Akuntansi Perpajakan-RK
Akuntansi Perpajakan-RK
Investors
Government
Community
Board of Directors
Analysts Management Suppliers
Employees
Customers Employees
Creditors
Laporan Keuangan Relevan & Reliable
Laporan
Manajemen
Keuangan yang Informasi yang
Corporate
Relevan dan berkualitas
Governance
Reliable
Independen
Dampak Informasi
assimetri
Kualitas
Standar Audit 1. Adverse
Audit
selection
2. Moral hazard
Kompeten
Konsep Penyusunan Laporan Keuangan
Objectives
of Financial
Reporting
Qualitative Elements
Characteristics of Financial
of Information Statements
Accounting
Laporan
Rekonsiliasi SPT Tahunan
Keuangan
Fiskal PPh Badan
(Laba Rugi)
Koreksi Fiskal
Pembukuan Pencatatan
WP Orang Pribadi
WP Orang Pribadi WP tertentu yang
yang melakukan
kegiatan usaha atau
Badan menggunakan Norma
Penghtungan
pekerjaan bebas Penghasilan Neto
q REVIEW
● Akuntansi Umum
● Koreksi Fiskal
● PPh Witholding Tax
● PPN
● Saldo Normal
Pemotongan VS Pemungutan
PEMOTONGAN
PPh Pasal 21
PPh Pasal 23
PPh Pasal 4 (2)
PPh Pasal 26
PEMUNGUTAN 100 – X% X
%
PPh Pasal 22 X
PPN %
100%
Terutang pada
saat dilakukan PER
pembayaran Terutang setiap
atau pada saat
32/PJ/2015 masa pajak
terutangnya
PT A membayar iuran pensiun untuk Bapak Ami ke dana pensiun untuk Bapak Ami ke dana
pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar
Rp.100.000, sedangkan Bapak Ami membayar iuran pensiun sebesar Rp.50.000. Pada bulan ini
Bapak Ami hanya menerima pembayaran berupa gaji.
PPh Pasal 21 – Ilustrasi Kasus
Gaji 7.000.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 35.000
Premi Jaminan Kematian 21.000
------------------
Penghasilan bruto 7.056.000
Pengurangan:
1. Biaya jabatan 5% x Rp7.056.000 352.800
2. Iuran Pensiun 50.000
3. Iuran Jaminan Hari Tua (2% x Rp7.000.000) 140.000
------------------
542.800
------------------
Penghasilan neto sebulan 6.513.200
Penghasilan neto setahun (12 x Rp6.513.200) 78.158.400
PTKP
- Untuk WP Sendiri 54.000.000
- Tambahan karena menikah 4.500.000
------------------
58.500.000
-----------------
Penghasilan Kena Pajak setahun 19.658.400
Pembulatan 19.658.000
Dana
APBN/APBD :
Impor barang :
saat
bersamaan pembayaran
pembayaran 254/PMK.03/
Bea Masuk 2001
(BM)
Premix, super
TT, dan gas
Jika BM atas penjualan
Ditunda : Saat hasil
penyelesaian Industri produksinya :
PIB semen, kertas, saat DO
baja dan
otomotif : saat
penjualan
Mari melihat kasusnya …
PPh Pasal 22 – Ilustrasi Kasus
PT B adalah produsen semen Roda dan menjual semen kepada PT C distributor semen, senilai Rp600.000.000
secara tunai. Tarif PPh Pasal 22 atas penjualan sebesar 0,25% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
Jurnal oleh PT B selaku Pemungut PPh 22:
PT G membayar sewa kantor sebesar Rp.100.000.000 pada 1 Januari kepada PT XYZ. Atas sewa bangunan
dikenakan PPh final 10%.
Jurnal yang terkait dengan transaksi di atas:
q Pajak Penghasilan yang dipotong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 23 serta
Pajak Penghasilan yang dipungut sebagaimana dimaksud dalam PPh Pasal 22; dan
q Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24,
dibagi 12 (dua belas) atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
v Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk bulan-bulan sebelum SPT
Tahunan Pajak PPh disampaikan sebelum batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh sama dengan
besarnya angsuran pajak untuk bulan terakhir tahun pajak yang lalu.
v Apabila dalam tahun pajak berjalan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak untuk tahun pajak yang lalu,
besarnya angsuran pajak dihitung Kembali berdasarkan Surat Ketetapan Pajak tersebut dan berlaku
mulai bulan berikutnya setelah bulan penerbitan Surat Ketetapan Pajak .
PPh Pasal 25 – Ilustrasi Kasus
PT G memiliki data Pajak Penghasilan yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan sbb:
Dikurangi:
Pajak Penghasilan yang dipungut oleh pihak lain (Pasal 22) Rp.25.000.000
Pajak Penghasilan yang dipotong oleh pihak lain (Pasal 23) Rp.10.000.000
Kredit Pajak Penghasilan luar negeri Rp 0 (+)
Jumlah Kredit Pajak Rp.35.000.000
Selisih Rp.15.000.000
Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar senndiri setiap bulan untuk tahun berikutnya adalah sebesar
Rp.1.250.000 (Rp.15.000.000 dibagi 12)
Jurnal pada saat penyetoran PPh Pasal 25 setiap bulan:
PPh Pasal 25 – Dibayar Dimuka 1.250.000
Kas dan Bank 1.250.000
Untuk mencatat besarnya PPN terutang yang dibayar atau dipungut atas
terjadinya transaksi pembelian BKP dan JKP.
Jika pajak keluaran dan pajak masukan PT ABC dilaporkan pada SPT Masa PPN yang sama, maka
pencatatan akuntansi untuk menunjukkan selisih kurang atau lebih bayar PPN sebagai berikut:
PPN Keluaran Rp 9.900.000
PPN Masukan Rp 8.800.000
PPN Terutang Rp 1.100.000
ü BPHTB atas hak atas tanah yang dimiliki dan dipergunakan dalam perusahaan, atau
dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara, dapat dikurangkan sebagai
biaya dalam penghitungan Penghasilan Kena Pajak melalui amortisasi hak atas tanah
sepanjang hak atas tanah tersebut dapat diamortisasi sesuai ketentuan Pasal 11 dan
11A Undang-undang Pajak Penghasilan.
ü Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri
dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan Pajak Penghasilan sesuai ketentuan
Pasal 9 ayat 1 huruf h Undang-undang Pajak Penghasilan.
PBB & BPHTB
v Pada akhir tahun 2021 PT ABC melakukan transaksi sebagai
berikut: