4766 10354 1 PB
4766 10354 1 PB
Sani Safitri
Program Studi Pendidikan Sejarah
FKIP Universitas Sriwijaya
Sani.safitri@yahoo.com
Abstrak: tulisan berjudul “Pembelajaran IPS Pada Pendidikan Dasar Dan Menengah
(Suatu Redefenisi Dan Reposisi)”. Tujuan tulisan ini yaitu menelaah kembali pembelajaran
IPS pada pendidikan dasar dan menengah. Mengingat kenyataan dan tantangan yang terjadi
sekarang, rasanya perlu refedinisi dan reposisi pembelajaran IPS di pendidikan dasar dan
menengah, dengan menerima fungsi IPS sebagai kegiatan belajar yang menekankan pada
aspek pendidikannya. Penekanan dalam IPS pada kurikulum 2013 adalah pada proses, maka
penilaian juga seharusnya mengutamakan penilaian proses, terutama dalam penilaian
terhadap sikap dan kebiasaan.
Kata Kunci: Pembelajaran IPS, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah
duanya tampaknya tidak berdampak data atau fakta di lapangan. Dari data yang
pendidikan. Pembelajaran yang selalu ada siswa diajak menguji konsep dan
menekankan pada pengetahuan yang generalisasi atau teori yang sudah
berupa informasi tentang fakta dan teori diketahui. Hal ini terjadi juga dalam
yang harus dihafalkan, aspek paling pembelajaran IPA. Sayangnya,
bawah dalam level kognitif dan taksonomi pengalaman menunjukkan biasanya orang
tujuan pendidikan Bloom, harus diganti malas mencari data/fakta kalau yang dicari
dengan pendekatan baru. yakni konsep dan generalisasi, sudah
diketahui. Ibarat membaca novel atau
Pendekatan Pembelajaran IPS menonton film, kalau akhir cerita sudah
Jika apa yang dikemukakan di diketahui, maka kurang menarik membaca
atas dapat diterima, bahwa pendidikan IPS jalan ceritanya. Lagi pula, jika kesimpulan
berfungsi pendidikan, maka istilah yang sudah dibeikan, bukankah itu namanya
dipakai adalah pendidikan IPS dan sudah ekspositori, penyajian kesimpulan.
pendekatan pembelajaranya harus diubah. Namun pendukung proses berfikir
Pada dasarnya ada dua pendekatan dalam dedukatif ini merasa bahwa bagi siswa
pembelajaran, yakni pendekatan yang lambat sukar untuk menemukan
ekspositori dan pendekatan inkuiri. konsep dan generalisasi sendiri. Tapi hal
Pendekatan ekspositori lebih itu akan mendorong ‘rote learning’ yang
mengutamakan penyajian informasi, baik menurut Ausubel ‘lacks of logical
berupa fakta dan konsep maupun meaningfulness, lacks of the relevant
generalisasi. Pemberian informasi ini ideas in his own cognitive structure, and
dilakukan oleh guru atau sumber lainnya laks of a meaningful learning set’. Jadi
seperti buku dan majalah. Pendekatan walaupun dapat diingat, tidak akan
inkuiri sebaliknya menghindari pemberian bertahan lama, dan tidak berpengaruh
informasi, konsep maupun generalisasi pada diri seseorang karena tidak terhayati,
yang dapat berbentuk kesimpulan, teori tidak meaningful.
dan hukum secara langsung kepada siswa. Melalui proses inkuiri dan berfikir
Pada pendekatan inkuiri siswa diminta induktif, siswa diajak untuk mencari fakta,
mencari sendiri data yang diperlukan, baik informasi dari buku dan majalah atau
serta menganalisa dan menyimpulkan sumber tertulis lainnya, serta terjun ke
sendiri temuan mereka. Kegiatan ini masyarakat yang berfungsi sebagai
mendekati kegiatan peneliti ilmu sosial. laboratorium ilmu sosial. Dalam penelitian
Ada yang berpendapat bahwa fakta ini diperlukan sebagai data. Data
pendekatan inkuiri dapat diberikan yang diperoleh dianalisis dengan jalan
melalui proses berfikir dedukatif. Pada mengelompokkannya dalam kelompok-
proses berfikir dedukatif siswa lebih dulu kelompok yang disebut konsep. Konsep
diberikan informasi mengenai adalah abstraksi dari fakta-fakta yang
teori/generalisasi yang harus diketahui karena mempunyai sejumlah atribut yang
siswa, sesudah itu siswa didorong mencari sama dikelompokkan dan diberi nama
136 Kajian Sosialinguisti k Syair Perang Palembang. Raden Muhammad Ali Masri.
baru yang disebut konsep. Misalnya ayam, warga negara yang baik, yakni
bebek, merpati disebut burung karena mempunyai ilmu (knowledge),
mempunyai atribut yang sama: bertelur, mempunyai keterampilan (skill) dan
bersayap, dapat terbang dan mengerami mempunya sikap yang baik sebagai warga
telur untuk membiak. Atribut itu pula negara (value and attitude).
yang membedakannya dengan yang lain, Selama ini kelihatannya tujuan
misalnya burung berbeda dengan buaya, yang paling menonjol dalam IPS adalah
karena walaupun sama-sama bertelur perolehan pengetahuan dalam arti sempit,
tetapi tidak dapat terbang dan tidak hidup yakni penyampaian informasi kepada
di air. Dalam penelitian kualitatif ini siswa (pendekatan ekspositori), sesudah
disebut sebagai dominan atau ranah oleh itu siswa diminta untuk mengingatnya
karena mempunyai sejumlah ciri atau untuk kemudian ditanwa waktu ujuan
atribut yang sama yang membuatnya (rote learning). Jika ada aktifitas siswa,
berbeda dengan yang lain. Abstraksi dari itu hanya mendengar dari guru, mencatat
beberapa konsep akan membuat konsep dan menghafal. Karena informasi yang
yang lebih tinggi. diterima telah menjadi faktual, maka
Contoh dalam pelajaran ekonomi, tujuan yang dicapai hanyalah tingkat
orang yang duduk menghadapi barang di rendah saja dari ranah/ domain cognitive
kaki lima disebut pedagang (walaupun tujuan pendidikan yang dikemukakan
barang yang dihadapi dan orangnya Bloom, yakni knowledge, sedangkan
berbeda-beda), orang yang datang disebut domain lainnya tidak tercapai (psycho-
pembeli (walaupun berbagai ragamnya). motor dan attitude).
Hubungan pedagang dan pembeli disebut
jual beli. Jual beli terjadi kalau ada Kelebihan Pendekatan Pembelajaran
kesepakatan penjual dan pembeli. Inkuiri
Kesepakatan menimbulkan harga. Pendekatan inkuiri dapat
Penalaran seterusnya akan menemukan memfasilitasi kegiatan yang akan dapat
kesimpulan tentang permintaan dan membuat siswa mempunyai beberapa
penawaran, yang akan menghasilkan kecakapan sebagai berikut.
generalisasi yang dalam ekonomi disebut 1. Melatih siswa mencari/berusaha
hukum permintaan dan penawaran. sendiri mencari data dan informasi.
Ada baiknya kalau mulai sekarang Lingkungan siswa sekarang, terutama
pendekatan belajar inkuiri dan diskoveri di kota-kota adalah lingkungan cepat
sudah harus menjadi pilihan, karena ini saji dan serba ada, sehingga membuat
akan dapat membantu ke arah pencapaian mereka serba malas dan tergantung
tujuan belajar IPS. Tujuan belajar IPS pada orang lain/guru. Dengan
adalah bentuk yang lebih terperinci dan pendekatan inkuiri mereka dilatih
operasional dari tujuan pendidikan. mencari sendiri apa yang mereka
Sebagaimana telah dikemukakan di muka, perlukan; pergi ke pustaka sendirian
tujuan belajar IPS adalah mendidik calon atau bersama kawan sekelas, melatih
Kajian Sosialinguistik Syair Perang Palembang. Raden Muhammad Ali Masri. 137
siswa di negeri maju seperti Jepang dan persaingan global. Inilah yang
Cina. dikembangkan oleh Hilda Taba dengan
Ada kecenderungan bahwa ujian ide ‘spiral curriculum’ dan Paul R. Hanna
adalah untuk mengetahui sejauh mana ‘expanding einvirenment’. Dengan
siswa dapat menjawab pertanyaan yang diketahuinya konsep-konsep dasar,
mengandalkan pada ingatan atau hafalan seorang siswa tidak perlu memahami
(recalling of knowledge). Hal itu dapat seluruh fakta yang ada di dunia. Misalnya
juga dilihat pada butir-butir soal ujian anak pedalaman Kalimantan tidak perlu
masuk perguruan tinggi. Oleh karena menghafalkan jenis pesawat udara (yang
tekanan pada ingatan, maka timbul barangkali belum pernah dilihatnya).
kecenderungan siswa membawa catatan Dengan mengamati fakta di daerahnya,
pada waktu ujuan atau mencontoh punya anak Kayan (atau suku lain di Pedalaman
teman. Tapi lebih bahaya lagi adalah Indonesia) akan tahu konsep transportasi
bahwa akhirnya tujuan belajar berubah dan alatnya, karena dari pengamatannya
menjadi lulus ujian dan mencapat ijazah, dia tahu bahwa orang kalau berpergian
tidak peduli bagaimana caranya. Bahkan disana ada yang jalan kaki, naik perahu
ada yang ‘membeli ijazah’. Ini terjadi atau mungkin naik kuda. Dari
sejak SD samai perguruan tinggi. pengamatannya dia melihat orang
Akhirnya seperti sekarang telah terjadi, berpergian, untuk itu diperlukan alat
banyak orang berijazah tapi tidak (perahu, kuda atau jalan), dia melihat
mempunyai kemampuan sesuai dengan berbeda-beda alat orang berpergian.
ijazah yang dimilikinya. Kesimpulan yang dia peroleh adalah
Bruner mengemukakan bahwa bahwa untuk berpindah perlu alat, dan
setiap konsep dapat disampaikan kepada berbeda alat yang dipakai orang
anak sesuai dengan tingkat tergantung kesanggupannya. Ketika dia ke
perkembangannya. Misalnya konsep Banjarmasin, dia tidak akan bingung
saling memerlukan (interpendensi) dapat melihat kapal atau pesawat dan dia paham
diperkenalkan kepada anak kecil dengan bahwa dia dapat pula menggunakan
mengajak dia mengamati fakta bahwa dia mobil. Tentu tidak akan terjadi kelucuan
perlu ibu untuk membuatkan susu, ibu bahwa dia bingung karena tetap mencari-
perlu ayah untuk menyetir mobil, ayah cari perahu atau kuda untuk berpergian ke
tergantung pada ibu untuk memasak, ibu Banjarmasin, atau dia salah naik angkot
perlu pembantu untuk mencuci dan karena walaupun sama ada kode tertentu
seterusnya. Makin bertambah umurnya yang menunjukkan arah trayeknya.
dan bertambah kemampuannya untuk Kurikulum hendaknya dapat
berfikir abstrak konsep ini diperluas dan disusun berdasarkan konsep-konsep dasar
diperdalam. Pada level SMU siswa dalam IPS yang diramu dari konsep-
disadarkan melalui pengkajiannya akan konsep ilmu sosial. Yang penting
ketergantungan global dan perlunya suatu bukanlah fanyaknya fakta, tetapi konseo
negara yang kuat untuk mengatasi dan generalisasi yang mau atau
140 Kajian Sosialinguistik Syair Perang Palembang. Raden Muhammad Ali Masri.
diharapkan dikuasai siswa. Fakta akan diramu dari berbagai bidang studi, bukan
bertambah terus sejalan dengan sala Ilmu Sosial, tetapi juga humanitites
bertambahnya waktu, informasi akan dan psikologi. Di situ ditegaskan bahwa
bertambah secepat percetakan pedoman itu berlaku bukan saja untuk
menerbitkan surat kabar dan buku, karena kurikulum terpadu, tetapi juga kurikulum
itu mustahil dapat diingat semua. Otak terpisah dalam bidang IPS/IS.
laksana gelas, makin banyak diisi, makin
banyak yang keluar. Otak, ibarat gelas Kesiapan Guru
akan menerima sesuai dengan Bagaimanapun baiknya kurikulum
kapasitasnya. Masing-masing orang hanya disusun namun keberhasilan suatu
punya satu gelas. Oleh sebab itu tidak program pembelajaran amat tergantung
semua fakta dan informasi harus masuk, dari implementasinya oleh guru. Oleh
tidak seperti pemahaman banyak orang. sebab itu seorang guru IPS, disamping
Cukup yang pokok-pokok saja. NCSS, menguasai bidang ilmu, juga harus
yang tidak menyediakan kurikulum yang menguasai bidang kependidikan.
terperinci, menyediakan apa nyang disebut Sebagaimana dikemukakan oleh NCSS
‘curriculum standard for social studies’, seorang guru harus ‘understand the
dengan mengemukakan 10 tema dalam central concepts, tools of inquiry and
IPS yang harus menjadi pegangan dalam structures of the discipline(s) her or she
merancang materi pelajaran IPS yaitu teaches and can create learning
‘culture; time, continuity and change; experiences that makes these aspects of
people, places and environments; subject matter meaningful for students’.
individual development anad identity; Selama ini pemahaman guru mengenai
individual, groups, and institutions; bidang studi IPS masih terbatas pada
power, authority and governance, penguasaan fakta, konsep dan generalisasi
production, distribution and consumption; dalam IS sebagai bagian-bagian yang
science, technology and society; global lepas dan tidak tersusun dalam struktur
connection; civic ideals and practices’. Ini (structure of knowledge). Akibatnya ialah
digariskan sesuai dengan tujuan social bahwa pengetahuan seperti itu seperti
studies ‘to help young people to develop terlepas dari kenyataan sosial dan
the ability to make informed and reasoned selanjutnya tidak berdampak pada sikap.
decisions for the public good as citizens of Persiapan mengajar menjadi amat
culturally diverse, democratic society in penting. Langkah-langkah yang perlu
an interdependent world’. Ini sejalan ditempuh guru adalah memperinci tujuan
dengan tujuan pendidikan IPS di Amerika pendidikan IPS ke dalam tujuan
yakni ‘to help young people develop the instruksional dan ke dalam kompetensi
ability to make informed and reasoned yang diharapkan, menyiapkan bahan
decisions for the public good as citizens of belajar/learning material, melaksanakan
a culturally diverse, democratic society in proses belajar mengajar, dan evaluasi
an interdependent world’. Tema ini belajar.
Kajian Sosialinguistik Syair Perang Palembang. Raden Muhammad Ali Masri. 141
dapat diberikan dengan memberikan res fikiran ini dalam mata kuliah Pendidikan
yang menyajikan episode peristiwa sosial IPS, namun hal ini menjadi pengetahuan
atau menempatkan siswa pada saja, karena sewaktu mahasiswa terjun
suatukeadaan dan meminta mereka dalam PPL ke sekolah, guru melatih
mengemukakan sikapnya atau langkah mereka sesuai dengan keinginan sekolah.
yang akan diambilnya. Misalnya; Keinginan sekolah adalah banyak siswa
seandainya anda punya uang, apakah anda yang lulus ujian dan karena ujian
akan membantu pemulung dengan menekankan kepada ingatan/hafalan,
memberi uang, atau bagaimana cara yang maka guru yang dianggap baik adalah
anda lakukan mengatasi pemulung? Jelas yang pandai menerangkan fakta, konsep
pertanyaan ini memerlukan pengetahuan dan generalisasi dengan baik sehingga
yang mendalam mengenai pemulung dan menarik siswa.
tidak dapat dijawab tanpa pemikiran yang Hanya dengan melakukan
mendalam. redefenisi dan reposisi, bidang studi IPS
ini akan lebih bermakna dan berarti bagi
PENUTUP pendidikan bangsa.
Dalam krukulum 2013,
pembelajaran IPS tidak lagi menekankan DAFTAR PUSTAKA
kepada jumlah fakta yang harus dikuasai Ausubel, D.P. and F.G. Robinson. 1969.
siswa, tetapi pada konsep-konsep pokok School Learning. And
apa yang perlu dipahami siswa. Para ahli Introduction to Educational
pendidikan IPS bersepakat merumuskan Pasychology. London: Holt,
konsep-konsep itu dengan cara mencoba Rinehart and Winston.
menghayati semua fakta yang selama ini
telah dan akan mereka kuasai dan Taba, Hilda. 1962. Curriculum
menyederhakannya ke dalam konsep dan Development. Theory and
generalisasi yang perlu untuk menyiapkan Practice. New York: Harcourt,
siswa menjadi warga negara yang baik Brace&World.
untuk dirinya sendiri sekaligus untuk
bangsa. Taba, Hilda. 1967. Teacher’s Handbook
Meskipun kurikulum 2013 sudah for Elementary Social Studies.
berjalan namun yang perlu difikirkan Adduson Wesley Publishing
Company.
apakah guru sudah siap. Sebenarnya setiap
LPTK selama ini sudah memperkenalkan