Industrioal Hygine
Industrioal Hygine
INDUSTRIAL HYGIENE
ERGONOMI
FOOD HYGIENE
Tujuan :
1. Mengetahui seberapa besar potensi bahaya kesehatan kerja
yang ada di Pertamina EP dapat menimbulkan gangguan
kesehatan.
2. Memperoleh data dasar yang dapat digunakan untuk
menyusun rencana kegiatan Higiene Industri
3. Mencegah penyakit akibat kerja (PAK)
4. Mencegah tuntutan hukum akibat (PAK)
www.pertamina.com
HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019
ERGONOMI
MANUAL HANDLING
Beban angkat yang direkomendasikan oleh standar Healh Safety Executive, bergantung
pada jenis kelamin dan posis beban selama proses pengangkatan. Posisi pengangkatan
yang baik (ditunjukkan dengan batas beban yang paling tinggi) adalah peletakan beban di
dekat tubuh antara bahu dan pinggang.
•Posisi yang salah dan kurang gerak (statis)) menyebabkan nyeri pada leher,
punggung, bahu, sendi dan bagian lainnya yang termasuk ke dalam Sistem
Muskuloskeletal (Muskuloskeletal adalah sistem kompleks yang melibatkan
otot-otot dan kerangka tubuh, termasuk sendi, ligamen, tendon, dan saraf).
MUSCULOSKELETAL DISORDERS(MSDS)
Bentuk nyeri, cidera, atau kelaianan pada
sistem otot-rangka, meliputi jaringan
syaraf, tendon, ligamen, otot, atau sendi.
pada bagian tubuh seperti leher,
pergelangan tangan, bahu, dan
punggung. (www.ergoinstitute.com,
2008)
GEJALA :
• Kelelahan (fatigue)
• Gejala kronis
• Kelelahan pada sistem syaraf
MUSCULOSKELETAL DISORDERS(MSDS)
EXPOSURE
SUMBER
BAHAYA KESEHATAN PEKERJA
• Faktor fisik (bising, getaran, cuaca kerja (tekanan panas, suhu dan
kelembaban), radiasi ultraviolet, dan tek. udara).
• Faktor kimia (gas, uap, debu, kabut, fumes, asap, cair, mist dan benda padat).
• Faktor biologi, (baik dari golongan hewan atau tumbuhan yang bersel satu
atau lebih).
• Faktor fisiologi/ ergonomi, (anthropometri/ bio mekanik, sikap dan cara kerja
yang salah, dan kesesuaian pekerja, pekerjaan dan lingkungan kerja).
• Faktor psikologi (suasana kerja yang tidak baik, hubungan antar pekerja yang
kurang harmonis, pemilihan kerja yang tidak sesuai dan lain lain).
www.pertamina.com
HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019
KESEHATAN
LINGKUNGAN KERJA
FISIKA
1 Heat Stress area genset, pompa, mesin kompresor, Kejang, kram pada otot, pingsan
bengkel dan lain-lain, luar ruang terpapar
sinar matahari
2 Getaran skid pompa, genset, kompresor., alat berat, Kelaianan peredaran darah,
vibrator, pemecah beton, mesin bor tangan kerusakan syaraf, gangguan tulang,
sendi, otot
3 Bising area genset, pompa, mesin kompresor, Peningkatan tekanan darah,
bengkel dan lain-lain. peningkatan denyut nadi, gangguan
sensoris, pusing, vertigo, mual,
susah tidur, sesak nafas, gangguan
saraf, keseimbangan organ, kelenjar
endokrinsistem pencernaan dan
keseimbangan elektrolit
KIMIA
1 Debu depan pos masuk security, area Gangguan pernafasan, ISPA, iritasi
Total/PM10 operasi sekitar jalan berdebu dan lain- membran mukosa, pneumonia,
lain bronchitis, kanker paru
2 VOC, pada area berpotensi seperti lubang
Hidrokarbon ukur tangki, oil pit, gudang oli, area
total, BTX, n- sludge pond, area loading dan
heksana unloading crude oil dan lain-lain.
3 Formaldehid pada ruangan kerja terutama ruangan
yang etrdapat bahan furniture,
plywood, Urea Formaldehyde Foam
Insulation (UFFI).
4 Metal fume pekerjaan pengelasan. Alat ukur
diletakan dekat dengan proses
pengelasan untuk menangkap fume
yang timbul dari proses pengelasan.
PSIKOSOSIAL
1 Fatigue sampel orang dari setiap job
group yang diduga mendapat
aktivitas kerja yang berlebih.
2 Shift Work sampel orang dari setiap job group
yang diduga mendapat beban kerja
yang berlebih
3 Job Stress sampel orang dari setiap job
group yang diduga mendapat
tekanan kerja berlebih
• Melalui kulit
• Pernafasan ke paru-paru
• Tertelan melalui mulut
• Iritasi terhadap mata
• Masing-masing bahan kimia dan fisika mememiliki batasan paparan yang berbeda
• Ketentuan pemantauan lingkungan tergadap bahaya kimia, fisika dan biologi
ditentukan berdasarkan tingkat risiko yang
Latar Belakang
• Adanya Kontrak Jasa Penyedia makanan
• Adanya bahaya biologi
• Jika terjadi insiden mengakibatkan korban ganda
• Mengakibatkan LTI
• Pedoman A-10/EP0300/2018-S0
• Permenkes Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang Higiene Sanitasi
Jasaboga
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
715/MENKES/SK/V/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi
Jasaboga
Pengujian Makanan 06
Referensi:
A-10 Pedoman Standar Food Safety & Hygiene Pada 07 Penyajian Makanan
Kegiatan Operasi
Referensi:
A-10 Pedoman Standar Food Safety & Hygiene
Pada Kegiatan Operasi
Referensi:
A-10 Pedoman Standar Food Safety & Hygiene Pada Kegiatan Operasi
FOOD HYGIENE
Tenaga Kerja
Syarat:
• Memiliki sertifikat kursus higiene sanitasi makanan
• Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat
keterangan dokter
• Tidak mengidap penyakit menular seperti tipus, kolera,
TBC, hepatitis dan lain - lain atau pembawa kuman
(carrier)
• Setiap karyawan harus memiliki buku pemeriksaan
kesehatan yang berlaku
Referensi:
A-10 Pedoman Standar Food Safety &
Hygiene Pada Kegiatan Operasi
Pemeriksaan Laboratorium
• Cemaran kimia pada makanan negatif
• Angka kuman E.coli pada makanan 0/gr contoh makanan
• Angka kuman pada peralatan makan 0 (nol)
• Tidak diperoleh adanya carrier (pembawa kuman patogen) pada penjamah makanan
yang diperiksa (usap dubur/rectal swab)
Referensi:
A-10 Pedoman Standar Food Safety &
Hygiene Pada Kegiatan Operasi
Referensi:
A-10 Pedoman Standar Food Safety & Hygiene Pada Kegiatan Operasi
LESSON LEARNED
KERACUNAN DI PGDP
Sabtu , 28 Maret 2015 Pukul 20.00 WIB
Di Sumur PDS-02 Paku Gajah Development Project
Kejadian:
Keluhan sakit perut dan mualn muntah pusing, diare setelah mengkonsumsi makanan
dari catering di Lokasi
Kronologi:
20.00 Ponco (Security) melaporkan terdapat tujuh Petugas Keamanan local mengalami
sakit perut dan mual.
21.00 Camp Boss membawa korban ke Kota Prabumulih untuk mendapatkan Perawatan
Medis
23.30 Korban sampai di Klinik Ananda dalam keadaan sadar dan mendapatkan
penanganan medis. 6 Orang ddiijinkan kembali ke rumah sedangakan 1 orang dinyatakan
mengalami mah kronis dan dirujuk ek Pertamedika untuk rawat inap