Anda di halaman 1dari 6

1. Apakah Fungsi NPWP dan NPPKP? Sebutkan siapa saja yang oleh UU No.

28
Tahun 2007 tentang KUP diwajibkan untuk mendaftarkan diri pada Dirjen Pajak
untuk mendapatkan NPWP dan NPPKP dan bagaimana cara mendaftarkannya dan
prosedurnya?
a. Fungsi NPWP:
 Sarana dalam administrasi perpajakan
 Tanda Pengenal diri atau identitas WP dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya yang dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan
 Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan administrasi perpajakan
 Untuk keperluan pelaporan SPT Masa dan Tahunan
b. Fungsi NPPKP:
 Pengawasan dalam melaksanakan hak dan kewajiban PKP di bidang PPN dan PPnBM
 Sebagai identitas PKP yang bersangkutan.
 Sebagai bukti bahwa pengusaha tersebut telah memenuhi kewajiban perpajakan
sebagai PKP.
Yang diwajibkan untuk mendaftarkan diri pada Dirjen Pajak untuk mendapatkan NPWP dan NPPKP
adalah Wajib Pajak Badan, Wajib Pajak Orang Pribadi, Wajib Pajak Luar Negeri.

Cara mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP dan NPPKP dapat dilakukan dengan mengajukan
permohonan secara tertulis ke kantor pelayanan pajak setempat atau melalui aplikasi e-registration
yang tersedia di situs web Direktorat Jenderal Pajak. Prosedur pendaftaran meliputi pengisian formulir
permohonan, melampirkan dokumen pendukung, dan verifikasi data oleh petugas pajak. Setelah
permohonan disetujui, NPWP dan NPPKP akan diterbitkan dan dapat diambil oleh pemohon
2. Apa Perbedaan Pembukuan dan Pencatatan? Sebutkan dasar hukumnya dan sanksi
kalau wajib pajak yang wajib melakukan pembukuan namun tidak menyelenggarakan
pembukuan?
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang
ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk
periode Tahun Pajak tersebut.

Pencatatan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan
bebas meliputi peredaran atau penerimaan bruto dan penerimaan penghasilan lainnya,
sedangkan bagi mereka yang semata-mata menerima penghasilan dari luar usaha dan
pekerjaan bebas, pencatatannya hanya mengenai penghasilan bruto, pengurang, dan
penghasilan neto yang merupakan objek Pajak Penghasilan.
 Subjek pajak yang membuatnya: Pembukuan wajib dibuat oleh Wajib Pajak Badan
atau Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan pekerjaan bebas atau kegiatan usaha,
sedangkan subjek pajak yang melakukan pencatatan adalah Wajib Pajak Orang
Pribadi yang memiliki kegiatan usaha atau pekerjaan bebas tetapi peredaran bruto
pertahunnya kurang dari 4,8 miliar rupiah.
 Tujuan: Pembukuan bertujuan untuk menyusun laporan keuangan yang mencakup
neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas, sedangkan pencatatan terdiri atas data
yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran atau penerimaan bruto dan/atau
penghasilan bruto .
Dasar hukum pembukuan dan pencatatan adalah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP). Wajib pajak yang wajib
melakukan pembukuan namun tidak menyelenggarakan pembukuan akan dikenakan sanksi
administrasi berupa denda sebesar 2% dari omzet atau peredaran bruto selama satu tahun
dibulatkan ke atas dan dapat dikenai sanksi pidana berupa kurungan paling lama 6 bulan
dan/atau denda paling banyak Rp200 juta. Sanksi ini berlaku untuk wajib pajak orang pribadi
maupun badan.

3. Ada berapa macam ketetapan pajak? Jelaskan! Dalam hal apa STP (Surat Tagihan
Pajak) SKPKB, SKPKBT dapat ditagih seketika dan sekaligus? Apa syarat pembetulan
SPT sebagaimana yang diatur dalam pasal 8 UU KUP?
ada 5 macam,
1. Surat Tagihan Pajak (STP)
Seperti namanya, Surat Tagihan Pajak atau STP adalah surat yang dibuat untuk menagih
pajak atau sanksi administrasi berupa bunga atau denda.
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
SKPKB dikeluarkan oleh DJP karena WP kurang atau tidak membayar pajak terutang
3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
SKPLB dikeluarkan oleh DJP ketika WP lebih membayar pajak terutang dari yang
seharusnya.
4. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
SKPN merupakan surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak yang sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak, pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
5. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
SKPKBT merupakan surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak
yang telah ditetapkan.

STP, SKPKB, dan SKPKBT dapat ditagih seketika dan sekaligus jika Wajib Pajak tidak
membayar pajak yang terutang dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Pelaksanaan
penagihan seketika dan sekaligus ditujukan untuk mencegah adanya utang pajak yang tidak
dapat ditagih.penagihan seketika dan sekaligus dapat dilakukan meski tanggal jatuh tempo
pembayaran pada surat yang menjadi dasar penagihan belum terlampaui. Penagihan seketika
dan sekaligus juga dapat dilaksanakan tanpa melalui surat teguran ataupun surat paksa.

Syarat pembetulan SPT sebagaimana yang diatur dalam Pasal 8 UU KUP adalah
sebagai berikut:

1. Pembetulan SPT dilakukan oleh Wajib Pajak dalam jangka waktu 2 tahun sejak
SPT tersebut disampaikan.
2. Pembetulan SPT dilakukan secara tertulis dan dilampiri dengan alasan pembetulan.
3. Pembetulan SPT harus dilakukan sebelum DJP melakukan pemeriksaan atas SPT
tersebut.
4. Pembetulan SPT harus dilakukan dengan cara mengajukan SPT pengganti yang
memuat seluruh data yang benar dan lengkap.
5. syarat untuk melakukan pembetulan adalah sepanjang Wajib Pajak “belum dilakukan
pemeriksaan”.
4. Moza Elvira (WNI) k/1 pada awal tahun 2018 memulai usahanya sebagai pedagang
alat-alat elektronik. Toko tersebut disewa Moza untuk jangka waktu 3 tahun. Kegiatan
usaha Moza menunjukkan kesuksesan. Terbukti dari peredaran bruto usahanya sejak
bulan Maret 2018 menunjukkan peningkatan hingga Desember 2018. Peredaran bruto
selama tahun 2018 adalah Rp. 1.500.000.000. ditambah penghasilan Moza dari investasi
di pasar modal sebesar Rp. 275.000.000 dan penghasilan dari deposito Rp. 30.000.000.
Namun karena ketidaktahuan Moza terhadap kewajiban perpajakan, Moza tidak
pernah memenuhi kewajiban perpajakan pajak apapun selama tahun 2018.
Diminta :
1) Kewajiban perpajakan apa saja yang menjadi kewajiban Moza?
PPh Pasal 25 atas penghasilan dari usaha, PPh Pasal 21 atas penghasilan dari karyawan, PPh
Pasal 23 atas penghasilan dari bunga deposito, PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan dari
investasi di pasar modal, dan PPN atas penjualan barang

2) Apabila ada indikasi tindak pidana yang dilakukan Moza, sanksi apa yang dapat
dikenakan kepada Moza? Jelaskan dan berikan dasar hukumnya !
● Melanggar ketentuan dalam Pasal 38 UU KUP, yaitu tidak menyampaikan SPT
● Melanggar ketentuan dalam Pasal 39 UU KUP, yaitu menyampaikan SPT yang tidak
benar
Sanksi : Pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak Rp200 juta. Sanksi
administrasi berupa denda
Dasar hukumnya adalah sebagai berikut:
● Pasal 38 UU KUP
● Pasal 39 UU KUP
● Pasal 139A UU KUP

3) Apakah Moza harus dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP)? Berikan
alasan dan dasar hukumnya !
Moza harus dikukuhkan sebagai PKP, Dasar hukumnya : Pasal 16 UU PPN

4) Bolehkah Moza memberi kuasa kepada karyawannya, padahal karyawannya belum


lulus USKP?
tidak boleh Moza memberikan kuasa kepada karyawannya, karena karyawannya belum lulus
USKP. Karena sesuai ketentuan dalam Pasal 32 ayat (1) UU KUP

5. Jawablah pertanyaan mengenai Dasar Penagihan Pajak di bawah


ini. 1) Produk hukum apa saja yang menjadi dasar penagihan pajak?
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan (UU KUP), produk hukum yang menjadi dasar penagihan pajak adalah:
● Surat Tagihan Pajak (STP)
● Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
● Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)

2) Kapan dasar penagihan pajak harus dilunasi?


Dasar penagihan pajak harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal
diterbitkan surat tagihan pajak.

3) Jelaskan perbedaan SKP (Surat Ketetapan Pajak) dan STP (Surat Tagihan pajak)
Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat ketetapan yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal
Pajak berdasarkan hasil pemeriksaan, yang memuat jumlah pajak yang terutang, besarnya
pajak yang harus dibayar, dan sanksi administrasi yang harus dibayar, dalam hal ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang bersangkutan menentukan adanya sanksi
administrasi.
Surat Tagihan Pajak (STP) adalah surat yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak
kepada Wajib Pajak untuk melakukan penagihan pajak atau sanksi administrasi berupa bunga
dan denda. Surat ini berisi jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang kurang dibayar

4) Jelaskan mengenai tata cara penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) berdasarkan
Pasal 14 UU KUP!
(1) Surat Tagihan Pajak diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak kepada Wajib Pajak yang
tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dalam jangka waktu yang telah ditentukan
atau menyampaikan SPT yang tidak benar.
(2) Surat Tagihan Pajak harus memuat:
● Nama Wajib Pajak
● Alamat Wajib Pajak
● Jenis pajak, masa pajak, dan tahun pajak
● Jumlah pajak yang terutang
● Atau
● Jumlah pajak yang kurang dibayar
● Keterangan lain
(3) Surat Tagihan Pajak harus disampaikan kepada Wajib Pajak secara langsung atau
melalui pos tercatat dengan alamat yang telah diketahui.
(4) Wajib Pajak yang menerima Surat Tagihan Pajak harus melunasi pajak yang terutang
dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.
(5) Jika Wajib Pajak tidak membayar pajak yang terutang dalam jangka waktu 30 hari sejak
STP diterbitkan, DJP dapat melakukan tindakan penagihan pajak.

Anda mungkin juga menyukai