BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023/2024
Menurut Kamus Arab – Indonesia, kata syukur diambil dari kata Syakara, yang artinya
adalah berterimakasih dan tasyakkara yang berarti mensyukuri-Nya, memuji-Nya. Syukur
berasal dari kata syukuran yang berarti mengingat akan segala nikmat-Nya.
Menurut bahasa adalah suatu sifat yang penuh kebaikan dan rasa menghormati
serta mengagungkan atas segala nikmat-Nya, baik diekspresikan dengan lisan,
dimantapkan dengan hati maupun dilaksanakan melalui perbuatan.
a. Bersyukur dengan hati nurani. Kata hati alias nurani selalu benar dan jujur. Untuk itu,
orang yang bersyukur dengan hati nuraninya sebenarnya tidak akan pernah
mengingkari banyaknya nikmat Allah. Dengan detak hati yang paling dalam, kita
sebenarnya mampu menyadari seluruh nikmat yang kita peroleh setiap detik hidup
kita tidak lain berasal dari Allah. Hanya Allahlah yang mampu menganugerahkan
nikmat-Nya.
b. Bersyukur dengan ucapan. Lidahlah yang biasa melafalkan kata-kata. Ungkapan yang
paling baik untuk menyatakan syukur kita kepada Allah adalah hamdalah. Dalam
sebuah hadis, Rasulullah bersabda, ``Barangsiapa mengucapkan subhana Allah, maka
baginya 10 kebaikan. Barangsiapa membaca la ilaha illa Allah, maka baginya 20
kebaikan. Dan, barangsiapa membaca alhamdu li Allah, maka baginya 30 kebaikan.
c. Bersyukur dengan perbuatan, yang biasanya dilakukan anggota tubuh. Tubuh yang
diberikan Allah kepada manusia sebaiknya dipergunakan untuk hal-hal yang positif.
Menurut Imam al-Ghazali, ada tujuh anggota tubuh yang harus dimaksimalkan untuk
bersyukur. Antara lain, mata, telinga, lidah, tangan, perut, kemaluan, dan kaki. Seluruh
anggota ini diciptakan Allah sebagai nikmat-Nya untuk kita. Lidah, misalnya, hanya
untuk mengeluarkan kata-kata yang baik, berzikir, dan mengungkapkan nikmat yang
kita rasakan.