Anda di halaman 1dari 7

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO KECIL MENENGAH

1. Rerangka konseptual (sumber: Dwi Martani)


a. Tujuan laporan Keuangan
Memberikan informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan bagi sejumlah besar
pengguna alam pengambilan keputusan ekonomi dan merupakan bentuk
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
b. Posisi Keuangan
1) Aset, merupakan suatu sumber daya yang dikuasai entitas akibat dari peristiwa
masa lalu dan manfaat ekonomi masa depan, meliputi:
a) Potensi ekonomi masa depan akan diperoleh entitas
b) Kontribusi baik langsung maupun tidak langsung terhadap arus kas
c) Timbul dari penggunaan maupun pelepasan aset
2) Liabilitas, merupakan suatu kewajiban entitas yang timbul dari peristiwa masa
lalu, yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi
a) Memiliki kewajiban hukum atau konstruktif
b) Penyelesaian kewajiban melibatkan pembayaran kas, pemberian jasa atau
penggantian kewajiban
3) Ekuitas, merupakan hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh
liabilitasnya dan klaim atas hak residual aset setelah dikurangi liabilitas.
c. Kinerja
Aspek kinerja perusahaan disajikan dalam laba rugi selama periode pelaporan,
meliputi
1) Penghasilan (income)
Merupakan kenaikan manfaat ekonomi selama periode dalam bentuk arus kas
masuk atau kenaikan aset, atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
2) Beban (expenses)
Penurunan manfaat ekonomi selama periode dalam bentuk arus kas keluar atau
penurunan aset, atau kenaikan liabilitas yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak disebabkan oleh distribusi kepada penanam modal.
d. Pengakuan unsur-unsur laporan keuangan
Merupakan sebuah proses pembentukan suatu pos dalam laporan keuangan yaitu
memenuhi kriteria manfaat ekonomik dan keandalan.
1) Manfaat ekonomik masa depan
2) Keandalan pengukuran
e. Pengukuran dan materialitas
Merupakan proses penetapan jumlah uang untuk mengakui aset, liabilitas,
penghasilan dan beban. Dasar pengukuran adalah biaya historis yaitu kas atas
setara kas yang dibayarkan atau diterima pada tanggal perolehan.
f. Pengakuan dan pengukuran pervasive
Persyaratan pengakuan dan pengukuran aset, liabilitas, penghasilan, dan beban
dalam ED SAK EMKM didasarkan pada konsep dan prinsip pervasif dari
Rerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
g. Asumsi dasar, meliputi:
1) Akrual yaitu akun-akun diakui sebagai aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan,
dan beban.
2) Kelangsungan Usaha yaitu entitas usaha mememiliki kemampuan untuk
melanjutkan usahanaya di masa depan.
3) Konsep Entitas Bisnis yaitu entitas usaha dipisahkan secara jelas dengan
pemilik dan entitas lainnya.
h. Pengakuan dalam laporan keuangan
1) Aset diakui saat manfaat ekonominya di masa depan akan mengalir ke entitas
usaha
2) Liabilitas ini jika pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat
ekonomi
3) Penghasilan diakui saat kenaikan manfaat ekonomi di masa depan telah terjadi
4) Beban ini diakui jika penurunan manfaat ekonomi di masa depan telah terjadi
i. Saling hapus
Tidak diperkenankan saling hapus aset dan liabilitas atau pendapatan dan beban
kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh SAK EMKM.
IFRS for SMEs

1. Rerangka konseptual (sumber: Lukman, L. dkk, 2014)


a. Tujuan Pelaporan Keuangan
Menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas dari
entitas yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh berbagai
pengguna dan memperlihatkan kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya
milik entitas.
b. Karakteristik Kualitatif
1) Understandability (Dapat dipahami)
2) Relevance (Relevan)
3) Reliability (Keandalan)
4) Substance over form (Substansi mengungguli bentuk)
5) Pertimbangan sehat
6) Comparability (Perbandingan)
7) Timeliness (Tepat waktu)
c. Elemen Laporan Keuangan
Lima elemen dalam laporan keuangan dengan standar IFRS for SMEs yang
mendukung posisi keuangan dan kinerja dari entitas (IASB, 2013) meliputi:
1) Asset (Aset)
2) Liability (Kewajiban)
3) Equity (Ekuitas)
4) Income (Penghasilan)
5) Expenses (Beban)
d. Asumsi Dasar
Akuntansi dasar akrual memberikan gambaran pengaruh dari transaksi dan
peristiwa lain serta keadaan dari aset dan kewajiban dalam perioda transaksi
tersebut terjadi, walaupun belum ada kas yang benar-benar diterima ataupun
dikeluarkan. Hal ini penting dilakukan karena informasi tentang aset dan
kewajiban suatu entitas serta perubahannya selama perioda berjalan akan
memberikan dasar yang lebih baik untuk menilai kinerja entitas di masa lalu dan
masa depan. Jika tidak menggunakan prinsip dasar akrual, maka manajemen akan
leluasa dalam menentukan laba untuk perioda tersebut.
e. Prinsip Pengakuan Pervasif dan Prinsip Pengukuran Pervasif
Persyaratan untuk pengakuan dan pengukuran aset, kewajiban, penghasilan, dan
beban dalam IFRS for SMEs adalah berdasarkan pada prinsip-prinsip pervasive
yang berasal dari kerangka IASB, meliputi:
1) Pengakuan asset
2) Pengakuan kewajiban
3) Pengakuan penghasilan
4) Pengakuan beban
f. Constraint (Kendala)
Menurut IASB (2013) terdapat dua kendala yang ada dalam rerangka konseptual
yaitu:
1) Balance between cost and benefit
2) Balance between qualitatif characteristic

PERBANDINGAN SAK-KONVENSIONAL, SAK-ETAP, DAN SAKEMKM

1. PSAK-IFRS
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar praktik akuntansi
yang digunakan di Indonesia, yang disusun dan diterbitkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan yang dibentuk oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Pada tahun 2015 PSAK resmi mengadopsi Standar Pelaporan Keuangan Internasional
(IFRS) yang merupakah kelanjutan dari International Accounting Standars yang
banyak dipakai sebagai standar akuntansi negara lain.
2. SAK-ETAP
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP),
yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan
laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi
pengguna eksternal. Tidak mengacu pada SAK Umum, sebagian besar menggunakan
konsep biaya historis, mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP, bentuk
pengaturan lebih sederhana dan relatif tidak berubah selama beberapa tahun.
Kebutuhan SAK khusus UKM karena mayoritas usaha di Indonesia adalah UKM
bukan Usaha Besar.
3. SAK EMKM
Exposure Draft Standar Akuntabilitas Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah
atau ED SAK EMKM dirancang sebagai standar akuntansi sederhana yang dapat
digunakan untuk entitas mikro, kecil, dan menengah, sehingga UMKM dapat
menyusun laporan keuangan untuk tujuan akuntabilitas dan pengambilan keputusan.
Ditujukan untuk usaha mikro dan UKM yang belum memenuhi syarat menggunakan
SAK-ETAP
4. SAP
SAP (Standar Akuntansi Pemerintah) diterbitkan sebagai peraturan pemerintah (PP)
yang diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
KOMENTAR TERHADAP SAK UMKM

Dilansir dari halaman goukm.id SAK EMK adalah Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Mikro Kecil Menengah Makro yang dirancang secara khusus sebagai patokan standar
akuntasi keuangan pada UMKM. Standar Keuangan ini disusun dan disahkan oleh IAI atau
Ikatan Akuntasi Indonesia sebagai sebuah organisasi profesi yang menaungi seluruh akuntan
di Indonesia.

Dikarenakan kerumitan dan ketidak pahaman pelaku usaha dengan laporan akuntansi maka
DSAK menyusun SAK EMKM. Standar tersebut memberikan kemudahan bagi pelaku
UKMM dalam menyusun laporan keuangan. Komponen Laporan Keuangan Berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM) yang
disajikan atau diwajibakan untuk dilaporkan lebih sedikit dibandingkan standar akuntansi
yang lain.

Komponen laporan keuangan yang digunakan adalah laporan posisi keuangan dan laporan
laba rugi. Berdasarkan komponen tersebut dapat diketahui bahwa laporan keuangan yang
disyaratkan bagi umkm sedikit lebih mudah dibandingkan dengan laporan keuangan yang
disyaratkan bagi usaha besar dengan SAK yang berbasis IFRS dan perusahaan besar yang
menggunakan SAK-ETAP.

SAK ETAP merupakan standar akuntansi yang dimaksudkan agar dapat digunakan oleh
entitas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan namun menerbitkan laporan keuangan
untuk tujuan umum bagi penggunanya. SAK ETAP lebih sulit dibandingkan dengan SAK
EMKM. Masih banyak pelaku usaha yang kurang paham dengan baik mengenai SAK ETAP.
Penjurnalan SAK ETAP dianggap lebih rumit dan memakan waktu yang lebih banyak.

SAK umum yang berbasis IFRS adalah standar akuntansi yang mengatur perlakuan akuntansi
untuk transaksi-transaksi yang di lakukan oleh entitas dengan akuntabilitas publik signifikan.
SAK IFRS lebih banyak diterapkan oleh perusahaan besar di Indonesia. Pelaku usaha umkm
masih kurang baik dalam menggunakan SAK ETAP namun, cukup baik dengan
menggunakan SAK EMKM.
DAFTAR PUSTAKA

file:///D:/KULIAH/AKUNTANSI%20UMKM%20DAN%20KOPERASI/HANDOUT/
MODUL%205%20STANDAR%20AKUNTANSI%20KEUANGAN%20UMKM.pdf

https://www.online-pajak.com/tentang-efiling/standar-akuntansi keuangan#:~:text=Standar
%20Akuntansi%20Keuangan%20(SAK)%20adalah,suatu%20kegiatan%20usaha%20atau
%20perusahaan

https://www.kompasiana.com/sudirwans/5c326189677ffb3374334962/penerapan-standar-
akuntansi-keuangan-entitas-mikro-kecil-dan-menengah?page=2

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/ejafe/article/view/16848

https://simpleaccounting.co.id/penerapan-standar-akuntansi-untuk-umkm/

http://iaiglobal.or.id/v03/berita-kegiatan/detailberita-915=iai-siapkan-pilar-baru-sak-untuk-
umkm#:~:text=SAK%20ETAP%20merupakan%20standar%20akuntansi,mikro%2C
%20kecil%2C%20dan%20menengah.

https://goukm.id/sak-emkm/

Anda mungkin juga menyukai