Anda di halaman 1dari 7

Analisis Efektivitas Teknologi Enkripsi end-to-end dalam Men

ingkatkan Keamanan Data Pribadi Pengguna WhatsApp

1
Hanif Rifan Ash Shidiq, 2 Imam Rifai, 3Fahry Matdoan

Abstrak
Enkripsi end-to-end adalah salah satu metode yang sering digunakan untuk melindungi kerahasiaan
komunikasi. Mengenkripsi semua konten selama transmisi untuk mencegah akses atau modifikasi
yang tidak sah dikenal sebagai enkripsi end-to-end yang memastikan bahwa komunikasi antara dua
pihak tidak akan disadap oleh peretas yang ingin mencampuri percakapan pribadi. Perangkat lunak
pengguna dan server web terhubung melalui Transport Layer Security (TLS), Metode penelitian studi
literatur dengan pendekatan kualitatif digunakan untuk melakukan penelitian ini, yang melibatkan
pengumpulan data dari berbagai sumber elektronik, termasuk buku, jurnal, dan bahan terkait lainnya,
yang relevan dengan topik yang sedang dibahas. Setelah mengumpulkan semua informasi, penulis
menyusun untuk menganalisis kronologis yang sistematis. Hasil penelitian kemudian diorganisasikan
untuk memberikan gambaran hasil penelitian, sesuai dengan tujuan penulisan. Komunikasi digital
dalam aplikasi WhatsApp dapat dilindungi secara efektif dengan menggunakan enkripsi end-to-end.
Beberapa contoh di mana enkripsi end-to-end terbukti efektif seperti kerahasiaan pesan yang
menjamin bahwa hanya pengirim dan penerima yang dituju yang dapat membaca pesan tersebut.
Penyedia layanan dan pihak lain yang dapat mengakses data komunikasi tidak dapat mengakses
informasi sensitif yang terkandung dalam pesan.Berkat enkripsi end-to-end WhatsApp, pengguna
tidak perlu khawatir dengan privasinya. Pemerintah atau polisi juga akan kesulitan menguping diskusi
pengguna karena semua data dan pesan yang dikomunikasikan merupakan kumpulan kode terenkripsi
yang tidak dapat dipahami. Kode tersebut hanya membuat pesan dapat dibaca di perangkat penerima,
sehingga mencegah pihak ketiga secara otomatis memanfaatkan diskusi
Kata kunci: Enskripsi end-to-end, Data Pribadi, WhatsApp

1 Pendahuluan
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah kehidupan masyarakat secara
signifikan di era digital. Dengan semakin banyaknya tindakan yang dilakukan secara online, data
pribadi menjadi semakin penting dan sensitif selama proses ini. Menurut Kadek[1] nama, alamat,
nomor identitas, informasi keuangan, riwayat kesehatan, dan informasi pribadi sensitif lainnya tentang
seseorang adalah contoh data pribadi. Informasi pribadi seseorang lebih rentan terhadap potensi
penyalahgunaan dan pelanggaran privasi di era digital yang serba cepat. Keamanan data pribadi
adalah hak asasi manusia yang perlu dijunjung tinggi. Dalam setiap aspek kehidupan kita, penggunaan
internet untuk komunikasi telah menjadi hal yang tak tergantikan. Namun, ada risiko terhadap privasi
dan keamanan komunikasi online sebagai akibat dari meningkatnya penggunaan internet. Oleh karena
itu, metode yang dapat diandalkan untuk menjaga kerahasiaan dalam komunikasi digital diperlukan.
Enkripsi end-to-end adalah salah satu metode yang sering digunakan untuk melindungi
kerahasiaan komunikasi[2]. Mengenkripsi semua konten selama transmisi untuk mencegah akses atau
modifikasi yang tidak sah dikenal sebagai enkripsi end-to-end, dan ini adalah metode yang aman
untuk mengirim dan menerima data. Untuk itu, beberapa jenis algoritma kriptografi digunakan,
karakteristik seperti implementasi yang aman, dan protokol pertukaran kunci, dan identifikasi
pengguna digabungkan untuk memberikan keamanan terbaik bagi pengguna[3]. Keamanan dan
privasi merupakan pertimbangan penting dalam hal aplikasi pesan instan. Enkripsi end-to-end telah

1
diimplementasikan oleh jejaring sosial online dan aplikasi pesan instan seperti Facebook Messenger,
WhatsApp, dan Telegram untuk melindungi komunikasi pengguna. Namun demikian, dalam
penggunaan sehari-hari, masih ada beberapa masalah keamanan dan privasi yang perlu diselesaikan
untuk melindungi data pribadi pengguna dan informasi yang diberikan melalui aplikasi pesan instan
ini.
Berbagai jenis teknik enkripsi untuk menerima pesan, enkripsi end-to-end adalah salah satunya.
Teknik ini memastikan bahwa komunikasi antara dua pihak tidak akan disadap oleh peretas yang
ingin mencampuri percakapan pribadi. Perangkat lunak pengguna dan server web terhubung melalui
Transport Layer Security (TLS), yang mendukung jalur transmisi pesan terenkripsi. Namun enkripsi
sederhana saja tidak cukup. Oleh karena itu, sebelum komunikasi ditransfer ke penerima pesan, maka
akan terjadi enskripsi data/konten dari awal hingga akhir. Hanya penerima yang memiliki kemampuan
untuk memecahkan kode atau membuka pesan. Ketika mengintegrasikan enkripsi end-to-end ke
dalam perangkat lunak WhatsApp, penting untuk mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya.
Faktor-faktor lain termasuk keamanan perangkat, manajemen kunci enkripsi, dan verifikasi identitas
penerima pesan juga sama pentingnya, meskipun enkripsi end-to-end menawarkan perlindungan yang
kuat terhadap kerahasiaan pesan dan privasi pengguna. Pengguna aplikasi WhatsApp juga harus
mengetahui pernyataan keamanan dan kebijakan privasi yang ditawarkan oleh penyedia layanan.
Pengguna juga harus sering memperbarui program user untuk memperbaiki kelemahan keamanan
yang mungkin terjadi. Solusi keamanan dan privasi di masa depan dapat dikembangkan dengan lebih
kuat dan efektif dengan mengikutsertakan para pengembang, konsumen, dan penyedia layanan serta
dengan memahami kemungkinan dan keterbatasan enkripsi end-to-end.

2 Tinjauan Literatur
Data Pribadi
Setiap informasi yang dapat dikaitkan dengan orang yang dapat diidentifikasi atau diidentifikasi
(juga dikenal sebagai subjek data) dianggap sebagai data pribadi. Orang yang dapat diidentifikasi
adalah orang yang dapat diidentifikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan yang dapat
diidentifikasi secara khusus dengan penanda seperti nama, nomor identitas, lokasi data, identifikasi
online, atau faktor-faktor seperti identitas fisik, psikologis, genetik, mental, ekonomi, budaya, atau
sosial yang berasal dari individu tersebut. Masih ada ketentuan yang berkaitan dengan data pribadi
dalam UU No. 19 Tahun 2016. Salah satu ketentuan tentang perlindungan data pribadi menyatakan
bahwa setiap penggunaan informasi yang berkaitan dengan data pribadi seseorang yang diperoleh
melalui sarana elektronik harus dilakukan dengan persetujuan orang tersebut[4].
Berikut adalah beberapa petunjuk yang dapat kita gunakan untuk melindungi informasi pribadi
(1) Buatlah kata sandi yang kuat. Kata sandi yang kuat biasanya terdiri dari campuran tanda baca,
angka, huruf besar dan huruf kecil. Untuk setiap akun platform digital, gunakan kata sandi yang unik,
dan sering-seringlah mengganti kata sandi. (2) Kenali dan pastikan bahwa pengaturan privasi setiap
akun platform digital memberikan tingkat keamanan yang diperlukan. Karena keamanan informasi
pribadi kita tidak selalu terjamin, berhati-hatilah saat mengunggahnya ke platform digital. (3)
Menahan diri untuk tidak mengungkapkan data pengguna pribadi ke platform digital lain, termasuk
lokasi, nama ibu kandung, tanggal lahir, dan kata sandi akun. (4) Menahan diri untuk tidak
mengungkapkan informasi pribadi kepada teman, kerabat, atau orang asing yang Anda temui secara
online[5].
Peningkatan data yang disimpan dalam database yang dapat dapat diakses secara aman
merupakan prosedur yang sangat penting. Untuk menjamin bahwa data hanya dapat diakses oleh
pihak yang berwenang dan tidak dapat diakses oleh pihak yang tidak berwenang, sejumlah prosedur
keamanan digunakan dalam proses ini[6]. Aturan keamanan, kontrol akses, enkripsi data,
pencadangan dan pemulihan, serta pengawasan dan pemantauan hanyalah beberapa dari sekian
banyak aspek yang membentuk keamanan database. Aturan dan standar yang ada untuk menjamin
bahwa data terlindungi dan tidak disalahgunakan dikenal sebagai kebijakan keamanan database. Di
sisi lain, manajemen akses mencakup pemberian izin akses kepada pengguna dalam database sehingga
hanya mereka yang memiliki izin yang dapat melihat data yang telah disimpan.
Enskripsi end-to-end

2
Menurut Jamaluddin [7] istilah "teknik enkripsi end-to-end" mengacu pada metode enkripsi
pesan di mana pesan dienkripsi selama transmisi dan diterjemahkan saat pengiriman ke penerima
yang dituju. Paket dienkripsi satu kali pada sumber enkripsi awal dan hanya didekripsi pada tujuan
dekripsi akhir ketika menggunakan pendekatan enkripsi end-to-end. Keuntungan dari end-to-end
enkripsi adalah kecepatan dan keamanan secara keseluruhan. Selama proses enkripsi, kunci enkripsi
digunakan untuk mengubah materi asli (plaintext) menjadi bentuk terenkripsi (ciphertext), dan
sebaliknya selama fase dekripsi. Data yang telah dienkripsi tidak dapat didekripsi tanpa kunci yang
tepat. Salah satu komponen kunci dari keamanan komputer adalah kerahasiaan data, dan enkripsi
adalah cara untuk mencapai tujuan ini. Kemampuan untuk menjaga kerahasiaan data dan hanya
tersedia untuk orang yang berwenang adalah apa yang kita maksud ketika kita membahas kerahasiaan
data dalam kaitannya dengan enkripsi[8].
Pada tanggal 6 April 2016, WhatsApp Messenger secara resmi meluncurkan opsi keamanan yang
menggunakan enkripsi end-to-end. Dengan mode ini, semua pesan dienkripsi dengan aman dan hanya
dapat diakses oleh pengirim dan penerima. Metode ini mencegah pihak ketiga mencegat pesan apa
pun yang dikirim atau diterima oleh pengguna WhatsApp. Hanya penerima pesan yang dituju-yang
mencakup layanan, foto, video, dan pesan suara-yang dapat membacanya. Keamanan transport antara
pengguna dan perangkat lunak server web mendukung jalur transmisi pesan terenkripsi. Tetapi,
enkripsi biasa tidak cukup, oleh karena itu komunikasi dienkripsi terlebih dahulu oleh pengirim satu
dan kemudian dikirim ke penerima pesan. Penerima pesan adalah satu-satunya yang dapat membaca
pesan tersebut. Menggunakan teknologi enkripsi adalah salah satu cara untuk meningkatkan
keamanan data dalam pesan WhatsApp. Whatsapp mengubah datanya dengan cara yang membuatnya
sulit untuk ditafsirkan. Dengan demikian, tindakan mengubah data plaintext menjadi data
tersembunyi, atau ciphertext, dikenal sebagai enkripsi. Data yang sulit dibaca oleh orang lain dikenal
sebagai ciphertext[9]

3 Metode Penelitian
Metode penelitian studi literatur dengan pendekatan kualitatif digunakan untuk melakukan
penelitian ini, yang melibatkan pengumpulan data dari berbagai sumber elektronik, termasuk buku,
jurnal, dan bahan terkait lainnya, yang relevan dengan topik yang sedang dibahas. Setelah
mengumpulkan semua informasi, penulis menyusun dan menyusunnya untuk analisis kronologis yang
sistematis. Hasil penelitian kemudian diorganisasikan untuk memberikan gambaran hasil penelitian
yang runtut, sesuai dengan tujuan penulisan.
Pendekatan ini merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk menganalisis efektivitas enkripsi
komunikasi WhatsApp dalam meningkatkan keamanan data pribadi. Penulis menggunakan tinjauan
literatur untuk mengumpulkan informasi dan sumber penelitian. Penelitian Pencarian referensi teoritis
yang relevan dengan situasi atau permasalahan yang ditemukan dilakukan melalui literatur. Banyak
sumber referensi ini tersedia online, termasuk buku, jurnal, makalah, laporan penelitian, dan situs
web. Daftar referensi yang berkaitan dengan rumusan masalah merupakan hasil studi literatur ini.
Tujuannya adalah untuk menjadikan permasalahan tersebut lebih mendesak dan memberikan
kerangka teoritis untuk penelitian lebih lanjut dan sekaligus menjadi landasan dalam pembuatan
permasalahan penelitian.

4 Hasil dan Pembahasan (or Results and Analysis)


Mekanisme Enkripsi End-to-End dalam Aplikasi WhatsAp
WhatsApp mengenkripsi pesan yang dikirim oleh pengguna menggunakan kunci publik
penerima yang dituju. Komunikasi terenkripsi diterima dan didekodekan menggunakan kunci pribadi
perangkat penerima setelah melewati server aplikasi. Bentuk asli komunikasi hanya dapat didekripsi
dan diterima oleh perangkat penerima yang memiliki kunci privat. Pencegahan intersepsi pesan yang
efektif oleh pihak ketiga, seperti penyedia layanan komunikasi dan hacker, dapat diatasi dengan
teknologi enkripsi end-to-end ini. Pada perangkat yang berkomunikasi terdapat kunci enkripsi yang
menjamin keamanan pesan-pesan yang terkirim. Metode enkripsi end-to-end yang bersifat kunci
publik dapat mencegah server perantara seperti ISP atau bisnis lain melihat konten/isi pesan. Kunci
publik biasanya disertai dengan sertifikat yang telah disetujui oleh otoritas sertifikat (CA), bertujuan
untuk menjamin legitimasinya pesan yang terkirim. Sertifikat yang dikeluarkan dan ditandatangani

3
oleh CA dianggap sah karena kunci publik CA sudah dikenal dan dapat diandalkan. Hal ini
memudahkan untuk memverifikasi bahwa kunci publik yang digunakan adalah asli dan ditautkan ke
orang yang tepat. Akibatnya, pesan yang ditransfer antar pengguna dalam aplikasi WhatsApp
dilindungi secara ketat dari potensi risiko penyadapan berkat teknologi enkripsi end-to-end.
Semua aspek sistem keamanan enkripsi end-to-end ini beroperasi secara otomatis, tidak ada
pengaturan yang perlu diaktifkan, dan pengiriman pesan pengguna diamankan tanpa perlu mengatur
percakapan rahasia. Setiap obrolan memiliki kode keamanan yang dapat digunakan pengguna untuk
mengonfirmasi bahwa panggilan dan pesan yang dikirim ke obrolan tersebut asli dan end-to-end.
Intinya ketika data pengguna dikirim, fitur ini membungkusnya dan membukanya ketika diterima oleh
pengirim pesan secara end-to-end.ini. Fungsi enkripsi end-to-end WhatsApp Messenger menggunakan
protokol aplikasi Signal, yang dibuat dengan open whisper system. Berikut adalah tahapan enkripsi
end-to-end yang disajikan di gambar 1

Gambar 1. Mekanisme Enkripsi End-to-End

Keamanan Enkripsi End-to-End dalam Aplikasi WhatsApp


Sebuah metode enkripsi yang menggabungkan keunggulan enkripsi simetris dan asimetris,
enkripsi hibrid digunakan di sejumlah aplikasi pesan seperti WhatsApp. Enkripsi hibrid bekerja
dengan mengenkripsi pesan terlebih dahulu menggunakan kunci simetris yang dibuat secara acak,
yang merupakan cara efektif untuk mengenkripsi data. Selanjutnya, kunci simetris dienkripsi sekali
lagi menggunakan kunci publik asimetris penerima pesan. Karena kunci asimetris menjaga keamanan
kunci simetris, kunci simetris hanya digunakan untuk komunikasi tertentu, sehingga meningkatkan
efektivitas enkripsi. Dengan demikian, enkripsi hibrid menawarkan tingkat keamanan yang tinggi
untuk komunikasi digital, melindungi privasi pengguna, dan mencegah pihak ketiga menyadap
informasi[2].
Perlindungan terhadap intersepsi data, komunikasi yang dikirimkan melalui jaringan dienkripsi
end-to-end untuk mencegah pihak yang tidak diinginkan membacanya. Hal ini menjaga kerahasiaan
pesan dan melindungi komunikasi digital dari upaya intersepsi data. Akses terbatas ke Dekripsi Pesan
saat menggunakan enkripsi end-to-end, pesan hanya dapat didekripsi dan dilihat oleh pengirim dan
penerima. Perlindungan terhadap integritas data dan gangguan pesan, enkripsi end-to-end menjamin
integritas data selain kerahasiaan pesan. Enkripsi ujung ke ujung memastikan bahwa pesan tidak
diubah oleh pihak yang tidak berwenang dengan memungkinkan deteksi gangguan atau perubahan
apa pun saat dalam perjalanan. Enkripsi end-to-end sesuai dengan persyaratan perlindungan data
untuk pengelolaan informasi pribadi yang sensitif. Enkripsi end-to-end dipandang sebagai

4
perlindungan yang kuat untuk privasi pengguna dan perlindungan data dalam kerangka hukum
tertentu, seperti Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) Uni Eropa. Melalui keamanan-
keamanan ini, enkripsi end-to-end memberikan keamanan yang diperlukan untuk melindungi
komunikasi digital dalam aplikasi pesan instan.
Berkat enkripsi end-to-end WhatsApp, pengguna tidak perlu khawatir dengan privasinya.
Pemerintah atau polisi juga akan kesulitan menguping diskusi pengguna karena semua data dan pesan
yang dikomunikasikan merupakan kumpulan kode terenkripsi yang tidak dapat dipahami[7]. Kode
tersebut hanya membuat pesan dapat dibaca di perangkat penerima, sehingga mencegah pihak ketiga
secara otomatis memanfaatkan diskusi WhatsApp. Misalnya, ketika pengirim menggunakan
WhatsApp untuk mengirim pesan "Apa kabar?", pesan tersebut secara otomatis dienkripsi dan
menjadi "9XB80FFAH" setelah dikirim. Kode ini sangat sulit diuraikan oleh pihak lain. Namun,
penerima akan secara otomatis memecahkan kode "9XB80FFAH" kembali ke pesan awal "Apa
kabar?" setelah pesan diterima. WhatsApp lebih aman karena menggunakan mekanisme enkripsi end-
to-end untuk menjaga privasi pengguna.

Gambar 2. Proses Enkripsi End-to-End

Analisis Efektivitas Teknologi Enkripsi end-to-end dalam Meningkatkan Keamanan Data


Pribadi Pengguna WhatsApp
Komunikasi digital dalam aplikasi WhatsApp dapat dilindungi secara efektif dengan
menggunakan enkripsi end-to-end. Beberapa contoh di mana enkripsi end-to-end terbukti efektif
seperti saat menggunakan enkripsi end-to-end, kerahasiaan pesan menjamin bahwa hanya pengirim
dan penerima yang dituju yang dapat membaca pesan tersebut. Penyedia layanan dan pihak lain yang
dapat mengakses data komunikasi tidak dapat mengakses informasi sensitif yang terkandung dalam
pesan. Enkripsi end-to-end memastikan data komunikasi yang dikirim melalui jaringan aman dari
potensi ancaman dan intersepsi pihak yang tidak berwenang. Hal ini menurunkan kemungkinan
kebocoran informasi dan penyalahgunaan data. Enkripsi end-to-end, yang penting untuk menjaga
privasi pengguna, bertanggung jawab atas privasi pengguna. Penyedia layanan dan pihak ketiga

5
lainnya tidak dapat membaca pesan terenkripsi, sehingga mengurangi kemungkinan informasi pribadi
digunakan untuk tujuan jahat.
Enkripsi end-to-end memastikan privasi pengguna dan keamanan data yang dikirimkan melalui
jaringan, menawarkan perlindungan yang kuat terhadap komunikasi digital di aplikasi pesan instan.
Namun penting juga untuk memahami bahwa enkripsi end-to-end hanyalah salah satu aspek
keamanan komunikasi digital. Selain enkripsi end-to-end, variabel lain termasuk ancaman virus,
upaya phishing, dan pelanggaran keamanan pengguna juga dapat berdampak pada keamanan
komunikasi digital. Untuk menjaga keamanan komunikasi digitalnya, pengguna harus terus berhati-
hati dan tetap waspada.
Prosedur keamanan yang baik dan enkripsi end-to-end harus digunakan secara bersamaan untuk
menjaga komunikasi digital dengan baik. Ini melibatkan perpaduan elemen teknologi yang kuat,
termasuk penerapan peraturan keamanan yang ketat, enkripsi end-to-end, dan pembaruan sistem yang
sering. Selain itu, sangat penting bagi pengguna untuk memahami prosedur keamanan yang aman,
seperti membuat kata sandi yang kuat, tidak pernah membagikan informasi pribadi secara
sembarangan, dan tidak pernah mengklik tautan yang meragukan. Melalui integrasi enkripsi end-to-
end dan protokol keamanan yang bijaksana, pengguna aplikasi perpesanan dapat meningkatkan
privasi mereka, menjaga informasi rahasia, dan menjamin keamanan percakapan digital. Selain itu,
pembuat aplikasi pesan instan memainkan tanggung jawab besar dalam meningkatkan keamanan
produk mereka dengan menambal kerentanan, meningkatkan sistem, dan meningkatkan keterbukaan
mengenai prosedur keamanan yang diterapkan. Kita dapat membangun ekosistem komunikasi digital
yang lebih aman dan terjamin ke depannya dengan bekerja sama dengan pengembang dan pengguna.
Penggunaan fitur enkripsi end-to-end WhatsApp akan semakin mempersulit penyidik dalam
melakukan penyadapan, kata pakar teknologi Onno W. Purbo. Oleh karena itu, teknik enkripsi dari
awal hingga akhir sangat penting untuk menjaga privasi. Namun secara bersamaan, unsur keamanan
Teroris, koruptor, dan penjahat lainnya juga bisa memanfaatkan tingkat tinggi ini. Menurut pakar
keamanan internet Indonesia, fitur enkripsi ujung ke ujung WhatsApp membuatnya sangat
menguntungkan bagi penjahat untuk melakukan semua perencanaan dan pelaksanaan perencanaan
mereka.

5 Kesimpulan
Berdasarkan analisis literatur, enkripsi end-to-end terbukti sangat efektif dalam melindungi
privasi dan data pengguna dalam komunikasi digital, khususnya dalam konteks aplikasi pesan instan.
Keuntungannya meliputi kerahasiaan pesan dan perlindungan data, memberikan lapisan keamanan
yang kuat. Namun, penting untuk diingat bahwa enkripsi end-to-end hanya sebagian dari upaya
keamanan yang diperlukan. Upaya tambahan seperti menjaga keamanan perangkat, identifikasi
pengguna yang kuat, pengelolaan kunci enkripsi yang aman, serta pembaruan rutin aplikasi dan
pemahaman terhadap kebijakan privasi penyedia layanan juga penting untuk memastikan komunikasi
digital yang aman dan privasi pengguna terjaga. Enkripsi end-to-end tidak hanya melindungi privasi
pengguna, tetapi juga membuat penyadapan oleh pihak ketiga, termasuk pemerintah atau polisi,
menjadi sulit. Keamanan data dan privasi pengguna terjaga, memberikan perlindungan kuat terhadap
komunikasi digital. Oleh karena itu, teknik enkripsi dari awal hingga akhir menjadi kunci penting
dalam menjaga privasi dikarenakan penyediaan Fitur keamanan dapat tingkat kepercayaan pengguna
dalam berkomunikasi dengan orang lain dan juga fitur keamanan dengan enkripsi end-to-end pada
aplikasi WhatsApp harus dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif karena fitur ini juga dapat
dimanfaatkan untuk melakukan kejahatan

Referensi
[1] K. R. Anggen Suari and I. M. Sarjana, “Menjaga Privasi di Era Digital: Perlindungan Data
Pribadi di Indonesia,” J. Anal. Huk., vol. 6, no. 1, pp. 132–142, 2023, doi:
10.38043/jah.v6i1.4484.

[2] Y. S. Maharani, S. Trisdiatin, M. R. Ihsanuddin, and F. Rahma, “Kekuatan Enkripsi End-to-


End : Kajian Literatur Mengenai Kerahasiaan Komunikasi Digital dalam Aplikasi Pesan

6
Instan,” vol. 2, no. 1, pp. 1–7, 2023.

[3] O. Onome Blaise, O. Awodele, and O. Yewande, “An Understanding and Perspectives of End-
To-End Encryption,” Int. Res. J. Eng. Technol., pp. 1086–1094, 2021, [Online]. Available:
www.irjet.net.

[4] S. Permana, “Pengaturan Perlindungan Data Pribadi Konsumen Jasa Keuangan Dalam
Penggunaan Uang Elektronik Berbasis Server,” Verit. Justitia, vol. 8, no. 2, pp. 386–414,
2022, doi: 10.25123/vej.v8i2.5213.

[5] Anak Agung Ayu Intan Wulandari and Komang Tri Werthi, “Peningkatan Kepedulian
Terhadap Perlindungan Keamanan Data Pribadi di Platform Digital Bagi Warga Kelurahan
Tonja,” J. Pengabdi. Masy. Bhinneka, vol. 1, no. 3, pp. 188–194, 2023, doi:
10.58266/jpmb.v1i3.41.

[6] A. M. Ujung, M. Irwan, and P. Nasution, “Pentingnya Sistem Keamanan Database untuk
melindungi data pribadi,” JISKA J. Sist. Inf. Dan Inform., vol. 1, no. 2, p. 44, 2023, [Online].
Available: http://jurnal.unidha.ac.id/index.php/jteksis.

[7] Jamaluddin, “Konsep Pengamanan Pesan Dengan Teknik Enkripsi End-To-End Pada
Whatsapp Messenger,” J. Stindo Prof., vol. 9, no. April, p. 5, 2016.

[8] M. M. Agung Wijoyo, S.Kom., B. M. Rahmawati, Tri, Willa Agustin, and K. Saputra,
“PERLINDUNGAN DATA SENSITIF : ENKRIPSI SEBAGAI PILAR UTAMA
KEAMANAN KOMPUTE,” J. Ilmu Komputer, Tek. dan Multimed., vol. 1, no. 2, pp. 84–91,
2023.

[9] S. P. Lestari, H. N. Fadlan, R. Angelia Purba, and I. Gunawan, “Realisasi Kriptografi Pada
Fitur Enkripsi End-To-End Pesan Whatsapp,” J. Media Inform., vol. 4, no. 1, pp. 1–8, 2022,
doi: 10.55338/jumin.v4i1.423.

Anda mungkin juga menyukai