Anda di halaman 1dari 8

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by library.upnvj.ac.id

GLOBALISASI SERTA PENGARUHNYA


TERHADAP DEilIOKRASI EKONO}II DAN POLITIK

Asep Kamaluddin Nashir


{Doscn HI-FISIP UPN "Veteran" Jakarta)

Abstract

The relation of international economical and clentocracv in globalization era is indeed very
closed Both of them have causal inter-inJluencing and ch,nantic in their nanffes.
Globali:ation encontpasses chcmges in the Jield of economic and socisl c'ombined v'ith
interconnectedness behveen regional and global uniqueness, that all together challenge and reform a
political communiry, especially in theform of modern state.

Keyword: globalization, democracy, economy, politic

PENDAHULUAN tatanan yang bebas, sebab kebebasan ekonomr


Globalisasi bukan merupakan hal baru, merupakan 'syarat esensial bagi kebebasan

tetapi proses evolusi yang telah berlangsung politik'.


sepanjang peradaban manusia manusia. Dimulai Globalisasi dan Demokrasi mempunyai
dengan pelayaran-pelayaran yang menemukan keterkaitan yang sangat erat. Hubungan diantara
benua-benua antara Asia dengan Eropa, bingga keduanya telab menjadi subyek penelitian bagi
saat ini perkembangan teknologi informasi telah banyak ilmuwan. Di satu sisi banyak peneliti
mempermudah komunikasi setiap orang dari meyakini bahwa ams globalisasi .membawa
belahan dunia manapun. Seiring dengan dampak demokratisasi bagi banyak Negara-negara
perkembangan yang terjadi di tingkat global, yang sebelurnnya berada di bawah kekuasaan
perebatan mengenai globalisasipun juga rezim otoriter, di sisi yang lain globalisasi

berkembang, menghasilkan pro dan kontra, menjadi ancaman bagi demokrasi sejati oleh
sekaligus skeptisisme. Pada satu sisi, dipandang kepentingan rezim keuangan global yang ingin
sebagai sebuah kemajuan dalam pengembangan menguasai ekonomi sebuah Negara yang kaya
teknologi dan peradaban umat manusia, pada sisi akan sumber daya alam.

lain, dilihat sebagai ancaman besar bagi tatanan


kehidupan dan peradaban manusia. Kerangka Konseptual Globalisasi
Bagi para pendukungnya globalisasi Globalisasi" diambil dari kata global,
ekonomi akan mendorong kemajuan ekonomi dan yang bermakna universal. Globalisasi belum
juga akan mondorong proses demokrasi. Seperti memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar

yang dikemukakan Hayek (David Held ; 1995 ) definisi kerja (working definition), sehingga

pasar tidak selalu beroperasi sempuma, tetapi tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada

keuntungannya secara radikal lebih banyak yang memandangnya sebagai suatu proses sosial,

daripada kerugiannya. Lebih lanjut Friedman atau proses sejarah, atau proses alamiah yang
mengatakan sistem pasar menjadi dasar bagi akan membawa seluruh bangsa dan negara di

As ep Kamnfuilin I'fasfiir Ir
UPN "VETERAN" JAKARTA
dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan hubungan antara Negara dan pasar (David
satu tatanan kehidupan baru atau kesafuan ko- Held, 2000). Perubahan-perubahan ini
eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas merupakan transformasi struktural. Perubahan
geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
yang dirnaksud di antaranya adalah rezim hak
Di sisi lain, ada yang melihat
asasi manusia, yang memastikan bahwa
globalisasi sebagai sebuah proyek yang
kedaulatan nasional tidak dapat menjamin
diusung oleh negara-negara adikuasa,
legitimasi suatu negara dalam hukum
sehingga bisa saja orang memiliki pandangan
intemasional; pergeseran lingkung&, dalam
negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut
bentuk pemanasan global akibat kebocoran
pandang ini, globalisasi tidak lain adalah
lapisan ozon; revolusi di bidang komunikasi
kapitalisme dalam bentuknya yang paling
dan teknologi informasi.
mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya
Yasraf Amir Piliang menyatakan
praktis akan mengendalikan ekonomi dunia
bahwa globalisasi adalah suatu paradoks,
dan negara-negara kecil makin tidak berdaya
tercipta sebagai akibat hadirnya secara
karena tidak mampu bersaing. Sebab,
bersamaan dalam ruang dan waktu yang sama
globalisasi cenderung berpengaruh besar
dua sifat yang saling bertentangan satu sama
terhadap perekonomian dunia, bahkan
lain secara kontradiktif, globalitas-lokalitas,
berpengaruh terhadap bidang-bidang lain
homogenisasi-heterogenisasi. Ia melihat
seperti budaya dan agama.
bahwa globalisasi rnenciptakan dunia tanpa
Selanjutrya perlu dipahami bahwa
batas, masyarakat terbuka dan pasar bebas,
Diskursus mengenai globalisasi bisa
namun di sisi lain menimbulkan
mengambil benang merah dengan kata kunci
berkembangnya separatisme, otonomi, dan
sebagai berikut "kemajuan ekonomi",
desentralisasi. ( Yasraf Amir Piliang ;20A4)
"kemajuan teknologi informasi", "kemajuan
Anthony Giddens memberikan
ilmu pengetahuan", "kemajuan peradaban",
sebuah ilustrasi sederhana mengenai
ruang dan waktu tidak lagi menjadi tembok
pandangannya tentang globalisasi, globalisasi
besar yang menghalangi terjadinya proses
rnerujuk pada sebuah perubahan dalam
komunikasi dan diseminasi informasi,
bentuk spasial dari pengaturan dan aktivitas
demikina pula dengan pergerakan arus modal
manusia sampai kepada pola aktivitas pada
di wilayah ekonomi.
tingkat transkontinetal dan intra-regional.
Globalisasi adalah sebuah proses
Termasuk di dalamnya perluasan dan
perubahan-perubahan dalam bidang ekonomi
penajaman hubungan-hubungan sosial dan
dan sosial yang regional dan global yang
institusi-institusi yang rnelampaui ruang dan
unik. Globalisasi mampu rnengubah pola
waktu, sebagaimana, pada saru sisi terjadinya

2l Ascp K4nafuilin Nasfrir


UPN "VETERAN" JAKARTA
:,inrrE:*'-
peningkatan dalarn aktivitas sehari-hari yang sebagai manifesto para hiperglobalis.
dipenearuhi oleh eyent-event yang Globalisasi membuat peran negara perlahan
berlangsung di belahan dunia yang lain; dan terkikis dengan adanya jaringan-jaringan
pada sisi 1'ang lain praktek-praktek maupun produksi internasional, seperti urultinational
kepufusan-keputusan kelompok-kelompok coorporations (IvfNC) dan transnational
atau komunitas lokal bisa memiliki gaung coorporations (TNC). Negara seolah tidak
yang signifikan secara global (Anthony berdaya sebagai penentu kebijakan dengan
Giddens,; 1990 ) Giddens melihat globalisasi datangnya tekanan-tekanan dari kekuatan
sebagai sebuah bentangan proses yang MNC dan TNC tersebut. Hingga pada
kompleks dan digerakkan oleh berbagai kesimpulan akhir yang menyatakan bahwa
pengaruh. Globalisasi telah mengubah kemunculan ekonomi global dan lembaga-
kehidupan manusia sehari-hari, terutama di lembaga governance global, serta penyebaran
negara-negara berkembang, sekaligus secara budaya merupakan fenomena baru dalam
bersamaan menciptakan sistem-sistem dan dunia.
kekuatan-kekuatan trans-nasional baru. Posisi tengah diambil oleh David
Globalisasi bukan semata-mata kebijakan- Held (G/oDal Transformation, 2000) sebagai
kebijakan kontemporer, tetapi justru kelompok "transformatif." Benar globalisasi
menfansformasikan institusi-institusi telah terjadi pada masa lampau, tetapi
masyarakat di mana masyarakat itu berada. globalisasi yang sekarang tidak bisa
(Anthony Giddens,; 1999 ) dibandingkan dengan yang masa lampau.
David held mengelompokkan Tiga faktor yang membedakan: velocity,
rnenjadi 3 dalam melihat globalisasi (David intensity, dan extensit), .( | Wibowo ; 2002)
Held ; 1999), yaitu kelompok hiperglobalis, Para transfonnasionalis rnernpunyai
kelompok transformasionis dan kelompok keyakinan bahwa globalisasi dewasa ini telah
skeptis. Kelompok hiperglobalis menganggap rnenemfatkan kernbali kekuasaan, fungsi, dan
bahwa globalisasi adalah proses yang baru pemerintahan nasional. Salah satu poin
sama sekali, yang terjadi selama 10 tahun pentingnya adalah negara tidak marnpu lagi
terakhir ini saja, dan telah mengubah dunia berlindung di bawah klaim kepentingan
secara total dan radikal. Ia telah nasional
menghancurkan kebudayaan - kebudayaan Yang terakhir adalah kelornpok
lokal, merobek pasar-pasar di belahan dunia skeptis, dalam pandangan kelornpok- ini
mana pun, dan merobohkan dinding-dinding globalisasi dianggap bukan merupakan
batas antamegara. Buku The End of Nation fenomena baru, tetapi mempunyai akar
State karya Kenichi Omahe sering dipakai sejarah yang panjang. Pandangan kelornpok

fls ep I(anafuffiin ttfas frir l3

UPN "VETERAN" JAKARTA


ini sangat bertentangan dengan kelompok Setidaknya kita dapat meminjam tiga langkah

hiperglobalis. Menurut kaum skeptis Jacques Lacan, ia menyebutnya sebagai 'kritik


kebudayaan psikoanalisis'. Pertama, upaya
kekuatan-kekuatan global sangat bergantung
mengidentifikasi suatu pengaruh yang jelas,
kepada pemerintahan nasional untuk
bersifat kolektif dan subyektif yang dihasilkan
menjamin liberalisasi ekonomi terus
pada sejumlah orang tertentu melalui suatu artefak
berlanjut.
kebudayaan atau diskursus. Yaitu dengan
Globalisasi jugu memberikan dampak
memindai tanggapan sejumlah besar publik yang
kompetisi yang sangat signifikan dalam hal ini
menghasilkan tindakan-tindakan dan perasaan
kompetisi menjadi nilai sentral. Kompetisi
yang identik sama. Kedua, mengidentifikasi
dianggap menjadi strategi yang terbaik guna
unsur-unsur diskursus yang bertanggungjawab
meraih profit maksimal sekaligus mendapat
demi tampilnya pengaruh-pengaruh yang muncul,
alokasi sumber daya secara optimal. Prinsipnya,
yang diidentifikasikan dalam langkah pertama.
one person's crisis is another person's
Kemudian yang ketiga adalah langkah yang
opportunity far enrichment. Dalam hegemoni
berlangsung serentak dengan langkah kedua, yaitu
ekonomi pasar, perilaku yang didasarkan
mengidentifikasi faktor-faktor subyektif yang
solidaritas dianggap sebagai sikap yang
tidak tampil - hasrat dan kandungan tertentu dari
merugikan.
Imajiner, Simbolilq dan Real - yang dimohonkan
oleh unsur-unsur diskursif yang menghasilkan
"Rather than encompassing everyone in a pengaruh yang tampil itu.( Mark Bracber; 2005)
collective march toward a better life, Berdasarkan langkah-langkah Lacan
globalization is a process that allows the tersebut, terdapat sebuah teori yang menjadi
world market economy to 'take the best and landasan utama pemikiran penulis untuk
leave the rest'." (&san George ; 2006) menyikapi masalah globalisasi, yaitu teori Jiirgen
Habermas Socio-Critical Hermeneutics. Dalam

Dalam persfektif neoliberal, Globalisasi teori kritiknya yang disebut sebagai Socio-Critical

sarat dengan hiperkompetisi langsung, bahkan Henneneutics, Jiirgen Habermas membagi


antara orang-orang yang tak pernah bertemu pengetahuan menjadi tiga kategori. Pertama,

sekalipun. Mengikuti pefuah Thomas Hobbes, instnunenlal knov,ledge atau positivisme, yang
every man is enemy to every man. Kanibalisme menj adikan tuj uan pengetahuannya sebagai sarana

hukum rimba berlaku secara brutal dan kejam. untuk mengontrol, memprediksi, memanipulasi,

Siapa kuat, dia menang. Sistem ekonomi pasar dan mengeksploitasi obyeknya. Kedua,

hanya mengambil yan-e terbaik dan meninggalkan hernteneulic knov'ledge atau inlerpretative

sisany4 menciptakan para pecundang ketimbang knordedge, yang menjadikan tugas ilmu
pemenang.( Imam Cahyono ;2002) pengetahuan hanyalah untuk memahami belaka.

Oleh karena itu, perlu adanya langkah Ketiga, critical kno*'ledge atau entancipalory
logis dalam menyikapi hegemoni globalisasi. knov,ledge, yakni suatu pendekatan yang

4l A s ep Ka ma fudfin t{as fi i r
UPN "VETERAN" JAKARTA
menempatkan ilmu pengetahuan sebagai katalis Dalam paham demokrasi libc-ral, Negara
untuk membebaskan pengetahuan manusia. adalah sebuah ruang publik y'ang nctral yang
(Anthony C. Thiselton ; 1992) Dalam sebuah bebas dari dominasi kclas atau kelompok
konteks. Hermeneutika Sosio-Kritik dapat kepentingan tertentu. Tapi sebaliknl'a bcrbagai

menjadi alat yang potensial bagi pembebasan kelompok masyarakatjuga bebas dalam

(liberation) dan mengungkapkan kembali mempengaruhi kebijaksanaan Negara. Caranya

kebenaran, juga sebagai sebuah senjata dalam adalah melalui proses demokrasi atau prosedur

menghadapi kecurangan diri yang terdapat dalam yang menjamin keadilan (faimess). Inilah yang
individu manusia dan kelompok. Hal ini tidak disebut oleh filosof Amerika, Rarvls sebagai
hanya menuntun pada pembebasan diri, tetapi justice as faimess yaitu suatu keadilan yang
juga pembebasan terhadap teks. (Anthony C. ditentukan oleh proses, yairu proses yang
Thiselton; 1992) mengikuti prosedur yang disepakati bersama.
Prosedur tersebut memang bisa saja menghasilkan

Globalisasi dan Demokrasi Ekonomi sesuatu yang berbeda pada setiap individu. Tetapi

Keterkaitan antara globalisasi dan yang penting, semua hak-hak manusia dipenuhi.

perkembangan ekonomi sebuah negara adalah hal Namun jika prosedur itu merugikan golongan
yang tidak dapat disangkal lagi. Isu tentang yang paling lemah, maka Negara boleh
perlunya atau sebaliknya tentang tidak perlunya melakukan intervensi, sehingga suatu kemajuan
campur tangan pemerintah dalam perekonomian tetap meng-untungkan golongan yang paling
telah menjadi perdebatan yang belum juga usai. lemah. Keadilan bisa disebut terwujud apabila
Sebenarnya dalam sistem demokrasi liberal di golongan yang paling lemah ikut meningkat

bidang ekonomi yang disebut juga sistem kesejaliteraannya dengan terjadinya pertumbuhan

ekonomi liberal, Negara juga mempunyai peran ekonomi.

tertentu. Tetapi perannya adalah menjamin Globalisasi pada dasarnya merupakan


berlakunya mekanisme pasar atau kebebasan proses pesatnya perkembangan ekonomi

ekononi. Di samping itu Negara berperan dalani internasional, yang ditandai dengan globalisasi
mencegah monopoli, kartel dan trust, mencegah p6tr, investasi, dan proses produksi dari
dampak merusak dari faktor-faktor luar yang Perusahaan-perusahaan Trans-nasional (TNCV

merugikan (extehalities), menyediakan kebutuhan Trans National Corporations) dengan dukungan

umurn (public goods), penegakkan hukum dan Lembagalembaga Finansial Internasional

terjaminnya rule of law, bertindak sebagai wasit (IFIs/Intemational Financial Institusions) yang
yang netral dan mengoreksi 'infonnasi yang bias diatur oleh Organisasi Perdagangan Global

dan tidak merata atau memperbaiki pasar yang (WO/lTorld Trade Organization).
tidak sempurna (inperfection of market). Peran Globalisasi pasar, investasi, dan proses
Negara sepelti itulah yang dianggap bisa produksi tesebut mulai efektif berlaku secara
menjamin berlang-sungnya kehidupan demokrasi. global menjadi suatu mekanisme perdagangan
mulai sejak ditandatanganinya kesepakatan

As ep Kamafuffiin 9,fas frir ls

UPN "VETERAN" JAKARTA


intemasional tentang perdagangan pada bulan (1995), globalisasi setidaknya tercermin pada dua
April 1994 setelah melalui proses yang sulit di fenomena yang memiliki pengaruh nyata.
Marrakesh, Maroko, yakni suatu perjanjian Pertama, melonggarnya rantai-rantai yang

intemasional perdagangan yang dikenal dengan membelenggu aktivitas politik, ekonomi, dan
GATT. GATT sesungguhnya merupakan suatu sosial sehingga sekup semua aktivitas tersebut
kumpulan aturan internasional yang mengatur kini membentang seluas dunia. Kedua, semakin

perilaku perdagangan antar pemerintah. GATT intensnya tingkat interaksi dan


juga merupakan forum negosiasi perdagangan ketersalinghubungan di dalam dan di antara
antar pemerintah, serta juga merupakan negara-negnra serta masyarakat. Sebenamya dua
pengadilan dimana jika teradi penelisihan dagang hal yang disebut oleh Held di atas tidak bisa
antar bangsa bias diselesaikan. Kesepakatan itu dipahami secara terpisah. lnterkoneksitas di antara
dibangun di atas asumsi bahwa sistem dagang dua hal itu sangat kuat sehingga mustahillah
yang terbuka lebih efisien dibanding sistem yang memahami intensitas hulungan di antara warga
proteksionis, dan dibangun di atas keyakinan dunia tanpa mengandaikan melonggarnya sekat-
bahwa persaingan bebas akan menguntungkan sekat yang sebelumnya membelenggu keleluasaan

b4gt negara yang efektif dan efiesien. dalam berkomunikasi, demikian pula sebaliknya

Pada tahun 1995 suatu organisasi Perdebatan yang muncul berkaitan hubungan
pengawasan perdagangan dan kontrol globalisasi dan demokrasi bermuara pada dua
perdagangan dunia yang dikenal dengan WTO persoalan yang bertolak belakang. Pendapat
didirikan, dan sejak saat itu dia mengambil alih pertama mengatakan bahwa globalisasi

fungsi GATT. WTO dirancang bukanlah sebagai mengancam demokrasi. Sebaliknya, pendapat
organisasi monitoring bagi negara-negara yang kedua menyatakan bahwa globalisasi

tidak mematuhi GATT, akan tetapi WTO mengembangkan demokrasi.

bertindak berdasar komplain yang diajukan oleh Untuk mengukur hal itu tergantung pada
anggotanya. Dengan demikian WTO merupakan seberapa besar ruang gerak yang diberikan
salah satu aktor dan arena forum perundingan globalisasi kepada demokrasi. Di sini, ada dua
antar perdagangan dari mekanisme globalisasi kriteria yang dapat iajukan, yakni konsep otonomi
yang paling penting. dan kesetaraan. Globalisasi akan dianggap sebagai

pendorong atau penghambat demokrasi

Globalisasi dan Demokrasi Politik tergantung pada apakah globalisasi mendorong


Di dalam ranah politik, globalisasi terciptanya otonomi dan kesetaraan yang lebih
mampu menembus sekat-sekat yang selama ini luas diantara individu dan masyarakat. Jika

membelenggu hubungan antar individu. Dalam globalisasi ternyata mampu mendorong otonomi

proses ini, sebuah tindakan pada level lokal dapat dan kesetaraan yang lebih luas, maka globalisasi
membawa akibat yang melampaui batas-batas dianggap akan memberikan masa depan yang
fisik sehingga ia memengaruhi apa yang terjadi di lebih cerah bagi demokrasi. Sebaliknya, jika
belahan lain dunia. Dalam rumusan David Held globalisasi justru menghambat kedua hal tersebut,

6l fl s ep'l{ana fuilin Nas fr r


i

UPN "VETERAN" JAKARTA


maka globalisasi dapat dianggap sebagai ancaman Di awal tahun 1990-an, dunia
bagi demokatisasi politik. menyaksikan keruntuhan Uni Soviet, yang
iVlenurut David Held, prinsip otonomi menjadi ancaman utama sistem demokrasi liberal.
mempakan inti proyek demokrasi. Pandansan Saat ini dunia meny,aksikan runtuhnya rezim-
mengenai negara legal demokratis adalah dasar rezim penguasa di jazirah arab, atau biasa disebut
unfuk memecahkan ketegangan yang muncul dengan arab spring. Tunisia adalah tempar
antara gagasan negara modern dan gagasan kelahiran 'badai revolusi' yang mengguncang
demokrasi. Dalam konteks itu, demokrasi rvilayah Timur Tengah dan menjatuhkan sejumlah
kosmopolitan merupakan suatu konsepsi penguasa diktator. Aksi bakar diri yang dilakukan
hubungan legal demokratis yang disesuaikan Muhammad Bouazizi menyebabkan protes massa
secara tepat dengan dunia bangsa-bangsa yang yang menyebabkan mantan presiden Tunisia,
terjerat dalamjaringan proses regional dan global Zainal Abidin Bin Ali meninggalkan negara
(Held 1995). tersebut. Gelombang revolusi tersebut menjalar ke
Ketiga konsep ini (prinsip otonomi, seluruh jazirah arab.
negara legal demokratis, dan demokrasi Ketika menjelaskan gelombang banr ini,
kosmopolitan) merupakan suatu kerangka kerja Huntington menyebut bahwa demonstration efect
baru yang tidak bisa dipungkiri bagi merupakan salah satu penyebab penting yang
pengembangan suatu teori demokrasi. Jika melahirkan gairah demokrasi di berbagai negara.
demokrasi berarti "pemerintahan oleh ralq/at", Informasi tentang peristiwa politik di suatu negara
yakni penentuan pembuatan keputusan publik dapat menyebar secara cepat ke negara-negara
oleh anggota-anggota komunitas politik yang lain sehingga dampaknya tidak cuma dirasakan
sama-sama bebas, maka dasar pembenarannya oleh penduduk saCI negara, pemikiran seorang
terletak pada kemajuan dan peningkatan otonomi. ahli politik atau naskah pidato seorang pejuang
Untuk memperkuat kesalingterhubungan di tempat
demokrasi diakses oleh orang-orang
antara globalisasi dan demokratisasi Kita dapat yang berlainan seolah mereka sedang
merujuk pada apa yang disebut oleh (Samuel P mendengarkan ceramah itu langsung di hadapan
Huntington; 1995) sebagai 'Gelombang mereka. Tidak mengherankan jika kemudian
Demokratisasi Ketiga', yang secara mengejutkan muncul 'efek meniru' apa yang dilakukan oleh
justru berawal dari kudeta para perwira militer pihak lain di tempat yang berbeda.
Portugal terhadap kekuasaan diktator Marcello
Caetano pada 1974.Inilah masa persemaian baru Kesimpulan
gagasan demokrasi - setelah ia sempat mekar lalu Hingga hari ini globalisasi masih
menguncup, kemudian mekar dan menguncup menyisakan ruang perdebatan, belum akan
kembali - dalam perjalanan panjang peradaban menemukantitik akhir, titik kesepahaman.
sejak akar demokrasi modern itu mulai tumbuh Memang tidak penting untuk memaknai
seiring keberhasilan Revolusi Prancis dan globalisasi dalam satu pemahaman tunggal,
Revolusi Amerika pada abad kedelapanbelas. globalisasi tetap menjadi ruang diskursif, ruang di

As ep Kanafuilin 9,tas fiir l7


I

L- UPN "VETERAN" JAKARTA


mana diskursus berkontestasi dari gagasan sampai DAFTAR PUSTAKA
praktek politik. Namun setidaknya sketsa umum
mengenai wajah globalisasi bisa direka, dan Anthony Giddens, The Consequences of
dilihat dalarn praktek ekonomi-politik di tingkat
Mo,Tanity (Carnbridge: Polity Press,
1ee0)
dunia.
Anthony Giddens, Jalan Ketiga: Pembaruan
Diluar perdebatan mengenai globalisasi,
Demolvasi Sosial (Jakarta:
sesuatu yang pasti bahwa arus demokratisasi yang Gramedia,l999)
sedang berjalan saat ini dan akan terus berjalan
Anthony C. Thiselton, Nqv Horizons in
tidak dapat terlepas dari globalisasi. Yang Hermeneutics (Michigan: Zondervan
menjadi pertanyaan selanjutnya adalah; apakah PublishingHouse, 1992

globalisasi memberikan sumbangan positif bagi David Held, Democracy and the Global Order:
demokrasi, atau sebaliknya menciptakan From the Modem State to Cosmopolitan
Governance, Standford Univenity Press,
kemunduran demokrasi. Bagi penulis, globalisasi
1995
akan menyumbangkan dua sisi sekaligus, yakni *Global Trarsformatiors: Politics,
David Held
mendorong proses demokratisasi dan sekaligus Economic, and Culnre", terbitan Stanford
menciptakan krisis bagi demokrasi. Univenity Press, Califomi4 1999

I Wibowo, Globalisasi dan Ifupitalisme Global,


Kompas 2 Apil2D2

Mansour Fakih, Jalan Lain : Mani/eiro


Intelelaral Organik (Yoryakatta: Pustaka
Pelajar,2002

Mark Bracher, Jacques Lacan, Dislarsw, dan


Penbahan Sos ial : Pengantar Kritik-

Budaya Psikoanalisis, (Yoryakarta: Jalasutra,


2005), hlm. 106-109, (terj.)

Gunawan Adrniranto, judul asli: Lacan,


Discourse, and Social Change: A
Pq,choanalyic Cul nral Criticism.

Samuel P. Huntington, Gelombang


Demokratisasi Ketiga; Pustaka Utarna
Grafiti;1995

Yasraf Amir Piliang, Dunia yang Dilipat:


Tamasya Melampaui Batas-batas
Kebudayaan, Jal asutra, 20M

http ://kompas. com/kornpas-


cetak/0702 I 5/opini/32848 t 3.htm

hnp:i/wrvw.ru. org/susan- george.htm

8l AsepKanafuilin Nasfiir
UPN "VETERAN" JAKARTA

Anda mungkin juga menyukai