Anda di halaman 1dari 9

Optimalisasi Peran Kepala Daerah dalam

Penanganan Konflik guna Mewujudkan


Keamanan Nasional dalam Rangka
Ketahanan Nasional
1. Latar Belakang membantu bangsa Indonesia untuk maju
Indonesia dikenal dengan ke- dan berkembang bersama. Sebaliknya,
majemukan masyarakat, baik dari sisi jika kemajemukan masyarakat tersebut
etnisitas maupun budaya, agama dan tidak dikelola dengan baik, maka akan
kepercayaannya. Kemajemukan juga menyuburkan berbagai prasangka negatif
menjangkau pada tingkat kesejahteraan (negative stereotyping) antar individu
ekonomi, pandangan politik serta dan kelompok masyarakat yang akhirnya
kewilayahan yang semua itu sesungguh- dapat menimbulkan konflik yang ber-
nya memiliki arti dan peran strat- akibat pada merenggangkan ikatan
egis bagi masyarakat Indonesia. Meski solidaritas sosial.
demikian, secara bersamaan kemajemukan Masyarakat Indonesia yang majemuk
masyarakat itu juga bersifat dilematis mengandung perbedaan sifat yang sangat
dalam kerangka penggalian jati diri, tajam, di samping berbeda secara
pengelolaan serta pengembangan potensi horizontal, kelompok-kelompok itu juga
bagi bangsa Indonesia untuk menapaki berbeda secara vertikal, menunjuk-
jenjang masa depannya. Kemajemukan kan adanya polarisasi. Artinya bahwa
masyarakat Indonesia dapat berpotensi terdiferensiasi secara kelompok etnik

22 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 21 | Maret 2015


agama dan ras juga terdapat ketimpangan baik sebelum, pada saat, maupun
dalam penguasaan dan pemilikan sarana sesudah terjadi konflik yang mencakup
produksi dan kekayaan. Ada ras, etnik, pencegahan konflik, penghentian konflik
atau penganut agama tertentu yang dan pemulihan pasca konflik. Penanganan
akses dan kontrolnya pada sumber- konflik dipertegas melalui Inpres No. 2
sumber daya ekonomi lebih besar, sementara Tahun 2013 tentang Penanganan Gangguan
kelompok yang lainnya sangat kurang Keamanan dan menjelaskan peran para
akses dan kontrol pada sektor politik Gubernur, Bupati, Walikota sebagai
yang bisa dijadikan instrumen untuk ketua tim terpadu ditingkat daerah.
pemilikan dan penguasaan sumber- Yaitu untuk: (1) Menyusun rencana aksi
sumber daya ekonomi, juga tidak terpadu nasional, (2) Mengkordinasikan
menunjukkan adanya kesamaan bagi pelaksanaan peningkatan efektifitas
semua kelompok. penanganan gangguan keamanan di
Indonesia dikenal dengan ke- daerahnya; (3) Segera memberikan
majemukan masyarakat, baik dari sisi penjelasan kepada publik mengenai ter-
etnisitas maupun budaya, agama dan jadinya gangguan keamanan di daerahnya
kepercayaan. Kemajemukan juga men- sebagai akibat konflik sosial dan terorisme
jangkau pada tingkat kesejahteraan serta perkembangan penanganannya
ekonomi, pandangan politik serta me- dan (4) Melaporkan pelaksanaannya
ngandung perbedaan sifat yang sangat kepada Menteri Kordinator Bidang Politik,
tajam secara horisontal dan vertikal, Hukum dan Keamanan.
sehingga menunjukkan adanya polarisasi. Pada pasal 22 ayat 1 UU Nomor 32
Dari hasil kajian, memperlihatkan per- Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
bedaan ciri-ciri yang dibawa individu dijelaskan bahwa dalam penyelenggaraan
dalam suatu interaksi sosial dapat men- otonomi, pemerintah daerah mempunyai
jadi faktor penyebab timbulnya suatu kewajiban untuk melindungi masyarakat,
konflik di masyarakat serta menimbul- menjaga persatuan, kesatuan, kerukunan
kan banyak kerugian termasuk korban nasional dan keutuhan NKRI. Berdasarkan
manusia maupun harta benda yang di hal tersebut di atas, pemerintah daerah
beberapa daerah sangat sulit dihentikan memiliki peran penting untuk melind-
secara permanen. ungi masyarakatnya. Namun dalam
Dalam rangka penanggulangan konflik, pelaksanaannya terlihat kurang optimal
pemerintah telah memberikan per- karena adanya persepsi Pemerintah
hatian yang sangat serius melalui Daerah bahwa masalah Pertahanan dan
penerbitan berbagai kebijakan berupa Keamanan tidak masuk dalam tataran
Perundang-undangan dan peraturan - kewenangan Pemerintah Daerah.
peraturan yang mengatur tentang pen- Berdasarkan hal tersebut di atas
anganan konflik. UU No.7 Tahun 2012 Lemhannas RI merasa perlu untuk
tentang Penanganan Konflik Sosial, di- melakukan suatu kajian tentang keamanan
ataranya menjelaskan bahwa penanganan masyarakat dengan judul “Optimalisasi
konflik adalah serangkaian kegiatan Peran Kepala Daerah Dalam Penanganan
yang dilakukan secara sistematis dan Konflik Guna Mewujudkan Keamanan
terencana dalam situasi dan peristiwa Nasional Dalam Rangka Ketahanan

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 21 | Maret 2015 23


Nasional” Sebagai bahan rekomendasi otonomi daerah menciptakan
kepada pemerintah dalam merumuskan regulasi yang cenderung ber-
kebijakan lebih lanjut. Hasil Kajian pihak kepada kelompok tertentu,
Aktual 2 yang dilakukan oleh Lembaga sehingga menimbulkan kerawanan
Ketahanan Nasional Republik Indonesia terjadinya konflik serta menimbul-
(Lemhannas RI) dari sudut pandang kan rasa ketidak percayaan masya-
pancagatra menunjukkan bahwa penyebab rakat kepada Pemerintah dan
kurang optimalnya peran kepala daerah Pemerintah Daerah.
dalam penanganan konflik adalah c. Aspek Ekonomi. Sumber per-
sebagai berikut : tumbuhan ekonomi 2014 masih
a. Aspek Ideologi. Di dalam budaya berasal dari ekonomi domestik
berbangsa dan bernegara ter- dengan dua motor utama yaitu
dapat nilai-nilai luhur yang konsumsi rumah tangga dan
dijunjung tinggi sebagai sesuatu investasi baik di sektor riil
yang dicita-citakan (ideal culture) maupun infrastruktur. Ekonomi
dan nilai-nilai yang secara Indonesia diprediksi akan terus
realistis dan praktis dijadikan tumbuh positif dan tinggi di
pijakan pola perilaku sehari- antara negara-negara anggota
hari (real culture). Persoalan G-20, optimisme ekonomi 2014
yang dihadapi bangsa Indonesia semakin menguat karena ekonomi
saat ini adalah melebarnya jurang nasional semakin berdaya tahan
antara ideal culture dengan (resilient) terhadap sejumlah
real culture. Sebagai contoh, gejolak baik yang bersumber
bangsa kita sangat membanggakan dari dalam maupun dari luar.
Pancasila sebagai ideal culture, d. Aspek Sosial Budaya. Ber-
tetapi kenyataannya Pancasila kembangnya teknologi Informatika
tidak dijadikan sebagai real menggiring masyarakat di
culture dalam kehidupan ber- daerah untuk meniru tanpa
masyarakat. melakukan saringan apakah
b. Aspek Politik. Pasca Pemilu 2014 budaya tersebut baik yang
baik pemilihan legislatif mau- bersifat kekerasan maupun
pun pemilihan Presiden telah yang berkaitan dengan ideologi
terbentuk 2 (dua) koalisi yang bangsa cocok dan sesuai dengan
tampaknya mengakar kema- budaya bangsa sendiri. Ketidak-
syarakat. Hal ini terlihat dari tegasan dan kekaburan me-
perseteruan di sosial media nyangkut penerapan aturan
terutama facebook dan twitter, pembangunan teknologi terutama
kondisi ini lebih diperparah teknologi sosial media oleh
oleh anggota DPR RI yang aparat terkait, maupun akibat
tidak menunjukan kearifan ter- provokasi dari pihak-pihak yang
utama dalam hal menjaga per- dilatarbelakangi oleh pragmatisme
satuan dan kesatuan bangsa. politik, dapat memicu terjadinya
Disisi lain dampak negatif dari konflik (anarkisme massa).

24 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 21 | Maret 2015


e. Aspek Pertahanan dan Keamanan. dan anggota Polri juga menjadi
Konflik yang masih terjadi di korban. Prajurit TNI yang tewas
berbagai daerah merupakan 10 orang, anggota Polisi 4 orang,
ancaman potensial bagi persatuan sisanya 188 orang adalah warga
dan keutuhan NKRI permasalahan sipil. Dari 361 korban luka-luka,
di bidang pertahanan dan ke- 42 Polisi dan 7 TNI. Konflik
amanan. Terdapat tiga jenis sosial di 2013 mengakibatkan
konflik yang terjadi dan berpotensi 15 mobil dibakar dan 11 dirusak.
untuk muncul kembali di masa Sepeda motor, 144 dibakar dan
depan. Pertama, konflik antar 49 dirusak massa. Meskipun
elit politik, baik di internal sesuai Data Kementeri Dalam
partai maupun antar partai Negeri yang mengklaim bahwa
politik. Kedua, konflik vertikal jumlah peristiwa konflik hori-
antara masyarakat dengan negara. zontal sepanjang 2013 menurun
Ketiga, konflik horizontal antar dibandingkan tahun 2012. 1
warga masyarakat. Disisi lain 2) Pembentukan Forum
masih gamangnya kepala daerah Berdasarkan data Direktorat
dalam menangani keamanan Jenderal Kesbangpol, hingga
dan masih berpikir bahwa Desember 2013, Forum Ke-
tanggungjawab keamanan ada waspadaan Dini Masyarakat
pada Polri dan TNI. (FKMD) tercatat sudah dibentuk
di 406 provinsi dan kabupaten/
2. Data dan Fakta kota dari total 545 daerah yang
a. Data ada di Indonesia. Forum Kerukunan
1) Kejadian Konflik Umat Beragama (FKUB) sudah
Data Presidium Indonesian Police dibentuk di 434 daerah dan
Watch (IPW) menjelaskan bahwa Komunitas Intelijen Daerah
konflik yang terjadi pada tahun (Kominda) sudah dibentuk di
2012 mengakibatkan korban 475 daerah. Namun untuk tim
154 orang tewas dan 217 luka, terpadu penanganan keamanan
termasuk 1 prajurit TNI tewas, dalam negeri, baru dibentuk
2 anggota Brimob tewas, 6 prajurit di 112 daerah dari 545 daerah
TNI luka, dan 6 anggota Polisi yang ada dan Forum Pembauran
luka. Sepanjang tahun 2013 Kebangsaan (FPK) juga baru
terjadi 153 konflik sosial di dibentuk di 158 daerah.
Indonesia, baik berupa tawuran,
bentrokan massa maupun b. Fakta
kerusuhan sosial. Akibatnya, 1) Potensi terjadinya Konflik
203 orang tewas, 361 luka, 483 Konflik sosial diprediksi masih
rumah dirusak dan 173 bangunan akan terus terjadi pada tahun-
lainnya dibakar. Korban konflik tahun mendatang. Hal ini ter-
sosial tahun 2013 tidak hanya lihat dari situasi politik yang
warga sipil namun prajurit TNI berkembang paska Pemilu 2014

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 21 | Maret 2015 25


baik Pemilu legislatif maupun yang kurang memperhatikan
Pemilihan Presiden dan Wakil kualitas dan kompetensi
Presiden. Perseteruan 2 (dua) seseorang untuk dijadikan
koalisi (KIH dan KMP) dalam sebagai calon Kepala Daerah.
pemilihan Pimpinan MPR/DPR 3) Kelembagaan
dan Alat Kelengkapan Dewan Koordinasi dan sinergitas antar
(AKD) telah menjurus pada institusi dan lembaga di daerah
kondisi politik yang dapat memicu dalam menangani konflik masih
konflik sosial setidak-tidaknya belum solid, hal ini terlihat dari
sudah terdapat akar konflik. konflik yang sama masih terus
Memanasnya suhu politik yang terulang. Kondisi ini, menunjuk-
terjadi akhir-akhir ini ditingkat kan bahwa dalam menangani
pusat dikhawatirkan akan ber- konflik terkesan adanya ego
imbas ke daerah-daerah. Selain sektoral masing-masing institusi
suhu politik tingkat nasional, dan lembaga yang beralasan
konflik juga dapat diakibatkan sesuai TUPOKSI masing-masing.
kebijakan Pemerintah dalam Sehingga penanganan konflik
mengalihkan subsidi BBM yang tidak tuntas akibat dari belum
akan mengakibatkan naiknya terpadunya penangan konflik
harga BBM. Disamping 2 (dua) secara maksimal. Namun yang
permasalahan tersebut konflik menyolok dalam masalah soliditas
juga dapat terjadi akibat penanganan konflik adalah
belum tuntasnya akar per- keraguan Kepala Daerah untuk
masalahan konflik masa lalu memasukan biaya penanganan
seperti Konflik di Poso, Ambon konflik dalam APBD.
Lampung dan lain-lain.
2) Regulasi 3. Analisa dan Upaya
Bila dilihat dari sudut pandang Untuk mencari solusi permasalahan
ketatanegaraan telah ada regulasi yang dihadapi yang berkaitan dengan
yang menegaskan wewenang optimalisasi peran kepala daerah dalam
Kepala Daerah untuk menangani penanggulangan konflik, maka perlu
konflik yang terjadi di daerahnya analisis secara komprehensif dari sudut
dan menegaskan tanggung- pandang pancagatra untuk menentukan
jawab Kepala Daerah terhadap langkah strategis pemecahan per-
keamanan insani masyarakat masalahannya.
di daerah (Pasal 22 ayat 1 UU a. Analisis Strategik
Nomor 32 Tahun 2004 tentang 1) Aspek Ideologi
Pemerintah Daerah). Namun Ideologi Pancasila sejak reformasi
pada pelaksanaannya terlihat ada bergulir memang hampir dilupa-
kegamangan dalam menangani kan oleh sebagian masyarakat
konflik, hal ini dimungkinkan bahkan seakan-akan tabu bila
karena ekses negatif dari kita membicarakan Pancasila
demokrasi dalam Pemilukada dan bila berbicara tentang

26 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 21 | Maret 2015


Pancasila maka orang tersebut terhadap kepemimpinan
dibilang antek-antek Orde Baru. Kepala Daerah.
Kondisi ini mengakibatkan 3) Aspek Ekonomi
masyarakat kehilangan pegangan Sumber pertumbuhan ekonomi
hidup yang selama ini diisi oleh 2014 masih berasal dari ekonomi
sila-sila dari Pancasila. Agar domestik dengan dua motor
masyarakat kembali memiliki utama yaitu konsumsi rumah
pegangan hidup (way of Life), tangga dan investasi baik di sektor
maka Kepala Daerah harus riil maupun infrastruktur.
melibatkan unsur-unsur agama Ekonomi Indonesia diprediksi
maupun pendidikan formal dan akan terus tumbuh positif dan
non formal dalam rencana aksi tinggi di antara negara-negara
terpadu untuk menghidupkan anggota G-20, optimisme ekonomi
kembali jiwa dan roh Pancasila 2014 semakin menguat karena
di tengah-tengah masyarakat. ekonomi nasional semakin ber-
Hal ini penting dalam rangka daya tahan (resilient) terhadap
melibatkan seluruh elemen sejumlah gejolak baik yang
masyarakat untuk mengatasi bersumber dari dalam maupun
keamanan di daerah. dari luar. Kesenjangan sosial
2) Aspek Politik masyarakat Indonesia yang ada
Kepala Daerah berasal dari saat ini merupakan salah satu
kader partai politik tentunya sumber konflik untuk itu di-
konflik politik tingkat nasional harapkan peran Kepala Daerah
akan turut mempengaruhi secara untuk mampu memanfaatkan
psikologis dalam kepemimpinan- perkembangan ekonomi ter-
nya di daerah. Hal ini tidak utama dalam menghadapi
boleh terjadi karena seorang Masyarakat Ekonomi ASEAN
Kepala Daerah meskipun ber- (MEA) yang akan berlaku pada
asal dari kader partai bila dia akhir tahun 2015. Persiapan
terpilh menjadi Kepala Daerah, menghadapi Masyarakat Ekonomi
maka seharusnya jaket kader ASEAN (MEA) ini perlu dilakukan
partai harus ditanggalkan dan terutama pelatihan-pelatihan
Kepala Daerah harus mampu sehingga masyarakat siap me-
berbuat, bertindak untuk nyongsong MEA dan kesenjangan
kepentingan masyarakat tanpa sosial secara bertahap dapat
memandang asal usul partai. diatasi.
Dengan demikian merupakan 4) Aspek Sosial Budaya
suatu keharusan bagi Kepala Tingginya minat masyarakat
Daerah untuk bersikap netral dalam merespon perkembangan
agar tidak mengundang ke- teknologi Informatika ternyata
cemburuan yang dapat men- tanpa disertai safety Information
jadi potensi konflik, sehingga and knowledge, sehingga meng-
tercipta kepercayaan masyarakat giring masyarakat untuk meniru

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 21 | Maret 2015 27


tanpa melakukan saringan depan. Pertama, konflik antar
apakah Information and knowledge elit politik, baik di internal partai
tersebut baik dan sesuai dengan maupun antar partai politik.
ideologi atau budaya bangsa Kedua, konflik vertikal antara
sendiri. Ketidaktegasan dan masyarakat dengan negara.
kekaburan menyangkut penerapan Ketiga, konflik horizontal antar
aturan pembangunan teknologi warga masyarakat. Di sisi lain,
terutama teknologi sosial media masih gamangnya kepala daerah
berakibat pada mudahnya non dalam menangani keamanan dan
state actor melakukan provokasi masih berpikir bahwa tanggung-
yang dilatarbelakangi oleh jawab keamanan ada pada Polri
pragmatisme politik. Provokasi dan TNI.
negatif inilah yang selalu me-
b. Upaya
micu terjadinya pertengkaran
Kepala Daerah bertanggungjawab
biasa antar anak bangsa men-
terhadap keamanan masyarakat di
jadi sebuah konflik komunal.
daerahnya, sehingga kemampuan Kepala
5) Aspek Pertahanan dan Keamanan Daerah dalam mengkoordinasikan
Keamanan merupakan suatu semua institusi yang ada di daerahnya
kebutuhan bagi perkembangan didukung oleh elemen masyarakat untuk
sebuah bangsa, namun saat ini mewujudkan rasa aman haruslah dapat
keamanan tersebut sepertinya dioperasionalkan agar peran Kepala
bagaikan barang langka yang Daerah cukup optimal dalam mewujudkan
sulit ditemukan. Perselisihan rasa aman di tengah masyarakat, maka
kecil antara 2 (dua) orang dapat diperlukan upaya-upaya sebagai berikut:
dengan cepat berubah menjadi 1) Mengaktifkan seluruh Ketua
konflik komunal tanpa mau me- RT/RW beserta pengurusnya
lihat ke belakang bahwa yang sebagai Badan Pengumpul
dijadikan lawan adalah bangsa- Keterangan (Bapulket).
nya atau etnisnya sendiri, 2) Melakukan penataran kepada
sehingga budaya luhur bangsa seluruh pengurus RT/RW dalam
Indonesia yang pemaaf sirna manajemen konflik, sehingga
ditelan emosi dan provokasi setiap perselisihan/konflik yang
intelektual. Konflik yang masih terjadi di di wilayah RT/RW
terjadi di berbagai daerah dapat dikendalikan dan dihentikan.
merupakan ancaman potensial 3) Membuat program pemantapan
bagi persatuan dan keutuhan wawasan kebangsaan yang ber-
NKRI serta permasalahan di kelanjutan kepada masyarakat.
bidang pertahanan dan ke- 4) Melaksanakan koordinasi, integrasi
amanan. Terdapat tiga jenis dan sinkronisasi setiap kegiatan
konflik yang terjadi dan berpotensi yang menyangkut Rencana Aksi
untuk muncul kembali di masa Terpadu, sehingga setiap institusi

28 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 21 | Maret 2015


pemerintah di daearah dan elemen di evaluasi agar yang diperkirakan
masyarakat dapat berperan aktif akan menimbulkan konflik,
dan menghindari tumpang tindih segera dilaksanakan perubahan.
kebijakan. Pimpinan partai di daerah agar
4. Kesimpulan dapat memberikan ketenangan
Berdasarkan uraian yang telah di- kepada kader-kadernya,
sampaikan, maka dapat ditarik beberapa sehingga tidak terimbas konflik
kesimpulan, sebagai berikut: politik di tingkat pusat ke
a. Konflik terjadi akibat terkikis- daerah.
nya sendi-sendi kehidupan ber- c. Aspek Ekonomi. Pemerintah Daerah
masyarakat, berbangsa dan harus mengikuti perkembangan
bernegara yang dilandasi ekonomi terutama untuk meng-
Pancasila, pudarnya budaya hadapi Masyarakat Ekonomi
bangsa akibat pengaruh negatif ASEAN (MEA) dan dapat men-
dari sosial media dan akibat ciptakan lapangan pekerjaan
kebijakan dalam pengelolaan baru dengan terus memperhatikan
sumber kekayaan alam. regulasi yang tidak menimbulkan
b. Kurangnya pemahaman Kepala konflik.
Daerah dalam pengelolaan d. Aspek Sosial Budaya. Pemerintah
menejemen konflik dan selalu harus dapat menyaring lajunya
beranggapan bahwa tanggung- informasi melalui media sosial,
jawab keamanan ada pada Polri pemblokiran situs-situs yang
dibantu oleh TNI. mengandung provokasi terhadap
c. Belumnya seluruh Kepala Daerah lambang keagamaan maupun
membuat Rencana Aksi Terpadu ideologi yang tidak sejalan
di daerahnya. dengan akidah dan budaya
bangsa. Pendidikan non formal
5. Rekomendasi terutama yang menyangkut
Berdasarkan kajian pokok persoalan wawasan kebangsaan melalui
yang menjadi sebab kurang optimalnya rencana aksi terpadu harus terus
peran kepala daerah dalam penanganan digiatkan.
konflik seperti tersebut di atas, direkomen- e. Aspek Pertahanan dan Keamanan.
dasikan langkah-langkah sebagai berikut : TNI dan Polri sebagai elemen
a. Aspek Ideologi. Kepala Daerah utama dalam upaya penang-
harus melibatkan unsur-unsur gulangan konflik untuk lebih
keagamaan maupun pendidikan meningkatkan koordinasi dengan
formal, informal dan non formal instansi-instansi pemerintah,
dalam rencana aksi terpadu untuk baik di pusat dan daerah atau
mengatasi konflik di daerah. dengan swasta serta elemen
b. Aspek Politik. Regulasi yang masyarakat lainnya. Untuk itu,
telah diterbitkan harus selalu perlu regulasi yang jelas guna

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 21 | Maret 2015 29


menghindari keragu-raguan Catatan Kaki
dalam bertindak dan opini-opini 1. http://kesbangpol.kemendagri.
yang tidak mendukung, sehingga go.id/index.php/subblog/
aparat berani mengambil read/2013/2631/Mendagri-Konflik-
keputusan dalam bertindak. Horizontal-di-2013-Turun-Dibanding-
Tahun-Lalu/3643)

Tim Kajian "Optimalisasi Peran Kepala Daerah dalam Penanganan Konflik guna
Mewujudkan Keamanan Nasional dalam Rangka Ketahanan Nasional"

1. Irjen Pol Boy Salamuddin 9. Kolonel Adm Drs. Warnoto


2. Mayjen TNI M. Nasir Majid 10. Yustinus Susanto S, SH
3. Mayjen TNI Abdul Chasib 11. Kolonel Inf Azhar Tanjung
4. Brigjen TNI Sakkan Tampubolon 12. Letkol Inf Sutjipto
5. Brigjen TNI Heboh Susanto 13. Mayor Ckm Elysmi Haryati
6. Brigjen Pol Drs. Endaryoko, SH 14. Dewi Sartika Sigar
7. Brigjen Poli Drs. Bambang 15. Peltu (K) Yuningtyasih
Sukamto 16. Mulud
8. Kolonel Lek Ir. Peni R, M.Sc

30 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 21 | Maret 2015

Anda mungkin juga menyukai