Anda di halaman 1dari 84

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

DIREICORAT JENDERAL PENCEGAHAN

a2
DAN PENGENDALIAN PENYAKTT I
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS 1 SURABAYA
PORT HEALTH OFFICE SURABAYA

5
Jalan Raya Juanda Blok 2 8.2 Sedati Agung Sidoarjo 61253
Telpon :(031) 99683747,99684014 Fakimile (031) 99684315
Website : www.kkp-surabaya.com
Emall : kkpsby@gmail.com. mail@kkp-surabava.com

XEPAIA I(AI{TOR TESEHATAT{ PEI.ABUHAI{ KEIAS


t SURABAYA
r{oMoR I P1R.ot.0tl t.zl 4397 I 2O1S

TENTAT{G
PERUBAHAN SURAT XEPUruSAN
KEPAU KAI{TOR KESEHATAN PETABUHAN XEI.AS I SURABAYA
I{OMOR : Ht(.03.0slv[.s/ 6332
l2ots
RENCANA A|(sI KEGIATAT{ (RAK)
TAHUN 2015.2019
IGNTOR XESEHATAN PEIABUHAN KEI.AS l SURABAYA

Menimbang Bahwa sebagai penjabaran dari Rencana Aksi program


Pengendalian penyakit dan penyehatan Ungkungan
Tahun
2015-2019 Direktorat Jenderal pencegahan dan pengendalian
Penyakit, perlu disusun Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2015-
2019 Kantor Kesehatan pelabuhan Kelas I Surabaya yang
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas I Surabaya;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor l Tahun 1962 tenbng K€rantina Lauq

2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang Karantina


Udara;

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 20011 tentang Sistem


Perencanaan pembangunan Nasional;

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana


Pembangunan Jangka panjang Nasional Tahun 2ctr/S:zOZS,

5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2OOg tentang KesehaEn;

6. Peraturan pemerintah Rl No.39 Tahun 2fi)6 tentang Tata


Cara
Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan Rencana
Pembangunan;

7. Peraturan Presiden Republik lndonesia Nomor 2 Tahun 2015


tentang Rencana pembangunan Jangka Menentah Nasional
2015-2019;
8. lnstruki Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang pedoman
Penyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja lnstansi pemerintah;

9. lnternational Health Regulation (lHR) Tahun 2005;

10. Peraturan Menteri Kesehatan Rl Nomor 35G/ Menkes/ perl lyl


2008 jo Nomor 2348/ Menkes/ per/ Xtl 2011 tentang
Organisasi dan Tatakerja Kantor Kesehatan pelabuhan;

11. Peraturan Menteri Keuangan Rt No.249/pMK. O2IZOIL tentang


Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas pelakanaan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;

12. Permenkes Rt Nomor 2416/MENKES/PER/Xfi/ZOLL tentang


Petunjuk pelaksanaan penetapan Kinerja dan pelaporan
Akuntabilitas Kiner.ia Kementerian Kesehatan;

13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2014 tentang


Klasifikasi Kantor Kesehatan pelabuhan;

14. Peraturan Menteri Negara pendayagunaan Aparatur Negara


dan dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis perjanjian Kerja, pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu Atas Laporan Kinerja lnstansi pemerintah;

15 Keputusan Menteri Kesehatan Rl Nomor 375/Menkes/SK/V/


2009 tentang Rencana pembangunan Jangka panjang Bidang
Kesehatan 2$S-20ZS:

16. Keputusan Menteri Kesehatan Rl


Nomor HK.02.02/
MENKES/52I2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan 20I5-2Ot9;

17. Keputusan Menteri Kesehatan Rt Nomor 1314/MENKES/SK/IXI


2010 tentang pedoman standarisasi sumber daya manusia,
sarana, dan prasarana di lingkungan Kantor Kesehatan
Pelabuhan;

18. Keputusan Direktur Jenderal pengendalian penyakit dan


Penyehatan Lingkungan Nomor HK. O2.O3/Otlt.y2OB8/2OLs
tentang Rencana Aksi program pengendalian penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Tahun 2015-2019 Direktorat Jenderal
Pengendalian penyakit dan penyehatan Lingkungan;

MEMUTUSKAN
Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
KETAS I
SURABAYA TENTANG PERUBAHAN SURAT KEPUTUSAN
KEPALA
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I SURABAYA NOMOR :
HK.O3.O5/YII.5/ 6332 I2OL5 RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN 2015-
2016 KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS ISURABAYA;

Kesatu Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Tahun 2015-2019 Kantor Kesehatan


Pelabuhan Kelas I Surabaya merupakan dokumen perencanaan
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit selama lima tahun
yang berisikan upaya yang akan dilakukan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas I Surabaya untuk mencapai indikator program dan
kegiatan yang telah ditetapkan dalam kurun waktu lima tahun
(201s-2019);

Kedua Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Tahun 2015-2019 Kantor Kesehatan


Pelabuhan Kelas I Surabaya digunakan sebagai salah satu pedoman
dalam penyusunan Perjanjian Kinerja;

Ketiga Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Tahun 2015-2019 Kantor Kesehatan


Pelabuhan Kelas I Surabaya digunakan sebagai salah satu pedoman
dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga
(RKAKL);

Keempat Rencana Aki Kegiatan (RAK) Tahun 2015-2019 Kantor Kesehatan


Pelabuhan Kelas I Surabaya digunakan sebagai salah satu pedoman
penilaian Akuntabilitas Kinerja;

Kelima Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini
akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal : 20 Desember 2018

Kepala Kantor

dr, H. M u ammad Budi Hidayat, M,Kes


NrP. 197110032005011002

Tembusan:
1. Direktur Jenderal p2p Kementerian Kesehatan Rl
2. Sekretaris Direktorat Jenderal p2p Kementerian Kesehatan Rl
3. Kepala Bagian Pt Ditjen p2p Kementerian Kesehatan Rt
4. Kepala Bagian Hukormas Ditjen p2p Kementerian Kesehatan Rt
5. Kepala Bagian Keuangan Ditjen p2p Kementerian Kesehatan Rl
6. Kepala Bagian Kepegawaian dan Umum Ditjen p2p (ementerian Kesehatan Rl
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

KATA PENGANTAR

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap Satuan Kerja harus
menyusun Rencana Aksi Kegiatan (RAK) untuk periode lima tahun. Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya sebagai satuan kerja setingkat eselon II
dalam menyusun Rencana Aksi Kegiatan mengacu pada Visi, Misi, dan Nawacita
Presiden yang ditetapkan pada Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019.
Pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun
2015-2019, perlu dijabarkan lebih lanjut ke dalam suatu Rencana Aksi Program
(RAP) pada unit organisasi Eselon I dan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) pada unit
organisasi setingkat eselon II sesuai dengan tugas Pokok dan fungsinya.
Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Surabaya mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
2015-2019 dan Rencana Aksi Program (RAP) Ditjen Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan. Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Surabaya merupakan dokumen negara yang berisi upaya-upaya
mendukung Program Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan di Pintu
Masuk Negara yang dijabarkan dalam bentuk kegiatan, sasaran, indikator, target,
sampai dengan kerangka pendanaan.
Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya
Tahun 2015-2019 ini digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan dalam kurun waktu 2015-2019. Rencana Aksi Kegiatan ini
menjadi dasar dalam penyelenggaraan tugas melaksanakan pencegahan masuk
dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilance epidemiologi,
kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan
kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya i


RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan


pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat

negara.

Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-


tingginya kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam
penyusunan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I

Surabaya Tahun 2015-2019. Pada kesempatan ini pula saya mengajak kepada

semua pihak untuk saling bersinergi dalam menyelenggarakan pembangunan


kesehatan guna tercapainya sasaran pembangunan kesehatan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhai Rencana Aksi Kegiatan Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas lSurabaya Tahun 2015-2019 ini, Aamiin.

Surabaya, 20 Desember 2018


Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Surabaya

dr. H.uhammad Budi Hidayat, M.Kes


NrP. 19711003200s011002

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya


RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Kondisi Umum ........................................................................................ 4
C. Isu Strategis ............................................................................................ 24
D. Lingkungan Startegis ............................................................................... 27
II VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
A. Visi .......................................................................................................... 30
B. Misi ........................................................................................................ 31
C. Tujuan ..................................................................................................... 33
D. Sasaran Startegis .................................................................................... 36
III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Arah Kebijakan ........................................................................................ 38
B. Strategi .................................................................................................. 41
IV TARGET KINERJA DAN PENDANAAN KEGIATAN
A. Target Kinerja ......................................................................................... 48
B. Pendanaan Kegiatan............................................................................... 50
V PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN
A. Pemantauan ........................................................................................... 51
B. Penilaian ................................................................................................ 52
C. Pelaporan................................................................................................ 56
VI PENUTUP .................................................................................................... 60
LAMPIRAN
1. Matriks Target Kinerja
2. Matriks Pendanaan Kegiatan

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya iii


RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada
perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta
pengutamaan dan manfaat.
Sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, telah ditetapkan arah RPJMN
Tahap III ialah perlunya memantapkan pembangunan secara menyeluruh di
berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif
berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat.
Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan
(RPJPK) 2005-2025 dalam tahapan ke–3 (2015–2019), kondisi pembangunan
kesehatan diharapkan telah mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat
yang ditunjukkan dengan membaiknya berbagai sasaran pembangunan
Sumber Daya Manusia, seperti (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu
dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses
dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah
terpencil, tertinggal dan perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan
kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan
SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan
vaksin; serta (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015–
2019, telah ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015.

1
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari Pembangunan


Nasional tercantum dalam Bab II RPJMN, dalam Bidang Pembangunan Sosial
Budaya dan Kehidupan Beragama.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka sebagai salah satu pelaku
pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/MENKES/52/2015. Renstra Kementerian Kesehatan merupakan
dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-
program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh
Kementerian Kesehatan maupun dengan mendorong peran aktif masyarakat
untuk kurun waktu tahun 2015-2019. Lima pendekatan perencanaan yang
dipergunakan dalam penyusunan Renstra Kementerian Kesehatan adalah:
(1) pendekatan politik, (2) pendekatan teknokratik, (3) pendekatan
partisipatif, (4) pendekatan atas-bawah (top-down), dan (5) pendekatan
bawah-atas (bottom-up).
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma
sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional: 1) pilar
paradigma sehat di lakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam
pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2)
penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses
pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan
intervensi berbasis risiko kesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan
nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta
kendali mutu dan kendali biaya.
Dalam pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan
Tahun 2015-2019, perlu dijabarkan lebih lanjut ke dalam suatu Rencana Aksi

2
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

Program (RAP) pada unit organisasi Eselon I dan Rancana Aksi Kegiatan (RAK)
pada unit organisasi setingkat eselon II sesuai dengan tugas Pokok dan
fungsinya. Salah satu Eselon I di Kementerian Kesehatan yaitu Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standardisasi teknis di bidang pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan. Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan menyelenggarakan fungsi: penyiapan
perumusan kebijakan di bidang imunisasi dan karantina, pengendalian
penyakit menular langsung, pengendalian penyakit bersumber binatang,
pengendalian penyakit tidak menular, dan penyehatan lingkungan;
pelaksanaan kebijakan di bidang imunisasi dan karantina, pengendalian
penyakit menular langsung, pengendalian penyakit bersumber binatang,
pengendalian penyakit tidak menular, dan penyehatan lingkungan
penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di
bidang imunisasi dan karantina, pengendalian penyakit menular langsung,
pengendalian penyakit bersumber binatang, pengendalian penyakit tidak
menular, dan penyehatan lingkungan; pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi; pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.
Rencana Aksi Program (RAP) Pengendalian Penyakit & Penyehatan
Lingkungan, ditindak lanjuti dengan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Program
Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan di Pintu Gerbang Negara
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya 2015 s/d 2019, sebagaimana
Permenkes RI Nomor 356 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Permenkes Nomor 2348 Tahun 2011
tentang Perubahan Atas 356 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Kesehatan Pelabuhan, bahwa Kantor Kesehatan Pelabuhan yang
selanjutnya disebut KKP adalah unit pelaksana teknis di lingkungan

3
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

Departemen Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab


kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan dengan tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya
penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan,
pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan,
pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan
penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan
pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas
darat negara.

B. Kondisi Umum
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut.
b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara.
c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
d. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
e. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
f. Peraturan Pemerintah RI No.39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
g. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.
h. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pedoman
Penyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
i. International Health Regulation (IHR) Tahun 2005
j. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 356/ Menkes/ Per/ IV/ 2008
jo Nomor 2348/ Menkes/ Per/ XI/ 2011 tentang Organisasi dan
Tatakerja Kantor Kesehatan Pelabuhan.

4
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

k. Peraturan Menteri Keuangan RI No.249/PMK.02/2011 tentang


Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
l. Permenkes RI Nomor 2416/MENKES/PER/XII/2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan
m. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Klasifikasi Kantor Kesehatan Pelabuhan.
n. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah
o. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 375/Menkes/SK/V/2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan
2005-2025.
p. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019.
q. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1314/MENKES/SK/IX/2010
tentang pedoman standarisasi sumber daya manusia, sarana, dan
prasarana di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan
r. Keputusan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Nomor HK. 02.03/D1/I.1/2088/2015 tentang Rencana
Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Tahun 2015-2019 Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan
2. Tupoksi dan Struktur Organisasi
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 356/ Menkes/ Per/ IV/
2008 jo Nomor 2348/ Menkes/ Per/ XI/ 2011 tentang Organisasi dan
Tatakerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas

5
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

I Surabaya dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggungjawab kepada


Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
a. Tugas Pokok dan Fungsi
1) Tugas Pokok
KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan
keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilance
epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta
pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul
kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan
radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas
darat negara.
2) Fungsi
a) Pelaksanaan kekarantinaan;
b) Pelaksanaan pelayanan kesehatan;
c) Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
d) Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah
penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali;
e) Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion,
biologi, dan kimia;
f) Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi
sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional,
regional, dan internasional;
g) Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan
penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana
bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk
penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk;

6
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

h) Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di


lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
i) Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan
muatannya;
j) Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan diwilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
k) Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang
kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas batras darat
negara;
l) Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
m) Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko
lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan;
n) Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
o) Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.

7
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

b. Struktur Organisasi :

KEPALA KANTOR

BAGIAN TATA USAHA

SUBBAGIAN SUBBAGIAN
PROGRAM & KEUANGAN &
LAPORAN UMUM

BIDANG PENGENDALIAN BIDANG PENGENDALIAN BIDANG UPAYA KESEHATAN


KARANTINA DAN RISIKO LINGKUNGAN DAN LINTAS WILAYAH
SURVEILANS
EPIDEMIOLOGI

SEKSI PENGENDALIAN SEKSI PENGENDALIAN SEKSI PENCEGAHAN


KARANTINA VEKTOR DAN BINATANG DANPELAYANAN KESEHATAN
PENULAR PENYAKIT

SEKSI SURVEILANS SEKSI SANITASI DAN SEKSI KESEHATAN MATRA


EPIDEMIOLOGI DAMPAK RISIKO DAN LINTAS WILAYAH
LINGKUNGAN

INSTALASI
1. Klinik Rawat KELOMPOK WILKER
Jalan Kesja & JABFUNG 1. Juanda
Isolasi 1.Epidemiologi 2. Gresik
2. OMKABA 2.Entomologi 3. Tuban
3. Lab Air & 3.Sanitarian 4. Kalianget
Limbah 4.Dokter
4. Makanan
Minuman
5. Lab Rodent
6. Klinik VCT
7. Lab Diagnostik

3. Hasil Kegiatan
Gambaran kondisi umum dipaparkan berdasarkan dari hasil pencapaian
program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Kinerja
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya dalam Melaksanakan Tugas
Pokok dan Fungsinya diukur berdasarkan tingkat penggunaan anggaran
(Input), tingkat pencapaian kegiatan keluaran (output), serta pencapaian
kinerja hasil (outcome).

8
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

a. Capaian Kinerja anggaran (Input)


Capaian indikator input adalah realisasi penggunaan dana
dibandingkan dengan pagunya. Berikut adalah pagu dan realisasi
anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya TA. 2010 s/d
2014.

Tabel 1.1
Pagu dan Realisasi Anggaran TA.2010 s/d 2014

TAHUN PAGU REALISASI %

2010 88,18%
15.659.365.000 13.808.079.610

2011 73,63%
13.307.175.000 9.798.629.337

2012 87,54%
11.516.841.000 10.082.290.604

2013 64,85%
17.640.730.000 11.439.307.895

2014 90,77%
19.104.073.000 17.339.962.235

Gambar 1.1
Pagu dan Realisasi Anggaran TA.2010 s/d 2014

9
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

Dari tabel 1.1 dan gambar 1.1 di atas dapat diketahui bahwa pagu dan
realisasi anggaran selama lima tahun cenderung turun naik. Akan tetapi
persentase realisasi yang paling tinggi ada pada tahun 2014 (90,77%). Jika
dibandingkan dengan tahun 2013 realisasi anggaran mengalami kenaikan
sebesar Rp.5.900.654.340,00 (51,58%).
b. Capaian kegiatan keluaran (output)
Output merupakan prestasi kerja berupa barang atau jasa yang
dihasilkan oleh suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.
Pencapaian kinerja output pelaksanaan kegiatan pada Program
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada Tahun 2010-
2015 telah mencapai hasil yang memuaskan, rata-rata pertahun sebagai
berikut:
1) Tahun 2010 sebesar 94,98% (22 output)
2) Tahun 2011 sebesar 89,92% (37 output)
3) Tahun 2012 sebesar 97,76% (33 output)
4) Tahun 2013 sebesar 104,49% (36 output)
5) Tahun 2014 sebesar 106,13% (40 ouput)
c. Capain kinerja hasil (outcome)
Kinerja kegiatan merupakan integrasi hasil/pencapaian berbagai
pelaksana kegiatan, baik pelaksana program maupun berbagai lintas
program dan lintas sektor yang terlibat serta saling berhubungan. Kinerja
yang akan diukur merupakan indikator sasaran di bidang pencegahan dan
pemberantasan penyakit serta bidang kesehatan lingkungan.
Data indikator sasaran didapatkan dari hasil survei yang dilakukan dalam
interval waktu tertentu (1 tahunan, 3 tahunan, atau 5 tahunan)
tergantung jenis indikator keberhasilan yang akan diukur.Outcome (hasil)
merupakan prestasi kerja yang berupa sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya output dari kegiatan dalam suatu program.

10
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

1) Indikator Persentase faktor resiko potensial PHEIC yang terdeteksi


dipintu negara
Faktor resiko petensial PHEIC yang terdeteksi di pintu negara melalui
pemeriksaan kapal dan pesawat.
Dokumen kekarantinaan yang diberikan kepada kapal yang datang
dari luar negeri dan atau dari dalam negeri terjangkit (under
surveilans). Kapal tersebut berlabuh/angker di luar dermaga dan atau
sandar di dermaga. Dinyatakan dalam satuan dokumen Certificate of
pratique (COP).
General Declaration (GENDEC) adalah dokumen yang diterbitkan oleh
pilot pesawat tentang kondisi pesawat. Salah satu bagian GENDEC
adalah Health Part of General Declaration (HPoGD) berisi tentang
keterangan penumpang sakit dan tindakan penyehatan pesawat.
Capaian indikator selama 5 tahun terakhir dapat disajikan pada
gambar berikut ini.
Gambar 1.2
Perbandingan Indikator Persentase faktor resiko potensial PHEIC
yang terdeteksi dipintu negara Tahun 2010-2014

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-2013


Persentase faktor resiko potensial PHEIC yang terdeteksi dipintu
negara selalu tercapai 100%, bahkan di tahun 2014 dapat tercapai
121,84%.
Indikator ini dapat dicapai dengan upaya :
1) Pemeriksaan kapal dan pesawat dari dalam dan luar negeri
2) Analisis

11
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

3) Penerbitan Sertifikat Free Pratique dan GENDEC


Kendala yang dihadapi dalam kegiatan ini adalah belum ada sanksi
untuk kapal yang tidak melakukan in/ out clearance akibat revisi
undang-undang kekarantinaan yang sampai sekarang belum
disahkan. Sementara undang-undang yang lama yaitu Undang-
Undang No.1 tahun 1962 tentang Karantina Laut Undang-Undang
No.2 tahun 1962 tentang Karantina Udara sudah tidak sesuai lagi
dengan kondisi sekarang.
2) Indikator Persentase terlaksananya penanggulangan faktor resiko
dan pelayanan kesehatan pada wilayah kondisi matra
Penanggulangan faktor resiko dan pelayanan kesehatan pada wilayah
kondisi matra, antara lain: kesehatan haji, arus mudik lebaran,natal
dan tahun baru.
Capaian indikator selama 5 tahun terakhir dapat disajikan pada
gambar berikut ini.
Gambar 1.3
Perbandingan Indikator Persentase terlaksananya penanggulangan
factor resiko dan pelayanan kesehatan pada wilayah kondisi matra
Tahun 2010-2014

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-2013


Persentase faktor resiko potensial PHEIC yang terdeteksi dipintu
negara selalu tercapai 100%, bahkan di tahun 2014 dapat tercapai
125%.
Upaya yang dilaksanakan dalam mencapai indikator ini:

12
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

1) Penyusunan rencana kegiatan kesehatan haji, matra idul fitri,


natal dan tahun baru.
2) Melaksanakan koordinasi/ jejaring lintas sektor melalui
pertemuan/ rapat.
3) Melaksanakan kegiatan kesehatan embarkasi debarkasi haji,
posko matra idul fitri, posko natal dan tahun baru.
4) Melaksanakan evaluasi kegiatan kesehatan embarkasi debarkasi
haji, matra idul fitri, natal dan tahun baru
3) Indikator Persentase Penanggulangan KLB < 24 jam
Investigasi dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) <24 jam.
KLB yang diantisipasi adalah Mers Cov.
Capaian indikator selama 5 tahun terakhir dapat disajikan pada
gambar berikut ini.
Gambar 1.4
Perbandingan Indikator Persentase Penanggulangan
KLB < 24 jam Tahun 2010-2014

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-2014


Indikator Persentase Penanggulangan KLB < 24 jam selalu tercapai
100%.
Indikator ini dapat dicapai dengan upaya:
1) Dibentuk Tim Gerak Cepat (TGC)
2) Disusun SOP penanggulangan KLB
3) Dilakukan simulasi penanganan KLB dengan lintas sektor terkait
4) Mengikuti pelatihan Tim Gerak Cepat (TGC)
Kendala yang dihadapi:

13
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

1) Tidak tersedianya ruang isolasi/ karantina di pelabuhan/bandara


yang memenuhi standart/kriteria.
2) Tidak semua rumah sakit memiliki ruang isolasi/ karantina yang
sesuai standart. Jikapun ada jumlah ruang, fasilitas, dan logistik
tidak memadai.
4) Persentase kasus zoonosa yang ditemukan, ditangani sesuai standar
Tindakan yang dilakukan dalam rangka mengendalikan kasus zoonosa
yang terjadi di area pelabuhan/bandara.
Capaian indikator selama 5 tahun terakhir dapat disajikan pada
gambar berikut ini.
Gambar 1.5
Perbandingan Indikator kasus zoonosa yang ditemukan, ditangani
sesuai standar Tahun 2010-2014

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-


2013 Indikator Persentase kasus zoonosa yang ditemukan,
ditangani sesuai standar selalu tercapai 100%. Bahkan di tahun
2014 tercapai 111,11%.
Indikator ini dapat dicapai dengan upaya:
1) Melaksanakan kegiatan pengendalian lalat dan kecoa mulai
dari survei kepadatan sampai dengan
pemberantasan/spraying
2) Melaksanakan kegiatan pengendalian lalat dan kecoa di
lingkungan pelabuhan/bandara baik daerah perimeter

14
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

maupun buffer di seluruh wilayah induk maupun wilayah kerja


KKP Kelas I Surabaya
3) Melaksanakan kegiatan tikus dan pinjal secara rutin di wilayah
pelabuhan/bandara
4) Mengawasi indeks pinjal khusus < 1 dan indeks pinjal umum <
2 di wilayah pelabuhan
Kepadatan lalat dan kecoa sangat tergantung dari perilaku hidup
bersih dan sehat komunitas pelabuhan terkait dengan
penanganan pembuangan sampah yang baik.
5) Jumlah kasus Diare per 1.000 penduduk
Tindakan yang dilakukan dalam rangka mengendalikan jumlah kasus
diare di area pelabuhan.
Tempat pengelolaan makanan adalah suatu tempat dimana makanan
diolah, sedangkan penjamah makanan adalah orang yang secara
langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari
tahap persiapan, pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai
penyajian.
Tempat pengelolaan makanan, tempat – tempat umum dan
penjamah makanan memiliki peran penting dalam hal kualitas
makanan/minuman.
Capaian indikator selama 5 tahun terakhir dapat disajikan pada
gambar berikut ini.
Gambar 1.6
Jumlah kasus Diare per 1.000 penduduk Tahun 2010-2014

15
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-2013


Indikator Jumlah kasus Diare per 1.000 penduduk tidak ada.
sedangkan di tahun 2014 tercapai 114,74%.
Upaya yang dilaksanakan dalam mencapai indikator ini:
1) Melaksanakan kegiatan pengawasan tempat pengelolaan
makanan di wilayah induk dan wilayah kerja secara rutin
2) Melaksanakan kegiatan pengawasan kualitas makanan/minuman
dengan parameter organoleptik dan bakteriologis
3) Melaksanakan persiapan dengan koordinasi dengan pihak pemilik
restoran/ rumah makan
4) Melaksanakan pemeriksaan kesehatan pada penjamah makanan
5) Melaksanakan penerbitan dokumen/ sertifikat laik sehat
6) Melaksanakan kegiatan pengawasan tempat-tempat umum baik di
wilayah pelabuhan/bandara yang meliputi gedung/bangunan dan
alat angkut
7) Melaksanakan tindakan sanitasi alat angkut apabila ditemukan
adanya vektor atau faktor risiko penyakit yang lain

Pemeriksaan kualitas makanan/minuman secara bakteriologis


dilakukan di laboratorium kesehatan lingkungan seperti BBTKL & PP
Surabaya, BLK Surabaya atau laboratorium kesehatan lingkungan di
kabupaten/kota terdekat, sehingga beberapa wilayah kerja yang di
Kabupaten/Kota tidak mempunyai laboratorium kesehatan lingkungan
tidak bisa melaksanakan pemeriksaan kualitas makanan/minuman.
6) Indikator Persentase (%) Provinsi Yang Melakukan Pembinaan
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular (SE,
deteksi dini, KIE dan penanganan kasus)
Provinsi yang melakukan pembinaan pencegahan dan
penanggulangan PTM adalah Provinsi yang melakukan pembinaan

16
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

pencegahan penanggulangan PTM kepada kab/kota di wilayah


provinsi tersebut.
Ruang lingkup pencegahan dan penanggulangan PTM adalah
deteksi dini penanganan kasus, KIE, dan Surveilans.
Pembinaan pencegahan dan penanggulangan PTM yang dimaksud
ada memberikan dukungan dalam melaksanakan program PPTM,
sehinngga kab/kota di wilayah provinsi tersebut dapat melaksanakan
program PPTM.
Persentase Provinsi yang melakukan pembinaan pencegahan dan
penanggulangan PTM adalah jumlah Provinsi yang melakukan
pembinaan pencegahan dan penanggulangan PTM terhadap jumlah
provinsi di Indonesia.
Namun karena kantor kesehatan pelabuhan tidak berbasis wilayah
maka yang dijadikan perhitungan indikator adalah kegiatan yang
berhubungan dengan pembinaan PTM, yaitu pelatihan BHD dan AED
bagi masyarakat pelabuhan/bandara, tatalaksana PTM masyarakat
pelabuhan/bandara, pengendalian PTM pada jamaah haji dan umroh
ke Kab/Kota.
Capaian indikator selama 5 tahun terakhir dapat disajikan pada
gambar berikut ini.
Gambar 1.7
Perbandingan Indikator Indikator Persentase (%) Provinsi Yang
Melakukan Pembinaan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Tidak Menular (SE, deteksi dini, KIE dan penanganan kasus)Tahun
2010-2014

17
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-2013


tidak ada Indikator Persentase (%) Provinsi Yang Melakukan
Pembinaan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
(SE, deteksi dini, KIE dan penanganan kasus). Dan di tahun 2014 telah
tercapai 100%.
Upaya yang dilaksanakan dalam mencapai indikator ini:
1) Pelatihan BHD dan AED bagi masyarakat pelabuhan/bandara,
2) Pelatihan tatalaksana PTM masyarakat pelabuhan/bandara,
3) Sosialisasi pengendalian PTM pada jamaah haji dan umroh ke
Kab/Kota.
7) Indikator Persentase (%) Kualitas Air Minum yang Memenuhi Syarat
Pemantauan kualitas air bersih secara rutin di area pelabuhan.
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak.
Pengawasan kualitas air dilakukan untuk mecegah penurunan
kualitas dan penggunaan air yang dapat mengganggu dan
mebahayakan kesehatan, serta meningkatkan kualitas air.
Capaian indikator selama 5 tahun terakhir dapat disajikan pada
gambar berikut ini.
Gambar 1.8
Persentase (%) Kualitas Air Minum yang Memenuhi Syarat
Tahun 2010-2014

18
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-


2014 Indikator Persentase Penanggulangan KLB < 24 jam selalu
tercapai 100%.
Upaya yang dilaksanakan dalam mencapai indikator ini:
1) Melaksanakan kegiatan pengawasan air bersih secara rutin di
wilayah induk dan wilayah kerja
2) Melaksanakan kegiatan pengawasan kualitas air bersih dengan
parameter fisika, kimia dan bakteriologis
Peralatan pemeriksaan air bersih yang dimiliki KKP Kelas I Surabaya
adalah parameter kimia sederhana yaitu pH dan Sisa Chlor sedangkan
pemeriksaan kimia lengkap dan bakteriologis dilakukan di
laboratorium kesehatan lingkungan seperti BBTKL & PP Surabaya, BLK
Surabaya atau laboratorium kesehatan lingkungan di kabupaten/kota
terdekat.
Laboratorium kesehatan lingkungan tidak selalu ada di wilayah
Kabupaten/Kota dimana Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya berada,
sehingga untuk wilayah kerja tersebut pemeriksaan kualitas air bersih
hanya mencakup parameter fisik dan kimia sederhana.
8) Indikator Jumlah Upt Vertikal yang Ditingkatkan Sarana dan
Prasarananya
Jumlah UPT vertikal Ditjen PP dan PL yang ditingkatkan sarana dan
prasaranya, dalam hal ini adalah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Surabaya.
Peningkatan jumlah sarana dan sarana yang dimiliki baik secara
kualitas maupun kuantitas.
Capaian indikator selama 5 tahun terakhir dapat disajikan pada
gambar berikut ini.

19
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

Gambar 1.9
Perbandingan Indikator Jumlah Upt Vertikal yang Ditingkatkan
Sarana dan Prasarananya Tahun 2010-2014

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-2013


Indikator Jumlah Upt Vertikal yang Ditingkatkan Sarana dan
Prasarananya) selalu mencapai 100%. Dan di tahun 2014 telah
tercapai 142,86%.
Upaya yang dilaksanakan dalam mencapai indikator ini:
1) Pengembangan sistem informasi pelaporan kegiatan
2) Pembangunan gedung wilker gresik
3) Pemeliharaan gedung kantor Wilker Juanda
4) Pemeliharaan gudang kantor Induk
5) Pengadaan kendaraan/ mobil khusus
6) Pengadaan kendaraan operasional roda 4 dan 2
7) Pengadaan perangkat pengolah data
8) Pengadaan meubeler kantor
9) Pengadaan sarana penunjang perkantoran
10) Pengadaan fasilitas perkantoran
Kantor Kesehatan Pelabuhan tidak dapat membangun gedung kantor
induk yang sudah tidak lagi memenuhi ketentuan berdasarkan
Permenkes 1314/MENKES/SK/IX/2010 standardisasi sarana dan
prasarana. Karena gedung yang ditempati sekarang berada di atas
lahan milik PT. Pelindo III.

20
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

4. Permasalahan
Berdasarkan uraian di atas, kinerja KKP dalam rangka pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan di Pintu Gerbang Negara pada periode
2010-2014 masih menghadapi berbagai tantangan akan menjadi input
dalam menentukan arah kebijakan dan strategi Kementerian Kesehatan,
antara lain:
a. Regulasi
Undang-Undang No.1 tahun 1962 tentang Karantina Laut Undang-
Undang No.2 tahun 1962 tentang Karantina Udara sudah tidak sesuai
lagi dengan kondisi sekarang. Sedangkan revisi undang-undang
kekarantinaan sampai sekarang belum disahkan. Sehingga belum ada
sanksi yang tegas bagi pelanggarnya, misal belum ada sanksi untuk
kapal yang tidak melakukan in/ out clearance.
Pengurusan Health Certificate dan surat keterangan impor masih dicari
kejelasan pihak yang berwenang menerbitkan. Dalam National Single
Window (NSW) portal Bea Cukai hanya disyaratkan surat ekspor dan
impor yang diterbitkan BPOM. Sehingga dalam kasus pengembalian
barang ekspor, health certificate tidak berlaku.
b. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia yang dimiliki Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Surabaya dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi sejumlah 106
orang. Sedangkan berdasarkan Kepmenkes 1314/MENKES/SK/IX/2010
tahun 2010 standarisasi jumlah pegawai untuk KKP Kelas 1 dengan 4
wilker berjumlah 122 pegawai. Jadi jumlah pegawai di KKP Kelas I
Surabaya masih kurang 16 orang.
Sedangkan berdasarkan Analisa Beban Kerja (ABK) yang telah disusun
jumlah kebutuhan pegawai dengan 5 wilker berjumlah 176 pegawai. Jadi
jumlah pegawai di KKP Kelas I Surabaya masih kurang 70 orang.
Keterbatasan sumber daya manusia ini menyebabkan:

21
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

1) Ada beberapa pelabuhan yang berada di Wilayah Kerja Kantor


Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya yang belum terawasi secara
optimal seperti Brondong, Pacitan, Branta, Paciran. Hal ini karena
lokasinya yang jauh dari Kantor Wilayah Kerja, sehingga harus
dibuka pos-pos baru.
2) Untuk Pelabuhan Bawean pelayanan kekarantinaan belum dapat
diselenggarakan.
3) Tidak semua kapal dapat diperiksa hanya memprioritaskan
pemeriksaan sanitasi kapal pada kapal-kapal tertentu sebagai
berikut : kapal yang datang dari luar negeri, kapal yang akan
melakukan perpanjangan sertifikat sanitasi kapal, kapal yang sedang
mengalami kejadian khusus sehingga berpotensi menyebabkan
penularan penyakit dan kapal-kapal lain yang dilakukan secara
sampling.
4) Masih ada 8% jumlah pesawat datang dari luar negeri yang tidak
terawasi dan tidak diketahui kondisi kesehatannya serta faktor
risiko di dalamnya. Pesawat tersebut tidak terawasi karena jadwal
kedatangannya tidak diketahui oleh petugas KKP Kelas I Surabaya.
Pesawat yang tidak terawasi merupakan pesawat carteran atau
pesawat militer, dan atau pesawat komersial yang kedatangannya
jam 22.00 sampai dengan 08.00 WIB.
5) Sebanyak 100% pesawat domestik tidak diawasi secara aktif.
c. Sarana dan Prasarana
1) Gedung Kantor
Untuk gedung kantor, dari 5 gedung yang dipakai hanya 2 gedung
saja yang milik sendiri yaitu: Wilker Kalianget (1984) dan Wilker
Gresik (2014). Sedangkan lainnya merupakan sewa: Wilker Juanda
(dari Lanudal), Wilker Tuban (dari masyarakat).

22
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

Bahkan gedung Induk masih sewa dari PT.Pelindo III. Gedung tidak
memenuhi ketentuan berdasarkan Kepmenkes
1314/MENKES/SK/IX/2010 standardisasi sarana dan prasarana. Salah
satunya adalah ruang rapat yang kapasitasnya hanya cukup untuk 20
orang saja, sehingga apabila peserta rapat lebih dari itu harus
diadakan di luar kantor. Akan tetapi gedung tersebut tidak dapat
dibangun lagi karena sesuai peraturan yang ada apabila ingin
membangun di lahan milik pihak ketiga harus ada kepastian bahwa
gedung dapat dipergunakan dalam jangka waktu 30 tahun,
sedangkan PT. Pelindo III tidak dapat mengeluarkan surat
rekomendasi tersebut. Sehingga satu-satunya jalan adalah dengan
membeli lahan baru.
2) Peralatan penunjang Tupoksi
a) Peralatan pemeriksaan air bersih yang dimiliki KKP Kelas I
Surabaya adalah parameter kimia sederhana yaitu pH dan Sisa
Chlor sedangkan pemeriksaan kimia lengkap dan bakteriologis
dilakukan di laboratorium kesehatan lingkungan seperti BBTKL &
PP Surabaya, BLK Surabaya atau laboratorium kesehatan
lingkungan di kabupaten/kota terdekat.
b) Kegiatan pengendalian vektor terutama pemasangan perangkap
tikus belum optimal karena tidak ada kendaraan operasional di
wilayah kerja Juanda, Gresik, Tuban dan Kalianget.
d. Jejaring Kemitraan
1) Tidak tersedianya ruang isolasi/ karantina di pelabuhan/bandara yang
memenuhi standart/kriteria.
2) Tidak semua rumah sakit memiliki ruang isolasi/ karantina yang
sesuai standart. Jikapun ada jumlah ruang, fasilitas, dan logistik tidak
memadai.

23
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

3) Kepadatan lalat dan kecoa sangat tergantung dari perilaku hidup


bersih dan sehat komunitas pelabuhan terkait dengan penanganan
pembuangan sampah yang baik
4) Pemeriksaan kualitas makanan/minuman secara bakteriologis
dilakukan di laboratorium kesehatan lingkungan seperti BBTKL & PP
Surabaya, BLK Surabaya atau laboratorium kesehatan lingkungan di
kabupaten/kota terdekat, sehingga beberapa wilayah kerja yang di
Kabupaten/Kota tidak mempunyai laboratorium kesehatan
lingkungan tidak bisa melaksanakan pemeriksaan kualitas
makanan/minuman.
5) Laboratorium kesehatan lingkungan tidak selalu ada di wilayah
Kabupaten/Kota dimana Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya berada,
sehingga untuk wilayah kerja tersebut pemeriksaan kualitas air
bersih hanya mencakup parameter fisik dan kimia sederhana.
6) Ketersediaan data penyakit di Puskesmas terlambat
7) Luas area pelaksanaan fogging belum memenuhi target yang
ditetapkan. Hal ini disebabkan ada wilayah tertentu di lingkungan
pelabuhan/bandara yang tidak diperkenankan untuk difogging.
8) Penerbitan buku pelaut dan Medical Check Up (MCU) yang
merupakan salah satu tupoksi KKP sampai saat ini masih
dilaksanakan di RS PHC (Port Health Center).
9) Masih rendahnya kesadaran pemilik kapal Indonesia khususnya
pengusaha kapal menengah kebawah, untuk melengkapi
persediaaan Obat/P3K.
C. Isu Strategis
1. Transisi epidemiologi
Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sedang kita hadapi saat
ini dalam pembangunan kesehatan adalah beban ganda penyakit, yaitu
disatu pihak masih banyaknya penyakit infeksi yang harus ditangani,

24
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

dilain pihak semakin meningkatnya penyakit tidak menular. Demikian


pula re-emerging dan new emerging diseases, yang berpotensi
menimbulakan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan dan pandemi. Penyakit
yang berpotensi menjadi ancaman internasional (PHEIC) semakin nyata,
sehingga diperlukan pula kesiapan semua lini baik jajaran kesehatan dari
pusat, provinsi dan kabupaten/kota termasuk pintu-pintu masuk
(bandara, pelabuhan, lintas darat) dalam mencegah keluar masuknya
penyakit.
2. Transisi demografi
Meningkatnya umur harapan hidup menyebabkan proporsi penduduk
usila semakin meningkat, sehingga menyebabkan perubahan pola
penyakit dan gangguan kesehatan.
3. Transisi lingkungan
Ditandai dengan banyaknya terjadi bencana alam, perubahan iklim
global, berkurangnya lahan pangan, dan lain-lain. Perubahan iklim di
dunia (climate cahange) diyakini akan sangat berpengaruh terhadap pola
penyebaran penyakit terutama penyakit bersumber binatang, penyakit
tidak menular, kejadian kecelakaan, dan gangguan kesehatan akibat
perubahan lingkungan.
4. Perubahan sosial budaya
Adanya perubahan gaya hidup (lifestyle) yang cenderung menjadi tidak
sehat, laju modernisasi yang cepat, dan berkembangnya nilai-nilai baru.
5. Perubahan keadaan politik
Adanya reformasi dan desentralisasi dimana daerah mempunyai
wewenang untuk mengelola daerahnya sendiri.
6. Perubahan keadaan ekonomi
Adanya globaisasi dan pasar bebas

25
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

7. Perubahan keadaan keamanan


Perubahan keadaan keamanan dengan adanya berbagai macam konflik
skala global dan regional, terjadinya perang, dan terorisme termasuk
bioterorisme.
8. Kondisi kesehatan lingkungan
Proporsi masyarakat yang memiliki akses ke sarana sanitasi dasar dan air
bersih yang memenuhi syarat masih terbatas dan lingkungan
pemukiman dan perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
Kondisi ini diperberat dengan jumlah penduduk yang besar yang
menyebabkan daya dukung lingkungan semakin menurun. Salah satu hal
yang harus diadaptasi adalah adanya perubahan iklim (climate change).
Peningkatan muka air laut menyebabkan semakin luasnya breeding
places vektor penular penyakit, ancaman penyediaan sumber air bersih
dari sumur gali, dan kenaikan suhu menyebabkan adaptasi vektor
penular penyakit ke area yang lebih luas.
9. Perilaku masyarakat
Salah satu faktor kunci untuk menekan angka kesakitan penyakit
menular dan tidak menular adalah perilaku pola hidup bersih dan sehat
yang disertai upaya penyehatan lingkungan. Masih terbatasnya
kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat dapat dilihat dari
masih tingginya prevalensi merokok di masyarakat, kurangnya aktifitas
fisik, konsumsi gizi yang tidak seimbang. Kecenderungan meningkatnya
jumlah penderita HIV/AIDS dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif (NAPZA), serta tingginya kecacatan dan kematian akibat
kecelakaan.
10. Kinerja pelayanan kesehatan
Kinerja pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam
membuka kesempatan masyarakat memperoleh status kesehatan yang
lebih baik. Pelayanan kesehatan yang diberikan ke masyarakat telah

26
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

mengalami perbaikan dari waktu ke waktu, namun masih dirasakan


belum memadai. Hal ini terlihat dari beberapa indikator diantaranya
proporsi bayi yang mendapatkan imunisasi campak, dan proporsi
penemuan kasus (case detection rate) TB paru, penemuan kasus baru
kusta, cakupan pengobatan massal filariasis dan lainnya.
11. Keterbatasan, kesenjangan dan distribusi SDM kesehatan
Sumber daya manusia dalam upaya pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan adalah tenaga fungsional seperti sanitarian,
epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan pada sarana kesehatan
maupun tenaga masyarakat, kader desa, juru malaria desa, jumantik,
juru imunisasi. Sampai saat ini kebutuhan dan distribusi tenaga
fungsional tersebut diatas masih belum terpenuhi secara merata,
demikian pula tenaga masyarakat banyak yang kurang aktif.
D. Lingkungan Strategis
Seiring dengan Revisi International Health Regulation (IHR) tahun 2005 yang
diberlakukan 15 Juni Tahun 2007 dengan perhatian kepada Public Health
Emergency Of International Concern /PHEIC (masalah kedaruratan kesehatan
masyarakat yang menjadi perhatian global) memberikan perhatian khusus
untuk wilayah pelabuhan dengan menetapkan persyaratan kapasitas inti
bagi bandara, pelabuhan dan perlintasan darat agar setiap saat (a)
menyediakan akses pada (i) pelayanan kesehatan yang memadai termasuk
fasilitas diagnostic dilokasi yang dekat sehingga memungkinkan penilaian
cepat dan perawatan bagi pelaku perjalanan yang sakit dan (ii) staf,
peralatan dan lingkungan kerja yang memadai; (b) menyediakan akses
terhadap peralatan dan personel untuk pengiriman pelaku perjalanan yang
sakit ke fasilitas kesehatan yang memadai; (c) menyediakan SDMl yang
terlatih dan kompeten di bidangnya untuk pemeriksaan alat angkut; (d)
menjamin lingkungan yang aman bagi para pelaku perjalanan yang
menggunakan fasilitas yang ada di pintu masuk, termasuk pengadaan air

27
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

minum, tempat makanan, fasilitas catering pesawat udara, Toilet umum,


fasilitas pembuangan sampah cair dan padat yang memadai, dan area yang
berpotensi risiko lainnya, dengan melaksanakan pemeriksaan secara berkala;
dan (e) sejauh dapat dilakukan menyediakan SDM terlatih pada program
pengendalian vektor dan penyakit bersumber binatang didalam dan disekitar
pintu masuk.
Selanjutnya IHR juga mempersyaratkan agar pelabuhan, bandara dan
perlintasan darat dapat merespons kejadian yang dapat menimbulkan PHEIC
dengan kapasitasnya: (a) menyediakan respon emergensi kesehatan
masyarakat yang memadai dengan menetapkan dan memantapkan rencana
kontingensi emergensi kesehatan masyarakat, termasuk penunjukan
koordinator dan contact-point yang berhubungan dengan pintu masuk,
layanan kesehatan masyarakat dan layanan agen lainnya; (b) melakukan
penilaian dan perawatan bagi pelaku perjalanan atau hewan yang terjangkit
oleh pengaturan yang tepat pada fasilitas medis dan kesehatan hewan
setempat dalam pengisolasian, pengobatan dan layanan pendukung lainnya
yang diperlukan; (c) menyediakan ruangan yang memadai, dan dipisahkan
dari pelaku perjalanan lain, untuk mewawancarai orang yang terjangkit atau
tersangka; (d) menyediakan sarana diagnosis dan, bila perlu, karantina
terhadap pelaku perjalanan yang diduga, lebih baik bila di sarana kesehatan
yang jauh dari pintu masuk; (e) menerapkan tindakan yang
direkomendasikan bila perlu untuk hapus serangga (desinseksi), hapus tikus
(deratisasi), hapus kuman (desinfeksi), dekontaminasi atau penanganan
bagasi, kargo, peti kemas, alat angkut, barang dan paket pos, di lokasi
khusus yang ditunjuk dan dilengkapi untuk keperluan ini. (f) menerapkan
pengawasan masuk dan keluarnya pelaku perjalanan; dan (g) menyediakan
akses berupa peralatan yang dirancang khusus dan personel terlatih dengan
alat pelindung diri yang memadai, dalam merujuk pelaku perjalanan yang
membawa atau terkontaminasi penyakit menular.

28
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

Keberhasilan pencapaian sasaran kinerja KKP semata-mata tidak ditentukan


oleh kemampuan dan hasil kerja yang dilaksanakan, namun juga dipengaruhi
oleh mitra kerja dengan segala kontribusinya yang bersinergi secara dinamis
dalam mempercepat pencapaian tujuan dan sasaran.

Dalam pelaksanaan pengedalian penyakit dan penyehatan lingkungan di


pintu gerbang negara tidak seluruh program atau kegiatan menjadi tanggung
jawab dan berada di bawah kendali sektor kesehatan, namun juga dukungan
dari berbagai sektor terkait, termasuk kondisi sosial ekonomi dan budaya
maupun partisipasi masyarakat dan swasta. Pemberdayaan terhadap
masyarakat sebagai basis dalam pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan juga sangat penting, mengingat masyarakat bukan saja sebagai
obyek tetapi juga sekaligus sebagai subyek, sementara pemerintah dalam
hal ini sektor kesehatan bertindak sebagai fasilitator, regulator, dan
dinamisator.

Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan di pintu gerbang negara


sebagai salah satu pilar pembangunan bidang kesehatan, perlu mencermati
isu-isu strategis, dinamika wilayah, pola dan penyebaran penyakit, serta
kecenderungan menurunnya kualitas kesehatan lingkungan sebagai dampak
pembangunan dan fenomena alam.

29
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS

A. Visi
Visi Presiden Republik Indonesia untuk pembangunan nasional tahun 2015-
2019 yang adalah “ Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian berlandaskan gotong-royong”.
Visi Presiden ini menjadi visi seluruh kementerian yang ada di kabinet
Indonesia bersatu.
Untuk mendukung terwujudkan visi di atas maka Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas I Surabaya menyusun visi yang sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya yaitu “ Terwujudnya Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Surabaya yang Tangguh, Profesional Serta Amanah Dalam Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit di Pintu Masuk Negara Indonesia” (Revisi ke-3/ 2017)
Adapun Motto yang di usung adalah “ Handal dalam Pencegahan, Unggul
dan Prima dalam Pelayanan”. (Revisi ke-3/ 2017)
Nilai – nilai dari Visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya yang
disusun tersebut, di tekankan dalam beberapa aspek berikut :
1) K (Kerja Keras)
Bekerja dengan usaha yang lebih gigih dan disiplin untuk
memberikan hasil yang terbaik bagi diri sendiri dan organisasi.
2) A (Akuntabel)
Harus tunduk dan berkewajiban untuk melaporkan, menjelaskan dan
bertanggungjawab atas pekerjaannya.
3) R (Responsif)
Cepat dan tanggap dalam pencegahan dan pengendalian penyakit
serta faktor risiko di wilayah pelabuhan dan bandara.
4) I (Inovatif)
Memberikan hal baru bagi peningkatan mutu pelayanan agar
organisasi tumbuh, berubah, berkembang, dan berhasil.

30
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

5) E (Etika)
Setiap pegawai harus menjunjung tinggi moralitas, sopan santun, dan
ramah di lingkungan kerja dan masyarakat selama menjalankan
tugasnya.
6) B (Bersih)
Menyelenggarakan program kesehatan yang transparan, akuntabel,
dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepoteisme (KKN).

Ke enam nilai yang ada tersebut, untuk memudahkan di ingat


disingkat dengan istilah “KARIEB” (Revisi ke-3/ 2017)
B. Misi
Upaya untuk mewujudkan visi “ Terwujudnya Indonesia yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong” ini adalah
melalui 7 Misi Pembangunan yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia
sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri
sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan
sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA


CITA yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:

31
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan


memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-
daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-
sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.
Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam
tercapainya seluruh Nawa Cita terutama terutama dalam meningkatkan
kualitas hidup manusia Indonesia.
Untuk program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit peran dan
kontribusinya melalui upaya preventif dan promotif.

Misi Upaya preventif dan promotif yang ada dalam program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit diturunkan menjadi misi Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas I Surabaya sebagai berikut:

1) Melaksanakan kegiatan cegah tangkal penyakit potensial wabah,


new-emerging dan re-emerging disease di bandara dan pelabuhan.
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas surveilans epidemiologi dan
kekarantinaan kesehatan sesuai dengan perundangan yang berlaku
dan perkembangan kesehatan dunia.

32
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

3) Meningkatkan kualitas dan aksesbilitas pelayanan kesehatan, respon


kegawatdaruratan dan sistem rujukan serta mengikuti perkembangan
IPTEK dalam pelayanan kepada masyarakat.
4) Mewujudkan lingkungan bandara dan pelabuhan yang sehat dengan
pengendalian risiko lingkungan sesuai peraturan perundangan yang
berlaku.
5) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang menuju “good
governance”.
(Revisi ke-3/ 2017)
C. Tujuan
Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu:
1) meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2) meningkatnya daya
tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko
sosial dan finansial di bidang kesehatan.
Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum
siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja,
kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia.
Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau
outcome). dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang
akan dicapai adalah:
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup
(SP 2010), 346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000
kelahiran hidup.
3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan
preventif.
5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.

33
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness)


dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di
bidang kesehatan, maka ukuran yang akan dicapai adalah:
1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan
kesehatan setelah memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%
2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan
dari 6,80 menjadi 8,00.
Dukungan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terhadap
Kementerian Kesehatan dalam meningkatkan upaya promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan
preventif diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan pencapaian tujuan Ditjen
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yaitu “Terselenggaranya
pengendalian penyakit secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam
mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang
setinggitingginya” melalui :
1) Kegiatan Surveilans dan Karantina Kesehatan
2) Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan
Zoonotik
3) Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
4) Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
5) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Adapun yang menjadi tujuan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya
yang selaras dengan tujuan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
seperti yang tersebut di atas adalah “Terlaksananya Kegiatan Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit di Pintu Masuk Negara” melalui :
a. Melaksanakan surveilans epidemiologi penyakit potensial wabah,
penyakit baru, penyakit muncul kembali, dan faktor risiko di seluruh

34
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya dengan memanfaatkan aplikasi


teknologi informasi secara rutin selama 2015-2019.
b. Melaksanakan pengawasan alat angkut (kapal dan pesawat), orang dan
muatan OMKABA di seluruh Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya secara
rutin selama 2015-2019.
c. Melaksanakan pengawasan sanitasi dan dampak risiko lingkungan di
seluruh Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya secara rutin selama 2015-
2019.
d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian vektor dan binatang
penular penyakit di seluruh Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya secara
rutin selama 2015-2019.
e. Melaksanakan vaksinasi dan penerbitan sertifikat vaksinasi
internasional, pengawasan pengangkutan orang sakit dan jenazah,
kesehatan matra, kesehatan haji, perpindahan penduduk,
penanggulangan bencana, pelayanan kesehatan terbatas, rujukan gawat
darurat medik di seluruh Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya secara rutin
selama 2015-2019.
f. Melaksanakan pengawasan kesehatan nahkoda dan ABK, pengujian
kesehatan penjamah makanan, pengawasan persediaan obat/P3K di
kapal, advokasi dan sosialisasi kesehatan kerja di seluruh Wilayah Kerja
KKP Kelas I Surabaya secara rutin selama 2015-2019.
g. Melaksanakan jejaring kerja dan kemitraan dengan lintas program dan
lintas sektor terkait pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di seluruh
Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya secara rutin selama 2015-2019.
h. Melaksanakan/mengikutsertakan kegiatan pendidikan dan pelatihan
bagi SDM di KKP Kelas I Surabaya selama 2015-2019.
i. Memenuhi dukungan manajemen di KKP Kelas I Surabaya selama 2015-
2019. (Revisi ke-4/ 2018)

35
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

D. Sasaran Strategis
Sasaran Strategis Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya dalam
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) merupakan sasaran strategis dalam Renstra
Kemenkes dan Rencana Aksi Program (RAP) Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang disesuaikan dengan
tugas, pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya yaitu
“Meningkatnya Pengendalian Penyakit di Pintu Masuk Negara”
Dukungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya terhadap
pencapaian tujuan Ditjen PP dan PL yaitu terselenggaranya
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan secara berhasil guna
dan berdaya guna dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan
Pelabuhan Sehat melalui :
a. Terlaksananya surveilans epidemiologi penyakit potensial wabah,
penyakit baru, penyakit muncul kembali dengan memanfaatkan aplikasi
teknologi informasi, surveilans alat angkut setiap bulan, dan surveilans
matra di 5 Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya selama 2015-2019 serta
surveilans OMKABA di Kantor Induk KKP Kelas I Surabaya selama 2015-
2019.
b. Terlaksananya pengawasan alat angkut (kapal dan pesawat), orang dan
muatan OMKABA serta diterbitkannya dokumen kekarantinaan kesehatan
sebagai hasil pengawasan di seluruh Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya
secara rutin selama 2015-2019.
c. Terwujudnya pelabuhan/bandara di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I
Surabaya yang memenuhi syarat-syarat sanitasi dalam kurun waktu 2015-
2019 dengan cara : melakukan pengawasan kualitas air bersih/minum,
pengawasan TPM, pengawasan tempat-tempat umum, pengawasan alat
angkut, pengawasan pencemaran lingkungan pelabuhan/bandara dan
pengawasan pestisida.

36
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

d. Terwujudnya pelabuhan/bandara yang bebas vektor di seluruh wilayah


kerja KKP Kelas I Surabaya dalam kurun waktu 2015 - 2019 dengan cara
melaksanakan pengawasan dan pengendalian vektor penyakit pes, vektor
demam berdarah, vektor malaria dan vektor diare.
e. Terlaksananya pelayanan vaksinasi internasional dan penerbitan sertifikat
vaksinasi internasional, pengawasan pengangkutan orang sakit dan
jenazah, kesehatan matra idul fitri, kesehatan matra natal dan tahun
baru, kesehatan haji, perpindahan penduduk (TKI Bermasalah),
penanggulangan bencana, pelayanan kesehatan terbatas (pos kesehatan
di pelabuhan dan bandara), rujukan gawat darurat medik di seluruh
Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya secara rutin selama 2015-2019.
f. Terlaksananya pengawasan kesehatan nahkoda dan ABK, pengujian
kesehatan penjamah makanan di pelabuhan/ bandara serta jasa boga
haji, pengawasan persediaan obat/P3K di kapal, deteksi dini/screening
dan sosialisasi PML (HIV ,Kusta, dan TB), pengawasan PTM (pembentukan
KTR dan Posbindu), advokasi dan sosialisasi kesehatan kerja di lingkungan
pelabuhan/ bandara di seluruh Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya selama
2015-2019.
g. Terlaksananya jejaring kerja dan kemitraan dengan lintas program dan
lintas sektor terkait pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di seluruh
Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya secara rutin selama 2015-2019
h. Terlaksananya kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi SDM di KKP Kelas I
Surabaya selama 2015-2019.
i. Terpenuhinya dukungan manajemen (anggaran, sarana dan prasarana) di
KKP Kelas I Surabaya selama 2015-2019. (Revisi ke-4/ 2018)

37
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. Arah Kebijakan
Arah kebijakan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya dalam program
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan di pintu gerbang negara
didasarkan pada arah kebijakan Rencana Aksi Program (RAP) Ditjen PP dan PL
dan Rencana Stretegis (Renstra) Kementerian Kesehatan yang merupakan
penjabaran dari arah kebijakan nasional sebagaimana yang tercantum dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019:
1. Peningkatan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam
hal cegah tangkal penyakit potensial wabah/ KKMD di pintu masuk
negara (Pelabuhan/Bandara).
Upaya yang dilakukan:
a. Pemeriksaan kapal dan pesawat dari dalam dan luar negeri
b. Melaksanakan kegiatan kesehatan embarkasi debarkasi haji, posko
matra idul fitri, posko natal dan tahun baru
c. Melaksanakan pengawasan tindakan sanitasi alat angkut apabila
ditemukan adanya vektor atau faktor risiko penyakit yang lain
d. Penguatan jejaring kemitraan surveilans epidemiologi
e. Pemeriksaan barang komoditi dan rujukan pemeriksaan sampel
OMKABA
f. Pelaksanaan vaksinasi dan penerbitan ICV
g. Pelaksanaan SKD penyakit PHEIC di pelabuhan/bandara
2. Peningkatan deteksi dini penyakit menular langsung di wilayah
Pelabuhan/Bandara.
Upaya yang dilakukan:
a. Dibentuk Tim Gerak Cepat (TGC)

38
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

b. Disusun SOP penanggulangan KLB


c. Dilakukan simulasi penanganan KLB dengan lintas sektor terkait
d. Melaksanakan kegiatan pengawasan tempat pengelolaan makanan di
wilayah induk dan wilayah kerja secara rutin
e. Melaksanakan kegiatan surveilans migrasi malaria
f. Melaksanakan kegiatan pengawasan kualitas makanan/minuman
dengan parameter organoleptik dan bakteriologis
g. Melaksanakan persiapan dengan koordinasi dengan pihak pemilik
restoran/ rumah makan
h. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan pada penjamah makanan
i. Melaksanakan penerbitan dokumen/ sertifikat laik sehat
j. Melaksanakan deteksi dini HIV/AIDS melalui VCT dan sosialisasi
k. Melaksanakan pengendalian TB melalui sosialisasi
3. Peningkatan deteksi dini penyakit tidak menular di wilayah
Pelabuhan/Bandara.
Upaya yang dilakukan:
a. Pelatihan BHD dan AED bagi masyarakat pelabuhan/bandara
b. Pelatihan tatalaksana PTM masyarakat pelabuhan/bandara melalui
deteksi dini dan sosialisasi
c. Sosialisasi pengendalian PTM pada jamaah haji dan umroh ke
Kab/Kota
d. Pelaksanaan pengawasan kesehatan kerja di lingkungan
pelabuhan/bandara melalui sosialisasi dan koordinasi dengan lintas
sektor
4. Peningkatan pengendalian vektor penyakit bersumber binatang di
wilayah Pelabuhan/Bandara.
Upaya yang dilakukan:
a. Melaksanakan kegiatan pengendalian lalat dan kecoa mulai dari
survei kepadatan sampai dengan pemberantasan/spraying

39
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

b. Melaksanakan kegiatan pengendalian nyamuk di lingkungan


pelabuhan/bandara baik daerah perimeter maupun buffer di seluruh
wilayah induk maupun wilayah kerja KKP Kelas I Surabaya
c. Melaksanakan kegiatan pengendalian tikus dan pinjal secara rutin di
wilayah pelabuhan/bandara
5. Terwujudnya Pelabuhan/Bandara Sehat.
Upaya yang dilakukan:
a. Melaksanakan kegiatan pengawasan tempat-tempat umum baik di
wilayah pelabuhan/bandara yang meliputi gedung/bangunan dan
alat angkut
b. Melaksanakan kegiatan pengawasan tempat-tempat pengolahan
makanan
c. Melaksanakan kegiatan pengawasan kualitas air bersih dengan
parameter fisika, kimia dan bakteriologis
d. Pengawasan kualitas lingkungan di pelabuhan/bandara
e. Pengawasan radiasi di pelabuhan/bandara
f. Mengendalikan vektor dan binatang penular penyakit
6. Terpenuhi dan tercukupinya sumber daya manusia yang berkualitas
serta sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi.
Upaya yang dilakukan:
a. Pengajuan usul penambahan pegawai melalui rekrutmen CPNS
b. Pemenuhan kekurangan tenaga melalui penambahan tenaga
outsorching yang dibiayai melalui APBN
c. Peningkatan kopetensi SDM melalui pelatihan-pelatihan baik
pelatihan managerian maupun fungsional teknis
d. Melakukan bimbingan teknis dalam rangka supervisi dan sharing
pengetahuan sehingga pelaksanaan kegiatan di Wilayah Kerja sesuai
prosedur dan terakomodir dengan baik

40
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

e. Melakukan rapat/konsultasi ke pusat guna mendapatkan informasi


terbaru dan dan solusi-solusi terhadap permasalahan yang dihadapi
f. Pengadaan tanah untuk gedung kantor induk
g. Pembangunan gedung Kantor Induk dan Wilker Tuban
h. Pemeliharaan gedung kantor dan fasilitas perkantoran
i. Pengadaan kendaraan operasional roda 4 dan 2
j. Pengadaan perangkat pengolah data dan informasi
k. Pengadaan meubeler kantor
l. Pengadaan sarana penunjang perkantoran
m. Pengadaan fasilitas perkantoran
n. Pengadaan bahan dan alat kesehatan
7. Terwujudnya akuntabalitas dan transparansi pencapaian kinerja secara
kuantitatif dan kualitatif
Upaya yang dilakukan:
a. Penyusunan dokumen perencanaan dan anggaran (RPD, RPK, RKT,
RKAKL, Perjanjian Kinerja, dan RAK)
b. Penyusunan dokumen data dan informasi (Pengelolaan Website,
Pengelolaan Buletin, Pengelolaan Aplikasi SIMKESPEL)
c. Penyusunan dokumen evaluasi dan pelaporan (Laporan Tahunan,
Laporan Kinerja, Laporan E-Monev Online)
d. Melaksanakan evaluasi kegiatan secara berkala baik bulanan,
triwulanan, semesteran, dan tahunan
e. Penyusunan laporan keuangan
f. Penyusunan Laporan Aset Negara (BMN)
g. Melaksanakan sertifikasi ISO
B. Strategi
Berdasarkan arah kebijakan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya
dalam pengelolaan program pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan dipintu gerbang negara, dikembangkan strategi sebagai berikut:

41
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

1. Melaksanakan NSPK (Norma Standar Prosedur dan Kriteria)


Norma, standar, prosedur dan kriteria dalam pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Surabaya berdasarkan pada Permenkes Nomor 356/ Menkes/ Per/
IV/ 2008 jo Permenkes RI Nomor 2348/ Menkes/ Per/ XI/ 2011, yang
didalamnya telah mengatur tentang organisasi dan tata kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan.
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi
a. Advokasi
Pendekatan kepada para pimpinan atau penentu/pembuat peraturan
perundang-undangan agar dapat memberikan dukungan,
kemudahan, perlindungan pada berbagai upaya pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan yang dilaksanakan dalam
berbagai bentuk kegiatan advokasi baik formal maupun informal.
1) Adanya peraturan perundang-undangan (Surat Edaran/Instruksi/
konvensi internasional/surat keputusan dan perundangundangan
lainnya
2) Terlaksananya peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan,
kesehatan matra, kesehatan kerja dan OMKABA
3) Tersedianya anggaran dari pemerintah dan sumber pembiayaan
yang sah sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi meliputi KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi),
dukungan/bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat dalam
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
1) Penyuluhan (KIE)
a) Tersedia dan terdistribusinya media KIE

42
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

b) Terlaksananya KIE tentang faktor risiko penyakit dan


penyehatan lingkungan serta ancaman lainnya
2) Bina suasana
Kelompok sasaran diarahkan pada stake holder dan masyarakat
dipelabuhan, bandara, dilintas batas darat.
3) Pemberdayaan Masyarakat
Melaksanakan sosialisasi guna menumbuhkan potensi
masyarakat secara optimal dalam pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan serta berperan sebagai fasilitator
kegiatan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
berbasis masyarakat.
3. Melaksanakan intensifikasi, akselerasi, ekstensifikasi dan inovasi
program
Melaksanakan intensifikasi, akselerasi, ekstensifikasi dan inovasi program
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan sesuai dengan
kemajuan teknologi dan kondisi daerah setempat (local area specific)
melalui perencanaan terpadu dan kegiatan terkoordinasi.
4. Mengembangkan (investasi) sumberdaya manusia
Mengembangkan (investasi) sumber daya manusia, antara lain
dengan melaksanakan pelatihan teknis sesuai dengan kebutuhan dalam
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
5. Meperkuat jejaring kerja
Memfasilitasi terbentuknya jejaring kerja yang terkait dengan
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
Upaya melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat, lembaga
pemerintah untuk bekerjasama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip
dan peranan masing-masing dalam pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan. Upaya tersebut diwujudkan dengan membentuk
jejaring, baik lokal, nasional maupun internasional :

43
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

a. Bidang Kesehatan
a) RS Dr Soetomo, RS Pelabuhan, RS Al Irsyad, RS Kapal TNI AL, RS
Lanudal Juanda
- Sarana rujukan medik pelayanan kesehatan, kegawatdaruratan
dan rujukan keahlian dalam pelaksanaan program UKLW dan
PKSE.
b) RS Dr Soetomo, RS Haji dan RS Bhayangkara
- Sarana rujukan medik pelayanan kesehatan, kegawatdaruratan
dan rujukan keahlian dalam pelayanan kesehatan haji
c) Dinas Kesehatan Propinsi/Kab Kota/ BBLK/BBTKL-PPM/ Lab. Kimia
Farma/ Lab. Mitra Husada
- Sebagai mitra dan koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan
pelayanan kesehatan dan program kegiatan UKLW, PKSE dan
PRL di lingkungan pelabuhan/bandara.
- Sebagai mitra dalam pelaksanaan penyelenggaraan haji,
surveilans risti pra haji dan evaluasi K3JH.
d) Poliklinik Perusahaan / Instansi Pemerintah di lingkungan
Pelabuhan / Bandara.
- Sebagai mitra dalam upaya pelayanan kesehatan
kegawatdaruratan di lingkungan bandara / pelabuhan
- Sebagai mitra dalam pembinaan kesehatan kerja di lingkungan
bandara/pelabuhan
- Sumber data status kesehatan pekerja di lingkungan
bandara/pelabuhan.
e) Puskesmas terdekat di wilayah kerja
- Sebagai mitra dalam upaya pelayanan kegawatdaruratan,
kejadian luar biasa, UKLW, PKSE dan PRL di lingkungan
bandara/pelabuhan.

44
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

b. Lintas Sektor
1. Kementerian Perhubungan (Otpel/Otban/Angkasa Pura/Pelindo/
ASDP)
- Sebagai mitra dalam setiap kegiatan di lingkungan bandara /
pelabuhan.
- Koordinator dalam setiap kegiatan UKLW, PKSE dan PRL
dilingkungan bandara/pelabuhan
2. TIM QIC (Quarantine, Imigrasi, Custom)
- Mitra dalam penanganan alat angkut dari negara asing
- Mitra dalam penanganan penumpang dan barang yang datang
dari negara terjangkit/non terjangkit.
3. Polairud, Polresta Pelabuhan/Bandara
- Mitra dalam penanganan alat angkut dari negara asing
- Mitra dalam penanganan setiap kegiatan pelayanan kesehatan
dan program kegiatan UKLW, PKSE dan PRL di lingkungan
pelabuhan/bandara.
4. Kementerian Agama
- Mitra dalam pelayanan kesehatan haji/umroh
- Mitra dalam pelaksanaan pemberian ICV pada jamaah
haji/umroh
5. Basarda
- Mitra dalam pelaksanaan penanganan kegawatdaruratan dan
kecelakaan alat angkut di lingkungan bandara/pelabuhan
- Perbantuan sarana dan prasarana penanganan
kegawatdaruratan lapangan.
6. Disnaker
- Mitra dalam penanganan tenaga kerja indonesia yang
berangkat kenegara lain.
- Pemberian ICV bagi TKI dengan negara tujuan terjangkit

45
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

7. BPJS
- Mitra dalam pembiayaan pelayanan kesehatan bagi pekerja
dilingkungan bandara/pelabuhan
- Mitra dalam promosi kesehatan keselamatan kerja
h) MOU (Memorandum of Understanding)
- Mitra dalam pendidikan dan pelatihan
c. Instansi BUMN & Swasta
(Maskapai penerbangan/pelayaran, agen perjalanan, penyalur jasa
tenaga kerja indonesia, RM/Restoran, perusahaan dilingkungan
bandara/pelabuhan, kefarmasian) :
- Mitra dalam kegiatan travel health, kesehatan hyperbarik, ICV,
kesehatan kerja, UKLW, PKSE dan PRL
- Mitra dalam kegiatan kefarmasian, alat kesehatan, dan
laboratorium
6. Memperkuat logistik, distribusi dan manajemen
Memperkuat logistik peralatan deteksi dini faktor risiko, diagnostik dan
penanggulangan penyakit bersifat massal di masyarakat dan di fasilitas
kesehatan baik ketersediaan (sesuai dengan kebutuhan) maupun
manajemennya.
7. Memperkuat surveilans epidemiologi dan aplikasi teknologi
Melaksanakan deteksi/diagnosis dini dan penanganan kasus (penderita),
SKD KLB, surveilans epidemiologi dan pengembangan sistem informasi:
a. Melaksanakan deteksi/diagnosis dini aktif pada masyarakat umum.
b. Melaksanakan deteksi/diagnosis dini aktif pada kelompok masyarakat
umum.
c. Melaksanakan deteksi/diagnosis dini pasif di fasilitas kesehatan.
d. Melaksanakan penanganan kasus (penderita) sesuai standar.
e. Melaksanakan surveilans epidemilogi faktor risiko dan kasus
terintegrasi dengan surveilans epidemiologi nasional termasuk

46
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

surveilans epidemiologi faktor risiko berbasis masyarakat. Kegiatan


tersebut bertujuan memperoleh informasi yang esensial serta dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan dalam upaya pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan
f. Mengembangkan dan meningkatkan sistem informasi manajemen
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan menggunakan
teknologi informasi internet website.
8. Melaksanakan supervisi/bimbingan teknis, monitoring, dan evaluasi
Melaksanakan supervisi/bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan diwilayah kerjanya.
9. Mengembangkan dan memperkuat sistem pembiayaan
Mengembangkan dan memperkuat sistem pembiayaan pengendalian
penyakit dan penyahatan lingkungan (APBN dan sumber dana lainnya).

47
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

BAB IV
TARGET KINERJA DAN PENDANAAN KEGIATAN

A. Target Kinerja
Target kinerja merupakan penilaian dari pencapaian program yang diukur
secara berkala dan dievaluasi pada akhir tahun 2019. Sasaran kinerja dihitung
secara kumulatif selama lima tahun dan berakhir pada tahun 2019.
Sasaran Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dalam
Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya
ditetapkan dengan merujuk pada sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Aksi
Program Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan serta
memperhatikan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Surabaya. Sasaran yang ditetapkan tersebut adalah :
 Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan kebijakan
kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat
yang berpotensi wabah sebesar 100 %.
Untuk mencapai target tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a. Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sasaran kegiatan ini adalah Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan
kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan
respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya
KLB
Indikator pencapaian sasaran untuk Program ini adalah sebagai berikut :
a) Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
b) Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana
di wilayah layanan KKP
c) Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya
penyakit
d) Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus

48
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

e) Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan


kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi wabah
f) Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang
diterbitkan
g) Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat
sanitasi
b. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Sasaran kegiatan ini adalah Meningkatnya pencegahan dan pengendalian
penyakit tular vector dan zoonotik.
Indikator pencapaian sasaran untuk Program ini adalah sebagai berikut :
- Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah
perimeter dan buffer area
c. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Sasaran kegiatan ini adalah Menurunnya penyakit menular langsung.
Indikator pencapaian sasaran untuk Program ini adalah sebagai berikut :
- Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
d. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Sasaran kegiatan ini adalah Menurunnya angka kesakitan dan kematian
akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan
penanggulangan penyakit tidak menular.
Indikator pencapaian sasaran untuk Program ini adalah sebagai berikut :
a) Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan Posbindu
b) Jumlah tempat kerja yang melaksanakan implementasi KTR di wilayah
kerja KKP
e. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

49
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

Sasaran kegiatan adalah Meningkatnya Dukungan Manajemen dan


Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit.
Indikator pencapaian sasaran untuk Program ini adalah sebagai berikut :
a) Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
b) Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
c) Jumlah pengadaan sarana prasarana
(Revisi ke-3/ 2017)
B. Pendanaan kegiatan
Kerangka pendanaan meliputi peningkatan pendanaan dan efektifitas
pendanaan. Peningkatan pendanaan kesehatan dilakukan melalui peningkatan
proporsi anggaran kesehatan secara signifikan sehingga mencapai 5% dari APBN
pada tahun 2019.
Sumber pendanaan kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya
dalam kurun 5 tahun mendatang masih bertumpu pada APBN (rupiah murni)
disertai dengan optimalisasi pemanfaatan anggaran bersumber PNBP.
Peningkatan pendanaan juga melalui dukungan dana tarif dan jumlah
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Karena sumber dana berasal dari
Rupiah Murni dan PNBP (86% dari penerimaan).
Dalam upaya meningkatkan efektifitas pembiayaan maka pendanaan
diutamakan untuk pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi. Selama tahun 2015-
2019 jumlah dana yang dianggarkan sebesar 179,354 milyar,- (Rincian Alokasi
Dana Terlampir)

50
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

BAB V
PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN

A. Pemantauan
Pemantauan dimaksudkan untuk mensinkronkan kembali keseluruhan
proses kegiatan agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan dengan
perbaikan segera agar dapat dicegah kemungkinan adanya penyimpangan
ataupun ketidaksesuaian yang berpotensi mengurangi bahkan menimbulkan
kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran.
Pemantauan di arahkan guna mengidentifikasi jangkauan pelayanan, kualitas
pengelolaan, permasalahan yang terjadi serta dampak yang ditimbulkannya.
Mekanisme dan jadwal pemantauan progres pencapaian target indikator
kinerja program:
1. Mekanisme
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
menyebutkan bahwa Pimpinan Kementerian/Lembaga melakukan
pemantauan pelaksanaan Renja-KL, meliputi: realisasi penyerapan
dana, realisasi pencapaian target keluaran (output), dan kendala yang
dihadapi.
2. Jadwal
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No.249/PMK.02/2011
tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga pemantauan
dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.39 Tahun 2006
tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan menyebutkan bahwa pemantauan minimal dilakukan
secara triwulanan.

51
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

Akan tetapi agar hasil pemantauan progres pencapaian target indikator


kinerja program dapat digunakan untuk menilai hasil kinerja,
mengetahui kendala dan dapat dipergunakan untuk pengambilan
keputusan dan mencari solusi pemantauan dilakukan setiap 1 (satu)
bulan sekali.
B. Penilaian
Penilaian Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Surabaya bertujuan untuk menilai keberhasilan penyelenggaraan kegiatan di
seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Surabaya
Penilaian dimaksud untuk memberikan bobot atau nilai terhadap hasil yang
dicapai dalam keseluruhan pentahapan kegiatan, untuk proses pengambilan
keputusan apakah suatu kegiatan diteruskan, dikurangi, dikembangkan atau
diperkuat. Untuk itu penilaian diarahkan guna mengkaji efektifitas dan
efisiensi pengelolaan kegiatan.
Penilaian kinerja program pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan dilaksanakan berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan
dalam pencapaian sasaran.
Definisi operasional indikator kinerja program serta cara penilaian progres
pencapaian target indikator kinerja:
1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
Definisi Operasional: Jumlah pemeriksaan alat angkut sesuai dengan
standar kekarantinaan Kesehatan dalam periode satu tahun
Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah hasil sertifikat PHQC, SSCEC dalam
satu tahun
2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di
wilayah layanan KKP
Definisi Operasional: Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang
direspon kurang dari 24 jam dibandingkan dengan jumlah SKD KLB
dalam periode satu tahun

52
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

Cara Perhitungan: Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang


direspon kurang dari 24 jam dibagi jumlah SKD KLB dikali 100%
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya
penyakit
Definisi Operasional: Jumlah deteksi dini yang dilaksanakan di
pelabuhan dan di klinik layanan lainnya dalam rangka cegah tangkal
masuk dan keluarnya penyakit dalam periode satu tahun

Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah sertifikat COP, Gendec dan hasil


pemeriksaan surveilans rutin di klinik layanan lainnya dalam satu tahun
4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus
Definisi Operasional: Jumlah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
pada saat situasi khusus tertentu seperti lebaran, natal, tahun baru dan
lain - lain dalam periode satu tahun
Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah posko yang melakukan pelayanan
kesehatan pada saat lebaran, natal, tahun baru dan lainnya dalam satu
tahun
5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan
kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi wabah
Definisi Operasional: Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang
memiliki kebijakan kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontijensi
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi
wabah
Cara Perhitungan: Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki
kebijakan kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontijensi
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi
wabah

53
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang


diterbitkan
Definisi Operasional: Jumlah sertifikat yang diterbitkan berdasarkan
permintaan/permohonan yang diterima dalam periode satu tahun
Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah sertifikat izin laik terbang,
sertifikat izin angkut orang sakit, sertifikat izin angkut jenazah, jumlah
penerbitan/legalisasi ICV dalam satu tahun
7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat
sanitasi
Definisi Operasional: Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memiliki
sanitasi tempat-tempat umum dengan kriteria baik, TPM memenuhi
syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih memenuhi
syarat kesehatan
Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang
mempunyai TPM memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat
penyediaan air bersih memenuhi syarat kesehatan
8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah
perimeter dan buffer area
Definisi Operasional: Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai
indeks pinjal ≤ 1, HI perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva
anopheles, kepadatan kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6
Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan
nilai indeks pinjal ≤ 1, HI perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan
larva anopheles, kepadatan kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6 dalam
satu tahun
9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
Definisi Operasional: Jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit
menular meliputi penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya

54
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah orang yang melaksanan skrining


penyakit menular meliputi penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya dalam
satu tahun
10. Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan Posbindu
Definisi Operasional: Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan Posbindu
Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah wilayah kerja yang melaksanakan
Posbindu dalam satu tahun
11. Jumlah tempat kerja yang melaksanakan implementasi KTR di wilayah
kerja KKP
Definisi Operasional: Jumlah tempat kerja yang melaksanakan
implementasi KTR di wilayah kerja KKP
Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah tempat kerja yang melaksanakan
implementasi KTR di wilayah kerja KKP dalam satu tahun
12. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
Definisi Operasional: Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen pada
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebanyak 11 jenis
Dokumen antara lain RKAKL/DIPA, Laporan Tahunan, Laporan Keuangan,
Laporan BMN, Lakip, Profil, Proposal PNBP, Dokumen Kepegawaian, e
monev DJA, e monev Bappenas, LEB dalam periode satu tahun
Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah dokumen sebanyak 40 dokumen
terdiri dari RKAKL/DIPA (awal dan revisi) 2 dok, Laptah 1 dok, Laporan
Keuangan 2 dok, Laporan BMN 2 dok, Lakip 1 dok, Profil 1 dok, Proposal
PNBP 1 dok, dokumen kepegawaian 2 dok (kontrak dan penilaian), e
monev DJA 12 dok, e monev Bappenas 4 dok, LEB 12 dok
13. Jumlah pengadaan sarana prasarana
Definisi Operasional: Jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan,
fasilitas penunjang perkantoran, kendaraan dalam satu tahun

55
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah pengadaan tanah, gedung, alat


kesehatan, fasilitas penunjang perkantoran, kendaraan dalam satu
tahun
14. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
Definisi Operasional: Jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P
yang diikuti oleh SDM B/BTKLPP dalam kurun waktu satu tahun
Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang
P2P yang diikuti oleh SDM B/BTKLPP dalam kurun waktu satu tahun
(Revisi ke-3/ 2017)
C. Pelaporan
Pelaporan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting di dalam
proses pembangunan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi
yang cepat, tepat, dan akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan
pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi yang terjadi serta penentuan
kebijakan yang relevan.
Mekanisme, jadwal, dan format pelaporan progres pencapaian target
indikator kinerja program dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Mekanisme
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
pelaksanaannya kegiatan pelaporan dilakukan secara berjenjang.
Berjenjang dimaksudkan adalah dari satu unit kerja paling bawah dalam
suatu organisasi sampai kepada pucuk pimpinan organisasi, misalnya dari
penanggungjawab kegiatan kepada penanggungjawab program dan
penanggungjawab program
kepada pimpinan kementerian/lembaga. Berjenjang juga mengandung
arti dari satu tingkat pemerintahan kepada tingkat pemerintahan yang
lebih tinggi, misalnya dari kabupaten/kota kepada provinsi, dan
selanjutnya kepada pemerintah pusat.

56
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

Di samping itu, pelaporan juga harus dilakukan kepada masyarakat baik


dilakukan secara aktif maupun pasif. Pelaporan secara aktif dimaksudkan
agar setiap unit organisasi menyebarluaskan informasi kepada
masyarakat luas melalui media cetak/elektronik. Sedangkan pelaporan
secara pasif dimaksudkan agar setiap organisasi perlu mengembangkan
media penyebarluasan informasi melalui situs informasi sehingga dapat
diakses oleh masyarakat luas.
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pedoman
Penyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
Akuntabilitas kinerja adalah pewujudan kewajiban suatu instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara
periodik.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan kinerja merupakan bentuk
akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan
kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal
terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah
pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara
memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
Selain itu dalam rangka memenuhi kewajiban setiap satuan kerja di
lingkungan Kementerian Kesehatan untuk menyampaikan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), sebagaimana
diamanatkan Permenkes RI Nomor 2416/MENKES/PER/XII/2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Kementerian Kesehatan.

57
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

2. Jadwal
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
menyebutkan bahwa kegiatan pelaporan dilakukan secara berkala.
Berkala di sini dimaksudkan adalah setiap 3 (tiga) bulan (triwulan), dan 6
(enam) bulan (semester) atau tahunan.
Hasil pemantauan disusun dalam bentuk triwulanan. Laporan harus
disampaikan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah triwulan
yang bersangkutan berakhir kepada : Menteri, Menteri Keuangan, dan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.
Selain itu berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI
No.249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas
Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
menteri/ pimpinan lembaga menyampaikan laporan hasil evaluasi kinerja
untuk setiap program kementerian/lembaga kepada menteri keuangan
dan menteri perencanaan paling lambat pada tanggal 1 April.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya adalah unit pelaksana
teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan. Oleh karena itu, Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas I Surabaya memiliki kewajiban menyusun Laporan yang
bertujuan untuk memberikan gambaran pencapaian secara menyeluruh
tentang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Surabaya.
3. Format
Untuk mendapatkan hasil yang dapat memberikan informasi secara
maksimal, diperlukan bentuk format pelaporan yang memadai. Format
laporan harus dapat menampung informasi yang cukup relevan untuk
diketahui sehingga dapat memberikan petunjuk atau informasi yang

58
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

memadai untuk melakukan tindakan korektif atau untuk merumuskan


perencanaan periode berikutnya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No.249/PMK.02/2011
tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga menteri/ pimpinan lembaga
Satuan Kerja setiap bulan menyampaikan laporan realisasi fisik melalui
aplikasi E-Monev Online Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) .
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Satuan Kerja setiap triwulan menyampaikan laporan melalui aplikasi E-
Monev Online Bappenas meliputi realisasi anggaran, realisasi fisik, dan
hambatan yang dihadapi.
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No.249/PMK.02/2011
tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga menteri/ pimpinan lembaga
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah format Sistematika Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah:
Bab I Pendahuluan
Bab II Perencanaan Kinerja
Bab III Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
B. Realisasi Anggaran
Bab IV Penutup
Lampiran:
1) Perjanjian Kinerja
2) Lain-lain yang dianggap perlu

59
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019

BAB VI
PENUTUP

Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya Th. 2015 -
2019 disusun untuk mejawab dan memfokuskan upaya pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan di pintu masuk negara (Pelabuhan dan bandara)
dalam menghadapi tantangan strategis di masa depan dan merupakan acuan
dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan
penilaian dalam kurun waktu 5 tahun.

Diharapkan melalui penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan


Pelabuhan Kelas I Surabaya Th. 2015 – 2019 ini, upaya pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan di pintu masuk negara (Pelabuhan dan bandara)
memberikan kontribusi yang bermakna dalam pembangunan kesehatan
khususnya untuk menurunkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan akibat
penyakit serta pencapaian sasaran program berdasarkan komitmen nasional,
internasional dan target pembangunan millenium tahun 2015.

Pada kesempatan ini pula kami selaku pimpinan Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Surabaya mengucapkan terima kasih kepada Team Penyusun yang telah
bekerja tanpa mengenal lelah , para Kepala bidang serta Kepala seksi dan Kepala
bagian tata usaha serta Kepala sub bagian serta semua pihak yang telah memberi
dukungan dan bantuannya sehingga penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya Th. 2015 - 2019 berjalan dengan lancar.

Kami menyadari bahwa Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan


Kelas I Surabaya Th. 2015 - 2019 ini masih banyak kekurangan yang perlu adanya
perbaikan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas I Surabaya di masa yang akan datang.

60
MATRIKS TARGET KINERJA
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK)
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I SURABAYA
TAHUN 2015-2017

TARGET UNIT
KEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN DO CARA PERHITUNGAN ORGANISASI
2015 2016 2017 2018 2019
PELAKSANA
Menurunkan angka kesakitan
A. Pembinaan Surveilans, Respon terhadap
akibat penyakit yang dapat dicegah 1. Persentase sinyal Jumlah Respon yang dilakukan
Imunisasi, Karantina dan informasi/kejadian yang
dengan imunisasi, peningkatan kewaspadaan dini yang % dibagi Jumlah informasi yang 100% 100% 100% 0% 0% Bidang PKSE
Kesehatan Matra berpotensi menimbulkan
surveilans, karantina kesehatan, direspons sebesar 100% diterima x 100%
wabah/KKMMD
dan kesehatan matra

Jumlah alat angkut yang sesuai


2. Persentase alat angkut sesuai Alat angkut yang diperiksa
dengan standar kekarantinaan
dengan standar kekarantinaan % (kapal/pesawat) sesuai dengan 100% 100% 100% 0% 0% Bidang PKSE
dibagi dengan jumlah alat angkut
kesehatan sebesar 100% SOP
yang diperiksa x 100%

3. Persentase upaya
pengendalian faktor risiko pada Upaya yang dilakukan untuk
wilayah dengan kondisi matra peningkatan kesehatan matra Rata-rata dari hasil perhitungan Bidang UKLW,
% 100% 100% 100% 0% 0%
Lapangan sebesar 100% situasi khusus (embarkasi haji, indikator antara berikut ini: PRL, PKSE
nataru dan lebaran)

a) Jumlah JCH yang diperiksa dibagi


100% 100% 100% 0% 0% Bidang UKLW
seluruh jumlah JCH x 100%

b) Jumlah TTU yang diperiksa


100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
dibagi jumlah TTU yang ada x 100%

c) Jumlah TPM yang diperiksa


dibagi jumlah TPM yang ada x 100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
100%
d) Jumlah reservoir yang diperiksa
dibagi jumlah reservoir yang ada x 100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
100%

e) Jumlah jamaah yang discreening


suhu dibagi seluruh jumlah jamaah 100% 100% 100% 0% 0% Bidang PKSE
datang x 100%

f) Jumlah laporan SE harian dibagi


100% 100% 100% 0% 0% Bidang PKSE
jumlah hari pelaksanaan x 100%
TARGET UNIT
KEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN DO CARA PERHITUNGAN ORGANISASI
2015 2016 2017 2018 2019
PELAKSANA

g) Jumlah kasus nataru dan lebaran


yang dilayani dibagi jumlah kasus
100% 100% 100% 0% 0% Bidang UKLW
nataru dan lebaran akibat kondisi
matra x 100%

Perbandingan
kapal/pesawat/penumpang kapal
4. Persentase alat dan pesawat/crew/ABK/komoditi
angkut/orang/barang di omkaba ekspor yang diberikan
Pelabuhan/bandara/PLBD yang dokumen karantina kesehatan Rata-rata dari hasil perhitungan Bidang UKLW,
% 100% 100% 100% 0% 0%
diberikan dokumen karantina dengan indikator antara berikut ini: PRL, PKSE
kesehatan sesuai dengan kapal/pesawat/penumpang kapal
ketentuan sebesar 100 % dan pesawat/crew/ABK/komoditi
omkaba ekspor yang diawasi oleh
KKP

a) Jumlah dokumen CoP yang


diterbitkan dibagi seluruh kapal
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PKSE
asing yang masuk dari luar negeri x
100%

b) Jumlah kapal yang diberikan


PHQC dibagi seluruh kapal yang 100% 100% 100% 0% 0% Bidang PKSE
berlayar dari KKP Surabaya x 100%

c) Jumlah komoditi omkaba ekspor


yang diberikan HC dibagi seluruh
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PKSE
permohonan penerbitan HC x
100%

d) Jumlah analisis status Gendec


dibagi seluruh kedatangan pesawat 100% 100% 100% 0% 0% Bidang PKSE
dari luar negeri x 100%
TARGET UNIT
KEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN DO CARA PERHITUNGAN ORGANISASI
2015 2016 2017 2018 2019
PELAKSANA

e) Jumlah penumpang kapal dan


pesawat/crew/ABK yang diawasi
dibagi jumlah seluruh penumpang
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PKSE
/ crew / ABK yang datang dan
berangkat dari seluruh wilayah KKP
Surabaya x 100%

f) Jumlah dokumen ICV yang


diterbitkan dibagi jumlah pemohon 100% 100% 100% 0% 0% Bidang UKLW
ICV x 100%
g) Jumlah dokumen ijin angkut
jenazah yang diterbitkan dibagi
100% 100% 100% 0% 0% Bidang UKLW
jumlah jenazah yang diperiksa x
100%

h) Jumlah sertifikat obat dan alat


P3K yang diterbitkan dibagi jumlah 100% 100% 100% 0% 0% Bidang UKLW
kapal yang diperiksa x 100%

Persentase Persentase pelabuhan / bandara Jumlah pelabuhan/bandara yang


Meningkatnya pencegahan dan
B. Pengendalian Penyakit pelabuhan/bandara/PLBD yang yang melakukan pengendalian melakukan pengendalian vektor
penanggulangan penyakit % 100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
Bersumber Binatang melakukan pengendalian vektor vektor (lalat, kecoa, tikus, terpadu dibagi pelabuhan/bandara
bersumber binatang
terpadu sebesar 100 % nyamuk) terpadu yang ada x 100%

Indikator Pendukung:

Jumlah pelabuhan/ bandara yang


a) Persentase Jumlah pelabuhan/bandara di melakukan pengendalian nyamuk
pelabuhan/bandara/PLBD yang seluruh wilayah kerja yang aedes aegepty dibagi jumlah
% 100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
melakukan pengendalian melakukan pengendalian nyamuk semua pelabuhan/bandara di
nyamuk aedes aegepty 100% aedes aegepty wilayah kerja KKP Kelas I Surabaya
x 100%

Jumlah pelabuhan/ bandara yang


melakukan pengendalian nyamuk
b) Persentase Jumlah pelabuhan/bandara di
anopheles dibagi jumlah semua
pelabuhan/bandara/PLBD yang seluruh wilayah kerja yang
% pelabuhan/bandara harus 100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
melakukan pengendalian melakukan pengendalian nyamuk
dilakukan survey nyamuk
nyamuk anopheles 100% anopheles
anopheles di wilayah kerja KKP
Kelas I Surabaya x 100%
TARGET UNIT
KEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN DO CARA PERHITUNGAN ORGANISASI
2015 2016 2017 2018 2019
PELAKSANA

Jumlah pelabuhan/ bandara yang


c) Persentase Jumlah pelabuhan/bandara di
melakukan pengendalian tikus dan
pelabuhan/bandara/PLBD yang seluruh wilayah kerja yang
% pinjal dibagi jumlah semua 100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
melakukan pengendalian tikus melakukan pengendalian tikus
pelabuhan/bandara di wilayah
dan pinjal 100% dan pinjal
kerja KKP Kelas I Surabaya x 100%

Jumlah pelabuhan/ bandara yang


d) Persentase
Jumlah pelabuhan/bandara di melakukan pengendalian lalat
pelabuhan/bandara/PLBD yang
% seluruh wilayah kerja yang dibagi jumlah semua 100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
melakukan pengendalian lalat
melakukan pengendalian lalat pelabuhan/bandara di wilayah
100%
kerja KKP Kelas I Surabaya x 100%

Jumlah pelabuhan/ bandara yang


e) Persentase
Jumlah pelabuhan/bandara di melakukan pengendalian kecoa
pelabuhan/bandara/PLBD yang
% seluruh wilayah kerja yang dibagi jumlah semua 100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
melakukan pengendalian kecoa
melakukan pengendalian kecoa pelabuhan/bandara di wilayah
100%
kerja KKP Kelas I Surabaya x 100%

Persentase Jumlah kegiatan deteksi dini


Menurunnya angka kesakitan dan Pelabuhan/Bandara/PLBD yang Jumlah kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung di
C. Pengendalian Penyakit
kematian akibat penyakit menular melaksanakan kegiatan deteksi % penyakit menular langsung di pelabuhan/bandara dibagi jumlah 100% 100% 100% 0% 0% Bidang PKSE
Menular Langsung
langsung dini penyakit menular langsung pelabuhan/bandara wilker melakukan deteksi dini
100 % penyakit menular langsung x 100%

Menurunnya angka kesakitan dan Persentase Jumlah kegiatan screening


kematian akibat penyakit tidak Pelabuhan/bandara/PLBD yang Jumlah kegiatan screening penyakit tidak menular di
D. Pengendalian Penyakit
menular; meningkatnya melaksanakan kegiatan skrining % penyakit tidak menular di pelabuhan/bandara dibagi jumlah 0% 100% 100% 0% 0% Bidang UKLW
Tidak Menular
pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular sebesar pelabuhan/bandara wilker melakukan screening
penyakit tidak menular 100% penyakit tidak menular x 100%

Jumlah sarana air minum yang


1. Persentase sarana air minum Persentase sarana air minum
E. Penyehatan Lingkungan Meningkatnya penyehatan dan dilakukan pengawasan dibagi
yang dilakukan pengawasan % yang dilakukan pengawasan di 100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
pengawasan kualitas lingkungan jumlah seluruh sarana air minum di
sebesar 100% lingkungan pelabuhan/bandara
pelabuhan/bandara x 100%
TARGET UNIT
KEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN DO CARA PERHITUNGAN ORGANISASI
2015 2016 2017 2018 2019
PELAKSANA

Jumlah TTU (alat angkut) yang ada


a) Persentase TTU ( alat angkut)
2. Persentase Tempat Tempat di pelabuhan/bandara yang
yang ada di pelabuhan/bandara
Umum yang memenuhi syarat % memenuhi syarat kesehatan dibagi 100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
yang diperiksa dan memenuhi
kesehatan sebesar 100% TTU TTU (alat angkut) yang
syarat kesehatan
diperiksa x 100%

b) Persentase TTU Jumlah TTU (gedung/bangunan)


(gedung/bangunan) yang ada di yang ada di pelabuhan/bandara
pelabuhan/bandara yang yang memenuhi syarat kesehatan 100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
diperiksa dan memenuhi syarat dibagi TTU (gedung/bangunan)
kesehatan yang diperiksa x 100%

3. Persentase Tempat Persentase TPM yang ada di Jumlah TPM yang ada di
Pengelolaan Makanan (TPM) pelabuhan/bandara yang pelabuhan/bandara yang
% 100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
yang memenuhi syarat diperiksa dan memenuhi syarat memenuhi syarat kesehatan dibagi
kesehatan sebesar 100% kesehatan TPM yang diperiksa x 100%

Jumlah pelabuhan/bandara yang


4. Persentase
Persentase pelabuhan / bandara dinyatakan sehat dibagi
pelabuhan/bandara/PLBDN % 100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
yang dinyatakan sehat pelabuhan/bandara yang ada x
sehat sebesar 100 %
100%

F. Dukungan Manajemen dan Meningkatnya Dukungan


1. Persentase Satker Program
Pelaksanaan Tugas Teknis Manajemen dan Pelaksanaan Persentase Hasil Penilaian SAKIP Persentase Hasil Penilaian SAKIP
PP dan PL yang memperoleh Nilai AA Nilai AA Nilai AA
Lainnya pada Program Tugas Teknis Lainnya pada % KKP Kelas I Surabaya oleh Tim KKP Kelas I Surabaya oleh Tim Itjen 0 0 Bagian TU
penilaian SAKIP dengan hasil (92%) (93%) (94%)
Pengendalian Penyakit dan Program Pengendalian Penyakit Itjen dengan nilai AA dengan nilai AA
minimal AA sebesar 95%
Penyehatan Lingkungan dan Penyehatan Lingkungan

Indikator Pendukung:

a) Persentase anggaran tanpa Jumlah anggaran yang tidak


Persentase Jumlah anggaran yang
blokir pada DIPA induk sebesar % diblokir di awal tahun dibagi total 100% 100% 100% 0% 0% Bagian TU
tidak diblokir di awal tahun
100 % anggaran yang disetujui x 100%

Persentase Jumlah laporan


b) Persentase laporan program Jumlah laporan yang disampaikan
(laporan tahunan, laporan kinerja,
Ditjen PP PL terverifikasi tepat waktu dibagi jumlah
% laporan simkespel, laporan e- 100% 100,00% 100,00% 0,00% 0,00% Bagian TU
disampaikan tepat waktu keseluruhan laporan yang
monev dja dan bappenas) yang
sebesar 100 % seharusnya disampaikan x 100%
disampaikan tepat waktu
TARGET UNIT
KEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN DO CARA PERHITUNGAN ORGANISASI
2015 2016 2017 2018 2019
PELAKSANA

Persentase Jumlah sistem


informasi yang diterapkan dalam
mendukung pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi (aplikasi RKAKL,
c) Persentase Satker Program E-Monev DJA, E-Monev Jumlah sistem informasi yang
PP dan PL yang menerapkan Bappenas, Simkespel, E-Renggar, diterapkan dibagi jumlah
% 100,00% 100,00% 100,00% 0,00% 0,00% Bagian TU
manajemen pengelolaan data SAIBA, Persediaan, SIMAK, keseluruhan sistem informasi yang
dan informasi sebesar 100 % SIMAN, SIMANTAP, SAS, SIMKA, ada di satker x 100%
SIMPONI, TRPNBP,
SIMPAN,konfimasi validasi
setoran,Tata Persuratan, GPP,
SILK,aplikasi pajak PPh 21)

Persentase Jumlah layanan


kepegawaian yang diusulkan
(bezetting,pengadaan CPNS,
Jumlah layanan kepegawaian yang
d) Persentase layanan usulan PNS,karpeg,
diusulkan dibagi layanan
administrasi kepegawaian % karsu/karis,taspen,ujian dinas, 100% 100% 100% 0% 0% Bagian TU
kepegawaian yang seharusnya x
sebesar 100% ujian penyesuaian, kenaikan
100%
pangkat, jabfung,KGB, diklat,
penghargaan,cuti,rekap absensi,
dan tunkin)

Persentase Jumlah layanan


Jumlah layanan administrasi
administrasi persuratan yang
e) Persentase layanan persuratan yang sesuai SOP dan
sesuai SOP dan gaji (gaji induk,
ketatausahaan dan gaji sebesar % gaji yang terlaksana tepat waktu 100% 100% 100% 0% 0% Bagian TU
uang makan, penerbitan SKPP dan
100% dibagi jumlah administrasi dan gaji
uang lembur) yang terlaksana
yang seharusnya x 100%
tepat waktu

Jumlah layanan kerumahtanggan,


Persentase Jumlah layanan pengelolaan BMN dan ULP yang
f) Persentase Layanan
kerumahtanggan, pengelolaan terlaksana sesuai SOP dibagi
Kerumahtanggaan, pengelolaan % 100% 100% 100% 0% 0% Bagian TU
BMN dan ULP yang terlaksana jumlah layanan kerumahtanggan,
BMN dan ULP sebesar 100%
sesuai SOP pengelolaan BMN dan ULP yang
seharusnya x 100%
TARGET UNIT
KEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN DO CARA PERHITUNGAN ORGANISASI
2015 2016 2017 2018 2019
PELAKSANA

g) Presentase Satker yang Persentase Jumlah laporan Jumlah laporan keuangan yang
menyusun Laporan Keuangan keuangan yang disusun tepat tersusun tepat waktu dan sesuai
% 100% 100% 100% 0% 0% Bagian TU
yang tepat waktu sesuai dengan waktu dan sesuai dengan ketentuan dibagi jumlah laporan
ketentuan sebesar 100% ketentuan keuangan yang seharusnya x 100%

h) Persentase Satker yang Jumlah laporan realisasi


menyusun Laporan Realisasi Persentase Jumlah laporan penggunaan PNBP yang dikirim
Penggunaan PNBP yang sesuai % realisasi penggunaan PNBP yang dibagi jumlah laporan laporan 100% 100% 100% 0% 0% Bagian TU
dengan aturan yang berlaku sesuai dengan aturan realisasi penggunaan PNBP yang
sebesar 100% sesuai dengan aturan x 100%

i) Persentase Satker yang Persentase Jumlah dokumen


menyusun Dokumen berbendaharaan (dokumen
Jumlah dokumen berbendaharaan
perbendaharaan sesuai anggaran, dokumen dasar
sesuai ketentuan yang berlaku
ketentuan yang berlaku sebesar % belanja, dokumen pembayaran, 100% 100% 100% 0% 0% Bagian TU
dibagi jumlah laporan keuangan
100% dokumen perpajakan atas belanja
yang seharusnya x 100%
negara, dan dokumen pelaporan)
sesuai ketentuan yang berlaku

j) Persentase UPT yang kinerja Persentase realisasi kinerja satker


klasifikasinya sesuai standar Realisasi kinerja dibagi standar
% yang dilaksanakan sesuai standar 100% 100% 100% 0% 0% Bagian TU
sebesar 100 % klasifikasi x 100%
klasifikasi

k) Jumlah UPT yang Persentase upaya yang dilakukan


memperoleh predikat Wilayah KKP Kelas I Surabaya dalam Upaya yang dilakukan dibagi
% 60% 80% 100% 0% 0% Bagian TU
Bebas Korupsi (WBK) sebesar rangka memperoleh Predikat standar kriteria WBK x 100%
100 % WBK

l) Jumlah UPT yang Persentase upaya yang dilakukan


memperoleh predikat Wilayah KKP Kelas I Surabaya dalam Upaya yang dilakukan dibagi
% 60% 80% 100% 0% 0% Bagian TU
Birokrasi Bersih dan Melayani rangka memperoleh Predikat standar kriteria WBBM x 100%
(WBBM) sebesar 100 % WBBM

m) Jumlah peraturan
Persentase Tersosialisasinya Jumlah Peraturan yang disosialisasi
perundang-undangan Program
% peraturan perundang-undangan dibagi keseluruhan jumlah 100% 100% 100% 0% 0% Bagian TU
PP dan PL yang disosialisasikan
program PP dan PL (2015 - 2019) peraturan PP dan PL (2015-2019)
sebesar 100%
TARGET UNIT
KEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN DO CARA PERHITUNGAN ORGANISASI
2015 2016 2017 2018 2019
PELAKSANA
n) Persentase pengaduan Jumlah aduan yang selesai
Persentase Tertanganinya aduan
masyarakat yang ditangani % ditangani dibagi jumlah aduan 100% 100% 100% 0% 0% Bagian TU
yang masuk
sebesar 100 % yang ada x 100%
Tersedianya media informasi
(web, buletin,
0) Jumlah media informasi brosur/leaflet/banner, Audio
Program PP dan PL sebanyak 10 Jenis visual yang diletakkan di Jumlah media informasi 4 6 8 0 0 Bagian TU
media pelabuhan/bandara dalam rangka
promosi kesehatan) program KKP
Surabaya

Jumlah sarana/prasarana yang


dimiliki dibagi sarana dan
2. Persentase Satker Pusat dan prasarana sesuai Kepmenkes
Persentase Peningkatan
Daerah yang ditingkatkan Nomor 1314/MENKES/SK/IX/ 2010
% sarana/prasarana untuk 51% 66% 73% 0% 0% Bagian TU
sarana / prasarananya untuk tentang Pedoman Standarisasi
memenuhi standar
memenuhi standar sebesar 90% SDM, sarana, dan prasarana di
lingkungan kantor kesehatan
pelabuhan

Indikator Pendukung:

Jumlah Aset tanah kantor yang


memiliki SHM milik Kemenkes dan
dimanfaatkan oleh KKP dibagi
a) Persentase Satuan Kerja UPT jumlah aset tanah yang dibutuhkan
Persentase Jumlah Aset tanah
yang memiliki aset tanah milik berdasarkan Permenkes Nomor
kantor yang memiliki SHM milik
Kemenkes sebesar 100% % 2348/MENKES/PER/XI/2011 33% 67% 67% 0% 0% Bagian TU
Kemenkes dan dimanfaatkan oleh
tentang perubahan atas
KKP
permenkes Nomor
356/MENKES/PER/IV/2008 tentang
Organisasi dan tata kerja kantor
kesehatan pelabuhanx 100%
TARGET UNIT
KEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN DO CARA PERHITUNGAN ORGANISASI
2015 2016 2017 2018 2019
PELAKSANA

Jumlah Gedung Kantor yang


dimiliki oleh Kemenkes dan
dimanfaatkan oleh KKP dibagi
jumlah gedung kantor yang
Persentase Jumlah Gedung dibutuhkan berdasarkan
b) Persentase Satuan Kerja UPT
Kantor yang dimiliki oleh Permenkes Nomor
yang memiliki gedung milik % 50% 67% 83% 0% 0% Bagian TU
Kemenkes dan dimanfaatkan oleh 2348/MENKES/PER/XI/2011
Kemenkes sebesar 100%
KKP tentang perubahan atas
permenkes Nomor
356/MENKES/PER/IV/2008 tentang
Organisasi dan tata kerja kantor
kesehatan pelabuhanx 100%

Jumlah alkes dibagi jumlah alkes


sesuai Kepmenkes Nomor
Persentase Jumlah alat kesehatan
c) Persentase Satuan Kerja UPT 1314/MENKES/SK/IX/ 2010
penunjang tupoksi yang dimiliki
yang memiliki alat kesehatan % tentang Pedoman Standarisasi 50% 55% 60% 0% 0% Bagian TU
oleh Kemenkes dan dimanfaatkan
penunjang tupoksi sebesar 70 % SDM, sarana, dan prasarana di
oleh KKP
lingkungan kantor kesehatan
pelabuhan x 100%
Jumlah fasilitas pendukung
perkantoran dibagi jumlah fasilitas
pendukung perkantoran sesuai
d) Persentase Satuan Kerja UPT Persentase Jumlah fasilitas
Kepmenkes Nomor
yang memiliki fasilitas pendukung perkantoran yang
% 1314/MENKES/SK/IX/ 2010 70% 75% 80% 0% 0% Bagian TU
pendukung perkantoran dimiliki oleh Kemenkes dan
tentang Pedoman Standarisasi
sebesar 90 % dimanfaatkan oleh KKP
SDM, sarana, dan prasarana di
lingkungan kantor kesehatan
pelabuhan x 100%
Revisi ke - 4 (2018)
Matriks Target Kinerja
Rencana Aksi Kegiatan
Kantor Kesehatan Pelabuhan
Tahun 2018-2019

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Defenisi Operasional Cara Perhitungan TARGET UNIT
2015 2016 2017 2018 2019 ORGANISASI
Kabupaten/kota yang melakukan Jumlah alat angkut sesuai Jumlah pemeriksaan alat angkut sesuai Akumulasi jumlah hasil sertifikat 0 0 0 26.400 26.400 Bidang PKSE
pemantauan kasus penyakit berpotensi dengan standar dengan standar kekarantinaan Kesehatan PHQC, SSCEC dalam satu tahun sertifikat sertifikat
kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan kekarantinaan kesehatan dalam periode satu tahun
respon penanggulangan terhadap sinyal
KLB untuk mencegah terjadinya KLB
Persentase respon Sinyal Jumlah sinyal SKD KLB di Jumlah sinyal SKD KLB di 0% 0% 0% 100% 100% Bidang PKSE
Kewaspadaan Dini (SKD), pelabuhan/bandara yang direspon kurang pelabuhan/bandara yang direspon
KLB dan bencana di dari 24 jam dibandingkan dengan jumlah kurang dari 24 jam dibagi jumlah
wilayah layanan KKP SKD KLB dalam periode satu tahun SKD KLB dikali 100%

Jumlah deteksi dini dalam Jumlah deteksi dini yang dilaksanakan di Akumulasi jumlah sertifikat COP, 0 0 0 7.060 7.060 Bidang PKSE
rangka cegah tangkal pelabuhan dan di klinik layanan lainnya Gendec dan hasil pemeriksaan sertifikat sertifikat
masuk dan keluarnya dalam rangka cegah tangkal masuk dan surveilans rutin di klinik layanan
penyakit keluarnya penyakit dalam periode satu lainnya dalam satu tahun
tahun

Jumlah pelayanan Jumlah pelayanan kesehatan yang Akumulasi jumlah posko yang 0 0 0 17 posko 17 posko Bidang UKLW
kesehatan pada situasi dilaksanakan pada saat situasi khusus melakukan pelayanan kesehatan
khusus tertentu seperti lebaran, natal, tahun baru pada saat lebaran, natal, tahun
dan lain - lain dalam periode satu tahun baru dan lainnya dalam satu
tahun

Jumlah Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD Jumlah pelabuhan/bandar 0 0 0 2 dokumen 3 dokumen Bidang PKSE
pelabuhan/bandara/PLBD yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan udara/PLBD yang memiliki renkon renkon
yang mempunyai kebijakan berupa dokumen rencana kontijensi kebijakan kesiapsiagaan berupa
kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan dokumen rencana kontijensi
penanggulangan masyarakat yang berpotensi wabah penanggulangan kedaruratan
kedaruratan kesehatan kesehatan masyarakat yang
masyarakat yang berpotensi berpotensi wabah
wabah

Jumlah sertifikat/surat ijin Jumlah sertifikat yang diterbitkan Akumulasi jumlah sertifikat izin 0 0 0 60.339 83.891 Bidang UKLW
layanan kesehatan lintas berdasarkan permintaan/permohonan yang laik terbang, sertifikat izin angkut sertifikat sertifikat
wilayah yang diterbitkan diterima dalam periode satu tahun orang sakit, sertifikat izin angkut
jenazah, jumlah
penerbitan/legalisasi ICV dalam
satu tahun
Jumlah Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang Akumulasi jumlah 0 0 0 5 pelabuhan/ 5 pelabuhan/ Bidang PRL
pelabuhan/bandara/PLBD memiliki sanitasi tempat-tempat umum pelabuhan/bandara/PLBD yang bandara bandara
yang memenuhi syarat- dengan kriteria baik, TPM memenuhi syarat mempunyai TPM memenuhi
syarat sanitasi layak/laik hygiene, tempat penyediaan air syarat layak/laik hygiene, tempat
bersih memenuhi syarat kesehatan penyediaan air bersih memenuhi
syarat kesehatan
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Defenisi Operasional Cara Perhitungan TARGET UNIT
2015 2016 2017 2018 2019 ORGANISASI
Meningkatnya pencegahan dan Jumlah Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan Akumulasi jumlah 0 0 0 2 pelabuhan/ 3 pelabuhan/ Bidang PRL
pengendalian penyakit tular vector dan pelabuhan/bandara/PLBD nilai indeks pinjal ≤ 1, HI perimeter = 0, HI pelabuhan/bandara/PLBD dengan bandara bandara
zoonotic bebas vektor pada wilayah buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles, nilai indeks pinjal ≤ 1, HI
perimeter dan buffer area kepadatan kecoa rendah dan kepadatan perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak
lalat < 6 ditemukan larva anopheles,
kepadatan kecoa rendah dan
kepadatan lalat < 6 dalam satu
tahun

Menurunnya penyakit menular langsung Jumlah orang yang Jumlah orang yang melaksanan skrining Akumulasi jumlah orang yang 0 0 0 500 orang 2000 orang Bidang UKLW
melakukan skrining penyakit penyakit menular meliputi penyakit TB, melaksanan skrining penyakit
menular langsung HIV/AIDS dan lainnya menular meliputi penyakit TB,
HIV/AIDS dan lainnya dalam satu
tahun

Menurunnya angka kesakitan dan Jumlah wilayah kerja yang Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan Akumulasi jumlah wilayah kerja 0 0 0 5 wilayah - Bidang UKLW
kematian akibat penyakit tidak menular; melaksanakan Posbindu Posbindu yang melaksanakan Posbindu kerja
Meningkatnya pencegahan dan dalam satu tahun
penanggulangan penyakit tidak menular Jumlah tempat kerja yang Jumlah tempat kerja yang melaksanakan Akumulasi jumlah tempat kerja 0 0 0 5 tempat kerja - Bidang UKLW
melaksanakan implementasi KTR di wilayah kerja KKP yang melaksanakan implementasi
implementasi KTR di KTR di wilayah kerja KKP dalam
wilayah kerja KKP satu tahun

Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Jumlah dokumen dukungan Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen Akumulasi jumlah dokumen 0 0 0 40 dokumen 40 dokumen Bagian Tata
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada manajemen dan tugas pada Program Pencegahan dan sebanyak 40 dokumen terdiri dari Usaha
Program Pencegahan dan Pengendalian teknis lainnya Pengendalian Penyakit sebanyak 11 jenis RKAKL/DIPA (awal dan revisi) 2
Penyakit Dokumen antara lain RKAKL/DIPA, dok, Laptah 1 dok, Laporan
Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Keuangan 2 dok, Laporan BMN 2
Laporan BMN, Lakip, Profil, Proposal dok, Lakip 1 dok, Profil 1 dok,
PNBP, Dokumen Kepegawaian, e monev Proposal PNBP 1 dok, dokumen
DJA, e monev Bappenas, LEB dalam kepegawaian 2 dok (kontrak dan
periode satu tahun penilaian), e monev DJA 12 dok,
e monev Bappenas 4 dok, LEB 12
dok

Jumlah pengadaan sarana Jumlah pengadaan tanah, gedung, alat Akumulasi jumlah pengadaan 0 0 0 8 Unit 51 Unit Bagian Tata
prasarana kesehatan, fasilitas penunjang perkantoran, tanah, gedung, alat kesehatan, Usaha
kendaraan dalam satu tahun fasilitas penunjang perkantoran,
kendaraan dalam satu tahun

Jumlah peningkatan Jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang Akumulasi jumlah jenis 0 0 5 Jenis 8 Jenis Bagian Tata
kapasitas SDM bidang P2P P2P yang diikuti oleh SDM B/BTKLPP peningkatan kapasitas bidang Usaha
dalam kurun waktu satu tahun P2P yang diikuti oleh SDM
B/BTKLPP dalam kurun waktu
satu tahun
MATRIKS PENDANAAN
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK)
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I SURABAYA
TAHUN 2015-2017

ALOKASI (Rp. ribuan)


KEGIATAN SASARAN INDIKATOR
2015 2016 2017 2018 2019

Menurunkan angka kesakitan


A. Pembinaan Surveilans,
akibat penyakit yang dapat dicegah
Imunisasi, Karantina dan 1. Persentase sinyal kewaspadaan dini yang
dengan imunisasi, peningkatan 2.349.852 4.711.829 4.943.144 - -
Kesehatan Matra direspons sebesar 100%
surveilans, karantina kesehatan,
dan kesehatan matra

2. Persentase alat angkut sesuai dengan


standar kekarantinaan kesehatan sebesar
100%
3. Persentase upaya pengendalian faktor
risiko pada wilayah dengan kondisi matra
Lapangan sebesar 100%

4. Persentase alat angkut/orang/barang di


Pelabuhan/bandara/PLBD yang diberikan
dokumen karantina kesehatan sesuai
dengan ketentuan sebesar 100 %

Meningkatnya pencegahan dan Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang


B. Pengendalian Penyakit
penanggulangan penyakit melakukan pengendalian vektor terpadu 402.400 724.392 759.961 - -
Bersumber Binatang
bersumber binatang sebesar 100 %

Indikator Pendukung:
a) Persentase pelabuhan/bandara/PLBD
yang melakukan pengendalian nyamuk
aedes aegepty 100%
ALOKASI (Rp. ribuan)
KEGIATAN SASARAN INDIKATOR
2015 2016 2017 2018 2019

b) Persentase pelabuhan/bandara/PLBD
yang melakukan pengendalian nyamuk
anopheles 100%
c) Persentase pelabuhan/bandara/PLBD
yang melakukan pengendalian tikus dan
pinjal 100%

d) Persentase pelabuhan/bandara/PLBD
yang melakukan pengendalian lalat 100%

e) Persentase pelabuhan/bandara/PLBD
yang melakukan pengendalian kecoa 100%

Menurunnya angka kesakitan dan Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang


C. Pengendalian Penyakit
kematian akibat penyakit menular melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit 180.908 810.640 850.957 - -
Menular Langsung
langsung menular langsung100 %

Menurunnya angka kesakitan dan


kematian akibat penyakit tidak Persentase Pelabuhan/bandara/PLBD yang
D. Pengendalian Penyakit Tidak
menular; meningkatnya melaksanakan kegiatan skrining penyakit 371.615 352.678 370.433 - -
Menular
pencegahan dan penanggulangan tidak menular sebesar 100 %
penyakit tidak menular

E. Penyehatan Lingkungan Meningkatnya penyehatan dan 1. Persentase sarana air minum yang
408.722 - - - -
pengawasan kualitas lingkungan dilakukan pengawasan sebesar 100%

2. Persentase Tempat Tempat Umum yang


memenuhi syarat kesehatan sebesar 100%
ALOKASI (Rp. ribuan)
KEGIATAN SASARAN INDIKATOR
2015 2016 2017 2018 2019

3. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan


(TPM) yang memenuhi syarat kesehatan
sebesar 100%

4. Persentase pelabuhan/bandara/PLBDN
sehat sebesar 100 %

F. Dukungan Manajemen dan Meningkatnya Dukungan


Pelaksanaan Tugas Teknis Manajemen dan Pelaksanaan 1. Persentase Satker Program PP dan PL
Lainnya pada Program Tugas Teknis Lainnya pada yang memperoleh penilaian SAKIP dengan 51.738.348 40.775.050 17.688.566 - -
Pengendalian Penyakit dan Program Pengendalian Penyakit hasil minimal AA sebesar 95%
Penyehatan Lingkungan dan Penyehatan Lingkungan

Indikator Pendukung:
a) Persentase anggaran tanpa blokir pada
DIPA induk sebesar 100 %

b) Persentase laporan program Ditjen PP PL


terverifikasi disampaikan tepat waktu
sebesar 100 %

c) Persentase Satker Program PP dan PL


yang menerapkan manajemen pengelolaan
data dan informasi sebesar 100 %

d) Persentase layanan administrasi


kepegawaian sebesar 100%
ALOKASI (Rp. ribuan)
KEGIATAN SASARAN INDIKATOR
2015 2016 2017 2018 2019

e) Persentase layanan ketatausahaan dan


gaji sebesar 100%

f) Persentase Layanan Kerumahtanggaan,


pengelolaan BMN dan ULP sebesar 100%

g) Presentase Satker yang menyusun


Laporan Keuangan yang tepat waktu sesuai
dengan ketentuan sebesar 100%

h) Persentase Satker yang menyusun


Laporan Realisasi Penggunaan PNBP yang
sesuai dengan aturan yang berlaku sebesar
100%
i) Persentase Satker yang menyusun
Dokumen perbendaharaan sesuai ketentuan
yang berlaku sebesar 100%

j) Persentase UPT yang kinerja klasifikasinya


sesuai standar sebesar 100 %

k) Jumlah UPT yang memperoleh predikat


Wilayah Bebas Korupsi (WBK) sebesar 100 %

l) Jumlah UPT yang memperoleh predikat


Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBBM) sebesar 100 %
ALOKASI (Rp. ribuan)
KEGIATAN SASARAN INDIKATOR
2015 2016 2017 2018 2019

m) Jumlah peraturan perundang-undangan


Program PP dan PL yang disosialisasikan
sebesar 100 %

n) Persentase pengaduan masyarakat yang


ditangani sebesar 100 %
0) Jumlah media informasi Program PP dan
PL sebanyak 10 media

2. Persentase Satker Pusat dan Daerah yang


ditingkatkan sarana / prasarananya untuk
memenuhi standar sebesar 90%

Indikator Pendukung:
a) Persentase Satuan Kerja UPT yang
memiliki aset tanah milik Kemenkes sebesar
100%

b) Persentase Satuan Kerja UPT yang


memiliki gedung milik Kemenkes sebesar
100%
c) Persentase Satuan Kerja UPT yang
memiliki alat kesehatan penunjang tupoksi
sebesar 70 %
d) Persentase Satuan Kerja UPT yang
memiliki fasilitas pendukung perkantoran
sebesar 90 %
Revisi ke - 4 (2018)
Matriks Pendanaan
Rencana Aksi Kegiatan
Kantor Kesehatan Pelabuhan
Tahun 2018-2019

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Defenisi Operasional Cara Perhitungan Alokasi UNIT
2015 2016 2017 2018 2019 ORGANISASI
Kabupaten/kota yang melakukan Jumlah alat angkut sesuai Jumlah pemeriksaan alat angkut sesuai Akumulasi jumlah hasil sertifikat - - - 95.436.000 326.458.000 Bidang PKSE
pemantauan kasus penyakit berpotensi dengan standar dengan standar kekarantinaan Kesehatan PHQC, SSCEC dalam satu tahun
kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan kekarantinaan kesehatan dalam periode satu tahun
respon penanggulangan terhadap sinyal
KLB untuk mencegah terjadinya KLB Persentase respon Sinyal Jumlah sinyal SKD KLB di Jumlah sinyal SKD KLB di - - - 143.239.000 1.209.911.000 Bidang PKSE
Kewaspadaan Dini (SKD), pelabuhan/bandara yang direspon kurang pelabuhan/bandara yang direspon
KLB dan bencana di dari 24 jam dibandingkan dengan jumlah kurang dari 24 jam dibagi jumlah
wilayah layanan KKP SKD KLB dalam periode satu tahun SKD KLB dikali 100%

Jumlah deteksi dini dalam Jumlah deteksi dini yang dilaksanakan di Akumulasi jumlah sertifikat COP, - - - 364.697.000 66.528.000 Bidang PKSE
rangka cegah tangkal pelabuhan dan di klinik layanan lainnya Gendec dan hasil pemeriksaan
masuk dan keluarnya dalam rangka cegah tangkal masuk dan surveilans rutin di klinik layanan
penyakit keluarnya penyakit dalam periode satu lainnya dalam satu tahun
tahun

Jumlah pelayanan Jumlah pelayanan kesehatan yang Akumulasi jumlah posko yang - - - 3.232.799.000 2.155.757.000 Bidang UKLW
kesehatan pada situasi dilaksanakan pada saat situasi khusus melakukan pelayanan kesehatan
khusus tertentu seperti lebaran, natal, tahun baru pada saat lebaran, natal, tahun
dan lain - lain dalam periode satu tahun baru dan lainnya dalam satu
tahun

Jumlah Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD Jumlah pelabuhan/bandar - - - 63.206.000 623.356.000 Bidang PKSE
pelabuhan/bandara/PLBD yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan udara/PLBD yang memiliki
yang mempunyai kebijakan berupa dokumen rencana kontijensi kebijakan kesiapsiagaan berupa
kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan dokumen rencana kontijensi
penanggulangan masyarakat yang berpotensi wabah penanggulangan kedaruratan
kedaruratan kesehatan kesehatan masyarakat yang
masyarakat yang berpotensi berpotensi wabah
wabah

Jumlah sertifikat/surat ijin Jumlah sertifikat yang diterbitkan Akumulasi jumlah sertifikat izin - - - 176.355.000 156.895.000 Bidang UKLW
layanan kesehatan lintas berdasarkan permintaan/permohonan yang laik terbang, sertifikat izin angkut
wilayah yang diterbitkan diterima dalam periode satu tahun orang sakit, sertifikat izin angkut
jenazah, jumlah
penerbitan/legalisasi ICV dalam
satu tahun
Jumlah Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang Akumulasi jumlah - - - 170.022.000 330.093.000 Bidang PRL
pelabuhan/bandara/PLBD memiliki sanitasi tempat-tempat umum pelabuhan/bandara/PLBD yang
yang memenuhi syarat- dengan kriteria baik, TPM memenuhi syarat mempunyai TPM memenuhi
syarat sanitasi layak/laik hygiene, tempat penyediaan air syarat layak/laik hygiene, tempat
bersih memenuhi syarat kesehatan penyediaan air bersih memenuhi
syarat kesehatan
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Defenisi Operasional Cara Perhitungan Alokasi UNIT
2015 2016 2017 2018 2019 ORGANISASI
Meningkatnya pencegahan dan Jumlah Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan Akumulasi jumlah - - - 1.024.000.000 797.900.000 Bidang PRL
pengendalian penyakit tular vector dan pelabuhan/bandara/PLBD nilai indeks pinjal ≤ 1, HI perimeter = 0, HI pelabuhan/bandara/PLBD dengan
zoonotic bebas vektor pada wilayah buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles, nilai indeks pinjal ≤ 1, HI
perimeter dan buffer area kepadatan kecoa rendah dan kepadatan perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak
lalat < 6 ditemukan larva anopheles,
kepadatan kecoa rendah dan
kepadatan lalat < 6 dalam satu
tahun

Menurunnya penyakit menular langsung Jumlah orang yang Jumlah orang yang melaksanan skrining Akumulasi jumlah orang yang - - - 279.200.000 340.165.000 Bidang UKLW
melakukan skrining penyakit penyakit menular meliputi penyakit TB, melaksanan skrining penyakit
menular langsung HIV/AIDS dan lainnya menular meliputi penyakit TB,
HIV/AIDS dan lainnya dalam satu
tahun

Menurunnya angka kesakitan dan Jumlah wilayah kerja yang Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan Akumulasi jumlah wilayah kerja - - - 11.382.000 - Bidang UKLW
kematian akibat penyakit tidak menular; melaksanakan Posbindu Posbindu yang melaksanakan Posbindu
Meningkatnya pencegahan dan dalam satu tahun
penanggulangan penyakit tidak menular Jumlah tempat kerja yang Jumlah tempat kerja yang melaksanakan Akumulasi jumlah tempat kerja - - - 56.912.000 - Bidang UKLW
melaksanakan implementasi KTR di wilayah kerja KKP yang melaksanakan implementasi
implementasi KTR di KTR di wilayah kerja KKP dalam
wilayah kerja KKP satu tahun

Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Jumlah dokumen dukungan Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen Akumulasi jumlah dokumen - - - 22.325.502.000 22.194.740.000 Bagian Tata
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada manajemen dan tugas pada Program Pencegahan dan sebanyak 40 dokumen terdiri dari Usaha
Program Pencegahan dan Pengendalian teknis lainnya Pengendalian Penyakit sebanyak 11 jenis RKAKL/DIPA (awal dan revisi) 2
Penyakit Dokumen antara lain RKAKL/DIPA, dok, Laptah 1 dok, Laporan
Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Keuangan 2 dok, Laporan BMN 2
Laporan BMN, Lakip, Profil, Proposal dok, Lakip 1 dok, Profil 1 dok,
PNBP, Dokumen Kepegawaian, e monev Proposal PNBP 1 dok, dokumen
DJA, e monev Bappenas, LEB dalam kepegawaian 2 dok (kontrak dan
periode satu tahun penilaian), e monev DJA 12 dok,
e monev Bappenas 4 dok, LEB 12
dok

Jumlah pengadaan sarana Jumlah pengadaan tanah, gedung, alat Akumulasi jumlah pengadaan - - - 455.565.000 6.670.296.000 Bagian Tata
prasarana kesehatan, fasilitas penunjang perkantoran, tanah, gedung, alat kesehatan, Usaha
kendaraan dalam satu tahun fasilitas penunjang perkantoran,
kendaraan dalam satu tahun

Jumlah peningkatan Jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang Akumulasi jumlah jenis - - 5.318.337.000 1.033.832.000 Bagian Tata
kapasitas SDM bidang P2P P2P yang diikuti oleh SDM B/BTKLPP peningkatan kapasitas bidang Usaha
dalam kurun waktu satu tahun P2P yang diikuti oleh SDM
B/BTKLPP dalam kurun waktu
satu tahun

Anda mungkin juga menyukai