Anda di halaman 1dari 39
DAFTAR ISI HALAMAN COVER . HALAMAN LOGO . HALAMAN JUDUL ABSTRAK 2. RINGKASAN PERSETUJUAN ...... PENGESAHAN MOTTO... PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ... SURAT KETERANGAN UJI KESAMAAN (SIMILARITY. CHECK)... DAFTAR ISI...... DAFTAR TABEL ..... DAFTAR GAMBAR..... DAFTAR NOTAS! .... DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN ..... BAB 1 PENDAHULUAN .. A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah... . Tujuan Peneiitian .... D. Kegunaan Peneitian... —. Asumsi Penetitian .. F. Ruang Lingkup Penelitian . @ Dipindai dengan CamScanner BAG II KAJIAN LITERATUR,. A. Kayan Literatur yang Mendukung Variabel Terikat dan Bebas 1. Beton Beton Bertulang Baja Tulangan Beban Pada Gedung ETABS ( Extende Three Dimensional Analysis .......... Analisa Plat.. Analisa Balok .. Analisa Kolom.. POON OAAWN Pemodelan Struktur Penggambaran Kolom. Penggambaran Elemen Balok. Penggambaran Elemen Pelat. Response Spectrum Gempa Rencana... e. Analisa Struktur 10. Balok Sloot agg oe 44. Perhitungan Tulangan Batok SlOOf .....eeeeeoecesce seein a. Tulangan Lentur b, Tulangan Geser cc. Jarak Tulangan Geser B. Penelitian Relevan ....... ©. Kerangka Pemikiran.. BAB Ill METODE PENELITIAN ‘A. Desain Penelitian 1. Lokasi Penelitia 2, Bagan Alur Penelttian (flow chart ) B, Tahapan Penelitian. 4, Teknik Sampling. 2. Tahapan. C._ Definisi Oprasional variabe! ... D. Teknik Pengumpulan Data. 4, Data Primer... wi @ Dipindai dengan CamScanner 2 Data Sekunder. BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 8. Hasil Peneiitian 1. Deskripsi Data. 2. Analisa Data .. C. Pembahasan... 1. Denah Ruang Bangunan.. 2 Analisa Beban Berat Kuda-kuda Baja .. 3. Pembebanan Periantai Pasa AS — 5 pong Pembebanan Lantai Atap Pembebanan Lantai Tiga 62 Pembebanan Lantai Dua 07 Pembebanan Tribun. 74 Pembebanan Lantai Satu 76 4. Penentuan Dimensi Piat ... erenaere h. Perhitungan Tulangan Lentur Arah Y 5. Perhitungan Penutangan Bick. b. ra .Beban Hidup (wh) Beban yang Bekerja Pada F Plat Lantai... Beban Rencana (WU) Perhitungan Plat Momen Pestu... . Beban Pada Kondisi Beriibang Perhitungan Tulangan Lentur Arah X.. Balok Portal ( 50 om x 60 cm ) Lantai dua... 4, Penulangan Tumpuan.. 2. Penulangan Lapangan 3. Penulangan Geser ... . Boick Porta (40cm x 60. Lanta 8 . 4. Penulangan Tumpuan.... 2. Penutangan Lapangan ..... 3. Perhitungan Tulangan Geser. Balok Portal ( 40 cm x 40 cm JLantai tiga 4. Penulangan Tumpuan. vil © Dipindai dengan CamScanner 2. Penulangan Lapangan 3. Perhitungsn Tulangan Geser " d Balok Portal Tribun ( 30 m x 70cm) 19 1. Tulangan Tumpuan 10 2, Tulangan Lapangan 424 3. Perhitungan Tulangan Geser. 123 e. Balok Portal Sloat (30 em x 50cm ) 128 1. Tulangan Lentur 125 2. Tulangan Geser....... 128 6 Perhitungan Kolom K1 (60 cm x 69cm ) 134 a, Kolom Lantal Satu. = ” 134 4, Perhitungan Tulangan Utama encore ce) 2. Perhitungan Tulangan Geser..... see annnennene V2 b. Kolom Lantai Dua dan Tiga... sean eee 4. Perhitungan Tulangan Utama cecuseasasanesansvepsceee 1b 2. Perhitungan Tulangan Geser.. anesd a 3S 7. Selisih Perhitungan Jumiah Tulangan dalam Porsentase .. 137 a, Penulangan Plat... 138 b. Penulangan Kolom...... 139 ¢. Penulangn Balok anes ssuensnennnnen 140 BAB V PENUTUP .... DAFTAR PUSTAKA see LAMPIRAN.. © Dipindai dengan CamScanner BABII KAJIAN LITERATUR A. Kajian Literatur yang Mendukung Variabel Teriat can Betas 4. Beton PBBI ( 1971 20) menarik kesimpulan sebagai bernut Beton adalah bahan yang diperolen dengan mencarpurtan angregat talus agtegat kasar, semen, portiand dan ar 2. Beton Bertulang PBBI ( 1971.20) menank kesimpulan sebege berint Beton bertulang adaian yang mengandung batang tangs” Gan Grencenatan berdasarkan anggapan batwa kedua batan tersebt bexejeterne calem memikul gaya-gaya 3, Baja Tulangan PBB! ( 1971.19) menarik kesimpulan sebagai bert Baja tulangan yang di pakai untuk tulangan beton yang harws memerste ketentuan-ketentuan dan pasal 37 Batang tulangan menurut bentuenya oi bagi caiam batang poss (2) dan can batang yang di profilkan (D) a. Baja tulangan polos (2) sdalah Batang dengan permuraan on Gan berbentuk prismatis. Baja tulangan polos (2), Tulangan sien mnmum pada baja tulangan polos biasanya vebesar 240 MPa Damster tangan pcs dipasaran umumnya 6 mm, & mm, 10 mm, 12 mm, 44 mm, 16 mm, 19 mm, 22 mm, 25 mm, 28 mm, 32mm. b. Baja tulangan yang dprofilkan adalah batang twlangan degen beri penampang khusus untuk memperbesar iekatan dengan beter. Baja Wangs deform (D). Tegangan leleh minimum pada baja tuiangan Gelorn asaya sebesar 400 Mpa Diameter tulangan polos cipasaran umummnya & mm, & mm 40 mm, 13 mm, 16 mm, 19 mm, 22 mm, 26 mm, 29 mm, 32 mm 6 mm, 49 mm, 80 men Dipindai dengan CamScanner 4, Boban Pada Gedung Bagian kontruksi bangunan yang telah dilaksanakan Datam perhitungan konstruksi gedung perlu diketahui beban-beban tama yang berkerja, agar dapat dihitung beban maksimum yang diterima oleh ‘setiap @, Beban Mati PPPURG ( 1987-1 ) menanik kesimpulan sebagai berikut Beban mati adatah berat dari semua bagian dari suatau gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin- ‘masin serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dani gedung itu Tabel 1, Berat Sendirt Bahan Bangunan 1 Jena { Bahan Bargunen ) Baa Batu slam ‘Batu beiah.batu bla, batu gunna (berat herpuA) [Baty barang (barat unpuh) (Batu pecan (Bess tuang Beton") Beton bering (*) Kavu (Ketws 1) () Kerk, koral (using udara sarnpalernbab, tarps ciayak) Pasangan bata meran Payangan batu blah. batu beat batu gurUng Pasangan boty cotak Pasangan tatu harang Pane (nerng udara tampa tembad) ase yenun an Pasir hark oral tering wdara samp! forbs) Tanah, empurg dan lana (kerng udara saosileerbat) Tanah, lenpung ean lanau (Dasa") Massajena Salsa 70 Kom" 20 rom" 100 ton" 700 Kain us0 Kom? 7280 komt ue Kom" 2400 Kom 1000 kom? 1650 Kom! 1709 Kam" 300 Kom x20 Korn! asa kom? 1000 nant 1800 Korn" 1850 tam" 1700 rom? ‘2000 Koen? 11420 rot era pie bh —(PPPURG, 1987) © Dipindai dengan CamScanner ‘Tabel 2. Berat Senciri Komponen Bangunan No Jena (Konstruks eal Satan _ — Kom" 1 Bevat panutun atap gentang dengan eng dan \wvkhaso por m0 koi idang atop 2 Beral pistond dan penggantung Langt-langt ‘8 Ko? 2 erat %4 panangan bata 20 Kom? 4) Deval pasangan aatu bata bata “o Kom? Barat penutup tanta dan haramkeengan adukan if ni ~ Koi! OO (PPPURG, 1987) b. Beban Hidup PPPURG ( 1987 : 2) menarik kesimpulan sebagai berikut Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghuni atay penggunaan suatu gedung, dan termasuk beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat dipindahkan, Khusus untuk atap kedalam beban hidup dapat termasuk beban alr hujan, baik akibat genangan maupun tekanan dari jatuhnya butiran-butiran air hujan Tabel 3 Muatan Hidup Lantai Bangunan “Tonis ( Konstruksi) Barat Satuan Jenis Ki? Lanta Jaa tanga Turan inggal Fecal yg ont darn 2 200 kon? 2 Lantal dan tangga rumah tinggal sederhana don gusang ~ gudang Wak 125 kgm? penting yang bukan untuk foko atau ruang Kenia 3) Lanta sekota, ezng hula kartor to, reetran, hoe, dan asmara 250 kgm 4 Lantal sang otah raga 400 Ko'm* 5 Lantairuang dansa 400. Kym” Lami uniuk pabrik,bergkel, gudang, perpusekaan, ruang arsip, 1h 400. Koln? puku, ruang alatalot dan mesin, harus drencanakan tefiadae betan hidup yang ditentukan sendiri rinimnurt , ikon dalam dart ruang ~ ruang untuk pertemuan, tidak 400, Kg 7 Lantal dan be feimasuk yang disebut dalam 1 hinggs dengan 6 seper 09/9 ruang bioskop dan sebagainys jane konser, ruang pertunjukan, ruang rapal. panggung penantan dengan tempat duck °19P (PPPURG, 1987:12) @ Dipindai dengan CamScanner ‘¢. Beban Gempa PPPURG (1987 28) menank kesimpulan sebagai berikut Beban gempa Adalah semua beban stabk ekuivalen yang bekena pada gedung atau bagian gedung yang menvukan pengaruh dari g in tanah abibat pempa itu Dalam hal pengarun gempa pada struMtur gedung di lentukan berdasarkan suatu analisa dinamik, maka yang di artikan dengan beban gempa disint adalah gaya-gaya di dalam struktur tersebut yang leqadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu SNI 03-1726 Pasal 4 6 menetapkan bahwa ada empat macam jenis tanah yaitu, tanah keras, tanaty sedang. tanah lunak dan tanoh khususberdasarkan karekteristk dari laprsan lanah setebal maksimum 30 m paling atas dipenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam tabel Tabel 4 jenis-janis tanah rer re <.s a) ee PL Ba oy 40% dan S28 te Tapertakan evans Mhaaan veto baka {(SNI = 1726 —2002) 4) Witayah Gempa Dinegara Indonesia wilayah gempa ditetapkan menjadi 6 wilayah gempa, dimana disetiap perencanaan dalam hal pembebanan gempa harus diperhitungkan Karena setiap zona gempa sangal berpengaruh hal ini disebabkan pembagian wilayah gempa yang didasarkan atas percepatan puncak batuan dasar akibal gempa rencana dengan periode ulang 500 tahun. yang nilai rata-ratanya berbeda dimasing-masing lokasi © Dipindai dengan CamScanner Tabel § Porcepatan Puncak Batuan Dasar dan Percepatan Puncak Muka Tanah Untuk Masing-masing Wilayah Gempa Indonesia ~ Percopatan Percepatan puncak muka tanan A (a) Wiayah ——puncak = Tanah Tanah — Tanah Gempa batuan Tanah Khusus: Keras Sedang Lunak oasar (9) 0.04 ‘ 909 fig 005008 sng 2 0,10 “0.18 020 es 018 khusus di setiap: 3 015 028 023 0,30 lok: a 020 ng 028 OM ” 5 0.25 . 032 0.38 6 0,30 038 038 “gambar 1 Pembagian Wilayan Gempa indonesia Berdasarkan ( sumber SNI 03-1728-2002) Dipindai dengan CamScanner | Faktor respons gompa faklor respons gempa G dinyatakan dalam percepatan graftast yang ainya berpantung pada waktu getar alami struktue gedung dan kurvanya tampitkan dalam spektrum respons gompa rencana porttungan waktu gotar ant (1) Tx# Ty = 0,06 H 3ambar 2 Respons Spektrum Gempa Rencana ( sumber SNI 03-1726-2002) © Dipindai dengan CamScanner 10 Menurut SNI 1726-2012, pembuatan diagram respons spektrum harus sesuai dengan wilayah atau koordimat berdasarkan klasifikasi situs tanan Pembuatan diagram respons spektrum dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang disediakan di situs puskimpugoid maupun dengan menggunakan hitungan manual. Perhitungan diagram respons Spektrum melalui website PU. Dalam pembuatan diagram respons spektrum, data-data yang diperiukan adalah sebagai berikut Lokasi = Desa Banjarrejo 388, Kecamatan Batang Hani, Lampung Timur Lintang =-5.117141624482758 (puskim pu go id) Bujur = 105.338369 16089058 (puskim pu.go id) 1, Data hasil pengujian tanah Gedung Akademik Center Kampus II IAIN Metro di Laboratorium Teknik Sipil UBL = Kadar air,w = 44.78% Kohesi tanah c = 0,145 kg/cm? Berat volume tanah Ya = 1,43 gr/cm? = 0,00143 kglom* Kedalaman =5,0m=500cm ‘Sudut geser = 7,702 (Sumber : Hasil pengujian taneh di Laboratorium Teknik Sipil UBL) Kekuatan geser niralir rata-rata (Su) Su =c+yhtang = 0,145 kgfem? + (0,00143 kg/m? 500 om x. tan 7,702") = 0,24kgiom? = 24KPa Su <25 kPa dan kadar air > 40 % Maka klasifikasi situs tanah yaitu tanah lunak (SE). (Tabel SNI 1726,2012:18) © Dipindai dengan CamScanner il. isinigt ihe RP Gambar 4 Diagram respons spektrum (sumber aplikasi PU ) © Dipindai dengan CamScanner Tabel 6 Hasil perhitungan ~~ PGA (g) Ss (9) 8, (9) PSA (9) Sus (9) Suy (9) Sos g) Sor 4) Te (detik) Ts (detik) a301 anos o2mH O00 ou? 1100 1404 2007 0300 0.001 0803 anor 0635 0.178 ona (Sumber ; Output respona spehtrum dart apliasi PU) Sor = 0.535 Soa = 0.601 PONS SpebINUM dai Aplihanl PAY Kategon desain seismik berdasarkan parameter respons percapalan pada periode pendek pada SNI-1726-2012 halaman 24 dan 25, didapatkan rill Souq 20,50 dan Sp; 2 0,20. Maka struktur bangunan Gedung Kampus Il 1AIN Motra. mempunyai kategori resiko O (risiko gempa besar) Data-data yang diperoleh berdasarkan website pushin pu go Al lebih ted) dart pada data yang diambil da gambar-gambar pata pada lampiran SNI-1726- 2012. Berdasarkan GNI-1726-2012 struktur bangunan Gedung Kampus Il IAIN Metro dalam Tugas Akhir ini termasuk di dalam Kategori Risiko Gampa IV (halaman 14), dan Sistem Rangka Pikul Moman Khusus, sebingga diperolch | = 1,50 R 3 (SNI 1726-2012 hol 15) (SN 1726-2012 hal, 36) dimanag = porcopatan gravitasi sebosar 9,1 ma? ‘Skala faktor 81 2 = 4,905 © Dipindai dengan CamScanner 5. ETABS (Extended Three Dimensional Analysis Of Building Systems) ETABS merupakan salah satu applikasi yang sangat populer di dunia toknk sip Software bualan CS! Berkeley ini memang sangat tepat dalam melakukan pemodelan strustur, analisis, dan desain Kebanyakan para perencana high rise building menjadikan ETABS sebagai pithan pertama dan tama dalam melakukan analisis dinamik, karena memang analisis dinarnik ini secara manual ETABS membahas dengan detail cara-cara untuk mendesain struktur gedung dengan meliputi permodelan struktur, input pembebanan, analisis gempa dan perhitungan struktur balok, kolom, plat.serta pandasi (PPPURG, 1987) Langkah Mengoprasikan Progam ETABS ( Extended Three Dimensional Analysis Of Building Systems ) a, Memilih satuan yang akan digunakan Klik drop down box di status bar untuk mengubah unit satuan (Kgf-m) atau satuan yang lain Gambar 5. Menentukan Satuan Yang Akan Digunakan (Sumber: Apri Setiawan, 2016) © Dipindai dengan CamScanner b. Grid / Kerangka Struktur Klik menu file, terus kik new model, ki . Klik No. MA seperti dibawah ini : se Montansliendts Gambar 7. Menentukan Kerangka Struktur (Sumber: Apn Setiawan, 2016) ¢. Menentukan Geometri Struktur Menentukan pemodelan struktur dengan cara klik kanan pada lembar > akan muncul menu Coordinafe/Gnd Sistem > 19 > input data > OK. Namun edit Grid belum tu kerja program ETABS Modily/Show systems > Kitk Spaciny ‘sampai disini karena tinggi lantai belum diterapkan . adapun langkahnya ya’ kik edit pada menu bar > Edit Story Data > Edtt Story. Kemudian sesuakan angka dengan struktur yang dibual, lalu klik OK. © Dipindai dengan CamScanner Gambar 9. Menentukan Tinggi Lantai (Sumber: Apri Setiawan, 2016) d. Menentukan Perletakan Atur perletakan yang diinginkan dengan cara kik pada semua titiijoint perletakan sehingga akan muncul tanda silang pada joint. Kemudian piih menu Assign — joint - Restraints - Klik OK. ‘e. Pembebanan pada struktur Klik frame yang akan diberi bean . klik Assign > Framo Load > Distnbute (untuk beban merata)! Point ( untuk beban terpusal) © Dipindai dengan CamScanner 16 {. Kombinas! Pembebanan Dengan adanya beban tersebut diatas dikombinasikan berdasarkan ‘SK-SNI-T-15 (1991) menarik kesimpulan sebagai berikut 1) Untuk menahan beban mati D dan beban hidup L dengan dengan menggunakan rumus U = 1,20 + 1,6 L 2) Untuk beban angin ditentukan nilai U terbesar adalah U=075(1,.20+16L +140) 3) Untuk ketahanan struktur terhadap gempa (beban E ) diperhitungkan U=1,05(D4La+E)atauU=0,9(D+Ey Dimana Ly adalah beban hidup yang telah direduks! dengan ketentuan SNI 1726 ~ 1989 tentang tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk rumah tinggal dan gedung, Cangkah-langkah untuk memasukan data kombinasi adalah sebagai berikut ini : 1) Pilih menu Define, kemudian pillh Load Combination 2) Setelah itu akan muncul kotak dialog Define Load Combination Kemudian isikan semua kombinasi dengan klik Add New Combination terlebih gahulu 3) Masukan data-data Kombinasi pembebanan , adapun kotak- kotak yang dlisi adalah sebagat berikut : (a) Load Combination Name = COMB1 (b) Load Combination Type = ADD (c) Define Combination (d) Case Name, yaitu nama beban yang akan digunakan untuk kombinasi. {e) Scale Factor, yaitu besarnya perbandingan beban pada sebuah kombinas Setelah selesai mengisi Caso Name dan Scale Factor, Klik Add agar beban beban tecantum pada list pembebanan Case Nama, jika ingin mengganti Scale Factor ataupun Case Name dari list maka klik Modify. Setelah selesai lalu klik OK, g. Material Struktur Dalam sebuah bangunan terdapat Elemem penyusun dari bangunan itu, dan Elemen itu mempunyai karakteristik berbeda-beda sepertl baja dengan beten dan juga bahan yang lainya. Dalam menentukan karakteristik dari material beton antara lain: © Dipindai dengan CamScanner 7 1) Pith Menu Define > Matenat Properties 2) Dalam Osten Define Matenals, pilin CONC (Concrete) karena material yang igunakan morupakan Beton, lalu pilh penntsh Modify/Show Material, kemudian ubah nama CONC sesuai dengan mutu beton yang direncanakan. 3) Masukkan data matenal beton dan baja sesuai dengan data yang diperoleh , lal kik OX pada Analysis Property Gambar 10. Menentukan Maternal (Sumber. Apri Setiawan, 2016) 6. Analisa Plat Dalam hal ini pelat yang dipakai adalah plat dua arah dan plat satu arah Plat dua arah ddefiniskan sebagai plat yang didukung sepanjang keempat sisinya atau apabila perbandingan antara panjang dan lebar plat tidak lebih dari dua. Sedangkan pelat satu arah adalah plat yang didukung pada dua tepi yang berhadapan sedemikian sehingga lenturan timbul hanya dalam satu arah saja yaity pada arah yang tegak lurus tethadap arah dukungan tepi | | Co Gambar 11. Piat Lantai ( sumber PBI. 1971) © Dipindai dengan CamScanner Rumus-rumus yang dipakai dalam perhitungan adalah sebagai bert Menetukan beban: Ww = 1.2 Wa + 1,6 Wu (beban rencana o ‘Menentukan tebal h minimum dan maksimum piat adalah sebagai berie.t ex(oae tt) 7 Baia = 2: aus = EE s Rumus-rumus yang dipakai dalam perhitungan plat adalah sebagai berkut Gems == P- KO, + fos... Mpa—B= s fy =. Mpa OSsAPe _ 600 pe Fy MOR ® Penne = 0.75 . Ds Pre = 0,002 (untuk plat dengan fy = 240 Mpa) (SK SNI T-15-1991-03 ketentuan perencanaan piat) Mu Mn= @ im Mu Rn= ba? (8 fi m= 085, - p= \ (rh jika p Frame Sections b. Kemudian pada Option Define Properties Data pilin Add Rectangular c. Pada Option Rectangular Section \si Edit Baxes sesual data 1) Beri nama kolom pada Section Name 2) Pilih mutu beton yang akan digunakan 3) Masukan untuk dimensi lebar dan tebal kolom 4) Klik Reinforcement untuk memasukkan data tulangan 5) Cover To Rebar (tebal penutup beton) 6) Number Of Bar In 3-dir jumiah tulangan terhadap sumbu Local) 7) Number Of Bar In 2-dir (umlah tulangan terhadap sumbu local) 8) Masukkan ukuran tulangan yang diperoleh dari perntungan 9) Setelah semua data dimasukan kemudian klk OK pada Reinforcomont data lalu klik Set Modifiers d, Berdasarkan (SNI 03-2847-2002 pasal 12.11,1) gaya-gaya aksial terfaktor M1 dan M2 pada ujung-ujung kolom dan bila mana diperiukan simpangan relatif ‘antar lantai, harus dihitung dengan ‘analisis elastis rangka orde baru satu, dimana besaran-besaran penampang ditentukan dengan memperlihatkan pengaruh beban aksial, adanya retak sepanjang bentang komponen struktur dan durasi beban. © Dipindai dengan CamScanner 2 Tabel 12. Modulus Elastisitas Modulus Elastisitas Ec (danpasaltG 5.1) Momen inersia Balok 0,35 Kolom a7 Dinding : Tidak retak a7 : Retak 0.35 Plat datar dan lantai Datar 0,25 Luas 1 (SNI Beton 03-2847-2002 28) Data tersebut kemudian diinput ke ETABS dengan tahapan Option Property Modifiers > Analysis Property Modification Factors, pada Moment Of Inertia About 2 Axis dan 3 Axis diisi dengan 0,7. . Klik OK pada Analysis Property Modification Factors dan kemudian klik OK pada Rectangular Section {_Lalukan hal yang sama untuk semua jen's kolom yang akan digunakan. 9. Permodelan Struktur Agar struktur gedung yang direncanakan mampu menahan beban-beban yang bekerja maka harus diterapkan kebidang gambar adapun tahapanya yaitu a. Penggambaran Elemen Kolom Adapun langkah dalam menggambar Elemen kolom yaitu 1) Klik Menu Draw, pilih Draw Line Object kemudian pil Create In Region At Click (Ptane) 2) Kemudian letakan kolom pada Grid yang diinginkan b. Penggambaran Elemen Balok Tahapan dalam menggambar Elemen balok yaitu: 1) Klik Draw Line Object kemudian pilih Draw Line 2) Kemudian gambarkan pada garis Grid-Gnd yang telah direncanakan @ Dipindai dengan CamScanner 24 ¢. Menggambar Elemen Pelat karena pada bangunan mengunakan pelat beton untuk lantainya maka harus direncanakan pelat beton itu, adapun tahapannya yaitu: 1) Kit Draw Area Object, kemudian pilh Create Area At Click, kemudian pilih Property untuk Slab 2) kemudian klik pada bagian-bagian yang akan digambar. d. Input Response Spectrum Gempa Rencana Karena bangunan didesain agar bisa tahan dani gempa yang sesual dengan peraturan yang digunakan (SNI-1726-2002) maka peru direncanakan beban gempa, adapun langkah—tangkahnya sebagai berikut: 1) Klik Define pada menubar, kemudian pil Response Spectrum Function 2) Pada kotak dialog Define Response Spectrum Function, kik Add User ‘Spectrum, untuk tipe gempa di indonesia tidak terdapat didalam ETABS oleh Karena itu dihitung secara manual 3) Kemudian masukan periode dan akseleras/ perceparan gempa pada kolak dialog Response Spectrum Function Definition sesual dengan pethitungan. Setelah kurva respons spektrum diinput kemudian harus didefinisikan spektrum case ‘Adapun langkah menentukan spektrum case antara lain: (2) Klik Define pada menubar, kemudian pilh Respone Spectrum Case. (©) Setelah itu kik Respone Spectrum Spectra, kemudian akan muncul kotak dialog Define Respone Spectra lalu klik Add New Spectrum untuk membuat Pengaturan baru untuk data-data gempa pada wilayah yang akan di analisis. (6) Setslah itu masukan data pada kotak dialog Respone Spectrum Data, data yang dimasukan adalah sebagai berikut: Spectrum Case Name untuk arah X = RSX untuk arah Y = RSY Mode! Combination = CQC Directional Combinatio (d) Input Response Spectrum Untuk arah X masukan function dan Scale factor pada kotak U1 sesual dengan hitungan analisis pembebanan. Untuk arah Y masukan function dan scale factor pada kotak U2 sesuai dengan hitungan analisis pembebanan, © Dipindai dengan CamScanner ©. Analisis struktur Sebelum running program. pith menu analyze Running Program, kim menu analyze, setelah analyze complete, klik OK “ 10, Balok Sloot Flungsi balck sloof adalah sebagai pengikat antara pondasi sening " Ginarapkan bila terjadi pada penurunan pada pondasi, penurunan tu pe tertahan atau akan terjadi secara bersamaan : : Balok sloof akan menerima beban akibat @. Perbedaan penurunan pondasi Perbedaan penurunan antar pondasi, AS, adalah 1/150 Ls hingga 1/300 Le ‘Akibat dan penurunan tersebut, maka balok sloof akan mengatami momen AM sebesar ; au = SS an Dimana : AM = momen yang terjadi akibat perbedaan penurunan podasi E = modulus elastisitas betan. AS = perbedaan penurunan pondasi ls = panjang balok sloof, 14. Perhitungan Tulangan Balok Sloof Tulangan Lentur SNI BETON -03-2847 ( 200270) menyimpulkan bahwa Untuk komponen struktur non-prategang dengan tulangan sengkang pengikat, kuat tekan aksial terfaktor @ Pn tidak boleh diambillebih dari Pa(max) = 0,00..p.[0,85.f"c(Ag— Ast) + Ast.fy] SNI BETON -03-2847 ( 2002:228) menyimpulkan bahwa Bila beban aksial tekan terfaktor @ $ 0.10 fe Ag maka persyaratan pada pasal 23.105 harus dipenuhl kecuali bila dipasang tulangan spiral Pasal 23.105 yaity mengenal persyaratan Jarak tulangan sengkang SNI BETON -03-2847 ( 2002:230) menyimpulkan bahwa Kuat lentur positif Komponen struktur lentur pada muka kolom tidak boleh lebvh kecil dari 1/3 kuat lentur negatifnya pada muka kolom tersebut, Baik kuat lentur negatif maupun kuat lentur positif pada setiap insan penampang di sepanjang bentang tidak boleh Kurang dari 1/5 kuat Fentur yang © Dipindai dengan CamScanner 26 terbesar yang disediakan pada muka-muka kolom di kedua ujung komponen struktur tersebut, ‘SNI BETON -03-2847 ( 2002:54) menyimpulkan bahwa Tulangan As minimum tidak boleh kurang dari : ésmin = hd A138) abd Dan tidak tebih kecil dari As mit Dimana : B = lebar baiok qd = tinggi efektif balok fe (wat tekan beton fy = tegangan leleh baja bb, Tulangan Geser ‘SNI BETON -03-2847 ( 2002:87) Menyimpulkan Bahwa Tulangan geser @Vn > Wu (14) Vn =Ve+Vs (15) (We+ Vs) 2 Vu (16) di man @ = faktor reduksi kekuatan geser (0,75) Vn = tegangan geser nominal Vu = gaya geserterfaktor Ve = kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton | yang disumbangkan oleh tulangan geser Vs = kuat geser nomi SNI BETON -03-2847 (2002:87) Menyimpulkan babwa Untuk Komponen struktur yang hanya dibebani oleh gaya tarik aksial yang besar, kuat geser Ve boleh dihitung dengan perhitungan yang lebih rinci dengan persamasn : Ve= (14 23m) feome (17) Di mana: Ve = kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton Fe = kuat tekan beton Ag = luas penampang beton d= jarak dari serat tekan terfuar ke titik berat tulangan tarik longitudinal © Dipindai dengan CamScanner ” = tinggi balok - selimut boton Nu = gaya tank terfaktor Sehingga Vs dapat dicari dengan rumus (Ve + Vs) > Vu (SNI = 03 ~ 2647 ~ 2002 pasal 13.3.2) Av =luas tulangan geser fy = kuat leleh tulangan d= jarak dari serat tekan terluar ke titik berat tulangan tarik longitudinal S = jarak tulangan geser c, Jarak Tulanagan Geser SNI BETON -03-2847 ( 2002:212) Menyimpulkan bahwa: Pada kedua ujung balok harus dipasang sengkang pertama pada jara tidak lebih dari 50 mm dari muka perletakan jarak 1,=2x tinggi balok diukur dari muka perletakan ke arah bentang ‘Sengkang ini harus mempunyal spasi yang tidak lebih dari 1) ¥.tinggi efektif balok 2) Bkall diameter tulangan longitudinal terkecil 3) 24 kali diameter sengkang 4) 300 mm 5) Gunakan ukuran yang terkecil B. Penelitian Refovan Penelitian yang relevan dengan penelitian penulis 4. Penelitian yang dilakukan oleh Apri Setiawan yang berjudul * Tinjauan Perencanaan Struktur Beton Gedung Rawat Inap VIP RSUD JEND.A Yani Kota Metro Menggunkan Progam ETABS " pada tahun 2016 Perhitungan struktur gedung inl menggunakan mutu beton ['c = 29,05 Mpa dan mutu baja fy (2) = 240 Mpa, fy (0) = 400 Mpa. Perhitungan penulangan yang digunakan untuk plat lantal, sloof, balok , Kalom digunakan perhitungan secara manual dengan mengambil nilal momen yang didapat dan pembebanan ETABS dan di hitung dengan literatur berupa buku struktur bangunan gedung, © Dipindai dengan CamScanner 2 Peneltian yang ditakukan oleh Suismail yang bequdul * Perhitungan ‘Stuktur Beton Sekolah Dasar Muhammadiyah Metro Pusat ( Kampus Dua ) pada tahun 2013. Berdasakan hasil dari perhitungan struktur dan pembahasan yang dilakukan diperoleh Perhitungan gedung int menggunakan mutu betan Fe = 22.5 Mpa dan mutu baja Fy = 240 Mpa. sehingga dalam pembangunan gedung ini telah memenuhi syarat standar SK-SNI Untuk pembebanan sruktur, pethitungan dalam = mencari pembesian Menggunakan perhitungan manual dengan Iteratur dan buku-buku struktur bangunan gedung, sedangkan dalam meneari momen kombinasi penulis Menggunakan metode kani. C. Kerangka Pemikiran, Bentuk diagram i Pemikiran STAR Pongum pulse Dts Dala Sehuncer Pemeceian ‘Strwetur ~ Pembeban pada Bangunan Manual Erans Mast Perttungan ‘Games Permtungan Laporan | Gambar 12. Kerangka Pemikiran Skripsi ( Sumber: Irawan,2020) Dipindai dengan CamScanner BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A, Gambaran Umum Pembangunan gedung akademik center ini beriokasl di Kampus IAIN Metro, Batanghari, Lampung Timur Pembangunan gedung akademik center Pada konsepnya dibangun di atas lahan seluas + 1.000 m2, pembangunan tersebut diharapkan dapat menampung lebih banyak tamu undangan wisuda dan kegunaan lainya B. Hasil Penolitian 1. Deskripsi Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di dapat dari pihak yang bersangkutan dengan menggunkan surat izin penilitian dari kampus a. Data Bangunan Data struktur beton gedung perkuliahan Akademik. Genter IAIN Metro bangunan 3 (tiga) lantai 4) Tinggi bangunan Gedung (a) lantai 1 = +000m (b} lantai 2 = +4.20m (e) lantai 3 = +9,60m (d) Top balokring = +15,00m (e) Top atap = +27.55m 2) Luas Bangunan (a) Panjang bangunan gedung = = 6B M {b) Lebar bangunan gedung =48M R @ Dipindai dengan CamScanner 33 (c) Luas bangunan gedung, Luas Bangunan Lantai) = 68 x 46 M-=3.264 M Luas Bangunan Lantai2 = 36 « 48 M= 1,728 M’ Luss Bangunan Lantai3 = =8x8M =64 MP 3) Material Struktur Beton yang Digunakan (a) Mutu kuat tekan beton fc 29,05 Mpa => K-350 (b) Mutu baja fy 400Mpa (Dulir) " 240 Mpa (@ polos ) (¢) Modulus e/astisitas beton = 4700,/f%e (SNI-03-2847-2002 pasal 10.5) Ex = 25,332 Mpa = 305,2048 kg/cm? 2. Analisa Data Dari data yang sudah didapat dengan ketingian bangunan mencapai 27 M pada top atap, maka diperiukan analisa beban gempa dan anatisa struktur beton bertulang a, Beban Gempa ( Respons Spektrum Gempa Rencana ) Perhitungan diagram respons spektrum melalui website PU. Dalam pembuatan diagram respons spektrum, data-data yang diperlukan adalah sebagal berikut Lokasi = Desa Banjarrejo 388, Kecamatan Batang Hari, Lampung Timur Lintang = -5.117 141624482758 (puskim.pu.go.id) Bujur = 105.33836916089058 (puskim,pu.go.id) 4, Data hasil pengujian tanah Gedung Akademik Center Kampus I IAIN Metro di Laboratorium Teknik Sipil UBL Kadar airw = 44,78 % Kohesi tanah ¢ 0,145 kglem? Berat volume tanah Ya = 1,43 gricm? = 0,00143 kg/cm? Kedalaman 0 m= 500. em Sudut geser = 7,702" (Sumber ; Hasi pongujian tanah di Laboratorium Teknik Sipit UBL Kekuatan geser niralir rata-rata (Su) © Dipindai dengan CamScanner Susct+yhtange = 0,145 kgfem? * (0.00143 kg/cm’ * 600 cm =. tan 7,702") = 0,24 kg/cm? = 24 kPa ‘Su 25 kPa dan kadar air > 40 % Maka klasifikasi situs tanah yaitu fant lunak (SE). (Tabel SN1 1726,2012:18) Selanjutnya Input nilai spektra yang sudah didapat pada pembahasan sebelumyn kedalam progam ETABS b, Analisis Pelat Beton Bertulang Rumus-rumus yang dipakal dalam perhitungan adalah sebagai berikut Menetukan beban, Wu 1,2 Wo + 1.6 Wu (beban rencana (18) Menentukan tebal h minimum dan maksimum plat adalah sebagai benkut _ tone te) Epi = ene (19) n(ane 2 Mois = “eee (20) Rumus-rumus yang dipakai dalam perhitungan plat adalah sebagai berikut. Get = Np -%e Oru (21) (22) (23) Pra = 0,75. Py Pras = 0,002 (untuk plat dengan fy = 240 Mpa) (SK SNI T-15-1991-03 ketentuan perencanaan plat) Mu Mn= @ (24) Mu R= bal? (25) (26) (28) © Dipindai dengan CamScanner 35 jika p< pmin < pmaks, maka dipakai pmin = 0,002 AS perlu=pbd (28) 0252 Dib AS pakai= 8 (30) Dimana: As = Luas tulangan yang diperlukan (mm2) = Selimut beton (mm) h = Tebal plat (mm) Mu = Momen lentur akibat beban batas (kNm). d = Tinggi etektif (mm) ‘. Analisis Balok Beton Bertulang a. Menentukan Jumlah tulangan pokok menggunkan rumus Mu = di dapat dari momen progam ETABS (31) DO =h-d-¥’gh (92 Mess (33) at « ms i “yx () (34) Pom = pry x 0,75 (35) (38) (37) (38) (39) (40) (41) Dipindai dengan CamScanner % b. Menentukan jarak sengkang Vu = di dapat dan momen progam ETABS Fo =... Mpa FY = sou Mpa BD =h-d-% OY (42) Me thx lfexbed (43) OVe =O06xV, (44) 30Vc =3 x OVE (45) 30Ve >Ve> Ve tulangan geser : OVs =Wu- OVe (46) Vs pertu = Su oT) Av =2. bn,10? (48) Av fy-d S aperi ~ wf 48) Sne ote (50) 2 d. Analisis Kolom Beton Bertulang Menentukan Jumiah tulangan pokok menggunkan rumus : Mu == di dapat dari momen progam ETABS Pu = di dapat dari momen progam ETABS Mw e e&.. son) ee =23d ABZ) o (53) © Dipindai dengan CamScanner KU Ab ==0,85.Cb..,, ww 54) Pnb ==0,85.fe.ab.d (56) = 57) Pos Pn perlu < Pnb (keruntuhan tank) = PULOSA)= (90.24) wo h58) “ Ory © Dipindai dengan CamScanner 39 . Pombahasan 1. Denah Ruang Bangunan pata Lapangan, 2018 ) Sumber: lantai 1( 3. Denah Gambar 12 Dipindai dengan CamScanner 200 600 Gambar 31. Profil IWF G00 « 200 « 11 17 mm( Sumber: Data Lapangan, 2018 ) a Berat penutup atap menggunakan geteng metal luas atap x berat jenis genteng metal (7 kg/m’) (59) 369,5 m? x7 kg/m’ = 2586,5kg b. Berat reng baja ringan profil U0 x 0.45 mm. Panjang perbatang 6 m dengan berat 2.96 kg = 79 buah x 8 m (sisi kanan dan kiri as kolom ) (60) =79x8m=632m = 632 x 0,49 kg (berat permeter) = 309,68 kg ¢. Berat kasau baja ringan protil G75 x 0,75mm Panjang perbatang 6 m dengan berat 5.2 kg = 47 (panjang kuda-kuda) x 8 buah (sisi Kanan dan kiri as_kolom ) (61) = 47 x 8 = 376 m =63 batang =63x5.2kg = 327 kg d. Berat gording Chanel 150x 65 x 29 x3,2 mm Panjang perbatang 6 m dengan berat 45,06 kg = 4 buan x 8 m (sisi kanan dan kin as kolom ) (62) = 49 x 8 = 320 m= $4 batang = 54x 45,08 = 2344.23 kg @ Dipindai dengan CamScanner ©. Borat WF 600 x 200. 11.417 mm Panjang perbatang 12 m dengan berat 1272 kg = 47 (panjang kuda-kuda) = 47 = 4 batang #4x 1272 = 5088 kg Total semua beban mati = 10655,41 Baut, plat ‘am &ikatan angin = 20% x 10655,41 = 213) (63) Total = 10655,41+ 2131 = 1278641 kg Beban akan di asumsikan sebagai beban P pada dua kolom penompang utama kuda kuda pada progam ETABS V.9.7.2 3. Pembebanan Periantai pada AS 5 a, Pembebanan Lantal Atap 32, Sekema Pembebanan Lantai Atap Elv. 14,950 As. Gambar (Sumber.Irawan,2020) @ Dipindai dengan CamScanner 3. Fempebanan Feriantal pada AS 5 a. Pembebanan Lantai Atap 409 ———+ 490-4 819 ——+— 40 + 406 49 6 © © 02 oo Gambar 32. Sekema Pembebanan Lantai Atap Elv. 14,950 As (Sumber:Irawan,2020) @ Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai