Anda di halaman 1dari 7

TUGAS JURNAL INDIVIDU

Di Susun Oleh :
Setri Viona Alhida P00340219037

Dosen Pengampu
Yenni Puspita SKM,MPH

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI DIII KEBIDNAN CURUP
T.A 2019/2020
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASA NIFAS
DAN MENYUSUI
1. FAKTOR SOSIAL BUDAYA
Salah satu yang mewakili status kesehatan. Di antara budaya juga adat-istiadat
dalam masyarakat ada yang menguntungkan, ada pula yang merugikan. Banyak sekali
kepentingan atau yang menyebabkan perbedaan aspek kesehatan di negara kita, bukan
hanya karena pelayanan medik yang tidak memadai atau perhatian dari lembaga
kesehatan, antara lain masih ada pengaruh sosial budaya yang turun temurun masih
dianut sampai saat ini.

Berikut beberapa kebiasaan dan tradisi dari daerah:

PANDAI SIKEK
dari zaman nenek moyang yang dilakukan pada saat nifas. Lebih dari tahun ke tahun,
budaya ini sudah mulai hilang, seiring dengan perkembangan zaman. Antara lain:
 Orang utan-orang pertama yang dikirim dengan dukun beranak.
Jadi semua hal tentang nifas dikerjakan berdasarkan anjuran dukun. Setelah
melahirkan ibu dibuatkan gelang dengan Benang Tujuh Ragam, dan pasang
selama 40 hari setelah dipindahkan. Setelah itu baru bisa dibuka.
 Ibu mandi walladah untuk membersihkan diri.
Pada hari ke 3 setelah melahirkan ibu diurut oleh dukun. Selama 3 hari berturut-
turut sejak awal nifas ibu ”Disembur” dengan kunyahan kunyit, bawang putih,
merica hitam, merica putih pada bagian keningnya. Selama nifas ibu harus pakai
stagen panjang untuk dililitkan diperutnya. Kira-kira tercapai 4 m (dimulai
setelah hari ke 3). Jika duduk ibu harus dengan posisi bersimpuh. Dilarang keras
untuk mengangkang, karna akan terlepas perut jatuh atau lepas. Jika ibu
bepergian selama nifas, maka harus membawa bawang putih atau gunting kecil,
untuk penangkal mahluk halus. Dan menyimpan air susu ibu dari gangguannya.
Sesekali ibu berkelumun di bawah kain dengan segera rebusan air kunyit. Untuk
menghilangkan bau badan atau aroma tidak sedap.
 Ibu harus mengenakan sarung selama nifas.
Ibu tidak boleh keluar rumah saat magrib. Untuk menjaga ibu dan ASInya.
Selama ibu menyusui dalam masa nifas (40 hari), anak harus dialas atau
diselesaikan dengan bantal. Ibu dan bayi tidur di luar kamar dengan kasur
membentang.
 Dilarang menjahit selama nifas.
 Pantang makan ikan, pedas dan asin
 Tidak bisa keluar rumah sebelum 40 hari karena bisa sawan
 Khitan pada bayi laki-laki dan perempuan
 Minum jamu dapat memperlancar ASI
 Upacara adat seperti brokohan, sepasaran dan selapanan
 Menaruh ramuan pada tali pusat
 Tidak bisa makan karena bisa membuat bayi panas dingin

MINANG
Menurut beberapa ibu-ibu yang bersuku Minang, perawatan ibu postpartum menurut
budaya Minang meliputi: minum telur dan kopi, penguapan dari bahan rempah-
rempah (betangeh), pemanasan batu bata (duduk di atas batu bata), serta bahan-bahan
yang digunakan di atas perut ibu (tapal), minum jamu dari bahan rempah-rempah,
membersihkan alat kelamin dengan air rebusan daun sirih.

LOMBOK
Selain itu pada suku Sasak di Lombok, ibu yang baru bersalin selain memberikan nasi
pakpak (nasi yang telah dikunyah oleh penerima lebih dulu) untuk bayinya agar
bayinya tumbuh sehat dan kuat. Mereka percaya apa yang keluar dari mulut ibu
merupakan yang terbaik untuk bayi.

KERINCI
Sementara di masyarakat Kerinci di Sumatera Barat, pada usia bayi sudah bubur,
bubur nasi, pisang dan lain-lain. Ada pula kebiasaan memberi roti, pisang, nasi
yangsudah dilumatkan tanpa madu, teh manis untuk bayi baru lahir sebelum ASI
keluar.

Demikian pula, dengan membuang kolostrum (ASI yang pertama kali keluar). Di
beberapa masyarakat tradisional, kolostrum ini dianggap sebagai susu yang sudah
rusak dan tidak baik diberikan pada bayi karena warnanya yang kekuning-kuningan.
Selain itu, ada yang mempertimbangkan kolostrum dapat menyebabkan diare, muntah
dan masuk angin pada bayi. Sementara, kolostrum sangat berpengaruh dalam
menambah daya tahan tubuh bayi.

MALUKU
Contohnya di daerah Maluku termasuk pantangan makanan di masa nifas, seperti
pantangan memakan terong agar lidah bayi tidak ada bercak putih dan pantangan
dikumpulkan nanas dan mangga karena tidak bagus untuk rahim.

SUKU TOLAKI
Ibu melarang makan terong.
Alasan: Karena terong dapat membuat tubuh si ibu dan bayi menjadi gatal.

Pembuktian / Rasional:
Terong merupakan salah satu jenis sayuran yang mengandung Vitamin A dan C.
Sebagian besar terong Belanda. Terong jenis ini mengandung banyak khasiat dan
manfaat, mengandung antosianin, termasuk termasuk golongan flavonoid yang
merupakan salah satu jenis antioksidan. Antioksidan ini dapat membantu daya tahan
tubuh menjadi lebih baik. Terong juga kaya akan vitamin A dan C untuk
meningkatkan daya tahan tubuh selain itu, untuk pertumbuhan tubuh terong sangat
bagus karena mengandung fosfor dan magnesimu yang akan membantu pertumbuhan
tulang. Oleh karena itu, tidak mungkin benar-benar menyebabkan gatal-gatal pada Ibu
dan Bayi.

Air panas / mengkompres perut dengan botol yang diisi dengan air panas.
Alasan: Karena dengan mandi udara hangat dapat menyembuhkan luka dalam pasca
melahirkan.

Pembuktian:
Hal ini memulai cukup benar. Karena air hangat dapat memperlancar peredaran darah.
Aliran darah yang sangat tinggi sistem keuangan dalam tubuh. Dalam darah
terkandung oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk sel-sel dalam tubuh, sehingga
dalam proses pemulihan luka menjadi lebih cepat.

Ibu nifas tidak boleh makan makanan yang pedas.


Alasan: Karena makanan pedas jika dikonsumsi ibu dapat menyebabkan ASI menjadi
pedas.

Pembuktian / Rasional:
Sebenarnya, makanan pedas yang mengandung cabai memiliki kandungan kapsaisin
yang mengandung antikoagulan, yaitu yang mengandung darah yang tetap dan
mencegah terbentuknya kerak lemak pada pelepasan darah. Jika orang suka makan
sambal dpt dihindari, menghindari penyumbatan darah (aterosklerosis), hindari
menghindari serangan stroke dan jantung koroner, serta impotensi. Namun, bagi ibu
nifas mengonsumsi sambal / cabai dapat menyebabkan naiknya asam lambung
sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman di perut. Bila dikonsumsi berlebih dapat
dilakukan infeksi pada lambung. Bayangkan saja, ganti ibu yang setelah melahirkan
masih memiliki luka didaerah perut (setelah operasi caesar) atau rasa sakit pasca
melahirkan, kemudian megonsumsi cabai / makanan pedas lainnya akan menambah
rasa sakit untuk ibu. Oleh karena itu,
Ibu diwajibkan mengenakan gurita diperut.
Alasan: Karena gurita dapat mengembalikan bentuk tubuh yang melar setelah
menerima.

Pembuktian / Rasional:
Pada dasarnya, dunia kedokteran tidak meminta setiap pasien bersalin untuk memakai
stagen. Stagen tidak memeberikan efek positif dalam mengecilkan atau
mengencangkan perut karena sifatnya yang pasif. Kebudayaan ini hanya membawa
dampak positif bagi ibu yang mengalami masalah karena percaya diri dengan bentuk
tubuh yang melar pasca melahirkan. Namun, jika dilihat dari sisi kesehatan,
penggunaan gurita sama sekali tidak mempengaruhi kondisi kesehatan ibu. Karena,
gurita hanya akan menyamarkan perut ibu yang melar saat menggunakan gurita, tetapi
jika dilepas, bentuk tubuh ibu akan kembali terlihat melar / kendur. Penggunaan gurita
diizinkan karena gurita tidak membalut perut ibu terlalu kencang seperti stagen.
Namun perlu pula memperhatikan ibu yang baru melakukan operasi caesar. Jahitan
yang masih baru atau basah jika langsung dipakaikan gurita, tambah stagen, malah
malah akan bertambah parah. Jahitan bisa dibuka kembali, atau bahkan bernanah.

Jika ibu duduk atau tidur harus meluruskan tidur.


Alasan: Agar urat-urat tidak kendur.

Pembuktian / Rasional:
Pada ibu yang baru saja melahirkan atau tergantung pada masa nifas yang jelas hal ini
sangat berarti yang positif bagi si ibu ini, karena jika ibu duduk atau tidur pada posisi
miring atau di tekuk dapat mempengaruhi posisi tulang ibu tersebut , yang
mengeluarkan si ibu melakukan gerakan miring pada saat tidur dan menekuk saat
duduk akan berisiko, larangan ini baik untuk ibu pada ibu pada masa nifas dengan
mudah mengubah varises dan mengubah negatif akan larangan ini jelas tidak ada yang
baik untuk si ibu di bayi ingat.

Dibutuhkan kencing diatas bara api.


Alasan: Agar luka di vagina pasca pemulihan berlangsung cepat.

Pembuktian:
Bara Api menghasilkan Uap panas. Dalam hal ini, kencing di atas api dapat diberikan
terapi Uap. Terapi uap merupakan salah satu pilihan yang paling mudah dan
sederhana untuk melepaskan racun-racun yang menumpuk di dalam tubuh. Saat pori-
pori terbuka dan jutaan peserta mulai mengeluarkan keringat, maka tubuh juga akan
mengeluarkan sampah. Terapi uap juga membantu memperlancar aliran darah. Hal ini
sekaligus akan memperlancar suplai nutrisi ke seluruh tubuh. Selama proses mandi
uap, aliran darah naik dari 5-10% menjadi 50-70%. Peningkatan aliran darah ini
sekaligus membawa nutrisi penting ke kulit dan jaringan, menstimulasi aktivitas
seluler dan pertumbuhan sel-sel. Namun perlu diingat, kencing di atas bara api tidak
boleh dilakukan pada ibu yang masih memiliki luka pasca menerima khusus di daerah
vagina. Karena akan memungkinkan ibu mengubah percikkan bara api atau abu yang
dapat menambah parah luka setelah menerima.
Ada berbagai macam-macam aspek sosial budaya di masa nifas baik di desa maupun
masyarakat kota. Macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas pada
masyarakat kota yaitu:

Pada masa nifas melarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele, keong, daun
lembayung, buah pare, nanas, gula merah, dan makanan yang berminyak. Sementara
dampak negatif akan dikeluarkannya memakan telur, daging, udang, ikan laut keong,
daun lembayung, buah pare, nanas, gula merah dan makanan yang berminyak dapat
merugikan karena pada masa nifas ibu membutuhkan makanan yang bergizi demi
agar ibu dan bayi menjadi sehat Dampak positif dari larangan ini tidak ada.
Setelah melahirkan atau setelah operasi, ibu hanya boleh makan tahu dan tempe tanpa
garam atau biasa disebut dengan ngayep, harus makan dan minum, dan makanan
harus disangan / dibakar sebelum dikonsumsi. Sementara itu, pada saat diperlukan,
operasi ini hanya dapat menghabiskan tahu dan tempe tanpa garam dan makanan yang
harus dibakar sebelum dikonsumsi dapat menyebabkan kerusakan karena pada
makanan yang sehat, akan memperbaiki luka dan memperbaiki yang positif dari
larangan ini. tidak ada
Pada masa nifas, ibu dilarang tidur siang. Seharusnya ibu tidur siang, ibu menjadi
kurang istirahat Sementara masa depan ibu harus istirahat dan mengurangi kerja berat
yang tersedia sangat bermanfaat untuk kesehatan ibu dan bayi dan akan
dikeluarkannya ibu untuk tidur siang tidak ada.
Pada masa nifas dan saat menyusui, ibu harus puasa, tidak makan makanan yang
padat setelah waktu maghrib. Dampak positif: Hal ini dibenarkan karena adanya masa
depan nifas setelah maghrib dapat menyebabkan badan masa nifas meningkatkan
penimbunan lemak, disamping itu organ-organ cadangan pada masa nifas belum pulih
kembali. Dampak negatif: ibu menjadi kurang gizi sehingga produksi ASI menjadi
berkurang.
Masa nifas tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari. Dampak positif: tidak ada.
Dampak negatif: Hal ini tidak perlu karena masa nifas dan bayi baru lahir (peresmian
imunisasi) harus periksa kesehatannya sekurang-tinggi 2 kali dalam bulan pertama
yaitu berumur 0-7 hari dan 8-30 hari.
Ibu setelah melahirkan dan bayinya harus dipijat / diurut, diberi pilis / lerongan dan
tapel. Dampak positif: jika pijatannya benar-benar sempurna? Dampak negatif: pijatan
yang salah sangat berbahaya karena dapat merusak kandungan. Pilis dan tapel dapat
merusak kulit bagi yang tidak kuat / menyebabkan alergi.
Masa nifas harus diminum dari dapur campuran, disaring, dicampur garam dan
diminumkan ASI banyak. Dampak positif: tidak ada, Dampak negatif: karena abu,
garam dan asam tidak mengandung zat gizi yang diperlukan oleh ibu untuk
memperbanyak produksi ASI nya.

Masa nifas tidak diizinkan berhubungan intim. Dampak positif: dari sisi medis,
sanggama memang ditolak selama 40 hari pertama usai diterima. Alasannya, aktivitas
yang satu ini akan menghambat proses penyembuhan jalan lahir atau involusi rahim,
yaitu mengecilnya rahim kembali ke bentuk dan ukuran semula. Contohnya infeksi
atau malah perdarahan. Belum lagi libido yang mungkin memang belum muncul atau
sebaliknya, semisal akan robeknya.
Dampak negatif : tidak ada.
Aspek sosial budaya pada masa nifas di daerah yang lain:

 Harus pakai sandal kemana pun Bufas pergi, selama 40 hari Harus memakai
Stagen / udet / centing. (positif), Minum jamu, agar rahim cepat kembali seperti
semula, Pakai lulur param kocok seluruh badan, biar capek pada badannya cpat
ilang, Tidak boleh bicara dengan keras-keras, Tiap pagi harus mandi keramas, biar
badannya cepat segar dan cepat, Jika tidur / duduk harus lurus. Tidak boleh di
tekuk / posisi miring, hal itu dapat mempengaruhi posisi tulang, karena tulang
belakang seperti bayi baru melahirkan / mudah ditangkap Varises Harus banyak
makanan yang bergizi atau mengandung sayur. Tidak dapat memakai perhiasan,
karena dapat digunakan kegiatan Bayi.

CONTOH LAIN DARI ASPEK SOSIAL BUDAYA :

 Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya Kenaikan tingkat partisipasi wanita
dalam angkatan kerja dan adanya emansipasi dalam segala bidang kerja dan di
kebutuhan masyarakat menyebabkan turunnya kesediaan menyusui dan lamanya
menyusui.

 Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol. Persepsi
masyarakatkan gaya hidup mewah membawa dampak menurutnya kesediaan
menyusui. Bahkan adanya pandangan bagi kalangan terentu bahwa susu botol sangat
cocok buat bayi dan terbaik. Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup yang selalu mau
meniru orang lain, atau tanya untuk prestise.

Anda mungkin juga menyukai