MAKALAH
MAKALAH
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
FAKULTAS EKONOMI
MOJOKERTO
2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Dengan semua rahmatnya,
penulis akhirnya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengembangan Produk Dan
Kualitas Produk” ini tepat pada waktuya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Pengantar Bisnis yang telah
memberikan tugas terhadap penulis. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang turut dalam membantu dalam pembuatan makalah ini. Dalam penulisan
makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknik penulisan
maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.……………………………………………………………….…………… i
KATA PENGANTAR..………………………………………………………….……………… ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....…………………………………………………….……………… 1
A. Latar Belakang.....…………………………………………………….…………………. 1
B. Rumusan Masalah.………………………………………………….………………….... 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….…….. 2
A. Pengembangan Produk…………..……………………………………………………… 2
B. Produk….………………………….…...….…………………………………………….. 8
C. Volume Penjualan.……………………………………………………………………… 11
D. Kualitas Produk….…………………………………………………………………….. 12
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….. 20
B. Saran…………………………………………………………………………………… 20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….………………………………. 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang mencakup tentang pengembangan produk ?
2. Bagaimana kamu menjelaskan tahap-tahap pengembangan produk ?
3. Apa saja faktor faktor yang mempengaruh kualitas produk ?
4. Apa manfaat kualitas produk bagi sebuah perusahaan ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengembangan Produk
2
yang kompetitif, karena itu suatu prusahaan harus dapat terus melakukan inovasi-inovasi
baru. Oleh karena itu pengembangan produk sangatlah penting bagi perusahaan agar dapat
tetap bertahan.
Produk baru meliputi produk asli, produk yang ditingkatkan, produk yang dimodifikai
dan merk baru. Alasan dasar perusahaan mengembangkan produk baru adalah
meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan. Dengan adanya perubahan cepat
dalam selera, teknologi, dan persaingan, perusahaan harus mengembangkan arus produk dan
jasa baru secara tepat. Sebuah perusahaan dapat memperoleh produk baru lewat dua cara.
Pertama adalah akuisisi yaitu dengan membeli seluruh perusahaan, paten, atau lisensi untuk
membuat produk perusahaan lain. Kedua adalah lewat pengembangan produk baru yaitu
pengembangan produk asli. Perbaikan produk, modifikasi produk, dan merek baru lewat
usaha litbang milik perusahaan sendiri. Karena biaya mengembangkan dan
memperkenalkan produk baru terus meningkat, banyak perusahaan besar membeli merek
yang sudah ada ketimbang menciptakan produk baru. Peursahaan lain menghemat biaya
dengan meniru merek pesaing atau dengan menghidupkan kembali merek lama.
a. Untuk memenuhi kebutuhan baru dan memperkuat reputasi perusahaan sebagai investor,
yaitu dengan menawarkan produk yang lebih baru dari pada produk sebelumnya.
b. Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada, yaitu dengan jalan
menawarkan produk yang dapat memberikan jenis kepuasan yang baru. Bentuknya bisa
bertambah terhadap lini produk yang sudah ada maupun revisi terhadap produk yang telah
ada.
3
4. Tahap-tahap Pengembangan Produk Baru
Program pengembangan produk yang dilakukan oleh perusahaan pada dasarnya adalah
untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan
demikian, para eksekutif puncak, khususnya yangberhubungan dengan program ini, dituntut
haruslah benar-benar mengembangkan dan mengelola produknya dengan sebaik mungkin.
Untuk mencapai hal itu, perusahaan tentuharus mengikuti langkah-langkah dari
pengembangan produk ini secara sistematis. 7 Tahap proses pengembangan produk:
a. Gagasan produk
Pengembangan produk dimulai dengan pencarian gagasan bagi produk-produk baru.
Para manajer puncak harus mendefinisikan produk dan pasar yang ingin ditekankanya
menyatakan tujuan produk baru itu. Merek juga harus menyatakan berapa banyak usaha
yang harus dicurahkan untuk mengembangkan produk terobosan, memodifikasi produk
lama dan meniru produk pesaing.
b. Penyaringan
Tahap ini dirancang untuk menghilangkan seluruh gagasan produk yang tidak
berhubungan dengan kemampuan atau tujuan perusahaan. Para perwakilan dari
pemasaran, teknis dan produksi harus memberikan input pada tahap ini.
c. Pengujian Konsep
Setelah gagasan disaring, perusahaan menggunakan riset pasar untuk mendaptkan
input dari konsumen tentang manfaat dan harga. Gagasan yang telah melewati tahap
penyaringan kemudian dilanjutkan dengan membuat konsep serta dilanjutkan dengan
mengembangkan konsep produk tersebut. Pada dasarnya konsumen tidak membeli
gagasan dari suatu produk melainkan konsep dari produk tesebut. Dari berbagai konsep
produk yang ada kemudian dilakukan pengujian yang pada akhirnya di pilih konsep
produk yang paling tepat.
d. Analisis Bisnis
Setelah mengumpulkan opini konsumen, Adapun cara mengevaluasi usulan dengan
cara membuat suatu perkiraan tentang tingkat penjualan, biaya produksi, dan
keuntungan yang diharapkan sesuai dengan sasaran peruahaan. Analisis usaha biasanya
selalu berubah-ubah dalam melakukan perbaikan, jika didapatkan informasi yang baru,
sehingga perkiraan yang dibuat semakin mendekati kebenaran.
e. Pengembangan Prototipe
Sewaktu perusahaan telah menentukan potensi profitabilitas produk. Bagian teknik
atau riset dan pengembangan akan membuat prototipe.
4
Prototipe ini dapat menjadi sangat mahal, yang sering kali memerlukan peralatan dan
pengembangan komponen yang ekstensif.
f. Pengujian Produk Dan Uji Pemasaran
Dengan menggunakan hal-hal yang dipelajari dari prototipe, perusahaan menjalankan
produksi yang terbatas. Kemudian perusahaan dapat menguji produk tersebut untuk
melihat apakah produknya memenuhi persyaratan kinerja. Jika ya, maka produknya
akan dijual pada daerah yang terbatas. Karena kampanye promosi dan saluran distribusi
harus ditetapkan untuk uji pasar, tahap ini menjadi cukup mahal.
g. Komersialisasi
Jika hasil uji pemasaran positif, perusahaan akan memulai produksi dan pemasaran
berskala penuh. Komersialisasi yang bertahap, yang bertujuan menyebarkan produk
tersebut ke daerah yang semakin luas, mencegah ketegangan yang semestinya tidak
perlu terjadi pada kemampuan produksi awal. Sebaiknya, keterlambatan dalam
komersialisasi dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan lain untuk
mengeluarkan produk saingan.
Dari dua pendapat di atas, tahap yang di gunakan cenderung sama, akan tetapi di dalam
bukunya Phillip Kotler terdapat 8 tahap pengembangan produk dan pada bukunya Ricky W.
Griffin terdapat 7 pengembangan produk, perbedaanya terdapat pada Pengembangan
strategi pemasaran (Marketing Strategi Developmen). Pada tahap ini perusahaan melakukan
pengembangan perencanaan strategi, dimana strategi pemasaran lebih dahulu mengalami
penyaringan.
5
faktor-faktor ini harus dipertimbangkan agar terlaksananya pengembangan produk yang
berhasil.
Apabila dalm situasi persaingan yang ketat perusahaan tidak melakukan usaha
pengembangan produk, maka akan menghadapi resiko yang besar, sehingga akan kehilangan
pasar dan pelanggan potensial.
a. Perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi yang pesat memungkinkan terciptanya sarana produksi yang
baru untuk dimanfaatkan oleh perusahaan untuk membuat dan menyempurnakan
produk, sehingga kualitas produk menjadi lebih baik dan jumlah produksi yang
diperoleh akan dapat ditingkatkan.
b. Perubahan Selera Konsumen
Perubahan ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, tingkat perkembangan penduduk,
tingkat pendidikan, serta kesetiaan konsumen terhadap produk yang bersangkutan.
c. Persangan
Adanya persaingan yang kuat di antara perusahaan yang sejenis akan menyebabkan
perusahaan berusaha untuk selalu mengembangkan produknya dengan harapan dapat
menyaingi volume produksi pesaing.
d. Adanya Kapasitas Produk Yang Berlebihan
Dengan meningkatkan kapasitas mesin-mesin yang dimiliki perusahaan, maka
perusahaan berusaha untuk menggunakan kelebihan kapasitas tersebut dengan jalan
memproduksi perusahaan.
e. Siklus Hidup Produk Yang Pendek
Siklus kehidupan produk yang pendek mendorong perusahaan untuk terus
mengembangkan produknya, sehingga konsumen tidak bosan dengan produk-produk
yang diproduksi perusahaan.
f. Adanya Keinginan Untuk Meningkatkan Laba
Perusahaan mempunyai keinginan untuk memperkuat posisi produnya di
pasar, sera untuk memperluas pasar
6
1. Kekurangan gagasan mengenai produk baru yang penting di bidang tertentu. Mungkin
hanya ditemukan sedikit cara untuk memperbaiki beberapa produk dasar .
2. Pasar yang terbagi-bagi: persaingan yang ketat menyebabkan pasar menjadi terbagi-bagi
(market frugmentation). Perusahaan harus mengarahkan produk baru ke segmen
pasar yang lebih kecil, dan hal ini berarti penjuaan dan laba yang lebih rendah untuk tiap
produk.
1. Kendala sosial dan pemerintah: produk baru harus memenuhi kriteria seperti keamanan
konsumen dan keseimbangan lingkungan.
2. Mahalnya proses pengembangan produk baru: sutau perusahaan pada umumnya harus
menciptakan berbagai gagasan tentang produk baru untuk menentukan hanya satu
produk yang layak dikembangkan.
3. Kekurangan modal: beberapa perusahaan yang memiliki gagasangagasan yang baik
tidak dapat mengumpulkan dana yang diperlukan untuk melakukan riset dan
meluncurkan produk baru.
4. Waktu pengembangan yang lebih singkat: perusahaan-perusahaan yang tidak dapat
mengembangkan produk-produk baru secara cepat akan berada di pihak yang tidak
memiliki keunggulan.
5. Siklus hidup produk yang lebih singkat: ketika suatu produk baru berhasil, pesaing
dengan cepat akan meniru.
7
8. Menganggarkan Pengembangan Produk
Manajemen senior harus memutuskan berapa banyak dana yang harus dianggarkan untuk
pengembangan produk baru. Hasil-hasil litbang sangat tidak pasti sehingga sulit untuk
menggunakan kriteria investasi normal, berikut menurut Philip Kotler, beberapa perusahaan
memecahkan masalah itu dengan berbagai cara yaitu:
a. Dengan mendukung dan membiayai sebanyak mungkin proyek, dengan mendapatkan
beberapa pemenang.
b. Menetapkan anggaran litbang mereka dengan menetapkan presentase dari angka penjualan
atau dengan membelanjakan sesuai dengan yang dibelanjakan oleh pesaing.
c. Dengan memutuskan berapa banyak produk baru sukses yang mereka inginkan dan
bekerja secara mundur untuk memperkirakan investasi litbang yang diperlukan.
B. Produk
1. Pengertian Produk
Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Produk adalah
objek yang sangat vital yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mendatangkan
tingkat keuntungan atau laba yang akan tetap menjaga aktivitas operasional dan kesehatan
keungan perusahaan.
Produk mencakup lebih dari sekedar barang berwujud atau dapat dideteksi dengan
panca indra. Kalau diidentifikasikan secara luas produk meliputi objek secara fisik,
pelayanan, orang, tempat, organisasi, gagasan atau bauran dari semua wujud di atas.12 Dapat
disimpulkan bahwa produk bersifat nyata maupun tidak nyata yang bisa menarik perhatian
dan memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen sehingga konsumen memiliki rasa
kepuasan tersendiri saat membelinya, memiliki dan mengkonsumsinya.
2. Klasifikasi Produk
Istilah klasifikasi produk ini akan sering kita temukan dalam dunia praktik. Klasifikasi
produk diantaranya yaitu:
Berdasarkan Fisik
8
b) atau dikonsumsi sendiri beserta segenap anggota keluarga. Barang konsumsi ini adalah
merupakan kebutuhan rumah tangga, seperti makan, minum, pakaian dan alat rumah
tangga. Barang konsumsi ini dapat dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu: barang
kebutuhan pokok (primer), barang kebutuhan pelengkap (sekunder), dan barang
kebutuhan kemewahan (tersier).
c) Barang industri, yaitu barang yang dibeli dengan tujuan untuk dipakai dalam
perusahaannya dalam rangka menjalankan kegiatan operasional usahanya. Barang
industri dapat berupa bahan dasar yang dibutuhkan, bahan pembantu, perlengkapan
mesin, perlengkapan kantor, pakaian seragam karyawan dan lain sebagainya.
d) Barang komplementer, yaitu barang yang melengkapi barang yang lain, misalnya
sepeda motor harus dilengkapi dengan bensin, onderdil, helm pengaman dan
sebagainya.
e) Barang subtitusi, yaitu barang yang bukannya melengkapi suatu barang lain akan
tetapi justru akan dapat menggantikan atau mensibtitusi barang yang lain. Misalnya
roti atau mie dapat digantikan nasi.
10
d. Tahap Penurunan (Decline)
Pada tahap ini ada beberapa alternative yang harus dilakukan yaitu:
C. Volume Penjualan
Setiap perusahaan mempunyai tujuan ekonomis yaitu untuk mendapatkan laba yang
maksimal. Agar laba yang maksimal dapat diperoleh maka perusahaan harus berusaha
meningkatkan volume penjualan secara berkelanjutan. Volume penjualan adalah banyaknya
jumlah produk yang dijual olehperusahaan kepada konsumen pada periode tertentu, artinya
semakin banyak jumlah produk yang berhasil ditawarkan kepada konsumen maka dengan
demikian keuntungan (profit) yang diperoleh akan semakin besar untuk setiap periode.
Untuk meningkatkan volume penjualan, terdapat lima konsep yang dapat dipilih perusahaan
yaitu konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran dan konsep
pemasaran yang berorientasi pada lingkungan. Dari kelima konsep ini umumnya perusahaan
sering menggunakan konsep pemasaran (The marketing concept) di dalam mencapai
sasarannya.
11
Dengan penjualan akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan semua pihak baik
pembeli maupun penjual. Penjualan yang dilakukan secara positif memberikan efek jangka
panjang dan dapat mempertahankan eksistensi usaha dimasa yang akan datang. Sedangkan,
Pengertian volume penjualan menurut Wiens Anorga menyatakan bahwa volume penjualan
jumlah yang dipandang dari hubungan biaya dalam perusahaan dapat memperkirakan target
unit penjualan untuk memperoleh laba yang ditentukan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
volume penjualan:
a. Kualitas Barang
Turunnya mutu barang dapat mempengaruhi volume penjualan, jika barang yang
diperdagaangkan mutunya menurun dapat menyebabkan pembeli yang sudah menjadi
pelanggan merasa kecewa sehingga mereka berpaling pada barang lain yang mutunya lebih
baik.
b. Selera Konsumen
Selera konsumen tidaklah tetap dan dapat berubah setiap saat, jika selera konsumen
terhadap barang-barang yang kita perjualkan berubah
maka volume penjualan akan turun.
c. Servis terhadap pelanggan
Merupakan faktor penting dalam usaha memperlancar penjualan terhadap usaha dimana
tingkat persaingan semakin tajam. Dengan adanya servis yang baik terhadap para pelanggan
sehingga dapat meningkatkan volume penjualan.
d. Persaingan menurunkan harga jual
Potongan harga dapat diberikan dengan tujuan agar penjualan dan keuntungan
perusahaan dapat ditingkatkan dari sebelumnya. Potongan harga tersebut dapat diberikan
kepada pihak tertentu dengan syarat tertentu pula. Perusahaan yang mampu menghasilkan
produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen maka perusahaan tersebut
dapat menenangkan pasar. Apabila pangsa pasarnya besar maka secara otomatis volume
penjualannya meningkat dan laba yang diperoleh akan semakin besar sehingga hal ini
memberikan kemungkinan bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi bisnisnya.
A. Kualitas Produk
1. Pengertian
Kualitas produk adalah kondisi fisik, fungsi dan sifat suatu produk baik barang atau
jasa berdasarkan tingkat mutu yang diharapkan seperti durabilitas, reliabilitas, ketepatan,
kemudahan pengoperasian, reparasi produk serta atribut produk lainnya dengan tujuan
memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen atau pelanggan.
12
Kualitas produk merupakan salah satu kunci persaingan diantara pelaku usaha yang
ditawarkan kepada konsumen. Konsumen selalu ingin mendapatkan produk yang
berkualitas sesuai dengan harga yang dibayar, walaupun terdapat sebagian masyarakat yang
berpendapat bahwa, produk yang mahal adalah produk yang berkualitas. Jika hal itu dapat
dilaksanakan oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dapat tetap memuaskan para
konsumen dan dapat menambah jumlah konsumen.
Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh setiap
perusahaan apabila menginginkan produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar. Adanya
hubungan timbal balik antara perusahaan dengan konsumen akan memberikan peluang
untuk mengetahui dan memahami apa yang menjadi kebutuhan dan harapan yang ada pada
persepsi konsumen. Maka, perusahaan penyedia produk dapat memberikan kinerja yang
baik untuk mencapai kepuasan konsumen melalui cara memaksimalkan pengalaman yang
menyenangkan dan meminimalisir pengalaman yang kurang menyenangkan konsumen
dalam mengkonsumsi produk.
Berikut definisi dan pengertian kualitas produk dari beberapa sumber buku:
Menurut Kotler dan Armstrong (2012), kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk
dalam memperagakan fungsinya, hal ini termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas,
ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan reparasi produk, juga atribut produk lainnya.
Menurut Nasution (2005), kualitas produk adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi
atau melebihi harapan konsumen.
Menurut Tjiptono (2012), kualitas produk adalah tingkat mutu yang diharapkan dan
pengendalian keragaman dalam mencapai mutu tersebut untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. 9
Menurut Prawirosentono (2002), kualitas produk adalah keadaan fisik, fungsi dan sifat
suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan
memuaskan sesuai nilai uang yang dikeluarkan.
Menurut Kotler dan Keller (2012), kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk
memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang diinginkan
pelanggan.
Menurut Ariani (2003), terdapat beberapa manfaat yang diperoleh dengan menciptakan
kualitas produk yang baik, yaitu:
13
1) Meningkatkan reputasi perusahaan. Perusahaan atau organisasi yang telah
menghasilkan suatu produk atau jasa yang berkualitas akan mendapatkan predikat sebagai
organisasi yang mengutamakan kualitas, oleh karena itu, perusahaan atau organisasi
tersebut dikenal oleh masyarakat luas dan mendapatkan nilai lebih di mata masyarakat.
2) Menurunkan biaya. Untuk menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas perusahaan
atau organisasi tidak perlu mengeluarkan biaya tinggi. Hal ini disebabkan perusahaan atau
organisasi tersebut berorientasi pada (customer satisfaction), yaitu dengan mendasarkan
jenis, tipe, waktu, dan jumlah produk yang dihasilkan sesuai dengan harapan dan
kebutuhan konsumen.
3) Meningkatkan pangsa pasar. Pangsa pasar akan meningkat bila minimasi biaya tercapai,
karena organisasi atau perusahaan dapat menekan harga, walaupun kualitas tetap menjadi
yang utama.
4) Dampak internasional. Bila mampu menawarkan produk atau jasa yang berkualitas,
maka selain dikenal di pasar lokal, produk atau jasa tersebut juga akan dikenal dan diterima
di pasar internasional.
5) Adanya tanggung jawab produk. Dengan semakin meningkatnya persaingan kualitas
produk atau jasa yang dihasilkan, maka organisasi atau perusahaan akan dituntut untuk
semakin bertanggung jawab terhadap desain, proses, dan pendistribusian produk tersebut
untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
6) Untuk penampilan produk. Kualitas akan membuat produk atau jasa dikenal, dalam hal
ini akan membuat perusahaan yang menghasilkan produk juga akan dikenal dan dipercaya
masyarakat luas.
7) Mewujudkan kualitas yang dirasakan penting. Persaingan yang saat ini bukan lagi
masalah harga melainkan kualitas produk, hal inilah yang mendorong konsumen untuk
mau membeli produk dengan harga tinggi namun dengan kualitas yang tinggi pula.
a. Kinerja (performance)
Kinerja adalah karakteristik operasi pokok dari produk inti dan dapat didefinisikan sebagai
tampilan dari sebuah produk sesungguhnya. Performance sebuah produk merupakan
pencerminan bagaimana sebuah produk itu disajikan atau ditampilkan kepada konsumen.
Tingkat pengukuran Performance pada dasarnya mengacu pada tingkat karakteristik dasar
produk itu beroperasi. Sebuah produk dikatakan memiliki Performance yang baik
bilamana dapat memenuhi harapan. Bagi setiap produk/jasa, dimensi performance bisa
berlainan, tergantung pada functional value yang dijanjikan oleh perusahaan. Untuk bisnis
makanan, dimensi performance adalah rasa yang enak.
14
b. Keandalan (reliability)
Keandalan adalah tingkat kendala suatu produk atau konsistensi keandalan sebuah produk
didalam proses operasionalnya di mata konsumen. Reliability sebuah produk juga
merupakan ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan rusak atau gagal dalam suatu
periode waktu tertentu. Sebuah produk dikatakan memiliki reliability yang tinggi bilamana
dapat menarik kepercayaan dari konsumen terkait kualitas keandalan sebuah produk.
Dimensi performance dan reliability sekilas hampir sama tetapi mempunyai perbedaan
yang jelas. Reliability lebih menunjukkan probabilitas produk menjalankan fungsinya.
Kesesuaian adalah sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-
standar yang telah ditetapkan sebelumnya dan dapat didefinisikan sebagai tingkat dimana
semua unit yang diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan.
Definisi diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat conformance sebuah produk dikatakan telah
akurat bilamana produk-produk yang dipasarkan oleh produsen telah sesuai perencanaan
perusahaan yang berarti merupakan produk-produk yang mayoritas diinginkan konsumen.
Daya tahan berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan dan dapat
didefinisikan sebagai suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam kondisi
normal. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis. Semakin besar
frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan
produk.
15
Disini artinya bilamana sebuah produk rusak atau gagal maka kesiapan perbaikan produk
tersebut dapat diandalkan, sehingga konsumen tidak merasa dg. Estetika (Aesthethics)
e. Estetika (Aesthethics)
Estetika adalah keindahan produk terhadap panca indera dan dapat didefinisikan sebagai
atribut-atribut yang melekat pada sebuah produk, seperti warna, model atau desain, bentuk,
rasa, aroma dan lain-lain. Pada dasarnya Aesthetics merupakan elemen yang melengkapi
fungsi dasar suatu produk sehingga kinerja sebuah produk akan menjadi lebih baik
dihadapan konsumen.
Menurut Arif (2012), terdapat lima tingkatan dalam kualitas produk, yaitu:
1) Manfaat inti (Core Benefit). Yaitu jasa atau manfaat inti sesungguhnya yang dibeli dan
diperoleh oleh konsumen. Kebutuhan konsumen paling fundamental adalah manfaat, dan
ini merupakan tingkatan paling fundamental dari suatu produk. Seorang pemasar harus
mampu melihat dirinya sebagai seseorang yang menyediakan manfaat kepada konsumen.
Sehingga konsumen pun pada akhirnya akan membeli produk tersebut karena manfaat inti
yang terdapat didalamnya.
2) Manfaat dasar tambahan (Basic Product). Tingkat selanjutnya seorang pemasar harus
mampu merubah manfaat inti menjadi produk dasar. Pada inti produk tersebut terdapat
manfaat bentuk dasar produk atau mampu memenuhi fungsi dasar produk kebutuhan
konsumen adalah fungsional.
3) Harapan produk (Expected Product). Adalah serangkaian kondisi yang diharapkan dan
disenangi, dimiliki atribut produk tersebut. Kebutuhan konsumen adalah kelayakan.
Misalnya dalam jasa perhotelan harapan konsumen adalah kenyamanan untuk beristirahat
dan menghilangkan kepenatan atas segala aktivitas yang telah dilakukannya.
4) Kelebihan yang dimiliki produk (Augmented Product). Yaitu salah satu manfaat dan
pelayanan yang dapat membedakan produk tersebut dengan pesaing.
16
Kebutuhan konsumen adalah kepuasan. Misalnya di perbankan disediakan suatu produk
tabungan berencana, dimana di dalam produk tersebut nasabah dapat menyimpan dan
menginvestasikan dananya sekaligus mendapatkan jaminan asuransi jiwa dan kesehatan
dengan membayar sejumlah premi tambahan tertentu. Kelebihan tawaran produk tersebut
yang dicari oleh nasabah.
5) Potensi masa depan produk (Potensial Product). Artinya bagaimana harapan masa
depan dengan produk tersebut apabila terjadi perubahan dan perkembangan teknologi serta
selera konsumen. Kebutuhan konsumen adalah masa depan produk. Misalnya kemudahan
untuk membayar tagihan telepon, listrik, air atau tagihan lainnya
1) Transcendental approach
Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui tetapi sulit didefinisikan
dan dioperasionalkan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam seni musik, drama,
seni tari, dan seni rupa. Selain perusahaan dapat mempromosikan produknya dengan
pertanyaan-pertanyaan seperti tempat berbelanja yang menyenangkan (supermarket),
elegan (mobil), kecantikan wajah (kosmetik) kelembutan dan kehalusan kulit (sabun
mandi), dan lain-lain.
Dengan demikian fungsi perencanaan, produksi, dan pelayanan suatu perusahaan sulit
sekali menggunakan definisi ini sebagai dasar manajemen kualitas.
2) Product-based approach
17
3) User-based approach
Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang
yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan referensi seseorang (misalnya
perceived quality) merupakan produk yang berkualitas yang paling tinggi. Perspektif yang
subjektif dan demand-oriented juga menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda memiliki
kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama
dengan kepuasan maksimum yang dirasakan. Kepuasan seseorang tentu akan berbeda-
beda pula, begitu juga dengan pandangan seseorang terhadap kualitas suatu produk pasti
akan berbeda-beda pula pandangannya. Suatu produk yang dapat memenuhi keinginan dan
kepuasan seseorang, belum tentu dapat memenuhi kepuasan orang lain.
4) Manufacturing-based approach
5) Value-based approach
Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga dengan
mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan sebagai
affordable excellence. Kualitas dalam perspektif ini bernilai relatif, sehingga produk yang
memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang
paling bernilai adalah produk atau jasa yang paling tepat dibeli.
1. Sumber daya manusia adalah unsur utama yang memungkinkan terjadinya proses
penambahan nilai.
18
2. Metode. Hal ini meliputi prosedur kerja dimana setiap orang harus melaksanakan kerja
sesuai dengan tugas yang dibebankan pada masing-masing individu. Metode ini
merupakan prosedur kerja terbaik agar setiap orang dapat melaksanakan tugasnya secara
efektif dan efisien.
3. Mesin. Mesin atau peralatan yang digunakan dalam proses penambahan nilai menjadi
output. Dengan memakai mesin sebagai peralatan pendukung pembuatan suatu produk
memungkinkan berbagai variasi dalam bentuk, jumlah, dan kecepatan proses penyelesaian
kerja
4. Bahan. Bahan baku yang diproses produksi agar menghasilkan nilai tambah menjadi
output, jenisnya sangat beragam. Keragaman bahan baku yang digunakan akan
mempengaruhi nilai output yang beragam pula.
5. Ukuran. Dalam setiap tahap produksi harus ada ukuran sebagai standar penilaian agar
setiap tahap produksi dapat dinilai kinerjanya. Kemampuan dari standar ukuran tersebut
merupakan faktor penting untuk mengukur kinerja seluruh tahapan proses produksi,
dengan tujuan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan rencana.
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari makalah ini, dapat disimpulkan bahwa dalam berinovasi setiap
perusahaan pasti mengalami kesulitan, jadi inovasi dan kreativitas sangat diperlukan oleh
sebuah perusahaan agar tetap bisa bersaing di pasar sehingga perusahaan memiliki daya tarik
tersendiri juga memiliki perbedaan dengan kompetitor sehingga usaha yang dikembangkan
tetap berjalan. Untuk dapat mempertahankan usaha yang digeluti juga meningkatkan
keuntungan dari penjualan produk ditengah banyaknya pesaing, perusahaan juga harus
melakukan pemgembangan produk baru. Pengembangan produk baru meliputi produk asli ,
perbaikan produk, modifikasi produk, dan merk baru lewat usaha milik perusahaan. Tujuan
dilakukannya pengembangan produk ialah untuk memberikan nilai maksimal bagi konsumen,
memenangkan persaingan perusahaan dengan memilih produk yang inovatif, produk yang
dimodifikasi serta mempunyai nilai yang tinggi baik dalam desain warna, ukuran, kemasan,
merek dan lain-lain. Selain pengembangan produk, perusahaan juga harus memperhatikan
kualitas produk yang dijual. Kualitas produk juga merupakan kunci utama untuk memastikan
bisnis sebuah perusahaan mengalami tingkat pertumbuhan yang baik, dengan jaminan kualitas
produk yang baik selain peningkatan keuntungan perusahaan juga akan meningkatkan image
atau reputasi perusahaan.
B. SARAN
Demikian pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan. Besar harapan kami
makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan
pengetahuan dan referensi. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat
disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang
20
DAFTAR PUSTAKA
Saliq, NC. (2017). BAB II LANDASAN TEORI. Blog NC. Saliq. http://repo.iain-tulungagung.
cc.id/5670/5/BAB%20II.pdf.
Muchlisin Riadi. (2020). Kualitas Produk : Pengertian, Manfaat, Dimensi, Perspektif, dan
Tingkatan. Diakses pada 14 Desember 2022, dari https://www.com/2020/02/kualitas-produk-
pengertian-manfaat-dimensi-perspektif-dan-tingkatan.html
21