MAKALAH KELOMPOK 4 - Teori Dan Apresiasi Sastra Anak - 23 BB 11
MAKALAH KELOMPOK 4 - Teori Dan Apresiasi Sastra Anak - 23 BB 11
Disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori dan Apresiasi Sastra Anak
Disusun Oleh :
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Atas karunia-Nya
pula penulis telah membuahkan hasil penulisan makalah yang berjudul “UNSUR – UNSUR
PEMBANGUNAN CERITA,PUISI, DAN DRAMA” ini sebagai bahan pembelajaran mata
kuliah Teori dan Apresiasi anak SD dengan dosen pengampu Ari Suriani,S.Pd,M.Pd. Makalah
ini disusun dengan harapan dapat diterima dan di pahami secara bersama.
Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu adanya masukan, pendapat, maupun kritik dan saran yang
membangun sangat diperlukan. Semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membutuhkan dan mendapat ridho Allah SWT Amin.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta yaitu shaastra, yang berarti "teks
yang mengandung instruksi" atau "pedoman". Shaastra berasal dari kata dasar śās- atau shaas-
yang berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau instruksi, dan tra yangberarti alat
atau sarana.Oleh karena itu, untuk memahami dan menangkap makna karya sastrapembaca perlu
melakukan kajian atau analisis terhadap karya sastra tersebut. Dalam pengkajian karya sastra ada
beberapa pendekatan yang dapat digunakan, salah satunya denganmenggunakan pendekatan
struktural.
Sastra ialah cabang kesenian yang menggunakan bahasa sebagai medium atau sarananya.
Adapun susastra ialah sastra yang indah atau tinggi mutunya. Di sisi lain,kesastraan merupakan
nilai atau kadar sastra, sedangkan kesusastraan adalah kumpulan karyasastra atau hal-hal yang
berkenaan dengan sastra.
Analisis struktural karya sastra, yang dalam hal ini puisi, dapat dilakukan dengan
mengkaji struktur intrinsiknya, yaitu unsur fisik/unsur batin yang meliputi tema, nada dan
suasana, perasaan, dan amanat. Sedangkan analisis struktural karya sastra cerita anak meliputi
tema, plot, penokohan, latar, sudut pandang, moral, dan bahasa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah unsur-unsur prosa fiksi?
2. Apa saja unsur puisi?
3. Apa saja unsur drama ?
4. Apa saja unsur cerita anak?
5. Apa saja jenis cerita anak?
C. Tujuan
1. Mengetahui unsur-unsur prosa fiksi
2. Mengetahui unsur-unsur puisi
3. Mengetahui unsur-unsur drama
4. Mengetahui unsur-unsur cerita anak
5. Mengetahui jenis cerita anak
BAB II
PEMBAHASAN
2. Alur/plot
Alur atau "plot" didefinisikan sebagai rangkaian peristiwa yang disusun secara logis
dalam suatu cerita (Walek, 1990). Peristiwa- peristiwa dalam suatu cerita disusun saling
berkaitan secara kronologis; disusun secara sebab akibat.
Freytag dalam (aminuddin, 2000) membagi struktur alur menjadi eksposisi, komplikasi,
peleraian/anti klimaks, dan penyelesaian. Berdasarkan urutan struktur alur disusun, alur dapat
digolongkan menjadi alur maju dan alur mundur. Alur maju apabila urutan/tahapan peristiwa
itu berurutan.Alur mundur adalah suatu cerita yang diawali dengan peristiwa yang tidak
berurutan.
6. Gaya Bahasa
Bahasa merupakan media yang digunakan untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, dan
pengalaman seorang pengarang. Salah satu penanda karya sastra yang membedakan dengan
karangan ilmiah adalah penggunaan gaya bahasa. Gaya bahasa digunakan pengarang untuk
membangun jalinan cerita dengan memilih diksi, ungkapan, kalimat yang dapat membangun
dan mengembangkan imajinasi pembaca atau penikmatnya. Gaya bahasa juga mencerminkan
karakteristik personal pengarangnya.
Dalam karya sastra termasuk prosa fiksi, gaya bahasa mempunyai fungsi yaitu, memberi
warna pada karya sehingga gaya bahasa mencerminkan ekspresi individual, alat untuk
melukiskan suasana cerita. Berikut ini contoh gaya bahasa yang sering digunakan pengarang
dalam karyanya :
a. Metafora
Gaya bahasa metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan persamaan perilaku
atau sifat yang dimiliki benda. Metafora sebagai pembanding langsung, tidak
menggunakan kata seperti, bagai, bagaikan, sehingga. Kata-kata yang dikategorikan
metafora adalah tikus dengan koruptor, bunga bangsa dengan pemuda, raja siang
dengan matahari, dan dewi malam dengan bulan.
b. Personifikasi
Gaya bahasa personifikasi adalah gaya bahasa yang membandingkan sifat-sifat
manusia ke suatu benda lain yang mati. Kata-kata yang dikategorikan personifikasi
adalah mengintip, menampakkan, malu-malu, berbisik lembut.
c. Simile (persamaan)
Simile atau persamaan adalah gaya bahasa perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang
dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit langsung ialah bahwa ia
langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal lain. Contoh kikirnya seperti kepiting
batu.
d. Epitet
Epitet adalah acuan yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seseorang
atau sesuatu hal. Keterangan itu menjelaskan atau menggantikan nama seseorang atau
barang. Contoh lonceng pagi untuk ayam jantan.
e. Hiperbola
Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan cara
berlebihan. Berlebihan disini sama dengan tidak wajar atau tidak masuk akal, namun
demikian justru dengan cara tidak wajar ini dapat menjadi daya tarik tersendiri
sebagai gaya bahasa yang menarik. Contoh suaranya membelah angkasa.
f. Eufemisme
Gaya bahasa eufemisme adalah gaya bahasa penghalusan dari keadaan yang
sesungguhnya. Gaya bahasa ini bertujuan agar tuturan yang disampaikan lebih sopan
dan tidak melukai orang yang dimaksud.
g. Sarkasme
Gaya bahasa sarkasme merupakan gaya bahasa yang menggambarkan suatu keadaan
dengan ungkapan yang kasar tanpa ditutup-tutupi bahkan cenderung kasar.
h. Klimaks
Klimaks adalah gaya bahasa yang melukiskan suatu peristiwa atau sesuatu dari yang
sederhana ke yang kompleks,dari yang kecil ke besar,dari yang muda ke tua,dan
sebagainya. Penggunaan gaya bahasa klimaks ini dimaksudkan agar apa yang akan
dilukiskan itu mencakup keseluruhan.
i. Antiklimaks
Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu atau peristiwa dari yang besar ke yang
kecil; dari yang kompleks ke yang sederhana. Gaya bahasa ini merupakan kebalikan
dari gaya bahasa klimaks..
j. Repetisi
Repetisi adalah gaya bahasa yang menggunakan pengulangan kata, frase, kalimat
tertentu untuk penggambaran situasi tertentu.
k. Paradox
Paradox adalah gaya bahasa yang melukiskan suatu keadaan namun berlawanan
dengan makna yang sebenarnya atau gaya bahasa yang mengandung pertentangan
yang disampaikan lebih sopan dan tidak melukai orang yang dimaksud
1. Pleonasme
Pleonasme adalah gaya bahasa yang menggambarkan peristiwa atau perbuatan yang
sesungguhnya. Maksud gaya bahsa pleonasme adalah perbuatan/keadaan tersebut
dilakukan dengan sesuatu yang semestinya.
3. Rima
Rima adalah persajakan atau persamaan bunyi yang terdapat dalam puisi. Persajakan
antar bunyi pada larik-larik puisi disebut rima eksternal. Sedangkan persajakan bunyi
dalam larik puisi disebut rima internal.
Persajakan dalam larik internal puisi dapat berupa :
a. Persamaan bunyi-bunyi konsonan disebut aliterasi
b. Persamaan bunyi-bunyi vokal disebut asonansi
4. Diksi
Diksi adalah pilihan kata yang dipergunakan penyair dalam membangun puisinya. Seni
kata merupakan ekspresi pengalaman batin atau jiwa kedalam kata-kata yang indah.
Setiap kata yang digunakan dalam cipta sastra mengandung jiwa dan perasaan pikiran
penyairnya. Penggunaan kata- kata yang tepat akan menunjukaan kemampuan intelek
penulis dalam melukiskan sesuatu.
5. Irama (Musikalisasi)
Irama dalam puisi adalah alunan yang teratur dan berulang-ulang dalam sebuah puisi.
Irama puisi hadir karena adanya persajakan aliterasi atau asonansi, repetisi, dan pilihan
diksi .Fungsi irama dalam sebuah puisi dapat menguatkan keindahan sebuah puisi,
memberi jiwa pada kata-kata, dan membangkitkan emosi pembaca atau penikmatnya.
Puisi jenis ini dapat menimbulkan syair lagu bila dibaca atau dinyanyikan.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang atau yaitu cara penyampaian ide atau gagasan penyair kepada pembaca,
pendengar, atau penikmat puisinya. Seperti halnya dalam prosa fiksi, dalam puisi pun
terdapat tiga cara penyair menyampaikan gagasannya, yakni :
a. Sebagai orang yang aktif atau terlibat
b. Sebagai pengamat
c. Sebagai Tuhan
C. Unsur-unsur Drama
1. Tema dan Amanat
Tema adalah ide pokok atau ide persoalan yang menjadi inti suatu cerita drama. Dari ide
pokok inilah dikembangkan menjadi suatu cerita dalam bentuk dialog-diaolog. Dari diaolog-
dialog disusun menjadi adengan, yang kemudian menjadi babak.
Sedangkan pengertian amanat dalam drama sebagaimana prosa dan puisi merupakan
pesan yang akan disampaikan penggarang atau penulisan drama (drama teks) kepada penonton
dan pembaca. Amanat dalam drama juga dipesankan melalui diaolog para tokohnya, terutama
tokoh protagonis.
5. Dialog
Diaolog adalah percakapan para tokoh dalam drama. Diaolog harus ada terutama dalam
drama/teater. Dialog dalam drama merupakan unsur penting untuk menyampaian ide atau amanat
penggarang kepada penonton.
6. Penonton
Penonton adalah orang atau sekelompok orang yang menikmati pertunjukkan drama,baik
drama radio, televisi, film maupun panggung. Penonton merupakan unsur drama yang tak dapat
dipisahkan karena dengan penonton inilah pertunjukkan berhasil dan tidak. Penonton dapat
membuat suatu pertunjukan berhasil dan tidak,penonton dapat menaikkan citra pertunjukkan
menjadi baik dan tidak.
7. Sutradara
Sutradara adalah orang yang mengagarap naskah drama menjadi suatu pertunjukkan atau
orang yang merancang dan memimpin suatu pertunjukan,baik di radio,televisi, film,dan
panggung. Sutradara merupaka unsur drama yang sangat penting. Sutradara dan kru yang lain
adalah oarang yang mampu memberi makna/menghidupkan dari naskah (benda mati) menjadi
suatu pertunjukan yang hidup.
1. Tokoh
Tokoh dalam cerita anak tidaklah harus manusia, namun juga berupa objek lain dalam
bentuk personifikasi manusia ataupun binatang. Tokoh-tokoh cerita anak yang diceritakan
sebagai pahlawan biasanya menjadi yang disukai atau diidolakan oleh anak-anak. Tokoh cerita
anak juga bisa berupa binatang, dimana selain anak dapat lebih mengenal binatang tersebut,
mereka juga ikut belajar mengenai berbagai fakta menarik tentang binatang yang ada dibuku
tersebut.
2. Latar
Latar atau setting bisa diartikan dimana berlangsungnya segala peristiwa serta kisah
dalam cerita. Latar ini tidak bisa terjadi tanpa ada kejelasan, terutama dalam cerita anak yang di
dalamnya banyak membutuhkan rincian yang menjelaskan apa maupun bagaimana semua
peristiwa diceritakan secara konkret. Latar menunjukkan menunjukkan lokasi cerita terjadi,
kapan cerita terjadi, serta keadaan masyarakat tempat dimana tokoh berada dan peristiwa terjadi.
3. Alur
Alur cerita adalah rangkaian dari segala peristiwa yang terjadi dan menyambung lalu
akhirnya menjadi cerita menarik.Alur sangat berkaitan dengan masalah sebuah peristiwa terjadi,
tokoh dan semua sesuatu yang digerakkan, diceritakan sehingga menjadi rangkaian cerita yang
menarik dan padu. Tidak hanya itu, alur akan mengatur semua peristiwa serta tokoh di dalam
cerita tampil dengan urutan yang tepat, enak, menarik namun tetap terjaga kelogisan di dalam
cerita anak.Alur merupakan cerita mengenai tokoh, riwayat hidup, peristiwa yang terjadi pada
tokoh dan berbagai hal lain yang mempunyai kaitan dengan tokoh.
4. Tema
Tema adalah gagasan utama.Tema umumnya akan berkaitan dengan segala masalah
kehidupan yang terjadi pada manusia. Tema yang diangkat dalam suatu cerita akan tergantung
dengan kemampuan dari penulisnya, namun sekarang banyak ditemukan tema adalah hal yang
mempunyai kaitan dengan interaksi dari sesama.
5. Sudut Pandang
Menurut Nurgiyanto (2005:284), sudut pandang adalah cara atau pandangan yang
digunakan oleh penulis atau pengarang cerita sebagai sarana untuk penampilan tokoh, tindakan
serta peristiwa yang membentuk cerita pada pembaca. Dengan begitu, sudut pandang adalah cara
atau strategi yang dipilih oleh penulis secara sengaja untuk mengungkapkan gagasannya dan
cerita.
6. Moral
Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis pada pembaca. Moral
mempunyai kaitan dengan masalah baik maupun buruk. Dalam cerita anak, moral bisa dikatakan
sebagai mengajarkan sesuatu.
7. Style
Setiap penulis atau pengarang cerita mempunyai style penulisan sendiri dan berbeda dari
yang lain. Style penulisan haruslah dapat dipahami dengan mudah oleh para pembaca terutama
dalam cerita anak Di dalam cerita, penulis juga ingin untuk mempengaruhi pembaca, dalam hal
ini anak-anak, untuk dapat memberikan sikap mengenai pesan ataupun sebagaimana
disampaikan atau diberikan di dalam cerita secara implisit.
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Unsur fiksi adalah unsur pembangun dari dalam suatu karya sastra fiksi. Istilah unsur
fiksi dikenal juga dengan istilah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur pembangun
cerita fiksi adalah tema, alur, tokoh dan penokohan, latar tempat dan waktu, sudut
pandang, dan gaya bahasa.
2. Tokoh merupakan pondasi atau inti dalam suatu cerita. Tema berfungsi sebagai topik
sentral yang dikembangkan pengarang.
3. Alur atau plot ialah rangkaian peristiwa yang disusun secara logis dalam suatu cerita.
Peristiwa tersebut disusun saling berkaitan secara kronologis atau disusun secara sebab
akibat.
4. Tokoh cerita adalah tooh yang dapat beruba binantang, tumbuh-tumbuhan, benda mati,
dan lain-lain yang dapat berbicara seperti manusia. Tokoh terbagi menjadi dua, yaitu
tokoh prontagonis dan antagonis.
5. Latar adalah tempat atau waktu yang digunakan para tokoh dalam suatu cerita.
6. Sudut pandang adalah cara pencerita atau cara pengarang menceritakan ceritanya.
7. Gaya bahasa adalah gaya yang digunakan pengarang untuk melukiskan sesuatu secara
indah, berupa pemilihan diksi, ungkapan, kalimat yang dapat membangun dan
mengembangkan imajinasi pembaca.
8. Unsur puisi meliputi tokoh,seting, alur, gaya bahasa, dan iraa dan rima serta citraan.
9. Unsur drama sama seperti unsur prosa dan puisi ditambah unsur sutradara dialog, dan
penonton.
B. SARAN
Dari penulisan dan penelitian laporan ini menulis meyadari terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu penulis berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran agar laporan
ini menjadi lebih baik. Semoga setelah membaca makalah ini pembaca dapat lebih
memahamilagi tentang gerak lurus beraturan. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk
itu saya meminta kritik dan sarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Rosdiana, Yusi, dkk.2017.Bahasa dan Sastra Indonesia di SD: Modul 1-9. Tanggerang Selatan:
Universitas Terbuka Rosdiana, Yusi, dkk.2017.Bahasa dan Sastra Indonesia di SD:
Modul 1-9. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka
Supriyadi. 2006. Pembelajaran Sastra Yang Apresiatif dan Terintegratif di Sekolah Dasar
Jakarta. Depdiknas
Kemendikbud
https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-cerita-anak/