Anda di halaman 1dari 11

HUKUM LINGKUNGAN

DAN
CONTOHNYA

Di susun oleh :
Arifin Rumbalifar
Jurusan : Sanitasi D III
Kelas : Tingkat 1B

POLTEKKES KEMENKAS MALUKU


2022/2023
Kata Pengatar

Syukur Alhamdulilah senantiasa kami penjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
gunah memenuhi tugas mata kuliah Perundang Undangan dengan judul: HUKUM
LINGKUNGAN

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang tulus memberi doa, Saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Dan oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberi manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Ambon, september 2022

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengatar...........................................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumus Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Lingkungan..................................................................................2
B. Contoh Hukum Lingkungan........................................................................................5

BAB 3 PENUTUP
A. KESEMPULAN..........................................................................................................6
B. SARAN.......................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................7
1

BAB 1
PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia tumbuh dan berkembang bersama lingkungan di sekitarnya. Setiap interaksi


manusia baik sesama manusia dan dengan lingkungan akan memberikan dampak bagi
lingkungan baik positif maupun negatif. Oleh karena itu, dirancang sebuah aturan
hukum untuk mengatur keseimbangan manusia dan lingkungan tempat tinggalnya.
Hukum lingkungan mengatur pola lingkungan beserta semua perangkat dan serta
kondisi bersama manusia yang berada dan mempengaruhi lingkungan tersebut

B. Rumus Masalah :
a. Apa pengertian hukum lingkungan ?
b. Apa yang dimaksud dengan hukum lingkungan dan contohnya ?
c. Apa tujuan hukum lingkungan ?

C. Tujuan :
a. Mengetahui pengertian hukum lingkungan.
b. Mengetahui hukum yang mengatur tatanan lingkungan hidup.
c. Melestarikan lingkungan hidup dan mencegah terjadinya kerusakan.
2

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Lingkunga


Hukum lingkungan dalam bidang ilmu hukum, merupakan salah satu bidang ilmu hukum
yang withering strategis karena hukum lingkungan mempunyai banyak segi yaitu segi
hukum administrasi, segi hukum pidana, dan segi hukum perdata. Dengan demikian, tentu
saja hukum lingkungan memiliki aspek yang lebih kompleks. Sehingga untuk mendalami
hukum lingkungan itu sangat mustahil apabila dilakukan seorang diri, karena kaitannya yang
sangat erat dengan segi hukum yang lain yang mencakup pula hukum lingkungan di
dalamnya.

Hukum lingkungan dapat diartikan menjadi dua yaitu:


- Hukum lingkungan klasik (Kuno)Sunting
Hukum lingkungan klasik adalah suatu kelompok hukum lingkungan di mana menetapkan
ketentuan dan norma dengan tujuan terutama sekali untuk menjamin penggunaan dan
eksploitasi sumber daya lingkungan dengan menggunakan berbagai akal dan kepandaian
manusia guna mencapai hasil maksimal mungkin, serta jangka waktu yang sesingkat-
singkatnya. Secara mendasar berorientasi pada penggunaan lingkungan hidup, yaitu utilize
situated regulation. Terkait ini ia menampakkan diri sebagai hukum yang sungguh bersifat
sektoral, "sektoral spesialistik", menonjol terkait sifat serba kaku, dan sukar berubah, maka
mudah untuk ketinggalan zaman. [2]
- Hukum lingkungan modernSunting
Hukum lingkungan present day adalah suatu kelompok hukum lingkungan di mana
menetapkan ketentuan dan norma guna mengatur tindak perbuatan manusia di mana
bertujuan untuk melindungi lingkungan dari kerusakan dan kemerosotan mutunya untuk
menjamin kelestariannya sehingga dapat secara langsung terus-menerus digunakan oleh
generasi sekarang maupun generasi mendatang.[2]

- Peraturan undang Hukum Lingkungan di Indonesia


Hukum lingkungan di Indonesia diatur dalam Undang No 32 tahun 2009, yang merupakan
generasi ketiga pengaturan hukum lingkungan di Indonesia. Undang ini mengatur bagaimana
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan sistematis demi tercapainya
keseimbangan lingkungan serta kesejahteraan manusia sebagai satu kesatuan dalam
lingkungan. Selain demi kesejahteraan dan keseimbangan, Undang No 32 juga mengatur
tentang upaya untuk melestarikan lingkungan secara berkelanjutan serta mencegah kerusakan
lingkungan.

Undang No 32 tahun 2009 memiliki beberapa jenis instrumen penegakan hukum lingkungan.
Jenis penegakan instrumen tersebut antara lain :

1. Sanksi Administrasi
Sanksi administrasi bersifat mengawasi dan melakukan tindakan pencegahan pelanggaran
hukum lingkungan. Sanksi administrasi terdiri atas; teguran tertulis, paksaan pemerintah,
pembekuan izin lingkungan dan pencabutan izin lingkungan.
2. Penyelesaian Sengketa Lingkungan di Luar Pengadilan.
Penyelesaian ini bersifat musyawarah antar masyarakat agar terjaminnya mufakat antara
kedua belah pihak. Kedua pihak dapat menggunakan jasa middle person atau pihak ketiga
yang bebas dan tidak memihak untuk membantu menyelesaikan sengketa. Penyelesaian di
luar pengadilan dilakukan untuk tercapainya; bentuk dan besaran ganti rugi, tindakan
pemulihan pasca kerusakan, jaminan agar pencemaran dan kerusakan lingkungan tidak
terulang kembali, dan mencegah meluasnya dampak negatif yang ditimbulkan.
3. Penyelesaian Sengketa Lingkungan di Pengadilan.
Penyelesaian melalui pengadilan dilakukan apabila terdapat pihak tertentu yang dirugikan
secara materi sehingga pihak yang bertanggung jawab wajib untuk membayarkan sejumlah
uang tergantung putusan pengadilan.
4. Penegakan Hukum Pidana.
Penegakan hukum pidana dalam Undang ini memperkenalkan ancaman hukuman least di
samping maksimum, perluasan alat bukti, pemidanaan bagi pelanggaran baku mutu,
keterpaduan penegakan hukum pidana, dan pengaturan tindak pidana korporasi.
Penegakkan Hukum Lingkungan di Indonesia
Meskipun sudah ada undang jelas yang mengatur, masih banyak pelanggaran hukum
lingkungan yang dilakukan oleh manusia untuk kepentingan pribadi mereka. Pada 2018, PT.
Expravet Nasuba di Sumatera Utara membuang limbah cair ke aliran sungai Store karena
perusahaan tidak memiliki pembuangan limbah cair yang memadai. Kasus pencemaran
sungai ini mencuat akibat aduan masyarakat kepada pihak berwajib. Akibat ulahnya, PT.
Expravet Nasuba menerima surat peringatan dari Pemerintahan Kota Medan dan pada
akhirnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyegel PT. Expravet
Nasuba.

Penyegelan tersebut sesuai dengan pasal 68, pasal 100 pasal 116 pada Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Masing pasal tersebut
berbunyi :
Pasal 68
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban; a. memberikan
informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar,
akurat, terbuka, dan tepat waktu, b. menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup, dan
menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/atau kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup.
Pasal 100
(1) Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi, atau baku mutu
gangguan dipidana, dengan pidana penjara withering lama 3 (tiga) tahun dan denda withering
banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dikenakan apabila sanksi
administratif yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau pelanggaran dilakukan lebih dari satu
kali.
Pasal 116
(1) Apabila tindak pidana lingkungan hidup dilakukan oleh, untuk, atau atas nama badan
usaha, tuntutan pidana dan sanksi pidana dijatuhkan kepada: a. badan usaha; dan/atau b.
orang yang memberi perintah untuk melakukan tindak pidana tersebut atau orang yang
bertindak sebagai pemimpin kegiatan dalam tindak pidana tersebut.
(2) Apabila tindak pidana lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh orang, yang berdasarkan hubungan kerja atau berdasarkan hubungan lain yang bertindak
dalam lingkup kerja badan usaha, sanksi pidana dijatuhkan terhadap pemberi perintah atau
pemimpin dalam tindak pidana tersebut tanpa memperhatikan tindak pidana tersebut
dilakukan secara sendiri atau bersama-sama.
Berdasarkan Undang hukum lingkungan dan contoh kasus yang pernah terjadi, diharapkan
masyarakat secara keseluruhan dapat memahami dan menyadari bahwa mereka turut berperan
aktif dalam pemeliharaan lingkungan sebagai satu kesatuan dengan lingkungan serta
bagaimana resiko yang akan mereka dapatkan jika melanggar hukum lingkungan.
Penegakkan hukum memiliki peranan penting dalam mendukung perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam Undang No. 32 Tahun 2009, namun
lebih daripada itu Hukum Lingkungan sesungguhnya juga mengedepankan kearifan lokal dan
pendekatan asas subsidiaritas yang ditujukan untuk mengoptimalkan kesadaran para pihak
untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup, namun jika kesadaran tersebut tidak ada
maka Hukum wajib ditegakkan.

B. Berikut Beberapa contoh kasus hukum lingkungan dan analisisnya :

1. Lumpur beracun yang ada di lahan pemukiman


Pada Oktober 2019, diketahui adanya penguburan puluhan ton lumpur beracun di dalam
tanah perumahan Desa Darawolong, Kecamatan Purwasari.
Satuan Reskrim Polres Karawang berhasil mengungkap kasus pencemaran lingkungan yang
melibatkan beberapa perusahaan itu. Lumpur beracun itu berasal dari tiga perusahaan tekstil
yang ada di Bandung.
"Limbahnya diambil dari PT FJ, PT BCP, PT TB. Bukannya dimusnahkan, limbah malah
dikubur dalam lahan pemukiman di Karawang," terang Kasat Reskrim Polres Karawang,
Bimantoro Kurniawan, Jumat, 20 Desember 2019.
Menurut Bimantoro, limbah beracun itu seharusnya dibawa ke PT WI di Tangerang untuk
dimusnahkan. Diduga, demi meraup keuntungan, PT RPW dan PT LSA selaku pihak ke-3
yang mengantar limbah melakukan penyelundupan limbah.
"Diduga theme mereka untuk mendapat keuntungan," katanya.
Bimantoto menjelaskan bahwa PT RWP dan PT LSA merupakan perusahaan carrier yang
membuat kesepakatan dengan tiga pabrik tekstil penghasil limbah. NH (inisial), direktur PT
RPW dan PT LSA, kemudian bersekongkol dengan koordinator lapangan, SI (inisial), untuk
tidak memproses uang tersebut.
"Kami sudah tetapkan NH dan SI sebagai tersangka dalam kasus ini. SI berperan menggiring
para sopir membuang limbah ke Karawang," terang Kasat Reskrim Polres Karawang.
Puluhan ton lumpur beracun dibawa dengan 5 buah dump truk dari Bandung ke Karawang.
Truk tersebut tiba pada malam hari agar tak mengundang perhatian. Pada 29 Oktober 2019,
aksi kejahatan tersebut diketahui warga.
Warga play on words kemudian melaporkannya ke pihak berwajib. Setelah melakukan
pengintaian, polisi berhasil menangkap 5 sopir. Penyelidikan berlanjut dan mengarah ke NH
dan SI.
"Kami jerat pasal 104 UU no 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup," terang Bimantoro.
2. Minyak Mentah Milik Pertamina Tumpah di Pesisir
Masyarakat Karawang yang ada di pesisir dikejutkan oleh adanya oil slick pada 21 Juni 2019.
Bentuk oil slick bulat dengan warna hitam dan memiliki bau seperti minyak tanah.
Setelah bertebaran di pantai, oil slick mencair. Dalam hitungan hari, beberapa ekosistem laut
mendapatkan efek buruk.

Selain pohon bakau yang tercemar, ikan juga menjauh. Para nelayan mau tidak mau harus
melaut lebih jauh. Beberapa nelayan bahkan melaporkan bahwa jaring mereka terkena
minyak.

Dalang di balik kasus tersebut ternyata adalah BUMN, yaitu Pertamina Hulu Energi ONWJ.
Mereka mengonfirmasi bahwa minyak mentah itu berasal dari sumur mereka.
Pencemaran terjadi karena sumur YYA-1 mengalami kebocoran. Tak tinggal diam, Pertamina
berupaya menangani masalah lingkungan yang terjadi selama hampir 5 bulan itu.
"Kami tidak akan lari dari tanggung jawab. Kami akan memulihkan lingkungan dan
mengganti kerugian pada masyarakat," terang Ifki Sukarya, Humas PHE ONWJ ketika itu.
3. Pencemaran di Anak Sungai Citarum
Pada April 2019, Sungai Cibeet di Desa Taman Mekar, Kecamatan Pangkalan, dipenuhi
limbah berbusa. Masyarakat kemudian melaporkan kasus tersebut ke Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (DLHK). Usut punya usut, limbah tersebut berasal dari PT Pindo Store
Mash and Paper Plants 3.
DLHK kemudian meminta bantuan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk menyegel
pabrik tersebut.
"Permohonan penindakan itu kami sampaikan ke Satpol PP melalui surat No.180/981/PPL
tertanggal 7 Mei 2019," ungkap Rosmalia Dewi, Sekretaris DLHK Karawang, Kamis 9 Mei
2019.
Lima bulan kemudian, pencemaran terjadi lagi dengan lokasi yang sama. Menindaklanjuti
kasuis tersebut, Unit Tipiter Satuan Reskrim Polres Karawang bergerak ke lokasi.
Pengecekan melibatkan Satgas Citarum Harum Sektor 18 dan Dinas Lingkungan Hidup
Karawang.
"Setelah dicek, ternyata benar ada kegiatan (pencemaran) tersebut," jelas Kapolres Karawang
yang ketika itu dijabat oleh Nuredy Irwansyah Putra.
Ia menjelaskan, pencemaran disebabkan oleh gagalnya pengolahan limbah cair. Limbah cair
dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) mengalami peluberan. Karena tak tertampung
IPAL, limbah cair itu meluap dan gagal ditampung bak penampung.
"Karena outlet-nya (bak penampung) sedang diperbaiki, limbah ditampung sementara dalam
empang. Karena empang tak dapat menampung seluruh limbah, akhirnya limbah cair limpas
dan mengalir ke sungai Cibeet," terang Nuredy ketika itu.
Limbah cair harus diolah sedemikian rupa untuk mengurangi residu zat berbahaya. Limbah
terseut harus dikelola melalui IPAL sebelum dibuang. Setelah itu, limbah cair umumnya
ditampung dalam bak khusus.
Nuredy mengatakan, Pindo Shop 3 disangkakan UU RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup..
7

BAB 3
PENUTUP

Paragraf adalah kesempulan kalimat yang dihubungkan sehingga membentuk sebuah gagasan
tertentu. Pragraf yang baik dapat bertujuan untuk memudahkan pengertian dan
pemahamanya. Dan juga harus memperhatikan beberapa syarat agar terbentuk suatu gagasan
yang dapat dimengerti dan dipahami oleh para pembaca.

SARAN

Kami sadari bahwa masih banyak kekurangan yang kami meliki. Baik dari tulisan maupun
bahasa yang kami sajikan, oleh karena itu mohon diberikan saranya agar kami bisa membuat
makalah lebih baik lagi, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan
menjadi wawasan kita dalam memahami pragraf.

DAFTAR PUSTAKA

M. Daud Silalihi. Hukum Lingkungan di indonesia. Alimu, Bandung,


2003.
Jur Andi Hamzah. Penegakan Hukum Lingkungan. Sinar Grafik, Jakarta,
2008.
R. Sebukti dan Tjitrosubidio. Kitab Undang Undang Perdata, Pradnya Pramita, Jakarta,
2004.

Anda mungkin juga menyukai