untuk
mencari pemahaman terhadap perspektif pasangan. Penting juga untuk merendahkan ego
masing-masing dalam situasi konflik atau kesalahpahaman.

Ketika masalah muncul dalam hubungan, penanganan yang paling baik adalah dengan
berbicara dan mencari solusi bersama. Diskusi yang terbuka dan jujur memungkinkan
pasangan untuk mengungkapkan perasaan, kekhawatiran, dan harapan mereka. Ini
membantu mencegah terjadinya kesalahpahaman yang dapat merusak hubungan. Dengan
begitu, film ini mengingatkan kita semua akan pentingnya komunikasi yang sehat dan
kemauan untuk memahami pasangan kita dengan lebih baik, sehingga hubungan kita
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Gold, J. M., & Rogers, J. D. (1995). Intimacy and isolation: A validation study of
Erikson's theory. Journal of Humanistic Psychology, 35(1), 78-86.

Astutik, P., Santoso, H. D., & Mutmainnah, Y. (2020). Perkembangan Psikososial Franny
dalam Novel Comanche Magic (1994) karya Catherine Anderson: Keintiman atau
Isolasi?. In Prosiding Seminar Nasional Unimus (Vol. 3).

Anda mungkin juga menyukai