Hukum Lingkungan
Hukum Lingkungan
DAN
CONTOHNYA
Di susun oleh :
Arifin Rumbalifar
Jurusan : Sanitasi D III
Kelas : Tingkat 1B
Syukur Alhamdulilah senantiasa kami penjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
gunah memenuhi tugas mata kuliah Perundang Undangan dengan judul: HUKUM
LINGKUNGAN
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang tulus memberi doa, Saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Dan oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberi manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengatar...........................................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumus Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Lingkungan..................................................................................2
B. Contoh Hukum Lingkungan........................................................................................5
BAB 3 PENUTUP
A. KESEMPULAN..........................................................................................................6
B. SARAN.......................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................7
1
BAB 1
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumus Masalah :
a. Apa pengertian hukum lingkungan ?
b. Apa yang dimaksud dengan hukum lingkungan dan contohnya ?
c. Apa tujuan hukum lingkungan ?
C. Tujuan :
a. Mengetahui pengertian hukum lingkungan.
b. Mengetahui hukum yang mengatur tatanan lingkungan hidup.
c. Melestarikan lingkungan hidup dan mencegah terjadinya kerusakan.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Undang No 32 tahun 2009 memiliki beberapa jenis instrumen penegakan hukum lingkungan.
Jenis penegakan instrumen tersebut antara lain :
1. Sanksi Administrasi
Sanksi administrasi bersifat mengawasi dan melakukan tindakan pencegahan pelanggaran
hukum lingkungan. Sanksi administrasi terdiri atas; teguran tertulis, paksaan pemerintah,
pembekuan izin lingkungan dan pencabutan izin lingkungan.
2. Penyelesaian Sengketa Lingkungan di Luar Pengadilan.
Penyelesaian ini bersifat musyawarah antar masyarakat agar terjaminnya mufakat antara
kedua belah pihak. Kedua pihak dapat menggunakan jasa middle person atau pihak ketiga
yang bebas dan tidak memihak untuk membantu menyelesaikan sengketa. Penyelesaian di
luar pengadilan dilakukan untuk tercapainya; bentuk dan besaran ganti rugi, tindakan
pemulihan pasca kerusakan, jaminan agar pencemaran dan kerusakan lingkungan tidak
terulang kembali, dan mencegah meluasnya dampak negatif yang ditimbulkan.
3. Penyelesaian Sengketa Lingkungan di Pengadilan.
Penyelesaian melalui pengadilan dilakukan apabila terdapat pihak tertentu yang dirugikan
secara materi sehingga pihak yang bertanggung jawab wajib untuk membayarkan sejumlah
uang tergantung putusan pengadilan.
4. Penegakan Hukum Pidana.
Penegakan hukum pidana dalam Undang ini memperkenalkan ancaman hukuman least di
samping maksimum, perluasan alat bukti, pemidanaan bagi pelanggaran baku mutu,
keterpaduan penegakan hukum pidana, dan pengaturan tindak pidana korporasi.
Penegakkan Hukum Lingkungan di Indonesia
Meskipun sudah ada undang jelas yang mengatur, masih banyak pelanggaran hukum
lingkungan yang dilakukan oleh manusia untuk kepentingan pribadi mereka. Pada 2018, PT.
Expravet Nasuba di Sumatera Utara membuang limbah cair ke aliran sungai Store karena
perusahaan tidak memiliki pembuangan limbah cair yang memadai. Kasus pencemaran
sungai ini mencuat akibat aduan masyarakat kepada pihak berwajib. Akibat ulahnya, PT.
Expravet Nasuba menerima surat peringatan dari Pemerintahan Kota Medan dan pada
akhirnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyegel PT. Expravet
Nasuba.
Penyegelan tersebut sesuai dengan pasal 68, pasal 100 pasal 116 pada Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Masing pasal tersebut
berbunyi :
Pasal 68
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban; a. memberikan
informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar,
akurat, terbuka, dan tepat waktu, b. menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup, dan
menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/atau kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup.
Pasal 100
(1) Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi, atau baku mutu
gangguan dipidana, dengan pidana penjara withering lama 3 (tiga) tahun dan denda withering
banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dikenakan apabila sanksi
administratif yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau pelanggaran dilakukan lebih dari satu
kali.
Pasal 116
(1) Apabila tindak pidana lingkungan hidup dilakukan oleh, untuk, atau atas nama badan
usaha, tuntutan pidana dan sanksi pidana dijatuhkan kepada: a. badan usaha; dan/atau b.
orang yang memberi perintah untuk melakukan tindak pidana tersebut atau orang yang
bertindak sebagai pemimpin kegiatan dalam tindak pidana tersebut.
(2) Apabila tindak pidana lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh orang, yang berdasarkan hubungan kerja atau berdasarkan hubungan lain yang bertindak
dalam lingkup kerja badan usaha, sanksi pidana dijatuhkan terhadap pemberi perintah atau
pemimpin dalam tindak pidana tersebut tanpa memperhatikan tindak pidana tersebut
dilakukan secara sendiri atau bersama-sama.
Berdasarkan Undang hukum lingkungan dan contoh kasus yang pernah terjadi, diharapkan
masyarakat secara keseluruhan dapat memahami dan menyadari bahwa mereka turut berperan
aktif dalam pemeliharaan lingkungan sebagai satu kesatuan dengan lingkungan serta
bagaimana resiko yang akan mereka dapatkan jika melanggar hukum lingkungan.
Penegakkan hukum memiliki peranan penting dalam mendukung perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam Undang No. 32 Tahun 2009, namun
lebih daripada itu Hukum Lingkungan sesungguhnya juga mengedepankan kearifan lokal dan
pendekatan asas subsidiaritas yang ditujukan untuk mengoptimalkan kesadaran para pihak
untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup, namun jika kesadaran tersebut tidak ada
maka Hukum wajib ditegakkan.
Selain pohon bakau yang tercemar, ikan juga menjauh. Para nelayan mau tidak mau harus
melaut lebih jauh. Beberapa nelayan bahkan melaporkan bahwa jaring mereka terkena
minyak.
Dalang di balik kasus tersebut ternyata adalah BUMN, yaitu Pertamina Hulu Energi ONWJ.
Mereka mengonfirmasi bahwa minyak mentah itu berasal dari sumur mereka.
Pencemaran terjadi karena sumur YYA-1 mengalami kebocoran. Tak tinggal diam, Pertamina
berupaya menangani masalah lingkungan yang terjadi selama hampir 5 bulan itu.
"Kami tidak akan lari dari tanggung jawab. Kami akan memulihkan lingkungan dan
mengganti kerugian pada masyarakat," terang Ifki Sukarya, Humas PHE ONWJ ketika itu.
3. Pencemaran di Anak Sungai Citarum
Pada April 2019, Sungai Cibeet di Desa Taman Mekar, Kecamatan Pangkalan, dipenuhi
limbah berbusa. Masyarakat kemudian melaporkan kasus tersebut ke Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (DLHK). Usut punya usut, limbah tersebut berasal dari PT Pindo Store
Mash and Paper Plants 3.
DLHK kemudian meminta bantuan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk menyegel
pabrik tersebut.
"Permohonan penindakan itu kami sampaikan ke Satpol PP melalui surat No.180/981/PPL
tertanggal 7 Mei 2019," ungkap Rosmalia Dewi, Sekretaris DLHK Karawang, Kamis 9 Mei
2019.
Lima bulan kemudian, pencemaran terjadi lagi dengan lokasi yang sama. Menindaklanjuti
kasuis tersebut, Unit Tipiter Satuan Reskrim Polres Karawang bergerak ke lokasi.
Pengecekan melibatkan Satgas Citarum Harum Sektor 18 dan Dinas Lingkungan Hidup
Karawang.
"Setelah dicek, ternyata benar ada kegiatan (pencemaran) tersebut," jelas Kapolres Karawang
yang ketika itu dijabat oleh Nuredy Irwansyah Putra.
Ia menjelaskan, pencemaran disebabkan oleh gagalnya pengolahan limbah cair. Limbah cair
dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) mengalami peluberan. Karena tak tertampung
IPAL, limbah cair itu meluap dan gagal ditampung bak penampung.
"Karena outlet-nya (bak penampung) sedang diperbaiki, limbah ditampung sementara dalam
empang. Karena empang tak dapat menampung seluruh limbah, akhirnya limbah cair limpas
dan mengalir ke sungai Cibeet," terang Nuredy ketika itu.
Limbah cair harus diolah sedemikian rupa untuk mengurangi residu zat berbahaya. Limbah
terseut harus dikelola melalui IPAL sebelum dibuang. Setelah itu, limbah cair umumnya
ditampung dalam bak khusus.
Nuredy mengatakan, Pindo Shop 3 disangkakan UU RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup..
7
BAB 3
PENUTUP
Paragraf adalah kesempulan kalimat yang dihubungkan sehingga membentuk sebuah gagasan
tertentu. Pragraf yang baik dapat bertujuan untuk memudahkan pengertian dan
pemahamanya. Dan juga harus memperhatikan beberapa syarat agar terbentuk suatu gagasan
yang dapat dimengerti dan dipahami oleh para pembaca.
SARAN
Kami sadari bahwa masih banyak kekurangan yang kami meliki. Baik dari tulisan maupun
bahasa yang kami sajikan, oleh karena itu mohon diberikan saranya agar kami bisa membuat
makalah lebih baik lagi, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan
menjadi wawasan kita dalam memahami pragraf.
DAFTAR PUSTAKA