Anda di halaman 1dari 15

GLOBAL MARKET - ENTRY STRATEGIES

Resume ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran
Internasional Kelas (E)

Dosen Pengampu:
Gusti Ayu Wulandari, S.E., M.M
NIDN. 0012098304

Disusun Oleh Kelompok 3 :


Mega Utami 200810201045
Wanda Amaliannisa 200810201051
Innanda Setiana Rohmah 20081020105

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2023
RINGKASAN MATERI

A. Lisensi (Licencing)

Menurut Warren J. Keegan & Mark C. Green (2015 : 298) Lisensi merupakan
sebuah kontrak antara suatu perusahaan pemberi lisensi (licensor) dengan perusahaan
lain sebagai penerima lisensi (licensee) dimana perusahaan pemberi lisensi memberikan
aset yang dilindungi secara hukum kepada perusahaan penerima lisensi dengan imbalan
royalti, biaya lisensi, atau bentuk kompensasi lainnya. Beberapa aset yang dapat
dilisensikan seperti nama merk, nama perusahaan, paten, rahasia dagang, atau formulasi
produk. Lisensi merupakan strategi masuk dan ekspansi pasar dengan daya tarik yang
cukup besar. Contoh penerapan lisensi yang berhasil adalah Disney yang melisensikan
kartun, nama, dan logo merk dagangnya kepada produsen pakaian, mainan, dan jam
tangan untuk dijual di seluruh dunia.

Penggunaan strategi lisensi memberikan beberapa keuntungan, antara lain


menciptakan peluang pasar ekspor dan terbuka, lisensi mampu meminimalisir
perusahaan licensee untuk menghindari tarif, kuota, atau hambatan ekspor, serta
pemegang lisensi diberikan otonomi bebas untuk menyesuaikan barang lisensi dengan
selera lokal. Lisensi sebagai cara masuk pasar global dapat dipengaruhi oleh kebijakan-
kebijakan negara tuan rumah. Negara dengan perlindungan yang lemah terhadap
kekayaan intelektual disarankan untuk dihindari karena perusahaan akan kesulitan
dalam membuat perjanjian lisensi di pengadilan negara tuan rumah, Promalessy (2021:
110).

Strategi lisensi juga memiliki beberapa kekurangan antara lain, perjanjiannya


menawarkan kontrol pasar yang terbatas karena licensor biasanya tidak terlibat dalam
proses pemasaran licensee. Kekurangan selanjutnya yaitu kemungkinan perjanjian
lisensi yang berumur pendek karena adanya potensi pemegang lisensi mengembangkan
pengetahuannya dan melakukan inovasi di bidang produk atau teknologi yang
dilisensikan.

2
Contoh perusahaan asing yang memberikan hak memproduksi kepada
perusahaan dalam negeri adalah perusahaan Coca-Cola. Perusahaan Coca-Cola di
Amerika Serikat memberi hak kepada suatu perusahaan di Indonesia untuk
membotolkan dan menjual produk tersebut di Indonesia. Perusahaan induk Coca-Cola
akan menyediakan bahan untuk membuat minuman dan perusahaan di Indonesia perlu
membayar royalti untuk lisensi memproduksi minuman tersebut (Sukirno, 2017).

1. Pengaturan Perizinan Khusus

a. Manufaktur Kontrak

Perusahaan memberikan spesifikasi teknis kepada


subkontraktor, kemudian subkontraktor mengawasi produksi.
Keuntungan sistem subkontraktor salah satunya adalah
perusahaan licensor dapat berspesialisasi dalam desain dan
pemasaran produk, sedangkan tanggungjawab atas kepemilikan
fasilitas manufaktur ada pada kontraktor dan subkontraktor.
Contoh perusahaan manufaktur kontrak yang terkenal adalah
foxconn Technology Group yang memasok produk ke perusahaan
terkenal seperti Microsoft, Amazon, dan Apple.

b. Waralaba (Franchise)

Strategi perizinan lainnya adalah waralaba. Waralaba


dapat diartikan sebagai sebuah kontrak antara perusahaan induk/
pewaralaba dan penerima waralaba untuk mengoperasikan bisnis
dengan imbalan dan ketentuan tertentu.

Contoh perusahaan yang menerapkan strategi waralaba


untuk ekspansi usahanya adalah McDonald’s. McD memberikan
cukup banyak kelonggaran kepada franchisee dalam memberikan
desain interior restoran dan menu-menu yang dapat disesuaikan
dengan preferensi dan selera negara tujuan.

3
B. Investasi

Kebutuhan investasi biasanya dilakukan ketika sebuah perusahaan telah


mendapatkan pengalaman ekspansi ke luar negeri melalui ekspor atau lisensi.

1. Usaha Bersama (Joint Venture)

Usaha bersama dengan melakukan kerja sama dengan mitra lokal


merupakan strategi masuk pasar global yang menarik, dimana mitra
berbagi kepemilikan entitas bisnis sekaligus resiko di dalamnya.
Perusahaan dapat membatasi resiko keuangan serta pengaruh
ketidakpastian politik suatu negara. Selain itu, perusahaan dapat
menjadikan pengalaman ini sebagai pembelajaran dalam memahami
kondisi pasar yang baru. Usaha bersama juga memungkinkan perusahaan
menambah kekuatannya dengan sinergi rantai nilai yang berbeda. Usaha
bersama atau usaha patungan mungkin saja merupakan sebuah solusi
akhir untuk memasuki suatu negara jika negara lebih mendukung
perusahaan lokal saat tarif impor tinggi, atau jika undang-undang
melarang kontrol asing namun memperbolehkan usaha patungan.

Usaha patungan mengharuskan perusahaan berbagi imbalan dan


risiko dengan mitra. Kerugian yang mungkin terjadi antara lain
timbulnya biaya kontrol dan koordinasi, potensi konflik antar mitra,
mitra usaha dapat berubah dan berkembang menjadi pesaing yang lebih
kuat.

Contoh perusahaan yang menerapkan joint venture adalah PT


Nestle Indofood Citarasa Indonesia (NICI) pada tahun 2005 yang mana
merupakan hasil dari penggabungan antara PT Nestle Indonesia dan PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)..

2. Investasi Melalui Saham Ekuitas atau Kepemilikan Penuh

4
Sebuah kepemilikan dikatakan sebagai kepemilikan penuh
apabila seorang investor memiliki saham 100 persen kendali.
Kepemilikan penuh dapat dicapai dengan cara memulai operasi baru
(investasi lapangan hijau), atau dengan merger atau akuisisi perusahaan.

Beberapa keuntungan kepemilikan antara lain akses pasar dan


penghindaran tarif dan kuota. Kepemilikan memungkinkan transfer
pengalaman dan memberikan perusahaan akses ke teknik manufaktur
baru dan kekayaan intelektual. Strategi memasuki pasar global di atas
mungkin memerlukan kombinasi dalam pelaksanaanya. Preferensi
strategi perusahaan juga dapat berubah dari waktu ke waktu.

C. Kemitraan strategis global


1. Sifat kemitraan strategis global

Terminologi yang digunakan dalam menggambarkan bentuk baru dari


strategi kerja sama sangat beragam. Definisi perjanjian kerja sama,
aliansi strategi, serta kemitraan strategis global (GSP) sering kali
digunakan untuk berfokus pada hubungan antar perusahaan yang bekerja
sama mengejar tujuan yang sudah ditentukan. Terminologi ini mencakup
spektrum yang luas terkait perjanjian antar perusahaan, termasuk usaha
patungan. Sifat terkait aliansi strategis yang dibahas terdiri dari:

1) Para peserta tetap bebas setelah adanya pembentukan aliansi

2) Para peserta berbagi keuntungan dari aliansi serta mengontrol


atas kinerja tugas yang sudah diputuskan.

3) Para peserta melakukan kontribusi yang berkelanjutan terkait


teknologi, produk, dan area strategis penting lainnya.

Sejak pertengahan tahun 1980an, jumlah aliansi strategis telah tumbuh


pada tingkat perkiraan 20% - 30%. Sejak pertengahan tahun 1990an,

5
kekuatan utama yang mendorong adanya pembentukan kemitraan ialah
adanya kesadaran bahwa globalisasi dan internet akan memerlukan
konfigurasi antar perusahaan yang baru. Roland Smith (Ketua British
Aerospace) menyatakan jika melakukan kemitraan adalah salah satu cara
cepat serta murah dalam proses pengembangan usaha. Kelebihan
menggunakan sistem kemitraan global diantaranya:

1) Adanya biaya pengembangan produk baru yang tinggi,


sehingga dengan adanya hal tersebut pihak perusahaan
membutuhkan mitra dengan tujuan meredam biaya yang
tidak diinginkan

2) Adanya persyaratan teknologi dari banyak produk


kontemporer, sehingga perusahaan mungkin kekurangan
keterampilan, modal atau pengetahuan jika menjalankannya
sendiri. Sehingga dengan kemitraan masalah tersebut
mungkin dapat teratasi.

3) Kemitraan mungkin merupakan cara terbaik dalam


mengamankan akses ke pasar nasional dan regional

4) Kemitraan menyediakan peluang penting untuk belajar.

Kelebihan dan kemudahan kemitraan bukan hal yang dapat dikategorikan


terbaik, karena sistem ini tentu saja memiliki kelemahan. Kelemahan
tersebut diantaranya adalah masing-masing mitra harus bersedia
merelakan beberapa kendali, dan ada risiko potensial yang berkaitan
dengan menguatnya pesaing yang berasal dari negara lain.

Dengan mengetahui kelebihan serta kelemahan di atas, perusahaan juga


perlu membedakan enam karakteristik khusus yang dimiliki oleh
kemitraan global yang tidak dimiliki oleh kemitraan tradisional,
diantaranya:

6
1) Dua perusahaan atau lebih mengelola strategi jangka panjang
bersamaan dengan tujuan mencapai kepemimpinan dunia
dengan melalui usaha meminimalisir biaya, diferensiasi, atau
kombinasi dari keduanya serta menciptakan posisi
berdasarkan variasi, kebutuhan atau akses.

2) Hubungan ini memiliki sifat timbal balik. Maksudnya di sini,


setiap mitra memiliki kekuatan khusus yang dapat dibagikan
satu sama lain.

3) Visi dan upaya para mitra benar-benar global, jauh


melampaui negara asal serta wilayah asal kebagian dunia

4) Hubungan ini diatur sepanjang garis horizontal, bukan


vertikal. Diperlukan adanya transfer literal berkelanjutan dari
sumber daya antar mitra, dengan berbagi teknologi dan
penyatuan sumber daya.

5) Saat bersaing di pasar yang tidak tergolong kemitraan, para


peserta akan mempertahankan identitas nasional dan ideologis
mereka.

2. Faktor sukses

Terdapat enam faktor yang dianggap mampu memberikan dampak yang


signifikan terhadap kesuksesan GSP, di antaranya:

1) Misi

GSP yang sukses menciptakan win-win solution, di mana para


peserta mengejar tujuan berdasarkan kebutuhan maupun
keuntungan bersama.

2) Strategi

7
Perusahaan dapat membentuk GSP yang terpisah dengan mitra
berbeda dan strategi perlu diperhatikan lebih jauh untuk
menghindari konflik.

3) Pemerintahan

Diskusi serta konsensus harus menjadi suatu norma. Seluruh


mitra harus di pandang memiliki kedudukan yang setara.

4) Budaya

Memiliki budaya yang sama dengan kemitraan sangat penting,


karena jika memiliki tujuan yang sama namun cara kerja dalam
budaya berbeda maka akan menimbulkan konflik.

5) Organisasi

Untuk mengembangi kompleksitas manajemen multinegara,


struktur dan desain inovatif sangat diperlukan dalam hal ini.

6) Pengelolaan atau manajemen

GSP terus melibatkan jenis pengambilan keputusan yang berbeda.


Sehingga isu-isu yang berpotensi memecah belah harus
diidentifikasi dengan jelas sebelumnya.

Perusahaan yang membentuk GSP perlu memahami faktor-faktor


tersebut. selain itu, terdapat empat prinsip yang dapat diterapkan guna
menciptakan kerja sama yang berhasil. Pertama, terlepas dari kenyataan
bahwa mitra mengejar tujuan bersama di beberapa bidang, mitra perlu
mengingat bahwa mereka merupakan pesaing di bidang lain. Kedua,
keharmonisan bukan menjadi tolak ukur keberhasilan, mungkin dengan
adanya konflik akan berdampak terhadap keberhasilan itu sendiri. Ketiga,
seluruh karyawan, insinyur, manajer perlu untuk memahami di mana

8
kerja sama berakhir serta kompromi kompetitif dimulai. Terakhir, seperti
yang dijelaskan sebelumnya, belajar dari mitra sangat penting.

3. Aliansi dengan pesaing asia


Teknologi serta bisnis yang dikembangkan oleh negara barat biasanya
cenderung lebih baik dan modern jika dibandingkan dengan Negara-
negara di bagian Asia. Sehingga sering sekali perusahaan di Negara barat
merasa rugi jika mereka melakukan aliansi kemitraan dengan perusahaan
di Asia. Oleh karena itu, banyak perusahaan dari negara barat yang
menetapkan aturan manajemen pembatasan transparansi. Hal ini karena
kekhawatiran setelah bermitra, Negara Asia mengambil rahasia
perusahaan dan nantinya akan berkhianat menjadi lawan utama
perusahaan dan hal ini telah dijelaskan pembuktiannya oleh McKinsey
pada tahun 1990.

4. Contoh Kemitraan
 CFM Internasional/GE/Snecma merupakan salah satu contoh
sukses kemitraan. Perusahaan GE dan Snecma dinilai sukses
karena adanya sinergi diantara keduanya, hal ini disebabkan
keduanya bergerak di satu bidang yang sama yaitu penerbangan.
Yang satu perusahaan pembuat mesinnya dan yang satu
perusahaan antariksa. Perusahaan Perancis dan Amerika ini
bersepakat untuk membuat rancangan mesin jet yang unggul.
Dengan adanya komitmen dan sistem manajemen yang baik maka
akan tercipta banyak inovasi, salah satunya mesin jet tersebut.
Sehingga hingga saat ini kemitraan perusahaan ini memperoleh
profit milyaran rupiah.
 Boing/Jepang merupakan salah satu contoh kemitraan yang
kontroversial. Kemitraan antara perusahaan Boing dengan Jepang
dinilai kontroversial, hal ini karena banyaknya pendapat jika
kerja sama membuat produk pesawat terbang dengan kualitas
bahan bakar baru serta model pesawat yang tergolong besar ini
cenderung lebih besar ditanggung oleh salah satu perusahaan
yaitu Boing. Untuk bekerja sama dengan Jepang, Perusahaan
Boing mengeluarkan biaya sebesar $4 milyar. Sedangkan
komisarium Jepang hanya memberikan $1 sampai $2 milyar
kepada Boing, namun adanya kemitraan ini, Jepang dapat belajar

9
dari ahli-ahli boing dalam membuat pesawat terbang. Tentu saja
hal ini terlihat timpang, akan tetapi kesepakatan tetap terjadi dan
menjadi isu besar bahwa dalam jangka panjang Jepang akan
mencuri teknologi Boing dan menjadi pesaing boing di masa
depan.

D. Strategi koperasi di asia

Terdapat dua strategi dalam koperasi di Asia yang mampu memiliki peran yang sangat
berpengaruh dalam kesuksesan negara, diantaranya:

1. Strategi Koperasi di Jepang: Keiretsu

Jepang meiliki keiretsu yang merupakan strategi kooperatif. Keiretsu


adalah aliansi antar bisnis atau kelompok perusahaan yang, menurut
seorang pengamat, “menyerupai klan pertempuran di mana keluarga
bisnis bergabung bersama untuk bersaing memperebutkan pangsa pasar”.
Keiretsu dibentuk pada awal tahun 1950, sebagai kelompok yang
mendominasi ekonomi di Jepang hingga tahun 1945. Keiretsu dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu keiretsu horizontal (yoko) dan keiretsu
vertikal (tate). Keiretsu horizontal adalah yang dimana beberapa
perusahaan besar yang saling menjalin hubungan kerjasama. Sehingga
tujuan dari kerjasama keiretsu horizontal adalah untuk menciptakan
sebuah bank yang kuat dengan kepemilikan saham bersama, hubungan
dagang, dan sebagianya. Contoh perusahaan yang menerapkan keiretsu
horizontal adalah Mitsubishi. . Bank of Tokyo-Mitsubishi berada di
puncak keiretsu. Mitsubishi Motors dan Mitsubishi Trust and Banking
juga merupakan bagian dari grup inti, diikuti oleh Meiji Mutual Life
Insurance Company, yang memberikan asuransi kepada semua anggota
keiretsu. Mitsubishi Shoji adalah perusahaan perdagangan Mitsubishi
keiretsu. Tujuan mereka adalah mendistribusikan barang secara ketat ke

10
seluruh dunia. Mereka mungkin mencari pasar baru untuk perusahaan
keiretsu, membantu memasukkan perusahaan keiretsu di negara lain, dan
menandatangani kontrak dengan perusahaan lain di seluruh dunia untuk
memasok komoditas yang digunakan dalam industri Jepang. Seperti yang
pasti Anda perhatikan, banyak perusahaan dalam keiretsu ini
menggunakan “Mitsubishi” sebagai bagian dari nama mereka.
Sedangkan keiretsu vertikal adalah sebuah kelompok yang terdiri dari
beberapa perusahaan besar bahkan ratusan ataupun ribuan perusahaan
kecil yang berada dinaungan perusahaan besar. Keiretsu vertikal
dibedakan lagi menjadi 3 jenis, yaitu :

1) sangyo keiretsu (keiretsu produksi)


2) ryutsu keiretsu (keiretsu distribusi)
3) shihon keiretsu (keiretsu modal)

Contoh perusahaan yang menerapkan keretsu vertikal adalah


Toyota,Nissan, Honda. Struktur dalam keiretsu vertikal digambarkan
seperti sebuah piramida, dengan posisi puncaknya diisi oleh perusahaan
pembuat produk. Pada level puncak tersebut merupakan hasil akhir dari
seluruh transaksi yang terjadi di dalam sruktur keiretsu. Dalam keiretsu
Toyota atau Honda misalnya, maka produk yang dimaksud adalah
kendaraan bermotor.

2. Strategi Kerja Sama di Korea Selatan: Chaebol

Korea selatan memiliki aliansi jenis karporat biasa disebut chaebol.


Chaebol terdiri dari puluhan perusahaan, yang berpusat pada bank sentral
atau holding company, dan didominasi oleh keluarga pendiri. Didirikan
pada awal tahun 1960, yang memberikan subsidi pemerintah dan kredit
ekspor kepada sekelompok perusahaan terpilih di sektor otomotif,
galangan kapal, baja, dan elektronik. Pada tahun 1950 perusahaan

11
terpilih itu seperti Samsung. Pada 1980 Samsung telah berkembang pesat
menjadi produsen terkemuka produk elektronik yang berbiaya rendah.
Saat ini, lini smartphone Galaxy yang diberdayakan Android oleh
Samsung Electronics adalah penjualan terbaik di seluruh dunia. Chaebol
merup akan kekuatan pendorong di balik keajaiban ekonomi Korea
Selatan seperti: produk nasional bruto (GNP) meningkat dari $1,9 miliar
pada tahun 1960 menjadi $238 miliar pada tahun 1990.

E. Strategi koperasi abad dua puluh satu


Salah satu aliansi teknologi yang dimiliki Amerika Serikat, seperti Sematech yang
merupakan hasil langsung dari kebijakan industri pemerintah. Pemerintah Amerika
Serikat dalam hal ini sangat prihatin terhadap kondisi beberapa perusahaan dalam
negeri yang mengalami kesulitan bersaing melawan Jepang dan setuju untuk
mensubsidi konsorsium 14 perusahaan teknologi pada tahun 1987. Pada mulanya
Sematech memiliki sejumlah 700 karyawan sebagian tetap, dan sebagian pinjaman dana
sematech meminjam dari IBM, AT&T, Perangkat Mikro Lanjutan, Intel, dan
perusahaan lain. Konsorsium sendiri bertugas untuk menyelamatkan industri peralatan
pembuat chip Amerika Serikat, yang dimana perusahaan tersebut mengalami banyak
kehilangan pangsa pasar dalam menghadapi persaingan ketat dengan Jepang. Meskipun
awalnya terganggu oleh perbedaan sikap dan budaya di antara faksi yang berbeda,
Sematech akhirnya membantu pembuat chip mencoba pendekatan baru dengan vendor
peralatan mereka. Pada tahun 1991 Penciptaan Sematech menandai era baru dalam
kerja sama di antara perusahaan teknologi. Karena perusahaan telah berkembang secara
internasional, daftar keanggotaannya juga telah berkembang untuk menyertakan
Advanced Micro Devices, Hewlett-Packard, IBM, Infineon, Intel, Panasonic,
Qualcomm, Samsung, dan STMicroelectronics.

F. Strategi ekspansi pasar


Perusahaan dalam hal ini harus memutuskan apakah akan berekspansi dengan
mencari pasar baru di negara operasi mereka yang sudah ada atau alternatif lainnya
dengan mencari pasar negara baru untuk segmen pasar yang sudah teridentifikasi.

12
Kombinasi dua dimensi ini menghasilkan empat strategi perluasan pasar pilihan, seperti
yang ditunjukkan pada tabel 9-6.

Untuk penjelasan tentang strategi dari tabel tersebut adalah:

1) Strategi 1, negara dan konsentrasi pasar, stretgi ini bertujuan untuk


menargetan segmen pelanggan dalam jumlah yang terbatas di beberapa
negara. Oleh karena itu strategi ini digunakan perusahaan sebagai titik
awal dalam menargetkan segmen pelanggan. Dan strategi ini juga sesuai
untuk menginvestasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Kecuali
jika di perusahaan besar yang memiliki banyak sumber daya, strategi ini
mungkin satu-satunya cara yang realistis untuk memulai.

2) Strategi 2, konsentrasi negara dan diversifikasi pasar, sebuah perusahaan


melayani banyak pasar di beberapa negara. Strategi ini diterapkan oleh
banyak perusahaan Eropa yang tetap tinggal di Eropa dan mencari
pertumbuhan dengan berekspansi ke pasar baru. Dalam hal ini juga
merupakan pendekatan perusahaan Amerika yang memutuskan untuk
melakukan diversifikasi di pasar sebagai lawan dari go international
dengan produk yang sudah ada atau menciptakan produk global baru.
Menurut departemen perdagangan AS bahwa mayoritas perusahaan AS
yang mengekspor membatasi penjualan mereka ke lima pasar atau
kurang. Sehingga perusahaan AS dalam memilih strategi banyak
menggunakan strategi 1 dan 2.

3) Strategi 3, diversifikasi negara dan konsentrasi pasar merupakan strategi


global klasik bertujuan untuk mencari segmen pasar dunia atau
internasional. Daya tarik dari strategi ini dengan melayani pelanggan di
dunia, perusahaan dapat mencapai volume akumulasi yang lebih besar
dan biaya yang lebih rendah dari pada pesaing mana pun. Oleh karena
itu, memiliki keunggulan kompetitif yang tidak dapat disangkal.

13
Sehingga strategi ini digunakan dengan baik untuk melayani kebutuhan
dan kategori pelanggan yang berbeda.

4) Strategi 4, negara dan diversifikasi pasar, adalah strategi korporat dari


perusahaan multibisnis global seperti Panasonic Corporation. Panasonic
merayakan hari jadinya yang ke-100 pada tahun 2018; pendiri
perusahaan, Konosuke Matsushita, adalah ikon bisnis abad ke-20. Saat
ini, Panasonic memiliki cakupan multinegara, dan berbagai unit serta
grup bisnisnya yang melayani berbagai segmen konsumen dan bisnis.
Dengan demikian, pada tingkat strategi korporat, Panasonic dapat
dikatakan mengejar strategi 4 dalam menjalakan bisnisnya.

Contoh perusahaan yang melakukan ekspansi pasar adalah Semen Gresik Tbk,
di mana mereka mendirikan holding company ataupun perusahaan induk untuk
Semen Gresik, serta melakukan perluasan dengan cara membuka cabang atau
instansi-instansi baru di bawahnya. Ekspansi bisnis dalam artian perluasan operasi
usaha ke negara lain atau luar negeri menjadi salah satu agenda strategis bagi
suatu perusahaan. Hal ini sendiri dikarenakan ekspansi ke luar negeri memiliki
implikasi yang sangatlah penting dalam memaksimalkan pertumbuhan bisnis.

14
DAFTAR PUSTAKA

Joint Venture : Pengertian, Dasar Hukum, dan Contoh Perusahaan. (2022, November
16). Retrieved Maret 25, 2023, from OCBC NISP:
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/11/16/joint-venture-adalah

Keegan & Green. (2015 : 298). Global Marketing. New York City. PEARSON

Promalessy, R. (2021 : 110). Pemasaran Global. Bandung: MEDIA SAINS


INDONESIA.

Sukirno, dkk. (2017). Pengantar Bisnis. Jakarta: KENCANA.

15

Anda mungkin juga menyukai