FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG 2023 M/1444 H BAB I PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Pengujian Hipotesis
1. Pengertian Hipotesis Didalam hipotesis statistic diartikan sebagai pernyataan statistic parameter populasi. Statisyik sendiri adalah ukuran yang mana ukuran yang dikenakan pada sampel. Dan parameter adalah ukuran- ukuran yang dikenakan pada populasi . dengan kata lain hipotesis adalah taksiran terhadap parameter populasi melalui data-data sampel . penelitian yang didasarkan pada data populasi, atau sampling total, atau sensus dengan tidak melakukan pengujian hipotesis statistic dari sudut pandang statistic disebut peelitian diskriminatif. Hipotesis, yang berasal dari kata „hypo‟ artinya lemah, dan „thesis‟ yang artinya teori/pendapat. Jadi hipotesis merupakan pendapat/dugaan yang masih lemah dan harus diputuskan menerima atau menolak hipotesa tersebut dengan uji hipotesis. Hipotesis berguna dalam menuntun atau mengarahkan penelitian selanjutnya Pengertian Hipotesis Penelitian Menurut Para Ahli a. The American Heritage Dictionary The American Heritage Dictionary mendefinisikan hipotesis penelitian sebagai penjelasan sementara terhadap fenomena ilmiah yang perlu diuji dengan penelitian lebih lanjut. Dengan kata lain, dari pengertian ini kita bisa menggambil kesimpulan bahwasanya hipotesis yang bersifat ilmiah harus dibuktikan secara ilmiah, berlaku sebaliknya. b. Kerlinger Kerlinger yang menuliskan bahwa hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang dilandaskan antara dua variabel atau lebih dari dua variable. c. Suryabrata Suryabrata berpendapat jika hipotesis yang digunakan dalam penelitian kuantitatif menggunakan metode deduksi. Di lain sisi, dalam penelitian kualitatif hipotesis diartikan sebagai kesimpulan sementara dari hasil observasi demi menghasilkan teori baru. Pengujian hipotesis merupakan suatu proses untuk menguji suatu hipotesis tersebut diterima atau ditolak untuk menjadi parameter dari sebuah populasi dalam penelitian. Tujuan dilakukan pengujian hipotesis adalah guna mendapatkan hasil yang berupa penentuan parameter dari sebuah penelitian kuantitatif yang membutuhkan pembuktian.Ada beberapa ciri-ciri yang menunjukkan bahwa hipotesis tersebut baik. Ciri-cirinya seperti di bawah ini : a. Hipotesis harus sesuai dengan fakta b. Hipotesis harus dapat menerangkan fakta c. Hipotesis harus menyatakan hubungan d. Hipotesis harus sesuai dengan ilmu e. Hipotesis harus dapat diuji f. Hipotesis harus sederhana Hipotesis dapat disusun oleh peneliti berdasarkan landasan teori yang kuat dan didukung hasil-hasil penelitian yang relevan. Peneliti harus memahami tentang isi dan bagaimana langkah-langkah dalam merumuskan suatu hipotesis penelitian. 2. Bentuk Rumusan Hipotesis a. Hipotesis Deskriptif Berbeda dengan hipotesis asosiatif, hipotesis deskriptif menunjukkan hubungan antar variabel secara implisit. Sehingga hubungan tersebut cenderung tersembunyi, tidak jelas seperti hipotesis penelitian. Jadi hipotesis deskriptif hanya memberi gambaran tentang sampel penelitian. Contohnya, setengah penduduk pulau Jawa adalah petani. Contoh lainnya adalah mahasiswa yang aktif berorganisasi memiliki IPK yang tinggi. Dinukil dari sosiologis.com, pada contoh pertama variabel penelitian yang ditemukan yakni jumlah penduduk dan pekerjaan. Sementara itu, variabel dari contoh kedua adalah tingkat keaktifan berorganisasi dan IPK. Rumusan masalah deskriptif: Berapa daya tahan lampu pijar merk X? Contoh hipotesis pada sebuah penelitian berupa: Hipotesis Deskriptif Daya tahan lampu pijar merk X = 600 jam (Ho), karena daya tahan lampu yang ada pada sampel diharapkan tidak berbeda secara signifikan dengan daya tahan lampu yang ada pada populasi. Hipotesis alternatifnya adalah: Daya tahan lampu pijar merk X tidak sama 600 jam. “Tidak sama dengan” ini bisa berarti lebih besar atau lebih kecil dari 600 jam. Hipotesis Statistik (hanya ada bila berdasarkan data sampel) Ho : µ = 600 Ha : µ ≠ 600 µ : Adalah nilai rata-rata populasi yang dihipotesiskan atau ditaksir melalui sampel b. Hipotesis Komparatif Macam hipotesis yang terakhir, hipotesis komparatif. Menurut Sugiyono, hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Sedangkan menurut Ridwan hipotesis komparatif dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat membedakan. Secara ringkas, hipotesis komparatif adalah dugaan tentatif dari rumusan masalah yang komparatif. Artinya variabelnya sama, hanya saja populasi, sampel, atau keadaan yang berbeda. c. Hipotesis Relasional atau Asosiatif Hipotesis relasional diartikan sebagai jawaban sementara atas hubungan antara dua variabel atau lebih. jadi, hipotesis ini dirumuskan berdasarkan rumusan masalah yang asosiatif atau menggambarkan suatu hubungan. Dalam pengertian lain, hipotesis asosiatif secara eksplisit atau terang menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Rumusan masalah asosiatif: adakah hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan barang yang terjual? Kemudian hipotesis adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tinggi badan pelayan toko dengan barang yang terjual. Maka, contoh hipotesis nol (ho) dan hipotesis alternatif (ha) nya adalah: Ho : ρ = 0, 0 berarti tidak ada hubungan. Ha : ρ ≠ 0 , “tidak sama dengan nol” berarti lebih besar atau kurang (-) dari nol berarti ada hubungan, ρ = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan 3. Prosedur Dalam Pengujian Hipotesis Langkah-langkah prosedur pengujian hipotesis merupakan perjalanan yang sangat penting untuk menilai dan menyimpulkan kebenaran suatu pernyataan atau klaim. Pengujian hipotesis melibatkan serangkaian langkah yang terstruktur, dimulai dari penetapan hipotesis hingga pengambilan keputusan berdasarkan bukti statistik yang dikumpulkan. Berikut langkah-langkah prosedur pengujian hipotesis: a. Menetapkan Hipotesis Nol (H0) dan Hipotesis Alternatif (H1) Langkah pertama dalam prosedur pengujian hipotesis adalah menetapkan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1). Hipotesis nol menyatakan bahwa tidak ada efek atau perbedaan yang signifikan, sementara hipotesis alternatif menyatakan adanya efek atau perbedaan yang signifikan. Pemilihan hipotesis ini didasarkan pada pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian yang ingin diuji. b. Menentukan Tingkat Signifikansi (α) Tingkat signifikansi (α) merupakan tingkat risiko yang diterima oleh peneliti untuk membuat kesalahan tipe I (menolak H0 ketika sebenarnya H0 benar). Umumnya, tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0.05 atau 5%, tetapi bisa disesuaikan berdasarkan konteks penelitian. Tingkat signifikansi ini mengindikasikan seberapa kecil probabilitas kita menerima hasil yang hanya terjadi karena kebetulan. c. Mengumpulkan Data dan Menyusun Distribusi Sampel Setelah hipotesis dan tingkat signifikansi ditetapkan, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan harus mencerminkan populasi secara akurat. Selanjutnya, peneliti menyusun distribusi sampel, yang memberikan gambaran tentang variabilitas data yang diukur. d. Menentukan Uji Statistik yang Tepat Pemilihan uji statistik yang tepat bergantung pada jenis data yang dikumpulkan dan desain penelitian. Beberapa uji statistik yang umum digunakan melibatkan distribusi normal, seperti uji z, uji t, uji chi-kuadrat, atau uji F. Penting untuk memahami karakteristik data sebelum memilih uji statistik yang sesuai. e. Menentukan Batasan Uji (Critical Value) atau Rentang Kritis Dalam langkah ini, peneliti menentukan batasan uji atau critical value berdasarkan tingkat signifikansi yang telah ditetapkan. Batasan ini digunakan untuk memutuskan apakah akan menolak atau tidak menolak hipotesis nol. Jika nilai uji yang dihitung lebih besar dari batasan uji, maka hipotesis nol dapat ditolak. f. Menghitung Nilai Uji dan P-Value Nilai uji dihitung berdasarkan data yang dikumpulkan. Selanjutnya, peneliti dapat menghitung p-value, yang merupakan probabilitas mendapatkan nilai uji yang seektreme atau lebih ekstreme daripada yang diobservasi jika hipotesis nol benar. Semakin kecil p-value, semakin kuat bukti yang dimiliki untuk menolak hipotesis nol. g. Pengambilan Keputusan Berikutnya, peneliti membandingkan nilai uji dengan batasan uji atau melihat p-value yang dihitung. Jika nilai uji melewati batasan uji atau p-value lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan, maka hipotesis nol ditolak. Sebaliknya, jika nilai uji tidak melewati batasan uji atau p-value lebih besar dari tingkat signifikansi, maka hipotesis nol diterima. h. Menarik Kesimpulan Kesimpulan yang ditarik tergantung pada hasil pengujian hipotesis. Jika hipotesis nol ditolak, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat bukti yang cukup untuk mendukung hipotesis alternatif. Jika hipotesis nol diterima, maka tidak cukup ada bukti untuk menolak klaim bahwa tidak ada efek atau perbedaan yang signifikan. i. Melakukan Interpretasi Hasil Langkah terakhir dalam prosedur pengujian hipotesis adalah melakukan interpretasi hasil. Peneliti harus menjelaskan arti praktis dari temuan mereka dan menghubungkannya kembali ke konteks penelitian. Ini melibatkan pemahaman implikasi praktis dari hasil dan bagaimana hasil tersebut dapat memberikan kontribusi pada pemahaman ilmiah atau praktis di bidang tertentu.