Anda di halaman 1dari 42

HELM PINTAR ANTI NGANTUK TERINTGRASI

TELEGRAM

SKRIPSI

OLEH:
ARISKA DIMAS WICAKSONO
1860100147

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kecelakaan lalu lintas masuk ke dalam 10 penyebab kematian

terbesar di negara berpendapatan rendah dan negara berpendapatan

menengah ke atas. Di indonesia berdasarkan data dari Korlantas Polri

angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia mencapai 103.645 Kasus pada

tahun 2021 dan pada tahun 2020 sebanyak 100.028 kasus. Adapun, kasus

kecelakaan lalu lintas pada tahun 2021 telah menewaskan 25.266 korban

jiwa. Sementara jumlah korban luka berat dan luka ringan akibat

kecelakaan lalu lintas sepanjang tahun 2021 sebanyak 128.446 orang.

Berdasarkan jenis kendaraan, kasus kecelakaan lalu lintas yang paling

tinggi adalah sepeda motor dengan persentase 73%. Urutan kedua adalah

angkutan barang dengan persentase 12%[2].

Menurut studi yang dilakukan American Automobile Association

(AAA) (2018) sekitar 10% kecelakaan lalu lintas yang terjadi diakibatkan

oleh pengemudi yang mengantuk. Dari data tersebut menunjukkan bahwa

mengantuk merupakan salah satu penyebab utama kecelakaan lalu

lintas[3].

Mengemudi merupakan kegiatan yang membutuhkan konsentrasi,

sehingga mengemudi dengan durasi yang lama dapat menyebabkan


kelelahan dan mengantuk. Mengemudi dalam keadaan mengantuk sangat

berbahaya karena dapat menyebabkan pengemudi tanpa sadar tertidur,

sehingga kehilangan kendali pada kendaraannya dan menyebabkan

kecelakaan lalu lintas. Untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas yang

disebabkan oleh mengantuk, maka diperlukan solusi dengan membangun

sistem yang dapat mendeteksi keadaan mengantuk pada pengemudi, dan

tujuannya adalah untuk mengeluarkan peringatan kepada pengemudi yang

terdeteksi mengantuk atau kelelahan.

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi

kantuk pada pengemudi. Salah satunya yaitu dengan memonitor detak

jantung, penulis memilih metode ini karena tingkat akurasi nya tinggi

karena psikologi manusia dapat memberikan sinyal yang mengindikasikan

kondisi mengantuk paling cepat. Alasan kedua yaitu karena penelitian ini

memanfaatkan perangkat pulse sensor yang berfungsi untuk memonitor

detak jantung pengemudi secara real-time dari detak jantung yang

didapatkan alat dapat mendeteksi kondisi pengemudi. Jika terdeteksi

mengantuk maka alat akan mengeluarkan suara peringatan. Untuk pusat

kontrol penulis menggunakan Wemos D1.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Perancangan Helm Pintar anti

ngantuk terintegrasi Telegram”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang maka rumusan permasalahan

pada penelitian ini adalah?

1. Bagaimana merancang dan membuat alat yang dapat mengetahui

kondisi ngantuk pada pengemudi ?

2. Bagaimana merancang dan membuat komunikasi antar alat dan

telegram?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disebutkan pada

sebab sebelumnya, maka tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah

a. Membuat dan merancang helm yang dapat mendeteksi kondisi ngantuk

dan kecelakaan pada pengemudi

b. Merancang komunikasi untuk mengirim peringatan mengantuk pada

telegram.

1.4 Manfaat Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan alat ini adalah:

Merancang Helm Pintar anti ngantuk terintegrasi telegram yang bisa

membantu mengurangi tingkat kematian pada kecelakaan lalu lintas.

1.5 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini antara lain :

a. Sensor yang digunakan yaitu pulse sensor, piezoelectric dan FSR402.

b. Microcontroller menggunakan Wemos D1.


c. Helm yang digunakan untuk ujicoba adalah helm bogo.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Sebagai bahan tinjauan dalam melakukan penelitian penulis

menggunakan beberapa referensi yang berkaitan dengan judul yang

diambil. Berikut referensi yang berkaitan dengan penelitian sebagai

berikut:

2.1.1 Penelitian yang dilakukan oleh Feri Agustina, Zulfikar Adi

Syahputra, De Rosal Ignatius Moses Setiadi pada 2020

yang berjudul “HELM PINTAR BERBASIS ARDUINO

PRO MINI UNTUK MENDETEKSI KECELAKAAN ”

Helm merupakan salah satu atribut yang wajib digunakan

saat berkendara dengan sepeda motor. Helm berfungsi

untuk melindungi kepala dari benturan saat terjadi

kecelakaan. Insiden kecelakaan kendaraan bermotor banyak

didominasi oleh kendaraan roda dua, dimana pada kasus

tertentu dapat dimungkinkan korban tidak membawa surat

identitas maupun bisa melewati area yang sangat sepi,

sehingga sulit dilakukan pertolongan pertama dan

identifikasi korban. Penelitian ini bertujuan untuk membuat

terobosan baru yaitu menciptakan helm pintar. Helm ini

ditambahkan perangkat pintar yang disematkan pada spoiler


helm, tujuannya untuk mengirimkan pesan beserta titik

lokasi tempat kecelakaan. Perangkat pintar yang

disematkan pada spoiler helm dibangun berbasis Arduino

pro mini yang dipadukan dengan perangkat GPS, sensor

kemiringan untuk mendeteksi kecelakaan, dan modul SIM

800L untuk mengirim notifikasi berupa SMS. Perangkat

pintar juga dilengkapi dengan saklar untuk mematikan dan

menghidupkan sistem. Berdasarkan hail pengujian Helm

pintar sudah dapat bekerja dengan baik, dengan pemicu

terjadinya kemiringan sebesar 180° modul SIM 800L dapat

mengirimkan pesan berupa titik koordinat yang valid dan

dapat dibuka langsung menggunakan google maps.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang

penulis lakukan adalah penelitian ini menggunakan sms

gateway sedangkan penulis menggunakan chat bot telegram

,dan penulis menambahkan fitur pendeteksi ngantuk yang

bisa melakukan pencegahan dini terhadap kecelakaan.

2.1.2 Penelitian yang dilakukan oleh Alberka dan Bagus

Purnama pada tahun 2019 dengan judul

“PERANCANGAN SISTEM PERINGATAN KANTUK

PADA HELM PENGENDARA SEPEDA MOTOR

MENGGUNAKAN SENSOR GYROSCOPE” Pada saat

ini transportasi merupakan salah satu hal penting dalam


kehidupan manusia dalam beraktivitas. Salah satu moda

transportasi yang paling banyak digunakan adalah

kendaraan roda dua, terutama sepeda motor. Menurut data

Polri pada 2013, jumlah kecelakaan sepeda motor mencapai

119.560. Jumlah kecelakaan yang disebabkan oleh

pengendara motor mengantuk adalah 2.140 insiden.

Kondisi ini mendorong penulis untuk membuat helm

pendeteksi kantuk untuk mengurangi jumlah kecelakaan

dan menghindari kemungkinan kecelakaan akibat

mengemudi dalam kondisi mengantuk. Hasil dari penelitian

ini adalah bahwa alat ini dapat memberikan pemberitahuan

kepada pengemudi yang diindikasikan mengantuk

menggunakan bel jika kecepatan sudut kepala orang yang

mengantuk melebihi 1,2 ° / detik terhadap sumbu Y.

2.1.3 Penelitian yang dilakukan oleh Harun Umar , dan Haditsah

Annur pada tahun 2018 yang berjudul “Smart Helm

Untuk Mendeteksi Lokasi Kecelakaan Berbasis

Arduino” Tingkat kecelakaan yang sangat tinggi serta

lambatnya penanganan kecelakaan lalu lintas, hal ini yang

mendukung pentingnya informasi tentang kecelakaan

berbasis Arduino. Informasi tentang dimana lokasi

kecelakaan yang dapat diakses melalui Google Maps, dapat

membantu pihak kepolisian, rumah sakit, dan keluarga

untuk mengetahui dimana lokasi kecelakaan bagi


pengendara yang mengalami kecelakaan. Cukup dengan

membuka link yang dikirim oleh sistem yang ada pada

helm pengendara kepada pihak kepolisian, rumah sakit, dan

keluarga melalui smartphone. Mikrokontroller akan selalu

mengecek kemiringan dan guncangan pada helm

pengendara, dan ketika helm mendapatkan kemiringan 55º

sampai 90º maka mikrokontroller akan mengambil data dari

GPS Shield berupa koordinat lokasi kecelakaan, kemudian

mengirim pesan kepada pengguna berupa link lokasi

kecelakaan dengan bantuan GSM Shield. Setelah SMS

sampai kepada pengguna, yaitu, pihak kepolisian, rumah

sakit dalam keluarga dalam bentuk link, maka pengguna

akan diarahkan langsung ke Google Maps untuk melihat

dimana lokasi kecelakaan terjadi.

2.2 Kantuk

Kantuk adalah kondisi ketika seseorang merasa ingin tidur. Kondisi

ini biasa terjadi pada malam hari ataupun terkadang di siang hari, dan

merupakan hal yang wajar. Namun, kondisi ini perlu ditangani jika terjadi

secara berlebihan hingga mengganggu aktivitas dan menurunkan

produktivitas[5].
2.1.1 Penyebab Kantuk

Kantuk bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya

gaya hidup, gangguan mental, penyakit, serta penggunaan obat-

obatan tertentu.

1. Gaya hidup

Gaya hidup yang dapat memicu rasa kantuk pada

siang hari antara lain: kurang tidur di malam hari, pola

makan yang mengganggu waktu tidur, waktu olahraga

berdekatan dengan waktu tidur, dan sering

mengkonsumsi alkohol.

2. Gangguan mental,

3. Penyakit,

4. Efek samping obat-obatan,

5. Gangguan tidur.

2.3 Wemos D1

Wemos merupakan perangkat Arduino compatible development

board yang dirancang khusus untuk keperluan microcontroller ataupun

IOT(Internet OF things) . Wemos menggunakan chip WiFi ESP8266.

Wemos memiliki 11 I/O digital, 1 analog input dengan tegangan maksimal

3.3V, dapat beroprasi dengan pasokan tegangan 9-24V, adapun kelebihan

Wemos sebagai berikut:


1. Arduino compatible, artinya dapat diprogram menggunakan Arduino

IDE dengan sintaks program dan library yang banyak terdapat di

internet.

2. Pinout yang compatible dengan Arduino uno, Wemos D1 R2

merupakan salah satu product yang memiliki bentuk dan pinout

standar seperti arduino uno. Sehingga memudahkan kita untuk

menghubungkan dengan arduino shield lainnya.

3. Wemos dapat running stand alone tanpa perlu dihubungkan dengan

mikrokontroler. Berbeda dengan modul WiFi lain yang masih III-8

membutuhkan mikrokontroler sebagai pengontrol, Wemos dapat

running stand alone karena didalamnya sudah terdapat CPU yang

dapat diprogram melalui Serial port ataupun via OTA (Over The Air)

atau transfer program secara wireless.

4. High Frequency CPU, dengan processor utama 32bit berkecepatan

80MHz Wemos dapat mengeksekusi program lebih cepat dibanding

dibandingkan mikrokontroler 8 bit yang digunakan di Arduino.

5. Dukungan High Level Language, Selain menggunakan Arduino IDE

Wemos juga dapat diprogram menggunakan bahasa Python dan Lua.

Sehingga memudahkan bagi network programmer yang belum

terbiasa menggunakan Arduino .


Gambar 2. 1 Wemos D1

2.3.1. Spesifikasi Wemos

Spesifikasi dari Wemos adalah:

Tabel 2. 1 Spesifikasi Wemos

Microcontroller ESP8266EX

Tegangan Pengoperasian 3.3 V

Digital I/O Pins 7-12 V

Batas Tegangan Input 6-20 V

Jumlah pin I/O digital 11 (all I/O pins have

interrupt/ pwm/ 12C/ one-

wire capability, except for

D0)

Analog Input Pins 1

Power Supply Voltage Input (9V to 18 V)


Output (5V at 1A Max)

Board Dimensions 68.6mm x 53.4mm

Weight 21.8g

2.3.2. Konfigurasi

Tabel 2. 2 Konfigurasi Wemos

Pin Fungsi ESP-8266

Pin

D0 RX GPIO3

D1 TX GPIO1

D2 IO GPIO16

D3(D15) IO,SCL GPIO5

D4(D14) IO,SDA GPIO4

D5(D13) IO,SCK GPIO14

D6(D12) IO,MISO GPIO12

D7(D11) IO,MOSI GPIO13

D8 IO,Pull-Up GPIO0
D9 IO,Pull- GPIO2

Up,BUILTIN_LED

D10 IO,Pull-Down,SS GPIO15

A0 Analog Input A0

2.3.3. Input dan Output

Setiap pin digital pada Arduino Uno dapat digunakan

sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode(),

digitalWrite(), dan digitalRead().

2.3.4. Catu Daya

Arduino Uno dapat beroperasi melalui koneksi Micro-USB

to Type-B atau power supply. Dalam penggunaan power

supply dapat menggunakan adaptor DC atau baterai. Adaptor

dapat dihubungkan dengan jack adaptor pada koneksi port

input supply.

2.3.5. Komunikasi Serial


Komunikasi serial merupakan komunikasi data dengan

pengiriman data satu persatu pada satuan waktu. Transmisi

data pada komunikasi serial dilakukan per bit.

2.3.6. Pemrograman

Wemos dapat diprogram dengan perangkat lunak Arduino.

Pilih Arduino IDE dari Tool lalu sesuaikan dengan

Microcontroller yang digunakan.

2.4 Arduino IDE

Arduino IDE (Ingrated Development Environment) yaitu perangkat

lunak open-source yang diperuntukkan untuk membuat perintah atau source

code, melakukan pengecekan kesalahan, kompilasi, upload program, dan

menguji hasil kerja Arduino melalui serial monitor, Perangkat lunak ini

berjalan pada Windows, Mac OS X, dan Linux.


Gambar 2. 2 Arduino IDE

Pada Gambar, Arduino IDE memiliki toolbars IDE yang memberikan

akses instan ke fungsi-fungsi yang penting, yaitu :

1. Tombol Verify, untuk mengkompilasi program yang saat ini

dikerjakan

2. Tombol Upload, untuk mengkompilasi program dan meng-

upload ke papan Arduino

3. Tombol News, menciptakan lembar kerja baru

4. Tombol Open, untuk membuka program yang ada di file

system Tombol Save, untuk menyimpan program yang

dikerjakan

5. Tombol Stop, untuk menghentikan serial number yang sedang

dijalankan
2.5 Helm

Helm adalah salah satu metode perlindungan pribadi yang paling

awal dan paling bertahan lama dalam peradaban manusia. Meskipun

terutama dikembangkan untuk tujuan pertempuran di zaman kuno, helm

modern telah menjadi sangat beragam untuk olahraga, rekreasi, dan

transportasi.

Gambar 2. 3 Helm

2.5.1 Helm SNI(Standar Nasional Indonesia)

Menurut ketentuan SNI 1811-2007, dan amandemen nya, yakni

SNI 1811-2007/Amd:2010, tentang Helm Pengendara Kendaraan

Roda Dua, penetapan standarisasi helm bertujuan untuk menjamin

mutu helm yang beredar di pasaran. Mulai dari segi konstruksi

helm, material, dan mutunya, yang berlaku untuk jenis helm open

face atau full face.


Terkait syarat mutu, material helm harus memenuhi tiga ketentuan,

yakni :

1. Terbuat dari bahan yang kuat dan bukan logam, tidak

berubah jika ditempatkan di ruang terbuka pada suhu 0

derajat Celsius sampai 55 derajat Celsius selama paling

sedikit 4 jam dan tidak terpengaruh oleh radiasi ultra violet,

serta harus tahan dari akibat pengaruh bensin, minyak,

sabun, air, deterjen dan pembersih lainnya. Konstruksi helm

SNI.(Badan Standardisasi Nasional)

2. Bahan pelengkap helm harus tahan lapuk, tahan air dan

tidak dapat terpengaruh oleh perubahan suhu.

3. Bahan-bahan yang bersentuhan dengan tubuh tidak boleh

terbuat dari bahan yang dapat menyebabkan iritasi atau

penyakit pada kulit, dan tidak mengurangi kekuatan

terhadap benturan maupun perubahan fisik sebagai akibat

dari bersentuhan langsung dengan keringat, minyak dan

lemak si pemakai.

Sementara untuk konstruksi nya, helm harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

1. Helm harus terdiri dari tempurung keras dengan

permukaan halus, lapisan peredam benturan dan tali

pengikat ke dagu.
2. Tinggi helm sekurang-kurangnya 114 mm diukur

dari puncak helm ke bidang utama, yaitu bidang

horizontal yang melalui lubang telinga dan bagian

bawah dari dudukan bola mata.

3. Keliling lingkaran bagian dalam helm adalah S

(antara 500 mm– 540 mm, M (540 mm – 580 mm),

L (580 mm – 620 mm), XL (lebih dari 620 mm).

4. Tempurung terbuat dari bahan yang keras, sama

tebal dan homogen kemampuannya, tidak menyatu

dengan pelindung muka dan mata serta tidak boleh

mempunyai penguatan setempat.

5. Peredam benturan terdiri dari lapisan peredam kejut

yang dipasang pada permukaan bagian dalam

tempurung, dengan tebal sekurang-kurangnya 10

mm dan jaring helm atau konstruksi lain yang

berfungsi seperti jaring helm.

6. Tali pengikat dagu lebarnya minimal 20 mm dan

harus benar-benar berfungsi sebagai pengikat helm

ketika dikenakan di kepala dan dilengkapi dengan

penutup telinga dan tengkuk, Konstruksi helm half

face yang sesuai SNI.

7. Tempurung tidak boleh ada tonjolan keluar yang

tingginya melebihi 5 milimeter dari permukaan luar

tempurung dan setiap tonjolan harus ditutupi dengan


bahan lunak dan tidak boleh ada bagian tepi yang

tajam.

8. Lebar sudut pandang sekeliling sekurang-kurangnya

105 derajat pada tiap sisi dan sudut pandang vertikal

sekurang-kurangnya 30 derajat di atas dan 45

derajat di bawah bidang utama.

9. Helm harus dilengkapi dengan pelindung telinga,

penutup leher, pet yang bisa dipindahkan, tameng

atau tutup dagu.

2.5.2 Jenis-jenis Helm

Helm terdiri dari 4 jenis yaitu;

1. Helm Full Face

Helm full face adalah helm yang menutup seluru wajah

pengguna, helm ini dinilai paling aman untuk melindungi

bagian kelapa

2. Helm Modular

Helm modular sekilas tampak seperti helm full face tetapi

bagian dagu dari helm ini bisa dibuka ke atas.

3. Helm Open Face

Helm ini kebalikan dari helm full face cirinya yaitu tidak

terdapat pelindung dagu pada helm ini.

4. Helm Off Road

Helm ini mirip dengan helm full face tetapi pada bagian sisi

kanan dan kirinya lebih ramping dan terdapat pelindung yang


lebih panjang pada bagian depan untuk melindungi dari terik

matahari.

2.5.3 Manfaat Helm

1. Melindungi Kepala dari Benturan Saat terjadi Kecelakaan saat

berkendara.

2. Melindungi Kepala dari Panasnya Terik Matahari.

3. Melindungi Kepala dari Basah Air Hujan.

4. Membuat Penampilan Menjadi Lebih Baik (Estetika).

2.6 Pulse Sensor

Sensor pulse bekerja dengan cara memanfaatkan cahaya. Saat sensor

ini diletakkan dipermukaan kulit, sebagian besar cahaya diserap atau

dipantulkan oleh organ dan jaringan (kulit, tulang, otot, darah), namun

sebagian cahaya akan melewati jaringan tubuh yang cukup tipis. Ketika

jantung memompa darah melalui tubuh, dari setiap denyut yang terjadi,

timbul gelombang pulsa (jenis seperti gelombang kejut) yang bergerak di

sepanjang arteri dan menjalar ke jaringan kapiler di mana sensor pulsa

terpasang. Sensor pulsa dirancang untuk mengukur inter beat interval (IBI).

IBI adalah selang waktu pada denyut jantung dalam mili detik dengan waktu

momen sesaat dari jantung berdetak. BPM berasal setiap detak dari rata-rata

setiap 10 kali IBI. Jadi, ketika microcontroller Arduino dinyalakan dan

berjalan dengan sensor pulsa yang disambungkan ke pin analog 0, terus-

menerus (setiap 2ms) membaca nilai sensor berdasarkan denyut jantung

yang terukur. Pengukuran denyut nadi bisa menjadi hal yang sangat
berguna, Sejak lama dokter telah menggunakan metode pengukuran denyut

nadi untuk menentukan stres, relaksasi, tingkat kebugaran fisik, dan kondisi

medis.

Gambar 2. 4 Pulse Sensor

Pada sensor pulse terdapat fitur yaitu sensor bisa bekerja dengan

baik pada tegangan 5V dan 3.3V di microcontroller. Sensor memiliki ukuran

yang kecil sehingga memudahkan dalam penggunaan. Terdapat kode warna

kabel dengan terminal male 3 kawat (ground, power, data) konektor standar.

Tabel 2. 3 Karakteristik Pulse Sensor

Komponen Nilai Keterangan

APDS-9008 Sensor

MCP6001 Op Amp

RevMntLED Reverse Mount LED

Schottkey Powerline Dionde


CAP 4.7 μf Capacitor, Surface

Mount Multi-Layer

0603 4.7 μf Ceramic

CAP 2.2 μf Capacitor, Surface

Mount Multi-Layer

0603 2.2 μf Ceramic

R 470 0603 470K SMT Resistor

2.7 Buzzer

Buzzer suatu komponen elektronika yang dapat mengubah energi

listrik menjadi suara.


Gambar 2. 5 Buzzer

2.11.1 Cara Kerja Buzzer

Ketika suatu aliran listrik mengalir ke rangkaian buzzer,

maka terjadi pergerakan mekanis pada buzzer tersebut,

mengakibatkan terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi

energi suara yang dapat didengar oleh manusia.

2.11.2 Jenis-jenis Buzzer

Jenis-jenis buzzer pada rangkaian Arduino berdasarkan

bunyinya terbagi atas dua, yaitu:

1. Active Buzzer, yaitu buzzer yang sudah memiliki

suaranya sendiri saat diberikan tegangan

listrik. Buzzer aktif Arduino jenis ini seringkali juga

disebut buzzer stand alone atau berdiri sendiri.

2. Passive Buzzer, yaitu buzzer yang tak memiliki suara

sendiri. Buzzer jenis ini sangat cocok dipadukan dengan


Arduino karena kita bisa memprogram tinggi rendah

nadanya. Salah satu contohnya adalah speaker.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan secara mandiri di tempat tinggal penulis di

padang niur, kecamatan kota manna, Bengkulu selatan.

3.2 Kerangka kerja

Kerangka Kerja merupahkan suatu Struktural konseptal dasar yang

digunakan untuk memecahan atau menangani suatu masalah kompleks.

Istilah ini sering digunakan antara lain dalam bidang perangkat lunak yang

dapat digunakan kembali, serta dalam bidang manajemen untuk

menggambarkan suatu konsep yang memungkinkan penanganan berbagai

jenis atau entitas bisnis secara homogen, kerangka kerja ini merupakan

langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penyelesaian masalah yang

akan dibahas, adapun kerangka kerja penelitian dapat digambarkan pada

gambar berikut:
Gambar 3. 1 Kerangka Kerja

3.2.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penulisan penelitian ini

adalah bagaimana merancang Helm Pintar Anti Ngantuk

Terintegrasi Telegram baik hardware maupun softwarenya.

3.2.2 Pengumpulan Data

Dalam merancang sistem di penulisan ini, metode

yang digunakan untuk mengumpulkan data ada beberapa

metode, Diantaranya:

a. Obeservasi

Guna mengumpulkan informasi mengenai

kebutuhan sistem penulis melakukan

pengumpulan data dengan cara observasi

mengenai smarthome, Wemos dan mengamati


beberapa contoh sistem yang hampir serupa

sebagai perbandingan.

b. Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan cara membaca buku

dan literatur lainnya yang dapat dijadikan acuan

berkaitan dengan penelitian untuk

mengembangkan sistem yang baru, baik

membaca buku konvensional maupun ebook.

3.2.3 Analisis Sistem

Berdasarkan hasil observasi dan studi pustaka yang

telah dilakukan penulis, masih sedikit informasi mengenai

Helm pintar anti ngantuk berbasis telegram, belum banyak

yang menerapkan dan mengkaji mengenai sistem tersebut.

Hal ini tentu saja banyak kendala yang dihadapi dimana

seperti mendapatkan salah satu hardware part pendukung,

membuat rangkaian sistem, dan membuat program untuk

perancangan sistem ini.

3.2.4 Menentukan Desain

Menentukan desain dalam perancangan sistem ini

bukan hanya terpaku dalam Software, namun desain ini

juga berlaku terhadap hardware seperti halnya mengatur

rangkaian tata letak masing-masing bagian dari hardware

agar tidak mengganggu estetika da kegunaan sistem ini.


3.2.5 Merancang Sistem

Berdasarkan desain yang telah ditentukan oleh

penulis, selanjutnya adalah merancang sistem, dalam tahap

ini penulis melakukan perancangan system hardware

dengan membangun system untuk mendeteksi ngantuk pada

pengemudi dengan menggunakan indicator dari pulse

sensor jika hasil sensor detak jantung mengidikasikan

ngantuk maka buzzer akan menyalah dan alat akan

mengirimkan pesan peringatan ke telegram.

3.2.6 Testing

Testing adalah sebuah tahap pengujian dari sistem

yang penulis rancang sebelum dimplementasikan, dalam

hal ini penulis melakukan pengujian perangkat keras secara

berkala mulai dari pengujian Wemos, pulse sensor, buzzer

hingga menghubungkan wemos ke telegram hingga penulis

berkesimpulan sistem ini layak untuk diimplementasikan.

3.2.7 Implementasi Sistem

Setelah sistem lolos dari tahap testing maka tahap

selanjutnya adalah implementasi sistem, pada tahap ini

penulis mengimplementasikan sistem yang telah dibuat di

sebuah prototype.
3.3 Analisis Flowchart

Gambar 3. 2 Flow Chart

Instruksi yang dikirim dan diterima oleh pengguna dan

mikrokontroler memanfaatkan jaringan internet. Dalam mikrokontroler

yang terhubung dengan Wemos yang terhubung ke MiFi yang mendukung

mikrokontroler dapat berfungsi sebagai jembatan penghubung dalam

mengirim dan menerima instruksi antara pengguna dan mikrokontroler.

Proses selanjutnya adalah mikrokontroler menerima instruksi yang dikirim

oleh pengguna dan kemudian memeriksa apakah itu sesuai atau tidak.

Setelah menyesuaikan maka mikrokontroler mengirimkan perintah ke

objek Peralatan elektronik pada sistem. Ketika instruksi telah dilakukan

pada peralatan, maka status kondisi aplikasi berubah sesuai dengan

instruksi yang dibuat oleh pengguna.

Sistem bekerja sebagai berikut:

1. Alat terhubung ke internet dan melakukan inisiasi


2. Sistem akan mendeteksi detak jantung pengemudi

3. Jika detak jantung mengindikasikan pengemudi mengantuk

maka buzzer akan aktif .

3.4 Diagram Blok

Rencana teknis untuk metode penelitian ini adalah membuat

diagram blok. Fungsi dari diagram blok sebagai acuan dalam pembuatan

alur sistem kerja hardware. Penentuan diagram blok yang tepat akan

menentukan hasil ide yang diinginkan dalam membuat project yang

dicapai.

Gambar 3. 3 Block Diagram

Ketika sistem kendali diaktifkan, maka Wemos akan memproses

setiap input baik dari sensor ataupun input dari telegram, berupa detak

jantung, input tersebut akan di proses oleh wemos dan akan menghasilkan

output berupa chat ke telegram dan buzzer.

3.5 Rangkaian

Rangkaian Perancangan Helm Pintar anti ngantuk terintegrasi

Telegram Berbasis Wemos R1 sebagai pusat kontrol pengolahan data. Alat


ini menggunakan beberapa komponen yaitu Sensor Piezoelectric, sensor

FSR402, modul GPS Neo 6, Pulsesensor, dan Sensor buzzer.

Gambar 3. 4 Gambar Skema Rangkaian

Dalam perancangan Helm Pintar anti ngantuk terintegrasi

Telegram Berbasis Wemos R1 dapat merancang alat dengan melihat

rancangan dibawah ini :

Gambar 3. 5 Gambar Rangkaian

3.6 Implementasi
Implementasi Perancangan Helm Pintar anti ngantuk terintegrasi

Telegram Berbasis Wemos R1 dilakukan dengan cara membuat rangkaian

fisik dari alat dan melakukan pemrograman alat seperti gambar berikut ini;

Gambar 3. 6 Gambar Rangkaian Fisik Alat yang Sudah di Program

Selain melakukan rangkaian dan pemrograman diperlukan juga membuat

bot telegram untuk media komunikasi alat dengan kontak darurat seperti

gambar dibawah ini ;


Gambar 3. 7 Akun Bot Telegram
BAB IV

ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan pengujian Helm Pintar anti ngantuk terintegrasi

Telegram. Pengujian ini dilakukan dengan cara menguji data GPS yang akan

dibandingkan dengan GPS yang ada diaplikasi android dan pengujian komunikasi

alat dengan telegram. Pengujian ini mengecek apakah Helm Pintar anti ngantuk

terintegrasi Telegram ini berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang

diharapkan.

4.1. Pengoperasian Alat

Langkah-langkah Pengoperasian alat:

1. Pastikan semua komponen telah terhubung dengan benar.

2. Pastikan pulse sensor menyalah dengan indikasi led pada sensoe.

3. Selesai

4.2. Data Pengamatan

Data pengamatan yang diambil adalah; hasil pengukuran pada alat,


hasil pengukuran pada oxiometer, dan hasil notifikasi chat di telegram

Tabel 4. 1 Tabel pengamatan

Nomo Pengukuran Pengukuran Buzzer Notifikasi pada


r Pada alat pada chat telegram
Oxiometer

1 66 70 OFF -

2 68 68 OFF -

3 58 58 ON Peringatan
pengemudi
mengantuk

4 72 72 OFF -

5 78 78 OFF -

6 82 86 OFF -

7 90 90 OFF -

8 94 94 OFF -

9 98 102 OFF -

10 98 98 OFF -
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengujian yang sudah dilakukan, penulis dapat

menarik kesimpulan bahwa Helm Pintar anti ngantuk terintegrasi

Telegram ini dapat memberikan informasi dapat memberikan informasi

lokasi ketika alat mendeteksi adanya kecelakaan yang terjadi pada

pengemudi dengan indikasi tekanan dan benturan, alat ini juga dapat

mengirimkan lokasi dengan interuksi dari telegram.

GPS yang digunakan alat ini menggunakan sinyal dari satelit yang

dimana akan sulit mendapatkan sinyal di dalam ruangan .

Helm Pintar anti ngantuk terintegrasi Telegram ini dapat

memberikan informasi lokasi sehingga dapat membantu memberikan

informasi jika terjadi kecelakaan dengan pengemudi.

5.2. Saran

Helm Pintar anti ngantuk terintegrasi Telegram ini masih jauh dari

kata sempurna. Masih banyak hardware atau fitur-fitur yang bisa di

tambahkan pada alat ini agar menjadi lebih bagus dan efisien.

Saran dari penulis bagi para pembaca yang ingin membuat atau

mengembangkan alat ini lebih lanjut maka disarankan:


1. Dapat menambahkan fitur tambahan dalam mendeteksi ngantuk

seperti menggunakan Ai.

2. Dapat mengguakan media komunikasi lain sehingga bisa

menambahkan kontak darurat baru dengan instan.

Dalam penggunaannya, alat ini bisa ditambahkan dengan web database


DAFTAR PUSTAKA

[1] WHO, “top 10 causes of death,” 9 Desember 2020. [Online]. Available:


https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/the-top-10-causes-of-
death . [diakses pada 8 juni 2022].
[2] KataData, “Jumah Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia” 23 maret
2022. [Online]. Available:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/24/angka-kecelakaan-
lalu-lintas-di-indonesia-meningkat-di-2021-tertinggi-dari-kecelakaan-
motor. [Diakses pada 8 Juni 2022].
[3] I. F. Faisal, “Pengembangan Aplikasi Pendeteksi Kantuk Pada Pengendara
Kendaraan Bermotor dengan Menggunakan Sensor Detak Jantung Pada
Smartwatch,” 2020.
[4] J, Sang-Ho. Kim, Jin-Myung. Kim,D.K, “Heart Rate Change While
Drowsy Driving,” Journal of korean medical science,2019.
[5] alodokter.com, “Kantuk,” 14 april 2022. [Online]. Available :
https://www.alodokter.com/kantuk. [diakses pada 8 juni 2022].
[6] Son, J.Y. Konziolka, D. Huang, J.H, Sumadani, U, “Helmet efficacy
against concussion and traumatic brain injury,” Journal of neurosurgery ,
2017.
[7] Bsn.go.id, “Berlaku di Indonesia, Ini Standar Helm yang Sesuai SNI,” 10
febuary 2020. [Online]. Available:
https://bsn.go.id/main/berita/detail/10868/berlaku-di-indonesia-ini-standar-
helm-yang-sesuai-sni. [Diakses pada 8 juni 2022].
[8] Astramotor.co.id, “Jenis-Jenis Helm Yang Tepat,” 22 juli 2020. [online].
Available: https://www.astramotor.co.id/jenis-jenis-helm-yang-tepat/.
[Diakses pada 8 juni 2020].
[9] Pintarelektro.com, “DIODA LED (Lighting Emiting Diode) Pengertian,
Cara Kerja dan Kegunaannya,” 13 maret 2022. [Online]. Available:
https://pintarelektro.com/dioda-led-lighting-emiting-diode/#:~:text=Penger
tian%20Dioda%20LED%20%28Light%20Emiting%20Diode
%29%20LED%20atau,hanya%20akan%20mengalirkan%20arus%20listrik
%20satu%20arah%20saja. [Diakses pada 8 juni 2022].
[10] Adlyrazor.com, “Buzzer Arduino : Pengertian, Cara Kerja, dan Contoh
Program.,” mei 2020. [Online]. Available:
https://www.aldyrazor.com/2020/05/buzzer-arduino.html. [Diakses pada 28
juni 2022].
[11] Interlink Electronik, “FSR 402 Data Sheet,” Sensor Technologies.
Caramesin.com, “Piezoelektrik,” 5 November 2021. [Online]. Available:
https://caramesin.com/piezoelektrik-adalah/. [Diakses pada 9 juni 2022].
LAMPIRAN
Coding

#include "CTBot.h"

CTBot myBot;

int sensorPin = A0;

float sensorValue = 0;

int count = 9;

unsigned long starttime = 0;

int heartrate = 0;

boolean counted = false;

String ssid = "MASBAYU22";

String pass = "dailyvansindonesia";

String token = "5132419444:AAHzL9d1LDrcSV3zPWcbPvRsahJFuOPHUqk";

const int id = 1579209278;

void setup() {

Serial.begin(9600);

pinMode (16, OUTPUT);

digitalWrite(16,LOW);

//Serial.println("Starting TelegramBot...");

myBot.wifiConnect(ssid, pass);

myBot.setTelegramToken(token);
}

void loop(){

TBMessage msg;

sensorValue = analogRead(sensorPin);

starttime = millis();

while (millis()<starttime+10000)

sensorValue = analogRead(sensorPin);

if (sensorValue > 560 && counted == false)

count++;

Serial.print ("count = ");

Serial.println (count);

counted = true;

else if (sensorValue < 560)

counted = false;

heartrate = count*6;

Serial.println ();

Serial.print ("BPM = ");

Serial.println (heartrate);

Serial.println ();
if(heartrate >=25 && heartrate <= 120){

myBot.sendMessage(msg.sender.id, "WARNING!!! Pengemudi


mengantuk!!!");

myBot.sendMessage(id, "WARNING!!! Pengemudi mengantuk!!!");

digitalWrite (16,HIGH);

delay(1000);

digitalWrite (16,LOW);

count = 0;

Anda mungkin juga menyukai