Anda di halaman 1dari 18

M AKALAH

UNSUR – UNSUR PEMBANGUNAN CERITA,PUISI, DAN DRAMA

Disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori dan Apresiasi Sastra Anak

Dosen Pengampu : Ari Suryani S.Pd,M.Pd

Disusun Oleh :

Revalina Afosma (23129239)

Rizki Muhammad Akbar (23129076)

Rahmi Rihadatul Aisya (23129231)

Prima Risky Yusfi (23129364)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Atas karunia-Nya
pula penulis telah membuahkan hasil penulisan makalah yang berjudul “UNSUR – UNSUR
PEMBANGUNAN CERITA,PUISI, DAN DRAMA” ini sebagai bahan pembelajaran mata
kuliah Teori dan Apresiasi anak SD dengan dosen pengampu Ari Suriani,S.Pd,M.Pd. Makalah
ini disusun dengan harapan dapat diterima dan di pahami secara bersama.

Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu adanya masukan, pendapat, maupun kritik dan saran yang
membangun sangat diperlukan. Semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membutuhkan dan mendapat ridho Allah SWT Amin.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Padang, 02 Februari 2024

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................................


DAFTAR ISI...........................................................................................................................................
BAB I ...................................................................................................................................................
PENDAHULUAN....................................................................................................................................
A.Latar Belakang ..............................................................................................................................
B.Rumusan Masalah .........................................................................................................................
C.Tujuan...........................................................................................................................................
BAB II ..................................................................................................................................................
PEMBAHASAN .....................................................................................................................................
A.Unsur-unsur Prosa Fiksi .................................................................................................................
B.Unsur-Unsur Puisi..........................................................................................................................
C.Unsur-Unsur Drama.......................................................................................................................
BAB III .................................................................................................................................................
PENUTUPAN ........................................................................................................................................
A.KESIMPULAN ................................................................................................................................
B.SARAN ..........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta yaitu shaastra, yang berarti "teks
yang mengandung instruksi" atau "pedoman". Shaastra berasal dari kata dasar śās- atau shaas-
yang berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau instruksi, dan tra yangberarti alat
atau sarana.Oleh karena itu, untuk memahami dan menangkap makna karya sastrapembaca perlu
melakukan kajian atau analisis terhadap karya sastra tersebut. Dalam pengkajian karya sastra ada
beberapa pendekatan yang dapat digunakan, salah satunya denganmenggunakan pendekatan
struktural.
Sastra ialah cabang kesenian yang menggunakan bahasa sebagai medium atau sarananya.
Adapun susastra ialah sastra yang indah atau tinggi mutunya. Di sisi lain,kesastraan merupakan
nilai atau kadar sastra, sedangkan kesusastraan adalah kumpulan karyasastra atau hal-hal yang
berkenaan dengan sastra.
Analisis struktural karya sastra, yang dalam hal ini puisi, dapat dilakukan dengan
mengkaji struktur intrinsiknya, yaitu unsur fisik/unsur batin yang meliputi tema, nada dan
suasana, perasaan, dan amanat. Sedangkan analisis struktural karya sastra cerita anak meliputi
tema, plot, penokohan, latar, sudut pandang, moral, dan bahasa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah unsur-unsur prosa fiksi?
2. Apa saja unsur puisi?
3. Apa saja unsur drama ?
4. Apa saja unsur cerita anak?
5. Apa saja jenis cerita anak?
C. Tujuan
1. Mengetahui unsur-unsur prosa fiksi
2. Mengetahui unsur-unsur puisi
3. Mengetahui unsur-unsur drama
4. Mengetahui unsur-unsur cerita anak
5. Mengetahui jenis cerita anak
BAB II

PEMBAHASAN

A. Unsur-unsur Prosa Fiksi


Unsur pembangun dari dalam fiksi disebut unsur atau struktur intrinsik, yakni tema,
alur/plot,tokoh dan penokohan,latar tempat dan waktu/seting,sudut pandang, dan gaya bahasa.
Sedangkan unsur pembangun yang berasal dari luar disebut unsur ekstrinsik, yakni latar
belakang pengarang,latar belakang penciptaan,situasi saat penciptaan, dan lain-lain.
1. Tema
Tema merupakan pondasi atau inti dalam suatu cerita atau ide pokok yang menjadi dasar
suatu cerita. Tema dapat berfungsi sebagai topik utama yang dikembangkan pengarang,
pedoman pengarang dalam menyusun dan mengembangkan cerita, dan sebagai pengikat
peristiwa-peristiwa dalam suatu cerita.
Tema dapat juga menggambarkan pesan dan amanat pengarang. Pesan dan amanat
pengarang biasanya diwujudkan melalui tokoh ceritanya, misalnya tokoh yang baik
(protagonis) biasanya membawa amanat pengarang yang berupa ide, filosofi, saran atau
pesan, nasihat, pemikiran, dan sebagainya.

2. Alur/plot
Alur atau "plot" didefinisikan sebagai rangkaian peristiwa yang disusun secara logis
dalam suatu cerita (Walek, 1990). Peristiwa- peristiwa dalam suatu cerita disusun saling
berkaitan secara kronologis; disusun secara sebab akibat.
Freytag dalam (aminuddin, 2000) membagi struktur alur menjadi eksposisi, komplikasi,
peleraian/anti klimaks, dan penyelesaian. Berdasarkan urutan struktur alur disusun, alur dapat
digolongkan menjadi alur maju dan alur mundur. Alur maju apabila urutan/tahapan peristiwa
itu berurutan.Alur mundur adalah suatu cerita yang diawali dengan peristiwa yang tidak
berurutan.

3. Tokoh dan Penokohan


Dalam prosa fiksi tokoh merupakan pemegang amanah pengarangnya. Tokoh dalam
prosa fiksi dapat berupa binatang, tumbuh-tumbuhan, benda mati, dan lain-lain yang dapat
berbicara, serta manusia.
Tokoh cerita yang membawa amanah pengarang disebut tokoh protagonis, sedangkan
tokoh cerita yang melawan tokoh protagonis disebut tokoh antagonis.Tokoh yang banyak
muncul dalam cerita disebut tokoh mayor, sedangkan tokoh yang pemunculannya sedikit
disebut tokoh minor.
Penokohan atau perwatakan tokoh dalam cerita fiksi dapat dilakukan dengan dua cara,
yakni analitik atau secara langsung dan dramatik atau melalui dialog dan perbuatan.

4. Latar belakang dan waktu/setting


Latar atau setting adalah situasi tempat, ruang, dan waktu yang digunakan para tokoh
dalam suatu cerita. Latar tempat yang digunakan dalam suatu cerita, misalnya di rumah, di
sawah, dan sebagainya.Waktu juga termasuk dalam kategori latar, misalnya pagi hari, siang
hari, sore hari, dan sebagainya.

5. Sudut Pandang 'Point of View'


Secara umum sudut pandang dapat didefinisikan sebagai cara atau model penceritaan
suatu karya sastra. Sudut pandang dikatakan dengan kata 'point of view' dalam bahasa Inggris,
sedangkan pencerita dipadankan dengan kata 'narrator'. Terdapat 3 jenis model/cara sudut
pandang yang digunakan pengarang dalan karya sastra fiksi, yakni :
a. Narrator Aktif
Narrator aktif adalah sudut pandang/cara penceritaan yang melibatkan secara
langsung atau aktif pengarangnya dalam cerita yang dikarangnya. Dengan kata lain
pengarang ikut ambil bagian dalam cerita, mungkin sebagai tokoh utama atau bukan
menjadi tokoh utama. Cara atau model penceritaan seperti ini tampak pada
penggunaan kata ganti orang pertama: aku, saya, kami.

b. Naratif sebagai pengamat


Narrator sebagai pengamat adalah cara penceritaan atau sudut pandang prosa fiksi,
yakni pencerita betindak sebagai pengamat. Pengarang menceritakan karyanya
sebagaimana seseorang menceritakan pertunjukan film atau drama kepada temannya.
Oleh sebab itu teknik yang digunakan pengarang dalam menggambarkan tokoh-
tokohnya, pengarang menggunakan kata ganti ia, mereka.

c. Narrator Serba Tahu


Narrator serba tahu adalah cara penceritaan yang digunakan pengaranng dengan
bertindak sebagai orang yang serba tahu. Pengarang dapat mengemukakan isi hati,
pikiran para tokohnya. Ia juga dapat bertindak apa saja untuk memasukkan dan
mengeluarkan para tokohnya. Bahkan pengarang dapat berbicara secara langsung
dengan pembacanya. Contoh model penceritaan jenis ini adalah pertunjukan wayang
kulit.

6. Gaya Bahasa
Bahasa merupakan media yang digunakan untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, dan
pengalaman seorang pengarang. Salah satu penanda karya sastra yang membedakan dengan
karangan ilmiah adalah penggunaan gaya bahasa. Gaya bahasa digunakan pengarang untuk
membangun jalinan cerita dengan memilih diksi, ungkapan, kalimat yang dapat membangun
dan mengembangkan imajinasi pembaca atau penikmatnya. Gaya bahasa juga mencerminkan
karakteristik personal pengarangnya.
Dalam karya sastra termasuk prosa fiksi, gaya bahasa mempunyai fungsi yaitu, memberi
warna pada karya sehingga gaya bahasa mencerminkan ekspresi individual, alat untuk
melukiskan suasana cerita. Berikut ini contoh gaya bahasa yang sering digunakan pengarang
dalam karyanya :

a. Metafora
Gaya bahasa metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan persamaan perilaku
atau sifat yang dimiliki benda. Metafora sebagai pembanding langsung, tidak
menggunakan kata seperti, bagai, bagaikan, sehingga. Kata-kata yang dikategorikan
metafora adalah tikus dengan koruptor, bunga bangsa dengan pemuda, raja siang
dengan matahari, dan dewi malam dengan bulan.

b. Personifikasi
Gaya bahasa personifikasi adalah gaya bahasa yang membandingkan sifat-sifat
manusia ke suatu benda lain yang mati. Kata-kata yang dikategorikan personifikasi
adalah mengintip, menampakkan, malu-malu, berbisik lembut.

c. Simile (persamaan)
Simile atau persamaan adalah gaya bahasa perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang
dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit langsung ialah bahwa ia
langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal lain. Contoh kikirnya seperti kepiting
batu.

d. Epitet
Epitet adalah acuan yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seseorang
atau sesuatu hal. Keterangan itu menjelaskan atau menggantikan nama seseorang atau
barang. Contoh lonceng pagi untuk ayam jantan.

e. Hiperbola
Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan cara
berlebihan. Berlebihan disini sama dengan tidak wajar atau tidak masuk akal, namun
demikian justru dengan cara tidak wajar ini dapat menjadi daya tarik tersendiri
sebagai gaya bahasa yang menarik. Contoh suaranya membelah angkasa.

f. Eufemisme
Gaya bahasa eufemisme adalah gaya bahasa penghalusan dari keadaan yang
sesungguhnya. Gaya bahasa ini bertujuan agar tuturan yang disampaikan lebih sopan
dan tidak melukai orang yang dimaksud.

g. Sarkasme
Gaya bahasa sarkasme merupakan gaya bahasa yang menggambarkan suatu keadaan
dengan ungkapan yang kasar tanpa ditutup-tutupi bahkan cenderung kasar.

h. Klimaks
Klimaks adalah gaya bahasa yang melukiskan suatu peristiwa atau sesuatu dari yang
sederhana ke yang kompleks,dari yang kecil ke besar,dari yang muda ke tua,dan
sebagainya. Penggunaan gaya bahasa klimaks ini dimaksudkan agar apa yang akan
dilukiskan itu mencakup keseluruhan.

i. Antiklimaks
Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu atau peristiwa dari yang besar ke yang
kecil; dari yang kompleks ke yang sederhana. Gaya bahasa ini merupakan kebalikan
dari gaya bahasa klimaks..

j. Repetisi
Repetisi adalah gaya bahasa yang menggunakan pengulangan kata, frase, kalimat
tertentu untuk penggambaran situasi tertentu.

k. Paradox
Paradox adalah gaya bahasa yang melukiskan suatu keadaan namun berlawanan
dengan makna yang sebenarnya atau gaya bahasa yang mengandung pertentangan
yang disampaikan lebih sopan dan tidak melukai orang yang dimaksud

1. Pleonasme
Pleonasme adalah gaya bahasa yang menggambarkan peristiwa atau perbuatan yang
sesungguhnya. Maksud gaya bahsa pleonasme adalah perbuatan/keadaan tersebut
dilakukan dengan sesuatu yang semestinya.

B. Unsur- Unsur Puisi


Sebagaimana prosa fiksi, puisi dibangun oleh beberapa unsur baik unsur dari dalam
maupun dari luar. Unsur dari dari dalam dan dari luar dipadukan menjadi satu kesatuan menjadi
karya teks puisi.
Unsur- unsur pembangun puisi adalah sebagai berikut :
1. Tema dan Amanat
Sebagaimana halnya prosa fiksi, tema dalam puisi adalah ide pokok yang menjiwai
seluruh isi puisi. Dalam puisi ide pokok dapat tersurat dengan jelas. maupun tersirat.
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair, baik secara langsung ataupun
tersirat kepada pembaca atau penikmat. Jika dibandingkan dengan prosa fiksi, tema dan
amanat dalam puisi lebih tersamarkan.

2. Citraan atau Pengimajinasian


Citraan adalah gambaran abstrak yang dihadirkan menjadi suatu yang konkret dalam
tatanan kata-kata puisi. Makna-makna abstrak yang telah menjadi konkret ditangkap
pembaca melalui panca indera, yaitu dilihat, didengar, dirasa, diraba, dan dibaca.Citraan
dalam puisi ada bermacam-macam, yakni citraan pendengaran, citraan rabaan, dan
citraan penglihatan.

3. Rima
Rima adalah persajakan atau persamaan bunyi yang terdapat dalam puisi. Persajakan
antar bunyi pada larik-larik puisi disebut rima eksternal. Sedangkan persajakan bunyi
dalam larik puisi disebut rima internal.
Persajakan dalam larik internal puisi dapat berupa :
a. Persamaan bunyi-bunyi konsonan disebut aliterasi
b. Persamaan bunyi-bunyi vokal disebut asonansi

4. Diksi
Diksi adalah pilihan kata yang dipergunakan penyair dalam membangun puisinya. Seni
kata merupakan ekspresi pengalaman batin atau jiwa kedalam kata-kata yang indah.
Setiap kata yang digunakan dalam cipta sastra mengandung jiwa dan perasaan pikiran
penyairnya. Penggunaan kata- kata yang tepat akan menunjukaan kemampuan intelek
penulis dalam melukiskan sesuatu.

5. Irama (Musikalisasi)
Irama dalam puisi adalah alunan yang teratur dan berulang-ulang dalam sebuah puisi.
Irama puisi hadir karena adanya persajakan aliterasi atau asonansi, repetisi, dan pilihan
diksi .Fungsi irama dalam sebuah puisi dapat menguatkan keindahan sebuah puisi,
memberi jiwa pada kata-kata, dan membangkitkan emosi pembaca atau penikmatnya.
Puisi jenis ini dapat menimbulkan syair lagu bila dibaca atau dinyanyikan.

6. Sudut Pandang
Sudut pandang atau yaitu cara penyampaian ide atau gagasan penyair kepada pembaca,
pendengar, atau penikmat puisinya. Seperti halnya dalam prosa fiksi, dalam puisi pun
terdapat tiga cara penyair menyampaikan gagasannya, yakni :
a. Sebagai orang yang aktif atau terlibat
b. Sebagai pengamat
c. Sebagai Tuhan

C. Unsur-unsur Drama
1. Tema dan Amanat
Tema adalah ide pokok atau ide persoalan yang menjadi inti suatu cerita drama. Dari ide
pokok inilah dikembangkan menjadi suatu cerita dalam bentuk dialog-diaolog. Dari diaolog-
dialog disusun menjadi adengan, yang kemudian menjadi babak.
Sedangkan pengertian amanat dalam drama sebagaimana prosa dan puisi merupakan
pesan yang akan disampaikan penggarang atau penulisan drama (drama teks) kepada penonton
dan pembaca. Amanat dalam drama juga dipesankan melalui diaolog para tokohnya, terutama
tokoh protagonis.

2. Alur atau Plot


Alur atau Plot drama adalah rangkaian peristiwa yang disusun secara sistematis untuk
membangun suatu cerita drama sebagaimana prosa fiksi,alur drama hampir sama,secara
konvensional yakni dimulai dari peristiwa awal/pengenalan tempat dan tokoh,kemudian
terjadilah konflik menuju kimaks,konflik yang terjadi menjadi memuncak atau menjadi
kimaks cerita dan akhirnya cerita menurun dan selesailah cerita dram tersebut

3. Latar dan Setting


Latar atau setting adalah tempat atau waktu terjadinya peristiwa .Latar/setting dalam
drama biasanya dibuat pengarang selogis mungkin sesuai dengan jenis drama. Dalam drama
panggung pemilihan latar/setting tersebut sangat sulit diwujudkan apabila diatas panggung
(dipentaskan).

4. Tokoh dan Penokohan


Tokoh drama adalah orang,binatang,tumbuh-tumbuhan yang digunakan penulis atau
pengarang untuk menyampaikan ide atau amanat cerita.Tokoh dalam drama dapat dibedakan
menjadi tokoh yang banyak muncul dan kurang: Tokoh protagonis dan tokoh antagonis
merupakan tokoh yang menbawa amanat pengarang dan tokoh yang menentang amanat
pengarang kemdian ada tokoh utama, tokoh pembantu utama, tokoh pembantu dan tokoh figuran.
Penokohan dalam drama seperti halnya prosa fiksi adalah dengan dialog atau analitik dan
dramatik. Perwatakan tokoh dapat diketahui penonton melalui dialog antar tokoh dan pembuatan
para tokohnya.

5. Dialog
Diaolog adalah percakapan para tokoh dalam drama. Diaolog harus ada terutama dalam
drama/teater. Dialog dalam drama merupakan unsur penting untuk menyampaian ide atau amanat
penggarang kepada penonton.

6. Penonton
Penonton adalah orang atau sekelompok orang yang menikmati pertunjukkan drama,baik
drama radio, televisi, film maupun panggung. Penonton merupakan unsur drama yang tak dapat
dipisahkan karena dengan penonton inilah pertunjukkan berhasil dan tidak. Penonton dapat
membuat suatu pertunjukan berhasil dan tidak,penonton dapat menaikkan citra pertunjukkan
menjadi baik dan tidak.

7. Sutradara
Sutradara adalah orang yang mengagarap naskah drama menjadi suatu pertunjukkan atau
orang yang merancang dan memimpin suatu pertunjukan,baik di radio,televisi, film,dan
panggung. Sutradara merupaka unsur drama yang sangat penting. Sutradara dan kru yang lain
adalah oarang yang mampu memberi makna/menghidupkan dari naskah (benda mati) menjadi
suatu pertunjukan yang hidup.

D. Unsur-Unsur Cerita Anak


Cerita anak merupakan bacaan untuk anak yang isinya kisah seputar anak-anak yang
boleh diceritakan, menghibur, serta sesuai tingkat perkembangan intelektual dan emosi anak.
Cerita anak terdiri dari unsur intrinsik serta unsur ekstrinsik. Namun, yang akan dibahas di sini
kali ini secara lebih lanjut adalah unsur-unsur intrinsik dalam cerita anak :

1. Tokoh
Tokoh dalam cerita anak tidaklah harus manusia, namun juga berupa objek lain dalam
bentuk personifikasi manusia ataupun binatang. Tokoh-tokoh cerita anak yang diceritakan
sebagai pahlawan biasanya menjadi yang disukai atau diidolakan oleh anak-anak. Tokoh cerita
anak juga bisa berupa binatang, dimana selain anak dapat lebih mengenal binatang tersebut,
mereka juga ikut belajar mengenai berbagai fakta menarik tentang binatang yang ada dibuku
tersebut.

2. Latar
Latar atau setting bisa diartikan dimana berlangsungnya segala peristiwa serta kisah
dalam cerita. Latar ini tidak bisa terjadi tanpa ada kejelasan, terutama dalam cerita anak yang di
dalamnya banyak membutuhkan rincian yang menjelaskan apa maupun bagaimana semua
peristiwa diceritakan secara konkret. Latar menunjukkan menunjukkan lokasi cerita terjadi,
kapan cerita terjadi, serta keadaan masyarakat tempat dimana tokoh berada dan peristiwa terjadi.
3. Alur
Alur cerita adalah rangkaian dari segala peristiwa yang terjadi dan menyambung lalu
akhirnya menjadi cerita menarik.Alur sangat berkaitan dengan masalah sebuah peristiwa terjadi,
tokoh dan semua sesuatu yang digerakkan, diceritakan sehingga menjadi rangkaian cerita yang
menarik dan padu. Tidak hanya itu, alur akan mengatur semua peristiwa serta tokoh di dalam
cerita tampil dengan urutan yang tepat, enak, menarik namun tetap terjaga kelogisan di dalam
cerita anak.Alur merupakan cerita mengenai tokoh, riwayat hidup, peristiwa yang terjadi pada
tokoh dan berbagai hal lain yang mempunyai kaitan dengan tokoh.

4. Tema
Tema adalah gagasan utama.Tema umumnya akan berkaitan dengan segala masalah
kehidupan yang terjadi pada manusia. Tema yang diangkat dalam suatu cerita akan tergantung
dengan kemampuan dari penulisnya, namun sekarang banyak ditemukan tema adalah hal yang
mempunyai kaitan dengan interaksi dari sesama.

5. Sudut Pandang
Menurut Nurgiyanto (2005:284), sudut pandang adalah cara atau pandangan yang
digunakan oleh penulis atau pengarang cerita sebagai sarana untuk penampilan tokoh, tindakan
serta peristiwa yang membentuk cerita pada pembaca. Dengan begitu, sudut pandang adalah cara
atau strategi yang dipilih oleh penulis secara sengaja untuk mengungkapkan gagasannya dan
cerita.

6. Moral
Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis pada pembaca. Moral
mempunyai kaitan dengan masalah baik maupun buruk. Dalam cerita anak, moral bisa dikatakan
sebagai mengajarkan sesuatu.

7. Style
Setiap penulis atau pengarang cerita mempunyai style penulisan sendiri dan berbeda dari
yang lain. Style penulisan haruslah dapat dipahami dengan mudah oleh para pembaca terutama
dalam cerita anak Di dalam cerita, penulis juga ingin untuk mempengaruhi pembaca, dalam hal
ini anak-anak, untuk dapat memberikan sikap mengenai pesan ataupun sebagaimana
disampaikan atau diberikan di dalam cerita secara implisit.

E. Jenis-Jenis Cerita Anak


1) Cerita Jenaka
Cerita jenaka adalah cerita yang menghibur serta mampu untuk membuat pembaca
ataupun pendengarnya tertawa baik dari penokohan maupun alurnya.
2) Fabel
Secara umum fable merupakan cerita tentang kehidupan dunia binatang yang memiliki
nilai moral dan budi pekerti. Penggunaan binatang di dalam cerita fabel adalah sebagai
pengganti tokoh manusia, namun digambarkan tetap dapat berpikir, mempunyai perasaan,
berinteraksi, bersikap dan bisa berbicara.
3) Legenda
Legenda merupakan cerita rakyat yang dianggap atau dipercaya sebagai cerita suatu
kejadian yang benar pernah terjadi oleh yang mempunyai cerita. Cerita legenda
mempunyai sifat yang keduniawian dan terjadi di masa yang tidak terlalu lampau.
4) Mite
Mite atau mitos merupakan cerita rakyat yang tokohnya mahkluk setengah dewa atau
para dewa dan terjadi di dunia yang lain di masa lampau. Mite juga dianggap dan
dipercaya oleh yang membuat cerita pernah benar-benar terjadi. Ada beragam isi dari
cerita mite mulai dari kemunculan manusia, kemunculan para dunia, kemunculan para
hantu, hingga mitos terbentuknya danau, sungai dan lain sebagainya. Fungsi dari cerita
mite adalah sebagai sarana pendidikan yang efektif untuk menanamkan berbagai nilai
budaya, keyakinan tertentu dan norma-norma sosial, sebagai pegangan masyarakat yang
mempercayainya dan lain sebagainya.
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

1. Unsur fiksi adalah unsur pembangun dari dalam suatu karya sastra fiksi. Istilah unsur
fiksi dikenal juga dengan istilah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur pembangun
cerita fiksi adalah tema, alur, tokoh dan penokohan, latar tempat dan waktu, sudut
pandang, dan gaya bahasa.
2. Tokoh merupakan pondasi atau inti dalam suatu cerita. Tema berfungsi sebagai topik
sentral yang dikembangkan pengarang.
3. Alur atau plot ialah rangkaian peristiwa yang disusun secara logis dalam suatu cerita.
Peristiwa tersebut disusun saling berkaitan secara kronologis atau disusun secara sebab
akibat.
4. Tokoh cerita adalah tooh yang dapat beruba binantang, tumbuh-tumbuhan, benda mati,
dan lain-lain yang dapat berbicara seperti manusia. Tokoh terbagi menjadi dua, yaitu
tokoh prontagonis dan antagonis.
5. Latar adalah tempat atau waktu yang digunakan para tokoh dalam suatu cerita.
6. Sudut pandang adalah cara pencerita atau cara pengarang menceritakan ceritanya.
7. Gaya bahasa adalah gaya yang digunakan pengarang untuk melukiskan sesuatu secara
indah, berupa pemilihan diksi, ungkapan, kalimat yang dapat membangun dan
mengembangkan imajinasi pembaca.
8. Unsur puisi meliputi tokoh,seting, alur, gaya bahasa, dan iraa dan rima serta citraan.
9. Unsur drama sama seperti unsur prosa dan puisi ditambah unsur sutradara dialog, dan
penonton.

B. SARAN

Dari penulisan dan penelitian laporan ini menulis meyadari terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu penulis berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran agar laporan
ini menjadi lebih baik. Semoga setelah membaca makalah ini pembaca dapat lebih
memahamilagi tentang gerak lurus beraturan. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk
itu saya meminta kritik dan sarannya.
DAFTAR PUSTAKA

Rosdiana, Yusi, dkk.2017.Bahasa dan Sastra Indonesia di SD: Modul 1-9. Tanggerang Selatan:
Universitas Terbuka Rosdiana, Yusi, dkk.2017.Bahasa dan Sastra Indonesia di SD:
Modul 1-9. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka

Supriyadi. 2006. Pembelajaran Sastra Yang Apresiatif dan Terintegratif di Sekolah Dasar
Jakarta. Depdiknas

Suryaman, Maman, dkk.2018. Bahasa Indonesia: Untuk Kelas XII. Jakarta :

Kemendikbud

https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-cerita-anak/

Anda mungkin juga menyukai