Anda di halaman 1dari 19

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam

Volume x, Nomor x, xxxx, xx-xx


Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung
https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/irsyad

Dampak Perselingkuhan Terhadap Keutuhan Rumah Tangga


Afifah Nur Azizah1, Amalia Putrina Ilmawati2, Amanda Nuha Hafiyah3,
Annisa Awaliyah Husnul Khotimah4, Athaya Farah Nursyahla5, Cinta
Khoerunisa6, Dita Salsa Puspita7, Fadli Muhammad Yusuf 8
Jurusan Bimbingan Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung
*Email : acounsadit@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak terhadap keutuhan
rumah tangga khususnya dampak perselingkuhan orang tua terhadap
psikologis anak. Penelitian ini dilakukan terhadap narasumber yang bernama
Annisa Mutmainah pada tanggal 28 November 2022 yang merupakan korban
perselingkuhan orang tua. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
kualitatif dengan teknik wawancara. Dampak yang dialami Annisa
Mutmainah akibat perselingkuhan orang tuanya (ayahnya) adalah Pertama.
Berubahnya persepsi anak tentang cinta. Kedeua, merasa marah. Ketiga,
Mengakibatkan hilangnya ketentraman rumah tangga. Keempat, Merasa
insecure, karena tidak memiliki sosok ayah. Kelima, Merasa kurang kasih
saying dari seorang ayah. Keenam, Merasa diasingkan dari lingkungan, baik
keluarga maupun karib kerabat lainnya. Ketujuh, Menjadi lebih tertutup.
Kedelapan, Merasa tidak beruntung dalam menjalani kehidupan.
Kata Kunci : Perselingkuhan; Dampak Perselingkuhan; Teknik Konseling
Keluarga.

ABSTRACT
This study aims to determine the impact on household integrity,
especially the impact of parents' infidelity on children's psychology. This
research was conducted on an informant named Annisa Mutmainah on
November 28 2022 who was a victim of her parents' infidelity. The research
method used is a qualitative method with interview techniques. The impact
that Annisa Mutmainah experienced as a result of the infidelity of her
parents (her father) was First. Changing the child's perception of love.
Second, feel angry. Third, resulting in the loss of household tranquility.

Diterima: Desember 2022. Disetujui: Desember 2022. Dipublikasikan: Desember 1


2022
Kelompok 5

Fourth, Feeling insecure, because you don't have a father figure. Fifth,
Feeling less affection from a father. Sixth, feeling alienated from the
environment, both family and other close relatives. Seventh, Become more
closed. Eighth, Feeling unlucky in life.
Keywords : Affair; Impact of the Affair; Family Counseling Techniques.

PENDAHULUAN

Manusia diciptakan dengan potensi hidup berpasang-pasangan,


dimana dalam pergaulan hidupnya dimasyarakat tidak dapat terlepas dari
ketergantungan anatara manusia dengan yang lainnya. Hidup bersama
merupakan salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik
kebutuhan fisiologi, psikologi, sosial, maupun religi. Bagi seorang laki-laki
maupun seorang perempuan yang mencapai usia tertentu, mereka tidak akan
terlepas dari kebutuhan tersebut. Sehingga, untuk dapat memenuhi seluruh
kebutuhan tersebut seseorang dianjurkan menikah

Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara laki-laki dan perempuan


sebagai suami istri untuk membentuk keluarga selamanya yang berdasar
kepada kepercayaan dan keyakinan yang sama (Ilham, et.al, 2018).
Pernikahan dalam Islam adalah sebuah perkara yang dianjurkan untuk
menjaga kelangsungan hidup manusia sampai datangnya hari kiamat
(Santoso, 2016), seperti dalam Firman Allah swt QS. An-Nahl ayat/16:72
yang berbunyi:

ِ َ‫ت ۚ َأفَبِ ْالب‬


‫اط< ِل‬ ِ ‫اج ُك ْم بَنِينَ َو َحفَ< َدةً َو َرزَ قَ ُك ْم ِمنَ الطَّيِّبَ<<ا‬
ِ ‫َوهَّللا ُ َج َع َل لَ ُك ْم ِم ْن َأ ْنفُ ِس ُك ْم َأ ْز َواجًا َو َج َع َل لَ ُك ْم ِم ْن َأ ْز َو‬
َ‫ت هَّللا ِ هُ ْم يَ ْكفُرُون‬
ِ ‫يُْؤ ِمنُونَ َوبِنِ ْع َم‬

Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan
memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman
kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?"

Kehidupan berumah tangga melalui pernikahan merupakan salah satu


lembaran hidup yang akan dilalui oleh setiap manusia. Saat itulah
kedewasaan pasangan suami istri sangat dituntut demi mencapai kesuksesan
dalam membina bahtera rumah tangga. Pasangan yang menikah akan saling
membentuk intimasi, afeksi, dan dukungan satu sama lainnya, adanya rasa
saling menghargai serta rasa saling menyayangi. Apabila hal tersebut
terpenuhi, maka akan terciptanya kepuasan dalam perkawinan (Bee dan
Mitchael, dalam Theresia, 2002), namun tidak semua harapan-harapan
2 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam xx(x) (xxxx) xx-xx
Dampak Perselingkuhan Terhadap Keutuhan Rumah Tangga

tersebut dapat diperoleh. Salah satu masalah yang sering muncul dalam
perkawinan adalah masalah yang berhubungan dengan ketidakjujuran
pasangan. Ketidakjujuran dalam perkawinan adalah suatu bentuk
perselingkuhan atau penyelewengan sebagai bentuk ketidaksetiaan pada
pasangan. Setiap orang memberikan sebutan berbeda-beda mengenai
perselingkuhan yaitu affair, penyelewengan, extramarital, dan sebagainya.
Semua kata tersebut memiliki pengertian yang sama seperti dijelaskan oleh
Nath (2011), affair adalah melibatkan kedekatan emosional dan kegiatan
seksual yang dilakukan oleh salah satu pasangan yang telah menikah dengan
orang lain yang bukan pasangannya secara resmi.

Trend perselingkuhan banyak terjadi dalam kehidupan keluarga.


Perselingkuhan merupakan salah satu aspek kehidupan keluarga dan sering
menjadi sumber permasalahan. Perselingkuhan seorang suami merupakan
bentuk penyimpangan tindakan anggota keluarga dilakukan tanpa
sepengetahuan istrinya, demikian juga sebaliknya. Perselingkuhan dilakukan
di berbagai aspek kehidupan keluarga, seperti keuangan, kebijakan
keputusan, seksual, persahabatan, hubungan dengan orang tua, pekerjaan, dan
sebagainya. Perselingkuhan biasanya ditandai dengan perubahan sikap.
Perubahan sikap paling nyata dan sering terjadi dalam kasus perselingkuhan
adalah kecenderungan untuk merahasiakan sesuatu, bertindak defensif
(bersikap bertahan), dan berbohong. Beberapa kasus perselingkuhan yang
terjadi pada suami yang tergolong orang-orang terkenal, misalnya adalah Bill
Clinton dengan Monica Lewinsky, seorang tenar dunia Pavarotti dengan
wanita bernama Niccoleta Mantovani, Benyamin Netanyahu dengan salah
seorang penasehatnya, dan Donald Trumph dengan Marla. Dari kasus-kasus
ini yang pada akhirnya mengalami perceraian ialah Donald Trumph
sedangkan yang lain-lainya tetap kembali pada istrinya (Swara Kartini, April
2000).

Di Indonesia, menurut data statistik dari Direktorat Jenderal


Pembinaan Peradilan Agama Tahun 2005 lalu, misalnya, ada 13.779 kasus
perceraian yang bisa dikategorikan akibat selingkuh; 9.071 karena gangguan
orang ketiga, dan 4.708 akibat cemburu. Persentasenya mencapai 9,16 % dari
150.395 kasus perceraian tahun 2005 atau 13.779 kasus. Alhasil, dari 10
keluarga yang bercerai, satu diantaranya karena selingkuh, setiap 2 jam ada
tiga pasang suami istri bercerai gara-gara selingkuh (Mualim, 2007). Mualim
(2007), petugas pengadilan agama di Tulungagung, mengungkapkan ada 200-
250 kasus perceraian yang diproses pengadilan agama Tulungagung setiap
bulannya. Kebanyakannya akibat dipicu oleh perselingkuhan. Selain itu,
Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam xx(x) (xxxx) xx-xx 3
Kelompok 5

penelitian yang pernah dilakukan Nugraha (dalam Rini, 2007) di klinik


pasutrinya, terhadap 200-an orang pasiennya. Menunjukkan hasil 4 dari 5
pria eksekutif melakukan perselingkuhan. Perbandingan selingkuh pria dan
wanita pun berbanding 5:2. Padahal data ini diperoleh dari yang mengaku
saja. Bahkan perceraian karena selingkuh itu jauh melampaui perceraian
akibat poligami tidak sehat yang hanya 879 kasus atau 0.58% dari total
perceraian tahun 2005. Menurut Munti (2007) perceraian gara-gara selingkuh
juga 10 kali lipat dibanding perceraian karena penganiayaan yang hanya 916
kasus atau 0,6 %. Dan perselingkuhan itu diperkirakan akan naik.

Perselingkuhan selalu meninggalkan dampak negatif karena


perselingkuhan ini akan memengaruhi seluruh aspek dalam kehidupan
perempuan sebagai seorang istri. Berbagai perasaan negatif yang amat peka
dialami dalam waktu bersamaan. Kemarahan, perasaan kehilangan hingga
tidak berdaya tidak jarang menyebabkan perubahan suasana hati yang
berlangsung cepat. Hal ini dapat terjadi dalam kurun waktu yang tidak
sebentar sehingga menyebabkan istri merasa terkuras tenaganya dan hal ini
sama sekali tidak mudah untuk dilalui. Menurut Zalafi (2005), perasaan yang
paling intens terjadi adalah kesedihan dan perasaan kehilangan yang
mengakibatkan istri menjadi menutup diri kepada orang lain).

Masalah yang terjadi dalam suatu keluarga akan berdampak terhadap


perkembangan mental dan perilaku anak situasi keluarga yang tidak
harmonis, hubungan keluarga yang tidak sehat, kasih sayang, dukungan dan
penerimaan yang ditujukan oleh orang tua mempengaruhi perkembangan
emosional remaja, sosial, dan juga intelektual (Hurlock, 1991). Jadi
perselingkuhan yang dilakukan oleh seorang ayah atau suami akan
menimbulkan masalah di dalam keluarga, sehingga menjadi suatu tekanan
dan gangguan bagi remaja. Tekanan dan gangguan tersebut dapat
mempengaruhi perkembangan emosional anak khususnya remaja, seperti
meningkatnya sensitivitas dimana remaja akan lebih mudah untuk marah atau
menangis. Pengaruh lainnya adalah terhadap cara bergaul remaja di
lingkungan yang menjadi terlalu bebas. Juga terhadap perkembangan
intelektualnya, seperti menurunnya prestasi akademis di sekolah (Rodriguez
& Arnold, 1998).

Agar mempermudah penelitian, maka disusunlah pertanyaan sebagai


berikut: 1) Perasaan apa yang dimiliki istri saat mengetahui suaminya
berselingkuh? 2) Perasaan apa yang dimiliki oleh anak tersebut ketika
mengetahui orangtuanya berselingkuh? 3) Apa dampak perselingkuhan

4 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam xx(x) (xxxx) xx-xx
Dampak Perselingkuhan Terhadap Keutuhan Rumah Tangga

terhadap psikologis anak? 4) Apa hikmah yang dapat diambil dari semua
yang dialami dan semua yang telah terjadi sampai saat ini?.

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif


dengan menggunakan teknik wawancara dengan maksud agar dapat
menggambarkan dan menjelaskan dampak perselingkuhan dalam keutuhan
rumah tangga dari sudut pandang anak sebagai salah satu korban dalam
perselingkuhan tersebut.

LANDASAN TEORITIS
Dalam hal ini menjelaskan tentang landasan teoritis beserta
komponen-komponen apa saja yang mendukung mengenai dampak
perselingkuhan terhadap keutuhan rumah tangga, yaitu pengertian
perselingkuhan, tipe-tipe perselingkuhan, faktor penyebab perselingkuhan,
dan dampak perselingkuhan.
Pengertian perselingkuhan menurut Blow dan Hartnett merupakan
kegiatan berdasarkan seksual maupun emosional yang dilaksremajaan
terhadap salah satu pasangan dalam suatu komitmen yang dinyatakan
melanggar norma maupun perjanjian dalam berhubungan. Perselingkuhan
adalah perbuatan yang melanggar norma sosial maupun agama, hal ini terjadi
karena adanya pengkhianatan dan pengingkaran komitmen sebuah hubungan
oleh salah satu pasangan atau keduanya.
Tipe-tipe perselingkuhan antara lain: (1) Serial affair. Tipe
perselingkuhan ini paling sedikit melibatkan keintiman emosional tetapi
terjadi berkali-kali. Dalam serial affair tidak terdapat keterlibatan emosional,
hubungan yang dijalin hanya untuk memperolah kenikmatan atau
petualangan sesaat. (2) Flings. Hubungan yang terjadi dapat berupa
perselingkuhan satu malam atau hubungan yang terjadi selama beberapa
bulan, tetapi hanya terjadi satu kali saja. (3) Romantic Love Affair.
Perselingkuhan tipe ini melibatkan hubungan emosional yang mendalam.
Pihak yang berselingkuh merasa jatuh cinta lagi dan menemukan hubungan
yang lebih memuaskan dengan pasangan selingkuh secara fisik dan
emosional. (4) Long Term Affair. Perselingkuhan jangka panjang merupakan
hubungan yangmenyangkut keterlibatan emosional paling mendalam.
Hubungan dapat berlangsung bertahun-tahun dan bahkan sepanjang
kehidupan perkawinan.
Perselingkuhan dapat terjadi karena adanya beberapa faktor, seperti
tidak harmonisnya sebuah hubungan, rasa cinta yang mulai berkurang,
Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam xx(x) (xxxx) xx-xx 5
Kelompok 5

timbulnya rasa bosan, emosi yang tidak stabil, keegoisan dari kedua belah
pihak, serta kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi psikologi
individu. Sedangkan menurut Ghifari perselingkuhan terjadi karena adanya
peluang dan kesempatan, adanya konflik, kebutuhan biologis tidak
terpuaskan, iman yang lemah, serta hilangnya rasa malu.
Menurut Brilian (2017), ketika pasangan selingkuh dan sudah
terbukti, tentu memiliki beberapa dampak seperti perasaan terluka, kecewa,
hilangnya kepercayaan diri, hingga perasaan sulit untuk kembali percaya
pada pasangan. Ada pula dampak lain seperti memberikan bekas trauma yang
mendalam ataupun mempengaruhi pola relasi pasangannya dengan orang
lain. Menurut Pesona (2017), salah satu tahap yang dialami oleh seorang
wanita ketika mengetahui pasangannya berselingkuh adalah tahap
menyalahkan diri sendiri. Akibat dari tahap ini adalah kehilangan
kepercayaan diri, dan merasa dirinya tidak berharga lagi yang membuat
dirinya tidak memiliki keinginan untuk melakukan pengungkapam diri
kepada orang lain.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Perselingkuhan merupakan peristiwa menyakitkan bagi semua pihak,
tidak hanya istri dan anak menjadi korban atau efek dari perselingkuhan,
namun masyarakat pun mengecam perbuatan perselingkuhan. Perilaku
selingkuh dapat dikategorikan sebagai bentuk mekanisme pertahanan diri
yaitu upaya mempertahankan keseimbangan diri dalam menghadapi
tantangan kebutuhan diri. Kebutuhan-kebutuhan yang tidak tercapai dalam
keluarga akan dicapai pemenuhannya secara semu dengan cara berselingkuh.
Cara berselingkuh seolah-olah masalah yang dihadapi akan terselesaikan
sehingga memberikan keseimbangan untuk sementara waktu, namun, karena
cara itu merupakan cara yang semu dan tidak tepat, maka yang terjadi adalah
timbulnya masalah baru yang menuntut untuk pemecahan lagi.
Menurut Surya perselingkuhan pada umumnya banyak terjadi pada
anggota keluarga yang kurang memiliki kualitas keagamaan yang mantap,
lemahnya dasar cinta, komunikasi kurang lancar dan harmonis, sikap egois
dari masing-masing, emosi kurang stabil, dan kurang mampu membuat
penyesuaian diri. Di samping itu faktor lingkungan yang kurang kondusif
dapat berpengaruh terhadap timbulnya perilaku selingkuh. Misalnya anak
yang dibesarkan dalam situasi selingkuh cenderung akan menjadi pribadi
kurang matang dan pada gilirannya cenderung akan menjadi manusia
selingkuh. Dari sudut pendidikan anak, kondisi perselingkuhan merupakan
lingkungan tidak menguntungkan bagi perkembangan anak. Dalam situasi

6 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam xx(x) (xxxx) xx-xx
Dampak Perselingkuhan Terhadap Keutuhan Rumah Tangga

demikian, sulit bagi anak untuk mendapatkan sumber-sumber keteladanan


dan pegangan hidup.
Perselingkuhan memiliki dampak terhadap anak, yaitu (1) Membuat
si anak menjadi bingung dan merasa tidak nyaman karena keluarga sudah
tidak bisa menjadi contoh yang baik. Anak bisa saja membenci orang tua
yang selingkuh, dan hal itu tidak jarang terjadi pada keluarga yang
berselingkuh. (2) Anak bisa sangat tertekan, stres, atau depresi. Perasaan
tertekan seperti ini bisa membuat si anak menjadi lebih pendiam, jarang
bergaul, dan prestasi sekolahnya akan merosot. (3) Trauma perselingkuhan
tak hanya menghinggapi perasaan suami istri yang baru saja bertengkar, tapi
juga berimbas pada si anak. Trauma yang terjadi pada anak bisa berupa
timbulnya ketakutan untuk menikah. Oleh Karena, untuk mengatasi dampak
perselingkuhan untuk anak bisa menggunakan konseling individu dengan
teknik reframing, yaitu upaya mengubah kognitif seseorang dengan cara
memberikan sudut pandang baru terhadap masalah sehingga persepsinya
akan berubah dari hal yang negatif menjadi positif.
Pengertian dan Dasar Hukum Perselingkuhan
Menurut kamus Bahasa Indonesia perselingkuhan berasal dari kata
“selingkuh”: suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri; tidak
berterus terang; tidak jujur; curang; serong. Perselingkuhan menurut
Muhyidin, Hakim Pengadilan Agama Jakarta Barat adalah:
“Hubungan yang dilakukan oleh suami atau isteri dengan orang lain,
yang bukan muhrimnya dengan sembunyi-sembunyi tanpa
sepengetahuan salah satu pasangan, secara tidak wajar sehingga
menimbulkan kecemburuan dan perselisihan dan berakhir dengan
perceraian diantara keduanya”
Sedangkan menurut Quraish Shihab, selingkuh dari segi bahasa saja
sudah mengandung makna negative (1) Tidak berterus terang; (2) Tidak jujur
atau serong; (3) Suka menyembunyikan sesuatu; (4) Korup atau mengelapkan
uang; (5) Memudah-mudahkan perceraian.
Dalam pengertian yang lain menjelaskan selingkuh sendiri “secara
bahasa berarti sembunyi-sembunyi atau bersembunyi. WIL (Wanita Idaman
Lain) atau PIL (Pria Idaman Lain) yang merupakan pasangan selingkung
seperti selir di kerajaan zaman dahulu”. Sedangkan, “Penyelewengan terjadi
ketika seseorang yang sudah menikah atau sudah mempunyai ikatan khusus
dengan seseorang, melakukan hubungan seks dengan orang lain”.
Pengertian perselingkuhan identik dengan kata penyelewengan,
Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam xx(x) (xxxx) xx-xx 7
Kelompok 5

namun pengertian perselingkuhan berkaitan dengan aktivitas kehidupan


dalam rumah tangga, dimana salah satu pasangan suami atau isteri
mempunyai WIL (Wanita Idaman Lain) atau PIL (Pria Idaman Lain) secara
sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan pasangannya.
Dalam hal ini yang menjadikan dasar bahwa perselingkuhan itu
dilarang adalah dalam Al-Qur’an Surat al-Isra ayat 32 yang artinya, “Dan
janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan merupakan suatu jalan yang buruk” (Q.S. al-Isra:
32). Dan dalam surah al-Mu’minun ayat 5-7 yang artinya,
“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-
isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya
mereka dalam hal ini tiada tercela, barang siapa mencari dibalik itu,
maka mereka itulah orang-orang yang melampui batas”. (Q.S. al-
Mu’minum: 5-7)
Dari ayat diatas, dapat kita ketahui bahwa, mendekati zina saja kita
dilarang apalagi sampai melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama. Ayat
ini juga melarang laki-laki dan perempuan mendekati perzinahan. Sedangkan
perbuatan perselingkuhan merupakan salah satu jalan untuk melakukan
perzinahan. Sedangkan menurut pasal 116 kompilasi hokum islam, pasal 19
undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan, yaitu: (1) Salah satu
pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi, dan lain
sebagainya yang sukar disembuhkan. (2) Antara suami dan isteri terus-
menerus menjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan
hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
Pasal ini menjelaskan apabila hakim memutuskan perkara dikarenakan
perselingkuhan dan perselingkuhannya telah sampai perzinahan maka
diancam dengan kasus perzinan, apabila perselingkuhan tidak bisa
diselesaikan dengan jalan perdamaian dan belum sampai pada perzinahan
maka diancam dengan perselisihan terus-menerus apabila menimbulkan
perselisihan yang berakhir dengan perceraian.
Faktor Penyebab Perselingkuhan
Manusia memiliki tiga sistem otak primer yang berhubungan dengan
cinta. Pertama, dorongan seks, yang berevolusi untuk memotivasi seseorang
untuk memenuhi kepuasan seks dengan berbagai partner. Kedua, cinta
romantis yang memotivasi seseorang untuk memfokuskan energi kawin
mereka pada pasangan spesifik, sehingga menghemat waktu dan energi.
Ketiga, keterkaitan. Keterkaitan berevolusi untuk mendorong Anda dan

8 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam xx(x) (xxxx) xx-xx
Dampak Perselingkuhan Terhadap Keutuhan Rumah Tangga

pasangan Anda untuk bersama setidaknya cukup lama untuk membangun


sebuah keluarga sebagai sebuah tim.
Ketiga sistem saraf dasar ini berinteraksi satu sama lain dan dengan
sistem otak lainnya untuk memberikan Anda berbagai motivasi, emosi, dan
perilaku yang diperlukan untuk mengatur strategi reproduksi manusia yang
rumit.
Namun, akan selalu ada komplikasi dalam kerja sistem ini. Tiga
sistem ini tidak akan selalu berjalan bersamaan. Itu sebabnya mengapa seks
bisa tidak semudah itu. Saat orgasme, otak melepaskan lonjakan dopamin.
Dopamin terkait dengan cinta romantis. Maka dari itu, Anda bisa saja jatuh
cinta dengan partner seks Anda. Selain itu, orgasme juga melepaskan
oksitosin dan vassopressin, dua hormon yang terkait dengan perasaan
keterikatan. Ini mengapa sebabnya Anda bisa merasa memiliki persamaan
dan berhubungan erat dengan partner seks Anda. Tiga sistem ini juga tidak
selalu berhubungan satu sama lain. Anda bisa merasakan keterikatan
mendalam untuk pasangan jangka panjang Anda, namun di saat yang sama
juga memiliki cinta romantis yang intens untuk seseorang selain dirinya, dan
ketertarikan seks yang kuat terhadap orang lain yang bukan dari kedua orang
ini. Lalu apa yang membuat seseorang bisa berselingkuh?
Perselingkuhan telah menjadi fenomena nyata di seluruh budaya
dunia. Perselingkuhan umum terjadi bahkan pada orang-orang zaman Yunani
dan Romawi kuno, Eropa pra-industri, Jepang kuno, Cina, dan banyak
masyarakat lainnya. Mengutip Psych Central, dalam jajak pendapat terbesar
yang paling komprehensi di tahun 1994, Edward Laumann dan tim
menemukan bahwa 20% wanita dan lebih dari 31% pria berusia 40-50 tahun
melaporkan pernah terlibat dalam hubungan seksual dengan orang lain selain
pasangan menikah mereka. Selain itu, Young dan Alexander dalam buku
“The Chemistry Between Us: Love, Sex and the Science of Attraction”
melaporkan bahwa sekitar 30-40% kasus perselingkuhan terjadi dalam
pernikahan, untuk wanita dan pria.
Kini kita tahu, beberapa orang bisa berselingkuh dari pasangan
mereka, tetapi pertanyaannya, mengapa mereka nekad untuk mengambil
risiko emosional dan praktis untuk berselingkuh? Dilansir dari Psychology
Today, ada 5 alasan mengapa seseorang berselingkuh, berdasarkan survei
yang dilakukan Julia Omarzu, psikolog dari Loras College, bersama tim
penelitinya. Pertama, Kurangnya kepuasan seksual dalam pernikahan, dan
hasrat untuk hubungan seksual tambahan. Nafsu seksual seringnya berumur
pendek, dan gairah bisa merosot turun cukup cepat saat gairah perlahan mati
Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam xx(x) (xxxx) xx-xx 9
Kelompok 5

atau masalah emosional kembali muncul ke permukaan. Hal ini juga dapat
memudar jika kedua pasangan dalam hubungan perselingkuhan tidak
menemukan banyak kesamaan lain di luar seks. Kedua, Kurangnya kepuasan
emosional dalam pernikahan. Mencari keintiman emosional bisa sama
menariknya dengan mencari keintiman fisik sebagai alasan untuk memiliki
perselingkuhan. Sebagian besar orang yang berselingkuh atas alasan ini
melaporkan mereka merasa kurang terpenuhi kebutuhan emosionalnya dari
pasangan menikah mereka. Jenis perselingkuhan ini biasanya tidak
melibatkan seks dan cenderung memilih untuk tetap dalam hubungan
platonis.
Ketiga, Hasrat untuk mendapatkan rasa penghargaan dari orang lain.
Saling menghargai adalah faktor kunci dalam aspek emosional dalam suatu
hubungan romantis. Kedua orang ini bisa saja bertumbuh semakin terpisah
secara emosional dn gagal untuk mengakui kebutuhan yang mereka miliki
dalam hubungan tersebut. Dalam penelitian Susan Berkowitz pada pria yang
berhenti berhubungan seks dengan pasangannnya, 44% mengatakan mereka
merasa marah, dikritik, dan tidak penting dalam pernikahan mereka. M.Gary
Neuman menemukan bahwa 48% pria melaporkan ketidakpuasan emosional
sebagai alasan utama untuk berselingkuh. Mereka merasa tidak dihargai dan
berharap bahwa pasangan mereka bisa mengakui ketika mereka bekerja keras
untuk mempertahankan pernikahan tersebut. Keempat, Tidak lagi cinta
dengan pasangannya dan menemukan cinta yang baru. Keintiman emosional
dan fisik tampaknya menjadi faktor utama yang mengarah pada
perselingkuhan. Kelima, Balas dendam. Dalam sebuah hubungan yang sudah
terlanjur ‘sekarat’, keinginan untuk menyakiti pasangan yang (atau dicurigai)
berselingkuh tampaknya mengalahkan hasrat pemenuhan keintiman fisik dan
batin semata. Perselingkuhan melambangkan hasrat, penderitaan, dan
kebutuhan akan sebuah hubungan. Perselingkuhan jarang hadir tanpa adanya
konflik atau bahkan tekanan. Selain itu, perselingkuhan mungkin adalah
akibat, atau penyebab dari pernikahan.
Dampak Perselingkuhan Orang Tua Terhadap Psikologis Anak
Apapun jenis perselingkuhan yang dilakukan oleh suami-istri,
dampak negatifnya terhadap perkawinan amat besar dan berlangsung jangka
panjang berarti pula pengkhianatan terhadap kesetiaan dan hadirnya orang
lain dalam perkawinan sehingga menimbulkan perasaan sakit hati,
kemarahan yang luar biasa, depresi, kecemasan, perasaan tidak berdaya, dan
kekecewaan yang amat mendalam.

10 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam xx(x) (xxxx) xx-xx
Dampak Perselingkuhan Terhadap Keutuhan Rumah Tangga

Suami-istri yang amat mementingkan kesetiaan adalah mereka yang


paling amat terpukul dengan kejadian tersebut ketika suami-istri mengetahui
bahwa kepercayaan mereka berikan penuh kemudian diselewengkan oleh
suami-istri, maka mereka kemudian berubah menjadi amat curiga. Berbagai
cara dilakukan untuk menemukan bukti-buki yang berkaitan dengan
perselingkuhan tersebut.
Terkait dengan penelitian ini penulias mengambil 1 narasumber yang
telah di temui, pelaksanaan wawancara narasumber berlangsung beberapa
waktu dilakukan secara langsung. Oleh karena itu jadwal pelaksanaan
wawancara peneliti dapat di sajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Jadwal Wawancara

Waktu Tanggal Narasumber Usia

40-60 menit 28 November 2022 Anisa


20 Tahun
Mutmainah

Sumber: Hasil wawancara penelitian


Tabel 1 berisi jadwal pelaksanaan wawancara yang dilakukan oleh
penulis pada tanggal 28 November 2022 hari senin pada seorang narasumber
bernama Anisa Mutmainah yang berusia 20 tahun. Anisa merupakan seorang
anak korban perselingkuhan yang dilakukan oleh ayahnya pada usia 12 tahun.
“Dari usia 12 tahun. Pada saat itu saya sedang berada dibangku SD
kelas 6. Awal mula saya mengetahui ayah selingkuh itu karena
mendengar dari obrolan orang tua, kemudian melihat sendiri juga
kebetulan waktu itu saya diajak oleh ayah saya ke rumah orang ketiga
tersebut sehingga saya mengetahui secara langsung bahwa apa-apa yang
selama ini saya dengar itu benar.”
Dari hasil wawancara di atas merupakan awal mula Anisa mengetahui
ayahnya berselingkuh dengan perempuan lain. Selain itu, adapun beberapa
dampak perselingkuhan yang dialami oleh narasumber. Pertama, Berubahnya
persepsi anak tentang cinta. Dampak selingkuh orang tua pada anak yang satu
ini mungkin kurang banyak disadari. Penghianatan dan ketidaksetiaan yang
dilihat anak dari ayah ibunya secara tak langsung akan mengubah persepsi
mereka tentang cinta. Anak akan sulit percaya tentang cinta yang tulus. Ia
juga akan menganggap bahwa tidak ada seorang pun yang benar-benar
menyayanginya di dunia ini. Sudah banyak contoh kasus orang takut

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam xx(x) (xxxx) xx-xx 11
Kelompok 5

berkomitmen akibat trauma masa lalu yang “dihadirkan” orang tuanya. Selain
itu, hal ini juga dapat memanifestasikan dirinya dalam ketidakpercayaan
dalam lawan jenis.
“Saya benar-benar tidak menyangka akan perbuatan ayah. Karena bagi
saya, ayah itu adalah laki-laki terbaik dan merupakan cinta pertama
anak perempuannya. Tetapi setelah mendengar dan mengetahui
perbuatan ayah tersebut, di mata saya ayah itu menjadi laki-laki yang
tidak baik dan tidak bertanggung jawab kepada keluarganya.”
“Saya berpikir bahwa semua ini merupakan mimpi buruk yang tidak
ada akhirnya. Tetapi saya yakin bahwa aka ada titik kebahagiaan
diakhir nanti dan saya juga berpikir bahwa saya merasa sedikit tidak
yakin serta tidak percaya kepada laki-laki. Karena takut merasakan hal
yang sama seperti ayah memperlakukan ibu saya seperti itu.”
Dari hasil wawancara di atas dengan narasumber menjelaskan bahwa
reaksi Anisa ketika mengetahui ayahnya selingkuh adalah tidak
menyangkanya. Karena bagi Anisa sosok ayahnya adalah laki-laki hebta,
yang dimana merupakan cinta pertamanya, namun setelah mengetahui akan
perbuatan ayahnya Anisa menganggap bahwa ayahnya tidak baik dan tidak
dapat bertanggung jawab kepada keluarganya. Selain itu juga, menyebabkan
Anisa kurang percaya kepada laki-laki, karena takut merasakan hal yang
sama dikemudian hari.
Kedua, Merasa marah. Dampak selingkuh orang tua juga termasuk
timbulnya rasa marah pada diri anak. Emosi negatif ini biasanya muncul
karena anak tidak terima ayah atau ibunya disakiti. Perasaan marah ini
bahkan bisa berujung dendam dan berlangsung sampai anak dewasa.
“Perasaan yang saya rasakan pada saat itu campur aduk antara kecewa,
marah, benci itu ada semua dalam diri saya. Bahkan sampai sekarang
pun saya merasa seperti itu, tetapi rasa itu tidak seperti sesakit dulu.
Karena seiring berjalan waktu, saya mulai beranjak dewasa dan
berpikir bahwa itu memang qadarullah dan ujian bagi hidup saya dan
keluarga saya.”
Dari hasil wawancara di atas, menjelaskan bahwa perasaan pada saat
mengetahui ayahnya selingkuh adalah merasa kecewa, marah, dan benci
terhadap perbuatan ayahnya, bahkan sampai sekarang pun Anisa terkadang
merasakan hal hal tersebut.
Ketiga, Mengakibatkan hilangnya ketentraman rumah tangga.
Perselingkuhan mengakibatkan hilangnya ketentraman dalam rumah tangga,
12 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam xx(x) (xxxx) xx-xx
Dampak Perselingkuhan Terhadap Keutuhan Rumah Tangga

ditunjukkan oleh ketidak harmonisan dan kasih sayang dalam rumah tangga,
kurangnya rasa percaya, rasa hormat kepada suami-istri dan anggota keluarga
yang lain. Di dalam rumah tangga selalu terjadinya pertengkaran terus
menerus antara suami dan istri, bahkan membawa kepada perceraian.
“Perasaan ibu sangat hancur ketika mengetahui perlakuan ayah seperti
itu. Awalnya, ibu menerima diduakan. Tetapi, orang ketiga
(selingkuhan ayah) tidak menerima bahkan dia itu ingin menjadi satu-
satunya. Dengan begitu, ibu mencoba menggugat cerai ayah, tetapi
ayah tidak mau, ironisnya orang ketiga yang mencoba untuk
menggugat dan memanipulasi sendiri akan hal tersebut. Dan pada
waktu itu, tiba-tiba ada yang mengirim surat cerai yang mana surat
tersebut seolah-olah dari ayah, padahal itu tidak benar. Karena
perbuatan tersebut, ibu saya mengalah saja dan akhirnya bercerai
dengan ayah.”
Dari hasil wawancara diatas, perasaan yang dialami oleh ibunya
Anisa yaitu sangat hancur. Anisa menjelaskan bahwa bahwa selingkuhan
ayahnya tidak ingin meninggalkan ayah Anisa dan tidak ingin diduakan. Oleh
karena itu, ibunya Anisa menggugat cerai suaminya, namun suaminya tidak
ingin bercerai dengan istrinya dan ingin mempertahankan keluarganya, tetapi
ironisnya selingkuhan ayanya berusaha membuat orang tua Anisa bercerai
dengan memanipulasi sendiri surat gugatan cerai yang seolah-olah dari
suaminya. Karena perbuatan tersebut, orang tua Anisa resmi bercerai.
Keempat, Merasa insecure, karena tidak memiliki sosok ayah.
Kelima, Merasa kurang kasih saying dari seorang ayah. Keenam, Merasa
diasingkan dari lingkungan, baik keluarga maupun karib kerabat lainnya.
Ketujuh, Menjadi lebih tertutup. Kedelapan, Merasa tidak beruntung dalam
menjalani kehidupan. Itu merupakan bebeberapa dampak yang dialami oleh
Anisa ketika ayahnya selingkuh dengan perempuan lain.

Teknik Konseling Keluarga Untuk Menangani Korban Perselingkuhan

Dampak psikologis yang dialami anak akibat perceraian orang tua


perlu diatasi dengan adanya pelaksanaan konseling individu. Adapun yang
dimaksud dengan konseling individu adalah upaya membantu individu
melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli
agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat
keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya hingga
konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya. Tujuan konseling individu

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam xx(x) (xxxx) xx-xx 13
Kelompok 5

adalah membantu terentaskannya masalah yang dialami konseli agar konseli


dapat mengenal dirinya dan mampu merencanakan masa depannya.
Proses konseling individu dilakukan dengan cara bertatap muka
secara langsung antara konselor dan konseli. Setiap tahapan proses konseling
individu membutuhkan keterampilan-keterampilan atau teknik khusus yang
harus dimiliki konselor, agar pelaksanaan konseling individu dapat maksimal
dan mencapai tujuan. Dalam hubungan ini konseling berfungsi sebagai
pemberi layanan kepada individu agar individu mampu berkembang secara
optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri.
Pelaksanaan konseling individu dalam menangani anak akibat
perceraian dilakukan dengan berbagai tahap.Tahap awal meliputi tahap
perencanaan dan mendefinisikan masalah, tahap kedua atau tahap
pertengahan meliputi kegiatan pelaksanaan konseling yang bertujuan untuk
mengolah atau mengerjakan masalah anak dan pada tahap akhir dilakukan
evaluasi, tindak lanjut serta laporan akhir pelaksanaan konseling.
Setiap tahapan proses konseling individu membutuhkan keterampilan-
keterampilan atau teknik khusus yang harus dimiliki konselor. Adapun teknik
yang digunakan dalam pelaksanaan konseling individu yaitu attending,
empati, refleksi, perasaan, eksplorasi, paraphrashing, bertanya terbuka,
mendefinisikan masalah dan dorongan minimal. Selain itu, untuk membantu
terentaskannya masalah yang dialami klien dengan membantu individu
mencapai pengembangan yang optimal dan mencapai tujuan hidup yang lebih
baik, maka diperlukan juga fungsi-fungsi yang dapat mendukung berjalannya
proses konseling individu yaitu berupa fungsi pemahaman, fungsi
pengentasan, fungsi pengembangan dan pemeliharaan, fungsi pencegahan
dan fungsi advokasi yang menghasilkan pembelaan terhadap klien untuk
mengembangkan seluruh potensi secara optimal.
Selain upaya yang sudah disebutkan di atas, pemenuhan kebutuhan
jiwa remaja akan menghindarkan atau mengatasi perilaku menyimpang pada
remaja. Penanaman pedidikan karakter oleh konselor bekerja sama dengan
keluarga sangat penting untuk perkembangan remaja agar meningkatkan self
disclosure remaja tersebut (Ifdil, 2010). Upaya yang dapat dilakukan guru
bimbingan dan konseling untuk membantu menentaskan permasalahan yang
dihadapi siswa yang berasal dari keluarga broken home dengan
melaksanakan program bimbingan yang menerapkan berbagai jenis layanan
bimbingan dan konseling yang ada.
Konseling individual adalah layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan konseli mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara
perorangan) dalam rangka pembahasan pengentasan masalah pribadi yang di
derita.
14 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam xx(x) (xxxx) xx-xx
Dampak Perselingkuhan Terhadap Keutuhan Rumah Tangga

Tahapan awal yaitu Membangun Hubungan Konseling Yang


Melibatkan Klien Hubungan konseling yang bermakna ialah jika klien
terlibat berdiskusi dengan konselor. Kemudian konselor Memperjelas Dan
Mendefinisikan Masalah Jika hubungan konseling sudah terjalin dengan baik,
dimana klien telah melibatkan diri, berarti kerja sama antar konselor dengan
klien akan dapat mengangkat isu atau masalah yang ada pada klien.
Kemudian konselor Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah, isu dan
kepedulian klien lebih jauh, Menjaga agar hubungan konseling selalu
terpelihara.Tahap Akhir Konseling (Tahap Tindakan) Pada tahap akhir
konseling ditandai beberapa hal, yaitu: (1) Menurunnya kecemasan klien, (2)
Adanya perubahan prilaku kearah yang lebih positif, (3) Adanya rencana
hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas. Terjadinya
perubahan sikap yang positif, yaitu mulai dapat mengoreksi diri sendiri dan
meniadakan sikap yang suka menyalahkan dunia luar, seperti guru, orang tua,
dan teman. Jadi klien sudah berfikir realistik dan percaya diri.
Selain itu, salah satu teknik konseling keluarga yang dapat digunakan
adalah menggunakan teknik Reftaming. Reframing adalah upaya mengubah
kognitif seseorang dengan cara memberikan sudut pandang baru terhadap
masalah sehingga persepsinya akan berubah dari hal yang negatif menjadi
positif. Dalam tenik reframing ada beberapa variasi bentuk yaitu relabeling,
denominalizing, dan positive connotation. Relabeling yaitu tipe reframing
dengan mengganti suatu kata atau istilah yang negatif dengan istilah yang
lebih positif. Denominalizing adalah proses mengganti label diagnostik
menjadi perilaku positif yang terkontrol. Dan yang terakhir yaitu positive
connotation, yaitu mengubah sebuah argumen menjadi lebih bermakna
positif.
Refreming terdiri dari dua macam, yaitu meaning reframing dan
contex reframing. Meaning reframing adalah pemaknaan kembali pada suatu
kejadian dengan cara mencari arti lain dari perilaku sebelumnya yang
dianggap negatif sehingga terjadi perubahan makna yang lebih positif dari
sebelumnya. Dengan menerapkan teknik reframing, orang yang mengalami
peristiwa tragis maka akan mampu memaknai apa yang terjadi sebagai proses
sehingga tetap merasa bahagia.
Context reframing adalah pemaknaan kembali pada suatu kejadian
dengan cara memberikan kamampuan individu untuk melihat perilaku
sebagai sesuatu yang dapat diterima atau diinginkan dalam satu situasi tetapi
tidak pada situasi lain. Context reframing didasarakan pada asumsi bahwa
semua perilaku berguna, namun tidak pada semua konteks dan kondisi.

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam xx(x) (xxxx) xx-xx 15
Kelompok 5

Penerapan teknik refreming sangat efektif untuk mengatasi


permasalahan keluarga. Davidson dan Horvath menyatakan bahwa reframing
bermanfaat untuk mengatasi masalah pasangan suami-istri dalam kasus
penyesuaian pasutri dan konflik perkawinan. Reframing digunakan untuk
mengurangi sikap saling menyalahkan antar anggota keluarga dan mengubah
fokus dari aspek problematis ke dalam fungsi positif tindakan (Erford, 2017:
244). Reframing juga dapat membantu klien untuk berhenti menyalahkan
orang lain dan menjadi lebih bertanggung jawab untuk memperbaiki pola
pikir dan perilakunya (Erford, 2017: 234).
Dalam menerapkan teknik reframing, konselor dapat melakukannya
dengan tahap-tahap sebagai berikut: Peratama, Konselor berusaha
memahami klien dan permasalahannya. Hal ini bertujuan agar konselor
mengetahui bagaimana sudut pandang klien terhadap dunia. Kedua, Setelah
konselor memahami permasalah klien, kemudian membuat sudut pandang
baru terhadap permasalahan klien. Dalam aspek ini konselor perlu untuk
memasukkan sudut pandang klien sambil menyarankan sudut pandang baru.
Ketiga, Konselor mulai mengarahkan klien untuk menerapkan sudut pandang
baru. Penerapan sudut pandang tersebut salah satunya dapat dilakukan
dengan memberikan tugas rumah yang memaksanya untuk melihat masalah
dengan cara yang baru (Erford, 2017: 235).
Berdasarkan beberapa teori tentang terapi keluarga, keluarga yang
bermasalah adalah keluarga yang tidak mampu memandang hal-hal positif
yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Sehingga mereka mengingkari
hal positif tersebut dan hanya memfokuskan pada hal yang dianggap sebagai
masalah. Sehingga reframing di sini berfungsi untuk mengarahkan sudut
pandang menjadi bersifat positif agar masalah dapat diatasi bahkan tidak
memandangnya sebagai masalah (Perry, 2010: 108).

PENUTUP
Dari pembahasan di atas mengenai dampak perselingkuhan terhadap
keutuhan rumah tangga, dapat disimpulkan bahwa menurut kamus Bahasa
Indonesia perselingkuhan berasal dari kata “selingkuh”, yang artinya suka
menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri; tidak berterus terang;
tidak jujur; curang; serong. Adapun perselingkuhan adalah perbuatan yang
melanggar norma sosial maupun agama, hal ini terjadi karena adanya
pengkhianatan dan pengingkaran komitmen sebuah hubungan oleh salah satu
pasangan atau keduanya. Perselingkuhan dapat terjadi karena adanya
beberapa faktor, seperti tidak harmonisnya sebuah hubungan, rasa cinta yang
mulai berkurang, timbulnya rasa bosan, emosi yang tidak stabil, keegoisan
dari kedua belah pihak, serta kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi
16 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam xx(x) (xxxx) xx-xx
Dampak Perselingkuhan Terhadap Keutuhan Rumah Tangga

psikologi individu. Sedangkan menurut Ghifari perselingkuhan terjadi karena


adanya peluang dan kesempatan, adanya konflik, kebutuhan biologis tidak
terpuaskan, iman yang lemah, serta hilangnya rasa malu.
Dilansir dari Psychology Today, ada 5 alasan mengapa seseorang
berselingkuh, berdasarkan survei yang dilakukan Julia Omarzu, psikolog dari
Loras College, bersama tim penelitinya. Pertama, Kurangnya kepuasan
seksual dalam pernikahan, dan hasrat untuk hubungan seksual tambahan.
Kedua, Kurangnya kepuasan emosional dalam pernikahan. Ketiga, Hasrat
untuk mendapatkan rasa penghargaan dari orang lain. Keempat, Tidak lagi
cinta dengan pasangannya dan menemukan cinta yang baru. Kelima, Balas
dendam.
Adapun beberapa dampak perselingkuhan yang dialami oleh
narasumber. Pertama, Berubahnya persepsi anak tentang cinta. Dampak
selingkuh orang tua pada anak yang satu ini mungkin kurang banyak disadari.
Penghianatan dan ketidaksetiaan yang dilihat anak dari ayah ibunya secara
tak langsung akan mengubah persepsi mereka tentang cinta. Anak akan sulit
percaya tentang cinta yang tulus. Ia juga akan menganggap bahwa tidak ada
seorang pun yang benar-benar menyayanginya di dunia ini. Sudah banyak
contoh kasus orang takut berkomitmen akibat trauma masa lalu yang
“dihadirkan” orang tuanya. Selain itu, hal ini juga dapat memanifestasikan
dirinya dalam ketidakpercayaan dalam lawan jenis. Kedua, Merasa marah.
Dampak selingkuh orang tua juga termasuk timbulnya rasa marah pada diri
anak. Emosi negatif ini biasanya muncul karena anak tidak terima ayah atau
ibunya disakiti. Perasaan marah ini bahkan bisa berujung dendam dan
berlangsung sampai anak dewasa.
Ketiga, Mengakibatkan hilangnya ketentraman rumah tangga.
Perselingkuhan mengakibatkan hilangnya ketentraman dalam rumah tangga,
ditunjukkan oleh ketidak harmonisan dan kasih sayang dalam rumah tangga,
kurangnya rasa percaya, rasa hormat kepada suami-istri dan anggota keluarga
yang lain. Di dalam rumah tangga selalu terjadinya pertengkaran terus
menerus antara suami dan istri, bahkan membawa kepada perceraian.
Keempat, Merasa insecure, karena tidak memiliki sosok ayah. Kelima,
Merasa kurang kasih saying dari seorang ayah. Keenam, Merasa diasingkan
dari lingkungan, baik keluarga maupun karib kerabat lainnya. Ketujuh,
Menjadi lebih tertutup. Kedelapan, Merasa tidak beruntung dalam menjalani
kehidupan. Itu merupakan bebeberapa dampak yang dialami oleh Anisa
ketika ayahnya selingkuh dengan perempuan lain.
Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam xx(x) (xxxx) xx-xx 17
Kelompok 5

Salah satu teknik konseling keluarga yang dapat digunakan adalah


menggunakan teknik Reftaming. Reframing adalah upaya mengubah kognitif
seseorang dengan cara memberikan sudut pandang baru terhadap masalah
sehingga persepsinya akan berubah dari hal yang negatif menjadi positif.
Dalam tenik reframing ada beberapa variasi bentuk yaitu relabeling,
denominalizing, dan positive connotation. Relabeling yaitu tipe reframing
dengan mengganti suatu kata atau istilah yang negatif dengan istilah yang
lebih positif. Denominalizing adalah proses mengganti label diagnostik
menjadi perilaku positif yang terkontrol. Dan yang terakhir yaitu positive
connotation, yaitu mengubah sebuah argumen menjadi lebih bermakna
positif.
Dengan dibuatkannya jurnal ilmiah ini, kami berharap untuk kita
semua khususnya selaku mahasiswa dapat memahami dampak
perselingkuhan terhadap keutuhan rumah tangga khususnya bagi anak. Dan
untuk peneliti kedepannya semoga dapat memberikan sumber yang lebih
banyaku dan data yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA
Adam, A. (2020). Dampak Perselingkuhan Suami Terhadap Kesehatan
Mental dan Fisik Istri. Jurnal Kajian Perempuan, Gender dan Agama,
(14), 177-186.
An Unrecognized Reason That Married Men Have Affairs
http://blogs.psychcentral.com/healing-together/2013/09/an-
unrecognized-reason-that-married-men-have-affairs/
Ariffiah, F. N. (2017). Studi Analisis Konseling Keluarga dengan Teknik
Refreming Di Majalah Hadila, Jurusan Bimbingan Konseling Islam,
FakultasDakwah dan Komunikasi, IAIN, Surakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 2002, Cet. Ke-3.
Hendriawan, I. (2008). Perselingkuhan Sebagai Alasan Perceraian (Studi
Kasus di Pengadilan Agama Jakarta Barat Tahun 2005-2007), Program
Studi Perbandingan Mazhab dan Hukun, Fakultas Syariah dan Hukum,
UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Latvala, C. (2003). Bagaimana Perkawinan Bertahan Dari Perselingkuhan.
Yogyakarta: Pink Book.
Muhajarah, K. (2016). Perselingkuhan Suami Terhhadap Istri Dan Upaya
Penanganannya. Jurnal Sawwa, (12), 23-40.
Pratama, A. (2017). Dampak Perselingkuhan Orang Tua Terhadap
Psikologis Anak (Studi Kasus Di Desa Sidang Emas Kecamatan
Banyuasin III Kabupaten Banyuasin), Jurusan Bimbingan Penyuluhan
18 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam xx(x) (xxxx) xx-xx
Dampak Perselingkuhan Terhadap Keutuhan Rumah Tangga

Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Raden Fatah,


Palembang.
Riyanti, R. I. (2017). Pelaksanaan Konseling Individu Dalam Menangani
Dampak Psikologis Anak Akibat Perceraian Orang Tua Di SMP Nurul
Islam Puwotoso Semarang, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam,
FakultasDakwah dan Komunikasi, UIN Walisongi, Semarang.
The Eight Reasons that People Cheat on Their Partners
https://www.psychologytoday.com/blog/fulfillment-any-age/201209/the
-eight-reasons-people-cheat-their-partners

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam xx(x) (xxxx) xx-xx 19

Anda mungkin juga menyukai