Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :


PANCASILA EDUCATION
Dosen Pengampu: Saiful Bahri, S.Ag., M.Pd.I.

Oleh:
1. Febryan Dhika Rahayuningtyas (1860203232112)
2. Nur Istanah (1860203231008)
3. Mohammad Anwar Muzacky (1860203231036)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI


RAHMATULLAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS
TULUNGAGUNG 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari seluruh komponen yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai
Suatu Sistem Filsafat”
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, serta seluruh Masyarakat Indonesia khususnya
para mahasiswa untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
dalam pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tulungagung, 31 Agustus 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada umumnya di dunia ini terdapat berbagai macam dasar negara
yang menyokong negara itu sendiri agar tetap berdiri kokoh, teguh, serta
agar tidak terombang ambing oleh persoalan yang muncul pada masa kini.
Pada hakikatnya ideologi merupakan hasil refleksi manusia berkat
kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka
terdapat sesuatu yang bersifat dialektis antara ideologi dengan masyarat
negara. Di suatu pihak membuat ideologi semakin realistis dan pihak yang
lain mendorong masyarakat mendekati bentuk yang ideal. Idologi
mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa maupun negara, namun
juga membentuk masyarakat menuju cita-citanya.

Indonesia pun tak terlepas dari hal itu, dimana Indonesia memiliki
dasar negara yang sering kita sebut Pancasila. Pancasila sebagai ideologi
menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara dan karakteristik
Pancasila sebagai ideologi negara. Sejarah indonesia menunjukan bahwa
Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan
hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar
kehidupan yang layak dan lebih baik, untuk mencapai masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur.

Pancasila adalah sebuah konsep fundamental yang menjadi


landasan ideologi negara Indonesia. Sebagai suatu sistem filsafat,
Pancasila merangkum nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan pandangan hidup
yang menjadi dasar bagi pembentukan negara dan masyarakat Indonesia.
Dalam bahasa Sanskerta, "Pancasila" berarti "lima prinsip dasar," yang
mencerminkan inti dari filsafat ini.

Kelima prinsip dasar Pancasila adalah:


1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Mencerminkan keyakinan akan
keberadaan Tuhan sebagai pencipta dan pemelihara alam
semesta. Meskipun Indonesia mengakui keberagaman agama,
prinsip ini mengajarkan pentingnya hubungan manusia dengan
Tuhan.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab: Menegaskan pentingnya


menghormati martabat manusia, melindungi hak asasi manusia,
dan menciptakan masyarakat yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia: Mendorong kesatuan dan persatuan


bangsa Indonesia, mengatasi perbedaan dan konflik, serta
mempromosikan semangat gotong royong dalam kehidupan
sosial.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hukum: Menekankan


pentingnya demokrasi, kedaulatan rakyat, serta penerapan
hukum yang adil dan berkeadilan dalam pemerintahan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: Mengupayakan


distribusi yang adil dari sumber daya ekonomi, pendidikan, dan
kesejahteraan bagi semua warga negara, sehingga menciptakan
masyarakat yang lebih merata.

Pancasila sebagai sistem filsafat memberikan arah dan landasan


moral bagi negara Indonesia, mempromosikan prinsip-prinsip universal
seperti hak asasi manusia, keadilan, dan persatuan, serta menjadi fondasi
untuk pembangunan sosial, politik, dan ekonomi yang berkelanjutan.
Filsafat Pancasila mengilhami tindakan dan kebijakan pemerintah
Indonesia, dan menjadi simbol identitas nasional yang kuat bagi negara
ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat

1. Secara Umum
Secara umum filsafat adalah suatu kebijaksanaan hidup (filosofia)
untuk memberikan suatu pandangan hidup yang menyeluruh berdasarkan
refleksi atas pengalaman hidup maupun pengalaman ilmiah. Filsafat
merupakan suatu ilmu pengetahuan karena memiliki logika, metode dan
sistem. Namun filsafat berbeda dari ilmu-ilmu pengetahuan kehidupan
lainnya oleh karena memiliki obyek tersendiri yang sangat luas. Sebagai
contoh, dalam ilmu psikologi mempelajari tingkah laku kehidupan
manusia, namun dalam ilmu filsafat tidak terbatas pada salah satu bidang
kehidupan x saja, melainkan memberikan suatu pandangan hidup yang
menyeluruh yaitu tentang hakiki hidup yang sebenarnya. Pandangan hidup
tersebut merupakan hasil pemikiran yang disusun secara sistematis
menurut hukum-hukum logika.

Seorang yang berfilsafat (filsuf) akan mengambil apa yang telah


ditangkap dalam pengalaman hidup maupun pengalaman ilmiah
kemudiaan memandangnya di bawah suatu horizon yang lebih luas, yakni
sebagai unsur kehidupan manusia yang menyeluruh.

2. Menurut Para Ahli


Pengertian filsafat menurut menurut para ahli memiliki perbedaan
dalam mendefinisikan filsafat yang disebabkan oleh berbedaan konotasi
filsafat dan keyakinan hidup yang dianut mereka. Perbedaan pendapat
muncul juga dikarenakan perkembangan filsafat itu sendiri sehingga
akhirnya menyebabkan beberapa ilmu pengetahuan memisahkan diri dari
ilmu filsafat. Berikut beberapa pengertian filsafat menurut menurut para
ahli yang memiliki pengertian jauh lebih luas dibandingkan dengan
pengertian menurut bahasa.

 Cicero ( (106 – 43 SM ) Filsafat adalah seni kehidupan sebagai


ibu dari semua seni.
 Aristoteles (384 – 322 SM) Filsafat adalah memiliki kewajiban
untuk menyelidiki sebab dan asas segala benda.
 Plato (427 – 347 SM) Filsafat itu adalah tidaklah lain dari
pengetahuan tentang segala yang ada
 Al Farabi (wafat 950 M) Filsafat itu ialah ilmu pengetahuan
tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakekatnya yang
sebenarnya.
 Thomas Hobbes (1588 – 1679) Filsafat ialah ilmu pengetahuan
yang menerangkan perhubungan hasil dan sebab atau sebab dari hasilnya,
dan oleh karena itu senantiasa adalah suatu perubahan.
 Johann Gotlich Fickte (1762-1814) Filsafat merupakan ilmu dari
ilmuilmu, yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Filsafat
membicarakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu untuk mencari
kebenaran dari seluruh kenyataan.
 Imanuel Kant ( 1724 – 1804) Filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang
didalamnya tercakup empat persoalan yaitu metafisika, etika agama dan
antropologi.
 Paul Nartorp (1854 – 1924) Filsafat sebagai ilmu dasar hendak
menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar
akhir yang sama, yang memikul sekaliannya.
 Harold H. Titus (1979) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan
kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara
tidak kritis.

Selain tokoh-tokoh dunia, adapun pendapat dari tokoh bangsa


Indonesia mengenai filsafat, yaitu :
 Notonegoro: Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya
dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah, yang disebut
hakekat. xii
 Driyakarya: filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya
tentang sebab-sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan
yang sedalam-dalamnya sampai “mengapa yang penghabisan.
 Sidi Gazalba: Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran
untuk kebenaran, tentang segala sesuatu yang dipermasalahkan, dengan
berfikir radikal, sistematik dan universal.
 Hasbullah Bakry: Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki
segala sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta
dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang
bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan
itu.
 Prof. Dr. Ismaun, M.Pd.: Filsafat ialah usaha pemikiran dan
renungan manusia dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh ,
yakni secara kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan
radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki
(pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati.
 Prof. Mr.Mumahamd Yamin: Filsafat ialah pemusatan pikiran ,
sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya didalam
kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.
B. Ciri-ciri Berfikir Secara Kefilsafatan
Berpikir kefilsafatan memiliki karakteristik tersendiri yang dapat
dibedakandari bidang ilmu lain.Beberapa ciri berpikir kefilsafatan dapat
dikemukakan sebagai berikut :
1. Radikal artinya berpikir sampai ke akar-akarnya, hingga sampai
pada hakikatatau substansi yang dipikirkan.
2. Universal artinya pemikiran filsafat menyangkut pengalaman
umum manusia.Kekhususan berpikir kefilsafatan menurut Jaspers terletak
pada aspekkeumumannya.
3. Konseptual artinya merupakan hasil generalisasi dan abstraksi
pengalamanmanusia. Misalnya : Apakah seni itu? Apakah keindahan itu?
4. Koheren dan konsisten (runtut). Koheren artinya sesuai dengan
kaidah-kaidah berpikir logis. Konsisten artinya tidak mengandung
kontradiksi.
5. Sistematik artinya pendapat yang merupakan uraian kefilsafatan
itu harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung adanya
maksud atau tujuantertentu.
6. Komprehensif artinya mencakup atau menyeluruh. Berpikir
secara kefilsafatanmerupakan usaha untuk menjelaskan alam semesta
secara keseluruhan.
7. Bebas artinya sampai batas-batas yang luas, pemikiran filsafati
boleh dikatakanmerupakan hasil pemikiran yang bebas, yakni bebas dari
prasangka-prasangkasosial, historis, kultural, bahkan religius.
8. Bertanggungjawab artinya seseorang yang berfilsafat adalah
orang yang berpikir sekaligus bertanggungjawab terhadap hasil
pemikirannya, paling tidakterhadap hati nuraninya sendiri.

Kedelapan ciri berpikir kefilsafatan ini menjadikan filsafat


cenderung berbedadengan ciri berpikir ilmu-ilmu lainnya, sekaligus
menempatkan kedudukan filsafatsebagai bidang keilmuan yang netral
terutama ciri ketujuhKedelapan ciri berfikir kefilsafatan ini menjadikan
filsafat cenderung berbedadengan ciri berfikir ilmu-ilmu lainnya, sekaligus
menempatkan kedudukan filsafatsebagai bidang yang netral terutama ciri
ketujuh.

C. Aliran-aliran Filsafat
1. Idealisme
Idealisme merupakan sebuah pemikiran filosofis yang telah
memberikan pengaruh besar terhadap dunia pendidikan selama
beberapa abad. Herman Horne mengatakan idealisme merupakan
pandangan yang menyimpulkan bahwa alam merupakan ekspresi dari
pikiran, juga mengatakan bahwa subtansi dari dunia ini adalah dari
alam pikiran serta berpandangan bahwa hal-hal yang bersifat materi
dapat dijelaskan melalui jiwa. Selain itu, Ahmad Tafsir mengemukakan
bahwa dalam kajian filsafat, idealisme adalah doktrin yang
mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam
ketergantungannya pada jiwa (mind) dan spirit (ruh). Istilah ini
diambil dari "idea", yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. George R.
Knight menguiaikan bahwa idealisme pada mulanya, adalah suatu
penekanan pada realitas ide gagasan, pemikiran, akal pikir daripada
suatu penekanan pada objek-objek dan daya-daya materi.

2. Realisme
Realisme merupakan suatu aliran dalam ilmu pengetahuan.
Realisme adalah pandangan bahwa objek objek indra adalah real dan
berada sendiri tanpa disandarkan kepada pengetahuan lain atau
kesadaran akal. Menurut aliaran ini ia mempersoalkan obyek
pengetahuan manusia. Aliran realisme memandang bahwa obyek
pengetahuan manusia terletak di luar diri manusia. Aliran realisme ini
dibagi menjadi dua golongan:

1. Golongan Realisme Rasional.


Golongan ini dibagi menjadi dua yaitu
1. Realisme Klasik disebut juga humanism rasional yang
berpandangan bahwa manusia pada hakikatnya memiliki ciri
rasional. Menurut pandangan Artitoles, manusia sempurna
adalah manusia moderat yang mengambil jalan tengah.
2. Realisme religious dalam pandangannya tampak dualistis,
terdapat dua order yang terdiri atas order natural dan order
supernatural. Kedua ini berpusat pada Tuhan

2. Golongan Aliran Realisme Alam atau Realisme Ilmiah


Aliran realisme alam ini bersifat skeptis dan eksperimentil. Aliran
ini berpandangan bahwa dunia di sekeliling kita nyata, maka yang
menjadi tugas ilmu pengetahuan adalah menyelidiki semua isinya.
Aliran realisme alam ini menolak adanya spiritual, dan dia juga
mengatakan bahwa dunia spiritual ini tidak dapat dibuktikan,
sehingga hal ini secara filosofi tidak penting. Mereka hanya
berfikir fungsi yang koplek dari susunan tubuh, saraf dan
lainnya kemauan bebas.

3. Materialisme
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan
bahwa hal yang dapat dikatakan benar benar ada adalah materi.
Materialisme berpandangan bahwa bahwa hakikat realisme adalah
materi, bukan spiritual, atau super natural. Ciri utama aliran ini
adalah menempati ruang atau waktu, memiliki keluasan, dan bersifat
objektif, sehingga bisa diukur, dibining, dan di observasi. Pada
dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah
hasil intraksi material materi adalah satu-satunya subtansi. Para
materialism percaya baliwa tidak ada kekuatan apa pun yang bersifat
spiritual di balik gejala atau peristiwa material itu. Kalau ada gejala
yang masih belum diketahui, maka hal itu bukan berarti kekuatan
yang bersifat spiritual di belakang peristiwa tersebut, melainkan
karena pengetahuan dan akal kita saja yang belum dapat
memahaminya.

Ciri-ciri sifat materialisme


1. Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi
2. Tidak meyakini adanya alam ghaib
3. Menjadikan pancaindera sebagai satu-satunya alat mencapai
ilmu
4. Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlak.

Anda mungkin juga menyukai