Anda di halaman 1dari 8

Studi Kasus : JIM FKep Volume I Nomor 1 Tahun 2023

PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN POST SECTIO CAESAREA DENGAN


OLIGOHIDRAMNION: STUDI KASUS

Application of Nursing Care Post Caesarean Section with Oligohidramnion: A Case


Study

Tessya Melzana1, Aida Fitri2, Mariatul Kiftia2


1
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Maternitas Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Email: tessyamelzana60@gmail.com

ABSTRAK

Data World Health Organization (WHO), menunjukan persalinan sectio caesarea (SC) mencapai 5%-15% per
1000 kelahiran di dunia dengan salah satu penyebab adalah oligohidramnion. Pada tahun 2021, kelahiran
dengan SC di RSUDZA Banda Aceh sebesar 44,31%. Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air
ketuban kurang dari normal yaitu kurang dari 500 cc. Oligohidramnion bisa menyebabkan tekanan darah tinggi,
masalah plasenta, pertumbuhan amnion yang kurang baik, dan ketuban pecah dini. Komplikasi yang terjadi pada
oligohidramnion yaitu persalinan dilakukannya dengan induksi dan persalinan dilakukan dengan tindakan sectio
caesarea. Oleh karena itu, dibutuhkan asuhan keperawatan lebih lanjut pada ibu post sectio caesarea dengan
oligohidramnion. Tujuan studi kasus ini untuk mengetahui penerapan asuhan keperawatan pada Ny.FS post
sectio caesarea dengan oligohidramnion. Diagnosa keperawatan yang diangkat adalah risiko perdarahan, nyeri
akut, defisit pengetahuan, dan risiko infeksi. Intervensi yang diterapkan berdasarkan evidence based seperti
manajemen nyeri secara nonfarmakologi yaitu teknik relaksasi napas dalam, relaksasi benson, hand hygiene,
posisi semi fowler, pendidikan kesehatan terkait dengan manajemen laktasi, demonstrasi pijat oksitosin,
perawatan payudara, pemberian terapi antibiotik, dan perawatan luka post SC. Hasil evaluasi menunjukan
bahwa masalah risiko perdarahan teratasi, nyeri akut teratasi, defisit pengetahuan teratasi sebagian, dan risiko
infeksi teratasi. Disarankan kepada perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan yang komprehensif
berdasarkan evidence based practice terkait pasien post partum khususnya dengan post sectio caesarea dengan
oligohidramnion dan menjadikan tulisan ini sebagai referensi dalam menerapkan asuhan keperawatan.

Kata Kunci: Asuhan Keperawatan, Oligohidramnion, Sectio Caesarea

ABSTRACT

Data from the World Health Organization (WHO) shows that Sectio Caesarea (SC) delivery reaches 5%-15%
per 1000 births worldwide, with one of the causes being oligohydramnios. In 2021, SC births at dr.
ZainoelAbidin Regional Public Hospital (RSUDZA) of Banda Aceh amounted to 44.31%. Oligohydramnios is a
condition where the amniotic fluid is less than average, which is 500 ccs. Oligohydramnios can cause high blood
pressure, placental problems, poor amniotic growth, and premature rupture of membranes. Complications in
oligohydramnios are induction of labor and delivery by caesarean section. Therefore, other nursing care is
needed in post-caesarean section mothers with oligohydramnios. This case study aimed to determine the
implementation of nursing care to Mrs. FS's post-caesarean section with oligohydramnios. The nursing
diagnoses are the risk of bleeding, acute pain, knowledge deficit, and risk of infection. Interventions were
applied based on evidence-based such as non-pharmacological pain management, namely deep breath relaxation
techniques, Benson relaxation, hand hygiene, semi fowler position, health education related to lactation
management, oxytocin massage demonstration, breast care, administration of antibiotic therapy, and post SC
wound care. The evaluation results showed that the problem of bleeding risk was resolved, acute pain was
resolved, the knowledge deficit was partially resolved, and the risk of infection was resolved. It is suggested that
nurses can implement comprehensive nursing care based pratctice related to post partum patients, especially
with post sectio caesarea with oligohidramnions and make this paper a reference in implementing nursing care.

Keywords: Nursing care, oligohydramnios, sectio caesarea

1
Studi Kasus : JIM FKep Volume I Nomor 1 Tahun 2023

PENDAHULUAN bahwa ibu hamil yang melahirkan secara


Oligohidramnion merupakan salah sectio caesarea di RSUDZA Banda Aceh
satu komplikasi yang terjadi pada masa sebesar 44,31%. Hal tersebut juga ditemukan
kehamilan yang memiliki karakteristik pada penelitian Sugiyarti (2016), dengan ibu
jumlahnya kurang dari 500 cc, kental dan hamil riwayat sectio caesarea sebesar 32,76%.
bercampur mekonium, serta indeks cairan Dan jumlah persalinan dengan sectio caesarea
amnion 5 cm atau kurang (Kenneth, 2013). di ruangan Arafah 2 RSUDZA bulan terkahir
Menurut Mohamed (2015), kejadian yaitu dari bulan September sampai dengan
oligohidramnion di Indonesia sebesar 60,0% November adalah sebanyak 135 orang.
pada primigravida. Untuk jumlah kasus Berdasarkan urain diatas, penulis ingin
oligohidramnion di Ruang Arafah 2 RSUDZA membahas lebih lanjut tentang “Asuhan
minggu pertama desember tahun 2022 adalah Keperawatan Pada Ny. FS Post Sectio
sebanyak 7 orang. Caesarea dengan Oligohidramnio Di Ruang
Cairan ketuban merupakan prediktor Arafah 2 RSUDZA Banda Aceh Tahun 2022”.
toleransi janin terhadap persalinan. Apabila
menurun akan berpengaruh pada peningkatan GAMBARAN KASUS
resiko pada denyut jantung janin dan Ny. FS berusia 41 tahun (P2A1) di
mekonium, persalinan sectio caesarea, rawat di Ruang Arafah 2 RSUDZA dengan
APGAR skor yang rendah pada menit riwayat post sectio caesarea dengan
pertama, berat badan lahir < 2500 gram, dan oligohidramnion. Hari rawatan pertama Ny.
perawatan bayi di NICU. FS mengeluhakan nyeri pada luka SC, darah
Salah satu komplikasi dari nifas (lokea: rubra) banyak, pusing, dan ASI
oligohidramnion adalah dilakukannya tindakan sedikit. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik
sectio caesarea. Ini dikarenakan janin didapatkan tekanan darah 167/99 mmHg,
menghasilkan sangat sedikit cairan ketuban. respirasi 22 x/menit, nadi 81 x/menit dan suhu
Hal ini dapat disebabkan karena ketuban pecah 36,5 0C. Untuk pemeriksaan skala nyeri
dini dan pertumbuhan amnion yang kurang numeric rating scale didapatkan hasil nyeri
baik. diakibatkan luka post SC, dengan intensitas 5
Persalinan sectio caesarea (SC) NRS dan memberat ketika bergerak dan
merupakan tindakan yang dilakukan untuk tersentuh lebih kurang 10-15 menit.
melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gram Pengkajian lain yang didapatkan darah nifas
melalui sayatan pada dinding uterus banyak, dihari kedua rawatan Ny.FS sudah 5
(Prawirohardjo, 2014). Menurut World Health kali ganti pembalut dengan darah yang sudah
Organization (WHO) tahun 2018, rata-rata keluar lebih kurang 300 cc. Pasien mengeluh
persalinan sectio caesarea yaitu 5%-15% per pusing, nyeri dibagian bawah abdomen,
1000 kelahiran di dunia. Di negara maju, merasa mual, pasien tampak lemas, dan TFU 2
prevalensi angka kejadian persalinan sectio jari dibawah pusat. Data lain yang didapatkan
caesarea mengalami peningkatan yaitu 46 % adalah pasien mengatakan ASI sedikit, bayi
di Cina dan 25% di Asia, Eropa, dan Amerika. hanya menghisap bagian puting saja
Sedangkan prevalensi sectio caesarea di dikarenakan menurut pasien putingnya besar,
Indonesia berdasarkan data dari Kemenkes RI bayi tidak menghisap secara terus menerus,
sebanyak 927.000 dari 4.039.000 persalinan. dan tidak mengetahui terkait pijat oksitosin
Sehingga jumlah persalinan dengan sectio dan tidak pernah melakukannya, serta pasien
caesarea di Indonesia mencapai sekitar 30% tidak ada mendapatkan informasi mengenai
sampai dengan 80% dari total persalinan pijat oksitosin. Hasil observasi didapatkan saat
(Kemenkes RI, 2020). di inspeksi tampak luka lecet dibagian puting
Menurut penelitian yang dilakukan sebelah kanan, dagu bayi tidak menempel di
oleh Nora & Amalia (2021), menunujukan payudara, aerola ibu tidak masuk keseluruhan

2
Studi Kasus : JIM FKep Volume I Nomor 1 Tahun 2023

ke mulut bayi, dan bayi menangis saat disusui. pembalut dalam sehari (±150cc/hari), pasien
Kemudian saat pengkajian lanjutan, perban mengeluh pusing sesekali.
luka post SC sudah 2 hari belum diganti dari Dan dihari terakhir saat diinspeksi
hari pertama pasien selesai operasi. Untuk tidak terdapat tanda-tanda perdarahan
hasil pemeriksaan laboratorium pasien pada (ekimosis, petekie, dan gusi berdarah), luka
tangga 02 Desember 2022, leukosit pasien post SC sudah mulai kering, tidak terdapat
diatas normal yaitu 14,25 103/mm3. kemerahan, bengkak, dan bernanah serta hasil
Berdasarkan hasil data subjektif dan trombosit terkhir tanggal 02 Desember 2022
data objektif yang telah dijelaskan diatas, yaitu 268 103/mm3. Sehingga masalah resiko
dapat disimpulkan masalah keperawatan yang perdarahan teratasi.
diangkat adalah risiko perdarahan
berhubungan dengan komplikasi pasca partum, Nyeri Akut
nyeri akut berhubungan dengan agen cedera Setelah dilakukan perawatan selama 3
fisik (luka post SC), defisit pengetahuan hari rawatan didapatkan: pasien mengatakan
tentang manajemen laktasi, pijat oksitosin, dan sakit pada bekas luka operasi, sakit memberat
perawatan payudara berhubungan dengan ketika bergerak dan ketika disentuh terasa
kurang terpapar informasi, dan risiko infeksi seperti nyut-nyutan. Pada saat inspeksi
berhubungan dengan efek prosedur invasif. didapatkan pasien terlihat meringis ketika
Dari diagnosa pertama yaitu risiko tangan digerakkan, pasien terlihat memegang
perdarahan, maka intervensi yang akan area perutnya, dan pasien bersikap berhati-hati
dilakukan adalah memonitor tanda dan gejala ketika menggerakkan badannya. Pada
perdarahan, memonitor kondisi luka dan pemeriksaan tanda vital didapatkan TD:
balutan, observasi lokea, kolaborasi pemberian 142/95 mmHg, Nadi: 80 x/menit, RR: 21
analgesik. Untuk diagnosa nyeri akut, x/menit, T: 37 oC.
intervensi yang akan dilakukan adalah Data dihari terakhir rawatan, pasien
pengkajian nyeri secara komprehensif dan sudah mampu duduk dan berjalan sendiri
memberikan manajemen nyeri non kekamar mandi, perban luka SC sudah diganti
farmakologis yaitu teknik relaksasi nafas dan tertutup perban opsite. Skala nyeri 1 NRS.
dalam dan teknik relaksasi benson, serta Pasien tidak mengeluhkan nyeri lagi sehingga
pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri. masalah nyeri akut teratasi.
Untuk diagnosa defisit pengetahuan, intervensi
yang akan dilakukan adalah mengkaji Defisit Pengetahuan
pengetahuan ibu tentang ASI, memonitor Setelah dilakukan perawatan selama 3
kemampuan bayi untuk menghisap, ajarkan hari rawatan didapatkan: pasien mengatakan
ibu metode perlekatan yang benar, pijat sudah mengetahui manfaat pijat oksitosin,
oksitosin, dan posisi menyusi yang benar. posisi menyusi yang benar setelah dijelaskan
Untuk diagnosa terakhir risiko infeksi, maka dan dipraktekan.
intervensi yang akan dilakukan adalah Hari rawatan terkahir, pasien
memonitor vital sign dan kaji adanya mengatakan ketika mandi pagi pasien
peningkatan suhu, monitor tanda dan gejala melakukan perawatan payudara dengan cara
infeksi, memonitor hasil laboratorium, dan membersihkan, melakukan pemijatan
lakukan pemberian antibiotik. payudara, dan akan mempraktekan ketika
dirumah bagaimana posisi menyusi yang benar
HASIL dan perlekatan posisi pada ibu dan bayi saat
Risiko Perdarahan menyusui. Pasien mengatakan lebih sering
Setelah dilakukan perawatan selama 3 hari melakukan posisi menyusui dengan cara
rawatan didapatkan: luka tertutup perban cradle hold dan akan melakukan pijat
opsite, lokea rubra dengan 3 kali ganti oksitosin dirumah dengan bantuan suami

3
Studi Kasus : JIM FKep Volume I Nomor 1 Tahun 2023

untuk melancarkan ASI. Dan ketika dilihat ibu untuk mempertahankan keseimbangan pada
menyusui bayi, ibu dan bayi sudah melakukan endotel vaskular yang akan menyatukan
perlekatan yang benar tampak dagu bayi sekelompok trombosit menjadi fibrin sehingga
menempel pada payudara, dan aeorola masuk mencegah kehilangan darah secara signifikan.
kedalam mulut bayi. Sehingga masalah defisit Selama hari rawatan Ny. FS mendapatkan
pengetahuan terkait pijat oksitosin, perawatan transamin 500 g/18 jam (IV)
payudara dan manajemen laktasi teratasi. Evaluasi yang didapatkan selama 3
hari rawatan Ny. FS mengatakan pusing sudah
Risiko Infeksi berkurang dan darah nifas (lokea) sudah
Setelah dilakukan perawatan selama 3 berkurang dari sebelumnya dengan frekuensi
hari rawatan didapatkan: pasien mengatakan mengganti pembalut 2-3 kali sehari. Hasil
jika luka SC masih tertutup perban dan observasi didapatkan tidak ditemukan adanya
terkadang masih terasa nyeri, hasil tanda-tanda perdarahan yang terjadi pada Ny.
pemeriksaan laboratorium pada tanggal 02 FS, antibiotik dihentikan dihari ketiga rawatan,
Desember 2022, leukosit pasien diatas normal dan nilai trombosit dalam batas normal yaitu
yaitu 14,25 103/mm3 dan neutrofil batang: 0% 268 103/mm3. Selama proses evaluasi masalah
(rendah). risiko perdarahan pada Ny. FS teratasi.
Data dihari terakhir didapatkan: luka
post SC terlihat menutup sempurna, dengan Nyeri Akut
keadaan sudah mulai kering, tidak bernanah, Intervensi yang dilakukan pada
tidak ada kemerahan, tidak bengkak, terdapat diagnosa nyeri akut adalah identifikasi lokasi,
nyeri tekan pada abdomen dan tinggi fundus karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
uteri 2 jari dibawah pusat. Selama hari intensitas, skala nyeri, identifikasi respon nyeri
rawatan, tidak terdapat adanya tanda-tanda secara non verbal, identifikasi faktor yang
terjadinya infeksi pada luka post SC. Sehingga memperberat dan memperingan nyeri, berikan
masalah risiko infeksi teratasi. teknik non farmakologis, kontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri (suhu ruangan,
PEMBAHASAN pencahayaan, kebisingan), kolaborasi
Risiko Perdarahan pemberian analgetik.
Intervensi yang akan dilakukan pada Implementasi yang telah yang
pasien dengan risiko perdarahan yaitu monitor dilakukan adalah mengkaji nyeri secara
tanda dan gejala perdarahan, monitor nilai komprehensif, mengajarkan terapi non
trombosit, monitor kondisi luka post sectio farmakologis yaitu teknik relaksasi nafas
caesarea, anjurkan segera melapor jika ada dalam, terapi relaksasi benson dan pemberian
tanda dan gejala perdarahan, kolaborasi obat analgesik untuk pasienm (Gupta, 2014).
pemberian kortikosteroid. Pada diagnosa nyeri akut, perawat
Implementasi yang telah dilakukan mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam.
pada NY.FS adalah memonitor tanda dan Teknik relaksasi nafas dalam bertujuan untuk
gejala perdarahan, memonitor koagulasi dan menurunkan nyeri dengan merilekskan
kolaborasi produk darah TC dan PRC namun kekakuan otot yang menunjang nyeri. Teknik
selama 3 hari rawatan tidak ada instruksi untuk relaksasi terdiri atas nafas abdomen dengan
melakukan transfusi TC dan PRC. Selain itu frekuensi lambat, berirama. Pasien dapat
implementasi yang dilakukan adalah menutup matanya dan menariknafas dengan
melakukan memonitor kondisi luka penting perlahan dan nyaman (Smeltzer et al., 2010).
bagi ibu post partum sectio caesarea dengan Prinsip kerja dari teknik relaksasi nafas dalam
penurunan jumlah trombosit. Menurut yaitu dengan mengutamakan ketenangan
Fountain, Lappin & Sarah (2021) dimana pikiran. Teknik relaksasi nafas dalam bisa
manfaat trombosit di dalam tubuh adalah dilakukan dengan cara tarik nafas dalam, lalu

4
Studi Kasus : JIM FKep Volume I Nomor 1 Tahun 2023

tahan selama 5 detik, dan hembuskan secara Defisit Pengetahuan


perlahan-lahan (Laila, 2011). Implementasi Intervensi yang dilakukan adalah
teknik nonfarmakologi lain yang diajarkan identifikasi kesiapan pasien dalam menerima
yaitu terapi relaksasi benson. Tenik relaksasi informasi, sediakan materi dan media
benson merupakan gabungan antara teknik pendidikan kesehatan, berikan kesempatan
relaksasi dengan keyakinan yang diyakini oleh untuk bertanya, jadwalkan pendidikan
pasien. Teknik relaksasi benson akan kesehatan sesuai kesepakatan, jelaskan faktor
menghambat aktifitas saraf simpatis yang resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan,
dapat menurunkan konsumsi oksigen oleh anjurkan perilaku hidup sehat.
tubuh sehingga otot-otot tubuh menjadi rileks Implementasi yang dilakukan pada
yang akan menimbulkan perasaan tenang dan Ny. FS adalah berupa pendidikan kesehatan,
nyaman (Purwanto, 2006). demonstrasi pijat oksitosin, perawatan
Pada penelitian yang dilakukan oleh payudara yaitu pijat payudara, posisi menyusui
Astutiningrum & Fitriyah (2019), setelah yang benar dan perlekatan yang benar saat ibu
dilakukannya tindakan keperawatan non menyusui bayi. Perawatan payudara bertujuan
farmakologi terapi relaksasi benson untuk untuk meningkatkan produksi ASI dengan cara
mengurangi nyeri pada ibu post partum dengan melakukan pemijatan pada tulang belakang
sectio caesaria didapatkan hasil bahwa sampai tulang costae kelima-keenam untuk
terdapat penurunan nyeri yang dirasakan merangsang hormon-hormon prolaktin dan
pasien dari skala berat menjadi sedang. oksitosin setelah melahirkan. Sehingga perlu
Menurut Rosalina, (2017) Murrottal Al-Qur’an dilakukan pijat oksitosin untuk mengatasi
merupakan cara efektif dengan cara ketidaklancaran ASI (Sulaeman, et al, 2019).
mendengarkan alquran menggunakan media. Menurut Kiftia (2016), pijat oksitosin dapat
Walaupun manfaat nya tidak seperti membaca merangsang nuerotransmitter dari hipofisis
langsung, tetapi hal tersebut akan anterior dan posterior yang akan merangsang
mempengaruhi kerja otak. Ketika didengarkan hormon prolaktin dan oksitosin sehingga ASI
Murottal Al-Qur’an, maka neuropeptide akan lancar, meningkatkan kenyamanan, dan
diproduksi oleh otak yang akan mengurangi ketenangan. Selanjutnya implementasi yang
ketegangan emosi, memberikan rasa nyaman dilakukan adalah mengajarkan perawatan
dan rileks. Selanjutnya penatalaksananan payudara. Perawatan payudara yang dilakukan
farmakologis yang diberikan adalah obat-obat 2 kali sehari (pagi dan sore) akan membantu
anti nyeri. Pemberian analgesik mampu meningkatkan produksi ASI yang membuat
menghambat produksi prostaglandin dari rangsangan yang memberikan aktifnya hormon
jaringan yang mengalami trauma atau prolaktin karena pijatan payudara (Wijayanti
inflamasi (Aini, Sudaryanto & Nilasari, 2018). & Setiyaningsih, 2016).
Pasien mendapatkan Ketorolac 30 mg/18 jam, Teknik menyusui yang benar dapat
Kaltrofen 18 jam (supp), dan dexketoprofen 1 dilakukan dengan cara memberikan ASI
amp/8 jam. kepada bayi dengan perlekatan dan posisi
Evaluasi yang didapatkan selama 3 menyusui ibu dengan benar. Indikator dalam
hari rawatan Ny. FS mengatakan nyeri sudah proses menyusui yang efektif meliputi posisi
jauh berkurang dengan skala nyeri 1 NRS. ibu dan bayi yang benar (body position),
Pasien sudah mampu berjalan kekamar mandi perlekatan bayi yang tepat. Menyusui dengan
dan sudah mampu beraktifitas dari hari teknik yang salah akan mengakibatkan puting
sebelumnya. Selama proses evaluasi masalah susu menjadi lecet, ASI tidak keluar secara
nyeri akut pada Ny. FS teratasi. optimal sehingga produksi ASI menurun, dan
bayi akan enggan menyusu. Hal ini dapat
berpengaruh terhadap bayi yaitu kebutuhan
ASI bayi tidak tercukupi. Teknik menyusui

5
Studi Kasus : JIM FKep Volume I Nomor 1 Tahun 2023

dan perlekatan yang benar akan mendorong darah di sela-sela jahitan, terasa panas di area
keluarnya ASI secara optimal sehingga jahitan, bengkak dan nyeri saat disentuh
keberhasilan menyusui akan tercapai (Rinatal , (Septiari, 2012). Selanjutnya implementasi
Rusdyati, & Sari, 2016). yang sudah dilakukan adalah melakukan
Evaluasi yang didapatkan selama 3 perawatan/ pergantian perban luka post operasi
hari rawatan adalah pasien sudah mengetahui SC tujuannya untuk mencegah terjadinya
dan mempraktekan pijat oksitosin, manfaat infeksi dan mempercepat penyembuhan luka.
dari pijat oksitosin, sudah melakukan Manajemen perawatan luka yang dilakukan
perawatan payudara, posisi perlekatan benar, secara rutin dan optimal dapat
menyusui yang sering dilakukan adalah cradle mempertahankan prinsip aseptik sehingga
hold. Hasil observasi pasien tampak menyusi menunjang percepatan proses penyembuhan
dengan benar, dagu bayi sudah menempel di luka pada pasien post SC (Tampilang, Rambi,
payudara ibu dan aeorola sebagian besar & Gansalangi, 2018).
masuk kemulut bayi. Selama proses evaluasi Evaluasi yang didapatkan selama 3
masalah defisit pengetahuan terkait pijat hari rawatan adalah tidak ditemukan adanya
oksitosin dan perawatan payudara pada nyeri tanda dan gejala terjadinya infeksi pada NY.
Ny. FS teratasi. FS, peningktakan suhu, luka bekas operasi
tampak kering, luka tertutup perban opsite,
Risiko Infeksi tidak terdapat kemerahan, bernanah, dan pus,
Intervensi yang dilakukan adalah namun hasil laboratorium terakhir
monitor vital sign dan kaji adanya peningkatan pemeriksaan leukosit adalah 14,25 103/mm3.
suhu tubuh, monitor tanda dan gejala infeksi, Selama proses evaluasi masalah risiko infeksi
monitor hasil laboratorium pada pemeriksaan pada nyeri Ny. FS teratasi.
leukosit, cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien, jelaskan tanda dan KESIMPULAN
gejala infeksi, ajarkan cara mencuci tangan 1. Perawat telah melakukan pengkajian pada
dengan benar, dan kolaborasi dalam pemberian Ny. FS sehingga didapatkan data dan
antibiotik. masalah keperawatan yang dialami pasien.
Implementasi yang sudah dilakukan Data yang didapatkan kemudian
untuk mencegah terjadinya infeksi. dikelompokan dan dianalisa untuk
Pemantauan hasil laboratorium bertujuan menegakan diagnosa keperawatan. Pada
untuk membantu menegakkan diagnosa tahap pengkajian pasien masuk dengan
penyakit, memantau perjalanan penyakit serta diagnosa tambahan air ketuban sedikit,
menentukan prognosis penyakit. Implemtasi tekanan darah tinggi selama usia kehamilan
yang dilakukan selanjutnya adalah mencuci 5 bulan sampai setalah melahirkan, darah
tangan sebelum dan sesudah bersentuhan nifas (lokea) banyak, belum mengetahui
dengan pasien. Menurt Elvira, et al (2012), posisi menyusui yang benar dan pasien
Tangan merupakan agen yang membawa mengeluh nyeri dibagian luka post operasi.
kuman sehingga menyebabkan patogen Kemudian pada saat pengkajian pasien
berpindah dari satu orang ke orang yang lain, tidak mengetahui tentang pijat oksitosin
baik secara kontak langsung maupun kontak dan didapatkan hasil laboratorium kadar
tidak langsung (menggunakan permukaan leukosit 14,25 103/mm3.
yang lain seperti handuk, gelas, pintu, dan 2. Setelah data diolah, maka didapatkan 4
lain-lain) (Kemenkes, 2020). Gejala infeksi diagnosa keprawatan pada Ny. FS yaitu,
daerah operasi pada pasien pasca pembedahan risiko perdarahan, menyusui tidak efektif,
akan terlihat jahitan di kulit perut tampak nyeri akut, defisit pengetahuan terkait (pijat
merah dan meradang, terasa sangat gatal, oksitosi, manajemen laktasi dan perawatan
keluar cairan putih kekuningan (pus) atau payudara), dan risiko infeksi.

6
Studi Kasus : JIM FKep Volume I Nomor 1 Tahun 2023

3. Intervensi yang dilakukan untuk risiko 6. Dokumentasi pada Ny. FS dilakukan


perdarahan dengan monitor tanda dan dengan mengisi catatan perkembangan di
gejala perdarahan, monitor nilai trombosit, buku status pasien di ruang Arafah 2
kondisi luka dan balutan pada post sectio RSUDZA.
caesarea, anjurkan segera melapor jika ada
tanda gejala perdarahan, dan UCAPAN TERIMA KASIH
menganjurkan pasien untuk makan makan Penulis mengucapkan terima kasih
tinggi protein. Untuk nyeri akut adalah kepada Ibu Ns. Aida Fitri, M.Kep dan Ns.
dengan manajemen nonfarmakologis Mariatul Kiftia, M.Kep selaku dosen
(teknik relaksasi nafas dalam dan relaksasi pembimbing dan pihak Rumah Sakit Umum
benson) serta pemberian analgesik. Untuk dr. Zainoel Abidin khususnya di ruang Arafah
defisit pengetahuan adalah dengan 2 yang telah membantu, menyumbangkan
memberikan pendidikan kesehatan dan keahlian dan mengevaluasi hasil studi kasus
mengajarkan terkait pijat oksitosin, ini demi menjamin kualitas dan dampak
perawatan payudara, posisi menyusui yang substantif jurnal ini dalam proses publikasi.
benar, dan perlekatan bayi yang benar.
Untuk risiko infeksi adalah dengan REFERENSI
pemantauan tanda-tanda infeksi, perawatan Gupta, R. (2014). Pain Management :
luka SC dan pemberian antibiotik pada Essential Topic For Examination.
pasien London, United Kingdom
4. Implementasi yang dilakukan kepada (Uk): Springer Inc.
pasien sesuai dengan intervensi. Kemenkes RI. (2013). Hasil Riset Kesehatan
Implementasi yang diberikan tidak hanya Dasar Tahun 2013. Kementrian
berfokus kepada pasien, namun juga Kesehatan RI.
melibatkan keluarga dalam melakukan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.,
perawatan sehingga informasi yang (2018). Profil Kesehatan Indonesia
didapatkan keluarga dapat diaplikasikan Tahun 2017. Kemenkes RI.
dalam merawat pasien dirumah. Kementerian Kesehatan Republik
5. Evaluasi didapatkan pada risiko perdarahan Indonesia. (2020). Profil
yaitu tidak terdapat tanda-tanda perdarahan, Kesehatan Indonesia Tahun 2020.
kemerahan, bengkak dan bernanah. Pada Kenneth J. Leveno et al. (2013). Obstetri
diagnosa Nyeri akut yaitu skala nyeri 1 Williams. Jakarta: EGC.
NRS, pasien sudah mampu beraktifitas dan Kiftia, M. (2016). Pengaruh Terapi Pijat
tidak ada keluhan nyeri. Pada diagnosa Oksitosin Terhadap Produk Asi Pada
defisit pengetahuan terkait (pijat oksitosin, Ibu Post Partum. Jurnal Ilmu
manajemen laktasi dan perawatan Keperawatan, 3(1), 42-49.l
payudara) pasien sudah mampu Laila. N. N. (2011). Buku Pintar
mempraktekan pijat oksitosin. Perlekatan Menstruasi. Yogyakarta : Buku Biru.
dan posisi menyusi yang benar, dan Lumentut, A & Tandean, H. (2015).
melakukan perawatan payudara. Pada Resiko Maternal Dan Luaran
diagnosa risiko infeksi teratasi namun tidak Perinatal Dengan
ada pemeriksaan laboratorium lanjutan Oligohidramnion. Jurnal
untuk mnegtahui nilai leukosit terbaru Kedokteran Komunitas dan Tropik.
pasien. Pada saat pergantian perban tertutup Vol.3, No.3:1-3.
opsite, luka pasien tampak sudah mulai Manuaba, et. Al. (2007). Pengantar Kuliah
kering, dan tidak terdapat nanah maupun Obstetri. Jakarta: EGC.
kemerahan disekitar luka operasi. Nora & Amalia. (2021). Gambaran Kasus
Obstetri Di Rumah Sakit Umum

7
Studi Kasus : JIM FKep Volume I Nomor 1 Tahun 2023

Dr. Zainoel Abididn (Rsudza)


Banda Aceh Di Era Covid-19.
Jurnal Kedokteran Nanggroe
Medika, 4(4), 1-8.
Purwanto. (2010). Pemeriksaan Laboratorium
Pada Penderita Demam Berdarah
Dengue. Media Litbang Kesehatan.
Rahmatullah, I. (2019). 9 Bulan Menjalani
Kehamilan Dan Persalinan Yang
Sehat. PT Gramedia Pustaka
Utama.
Rinatal, E., Rusdyati, T., & Sari, P. A.
(2016). Teknik Menyusui Posisi,
Perlekatan Dan Keefektifan
Menghisap - Studi Pada Ibu
Menyusui Di Rsud Sidoarjo. Jurnal
Temu Ilmiah Pengabdian
Masrakat. 128-139.
Rosalina. (2017). Pengaruh Massage
Effleurage Terhadap Pengurangan
Rasa Nyeri Pada Persalinan
Kala I Fase Aktif. Caring. 1(2). 55-
61.
Septiari, B. B. (2012). Infeksi Nosokomial.
Edisi Pertama. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Tim Pokja Sdki Dpp Ppni. (2017). Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia
Definisi Dan Indikator
Diagnostik . Jakarta : Dewan
Pengurusan Ppni.
Tim Pokja Siki Dpp Ppni. (2018). Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia
(Siki). Edisi 1. Jakarta: Persatuan
Perawat Indonesia.
Tim Pokja Sdki Dpp Ppni. (2019). Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia
Definisi Dan Indikator
Diagnostik . Jakarta : Dewan
Pengurusan Ppni.
Wijayanti, T., & Setiyaningsih, A. (2016).
Efektifitas Breast Care Post Partum
Terhadap produksi Asi. Jurnal
Kebidanan, 8(2), 201-208.
World Health Organization. (2018). Angka
Kematian Ibu Dan Angka
Kematian Bayi. Diakses Pada 4 Juni
2022.

Anda mungkin juga menyukai