Anda di halaman 1dari 5

SEMINAR MANAJEMEN KEUANGAN

CASE: SABBATH COMPANY

Disusun oleh:

Fahmi Ilyas 042011433206

Pradita Zahra Devi


NIM: 042111233255

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2024
Resume Kasus
Sabbath Company didirikan pada tahun 1980 yang memproduksi kontainer untuk
keperluan industri dan komersial. Selama perang dunia kedua, perusahaan berfokus pada
produksi kontainer first-aid kit untuk angkatan bersenjata. Saat ini, volume penjualan sebagian
besar berasal dari produksi kaleng alumunium kecil, terutama yang digunakan untuk pesawat
terbang. Perusahaan juga memiliki kontrak untuk untuk memasok beberapa perusahaan farmasi
dengan kaleng pil dan perban.
Pada tahun 1932, Sabbath Company melakukan akuisisi terhadap pabrik kecil di Los
Angeles. Namun, pabrik tersebut tidak dapat memenuhi permintaan yang semakin meningkat.
Manajemen Sabbath Company pun berpikir untuk melakukan perbesaran pada pabrik dan
memerlukan tambahan modal kerja sebesar $10 juta untuk mendanai perluasan operasional
perusahaan. Alternatif yang diusulkan diharapkan dapat menghasilkan EBIT sebesar $2juta per
tahun. Investasi tambahan akan meningkatkan pajak, sehingga pada tahun 1951, diasumsikan
tarif pajak sebesar 58%. EAT diramalkan akan mencapai 8,4% atau sebesar $840,000.
Common stock Sabbath Company dapat dijual kepada publik dengan harga $ 26.50 per
lembar. Setelah dikurangi biaya penjaminan emisi dan biaya lainnya menjadi $25 per lembar.
Jika saham biasa digunakan, pembiayaan yang diusulkan membutuhkan penerbitan 400.000
lembar saham.
Mr.Rocco dan Mr. Callahan kecewa dengan harga pasar saham Sabbath. Mereka pun
memutuskan untuk memeriksa kembali kebijakan perusahaan untuk menghindari long-term
debt. Mereka percaya bahwa kebijakan baru dapat memberikan prospek pendapatan masa depan
yang lebih stabil. Penyelidikan yang dilakukan menetapkan kemungkinan bahwa perusahaan
dapat mengumpulkan $10 juta melalui penjualan obligasi. Tingkat bunga untuk penerbitan 15
tahun akan menjadi 4%. Pengurangan pajak atas bunga obligasi dan pajak penghasilan saat ini
sebesar 58%, 4% dianggap oleh Mr.Callahan setara dengan 1,68%. Sebaliknya, Ia menganggap
bahwa saham dengan harga $25 per lembar dan tingkat dividen $2 akan membebani perusahaan
sebesar 8%. Perbandingan ini membuat penerbitan obligasi tampak sangat menarik bagi Mr.
Rocco.
Pada awal November 1952, Mr.Rocco memutuskan untuk mengajukan proposal
perluasan kepada dewan direktur Sabbath Company. Mr. Rocco memutuskan untuk menjajaki
sentimen dewan untuk melihat apakah kemungkinan pembiayaan hutang sebagai alternatif
pembiayaan saham biasa harus dieksplorasi lebih lanjut. Mr. Rocco pun ditantang mengenai
biaya penerbitan obligasi. Seorang direktur memperkirakan ini sebagai 8% dari ukuran rata-rata
obligasi selama 15 tahun: baginya, biaya penerbitan saham lebih rendah daripada biaya
obligasi. Kemudian direktur lain mempertanyakan masalah saham karena dari perhitungan
sederhana menunjukkan bahwa perusahaan dapat memperoleh pendapatan bersih sebesar 8,4%
atau $840.000 per tahun setelah pajak atas investasi baru. Namun jika 400.000 common stock
dijual, persyaratan dividen pada tingkat saat ini yaitu $2 per lembar akan sama dengan
$800.000 per tahun. Karena tidak ada pemikiran bahwa tingkat dividen $2 harus diubah, dia
tidak dapat melihat bagaimana penjualan common stock baru akan merugikan kepentingan
pemegang saham saat ini.
Di sisi lain, seorang direktur berargumen dengan keras bahwa common stock adalah
"giveaway" dengan harga $25. Dia menunjukkan bahwa retensi persentase besar dari
keuntungan masa lalu dalam bisnis telah membangun book value saham menjadi sekitar $45
pada desember lalu dan $47 pada bulan November. Dia menyimpulkan bahwa penjualan
common stock seharga $ 25 akan memberi pembeli baru sebagian besar dari nilai yang dipegang
oleh pemegang saham perusahaan saat ini.

Pertanyaan dan Jawaban


1. Manakah diantara penerbitan saham biasa atau obligasi sebagai metode alternatif
yang terbaik untuk mendanai program ekspansi perusahaan? Gunakan analisis
EBIT-EPS & EBIT-BEP
Diketahui:
- Sabbath Company membutuhkan tambahan pendanaan sebesar $10 juta.
- Tax rate sebesar 58%.
- Interest rate sebesar 4%
- EBIT sebesar $2 juta.
- Jumlah saham beredar sebanyak 1,400,000 lembar.
- Lembar saham tambahan sebanyak 400,000 lembar dengan pendapat bersih $25
per lembar.
Perhitungan EBIT-EPS

Keterangan Saham Obligasi

EBIT $2,000,000 $2,000,000

Interest 0 $400,000

EBT $2,000,000 $1,600,000

Tax (58%) $1,160,000 $928,000

EAT $840,000 $672,000

Earning available to $840,000 $672,000


common stock

Jumlah saham beredar 1,800,000 1,400,000

EPS $0.47 $0.48

Perhitungan EBIT-BEP
(EBIT* - C1)(1-t) = (EBIT* - C2)(1-t)
______________ ______________
S1 S2
(EBIT* - 0)(1 - 0.58) = (EBIT* - 400,000)(1 - 0,58)
_________________ _______________________
1,800,000 1,400,000
0.43 EBIT* = 0.42 EBIT* - 168,000
_________ ___________________
1,800,000 1,400,000
588,000 EBIT* = 756,000 EBIT* - 302,400,000,000
EBIT* = $1,800,000

- EBIT < EBIT* = Alternatif saham lebih menguntungkan


- EBIT > EBIT* = Alternatif obligasi lebih menguntungkan

2. Berapa biaya modal untuk masing-masing alternatif tersebut?

Biaya Modal Saham Biaya Modal Obligasi

- Kd* = Kd (1-Tax)

- Kd* = 4% (1 - 0.58)

Ke = 8% Kd* = 1.68%
3. Berdasarkan perhitungan pada nomor 1 dan nomor 2, alternatif mana yang
sebaiknya dipilih perusahaan?
- Perhitungan EBIT - EPS
Saham < Obligasi
$0.47 < $0.48
Berdasarkan perhitungan EBIT-EPS, nilai EPS Obligasi lebih besar jika
dibandingkan dengan EPS Saham. Maka dari itu, obligasi merupakan alternatif
terbaik bagi perusahaan.
- Perhitungan EBIT - BEP
EBIT > EBIT*
2,000,000 > 1,800,000
Berdasarkan perhitungan EBIT-BEP, EBIT memiliki nilai yang lebih besar
daripada EBIT*. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dapat memilih
obligasi sebagai alternatif pendanaan.
- Perhitungan Biaya Modal
Biaya Modal Saham > Biaya Modal Obligasi
8% > 1.68%
Berdasarkan perhitungan biaya modal, biaya penerbitan saham lebih besar
daripada biaya penerbitan obligasi.

Anda mungkin juga menyukai