Pedoman Pengorganisasian Tim K3 RSPB
Pedoman Pengorganisasian Tim K3 RSPB
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM K3RS
RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA
Pasal 1
Pedoman pengorganisasian tim K3RS sebagaimana terdapat dalam lampiran Peraturan Direktur
ini dijadikan acuan bagi tim K3RS dan staf rumah sakit dalam melaksanakan upaya kesehatan
dan keselamatan kerja
Pasal 2
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Malang
Pada Tanggal : 4 Januari 2022
DIREKTUR RS. PERMATA BUNDA
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, Pedoman Pengorganisasian Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Tim K3) RS.
Permata Bunda dapat terselesaikan. Pedoman Pengorganisasian Tim K3 ini dibuat sebagai
pedoman pelaksanaaan program kerja K3 di RS. Permata Bunda, sehingga dapat meningkatkan
mutu pelayanan manajemen fasilitas dan keselamatan di RS. Permata Bunda.
Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak memberikan
kontribusi dalam penyusunan buku pedoman ini. Semoga pedoman ini membawa manfaat bagi
peningkatan pelayanan yang bermutu di RS. Permata Bunda.
Penyusun
DAFTAR ISI
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
TIM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RS. PERMATA BUNDA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Terciptanya sistem pengorganisasian yang mendukung untuk meningkatkan produktivitas
kerja dan menciptakan rasa nyaman dan aman pada saat berada di lingkungan RS. Permata
Bunda baik bagi pasien, pengunjung, dan karyawan.
1.2.2. Tujuan Khusus
Berikut tujuan khusus dari pedoman ini.
1) Meningkatkan mutu pelayanan K3RS di RS. Permata Bunda
2) Terlaksananya pelayanan K3RS di RS. Permata Bunda
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1. Sejarah
Rumah Sakit Permata Bunda adalah rumah sakit kelas D milik PT. Metropolista
Medista Centro, yang memiliki visi RS. Permata Bunda menjadi rumah sakit yang
memberikan pelayanan prima dan berorientasi pada mutu serta keselamatan pasien serta
memiliki misi yaitu Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang profesional, peningkatan
sarana dan prasarana dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan baik secara
preventif, promotif, kuratif maupun rehabilitatif.
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan
kesehatan, maka fungsi rumah sakit sebagai pemberi pelayanan kesehatan secara bertahap
terus ditingkatkan agar menjadi efektif dan efisien serta memberi kepuasan terhadap
pasien, keluarga dan masyarakat. Berdasarkan hal itu, maka peningkatan mutu pelayanan
kesehatan rumah sakit perlu selalu ditingkatkan yang berpedoman pada Standar Akreditasi
KARS Versi Starkes 2022, Indeks kepuasan pasien, kesehatan dan keselamatan kerja
sehingga akan berdampak pada bagaimana setiap unit membuat perencanaan, pelaksaaan
program, monitoring dan evaluasi sampai pada tindak lanjut dari program manajemen
mutu, yang hasil akhirnya diharapkan pasien, keluarga, pegawai, pimpinan dan pemilik
rumah sakit akan merasa puas, nyaman dan aman dalam menggunakan jasa rumah sakit
atau dalam melaksanakan tugas dan fungsinya didalam menjalankan organisasi ini.
Sampai dengan saat ini RS. Permata Bunda terus melakukan perbaikan fasilitas area
rawat inap, rawat jalan dan fasilitas pendukung lain agar lebih memadai. RS. Permata
Bunda memiliki kapasitas 75 tempat tidur (TT) rawat inap dengan rincian VVIP: 2 TT,
VIP: 5 TT, Kelas I : 10 TT, Klas II: 8 TT, Kelas III: 30 TT, Perinatologi : 20 TT.
Pelayanan yang tersedia adalah Instalasi Gawat Darurat, Kamar Operasi, Rawat Jalan
(Kebidanan dan Kandungan, Anak, Saraf, THT, Kulit dan Kelamin, Mata, Penyakit dalam,
Gigi, Bedah), Rawat Inap Umum
BAB III
VISI, MISI, MOTTO
3.1. Visi
RS. Permata Bunda menjadi rumah sakit yang memberikan pelayanan prima dan
berorientasi pada mutu serta keselamatan pasien
3.2. Misi
1. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang profesional
2. Peningkatan sarana dan prasarana
3. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan baik secara preventif, promotif,
kuratif maupun rehabilitatif
3.3. Motto
Motto Rumah Sakit “Keselamatan Pasien Prioritas Kami”
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA
RS. Permata Bunda dipimpin oleh seorang Direktur Rumah Sakit yang dibantu oleh
Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis dan Kepala Bidang Keperawatan, Kepala
Bidang Administrasi dan Keuangan dan Kepala Bidang Umum.
Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis membawahi Instalasi Gawat
Darurat, Unit Kamar Operasi, Unit Rawat Inap, Unit Rawat Jalan, Instalasi Farmasi, Unit
Laboratorium, Unit Gizi, dan Unit Rekam Medis. Kepala Bidang Keperawatan membawahi
Instalasi Gawat Darurat, Unit Kamar Operasi, Unit Rawat Jalan dan Unit Rawat Inap. Kepala
Bidang Administrasi dan Keuangan membawahi Unit Kehumasan, Unit Pendapatan, Unit
Akuntansi, Unit Kesekretariatan dan SDM, Unit Perbendaharaan. Kepala Bidang Umum
membawahi Unit Umum dan Unit Kerumahtanggaan.
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA
DIREKTUR
Terdiri dari :
Kepala Bidang Kepala Kepala Bidang Kepala Bidang
Bidang 1. Komite Medis (Komed)
Pelayanan & Umum Administrasi dan Keuangan 2. Komite Keperawatan (Koper)
Penunjang 3. Tim Mutu
Keperawatan
4. Komite Etik
Medis 5. Komite Pencegahan dan
Pelayanan Asuhan
Umum Pengendalian Infeksi (PPI)
Keperawatan Kehumasan Pendapatan Akuntansi 6. Tim Kesehatan dan
Medis Keselamatan Kerja (K3RS)
7. Tim Casemix
8. Tim Penanganan Komplain
Penunjang Kerumah
9. Tim PKRS
Logistik 10. Tim Kendali Mutu dan Kendali
Medis tanggaan Kesekretariatan
Keperawatan Perbendaharaan Biaya (KMKB)
& SDM 11. Tim Anti Fraud
12. Tim Pengadaan
13. Tim Farmasi dan Terapi (TFT)
Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja dipimpin oleh Ketua Tim dan bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit. Ketua Tim Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh :
a. Wakil ketua
b. Sekretaris
c. Anggota Tim Pelindung Tim
dr. Rita Dewi Zahara
Ketua Tim
dr. Ricky Adimulya
Sekretaris
Diah Prawesti, S.AP
Sekretaris
Wakil Ketua Tim
Ns. JB Putri Dewi, S.Kep
Wakil Ketua Tim
6.4 Sekretaris
1. Tanggung Jawab
a. Sosialisasi kebijakan K3 agar dapat dipahami dan dilaksanakan oleh petugas
kesehatan di rumah sakit
b. Mengevaluasi pelaksanaan program K3
c. Memberikan konsultasi pada petugas/karyawan rumah sakit tentang K3
2. Wewenang
a. Mengembangkan dan meningkatkan program kerja K3
b. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan K3 di rumah sakit
c. Mengusulkan pengadaan fasilitas untuk Tim K3
d. Mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia
dalam K3
e. Memberikan laporan kepada direktur tentang masalah yang terkait dengan K3 rumah
sakit
3. Tugas
a. Mengawasi semua aspek program manajemen risiko
b. Mengawasi pelaksanaan program secara konsisten dan berkesinambungan
c. Melakukan edukasi staf
d. Melakukan pengujian/testing dan pemantauan program
e. Menyerahkan laporan tahunan kepada direktur rumah sakit
f. Mengorganisasikan dan mengelola laporan kejadian/insiden, melakukan analisis dan
upaya perbaikan
6.5 Anggota
1. Tanggung Jawab
a. Membuat program kerja dan SPO yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan
kerja
b. Memonitor sarana dan prasarana kebakaran
c. Melakukan evaluasi terhadap seluruh program kerja yang telah direncanakan
2. Wewenang
a. Memberikan saran tentang pelaksanaan program kerja ke ketua Tim K3
b. Mengambil keputusan mandiri dalam lingkup tugas dan tanggung jawabnya sebagai
anggota Tim K3 sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku
3. Tugas
a. Melaksanakan program manajemen risiko
b. Melaksanakan program secara konsisten dan berkesinambungan
c. Melakukan edukasi staf
d. Melakukan pengujian/testing dan pemantauan program
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
7.1 Hubungan Kerja dengan Bidang Pelayan Medis dan Penunjang Medis
1. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
2. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
7.2 Hubungan Kerja dengan Instalasi Farmasi
1. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
2. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
3. Koordinasi tentang MSDS (Material Safety Data Sheet)
7.3 Hubungan Kerja dengan Unit Rekam Medis
1. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
2. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
7.4 Hubungan Kerja dengan Ruang Rawat Jalan
1. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
2. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
7.5 Hubungan Kerja dengan Ruang Rawat Inap
1. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
2. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
7.6 Hubungan Kerja dengan Unit SDM dan Diklat
1. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
2. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
3. Koordinasi oerientasi pegawai baru maupun tenaga magang yang ada di rumah sakit.
4. Koordinasi tentang program K3
5. Koordinasi tentang pelatihan dasar K3RS atau yang terkait.
7.7 Hubungan Kerja dengan Unit Keuangan
1. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
2. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
3. Koordinasi tentang pengadaan APD, label/simbol, dan pembuatan panduk yang terkait
informasi K3.
7.8 Hubungan Kerja dengan Unit Logistik
1. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
2. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
3. Koordinasi tentang persediaan APD.
7.9 Hubungan Kerja dengan Unit Sarana dan Prasarana
1. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
2. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
3. Koordinasi tentang pengelolaan sampah medis meliputi penyimpanan sementara.
4. Koordinasi untuk pengelolaan IPAL.
5. Koordinasi untuk pengelolaan kalibrasi alat kesehatan.
6. Koordinasi untuk pemeliharaan fasilitas.
7. Koordinasi untuk uji air bersih dan air limbah.
7.10 Hubungan Kerja dengan Unit Gizi
1. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
2. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
3. Koordinasi tentang pengolahan bahan pangan secara aman.
7.11 Hubungan Kerja dengan Unit Laundry
1. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
2. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana)
3. Koordinasi tentang manajemen linen yang aman.
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Setelah karyawan rumah sakit diangkat menjadi Wakit ketua, sekretaris, dan anggota Tim
K3RS, maka ketua Tim K3RS wajib mengorientasi tentang struktur organisasi Tim K3RS,
uraian tugas, tata hubungan kerja, pola ketenagaan, pertemuan/rapat, dan pelaporan. Kegiatan
oerientasi untuk staf baru dilakukan melalui bagian SDM yang berkoordinasi dengan Tim K3RS.
BAB X
PERTEMUAN RUTIN
Laporan Tim K3RS ditujukan kepada Direktur Rumah Sakit oleh Ketua Tim K3RS.