Anda di halaman 1dari 5

Kebijakan Keamanan sebagai Pilar Keselamatan Kerja di Industri Minyak dan

Gas

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di industri migas menjadi fokus utama
mengingat kompleksitas dan risiko yang melibatkan berbagai tahap operasional,
mulai dari eksplorasi hingga distribusi produk. Wawasan terkait permasalahan
keselamatan kerja begitu diperlukan untuk mencapai keunggulan berdaya saing di
sektor ini. Peraturan dan kebijakan keselamatan, seperti Undang-Undang No. 22
Tahun 2001, memberikan dasar hukum yang mengatur aspek keselamatan di sektor
migas. Keselamatan kerja bukan hanya tanggung jawab perusahaan, namun juga
memiliki pengaruh signifikan terhadap kesejahteraan karyawan dan berkontribusi
pada kelangsungan industri migas sebagai penyumbang utama energi global. (Putra &
Citroatmojo, 2021).

Industri migas menurut Kahfi & Soesanto (2023), terdiri dari kegiatan hulu
migas (eksplorasi dan produksi) dan hilir migas (pengolahan dan distribusi), memiliki
risiko tinggi. Kondisi ini mendorong perlunya penerapan K3 secara serius sepanjang
rantai nilai industri ini. Melalui penguatan literasi K3, perusahaan dapat
meminimalkan risiko kecelakaan dan menjaga kesehatan karyawan, mengingat
pentingnya aspek ini dalam mencapai keberlanjutan industri migas.

Penerapan K3 di industri migas bukan hanya menjadi keharusan hukum tetapi


juga esensi untuk menjawab tantangan masa depan. Perubahan dinamika industri
migas, terutama dalam skenario fluktuasi harga minyak dan tuntutan lingkungan,
membutuhkan pendekatan holistik terhadap keselamatan. Pengelolaan risiko, seperti
yang telah diterapkan di PT X Hulu Migas dalam penelitian Muslim Dkk (2022),
mencakup standar praktik baik serta aspek administratif, seperti tata kerja, training,
inspeksi, dan audit.
Meskipun telah terjadi perbaikan berkelanjutan dalam kondisi kerja, jumlah
kecelakaan di tempat kerja tetap menjadi tantangan besar. Menurut laporan Badan
Pusat Statistik (BPS) Indonesia, di tahun 2018 dikutip dari Muslim Dkk (2022),
mencatat 109.215 kasus kecelakaan kerja di Indonesia. Dari jumlah tersebut, terdapat
29.472 kasus yang mengakibatkan kematian (fatality), 13.315 kasus luka berat, dan
130.571 kasus luka ringan. Hal ini menunjukkan bahwa kecelakaan kerja terus
terjadi, mengakibatkan dampak serius baik bagi individu maupun perusahaan. Maka
dari itu, upaya terus-menerus dalam meningkatkan kondisi kerja perlu menjadi fokus
utama demi mengurangi insiden kecelakaan.

Pemerintah Indonesia telah menunjukkan kesadaran akan resiko besar dalam


usaha pertambangan migas dan meresponnya dengan mengembangkan kebijakan dan
tanda penghargaan keselamatan migas. Salah satu contoh konkret dari upaya
pemerintah Indonesia dalam meningkatkan keselamatan migas adalah melalui
program sertifikasi tenaga teknik dan instalasi. Pada tahun 2018, Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meluncurkan program sertifikasi untuk para
pekerja dan tenaga teknik di sektor migas. Program ini bertujuan untuk memastikan
bahwa para tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan migas memiliki keterampilan
dan pengetahuan yang sesuai dengan standar keselamatan yang ditetapkan. (Efendi
Dkk, 2022).

Peran keselamatan kerja ini menurut Sastrini Dkk (2023), melibatkan aspek
keselamatan pekerja, keselamatan umum, keselamatan lingkungan, dan keselamatan
instalasi/peralatan. Penerapan standar nasional, kompetensi, dan kepatuhan pada
regulasi menjadi kunci untuk menjaga keamanan dalam semua aspek ini. Untuk
menghadapi era globalisasi, perusahaan migas dituntut untuk mengikuti standar dan
kompetensi yang mampu melindungi kepentingan nasional serta menjaga
keselamatan seluruh pihak yang terlibat.
Upaya penguatan keselamatan kerja di industri migas tidak hanya terfokus pada
pemenuhan regulasi dan standar semata, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif
seluruh stakeholders, termasuk pekerja. Peningkatan literasi K3 di kalangan
karyawan menjadi landasan penting dalam membangun budaya keselamatan yang
kuat. Perusahaan migas dapat mengadopsi program pelatihan dan penyuluhan secara
berkala untuk meningkatkan wawasan karyawan tentang risiko dan tindakan
pencegahan yang harus diambil.

Di samping itu, saat ini banyak teknologi yang mampu berperan sebagai alat
untuk meningkatkan keselamatan kerja di industri migas. Penerapan inovasi seperti
Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI) menurut Hartati (2021), mampu
membantu dalam pemantauan kondisi kerja dan deteksi dini potensi risiko. Sistem
pemantauan otomatis bisa memberi peringatan dini terhadap kondisi yang tidak aman
atau keadaan darurat, memungkinkan respons cepat untuk menghindari kecelakaan
yang lebih serius.

Keselamatan kerja di industri migas juga akan punya efek signifikan pada citra
perusahaan dan kepercayaan masyarakat. Perusahaan yang dikenal memiliki
komitmen kuat terhadap keselamatan kerja cenderung lebih diminati oleh para
investor dan mitra bisnis. Masyarakat sekitar lokasi operasional juga bisa merasakan
manfaatnya dalam bentuk lingkungan yang lebih aman dan terlindungi. (Hasibuan
Dkk, 2023).

Bila perusahaan bisa mengintegrasikan upaya penguatan literasi K3, teknologi


terkini, dan citra perusahaan yang bertanggung jawab, industri migas akan bisa
menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik. Keberhasilan dalam
memprioritaskan keselamatan kerja tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang
aman dan sehat, tetapi juga mendukung keberlanjutan industri migas sebagai pilar
penting dalam pemenuhan kebutuhan energi global.
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, D., Saputra, H. Muksin, D., Pratama, P. Sarmiasih, M., Nofrima, S. &
Sanahdi, R. (2022). Ekonomi Politik Pandemi: Membaca Program Pemerintah
di Era Covid-19 di Indonesia. Samudra Biru.

Hasibuan, P. Wirdayani, A., Hasibuan, D. Nurhasanah, S. Adisti, P., Mutia, S., &
Utami, T. N. (2023). Tantangan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) pada Perusahaan Multinasional di Indonesia. IJM: Indonesian Journal of
Multidisciplinary, 1(2), 643-653.

Hartati, S. (2021). Kecerdasan Buatan Berbasis Pengetahuan. UGM PRESS.

Kahfi, M., & Soesanto, E. (2023). Studi kebijakan-kebijakan sektor migas di


Indonesia. Jurnal Mahasiswa Kreatif, 1(4), 93-106.

Muslim, N., Novrikasari, N., Windusari, Y., & Noviandi, P. (2022). Determinan
budaya keselamatan pada pekerja hulu minyak dan gas. Jurnal Kesehatan, 13

Putra, A. & Citroatmojo, S. (2021). Analisis Perilaku Aman Tenaga Kerja pada PT.
Meindo Elang Indah. Journal of Applied Management Research, 1(1), 11-23.

Sastrini, Y. Pertiwi, G & Khoiri, M. (2023). Kesehatan dan Keselamatan Kerja:


Tinjauan Komprehensif. Tahta Media.

Anda mungkin juga menyukai