Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Iqbal

Khadafi Johansyah

NIM : F1D120027

Prodi : Teknik Pertambangan

Statement Teknologi di Bidang Pertambangan

1. Surpac
Surpac merupakan aplikasi pemodelan sumber daya dan perencanaan tambang. Fitur
utama dalam aplikasi ini mencakup pembuatan desain pit untuk mempermudah perencanaan
tambang. Selain itu, di dalam aplikasi ini terdapat fitur perhitungan volume dan system grade
control.

2. Geoscanner 1803 AT
Geoscanner 1803 AT merupakan instrument untuk peralatan resistivitymeter 2D yang
digunakan untuk menafsirkan keberadaan mineral, batubara, kondisi geoteknik dan
hidrogeologi. Selain itu, alat ini juga dapat digunakan untuk karakterisasi dan deliniasi
daerah yang terkontaminasi bahan pencemar. Geoscanner hasil pengembangan BPPT
tersebut memiliki kelebihan kompatible dengan semua resistivitymeter yang ada di pasaran.
Sementara, produk geoscanner yang selama ini ada hanya compatible dengan satu
resisitivitymeter saja.
3. Leapfrog Geo
Leapfrog Geo adalah produk aplikasi dari perusahaan Seequent. Aplikasi ini dapat
digunakan untuk pemodelan geologi dalam bentuk 3 dimensi. Selain itu, fitur penting
aplikasi Leapfrog Geo adalah estimasi sumber daya dalam suatu model geologi.

4. GIS (Sistem Informasi Geografis)


Sistem Informasi Geografis (GIS) adalah teknologi yang penting bagi PT Freeport
Indonesia (PTFI). Sebagai perusahaan pertambangan kelas dunia, PTFI bekerja di lokasi
terpencil dan kompleks di Pegunungan Sudirman, Papua, Indonesia. GIS sendiri adalah
teknologi yang muncul dibidang geografi dan telah berkembang dari command line,
perangkat lunak berbasis workstation ke perangkat berbasis internet melalui cloud dan
perangkat seluler.
GIS menggabungkan fitur geografis dengan data tabular untuk memetakan,
menganalisis, dan menilai masalah dunia nyata. Beragam data spatial dan tematik data
dikelola oleh PTFI dalam berbagai format. Presentasi data dan informasi ini bagi PTFI sangat
penting untuk memberi wawasan dalam proses pengambilan keputusan.
Dunia teknologi Informasi telah berkembang sangat pesat, dengan adanya Sistem
Informasi berbasis Geografis (GIS), Pengelolaan informasi operasi pertambangan pun akan
mendapatkan keuntungan dari teknologi tersebut. Management operasi tambang, target
produksi, dan mitigasi keselamatan tambang, dapat dilakukan dalam sebuah sistem yang
terintegrasi dalam format data Geo-Spasial atau berbasis peta-digital serta didukung koneksi
database yang baik. Efisiensi biaya dapat diharapkan dari teknologi GIS untuk monitoring
jalannya operasi tambang secara komprehensif, mendekati real time, dan terstruktur baik.
Sehingga para pengambil keputusan ditingkat managerial dan para pengawas lapangan dapat
bekerja lebih efisien.
5. Teknik Pengeboran
Berdasarkan cara pengambilan sampelnya, metode teknik pengeboran terbagi menjadi
3, yaitu :
 Touch Core, merupakan teknik pengeboran yang awalnya dilakukan dengan teknik open
hole dan ketika mata bor menyentuh lapisan batubara, yang terindikasi dari lubang bor
dengan keluarnya sample cutting batubara dan air pengeboran berwarna coklat tua-hitam
akibat batubara tergerus, maka pomboran akan distop putaran bornya. Selanjutnya, stang
bor diangkat dan mata bor akan diganti dengan jenis mata bor seperti pada full core untuk
pengambilan sample inti batuan.

 Full Core, merupakan teknik pengeboran yang dilakukan sampai kedalaman yang
direncanakan dengan mengambil sampel berupa inti (core) batuan tanpa dilakukan
pengeboran open hole. Sampel inti batuan ini bentuknya seperti tabung atau jika kita
analogikan pada makanan yaitu seperti lemang dengan ukuran sesuai dengan pipa
pengeboran yang digunakan. Pengambilan sampel ini pun biasanya per 1,5 atau 3 meter
tergantung panjang pipa yang digunakan.

 Open Hole, merupakan teknik pengeboran dengan melubangi area tertentu sampai
kedalaman yang telah direncanakan. Pengambilan sampelnya berdasarkan hasil potongan
batuan dari tiap gerusan mata bor per Run atau per pipa bor biasanya per 1,5 meter yang
biasa disebut cutting. Cutting akan dibawa naik ke atas dengan media air bercampur
lumpur pengeboran.

Saat melakukan kegiatan eksplorasi batubara yang membutuhkan banyak titik


pengeboran, teknik pengeboran yang paling banyak dilakukan adalah teknik open hole
dikarenakan selain lebih murah dari segi biaya, teknik ini pun tergolong lebih cepat
dibanding dengan teknik yang lainnya. Akan tetapi, penentuan posisi kedalaman dan
ketebalan lapisan batubara dengan teknik open hole kurang akurat jika dibandingkan teknik
fullcore.

Anda mungkin juga menyukai