BUMDES
BUMDES
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Permasalahan
Pengembangan basis ekonomi di pedesaan sudah sejak lama
dijalankan oleh Pemerintah melalui berbagai program. Namun upaya itu
belum membuahkan hasil signifikan terhadap pengembangan ekonomI
masyarakat. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya
program-program tersebut, salah satunya adalah “ Fokus “ perhatian terhadap
desa dari berbagai segi permasalahan yang ada belum secara sungguh-
sungguh melalui program antar sektor yang saling terintregrasi satu sama
lain. Itu sebabnya maka sistem dan mekanisme kelembagaan dan
pengembangan ekonomi di pedesaan tidak memperoleh perhatian yang
berkelanjutan, kurang efektif dan disisi lain berimplikasi pada ketergantungan
terhadap bantuan pihak-pihak lain termasuk Pemerintah.
Momentum diluncurkannya Undang - Undang No. 6 Tahun 2014
tentang Desa dan yang kemudian diikuti dengan Peraturan Menteri Desa
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi No.4 Tahun 2015 tentang
Pendirian, Pengurusan Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa,
bisa diharapkan mendorong desa untuk mengelola sumber daya yang ada di
desa, termasuk pengembangan ekonomi masyarakatnya. Salah satu cara
untuk mengelola ekonomi masyarakat desa itu adalah dengan dibentuk Badan
Usaha Milik Desa (BUM Desa).
Keberadaan BUMDes sangat strategis dalam pengembangan ekonomi.
Pendirian lembaga ini dapat mengurangi peran para tengkulak yang seringkali
menyebabkan biaya transaksi yang tinggi antara harga produk dari produsen
kepada konsumen akhir. Melalui lembaga ini diharapkan setiap produsen di
pedesaan dapat menikmati selisih harga jual produk dengan biaya produksi
yang layak.
Membantu kebutuhan dana masyarakat yang terutama ditujukan untuk
keperluan-keperluan produktif, utama untuk memenuhi kebutuhan sembilan
bahan pokok (sembako). Lembaga ini diharapkan juga dapat membangun dan
menghidupkan kegiatan-kegiatan yang bernuansa bisnis di masyarakat tanpa
mengurangi jiwa kegotong-royongan masyarakat desa.
BUMDesa diharapkan menjadi salah satu pilar kegiatan di desa yang
berfungsi sebagai lembaga sosial dan komersial. Sebagai lembaga sosial BUM
Desa harus berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui kontribusinya
dalam penyediaan pelayanan sosial, sedangkan sebagai lembaga komersial
bertujuan mencari keuntungan melalui penawaran sumberdaya lokal (barang
dan jasa) ke pasar. Oleh karena itu dalam upaya untuk menumbuh
kembangkan BUMDes di Jawa Tengah perlu memfasilitasi penyertaan modal
melalui Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa.
B. Dasar Pelaksanaan.
1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi
Jawa Tengah ;
2. Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 224, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 558) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa
sebagaimana diubah dengan PP Nomor 47 Tahun 2016 tentang
perubahan PP 43 Tahun 20115.
5. Permendes dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan
dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.
6. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 56 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pemberian Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa di Provinsi Jawa
Tengah, sebagaimana diubah dengan Peraturan Gubernur Nomor 66 Tahun
2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 56
Tahun 2015 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Keuangan Kepada
Pemerintah Desa Provinsi Jawa Tengah;
7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2015 Tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun
Anggaran 2016;
8. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun Anggaran 2016;
9. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 69 Tahun 2015 tentang Pedoman
Penatausahaan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2016;
10. Surat Penyediaan Dana Anggaran Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016
Lampiran SPD Nomor : 284/SPD/1.22.1.5/2016 tanggal 29 Desember 2015
Dokumen Pelaksanaan Anggaran Nomor : 1.22.01.05.22.01.5.2 Program
Penguatan Kelembagaan Masyarakat Kegiatan Pengembangan Ekonomi
Masyarakat Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tahun Anggaran
2016.
C. Maksud danTujuan.
Bantuan Keuangan Kepada pemerintah desa adalah sebagai bentuk dukungan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kepada Pemerintah Desa, dimaksud kan
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam percepatan pembangunan
perdesaan dan kesejahteraan masyarakat, dengan tujuan sebagai berikut
1. Penguatan kelembagaan perekonomian desa;
2. Penguatan modal usaha kelembagaan ekonomi desa;
3. Menciptakan kesempatan berusaha;
4. Mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat desa;
5. Mendorong terwujudnya Desa Berdikari;
6. mendorong kesempatan berusaha dan membuka lapangan kerja.
II. AlOKASI BANTUAN KEUANGAN.
1. Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa dialokasikan dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016, yang
digunakan untuk Peningkatan Ketahanan Masyarakat melalui kegiatan
BUMDes sebesar Rp. 1.120.000.000.- (Satu milyar empat puluh juta rupiah).
V. PENUTUP
Demikian Petunjuk Teknis Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa yang
digunakan untuk Peningkatan Ketahanan Masyarakat melalui kegiatan BUMDes di
Provinsi Jawa Tengah untuk dapat dipedomani sehingga dapat tepat waktu, tepat
mutu, tepat sasaran, tepat manfaat dan tetap administrasi.