Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TANAMAN

ANALISIS VEGETASI 1 DAN 2


DENGAN METODE KUADRAN DAN KUADRAT

AGROTEKNOLOGI 3C

KELOMPOK 3
1. SABILA RAMADHANI ARRAYA (2012211079)
2. ROSIN ANIKA (2012211057)
3. NUR FADILLAH (2012211076)
4. YOBBY ARDIANSYAH (2012211058)
5. RENDY PRABOWO (2012211077)

6. RISKI WIRANATA (2012211078)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN, DAN BIOLOGI.
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2023

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vegetasi adalah masyarakat tumbuhan atau keseluruhan spesies tumbuhan yang
terdapat dalam suatu wilayah tertentu yang memperlihatkan pola distribusi menurut ruang
dan waktu (Campbell et al., 2018). Dalam suatu vegetasi yang terlibat hanyalah tumbuhan,
jika komponen fisik dan komponen biotik lain diintegrasikan ke dalam suatu vegetasi, maka
akan terbentuk suatu ekosistem (Kartawinata, 2013). Vegetasi adalah masyarakat tumbuhan
atau keseluruhan spesies tumbuhan yang terdapat dalam suatu wilayah tertentu yang
memperlihatkan pola distribusi menurut ruang dan waktu (Campbell et al., 2018). Dalam
suatu vegetasi yang terlibat hanyalah tumbuhan, jika komponen fisik dan komponen biotik
lain diintegrasikan ke dalam suatu vegetasi, maka akan terbentuk suatu ekosistem
(Kartawinata, 2014).
Kehadiran vegetasi pada suatu landskap akan memberikan dampak positif bagi
keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan vegetasi dalam
suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam
udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain.
Meskipun secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area memberikan dampak positif,
tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh
pada daerah itu. Sebagai contoh vegetasi secara umum akan mengurangi laju erosi tanah,
tetapi besarnya tergantung struktur dan komposisi tumbuhan yang menyusun formasi vegetasi
daerah tersebut (Arrijani et al., 2016).
Struktur vegetasi didefinisikan sebagai organisasi individu-individu tumbuhan dalam
ruang yang membentuk tegakan, secara luas membentuk tipe vegetasi atau asosiasi
tumbuhan. Penyusun vegetasi terdiri atas fisiognomi vegetasi, struktur biomassa, bentuk
hidup (life form), struktur floristik dan struktur tegakan. Parameter-parameter vegetasi yang
sering digunakan dalam penentuan struktur vegetasi adalah densitas, frekuensi, dan
dominansi (Mueller-Dombois & Ellenberg, 2014). Populasi hutan yang klimaks akan
terbentuk stratifikasi vegetasi yang kompleks (Fatkhurohman, 2013). Stratifikasi tajuk dalam
hutan hujan tropis dipisahkan oleh beberapa strata yaitu strata A merupakan lapisan teratas
dari pohon-pohon yang tingginya sekitar 80 meter ke atas. Strata berikutnya yaitu strata B
terdiri dari pohon-pohon yang mempunyai tinggi 18-30 m dengan tajuk yang kontinu. Batang
pohon umumnya bercabang dan batang bebas cabangnya yang tidak begitu tinggi. Stratum C
terdiri dari pohon-pohon yang mempunyai tinggi 4-18 m dan bertajuk kontinu. Pohon-pohon
dalam stratum ini rendah, kecil dan banyak bercabang banyak. Lapisannya
berkesinambungan dan agak rapat. Stratum D, terdiri dari lapisan perdu dan semak yang
mempunyai tinggi 1-4 m. Termasuk didalamnya adalah pohonpohon muda, palma-palma
kecil, herba besar, dan paku-pakuan besar. Stratum E, terdiri dari lapisan tumbuh-tumbuhan
penutup tanah yang mempunyai tinggi 0-1 meter.
Pada strata ini banyak dijumpai tumbuhan bawah dan tumbuhan herba (Arief, 2014).
Kehadiran vegetasi pada suatu bentang alam akan memberi dampak positif bagi
keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan vegetasi dalam
suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan CO2 dan O2 dalam udara,
perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah, dan pengaturan tata air tanah (Arrijani et al.,
2016). Vegetasi anakan pohon, anakan pohon merupakan tegakan pertama yang tumbuh
menggantikan vegetasi hutan yang telah rusak. Untuk perkembangan tegakan tersebut
membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses mencapai tegakan hutan menyerupai
keadaan semula sebelum dirusak. Kemampuan anakan pohon dalam mempertahankan
kehidupannya akan mempengaruhi keberadaan hutan tersebut. Proses regenerasi anakan
pohon berkaitan dengan gangguan terhadap ekosistemnya. Eksploitasi hutan oleh manusia
menjadikan anakan atau permudaan tumbuhan mengalami karakteristik populasi (natalitas
dan mortalitas) yang terganggu (Husna et al., 2015). Salah satu faktor penyusun hutan alam
adalah vegetasi. Vegetasi merupakan suatu kumpulan dari berbagai macam tumbuhan yang
hidup 17 bersama di suatu tempat. Vegetasi selalu dinamis dan selalu berkembang sesuai
dengan keadaan habitatnya. Dengan itulah maka perlu melakukan kegiatan analisis vegetasi.
Analisis vegetasi merupakan cara adalah mempelajari susunan dan bentuk vegetasi yang ada.
Hutan adalah komponen terpenting dari kehidupan manusia maupun keseimbangan ekologi,
oleh karenanya potensi yang meliputi komposisi jenis tumbuhan dominasi jenis kerapatan
dan lainnya sangat perlu diukur. Hal ini sangat penting untuk menentukan perlakuan yang
harus dilakukan dari suatu luasan hutan.
Metode kuadran adalah salah satu metode analisa vegetasi yakni dengan menggunakan
pengamatan petak contoh yang luasnya diukur dalam satuan kuadrat. Adapun betuk petak
contah bisa berupa persegi empat, persegi panjang atau lingkaran. Metode ini sangat mudah
dan cepat sehinggga cocok digunakan untuk struktur dan komposisi vegetasi tumbuhan
Struktur suatu komunitas tidak hanya dipengaruhi oleh hubungan antar spesies tetapi juga
oleh umlah individu dari setiap spesies organisme. Sistem Analisis dengan menggunakan
metode kuadrat yaitu Kerapatan ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis
tumbuhan di dalam area tersebut. Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah
cuplikan oleh populasi jenis tumbuhan. Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan
kekerapan dari jenis tumbuhan yang dijumpai dalam sejumlah area sampel (n) dibandingkan
dengan seluruh total area sampel yang dibuat (N), biasanya dalam persen (%). Analisis
vegetasi merupakan suatu cara mempelajari suatu susunan komposisi jenis dan bentuk atau
struktur vegetasi. Satuan vegetasi yang dipelajari dalam analisis vegetasi berupa komunitas
tumbuhan yang merupakan asosiasi Ainul konkrit dari semua spesises tumbuhan yang
menempati suatu habitat. Hasil anaslisis vegetasi tumbuhan disajikan secara deskriptif
mengenai komposisi spesises dan struktur komunitas. Struktur suatu komunitas tidak hanya
di pengaruhi hubungan antara spesies tetapi juga oleh jumlah individu dari setiap spesies
organisme. Analisis vegetasi yang dilakukan dengan menggunakan metode kuandrat.
Metode kuadran mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi,
dominansi pohon dan menaksir volumenya. Metode ini mudah dan lebih cepat digunanakan
untuk mengetahui komposisi, dominasi pohon dan menksir volumenya. Metode ini sering
sekali disebut juga dengan plot less method karena tidak membutuhkan plot dengan ukuran
tertentu, area cuplikan hanya berupa titik. Metode ini cocok digunakan pada individu yang
hidup tersebar sehingga untuk melakukan analisa denga melakukan perhitungan satu persatu
akan membutuhkan waktu yang sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi
berbentuk hutan atau vegetasi kompleks lainnya. Para pakar ekologi memandang vegetasi
sebagai salah satu komponen dari ekosistem, yang dapat menggambarkan pengaruh dari
kondisi-kondisi faktor lingkungn dari sejarah dan pada faktor-faktor itu mudah diukur dan
nyata. Dengan demikian analisis vegetasi secara hati-hati dipakai sebagai alat untuk
memperlihatkan informasi yang berguna tentang komponen-komponen lainnya dari suatu
ekosistem. Ada dua fase dalam kajian vegetasi ini, yaitu mendiskripsikan dan menganalisa,
yang masing-masing menghasilkan berbagi konsep pendekatan yang berlainan. Metode
manapun yang dipilih yang penting adalah harus disesuaikan dengan tujuan kajian, luas atau
sempitnya yang ingin diungkapkan, keahlian dalam bidang botani dari pelaksana (dalam hal
ini adalah pengetahuan dalam sistimatik), dan variasi vegetasi secara alami itu sendiri (Wolf
& McNaughton, 2019).

1.2 Tujuan
Tujuan metode kuadran untuk menduga komunitas vegetasi yang terbentuk pohon dan
tihang (vegetasi hutan), dan tujuan dari metode kuadtrat untuk mengetahui komposisi jenis,
peranan, penyebaran dan struktur dari suatu tipe vegetasi yang diamati.

BAB II. METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu Dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat 10 November 2023, dihutan Universitas Bangka
Belitung.

2.2 Alat Dan Bahan


Vegetasi hutan, tipe komunitas tumbuhan, meteran, tali raffia, patokan dan alat tulis.
2.3 Cara Kerja
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

BAB IV. PENUTUP


4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

1. Sebaiknyapihak yang bertanggungjawabsegeramemperbaharuialat-alat lab yang


seringdigunakanolehpraktikan,
sehinggakegiatanpraktikumberjalanlebihefektifdanmendapatkanhasil yang lebihakurat.
2. Sebaiknyapengujiandilakukandaripagihari agar memaksimalkanlaju
tranpirasipadatanaman.
DAFTAR PUSTAKA

Arief., A. (2014). Hutan Hakikat dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia
Arrijani. (2016). Analisis Vegetasi Hulu DAS Cianjur Taman Nasional Gunung Gede-
Pangrango. Biodiversitas. 7(2) : 147-153.

Campbell., N. A., J. B. Reece., & L. G. Mitchell. (2018). Biologi Jilid 3 Edisi Kelima.
Erlangga: Jakarta.
Fatkhurohman., E., K. (2013). Komposisi dan Nilai Penting Vegetasi Tumbuhan Bawah
Hutan Produksi di Kawasan BKPH Purworejo. Semarang : Jurusan Biologi
FMIPA Universitas Diponegoro.
Kartawinata, K. (2014). Dua Abad Mengungkap Kekayaan Flora dan Ekosistem Indonesia.
Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture X, LIPI, Jakarta.
Maghfirah, A., Aini, A., Agustinawati, A., Mulyadi, M., & Fakhri, F. (2022). Analisis
Vegetasi Tumbuhan Strata Pohon Di Kawasan Pantai Nipah Pulo Aceh
Kabupaten Aceh Besar. In Prosiding Seminar Nasional Biotik (Vol. 8, No. 1, pp.
1-6).
Panggabean, N. H., Khairani, M., & Nuzalifa, Y. U. (2022). ANALISIS VEGETASI
TUMBUHAN GULMA DENGAN METODE KUADRAT DI KAWASAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA. Serunai: Jurnal Ilmiah
Ilmu Pendidikan, 8(2), 171-179.
Wolf, L. & S.J. McNaughton. (2019). Ekologi Umum. Yogyakarta: UGM Press.
LAMPIRAN

Gambar 1.1 Penempatan dengan Gambar 1.2 hasil setelah 3 jam pada daun yang
terkena cahaya matahari secara terkena cahaya matahari secara langsung
langsung.

Gambar 1.3 penempatan pada tempat Gambar1.4 hasil setelah 3 jam pada daun yang
yang dinaungi terkena naungan

Gambar 1.5 pengukuran air pada Gambar 1.6 pengukuran air pada daun yang
daun terkena cahaya matahari secara dinaungi.
langsung.

Anda mungkin juga menyukai