Makalah Bindo
Makalah Bindo
OLEH
KELOMPOK 1
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR
Dengan rasa hormat dan penuh syukur, kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa. hanya karena anugerah dan kasih-Nya, kami telah diberi kekuatan dan
kesempatan untuk dapat memuji, bersyukur, meminta ampunan dan pertolongan dalam setiap
langkah dan usaha kami.
Dengan rahmat dan petunjuk-Nya, kami telah berhasil menyelesaikan makalah ini
yang berjudul "Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia". Makalah ini telah kami
susun dengan segenap usaha dan pengetahuan yang kami miliki, dengan harapan dapat
memberikan informasi dan ilmu yang yang bermanfaat bagi kami dan pembaca.
Kami sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, mungkin terdapat
beberapa kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat menghargai dan terbuka terhadap kritik
serta saran konstruktif dari pembaca sebagai bahan evaluasi dan perbaikan untuk penulisan
makalah atau tulisan lainnya di masa mendatang.
Akhir kata, kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat dan
pengetahuan baru bagi pembaca, serta dapat menjadi refleksi dan evaluasi bagi kami dalam
penulisan karya ilmiah di masa depan.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
PENDAHULUAN
Bangsa indonesia adalah bangsa yang besar dan majemuk dengan berbagai suku, etnis,
agama, dan juga bahasa yang telah memposisikan bahasa indonesia sebagai penghubung dan
pemersatu bangsa dari kemajemukan tersebut. Menyikapi kemajemukan yang ada, setiap
pribadi diharapkan memiliki sikap toleransi atau menghargai perbedaan tersebut agar
persatuan dan kesatuan tetap terjaga. sebelum masa kolonial bahasa melayu dipakai oleh
kerajaan Sriwijaya pada abad VII, hal ini terbukti dengan adanya empat buah batu bertulis
peninggalan kerajaan sriwijaya. Keempat batu bersurat itu ditemukan di kedukan Bukit, di
Talang Tuwo (dekat palembang), di kota Kapur (Bangka barat), di Karang Berahi (Jambi).
Bukit lain ditemukan sebuah prasasti yang terkenal bernama Inskripsi Gandasuli.
Pada masa kolonial, ketika orang Barat tiba di Indonesia pada abad ke-17, mereka
dihadapkan pada kenyataan bahwa bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa resmi dalam
interaksi sosial dan sebagai bahasa perantara dalam perdagangan. Ketika Portugis dan
Belanda mulai bersekolah, mereka terhambat oleh bahasa pengantar dan gagal. Demikian
pengakuan Dancerta orang Belanda pada tahun 1631. Ia mengatakan sebagian besar sekolah
di Maluku menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar. Pada masa pergerakan
nasional, kebutuhan akan bahasa nasional untuk mengikat berbagai suku bangsa di Indonesia
sangat terasa. Hanya dengan partisipasi semua orang, sebuah gerakan yang besar dan kuat
dapat berhasil. Untuk melakukan ini, mereka mencari bahasa yang dapat dipahami dan
digunakan semua orang. Pada awalnya cukup sulit untuk menentukan bahasa mana yang akan
menjadi bahasa pemersatu, namun mengingat sulitnya menyatukan berbagai suku bangsa,
bahasa Melayu akhirnya diakui dan dipilih sebagai bahasa pengantar pada tahun 1962. Maka
di putuskanlah bahwa pada tanggal 28 Oktober 1928, ketika Kongres Pemuda Indonesia
diadakan di Jakarta, dirumuskan sumpah yang disebut “Sumpah Pemuda”. Sumpah ketiga
adalah “Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa Indonesia yang bersatu.”
Artinya, kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional lebih tinggi dibandingkan
dengan negara-negara kawasan. Selain itu, UUD 1945 tentang kedudukan bahasa Indonesia
mengatur bahwa bahasa nasional adalah bahasa Indonesia.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Bahasa adalah alat komunikasi yang terorganisasi dalam bentuk satuan- satuan, seperti
kata, kelompok kata, klausa, dan kalimat yang diungkapkan baik secara lisan maupun tulis.
Terdapat banyak sekali definisi bahasa, dan definisi tersebut hanya merupakan salah satu di
antaranya. Anda dapat membandingkan definisi tersebut dengan definisi sebagai berikut:
bahasa adalah sistem komunikasi manusia yang dinyatakan melalui susunan suara atau
ungkapan tulis yang terstruktur untuk membentuk satuan yang lebih besar, seperti morfem,
kata, dan kalimat, yang diterjemahkan dari bahasa Inggris: "the system of human
communication by means of a structured arrangement of sounds (or written representation) to
form lager units, eg. & Weber, 1985: 153). Morphemes, words, sentences" (Richards, Platt Di
dunia ini terdapat ribuan bahasa, dan setiap bahasa mempunyai sistemnya sendiri-sendiri
yang disebut tata bahasa. Terdapat tata bahasa untuk bahasa Indonesia, tata bahasa untuk
bahasa Inggris, tata bahasa untuk bahasa Jepang, dan sebagainya.
Meskipun kegiatan berkomunikasi dapat dilakukan dengan alat lain selain bahasa, pada
prinsipnya, manusia berkomunikasi dengan menggunakan bahasa. Pada konteks ini, bahasa
yang digunakan adalah bahasa manusia, bukan bahasa binatang. Dalam hal tertentu, binatang
dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya dengan menggunakan bahasa binatang. Hal
yang menjadi bahan pembicaraan di sini bukan bahasa binatang, melainkan bahasa manusia,
dan semua kata "bahasa" pada buku ini mengacu pada "bahasa manusia".
Dalam wujudnya, bahasa selalu berbentuk teks. Adapun yang dimaksud dengan teks
adalah satuan lingual yang mengungkapkan makna secara kontekstual. Di sini, istilah "teks"
dianggap sama dengan "wacana", dan satuan lingual dapat berupa kata, kelompok kata,
klausa, atau kumpulan paragraf. Apabila seseorang ingin mengungkapkan sesuatu, ia akan
menggunakan bentuk teks tertentu. Dengan teks itu, ia akan mencapai tujuan yang
diinginkannya. Agar teks itu dapat mewadahi dan menjadi sarana untuk menyampaikan
tujuannya, ia berusaha agar teks itu mengandung bentuk- bentuk bahasa yang relevan.
Bentuk-bentuk itu tidak lain adalah sistem linguistik yang ada di dalam teks tersebut. Apabila
tujuan yang disampaikan berbeda, maka bentuk teks yang digunakan berbeda, dan bentuk-
bentuk bahasa yang dipilih di dalamnya pun juga berbeda. Akhirnya, teks yang tercipta akan
dapat mewakili seseorang tersebut, karena pada dasarnya sikap, gagasan, dan ideologinya
telah disampaikan.
Pada manusia, bahasa merupakan suatu sistem simbol untuk berkomunikasi dengan
orang lain, meliputi daya cipta dan sistem aturan. Dengan daya cipta tersebut manusia dapat
menciptakan berbagai macam kalimat yang bermakna dengan menggunakan seperangkat kata
dan aturan yang terbatas. Dengan demikian, bahasa pada manusia merupakan upaya kreatif
yang tidak pernah berhenti. Beberapa ahli mengemukakan pendapat tentang kepemilikan
manusia dalam bahasa. Berdasarkan penelitian mereka terhadap beberapa spesies hewan
tertentu, diketahui bahwa banyak spesies hewan yang memiliki cara yang kompleks dan
cerdas untuk memberi sinyal bahaya maupun mengkomunikasikan berbagai kebutuhan dasar
mereka, seperti makan dan berhubungan seks. Para ahli sepakat bahwa semua hewan dapat
berkomunikasi satu sama lain dan beberapa spesies dapat dilatih untuk memanipulasi simbol-
simbol yang mirip dengan bahasa. Namun demikian, simbol-simbol tersebut jauh lebih
rendah dibandingkan bahasa pada manusia. Penelitian terhadap bahasa yang digunakan antar
simpanse tidak membawa hasil sebaik yang dilakukan oleh manusia melalui bahasa isyarat.
Dalam penelitian tersebut tidak ada simpanse yang dapat memahami lebih dari seratus kosa
kata. Terrace (dalam Dworetzky, 1984) mengadakan penelitian terhadap beberapa simpanse
dan membuktikan bahwa simpanse-simpanse tersebut dapat memahami banyak kosa kata,
namun mereka tidak dapat menghasilkan kalimat-kalimat yang orisinil. Berdasarkan beberapa
tersebut diasumsikan bahwa bahasa adalah alat komunikasi sosial bagi ras.
Apabila kita berbicara mengenai bahasa Indonesia, kita juga akan berbicara mengenai
bahasa melayu. Ini dikarenakan bahasa Indonesia itu sendiri tercipta dari bahasa melayu.
Bahasa Melayu telah dipakai sebagai Lingua Franca atau sebagai bahasa penghubung yang
berlaku di sekitar Asia Tenggara. Terdapat beberapa prasasti sebagai bukti bahwa bahasa
Melayu telah digunakan sejak dulu, seperti Prasasti yang ditemukan di Palembang, Jambi dan
Bangka, Prasasti Talang Tuo di Palembang, tahun 684, Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat,
tahun 686, Prasasti Karang Brahi antara Jambi dan Sungai Musi, tahun 688. terdapat juga
pada zaman kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu telah dipakai sebagai bahasa perhubungan,
bahasa budaya dan bahasa perdagangan.
Bahasa Melayu dapat diterima dan dipakai di Indonesia dikarenakan beberapa faktor,
yaitu karena bahasa melayu yang merupakan bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan,
bahasa Melayu juga sederhana dan dapat dengan mudah diperlajari, dan bahasa Melayu juga
dapat dipakai menjadi bahasa budaya.
Bahasa Indonesia diresmikan dalam Sumpah Pemuda, yaitu pada tanggal 28 Oktober
1928. Sejak diresmikannya bahasa Indonesia dalam Sumpah Pemuda, sejak saat itu juga
bahasa Indonesia mulai berkembang. Ada beberapa faktor pedukung juga yang
mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia di Indonesia ini, yaitu penyerapan bahasa
daerah dan penyerapn bahasa asing. Untuk pelestarian dan perkembangan bahasa Indonesia
ini sendiri, pemerintah dan para tokoh mengadakan kongres-kongres. Dengan diadakannya
kongres-kongres ini, bahasa Indonesia dapat menjadi lebih komprehensif dan disesuaikan
dengan perkembangan zaman. Kongres bahasa Indonesia ini diadakan pertama kali pada
tanggal 25-28 Juni 1938 dikota Solo, Jawa Tengah.
2.3 Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting, yaitu sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara. sebagai bahasa nasional, bahasa indonesia di antaranya
berfungsi mempererat hubungan antar suku di indonesia. Fungsi ini, sebelumnya sudah
ditegaskan di dalam butir ketiga ikrar Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi “ Kami putra
dan putri indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa indonesia”. kata ‘menjunjung’
dalam KBBI antara lain berarti ‘memuliakan’, ‘meghargai’ dan ‘menaati’ (nasihat, perintah,
dan sebagainya.) ikrar ketiga dalam Sumpah Pemuda tersebut menegaskan bahwa para
pemuda bertekad untuk memuliahkan bahasa persatuan, yaitu bahasa indonesia.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahasa Indonesia, sebagai bahasa persatuan dan identitas nasional, memiliki peran
yang sangat penting dalam sejarah dan kehidupan bangsa Indonesia. Sejak diresmikannya
pada kongres pemuda tahun 1928, Bahasa Indonesia telah menjadi simbol dari perjuangan
dan persatuan dalam keberagaman yang ada di Indonesia. Bahasa ini tidak hanya merupakan
bahasa resmi negara, yang secara signifikan memperkuat kedaulatan bangsa Indonesia, tetapi
juga menjadi alat utama dalam memfasilitasi komunikasi dan interaksi antarwilayah di
Indonesia yang sangat kaya akan suku bangsa dan budaya.
Fungsi Bahasa Indonesia tidak hanya terbatas sebagai alat komunikasi sehari-hari, atau
sarana dalam mengungkapkan ekspresi dan perasaan. Bahasa Indonesia juga memegang
peran yang sangat penting dalam berbagai bidang di tingkat nasional. Bahasa ini menjadi
jembatan pengetahuan dan teknologi, memfasilitasi transfer informasi dan inovasi, dari satu
wilayah ke wilayah lainnya, dan dari generasi ke generasi. Selain itu, Bahasa Indonesia juga
berfungsi sebagai alat kontrol sosial, mempengaruhi dan membentuk norma dan perilaku
dalam masyarakat.
3.2 Saran
Wiratno, T., & Santosa, R. (2014). Bahasa, fungsi bahasa, dan konteks sosial. Modul
Pengantar Linguistik Umum, 1-19.
Repelita, Tridays. 2018. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia. Jurnal Artefak, History
and Education, Vol.5 No.1, hal. 46-47
Halliday, M.A.K. (1994). Introduction to Functional Grammar, 2nd Ed. London: Edward
Arnold.
Butt, D., Fahey, R., Feez, S., Spinks, S., Yalop, C. (2000). Using Functional Grammar, 2nd
Ed. Sydney: National Centre for English Language Teaching and Research, Macquarie
University. .
Halliday, M.A.K. (1994). Introduction to Functional Grammar, 2nd Ed. London: Edward
Arnold.
Butt, D., Fahey, R., Feez, S., Spinks, S., Yalop, C. (2000). Using Functional Grammar, 2nd
Ed. Sydney: National Centre for English Language Teaching and Research, Macquarie
University.