Anda di halaman 1dari 48

Takalar 15 Mei 2023

PRESENTASI PENGENALAN

MODERNISASI IRIGASI DAN


SISTEM PENGELOLAAN IRIGASI
SIPASI VERSI 1.0

TIM MODERNISASI IRIGASI UGM


Ketersediaan air merupakan syarat utama untuk mencapai
ketahanan pangan, namun ada beberapa ancaman keberlanjutan
sistem irigasi di Indonesia seperti faktor-faktor berikut:

Meningkatnya tekanan
Meluasnya DAS kritis sebagai Keterbatasan sumber daya air terhadap kebutuhan
sumber utama penyedia air dan lahan yang dapat lingkungan, penurunan
irigasi permukaan, dikembangkan menyebabkan kebersamaan masyarakat
proyek pengembangan irigasi dalam memanfaatkan sumber
Kebutuhan air irigasi tersebut menjadi lebih mahal, canggih, daya air, penurunan mutu
selain tidak seimbang dengan dan kompleks, serta memakan sumber daya air, perubahan
kemampuan konservasi tanah waktu lebih lama. kepentingan antar pengguna,
dan air juga akan berbenturan alih fungsi lahan yang tidak
dengan kebutuhan air untuk Masalah sosial juga menjadi terkendali, dan perubahan iklim
keperluan air lainnya yang faktor penting yang harus global yang mengakibatkan
semakin meningkat; diperhatikan dan dapat fenomena El Nino dan La Nina
memerlukan biaya lebih banyak. semakin sering dan berdampak
lebih besar.
Untuk mengatasi ancaman tersebut, diperlukan
pengelolaan irigasi yang lebih baik dan kegiatan
revitalisasi/rehabilitasi, yang memerlukan tindakan
pengelolaan irigasi yang modern baik secara
manajerial, institusional, maupun teknikal.

Selain itu, unsur manusia sebagai pengelola irigasi


juga perlu diperhatikan.
Apa itu Modernisasi Irigasi?
DEFINISI MODERNISASI IRIGASI

Modernisasi Irigasi adalah upaya mewujudkan sistem


pengelolaan irigasi partisipatif yang berorientasi pada
pemenuhan tingkat layanan irigasi secara efektif,
efisien dan berkelanjutan dalam rangka mendukung
ketahanan pangan dan air, melalui peningkatan
keandalan penyediaan air, prasarana, pengelolaan
irigasi, institusi pengelola dan sumber daya manusia.
Maksud dan Tujuan pengelolaan irigasi seperti yang
dinyatakan dalam PP no 20/2006 adalah sebagai berikut:

Maksud Tujuan

Mewujudkan sistem Mendukung produktivitas


pengelolaan irigasi dalam usaha tani guna meningkatkan
memenuhi tingkat layanan produksi pertanian dalam rangka
(level of service) irigasi yang ketahanan pangan nasional dan
telah ditetapkan sebelumnya kesejahteraan petani.
secara efektif, efisien, dan
berkelanjutan.
Indikator Modernisasi Irigasi

1. Peningkatan produktifitas air (kg GKG/m3 air);


2. Peningkatan tingkat layanan air irigasi (cukup,
andal, adil, luwes);
3. Peningkatan efisiensi irigasi;
4. Peningkatankeberlanjutanpembiayaan;
5. Berkurangnyaperselisihan;
6. Berkurangnya kerusakan lingkungan.
PRASYARAT IMPLEMENTASI

Fundamental
1 - Aturan / dasar hukum

- Mindset

2 Teknis
- Hardware

- Software
- SDM

Profesional
3 - Finansial

- Institusi
- Koordinasi
DASAR HUKUM

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan


1 Perumahan Rakyat no 12 tahun 2015 tentang
Evaluasi dan Pemeriharaan irigasi.

2 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat no 30 tahun 2015 tentang
Pengembangan dan pengelolaan irigasi

Surat edaran Direktur Jenderal SDA no 1 tahun


3 2019 tentang Petunjuk Teknis pelaksanaan
Modernisasi Irigasi Indonesia

4 Kriteria perencanaan (KP) -01


PENDAHULUAN

Sistem Pengelolaan Irigasi (SIPASI) merupakan sebuah


system yang disusun untuk mengakomodasi pelaksanaan
modernisasi irigasi di Indonesia sesuai dengan tuntutan
masyarakat secara global

Secara global, kebutuhan modernisasi sudah dicanangkan


sejak 1985 dan Indonesia mengantisipasi dengan membentuk
Tim Modernisasi Irigasi Indonesia sejak tahun 2011

Sampai sekarang Tim sudah menghasilkan beberbagai produk


termasuk SIPASI ver.1
PETA JALAN

Peta Jalan Modernisasi Irigasi

1. Penetapan kebijakan MI
2. Pelaksanaan IKMI dan penetapan prioritas pelaksanaan
pilar-pilar
3. Penyusunan perencanaan sistem
4. Konsultasi Publik dan Sinkronisasi program dan
kesepakatan tingkat pelayanan antara Pemerintah dan
Petani
5. Kesepakatan tata aturan antar pelaku untuk menetapkan
role and risk sharing antar pelaku dan para pihak
6. Pelaksanaan secara utuh
KONSEP DASAR

SIPASI disusun untuk melaksanakan Modernisasi Irigasi Indonesia


yang dilakukan dengan tujuan: meningkatkan pelayanan (level of
services, LOS), efisiensi, efektifitas dan produktivitas air.

Sesuai dengan tujuan Moderisasi Irigasi dengan azas :

Trilogi: Panca Krida: Catur pantau:


waktu nyata (real (i) pembacaan data (i) kecukupan air,
time 3-5 hari), otomatis/semi, (ii) pengiriman (ii) Keandalan air,
alokasi nyata, data telemetri, (iii) analisis (iii) Keadilan air,
kehilangan air nyata computer, (iv) perintah bukaan (iv) kelenturan air
pintu telemetri, dan (v) operasi
pintu elektro mekanik
BAGAN ALIR SIPASI

Aturan
Aturan
hukum
UU SDA no
hukum KP
PP 20/2006
7/2004

Aturan Permen PUPR


12/2015
hukum 17/2015 Aturan OP irigasi
UU SDA no 30/2015
17/2019 302015
dan
BAGAN ALIR SIPASI
Petunjuk teknis MI

PPERSAYRATAN MI
SIPASI
TRILOGY

DATA
PANCA KRIDA
CATATUR PANTAU Manusia
KLIMAT
HISTORIS KETERSEDIA
AN
AIR HITORIS
SIPASI
NERACA AIR Perencanaanaan

POLA TANAM
RTA RTA
KOMISI IRIGASI

SIPASI
AWLR DATA
KLIMAT 5 HARIAN Mesin; SIPASI
PELAKSANAAN
USUL OPERASI 5
GANTI P3A HARIAN
AWS DATA
TANNAMAN DINAS SDA KLIMAT 5 HARIAN

ALOKALASI AIR PINTU


Usulan tanam
SADAP drar
LOSSE
S
ALIRAN K = 0,7
KONTINYU - 1.0 ARR
RE 5
Manusia
harian
ALIRAN
GILIRAN
KK <0,6 REAL TIME

KK 0,5
BAGAN ALIR SIPASI

Sistem operasi
pelaksanaan
pengelolaan
irigasi dengan
menggunakan
SIPASI
BAGAN ALIR SIPASI

LEGAL BASIS
LOGIC SIPASI ver 1.0
H
6 6
5
4
5

4
4 SISTEM KEBUTUHAN DAN
3 3

PEMBERIAN AIR
8

7
8 7
7 D
1 1

Subekti, E, 2020
2 2

2 1 3 5 6

I 6 G

LEGAL BASIS 2 1 3 5

STEP-1: Kebutuhan saat t ~ t


5 1 n
2
F
E 1
STEP-2: Pemberian saat t ~ t
1 n

2
3
Satuan t = 5 harian, bisa di
1
adjust sesuai yang
A dikehendaki
3
1

C
A Masing-masing
B AA
petak
PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR
TAMPILAN SISTEM DAN ANTARMUKA
A system designed to accommodate the implementation of irrigation modernization
in Indonesia in accordance with the demands of the global community.

Customized Irrigation Network

Customized Planting group

Customized Planting plan

Mobile Interface for


Monitoring
Dashboard of water balance and summary
Real-time Water Allocation
PENGENALAN SIPASI

SIPASI Versi 1.0 dapat diakses di alamat https://sipasi.online

Setelah masuk ke dalam Web tersebut di atas akan tampil “User Id” beserta “Password” yang
sesuai dengan akun yang dimiliki oleh petugas yang berwenang sesuai dengan ketugasannya
LEVEL PENGELOLA – AKUN
Akun pengguna dapat dibedakan menjadi tiga level yaitu
Master Admin, Admin Operator, dan Admin Petugas

Memiliki kewenangan secara


Master Admin menyeluruh terhadap program ini.

mengoperasikan program ini di


Admin Operator masing-masing Daerah Irigasi yang
menjadi kewenangannya.

Informasi jumlah alokasi pembagian air di masing-masing


Admin Petugas bangunan sebagai acuan melaksanakan pembagian air
mengentri data realisasi debit dialirkan sesuai dengan
pengamatan yang dilakukan setiap hari,
laporan bencana atau kejadian ekstrim yang
mempengaruhi kondisi tanaman di wilayah yang menjadi
kewenangannya serta melaporkan realisasi penen yang
terjadi setiap akhir masa tanam
AKSES KE SIPASI
MEMBUAT PROFIL DAERAH IRIGASI

1. MEMBUAT PROFIL DAERAH IRIGASI

Langkah awal dalam


menyusun sistem
pembagian air dalam
SIPASI Versi 1.0 ini adalah
menyusun Profil Daerah
Irigasi, karena
masing-masing Daerah
Irigasi mempunyai karakter
sendiri-sendiri.
PENGATURAN SKEMA JARINGAN
PENGGUNAAN SIPASI

Dalam Program SIPASI Versi 1.0 ini secara umum terdiri dari dua bagian
dalam pengelolaan air irigasi yaitu :

Perencanaan dan Pelaksanaan pembagian air dalam suatu Daerah


Irigasi/Sub Daerah Irigasi yang bertujuan untuk memudahkan akses
informasi kepada para petugas yang berwenang dalam melaksanakan
pembagian air irigasi sampai ke petak tersier.

PERENCANAAN PELAKSANAAN GILIRAN


MEMBUAT RENCANA POLA TANAM

I. MEMBUAT RENCANA POLA TANAM.


Langkah selanjutnya adalah membuat
Rencana Pola Tanam untuk membuat
perencanaan perencanaan pengalokasian
air irigasi selama satu tahun.
MEMBUAT RENCANA POLA TANAM
MEMBUAT RENCANA POLA TANAM
NERACA AIR
MOBILE VERSION
MOBILE VERSION
ALOKASI PETAK TERSIER
PELAKSANAAN
INSTRUMENTASI DAN TELEMETRI
LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN SISTEM

Peralatan pendukung SIPASI mengadopsi konsep SCADA – Supervisory Control and


Data Acquisition Modern

Production Scheduling

Production control level - monitoring


production and target

Pengumpulan informasi dari processor nodes, dan


memberikan informasi kendali - Display data pada
control room operat or - human machine interaction

Industrialized input/output (I/O) modules, serta


distribusi elelctronic processors - PLC - Remote
Terminal Unit (RTU),

Field Device, seperti sensor (suhu kelembaban,


dll), atau aktuator (pompa, katup, dll)

Skema konvensional SCADA pada Industri


OVERVIEW SCADA

Empat Fungsi Utama dalam system SCADA

Data Acquisition Data Presentation


1 The collection of SCADA data frequently 3 The collected data is processed, organized and
involves some kind of analog to digital presented for system operators to make
conversion. Temperature is converted to appropriate response and control decisions. The
degrees Celsius. Transmit signal strength presentation can vary from tabular presentation
is converted to dBm. Channel quality is of logged events to graphical presentation
measured in errored seconds. against mapping or image backgrounds.

Networked Data Communication Control


2 The collected data is transmitted either 4 If control decisions are warranted and the
spontaneously or in response to a request system supports output, appropriate commands
for data to some kind of upstream can be dispatched to affect specific operational
consolidator or master. The or configuration changes. Most control actions
communication channel can be analog are performed by RTUs and PLCs.
(T202, POTS) or digital (RS485, TCP/IP).
PENDEKATAN MODEL SCADA MODERN

Modern SCADA systems allow real-time data from the plant floor to be accessed from
anywhere in the world. This access to real-time information allows governments, businesses,
and individuals to make data-driven decisions about how to improve their processes

Basic legacy SCADA System Modern SCADA System


*Platform SCADA modern memudahkan pemasangan hanya dengan dua komponen utama:
perangkat keras dan perangkat lunak berbasis cloud.
PENDEKATAN MODEL SCADA MODERN

Adaptasi konsep SCADA Modern pada Implementasi peralatan pendukung SIPASI dengan fungsi yang
sama: (1) Data Acquisition, (2) Networked Data Communication, (3) Data presentation, and (4) Control

(3) Data presentation

(4) Control

(2) Networked Data Communication

(1) Data Acquisition


Schematic of the developed Smart System

Pengamatan oleh
DSS SIPASI pengelola - juru di
Water Operation
Center (WOC)
Government
Authorized Users

Mobile Client Android


API Communication

SmartAWLMS SmartAWS SmartGateController

*rencana pengembangan
SmartAWLMS is a Water Level measuring equipment that can be installed on the
main (primary) channel with a range of up to 15 meters. Observation data is sent
telemetry using GSM network to Cloud .
SALURAN - TIPE 1

SmartAWLMS
SMART TECHNOLOGY AUTOMATIC WATER LEVEL MONITORING SYSTEM
SMART TECHNOLOGY AUTOMATIC WATER LEVEL MONITORING SYSTEM

The package consists of an ESP32-based Mainboard with a main power source


from a 12V battery which has a recharge feature using a solar panel.

WLMS Component
Parameters Meter type Resolution

0 - 15 meter
Distance - Jarak HDL700 15 D1
Digital output: RS485 (Mod_bus)

Light Intensity GY49 MAX44009 0.045 Lux to 188,000 Lux

Air Temperature DHT22 Temperature accuracy (Typ) (°C) ±0.2

RH operating range (Typ) (%RH) 0 – 100


AWLMS in Primary and Secondary canal Relative humidity DHT22
SmartAWS adalah perangkat yang membantu dalam memantau
kondisi cuaca aktual area pengamatan secara Otomatis.
Jangkauan pemantuan 1 hingga 10 Hektar. Peralatan dilengkapi
TIPE 1 - ULTRASONICS dengan Sensor Cuaca Integrated tujuh parameter:

TIPE 2 - MECHANICAL
Peralatan pengukur Tinggi Muka Air (TMA) dengan ketelitian mm yang
dapat dipasang di saluran inlet dan outlet pada Demplot Pengamatan Hujan
Efektif (RE- Rainfall Effective).
Alat ini berfungsi untuk mengamati debit aliran masuk dan keluar area
pengamatan RE. Peralatan ini dilengkapi dengan sensorMaxsonar MB 7389
dengan rentang 30 cm - 5m dengan ketelitian 1mm.
Peralatan pengukur Tinggi Muka Air (TMA) dengan ketelitian mm yang
dipasang di Demplot Pengamatan Hujan Efektif (RE- Rainfall Effective),
khususnya untuk mengamai perkolasi di dalam Ring Infiltrometer.
Peralatan ini dilengkapi dengan sensorMaxsonar MB 7389 dengan rentang
30 cm - 5m dengan ketelitian 1mm.
STATUS SAAT INI DAN PENGEMBANGAN LANJUT

SIPASI 1.0 yang sudah coba diimplementasikan di beberapa demplot DI saat ini adalah Versi
1 1.0 yang masih dalam skala penelitian (riset) untuk penyempurnaan, diantaranya untuk
pengamatan Demplot RE selama setahun, Pelengkapan fitur pelaksanaan (golongan,
Suplesi, dll), serta penyempuranan peralatan telemetri pendukung.

SIPASI 1.0 saat ini sudah tercatat HAKI dengan Inventor dari Fakultas Teknologi Pertanian
2 UGM dan Tim Adivis Modernisasi Irigasi PUPR

Arah pengembangan SIPASI 2.0 kedepan merupakan penyempurnaan dari V 1.0 dengan
3 masukan-masukan untuk mengakomodasi fitur kustom dari Daerah Irigasi di Indonesia,
Forecasting (peramalan) berbasis GIS dan implementasi BIG-Data.

Masukan dan Saran untuk penyempurnaan SIPASI 1.0 dari berbagai pihak sangat diharapkan
4 agar dapat lebih meningkatkan fitur dan kemanfaatan dari SIPASI dimasa yang akan datang.
STATUS SAAT INI DAN PENGEMBANGAN LANJUT

Anda mungkin juga menyukai