Anda di halaman 1dari 5

Penulisan Artikel Mengenai Perebut Laki Orang atau “Pelakor”

(Disusun untuk memenuhi prasyarat mata kuliah Metodologi Penelitian)

Disusun Oleh:

Kelas A

FEBRINA MUTIARA ROSITA PANE 21110115120021

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang Semarang Telp.(024) 76480785, 76480788
e-mail: jurusan@geodesi.ft.undip.ac.id
2018
Pelakor Sedang Banyak Diviralkan, Apa Kata Riset tentang
Fenomena Ini?
Saat ini sedang marak di media sosial maupun area lingkungan istilah Pelakor.
Peristiwa ini sangat marak dalam masyarakat, bahkan banyak parody yang memakai
istilah tersebut.

Istilah pelakor tidak hanya berlaku di dunia maya, dalam kehidupan sehari-hari
dan di lingkungan sekitar, mulai dari gosip-gosip kantor hingga bisik tetangga, istilah
pelakor kerap terdengar (Chrisanti, 2017).

Pelakor merupakan akronim dari 'perebut laki orang' dengan kata lain 'perebut
suami orang lain'. Pada kasus ini, seorang perempuan, entah bersuami entah lajang atau
janda, suka dan menikahi seorang laki-laki beristri (Badio, 2017).

Anggia menjelaskan ada beberapa kesalahan nyata sehingga seseorang rentan


dan dengan mudahnya dicap sebagai pelakor. Berikut ini rinciannya:

1. Diduga memiliki kedekatan spesial dengan pasangan, khususnya suami, orang lain,
baik terkait pekerjaan maupun tidak.
2. Banyak ditemukan bukti dan saksi kebersamaan, bahkan di luar kepentingan pekerjaan.
3. Bukti pembicaraan melalui telepon atau chating yang dianggap tidak biasa. Misalnya,
terlalu sering dan atau dengan bahasa atau panggilan yang dianggap tidak biasa, dan
atau dengan konten yang tidak seharusnya, terlalu perhatian atau terlalu vulgar.
4. Ditemukan beberapa pemberian barang, baik barang sungguhan maupun bukti transfer
uang dalam jumlah dan intensitas yang tidak biasa.
5. Kedekatan berbanding lurus dengan munculnya informasi keretakan rumah tangga
seseorang yang sedang dekat dengan orang tersebut. Terlebih jika sampai sampai
berpisah (Chrisanti, 2017).

Sangat banyak alasan pasangan yang dianggap menyandang istilah pelakor ini.
dipengaruhi oleh berbagai factor baik itu masalah dalam rumah tangga, masalah
ekonomi, kurang puasnya akan hubungan yang sedang dijalani dan sebagainya. Kurang
teguhnya pendirian untuk tetap menjaga hubungan dengan pasangan sah akan
menyebabkan retaknya hubungan yang sudah dibangun oleh pasangan tersebut. Apabila
sudah terdapat pihak ketiga dalam hubungan tersebut, maka keharmonisan dalam
hubungan pasangan sudah berkurang. Umumnya pelakor maupun pasangan pelakor
berusaha untuk bersikap seperti biasanya kepada pasangan sah mereka seakan tidak ada
yang terjadi, dan saat semuanya terkuak seiring berjalannya waktu maka semakin
banyak masalah yang muncul dan keretakan hubungan antar pasangan.

Peneliti meminta pandangan dari 495 orang dewasa muda tentang


perselingkuhan mereka melalui kuisioner berbasis internet. Hasilnya yaitu sebagian
besar mereka berselingkuh karena tidak puas dengan hubungan yang dijalani, merasa
tidak dianggap, marah, atau memiliki hasrat kepada orang lain.

Namun, kuesioner juga mengungkapkan alasan lain, seperti "Saya 'jatuh cinta
pada selingkuhan saya.", "Saya tidak terlalu berkomitmen" , "Saya ingin meningkatkan
popularitas saya", "Saya menginginkan lebih banyak pasangan seksual", "Saya mabuk
dan tidak berpikir jernih." Dari jawaban-jawaban tersebut, jelas terungkap
perselingkuhan lebih dari sekadar tentang cinta yang berkurang pada pasangan.

Mungkin lebih banyak tentang bagaimana perasaan pelaku peselingkuh,


terhadap diri mereka sendiri, atau berkenaan dengan suatu situasi yang tidak begitu baik
yang mereka hadapi. Jadi, adalah suatu kesalahan untuk menyimpulkan bahwa semua
masalah -dan perilaku yang berhubungan dengan ketidaksetiaan, karena berkurangnya
cinta dalam hubungan.

Lantas faktor yang membuat perbedaan adalah orang yang kurang teliti lebih
cenderung berselingkuh, begitu juga orang yang merasa insecure atau tidak aman.
Merasa tidak aman dalam suatu hubungan adalah kunci ketidakbahagiaan dan merasa
kurang puas atau minimnya komitmen, mendorong kita untuk mencari kepastian di
tempat lain. Lalu, orang-orang yang menghindari kedekatan, cenderung berselingkuh
untuk mendorong harga diri mereka. Para periset juga menemukan fakta, semua alasan
khas yang kita dengar tentang mengapa pria dan wanita cenderung selingkuh, adalah
benar. Sementara wanita selingkuh karena merasa kebutuhan mereka belum terpenuhi
dalam sebuah hubungan. Jika kamu diselingkuhi, mungkin kamu akan mempertanyakan
apa yang salah dalam hubungan tersebut. Berbicaralah dengan pasangan. Inilah satu-
satunya cara untuk mengerti apakah ada ‘lubang’ dalam hubungan yang layak
diperbaiki atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA

Badio. 2017. Apakah Arti Pelakor dan Pebinor?. http://www.abasrin.com. Diakses pada
6 Maret 2018.

Chrisanti, Anggia. 2017. Pelakor atau Valakor, Istilah Baru buat Pemicu Keributan.
https://cantik.tempo.co.Diakses pada 6 Maret 2018.

Trbunnews. 2018. Pelakor Sedang Banyak Diviralkan, Apa Kata Riset tentang
Fenomena Ini?. http://medan.tribunnews.com. Diakses pada 6 Maret 2018.

Anda mungkin juga menyukai