Globalisasi Serta Pengaruhnya Terhadap Demokrasi Ekonomi Dan Politik - Asep Kamaludin Nashir
Globalisasi Serta Pengaruhnya Terhadap Demokrasi Ekonomi Dan Politik - Asep Kamaludin Nashir
Abstract
The relation of international economical and clentocracv in globalization era is indeed very
closed Both of them have causal inter-inJluencing and ch,nantic in their nanffes.
Globali:ation encontpasses chcmges in the Jield of economic and socisl c'ombined v'ith
interconnectedness behveen regional and global uniqueness, that all together challenge and reform a
political communiry, especially in theform of modern state.
berkembang, menghasilkan pro dan kontra, menjadi ancaman bagi demokrasi sejati oleh
sekaligus skeptisisme. Pada satu sisi, dipandang kepentingan rezim keuangan global yang ingin
sebagai sebuah kemajuan dalam pengembangan menguasai ekonomi sebuah Negara yang kaya
teknologi dan peradaban umat manusia, pada sisi akan sumber daya alam.
yang dikemukakan Hayek (David Held ; 1995 ) definisi kerja (working definition), sehingga
pasar tidak selalu beroperasi sempuma, tetapi tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada
keuntungannya secara radikal lebih banyak yang memandangnya sebagai suatu proses sosial,
daripada kerugiannya. Lebih lanjut Friedman atau proses sejarah, atau proses alamiah yang
mengatakan sistem pasar menjadi dasar bagi akan membawa seluruh bangsa dan negara di
As ep Kamnfuilin I'fasfiir Ir
UPN "VETERAN" JAKARTA
dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan hubungan antara Negara dan pasar (David
satu tatanan kehidupan baru atau kesafuan ko- Held, 2000). Perubahan-perubahan ini
eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas merupakan transformasi struktural. Perubahan
geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
yang dirnaksud di antaranya adalah rezim hak
Di sisi lain, ada yang melihat
asasi manusia, yang memastikan bahwa
globalisasi sebagai sebuah proyek yang
kedaulatan nasional tidak dapat menjamin
diusung oleh negara-negara adikuasa,
legitimasi suatu negara dalam hukum
sehingga bisa saja orang memiliki pandangan
intemasional; pergeseran lingkung&, dalam
negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut
bentuk pemanasan global akibat kebocoran
pandang ini, globalisasi tidak lain adalah
lapisan ozon; revolusi di bidang komunikasi
kapitalisme dalam bentuknya yang paling
dan teknologi informasi.
mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya
Yasraf Amir Piliang menyatakan
praktis akan mengendalikan ekonomi dunia
bahwa globalisasi adalah suatu paradoks,
dan negara-negara kecil makin tidak berdaya
tercipta sebagai akibat hadirnya secara
karena tidak mampu bersaing. Sebab,
bersamaan dalam ruang dan waktu yang sama
globalisasi cenderung berpengaruh besar
dua sifat yang saling bertentangan satu sama
terhadap perekonomian dunia, bahkan
lain secara kontradiktif, globalitas-lokalitas,
berpengaruh terhadap bidang-bidang lain
homogenisasi-heterogenisasi. Ia melihat
seperti budaya dan agama.
bahwa globalisasi rnenciptakan dunia tanpa
Selanjutrya perlu dipahami bahwa
batas, masyarakat terbuka dan pasar bebas,
Diskursus mengenai globalisasi bisa
namun di sisi lain menimbulkan
mengambil benang merah dengan kata kunci
berkembangnya separatisme, otonomi, dan
sebagai berikut "kemajuan ekonomi",
desentralisasi. ( Yasraf Amir Piliang ;20A4)
"kemajuan teknologi informasi", "kemajuan
Anthony Giddens memberikan
ilmu pengetahuan", "kemajuan peradaban",
sebuah ilustrasi sederhana mengenai
ruang dan waktu tidak lagi menjadi tembok
pandangannya tentang globalisasi, globalisasi
besar yang menghalangi terjadinya proses
rnerujuk pada sebuah perubahan dalam
komunikasi dan diseminasi informasi,
bentuk spasial dari pengaturan dan aktivitas
demikina pula dengan pergerakan arus modal
manusia sampai kepada pola aktivitas pada
di wilayah ekonomi.
tingkat transkontinetal dan intra-regional.
Globalisasi adalah sebuah proses
Termasuk di dalamnya perluasan dan
perubahan-perubahan dalam bidang ekonomi
penajaman hubungan-hubungan sosial dan
dan sosial yang regional dan global yang
institusi-institusi yang rnelampaui ruang dan
unik. Globalisasi mampu rnengubah pola
waktu, sebagaimana, pada saru sisi terjadinya
Dalam persfektif neoliberal, Globalisasi teori kritiknya yang disebut sebagai Socio-Critical
sekalipun. Mengikuti pefuah Thomas Hobbes, instnunenlal knov,ledge atau positivisme, yang
every man is enemy to every man. Kanibalisme menj adikan tuj uan pengetahuannya sebagai sarana
hukum rimba berlaku secara brutal dan kejam. untuk mengontrol, memprediksi, memanipulasi,
Siapa kuat, dia menang. Sistem ekonomi pasar dan mengeksploitasi obyeknya. Kedua,
hanya mengambil yan-e terbaik dan meninggalkan hernteneulic knov'ledge atau inlerpretative
sisany4 menciptakan para pecundang ketimbang knordedge, yang menjadikan tugas ilmu
pemenang.( Imam Cahyono ;2002) pengetahuan hanyalah untuk memahami belaka.
Oleh karena itu, perlu adanya langkah Ketiga, critical kno*'ledge atau entancipalory
logis dalam menyikapi hegemoni globalisasi. knov,ledge, yakni suatu pendekatan yang
4l A s ep Ka ma fudfin t{as fi i r
UPN "VETERAN" JAKARTA
menempatkan ilmu pengetahuan sebagai katalis Dalam paham demokrasi libc-ral, Negara
untuk membebaskan pengetahuan manusia. adalah sebuah ruang publik y'ang nctral yang
(Anthony C. Thiselton ; 1992) Dalam sebuah bebas dari dominasi kclas atau kelompok
konteks. Hermeneutika Sosio-Kritik dapat kepentingan tertentu. Tapi sebaliknl'a bcrbagai
menjadi alat yang potensial bagi pembebasan kelompok masyarakatjuga bebas dalam
kebenaran, juga sebagai sebuah senjata dalam adalah melalui proses demokrasi atau prosedur
menghadapi kecurangan diri yang terdapat dalam yang menjamin keadilan (faimess). Inilah yang
individu manusia dan kelompok. Hal ini tidak disebut oleh filosof Amerika, Rarvls sebagai
hanya menuntun pada pembebasan diri, tetapi justice as faimess yaitu suatu keadilan yang
juga pembebasan terhadap teks. (Anthony C. ditentukan oleh proses, yairu proses yang
Thiselton; 1992) mengikuti prosedur yang disepakati bersama.
Prosedur tersebut memang bisa saja menghasilkan
Globalisasi dan Demokrasi Ekonomi sesuatu yang berbeda pada setiap individu. Tetapi
Keterkaitan antara globalisasi dan yang penting, semua hak-hak manusia dipenuhi.
perkembangan ekonomi sebuah negara adalah hal Namun jika prosedur itu merugikan golongan
yang tidak dapat disangkal lagi. Isu tentang yang paling lemah, maka Negara boleh
perlunya atau sebaliknya tentang tidak perlunya melakukan intervensi, sehingga suatu kemajuan
campur tangan pemerintah dalam perekonomian tetap meng-untungkan golongan yang paling
telah menjadi perdebatan yang belum juga usai. lemah. Keadilan bisa disebut terwujud apabila
Sebenarnya dalam sistem demokrasi liberal di golongan yang paling lemah ikut meningkat
bidang ekonomi yang disebut juga sistem kesejaliteraannya dengan terjadinya pertumbuhan
ekononi. Di samping itu Negara berperan dalani internasional, yang ditandai dengan globalisasi
mencegah monopoli, kartel dan trust, mencegah p6tr, investasi, dan proses produksi dari
dampak merusak dari faktor-faktor luar yang Perusahaan-perusahaan Trans-nasional (TNCV
terjaminnya rule of law, bertindak sebagai wasit (IFIs/Intemational Financial Institusions) yang
yang netral dan mengoreksi 'infonnasi yang bias diatur oleh Organisasi Perdagangan Global
dan tidak merata atau memperbaiki pasar yang (WO/lTorld Trade Organization).
tidak sempurna (inperfection of market). Peran Globalisasi pasar, investasi, dan proses
Negara sepelti itulah yang dianggap bisa produksi tesebut mulai efektif berlaku secara
menjamin berlang-sungnya kehidupan demokrasi. global menjadi suatu mekanisme perdagangan
mulai sejak ditandatanganinya kesepakatan
intemasional perdagangan yang dikenal dengan membelenggu aktivitas politik, ekonomi, dan
GATT. GATT sesungguhnya merupakan suatu sosial sehingga sekup semua aktivitas tersebut
kumpulan aturan internasional yang mengatur kini membentang seluas dunia. Kedua, semakin
b4gt negara yang efektif dan efiesien. dalam berkomunikasi, demikian pula sebaliknya
Pada tahun 1995 suatu organisasi Perdebatan yang muncul berkaitan hubungan
pengawasan perdagangan dan kontrol globalisasi dan demokrasi bermuara pada dua
perdagangan dunia yang dikenal dengan WTO persoalan yang bertolak belakang. Pendapat
didirikan, dan sejak saat itu dia mengambil alih pertama mengatakan bahwa globalisasi
fungsi GATT. WTO dirancang bukanlah sebagai mengancam demokrasi. Sebaliknya, pendapat
organisasi monitoring bagi negara-negara yang kedua menyatakan bahwa globalisasi
bertindak berdasar komplain yang diajukan oleh Untuk mengukur hal itu tergantung pada
anggotanya. Dengan demikian WTO merupakan seberapa besar ruang gerak yang diberikan
salah satu aktor dan arena forum perundingan globalisasi kepada demokrasi. Di sini, ada dua
antar perdagangan dari mekanisme globalisasi kriteria yang dapat iajukan, yakni konsep otonomi
yang paling penting. dan kesetaraan. Globalisasi akan dianggap sebagai
membelenggu hubungan antar individu. Dalam globalisasi ternyata mampu mendorong otonomi
proses ini, sebuah tindakan pada level lokal dapat dan kesetaraan yang lebih luas, maka globalisasi
membawa akibat yang melampaui batas-batas dianggap akan memberikan masa depan yang
fisik sehingga ia memengaruhi apa yang terjadi di lebih cerah bagi demokrasi. Sebaliknya, jika
belahan lain dunia. Dalam rumusan David Held globalisasi justru menghambat kedua hal tersebut,
globalisasi memberikan sumbangan positif bagi David Held, Democracy and the Global Order:
demokrasi, atau sebaliknya menciptakan From the Modem State to Cosmopolitan
Governance, Standford Univenity Press,
kemunduran demokrasi. Bagi penulis, globalisasi
1995
akan menyumbangkan dua sisi sekaligus, yakni *Global Trarsformatiors: Politics,
David Held
mendorong proses demokratisasi dan sekaligus Economic, and Culnre", terbitan Stanford
menciptakan krisis bagi demokrasi. Univenity Press, Califomi4 1999
8l AsepKanafuilin Nasfiir
UPN "VETERAN" JAKARTA