Anda di halaman 1dari 7

MASALAH SOSIAL

“Resume faktor penyebab dan solusi terhadap kasus tindak kekerasan”

Dosen Pengampu :
Dra. Dwiyanti Hanandini,
M.Si Drs. Wahyu Pramono, M.Si

Disusun Oleh :
HABIL YULIANDI
2210813056

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS
Tahun 2023
A. Pengertian
->Kekerasan adalah sebuah tindakan yang memang sengaja dilakukan oleh individu atau
kelompok dengan tujuan menindas yang lemah agar terus mendapatkan penderitaan.
1. Kekerasan fisik adalah suatu kekerasan yang terjadi secara nyata atau dapat dilihat dan
dirasakan oleh tubuh langsung. Kekerasan fisik ini seringkali meninggalkan bekas luka bagi
penerima kekerasan atau korban tindak kekerasan, sehingga ketika ingin melaporkan tindak
kekerasan ini akan divisum terlebih dahulu. Adapun wujud dari kekerasan fisik, seperti
pemukulan, pembacokan, bahkan hingga menghilangkan nyawa seseorang.
2. Kekerasan verbal kekerasan yang melibatkan emosional. Kekerasan verbal misalnya ketika
seseorang menggunakan ucapannya untuk menyerang, mendominasi, mengejek,
memanipulasi, dan menghina orang lain serta mempengaruhi kesehatan mental orang
tersebut. Selain kekerasan berbentuk intimidasi, bisa dalam berbagai bentuk, termasuk kata-
kata, video, meme, atau gambar yang diposting di jejaring sosial .
3. Kekerasan ekonom, Ekonomi Berat yakni tindakan eksploitasi, manipulasi dan
pengendalian lewat sarana ekonomi berupa :
a. Memaksa korban bekerja dengan cara eksploitatif termasuk pelacuran.
b. Melarang korban bekerja tetapi menelantarkannya.
c. Mengambil tanpa sepengetahuan dan tanpa persetujuan korban, merampas dan atau
memanipulasi harta benda korban.
Kekerasan Ekonomi Ringan, berupa melakukan upaya-upaya sengaja yang menjadikan
korban tergantung atau tidak berdaya secara ekonomi atau tidak terpenuhi kebutuhan
dasarnya.
B. Dimensi
->1. Dimensi Fisik
-> Dimensi ini mencakup aspek fisik dari kekerasan, seperti pukulan, tendangan,
pemukulan, atau penggunaan senjata. Tindakan fisik sering kali terlihat sebagai bentuk
kekerasan yang paling kasat mata dan mudah diidentifikasi.

2. Dimensi Psikologis:
-> Kekerasan juga dapat memiliki dampak psikologis yang signifikan. Ini mencakup
intimidasi, ancaman verbal, atau manipulasi emosional yang dapat merusak kesejahteraan
mental dan emosional korban.
3. Dimensi Seksual:
-> Tindakan kekerasan seksual melibatkan penyalahgunaan kekuasaan untuk memaksa atau
memaksa individu melakukan tindakan seksual tanpa persetujuan mereka. Ini termasuk
pemerkosaan, pelecehan seksual, atau pencabulan.

4. Dimensi Struktural:
-> Ada dimensi struktural dari kekerasan yang terkait dengan ketidaksetaraan sosial,
ekonomi, atau politik. Faktor-faktor ini dapat menciptakan kondisi di mana kekerasan lebih
mungkin terjadi, seperti ketidaksetaraan gender, ketidaksetaraan ekonomi, atau konflik sosial.

5. Dimensi Sosial:
-> Kekerasan sering kali memiliki aspek sosial, melibatkan interaksi antara individu atau
kelompok dalam konteks sosial tertentu. Ini dapat mencakup kekerasan antarindividu,
keluarga, kelompok etnis, atau negara.

6. Dimensi Kultural:
-> Aspek kekerasan juga dapat dihubungkan dengan faktor budaya dan norma-norma sosial.
Norma-norma kekerasan atau kesenjangan budaya dapat mempengaruhi tingkat dan jenis
kekerasan yang terjadi di suatu masyarakat.

7. Dimensi Ekonomi:
-> Faktor ekonomi seperti kemiskinan, ketidaksetaraan ekonomi, atau ketidakstabilan
ekonomi dapat memainkan peran dalam mendorong tindakan kekerasan. Kondisi ekonomi
yang sulit dapat menciptakan tekanan dan ketegangan yang memicu kekerasan.

C. Asumsi
->1. Pembenaran Kekerasan sebagai Solusi:
- Asumsi: Pembenaran bahwa tindakan kekerasan adalah satu-satunya atau cara terbaik
untuk mengatasi masalah atau konflik tertentu.
- Contoh: Keyakinan bahwa hanya dengan kekerasan, seseorang dapat menegakkan
keadilan atau menyelesaikan konflik.

2. Percaya pada Kepentingan Pribadi atau Kelompok:


- Asumsi: Keyakinan bahwa kepentingan pribadi atau kelompok memiliki prioritas yang
lebih tinggi daripada kepentingan umum atau hak individu lainnya.
- Contoh: Anggapan bahwa melalui kekerasan, individu atau kelompok dapat
mempertahankan atau memperoleh keuntungan atau kekuasaan yang lebih besar.

3. Dehumanisasi Terhadap Kelompok Lain:


- Asumsi: Melibatkan dehumanisasi atau merendahkan martabat kelompok tertentu,
memandang mereka sebagai musuh atau ancaman yang perlu dihadapi dengan kekerasan.
- Contoh: Pandangan bahwa anggota kelompok tertentu tidak pantas mendapatkan
perlindungan hak asasi manusia atau bahwa mereka bukan bagian dari komunitas manusia
yang lebih luas.

4. Pembenaran Berdasarkan Ideologi atau Agama:


- Asumsi: Keyakinan bahwa tindakan kekerasan sesuai dengan ideologi atau ajaran agama
tertentu.
- Contoh:Penggunaan ajaran agama atau ideologi politik untuk membenarkan tindakan
kekerasan terhadap kelompok atau individu lain yang dianggap sebagai musuh.

5. Kepercayaan pada Kekuatan Fisik atau Militer:


- Asumsi: Keyakinan bahwa kekuatan fisik atau militer dapat menjamin dominasi atau
penindasan terhadap pihak lain.
- Contoh: Mengandalkan superioritas militer sebagai cara untuk menangani masalah
keamanan atau konflik.

6. *Pembenaran Kekerasan sebagai Ekspresi Kebanggaan atau Kehormatan:*


- Asumsi: Menganggap tindakan kekerasan sebagai ekspresi kebanggaan, kehormatan, atau
tindakan heroik.
- Contoh: Pandangan bahwa tindakan kekerasan adalah bentuk keberanian dan kejantan
yang dapat meningkatkan status sosial atau identitas individu atau kelompok.
D. Tahapan analisis
->1. Tahap Identifikasi : Mengidentifikasi terlebih dahulu bahwa ada nya gejala masalah sosial yang
timbul dari kekerasan. Yang dianggap sudah tidak seperti 'normal' nya lagi. Kekerasan dinilai sebagai
suatu masalah ketika gejala yang timbul sudah merugikan orang lain dan dianggap sebagai masalah
apabila masyarakat juga sudah menobatkan nya ( labelling ) sebagai suatu masalah.

2. Tahap Diagnosis : Menggali lebih dalam lagi mengenai gejala yang timbul dari kekerasan, apa
dampak yang dihadirkan dan bagaimana bentuk kekerasan itu. Seperti poin C diatas. Diagnosis
sebagai masalah sosial diberikan ketika kekerasan sudah menyangkut kehidupan sosial masyarakat
baik itu individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.
3. Tahap Treatment : Mencari tau upaya pemecahan masalah sosial yang didasarkan pada diagnosis.
Upaya yang dapat dilakukan antara lain :

● Menyuarakan advokasi anti kekerasan

● Memberlakukan hukum kedaulatan yang adil

● Selesaikan masalah dengan cerdas dan kepala dingin

E. Perspektif Teori
->Kasus kekerasan digunakan Perspektif Fungsionalisme Struktural dimana terjadi Perilaku
Menyimpang. Individu melakukan perilaku menyimpangnya terhadap apa yang seharusnya
tidak dilakukan. Kekerasan sebaiknya tidak terjadi. Kekerasan dinilai menyimpang dan tidak
sesuai dengan norma yang ada serta merugikan orang lain. Individu melakukan
penyimpangan terhadap emosinya sehingga memunculkan hadirnya kekerasan entah itu fisik,
verbal ataupun ekonomi
F.Sumber Masalah
->
 Tindakan Kekerasan Fisik:
1. Ketidaksetaraan dan Kesenjangan Sosial:
- Faktor ketidaksetaraan ekonomi dan sosial dapat menciptakan ketegangan dan konflik,
yang mungkin mengarah pada kekerasan fisik sebagai bentuk ekspresi atau penyelesaian
sementara.

2. Kondisi Lingkungan yang Memburuk:


- Kondisi lingkungan yang buruk, termasuk keterbatasan akses terhadap fasilitas dan
layanan dasar, dapat menciptakan ketidaknyamanan dan frustrasi yang dapat memicu
kekerasan.

3. Ketidakstabilan Keluarga:
- Keluarga yang mengalami ketidakstabilan, konflik, atau kurangnya dukungan sosial dapat
menjadi lingkungan yang rentan terhadap tindakan kekerasan fisik.

 Tindakan Kekerasan Verbal:

1. Ketidaksetaraan Komunikasi:
- Ketidaksetaraan dalam kemampuan berkomunikasi atau kekurangan keterampilan
komunikasi dapat menyebabkan frustrasi dan konflik yang mungkin diungkapkan melalui
kekerasan verbal.
2. Stigma dan Diskriminasi:
- Stigma atau diskriminasi terhadap kelompok atau individu tertentu dapat menciptakan
lingkungan di mana kekerasan verbal diarahkan kepada mereka.

3. Tingkat Stres yang Tinggi:


- Tingkat stres yang tinggi, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan pribadi, dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya konfrontasi dan kekerasan verbal.

 Tindakan Kekerasan Ekonomi:


1. Ketidaksetaraan Ekonomi:
- Adanya ketidaksetaraan ekonomi dapat menciptakan ketegangan antara individu atau
kelompok, yang dapat berujung pada tindakan kekerasan ekonomi.

2. Pengendalian Finansial yang Tidak Sehat:


- Pengendalian finansial yang tidak sehat dalam hubungan, seperti kontrol penuh terhadap
keuangan pasangan, dapat menjadi bentuk kekerasan ekonomi.

3. Pengangguran atau Ketidakstabilan Ekonomi:


- Ketidakstabilan ekonomi dan pengangguran dapat menciptakan tekanan finansial yang
dapat memicu perilaku kekerasan ekonomi.

G. Pendekatan
->Kekerasan di analisis melalui pendekatan Person Blame Approach : Individulah yang
menyebabkan terjadinya kondisi tidak terkendali itu. Individu tidak dapat menahan emosi
sesaat, tidak mampu menyelesaikan masalah dengan baik dan tepat serta adanya dendam
yang tidak bisa dikendalikan yang membuat kekerasan itu dinilai sebagai satu satunya jalan
terbaik yang dapat dilakukan untuk melampiaskan emosinya. .

H.Kasus
->
1.Kekerasan fisik
-> - Kekerasan dalam Konflik Sosial:*
Konflik sosial antar kelompok masyarakat yang berujung pada bentrokan fisik.
Contoh: Konflik antar kelompok etnis atau agama yang memicu tindakan kekerasan fisik,
seperti kerusuhan komunal.
2.Kekerasan Verbal
-> -Cyberbullying
Tindakan intimidasi atau pelecehan yang dilakukan melalui platform media sosial atau
daring.
- Contoh: Penggunaan media sosial untuk menyebarkan ancaman, pelecehan, atau
informasi palsu yang dapat merugikan reputasi seseorang.

3.Kekerasan Ekonomi
-> -Pemaksaan Kontrak Buruh yang Tidak Adil:*
Pekerja yang dipaksa bekerja dalam kondisi yang tidak manusiawi atau di bawah kontrak
kerja yang merugikan.
- Contoh:Pemaksaan kontrak buruh dengan upah rendah, jam kerja yang berlebihan, atau
kondisi kerja yang tidak aman.

Anda mungkin juga menyukai