Anda di halaman 1dari 37

Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah

DAFTAR I
Bab I......................................................................................................................I-2
PENDAHULUAN.................................................................................................I-2
1. 1

Latar Belakang........................................................................................I-2

1. 2

Maksud dan Tujuan.................................................................................I-3

1. 3

Ruang Lingkup Praktikum......................................................................I-3

1. 4

Lokasi Pengukuran.................................................................................I-3

1. 5

Sistematika Laporan...............................................................................I-3

Bab II....................................................................................................................II-1
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................II-1
2. 1

Pengukuran Jarak..................................................................................II-1

2. 1. 1. Pengukuran Jarak Optis.................................................................II-1


2. 1. 2. Pengukuran Jarak Langsung..........................................................II-3
2. 2

Pengenalan Alat.....................................................................................II-3

2. 2. 1. Waterpass (C410-SOKKIA)...........................................................II-3
2. 2. 2. Theodolite (NE100 NIKON).........................................................II-4
2. 2. 3. Statif (Tripod).................................................................................II-5
2. 2. 4. Rambu Ukur...................................................................................II-6
Bab III.................................................................................................................III-1
PELAKSANAAN PRAKTIKUM......................................................................III-1
3. 1

Pendahuluan / Survey Lapangan..........................................................III-1

3. 2

Pemasangan Patok................................................................................III-1

3. 3

Pengukuran...........................................................................................III-1

3. 3. 1. Pengukuran Waterpass..................................................................III-1
3. 3. 2. Pengukuran Poligon Tertutup.......................................................III-4
Bab IV.................................................................................................................IV-1
4. 1

Hasil dan Pembahasan Pengukuran Waterpass....................................IV-1

4. 1. 1. Waterpass Tertutup........................................................................IV-1
4. 1. 2. Penampang Melintang (Cross Section).........................................IV-3
4. 1. 3. Poligon Tertutup (Theodolite).......................................................IV-6
4. 2

Kesulitan dan Penyelesaian................................................................IV-13

Bab V....................................................................................................................V-1
5. 1

Kesimpulan............................................................................................V-1

5. 2

Saran......................................................................................................V-2

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................V-4

Kelompok 6 - A

Page iv

Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah


1

DAFTAR TABELY
Tabel IV.1 Hasil pengukuran waterpass tertutup (kelompok 6A, 2015)............IV-1
Tabel IV.2 Hitungan waterpass tertutup (kelompok 6-A,2015)..........................IV-2
Tabel IV.3 Hitungan cross section (kelompok 6-A,2015)..................................IV-4
Tabel IV.4 Koordinat Poligon Tertutup (Kelompok 6-A,2015)..........................IV-6
Tabel IV.5 Hitungan Poligon Tertutup (Kelompok 6-A,2015)...........................IV-7

Kelompok 6 - A

Page iv

Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah


1

DAFTAR GAMBAR

Kelompok 6 - A

Page iv

Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah


1

Bab I
PENDAHULUAN

I.I

Latar Belakang
Peta menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan, terutama

untuk pembangunan fisik. Seiring perkembangan di bidang ilmu dan teknologi


yang demikian pesat teknik pemetaan pun berkembang, baik dalam pengumpulan
data maupun proses pengolahannya dan penyajiannya baik secara spasial maupun
informasi kebumian lainnya. Peta memiliki peran yang sangat penting dalam
perencanaan tata ruang. Adapun ilmu yang mempelajari tentang peta yaitu Ilmu
Geodesi
Ilmu Geodesi mempunyai dua maksud, Maksud Ilmiah dengan tujuan
menentukan bentuk permukaan bumi, dan maksud praktis dengan tujuan
membuat bayangan sebagian besar atau sebagian kecil permukaan bumi yang
diesbut peta.Pembuatan peta itu sendiri dipelajari pada ilmu Ukur tanah.
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara
pengukuran di permukaan bumi maupun di bawah tanah dengan wilayah yang
relatif sempit sehingga unsur kelengkungan bumi dapat diabaikan.
Dalam pengukuran tanah, telah dibuat bermacam macam alat ukur, baik
alat ukur untuk menghitung sudut atau untuk mengukur beda tinggi. Dalam
pengukuran alat yang digunakan untuk mengukur sudut adalah theodolit,
sedangkan alat untuk mengukur beda tinggi adalah waterpass.
Theodolit adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut dan
arah.Sudut yang diukur adalah sudut horizontal dan sudut vertikal.Thedolit
dilengkapi juga dengan sumbu I (vertikal) dan sumbu II (horizontal).Syarat
penggunaannya adalah alat berada tepat diatas patok, dengan dua buah nivo yang
harus diseimbangkan yaitu nivo dan nivo tabung.

Kelompok 6 - A

Page iv

Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah


1

Waterpass digunakan juga untuk perencanaan pembangunan jalan, saluran,


penentuan letak bangunan gedung yang didasarkan atas elevasi tanah
I.II

Maksud dan Tujuan

1.

Mengetahui cara pungukuran menggunakan alat waterpass untuk mengukur

2.

beda tinggi dengan menggunakan metode sipat datar tertutup.


Mengetahui cara pengukuran menggunakan alat theodolit untuk mencari

3.

sudut dan azimuth dengan metode poligon tertutup


Mengetahui cara pengukuran menggunakan alat theodolit untuk menembak
titik detail.

I.III

Ruang Lingkup Praktikum

Pada kegiatan Ilmu Ukur Tanah I kegiatan yang dilakukan adalah :


1.

Pengukuran Poligon Tertutup


Pengukuran menggunakan theodolit dengan titik awal dan akhir yang sama,

2.

dan azimuth awal akan sama dengan azimuth akhir


Pengukuran Sipat Datar Tertutup
Pengukuran beda tinggi dengan titik awal dan titik akhir yang sama, dan titik

3.

awal dengan titik akhir beda tingginya harus sama.


Pengukuran detail
Penggunaan theodolit untuk mencari titik-titik detail dari suatu bangunan dan

4.

jalan
Pengolahan Data
Pengolahan data yang dilakukan yaitu beda tinggi, dan sudut.

I.IV

Lokasi Pengukuran

Pada praktikum Ilmu Ukur Tanah II, kelompok 6-A melaksanakan pengukuran di
satu lokasi yaitu :
1.

Gedung Teknik Mesin untuk pengukuran poligon tertutup menuggnakan

2.

theodolit. pada titik acuan BM 032


Gedung Teknik Mesin untuk pengukuran sipat datar tertutup menggunakan

3.

waterpass pada titik acuan BM 032


Gedung Teknik Mesin untuk pengukuran detail

I.V

Sistematika Laporan
Sistematika penulisan laporan pratikum Ilmu Ukur Tanah 1 ini adalah:

BAB I

PENDAHULUAN

Membahas tentang pengertian umum Ilmu Ukur Tanah, maksud dan tujuan
pembuatan laporan, ruang lingkup praktikum, dan sistematika penulisan laporan.

Kelompok 6 - A

Page iv

Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah


1

BAB II

DASAR TEORI

Membahas tentang teori dalam pemasangan patok, teori pembahasan poligon,


sipat datar, penampang memanjang dan melintang.
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Membahas tentang tata cara pemasangan patok, pengukuran poligon tertutup ,


pengukuran waterpass tertutup serta pengukuran detail.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Membahas perhitungan poligon tertutup, waterpass tertutup serta pegukuran


detail
BAB V

PENUTUP

Mengulas kesimpulan dalam pelaksanaan praktikum, perhitungan data, penulisan


laporan, dan saran.

Kelompok 6 - A

Page iv

Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah


1

Bab II
TINJAUAN PUSTAKA

II.I

Pengukuran Jarak

II.I.1. Pengukuran Jarak Optis


Pengukuran jarak optis adalah pengukuran dengan menggunakan alat
yang dilengkapi dengan pengukur jarak optis.Terdapat 3 benang diafgrama
pada teropongnya. (Joenil Kahar,2008)
Dalam pengukuran jarak tidak langsung terdapat berbagai macam metode
dalam pengukurannya, yaitu :
1.

Metode Segitiga Sama Kaki


Prinsipnya berdasarkan pemecahan segitiga sama kaki. Dengan
metode ini diperlukan basis yang konstan dan sudut paralaks adalah
sudut yang harus ditentukan nilainya.Untuk menentukan jaraknya
dibutuhkan basis dengan panjang 2 meter, dan dipasang mendatar.Sudut
paralaks

dicari dengan menggunakan theodolit.Karena basis

dipasang mendatar maka sudut paralaks

2.

adalah sudut mendatar.

(Joenil Kahar,2008)
Metode Tangensial
Metode Tangensial digunakan, karena alat ukur hanya memiliki
benang tengah saja. Untuk itu diperlukan pembacaan ke rambu minimal
dua kali dengan sudut miring yang tidak sama. Jarak datar dapat HD
antara titik P dan Q dapat ditentukan dengan cara meletakan Theodolit
diletakan pada titik P dan rambu didirikan tegak di titik Q. Bidik rambu
ukur ke A di rambu dan baca sudut miring di A.
Kemudian bidik rambu ukur di B dan baca sudut miring B. Selisih
pembacaan skala di A dan B menghasilkan jarak S=AB.
dari gambar tersebut, maka :

Kelompok 6 - A

Page iv

Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah


1

S = BE AE

S = OE tan - OE tan
S = OE (tan - tan ), maka
S
OE = (tantan )
(Joenil Kahar,2008)
3.

Metode Stadia
Metode stadia adalah metode pengukuran dengan paralaks
konstan.Jika alat ukur yang digunakan adalah waterpass maka jark
yang didapat adalah jarak datar.Dalam pengukuran situasi
digunakan theodolit dalam pengukurannya. Garis bidik diarahkan
ke rambu yang diletakan di atas titik yang jaraknya akan dihitung
jaraknya. Jika sudut miring atau sudut zenithnya diukur, maka
dapat dihitungdengancara:
HD = SD cos m
Jika sudut zenith yang diukur, maka :
HD = SD sin z (Joenil Kahar,2008)

II.I.2. Pengukuran Jarak Langsung


II.II
II.II.1.

Pengenalan Alat
Waterpass (C410-SOKKIA)

GAMBAR 0.1 Waterpass C410-SOKKIA

Kelompok 6 - A

Page iv

Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah


1

Berikut adalah bagian dari waterpass :


1.

Objective lens, digunakan untuk melihat objek yang sudah dibidik dari

2.

lensa okuler
Focusing knob, digunakan untuk memfokuskan lensa agar objek terlihat

3.

jelas
Horizontal circle, digunakan untuk mengetahui perputaran dari

4.

waterpass agar pas 180o.


Levelling screw, untuk mengatur gelembung pada nivo agar tepat

6.

ditengah lingkaran
Base plate, merupakan alas dari waterpass yang dikaitkan pada statif
Circular level, sebuah lensa yang digunakan utnuk melihat apakah

7.

gelembung sudah masuk kedalam lingkaran


Peep sight, digunakan untuk memastikan apakah rambu ukur sudah

8.

berada di tengah tengah


Endless fine horizontal knob, untuk menggeser lensa waterpass secara

5.

halus

II.II.2.

Theodolite (NE100 NIKON)

Kelompok 6 - A

Page iv

Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah


1

GAMBAR 0.2 Theodolite NE100 NIKON


Keterangan Gambar :
1.

Optical Sight/vizier, berfungsi untuk membidik teropong pada obyek yang

2.

akan dibidik.
Horizontal axis indication mark, adalah sumbu horizontal dari alat ukur

3.
4.

5.
6.

7.

teodolit, digunakan untuk mengukur tinggi alat


Optical plumment, digunakan untuk melakukan centering optis.
Power switch, untuk mengaktifkan dan menonaktifkan operasional dari
teodolit digital.
Circular level/nivo kotak, digunakan untuk mengecek sumbu vertikal.
A) Vertical clamp, digunakan untuk mengunci teropong.
B) Vertical tangent screw, digunakan untuk menggerakkan teropong yang
telah dikunci dengan gerakan halus.
A) Horizontal clamp digunakan untuk mengunci piringan horizontal.
B) Horizontal tangent screw, digunakan untuk menggerakkan piringan

8.

horisontal yang telah dikunci dengan gerakan halus.


Levelling screw, digunakan untuk menyeimbangkan plate level, dan

9.

mengatur nivo agar tepat berada di tengah


Display and keyboard, digunakan untuk membaca sudut horizontal dan

10.

vertikal pada theodolit digital.


Plate level/nivo tabung, digunakan untuk mengecek sumbu horizontal.

II.II.3.

Statif (Tripod)

GAMBAR 0.3 Tripod SOKKIA

Kelompok 6 - A

Page iv

Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah


1

Statif ini berfungsi sebagai alat berdirinya waterpass dan theodolit,


agar dapat berdiri tegak. Alat ini fleksibel terhadap medan dan dapat
disesuaikan dengan tinggi pengguna

II.II.4.

Rambu Ukur

GAMBAR 0.4 Rambu ukur


Digunakan untuk mendapatkan bacaan benang tengah, benang atas,
dan benang bawah yang digunakan untuk pengukuran jarak optis dan beda
tinggi. Rambu ukur terbuat dari alumunium dengan panjang 3 meter, 4
meter,dan5meter.

Kelompok 6 - A

Page iv

Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah


1

Bab III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.I

Pendahuluan / Survey Lapangan


Langkah pertama yang dilakukan sebelum melakukan praktikum adalah

melakukan survey langsung ke lapagan. Hal ini harus dilakukan untuk


mengetahui medan yang akan ditempuh sehingga dapat memperkirakan lama
pekerjaan yang akan ditempuh. Survey lapangan dilakukan 1 hari atau lebih
sebelum praktikum.
III.II Pemasangan Patok
Berfungsi sebagai titik acuan berdirinya rambu ukur yang akan dibidik.
Pemasangan patok harus sesuai dengan medan atau daerah yang akan diukur.
Pemasangan patok juga tidak sembarangan, ada syarat pemasangan patok agar
data yang diperoleh lebih akurat :

Sebelum ditancapkan patok diberi warna menggunakan pewarna

apapun agar dapat terlihat


Patok harus menancap dengan kuat agar saat pengukuran tidak

mudah goyah, berpindah ataupun hilang


Jarak maksimal antar patok adalah 50m, hal itu tidak bersifat pasti,
tergantung medan pengukuran yang akan dilakukan. Semakin jauh
jarak, ketelitian pembaca akan semakin menurun.

III.III

Pengukuran
Langkah Selanjutnya adalah melakukan pengukuran, yang merupakan

tujuan dari praktikum pengukuran.Pengukuran harus dilakukan dengan teliti, hati


hati, dan jujur, sangat dilarang untuk mengubah atau memanipulasi data yang di
dapat.
III.III.1. Pengukuran Waterpass
A.

Pengukuran Sipat Datar Tertutup (Waterpass Tertutup)

Kelompok 6 - A

Page iv

Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah


1

1. Alat dan Bahan


a)
Statif
b)
Rambu ukur
c)
Payung
d)
Waterpass NIKON C410
e)
Kalkulator
f)
Meteran
2. Prosedur Pelaksanaan
a)

Mendirikan statif dan waterpass diantara titik BM 03 dan P1.

b)

Melakukan centering dan mengatur waterpass. Pengaturan alat


adalah sebagai berikut :

Mengatur panjangstatif hingga ketinggian yang diinginkan dan


mengencangkan sekrup pada setiap kaki.

Memasang waterpass diatas statif, kemudian mengencangkan


sekrup pada tengah statif agar waterpass tidak jatuh.

Mengatur lensa bidik sesuai dengan pandangan mata


pengamat sebelum memulai pengukuran.

c)

Mendirikan rambu ukur diantara BM 03 dan P1.

d)

Mengarahkan waterpass ke BM 03 dan mencatat BT, BA, dan


BB sebagai bacaan belakang.

e)

Mengarahkan waterpass ke P1, tanpa mengubah kedudukan


waterpass, kemudian mencatat BT, BA dan BB sebagai bacaan
muka

f)

Menghitung beda tinggi BM-P1, yaitu dengan BT muka-BT


belakang.

g)

Mengulangi pembacaan benang di patok selanjutnya sampai


kembali ke BM 03

h)

Melakukan pembacaan kembali, tetapi dengan pembacaan


waterpass pulang yaitu antara BM 03 dan P14, P14 dan P13, dan
seterusnya.

B.

Pengukuran Sipat Datar Terbuka (Waterpass Terbuka)


1.

Alat dan Bahan


a)

Kelompok 6 - A

Statif.

Page iv

Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah


1
b)

Rambu ukur

c)

Payung.

d)

Waterpass NIKON C410

e)

Kalkulator

f)

Meteran

Prosedur Pelaksanaan

2.

Mengatur panjang statif hingga ketinggian yang diinginkan dan

a)

mengencangkan sekrup pada setiap kaki statif.


Memasang waterpass diatas statif, kemudian mengencangkan

b)

sekrup pada tengah statif agar waterpass tidak jatuh.


Mengatur lensa bidik sesuai dengan pandangan mata pengamat

c)

sebelum memulai pengukuran.


d)

Mendirikan rambu diantara BM 03 dan P1.

e)

Menempatkan waterpass diantara BM dan P1, kemudian


membaca dan mencatat BT, BB,dan BA di BM 03 dan P1
Kemudian menghitung beda tinggi antara 2 patok yaitu dengan

f)

mengurangkan BT patok BM 03 dengan BT patok P1.


Mengulangi pembacaan dan pengukuran rambu sampai pada

g)

patok terakhir.

Pengukuran Penampang Melintang (Cross Section)

C.

1.

2.

Alat dan Bahan


a)

Statif

b)

Rambu ukur

c)

Payung.

d)

Waterpass SOKIA C410

e)

Kalkulator

f)

Meteran

Prosedur Pelaksanaan
a)

Mengatur panjang statif hingga ketinggian yang dikehendaki dan


mengencangkan sekrup pada setiap kaki statif.

Kelompok 6 - A

Page iv

Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah


1

Memasang waterpass diatas statif, kemudian mengencangkan

b)

sekrup pada tengah statif agar waterpass tidak jatuh.


Mengatur lensa bidik sesuai dengan pandangan mata pengamat

c)

sebelum memulai pengukuran.


Mengukur jarak detail di semua titik dimulai dari titik 1 sampai

d)

titik terakhir
e)

Meliat BA, BB, BT pada waterpass ke rambu ukur.

f)

Menghitung jarak dari patok ke masing masing rambu ukur


menggunakan

rumus

100(Ba-BB)

dan

manual

sebagai

pembanding.
III.III.2. Pengukuran Poligon Tertutup
1.

Alat dan Bahan

a)

Theodolit : NIKON NE100

b)

Rambu Ukur

c)

Statif

d)

Meteran

e)

Kalkulator

2.

Prosedur Pelaksanaan
a)

Mendirikan statif di atas patok P1 untuk membidik BM 03 dan P2

b)

Memasang theodolit kemudian melakukan Centering, usahakan


posisi theodolite berada tepat diatas patok

c)

Melakukan pembacaan sudut biasa backside, kemudian melakukan


pembacaan sudut biasa foreside

d)

Setelah melakukan penyetelan theodolit maka theodolit dibidikkan


ke BM 03 kemudian bacalah arah biasa dengan mengatur bacaan
horizontal 0o000

e)

Memutartheodolit guna melakukan pembidikan di P2, kemudian


membidik dan membaca serta mencatat arah horizontal, ini disebut
bacaan arah muka.

f)

Menghitung sudut biasa dengan mengambil selisih antara bacaan


arah muka dengan bacaan arah belakang.

g)

Kelompok 6 - A

Membalikan teropong 360o lalu putar theodolit 360o

Page iv

Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah


1
h)

Melakukan pembacaan sudut luar biasa foreside, kemudian


melakukan pembambacaan sudut luar biasa backside.

i)

Kemudian theodolit diputar untuk melakukan pembidikkan di


patok P2, kemudian membaca dan mencatat sudut luar biasa
belakang .

j)

Menghitung sudut luar biasa rata rata dengan mengambil selisih


antara bacaan arah luar biasa muka dengan bacaan arah luar biasa
belakang.

k)

Mengulangi pembacaan arah biasa dan arah luar biasa kesemua


patok sampai patok terakhir.

Kelompok 6 - A

Page iv

Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah


1

Bab IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.I

Hasil dan Pembahasan Pengukuran Waterpass

IV.I.1.Waterpass Tertutup
A. Hasil pengukuran
Dalam perhitungan waterpass tertutup menggunakan metode
yang sama seperti pengukuran waterpass terbuka yaitu metode pulang
pergi dan pengukuran harus kembali ke titik awal. Dalam perhitungan
waterpass tertutup didapatkan BA, BB, BT untuk menentukan beda
tinggi suatu patok. Hasil dari pengukuran waterpass tertutup sebagai
berikut
Tabel

IV.1Hasil pengukuran waterpass tertutup (kelompok 6A, 2015)

NO TITIK

ELEVASI (m)

BM03

190,466

P1

187,994

P2

186,556

P3

188,561

P4

188,021

P5

189,951

Kelompok 6 - A

Page iv

Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah


1

P6

187,777

P7

187,739

P8

187,809

P9

189,596

P10

190,320

P11

191,960

P12

191,446

P13

190,721

P14

189,998

BM03

190,466

Kelompok 6 - A

Page iv

Tabel IV.2 Hitungan waterpass tertutup (kelompok 6-A,2015)


Dari

Ke

Pergi

Pulan Rata-

Korek

Defini

Tingg

No.Tit

i Titik
190,4

ik
BM03
P1

Rata

si

tif

+2,4

+0,0

66
187,9

2,47

73

2,47

01

2,472

94

P1

3
-

+1,4

3
-

+0,0

186,5

1,43

39

1,43

01

1,438

56

9
+2,0

9
+2,0

+0,0

+2,00

188,5

04

2,00

04

01

61

5
+0,5

188,0

0,54

40

0,54

0,540

21

0
+1,9

0
+1,9

+1,93

189,9

30

1,92

30

51

9
+2,1

187,7

2,17

74

2,17

2,174

77

4
-

+0,0

4
-

187,7

0,03

38

0,03

0,038

39

8
+0,0

8
+0,0

+0,07

187,8

70

0,06

70

09

+1,7

9
-

+1,7

+1,78

189,5

87

1,78

87

96

+0,7

7
-

+0,7

+0,72

190,3

23

0,72

24

20

+1,6

4
-

+1,6

+1,64

191,9

BM0

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

P11

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

P11

P11

40

1,63

40

60

9
+0,5

191,4

0,51

15

0,51

0,514

46

4
-

+0,7

4
-

190,7

0,72

25

0,72

0,725

21

5
-

+0,7

5
-

189,9

0,72

23

0,72

0,723

98

BM0

3
+0,4

3
+0,4

+0,46

190,4

69

0,46

68

66

8
+0,0

+0,0

0,00

06

0,00

03

P12

P12

P13

P13

P14

P14

P12

P13

P14

BM03

1.

Dalam waterpass tertutup, perhitungan waterpass tertutup harus


diperhitungkan koreksinya. Bedasarkan perhitungan tabel diatas,
koreksi yang didapat sebesar -0,003 m dimana jumlah koreksi dan
beda tinggi rata-rata harus sama. Kesamaan tersebut mengakibatkan
jumlah beda tinggi yang dikoreksi menjadi 0.
2.

Perhitungan selanjutnya yaitu menghitung beda tinggi defintif dan


definitif tersebut syaratnya yaitu jumlah seluruh definitif harus sama
dengan nol.

Definitif

= beda tinggi rata-rata + koreksi

Definitif P1-P2

= -1,439 + 0,001
= -1,438 m

3.

Perhitungan

terakhir

yaitu

menghitung

elevasi

(elevasi

awal=190,466) dengan rumus:


Elevasi titik P1= elevasi titik BM + Beda tinggi definitive P1
= 190,466 + -2,472
= 187,994 m
4.

Lakukan hal yang sama sampai semua titik diketahui elevasinya dan

5.

kembali ke titik awal


Toleransi kesalahan penutup beda tinggi
Menghitung toleransi kesalahan penutup beda tinggi 10 mm

dimana D (dalam km) = jarak total


,10mm
Maka

= 10

0,395

= 6,284 mm
= 0,006 m
6.

Kesalahan penutup
Menghitung kesalahan penutup dengan persamaan jumlah beda
tinggi pergi dikurangi jumlah beda tinggi pulang.
hpergi-hpulang = -0,003 (0,006) = -0,009 m

IV.I.2.Penampang Melintang (Cross Section)


A. Hasil Pengukuran

Pengukuran cross section menghasilkan data berupa beda tinggi


dari titik detail tiap jalan dan diperoleh BA, BB dan BT dari titik detail
jalan tersebut Dengan diketahui data berupa tinggi titik detail-detail
pada titik BM16-P1 dapat direncanakan pekerjaan selanjutnya seperti
perbaikan jalan atau perencanaan pembuatan jalan baru.

Titi

BT

BA

BB

Beda

(m)

(m)

(m)

Tinggi

Jarak

Tinggi
Atas

Yg

(Patok

Bidi

k
1
2
3
4

1,329
1,325
2,080
2,068

1,340
1,336
2,091
2,078

1,318
1,313
2,068
2,058

-0,079
-0,075
-0,830
-0,818

2,200

1,25

2,300

m
1,25

2,300

m
1,25

2,000

m
1,25

1,281

2,290

2,272

-0,031

1,800

m
1,25

1,279

1,288

1,269

-0,029

1,900

m
1,25

1,222

1,230

1,213

-0,028

1,700

m
1,25

1,178

1,187

1,168

0,072

1,900

m
1,25

2,000

m
1,25

6,700

m
1,25

6,800

m
1,25

0,248

10,20

m
1,25
m
1,25

9
10
11
12

1,425
1,221
1,004
1,002

1,435
1,254
1,038
1,053

1,415
1,187
0,970
0,951

-0,175
0,029
0,246

13

1,228

1,279

1,176

0,022

0
10,30

14

1,336

1,422

1,250

-0,086

0
17,20

m
1,25

15

1,099

1,185

1,012

0,151

0
17,30

m
1,25

16

1,170

1,265

1,075

0,080

0
19,00

m
1,25

0,035

0
19,00

m
1,25

0,020

0
19,80

m
1,25

-0,841

0
49,70

m
1,25

-0,895

0
20,00

m
1,25

-0,010

0
20,00

m
1,25

17
18
19
20
21

1,215
1,230
2,091
2,145
1,260

1,310
1,329
2,189
2,245
1,360

1,120
1,131
1,692
2,045
1,160

Tabel IV.3Hitungan cross section (kelompok 6-A,2015)


A.

Pembahasan

Tinggi detail jalan di atas diperoleh dari pengukuran dan perhitungan


sebagai berikut :
1.

Pengukuran penampang melintang dilakukan dengan metode yang

4.

sama dengan pengukuran waterpas terbuka.


Menentukan detail-detail tiap titik jalan yang akan diukur.
Mengukur jarak antaratitik detail jalan dengan pita ukur.
Membuat sketsa detail tiap detail titik angka untuk mempermudah

5.

dalam pengukuran.
Mendirikan alat diantara titik P1 dan P2, setelah itumengukur

2.
3.

tinggi alat , kemudian bidik rambu ukur yang berdiri pada tiap
detail lalu catat bacaan BA, BT dan BB. Dan seterusnya sampai ke
6.

titik detail 22.


Menghitung beda tinggi tiap detail dengan cara mengurangi BT
titik P2 dengan BT detail-detail pada titik P1.Dan seterusnya

7.

sampai ke titik detail 22.


Menghitung tinggi tiap detail dengan cara menjumlahkan tinggi
titik P2 dengan beda tinggi detail-detail pada titik P1, tinggi titik
P2 sudah diketahui yaitu m
Tinggi titik 1 = Elevasi Awal + Beda Tinggi 1
=222,742 + -0,079
=223,663
Dan seterusnya sampai diketahui tinggi titik detail 22 pada titik P1.

IV.I.3.Poligon Tertutup (Theodolite)


NO
KOORDINAT
A.
X (Meter)
Y (Meter)
1
438365,664
2
438347,912
3
438395,583
4
438443,100
5
838459,910
6
438462,743
7
438441,256
8
438452,655
9
438424,413
10
438391,560
11
438373,260
12
438365,663
Pengukuran

9220586,751
9220495,194
9220482,242
9220470,159
9220498,537
9220510,169
9220548,134
9220570,179
9220578,277
9220584,333
9220590,079
9220586,752

NO.TITI
K
BM03
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
BM03

Hasil

Pengukuran poligon tertutup menghasilkan data berupa sudut Setelah diperoleh


sudut, Didapatkan koordinat lokasi yang ukur. Hasil yang diperoleh adalah
sebagai berikut :
Tabel IV.4 Koordinat Poligon Tertutup (Kelompok 6-A,2015)

Tabel IV.5Hitungan Poligon Tertutup (Kelompok 6-A,2015)

Berdasarkan

data

yang

didapatkan

dari

pengukuran

dilapangan,diperoleh hasil data pengukuran sebagai berikut :


1.

Pertama, alat diletakkan di titik BM03 , kemudian bidik

2.

ke titik P10. Setelah itu alat diset 000.


Kemudian alat membidik P1, didapat sudut horizontal

3.

untuk arah biasa 1782430.


Kemudian teropong diputar arah luar biasa, kemudian
membidik P1, didapat sudut horizontal arah luar biasa

4.

5.
6.

1782430.
Kemudian alat membidik P10, di dapat sudut horizontal
arah luar biasa 1385740.
Melakukan langkah 1-4 sampai titik P10.
Setelah itu menghitung sudut biasa, sudut luar biasa, dan
sudut rata-rata pada titik P1.
Sudut biasa

: 1782430

= 1782430

Sudut luar biasa

: 3582430 - 18000
=1782430

Sudut rata-rata

: (1782430 +1782430) /2
= 1782430

7.
8.

Melakukan langkah ke 7 sampai pada titik P10.


Sudut rata-rata yang sudah diperoleh kemudian
dimasukkan ke form hitungan poligon tertutup sebagai

9.

sudut ukuran ().


Untuk mencari

10.

menjumlahkan sudut ukuran () kemudian +


.
Syarat besarnya sudut dihitung dengan menggunakan

azimuth

()

terlebih

dahulu

180

rumus :
( n 2 ) x 180= ( 11 2 ) x

180

= 16200

Hasil pengukuran di lapangan ternyata jumlah sudut ukuran ()

sebesar = 1620015, maka dihitung dengan menggunakan


rumus :

= [ ( 11 2 ) x

1620015

180

]+f

= 16200+ f

= +0015 (koreksi seluruh

sudut)
Koreksi sudut = f / 11
= +0015 / 11
= +001,36(koreksi per titik)
a)

Perhitungan azimuth
Berdasarkan data azimuth awal sebesar=191149,45
Untuk menghitung azimuth titik selanjutnya yaitu akhir =
awal +180-360 dihitung dengan menggunakan
rumus:
12

= 1+ 2 +180 - 360
= 191149,45+ 941045- 2- 180
= 4651232,45 - 360
=1051232,45

1)

Perhitungan tersebut digunakan sampai P10BM03

2) Hasil azimuth dapat dilihat di dalam form


perhitungan

poligon

tertutup

di

halaman

lampiran.
3) Menjumlahkan jarak (d), diperoleh =395,320 m.
b)

Perhitungan koreksi fx
1)
Menghitung d sin dengan menggunakan rumus :
X12

= d12 sin 12
= 93,27 sin 191149,45
= -17,845 m

2)

Perhitungan tersebut digunakan sampai P10BM 03

3)

Kemudian dijumlahkan, ternyata hasil yang didapatkan


0, melainkan :-0.395 m, maka harus ada koreksi. Cara
menghitung koreksi dihitung dengan menggunakan
rumus :

k X/titik

k x12

d
d

kx

93,27
395,320 -0,395

= +0,093 m
Perhitungan tersebut digunakan sampai kXP10-BM03
Besarnya d sin

= -0,395 m

Dimana syarat d sin = 0,


maka besarnya koreksi d sin = +0,395 m
4)

Jumlah dari koreksi tiap titik (kX/titik) harus sama


dengan koreksi (kX)
Masing-masing besarnya koreksi d sin per titik dapat
dilihat di form poligon tertutup pada halaman lampiran.

5)

Perhitungan koreksi fy

Menghitung d cos dengan menggunakan rumus :


Y12

= d12 cos 12
=93,27 cos 191149,45
= -91,547 m

6)
7)

Perhitungan tersebut digunakan sampai P10-BM 03


Kemudian dijumlahkan, ternyata hasilnya

0,

melainkan -0,03783m, maka harus ada koreksi. Cara


menghitung koreksi dengan menggunakan rumus :

k Yi/titik

k y

12

d
d ky

93,27
0,044
395.320

Hitungan tersebut digunakan sampai P10-BM 03


Besarnya d cos = 0,044 m
Dimana syarat d cos = 0, maka besarnya koreksi

8)

9)

d cos = +0,044 m
10)

Jumlah dari koreksi tiap titik (kY/titik) harus sama


dengan koreksi (kY)

11) Masing-masing besarnya koreksi d cos per titik dapat


dilihat di form poligon tertutup pada halaman lampiran.

Perhitungan terakhir dari poligon tertutup, yaitu


perhitungan koordinat. Koordinat awal (BM) =
(438365,664 ; 9220586,751) m sudah diketahui.
Koordinat awal berguna untuk menghitung koordinat
selanjutnya.
12)

Rumus yang digunakan adalah :


X1
= BM + dBM-1 sin BM-1 + kXBM-1
= 438365,664+ -17,845 + 0,093
= 438347,912 m
Y1

= BM + dBM-1 cos BM-1 + kYBM-1


= 9220586,751 + -91,547 + -0,010
= 9220495,194 m

Perhitungan tersebut digunakan sampai kembali ke


koordinat BM.
c)

Ketelitian Linier

Rumus ketelitian linier adalah sebagai berikut :


fl

Fx = (
Fy = (
fl

( fx) 2 ( fy) 2
d

d sin
d cos

) = -0,390
) = 0,029

( fx) 2 ( fy) 2

= -0,3902 + 0,0292
= 0,391
d = 395,320 m

Jadi, kesalahan linier =

fl
d

Ketelitian Linier

0,391
395,320

= 0,001

= 1: 1011,049

Toleransi Ketelitian Linear


Kesimpulannya

= 1: 1000,000

Pengukuran

poligon

tertutup

memenuhi toleransi ketelitian linier


d)

Toleransi kesalahan penutup sudut


Menghitung

toleransi

kesalahan

penutup

sudut

N
dengan rumus 20

. Dengan N adalah jumlah titik

Maka,

N
20

= 20

11

= 16,34

Berarti perhitungan hasil dari pengukuran tidak memenuhi


syarat

IV.II Kesulitan dan Penyelesaian


Adapun kesulitan yang dihadapi saat melakukan praktikum adalah sebagai
berikut:
1.

Kesulitan melihat patok karena lokasi praktikum berada di semak-semak


Kesulitan melihat patok karena pohon dan mobil
Jarak yang terlalu jauh membuat mata susah melihatnya
Adanya Fatamorgana
Penyelesaian yang kita lakukan saat pengukuran:
Menggunakan ujung pulpen untuk melihat jelas patok
Bergantian saat penggunaan alat, agar tidak terjadi kesalahan karena

kelelahan.

Bab V
PENUTUP
V.I

Kesimpulan

Dari bab-bab yang telah diuraikan di atas, maka dapat di ambil kesimpulan
sebagai berikut :
1.

Ilmu Ukur Tanah adalah yang mempelajari cara pengukuran di permukaan


bumi maupun di bawah tanah dengan wilayah yang relatif sempit sehingga
unsur kelengkungan bumi dapat diabaikan.

2.

Geodesi adalah ilmu tentang pengukuran dan pemetaan permukaan bumi.

3.

Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda tinggi antara dua
titik.

4.

Theodolit adalah alatyang digunakan untuk mengukur sudut horizontal


maupun vertikal

5.

Dalam praktik Ilmu Ukur Tanah I ini waterpass digunakan dalam pengukuran
waterpass tertutup, waterpass terbuka dan cross section. Praktek waterpass
terbuka dilakukan di Teknik Mesin dan praktek waterpass tertutup di lakukan
di area Teknik Mesin.

6.

Theodolit digunakan dalam pengukuran poligon tertutup yang dilakukan di


area Teknik Mesin. Apabila pengukuran telah dilakukan dan jika hasil
pengukuran di gambarkan pada bidang datar maka titik awal dan titik akhir
akan kembali pada tempat yang sama dan saling berikatan.

7.

Cross Section adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui beda


tinggi suatu tempat yang datar.

8.

Setiap dilakukan pengukuran pasti memiliki kesalahan, maka dibuat aturan


toleransi agar pada setiap pengukuran tidak terjadi kesalahan yang besar.
Pada pengukuran waterpass tertutup yang dilakukan kelompok 6-A didapat
kesalahan sebesar 0,003 mm.

9.

Toleransinya yang diperbolehkan dalam pengukuran waterpass tertutup yaitu


sebesar 0,008 m

10.

sehingga pengukuran kelompok kami memenuhi toleransi

11.

Pada pengukuran poligon tertutup yang dilakukan kelompok 6-A, kesalahan


penutup sudut sebesar = 16,34.

12.

Toleransi yang diperbolehkan pada pengukuran poligon tertutup adalah


109,545

13.

Sehingga pada pengukuran poligon tertutup kelompok 6-A tidak memenuhi


toleransi.

14.

Ketelitian linier pengukuran kelompok 6-A sebesar 1:1011,049

15.

Toleransi linier yang diperbolehkan pada pengukuran ini sebesar 1: 1000,000

16.

Kesimpulan ; Adapun toleransi kesalahan linier yang diperbolehkan dalam


pengukuran ini ialah 1: 1000,000

17.

Sedangkan hasil yang diperoleh sebesar 1: 1011,000

18.

Sehingga memenuhi syarat.

19.

Dalam melakukan pengukuran ada beberapa faktor yang menyebabkan


terjadinya kesalahan,antara lain :
a)

Kesalahan yang disebabkan oleh alam, seperti hujan dan medan yang
sukar.

b)

Kesalahan yang disebabkan oleh individu, seperti keadaan tubuh yang


tidak sehat.

c)

Kesalahan pada alat ukur, seperti proses pendirian alat yang kurang
tepat.

V.II

Saran
Dari praktikum yang telah kami lakukan, berikut adalah saran dalam

melakukan praktikum Ilmu Ukur Tanah kali ini


1.

Sebelum melakukan praktikum, di hari sebelumnya lakukan survey


lapangan. Agar medan praktek dapat dikuasai.

2.

Dalam penandaan patok, gunakan alat bantu yang tidak mudah hilang
atau di pindahkan seperti paku payung dengan ukuran yang agak besar.

3.

Sebelum praktikum dilakukan siapkan setiap alat yang dibutuhkan dan


pastikan alat tersebut layak untuk digunakan.

4.

Praktikum sebaiknya dilakukan dengan kondisi tubuh yang sehat


sehingga tidak mengganggu saat pengukuran.

5.

Dalam pengukuran sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari.


Karena menghindari terjadinya undulasi pada siang hari.

6.

Pada saat pengukuran sebaiknya alat dilindungi dari pancaran sinar


matahari dengan menggunakan payung.

7.

Saat centering sebaiknya dilakukan secara hati-hati agar hasil yang di


dapatkan benar dan akurat.

8.

Pada proses penembakan titik dengan alat theodolit sebaiknya gunakan


alat bantu yang dapat terlihat namun tidak terlalu besar seperti benang
jahit.

DAFTAR PUSTAKA
Basuki,Slamet.2006.ILMU UMUR TANAH.Yogyakarta:Gadjah Mada University
Press
Hardika,Erwin Putra.2011.ArcView GIS Pengukuran dan Pemetaan Areal Kerja
Skala Besar.Yogyakarta:Graha Ilmu
Djawanir,Ir,MSC.2011.Sistem Acuan Geodetic.Jogja:PT Pustaka
Google.Gambar Statif.http//gambar202.67.224.135.(diakses 25 Desember 2014)

Indonetwork.co.id.Gambar
desember 2014)

Rambu

Ukur.http//202.67.224.135

(diakses

25

Kahar,Joenil.2008.Geodesi.Bandung:ITB
Kakus.2015. Gambar Waterpass.http//Kaskus.co.id.(diakses 25 Desember 2014)
Mohaveinstrument.2011.Gambar
(diakses 25 Desember 2014)

Theodolit.http//mohaveninstrument.com.

Rahimawan.2014.Contoh Penulisan Dafta Pustaka Yang Baik


Benar.http://mazinubersahabat.blogspot.com.(diakses 11 Januari 2015)

dan

Anda mungkin juga menyukai