Anda di halaman 1dari 40

BASIC HSSE LEARNING

INDUSTRIAL HYGIENE

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


TABLE OF CONTENT

ERGONOMI

KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA

FOOD HYGIENE

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


Tujuan Implementasi Industrial Hygene

Tujuan :
1. Mengetahui seberapa besar potensi bahaya kesehatan kerja
yang ada di Pertamina EP dapat menimbulkan gangguan
kesehatan.
2. Memperoleh data dasar yang dapat digunakan untuk
menyusun rencana kegiatan Higiene Industri
3. Mencegah penyakit akibat kerja (PAK)
4. Mencegah tuntutan hukum akibat (PAK)

www.pertamina.com
HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019
ERGONOMI

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


ERGONOMI

TKI Pengangkatan dan Pengangkutan


Manual (Manual Handling)
C-023/EP0300/2018-S0

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


ERGONOMI

Ergon berarti kerja


ERGONOMI
Bahasa Yunani
Nomos berarti hukum atau aturan

Ilmu yang diaplikasikan untuk Fisik


menyesuaikan pekerjaan, lingkungan Pekerjaan
kerja dan pengorganisasian pekerjaan
dengan pekerjanya melalui desain
Faktor Risiko
pekerjaan, peralatan dan lingkungan. Ergonomi
(Bridger 2003)
Organisasi Psikososial

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


ERGONOMI

MANUAL HANDLING

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


ERGONOMI
MATERIAL HANDLING

Beban angkat yang direkomendasikan oleh standar Healh Safety Executive, bergantung
pada jenis kelamin dan posis beban selama proses pengangkatan. Posisi pengangkatan
yang baik (ditunjukkan dengan batas beban yang paling tinggi) adalah peletakan beban di
dekat tubuh antara bahu dan pinggang.

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


ERGONOMI

BEKERJA LAMA DI DEPAN KOMPUTER


• Bekerja terlalu lama di depan komputer dapat menimbulkan nyeri dan
cidera pada otot. Walaupun tempat kerja didesain dengan baik tetapi posisi
kerja tidak benar tetap akan menimbulkan masalah kesehatan

•Posisi yang salah dan kurang gerak (statis)) menyebabkan nyeri pada leher,
punggung, bahu, sendi dan bagian lainnya yang termasuk ke dalam Sistem
Muskuloskeletal (Muskuloskeletal adalah sistem kompleks yang melibatkan
otot-otot dan kerangka tubuh, termasuk sendi, ligamen, tendon, dan saraf).

•Cidera pada Sistem Muskuloskeletal bersifat bersifat akut dan sebagian


besar permanen

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


ERGONOMI

DAMPAK KESEHATAN AKIBAT BEKERJA DI


DEPAN KOMPUTER YANG SALAH

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


ERGONOMI

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


ERGONOMI

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


ERGONOMI

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


ERGONOMI

MUSCULOSKELETAL DISORDERS(MSDS)
Bentuk nyeri, cidera, atau kelaianan pada
sistem otot-rangka, meliputi jaringan
syaraf, tendon, ligamen, otot, atau sendi.
pada bagian tubuh seperti leher,
pergelangan tangan, bahu, dan
punggung. (www.ergoinstitute.com,
2008)

GEJALA :
• Kelelahan (fatigue)
• Gejala kronis
• Kelelahan pada sistem syaraf

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


ERGONOMI

FAKTOR RISIKO MSDS


1. Jenis pekerjaan - bekerja dalam posisi tetap
untuk jangka waktu lama dapat meningkatkan
risiko cedera.
2. Tata letak ruang kerja - sebuah ruang kerja
sempit atau yang dirancang kurang baik dapat
meningkatkan risiko cedera dengan memaksa
orang untuk bekerja dengan postur yang tidak
baik, seperti membungkuk atau memutar.
3. Berat suatu benda - beban yang berat akan sulit
untuk diangkat dan dibawa sehingga dapat
meningkatkan risiko cedera.
Dampak Kesehatan : 4. Lokasi objek – posisi objek yang harus
Computer Vision Syndrome : diangkat/diambil tidak sejajar, contoh di atas
Sakit kaki,sakit leher dan punggung, tulang tinggi bahu atau dari tingkat bawah lutut, dapat
belakang, MSDs. meningkatkan risiko cedera.

Copyright 2012 Pertamina EP. All rights reserved.

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


ERGONOMI

MUSCULOSKELETAL DISORDERS(MSDS)

1. Durasi dan frekuensi – lamanya waktu


dan tingginya frekuensi dalam
menangani suatu beban dapat
meningkatkan kemungkinan cedera.
2. Kondisi obyek – Upaya yang lebih
diperlukan akibat rancangan peralatan
yang buruk atau tidak terpelihara
3. Bentuk Beban - beban yang sulit untuk
ditangani karena licin atau bentuk yang
sulit dapat meningkatkan risiko
cedera.

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


KESEHATAN
LINGKUNGAN KERJA
LINGKUNGAN
INDUSTRI

EXPOSURE

SUMBER
BAHAYA KESEHATAN PEKERJA

INDUSTRIAL HYGENE OCCUPATIONAL HEALTH


 Identifikasi Hazard  Pekerja Berisiko
 Potensial Hazard  Jenis Hazard / Pekerja
 Intensitas  Dampak Pada Kesehatan
 Frekuensi
 Hub Sebab - Akibat
 Lama Paparan
 Pengendalian

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


KESEHATAN
LINGKUNGAN KERJA

Beban tambahan berasal dari faktor-faktor di


lingkungan kerja :

• Faktor fisik (bising, getaran, cuaca kerja (tekanan panas, suhu dan
kelembaban), radiasi ultraviolet, dan tek. udara).
• Faktor kimia (gas, uap, debu, kabut, fumes, asap, cair, mist dan benda padat).
• Faktor biologi, (baik dari golongan hewan atau tumbuhan yang bersel satu
atau lebih).
• Faktor fisiologi/ ergonomi, (anthropometri/ bio mekanik, sikap dan cara kerja
yang salah, dan kesesuaian pekerja, pekerjaan dan lingkungan kerja).
• Faktor psikologi (suasana kerja yang tidak baik, hubungan antar pekerja yang
kurang harmonis, pemilihan kerja yang tidak sesuai dan lain lain).

www.pertamina.com
HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019
KESEHATAN
LINGKUNGAN KERJA

Lokasi Titik Pengukuran/Pemantauan

No Parameter Lokasi Sumber/Pengukuran Dampak

FISIKA
1 Heat Stress area genset, pompa, mesin kompresor, Kejang, kram pada otot, pingsan
bengkel dan lain-lain, luar ruang terpapar
sinar matahari
2 Getaran skid pompa, genset, kompresor., alat berat, Kelaianan peredaran darah,
vibrator, pemecah beton, mesin bor tangan kerusakan syaraf, gangguan tulang,
sendi, otot
3 Bising area genset, pompa, mesin kompresor, Peningkatan tekanan darah,
bengkel dan lain-lain. peningkatan denyut nadi, gangguan
sensoris, pusing, vertigo, mual,
susah tidur, sesak nafas, gangguan
saraf, keseimbangan organ, kelenjar
endokrinsistem pencernaan dan
keseimbangan elektrolit

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


KESEHATAN
LINGKUNGAN KERJA
4 Pencahayaan Meja kerja maupun peralatan. Bila Gangguan penglihatan, kelelahan
merupakan meja kerja, pengukuran mata dan saraf, iritasi mata,
dapat dilakukan di atas meja yang ada. kebutaan
 Penerangan umum: titik potong
garis horizontal panjang dan lebar
ruangan pada setiap jarak tertentu
setinggi satu meter dari lantai.
5 Radiasi UV Proses pengelasan dengan mengukur Kulit terbakar, keriput, flek hitam,
beberapa titik pajanan pada pekerja, kanker kulit, katarak, kanker mata,
yaitu kaki, badan dan mata melemahkan kekebalan tubuh
6 FR/GM ( Pengukuran dilakukan pada sumber Kerusakan sel dan jaringan hidup,
Radiasi EMF) radiasi EMF, seperti panel listrik, panel kanker, kemadulan
genset, panel pompa, server dan
monitor komputer.
7 T-NORM Pengukuran dilakukan pada sumber T- Pusing, muntah, mual, Kerusakan
Norm seperti sludge minyak, sel, kerusakan susmsum tulang
tubing/casing bekas dan kegiatan belakang, saluran pernafasan &
logging. pencernaan, kanker, kematian
8 Suhu, Pengukuran dilakukan pada ruangan Pusing, mual, sakit kepala, muntah,
Kelembaban kerja. mata pedih, mata berair, cepat
dan Tekanan lelah, pilek, batuk
Udara, Laju
Ventilasi (IAQ)
HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019
KESEHATAN
LINGKUNGAN KERJA

Lokasi Titik Pengukuran/Pemantauan


No Parameter Lokasi Sumber/Pengukuran Dampak

KIMIA
1 Debu depan pos masuk security, area Gangguan pernafasan, ISPA, iritasi
Total/PM10 operasi sekitar jalan berdebu dan lain- membran mukosa, pneumonia,
lain bronchitis, kanker paru
2 VOC, pada area berpotensi seperti lubang
Hidrokarbon ukur tangki, oil pit, gudang oli, area
total, BTX, n- sludge pond, area loading dan
heksana unloading crude oil dan lain-lain.
3 Formaldehid pada ruangan kerja terutama ruangan
yang etrdapat bahan furniture,
plywood, Urea Formaldehyde Foam
Insulation (UFFI).
4 Metal fume pekerjaan pengelasan. Alat ukur
diletakan dekat dengan proses
pengelasan untuk menangkap fume
yang timbul dari proses pengelasan.

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


KESEHATAN
LINGKUNGAN KERJA

5 Asbestos  area yang diduga mengandung serat


asbes seperti area atap asbes,
pembatas ruangan, isolator, pipa
serat asbes.
 Pengukuran asbestos bulk cukup
diambil perwakilan dari material
yang mengandung serat asbes.
6 Debu (PM pos masuk, area dekat dengan jalanan
10) berdebu (tanpa aspal).
7 Boraks sampel makanan yang diduga boraks
seperti baso, tahu, mie dll.
8 Formalin sampel makanan yang diduga formalin
seperti ikan, tahu, mie dll.
9 Pewarna sampel minuman berwarna
makanan merah/kuning yang diduga
Kuning/mer mengandung pewarna tekstil seperti
ah limun, sirup dll.

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


KESEHATAN
LINGKUNGAN KERJA

Lokasi Titik Pengukuran/Pemantauan


BIOLOGI
1 Total Kapang & pada ruangan kerja.
Total bakteri (IAQ)
2 Hygiene makanan sampel makanan di tempat
(E Coli) terbuka dan dekat dengan sanitasi
yang buruk, seperti di dapur,
etalase makanan yang terbuka.
3 Air Minum (E. Coli) sampel air minum dari tempat
penyimpanan untuk selanjutnya
dibawa ke laboratorium.
ERGONOMI
1 REBA Observasi postur pekerja pada
kegiatan operasional di lapangan
(manual handling, buka tutup
valve, kegiatan buka cabut
rangkaian tubing dll)
2 RULA Observasi postur pekerja pada
kegiatan administrasi di depan
computer.
Referensi: B-056/EP0300/2018-S0 Pemantauan Kualitas Kesehatan Lingkungan Kerja

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


KESEHATAN
LINGKUNGAN KERJA

PSIKOSOSIAL
1 Fatigue sampel orang dari setiap job
group yang diduga mendapat
aktivitas kerja yang berlebih.
2 Shift Work sampel orang dari setiap job group
yang diduga mendapat beban kerja
yang berlebih
3 Job Stress sampel orang dari setiap job
group yang diduga mendapat
tekanan kerja berlebih

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


KESEHATAN
LINGKUNGAN KERJA

Jalan Masuk Bahan Kimia ke Dalam Tubuh

• Melalui kulit
• Pernafasan ke paru-paru
• Tertelan melalui mulut
• Iritasi terhadap mata

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


KESEHATAN
LINGKUNGAN KERJA

Penilaian Tingkat Bahaya Kimia dan Fisika dengan


Time Weighted Average (TLV)
Nilai Ambang Batas (TLV) dikategorikan menjadi:
1. TLV-TWA : konsentrasi rata-rata pada hari kerja normal 8 jam atau 40 jam seminggu
terpapar tanpa pengaruh yang membahayakan
2. TLV-STEL : Konsentrasi maksimum dimana pekerja dapat terpapar selama 15 menit
secara terus menerus
3. TLV-Ceiling : Konsentrasi yang tidak boleh dilewati bahkan dalam waktu sangat singkat
4. IDLH : Konsentrasi yang dapat membahayakan secara cepat terhadap jiwa manusia
atau kesehatan

• Masing-masing bahan kimia dan fisika mememiliki batasan paparan yang berbeda
• Ketentuan pemantauan lingkungan tergadap bahaya kimia, fisika dan biologi
ditentukan berdasarkan tingkat risiko yang

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


FOOD HYGIENE

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


FOOD HYGIENE

Pedoman Standar Food Safety & Hygiene


Pada Kegiatan Operasi
A-10/A3/EP0300/2018-S0

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


FOOD HYGIENE

Latar Belakang
• Adanya Kontrak Jasa Penyedia makanan
• Adanya bahaya biologi
• Jika terjadi insiden mengakibatkan korban ganda
• Mengakibatkan LTI
• Pedoman A-10/EP0300/2018-S0
• Permenkes Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang Higiene Sanitasi
Jasaboga
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
715/MENKES/SK/V/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi
Jasaboga

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


FOOD HYGIENE

STANDAR PENGELOLAAN MAKANAN

01 Sumber Bahan Makanan

• Pengiriman Bahan Makanan 02

03 Penerimaan Bahan Makanan

Penyimpanan Bahan Makanan 04

05 Pengolahan Bahan Makanan

Pengujian Makanan 06
Referensi:
A-10 Pedoman Standar Food Safety & Hygiene Pada 07 Penyajian Makanan
Kegiatan Operasi

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


FOOD HYGIENE

Pengiriman Bahan Makanan


• Tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun (B3)
• Sayur & buah dikemas di dalam wadah tertutup, memiliki lubang sirkulasi udara
• Bahan makanan tidak boleh diinjak, dibanting dan diduduki

Referensi:
A-10 Pedoman Standar Food Safety & Hygiene
Pada Kegiatan Operasi

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


FOOD HYGIENE

Penyimpanan bahan makanan harus


- Terhindar dari kontaminasi kimia & biologi
- first in first out (FIFO) dan first expired first out
(FEFO)
- Tempat atau wadah harus sesuai dengan jenis
bahan
- Tidak menempel pada lantai, dinding atau
langit-langit

Digunakan dalam waktu


Jenis Bahan Makanan
3 hari atau kurang 1 minggu atau kurang 1 minggu atau lebih
Daging, ikan, udang dan olahannya -5° s/d 0°C -10° s/d -5°C > -10°C
Telor, susu dan olahannya 5° s/d 7°C -5° s/d 0°C > -5°C
Sayur, buah dan minuman 10°C 10°C 10°C
Tepung dan biji 25°C atau suhu ruang 25°C atau suhu ruang 25°C atau suhu ruang
Referensi:
A-10 Pedoman Standar Food Safety & Hygiene Pada
Kegiatan Operasi

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


FOOD HYGIENE

Fasilitas Pencucian Peralatan dan Bahan Makanan


Pencucian Peralatan
• Tempat pencucian peralatan terpisah dari tempat pencucian bahan
pangan
• Bahan yang kuat, permukaan halus dan mudah dibersihkan
• Pencucian peralatan harus dibebashamakan dengan larutan kaporit
atau air panas 80 0C selama 2 menit.
• Yang telah dibersihkan disimpan dalam tempat yang terlindung
(tertutup)

Pencucian Bahan Makanan


Bahan makanan yang dimakan mentah harus dicuci dengan
menggunakan larutan :
• Kalium Permanganat (KMnO4) konsentrasi 0,02% 2 menit atau
• Larutan kaporit konsentrasi 70% selama 2 menit atau
• dicelupkan ke air mendidih (80°C - 100°C) selama 1 – 5 detik

Bahan makanan yang telah dibersihkan disimpan dalam tempat yang


terlindung (tertutup) dari pencemaran biologi & kimia

Referensi:
A-10 Pedoman Standar Food Safety & Hygiene Pada Kegiatan Operasi
FOOD HYGIENE

Tenaga Kerja

Syarat:
• Memiliki sertifikat kursus higiene sanitasi makanan
• Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat
keterangan dokter
• Tidak mengidap penyakit menular seperti tipus, kolera,
TBC, hepatitis dan lain - lain atau pembawa kuman
(carrier)
• Setiap karyawan harus memiliki buku pemeriksaan
kesehatan yang berlaku

Referensi:
A-10 Pedoman Standar Food Safety &
Hygiene Pada Kegiatan Operasi

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


FOOD HYGIENE

Perilaku Selama Bekerja/Mengelola Makanan:


• Tidak merokok
• Tidak makan atau mengunyah
• Tidak memakai perhiasan
• Selalu mencuci tangan sebelum bekerja,
setelah bekerja dan setelah keluar dari
toilet/jamban
• Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian
pelindung dengan benar dan bersih
• Selalu menutup mulut pada saat batuk atau
bersin dengan menjauhi makanan

Perlindungan kontak langsung dengan


Untuk melindungi pencemaran
makanan dilakukan dengan menggunakan
terhadap makanan:
alat:
• Celemek/apron
• Sarung tangan plastik sekali pakai
• Penutup rambut
(disposal)
• Penutup mulut Referensi:
• Penjepit makanan A-10 Pedoman Standar Food Safety &
• Sepatu kedap air
• Sendok garpu Hygiene Pada Kegiatan Operasi

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


FOOD HYGIENE

Pemeriksaan Hygiene Sanitasi


Pemeriksaan Fisik
Nilai hasil pemeriksaan fisik untuk Golongan B adalah minimal nilai 83% dan maksimal 92%,
atau 83-92%.

Pemeriksaan Laboratorium
• Cemaran kimia pada makanan negatif
• Angka kuman E.coli pada makanan 0/gr contoh makanan
• Angka kuman pada peralatan makan 0 (nol)
• Tidak diperoleh adanya carrier (pembawa kuman patogen) pada penjamah makanan
yang diperiksa (usap dubur/rectal swab)

Referensi:
A-10 Pedoman Standar Food Safety &
Hygiene Pada Kegiatan Operasi

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


FOOD HYGIENE

Makanan Dinyatakan Layak Santap


Apabila Telah Dilakukan Uji
• Uji organoleptik : memeriksa makanan
dengan menggunakan 5 (lima) indera
manusia

• Uji biologis yaitu dengan memakan


makanan dan apabila dalam waktu 2 (dua)
jam tidak terjadi tanda – tanda kesakitan,
makanan tersebut dinyatakan aman.

• Uji laboratorium untuk mengetahui


tingkat cemaran kimia maupun mikroba.
Diperlukan sampel makanan yang diambil
mengikuti standar/prosedur yang benar
dan hasilnya dibandingkan dengan
standar yang telah baku.

Referensi:
A-10 Pedoman Standar Food Safety & Hygiene Pada Kegiatan Operasi
LESSON LEARNED

KERACUNAN DI PGDP
Sabtu , 28 Maret 2015 Pukul 20.00 WIB
Di Sumur PDS-02 Paku Gajah Development Project
Kejadian:
Keluhan sakit perut dan mualn muntah pusing, diare setelah mengkonsumsi makanan
dari catering di Lokasi

Kronologi:
20.00 Ponco (Security) melaporkan terdapat tujuh Petugas Keamanan local mengalami
sakit perut dan mual.
21.00 Camp Boss membawa korban ke Kota Prabumulih untuk mendapatkan Perawatan
Medis
23.30 Korban sampai di Klinik Ananda dalam keadaan sadar dan mendapatkan
penanganan medis. 6 Orang ddiijinkan kembali ke rumah sedangakan 1 orang dinyatakan
mengalami mah kronis dan dirujuk ek Pertamedika untuk rawat inap

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


TERIMA KASIH

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019

Anda mungkin juga menyukai