Wawasan Kemaritiman 2
Wawasan Kemaritiman 2
OLEH
FEBI
A1K1 23 011
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolonganNya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatulahi wabarakatuh.
Febi
A1K1 23 011
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Sejarah Kemaritiman Masa Kerajaan..............................................3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Letak geografis Sriwijaya yang strategis merupakan modal yang baik
untuk turut serta dalam perdagangan internasional yang mulai berkembangantara
India dan daratan Asia Tenggara. Berita Cina menyebutkan bahwa adat di Kan-t-
o-li sama dengan adat di Kamboja dan Campa. Besar kemungkinan dunia
perdagangan di Sumatra sejak semula telah terlibat langsung denganperdagangan
di India. Letak Selat Malaka mengundang perdagangan di daratan Asia Tenggara
untuk meluas ke Selatan. Pada saat Negeri Cina terbuka untuk hasil Asia
Tenggara, suatu hal yang baru terjadi setelah perdagangan dengan India
berkembang, yaitu penduduk Sumatra khususnya di pantai timur, bukanawam lagi
dalam perdagangan Internasional.
2. Masa Kerajaan Majapahit
4
garam,kain dan burung kakak tua yang semuanya merupakan barang ekspor
utama. Dari luar She-po mendatangkan mutiara, emas, perak, sutra, barang
keramikdan barang dari besi. Banyak daerah yang mengakui kedaulatan She-po
antaralain beberapa daerah di Malaysia, Sumatra, Kalimantan Timur, dan
beberapadaerah di Nusantara bagian Timur.
B. Sejarah Kemaritiman Masa Setelah Kemerdekaan
1. Orde Lama
Era Orde Lama merupakan awal pemerintahan Indonesia setelah dijajah oleh
bangsa asing selama 3,5 abad lamanya. Pada masa ini, landasan bidang hukum
kelautan masih menggunakan peraturan hukum yang ditinggalkanPemeritahan
Hindia Belanda, yakni “ Territoriale Zee en Maritime Kringen Ordonnatie
1939’(TZMKO). Namun penggunaan undang-undang ini dapat mengancam
keutuhan NKRI karena adanya perairan bebas (high seas) diantara kelima pulau
besar Indonesia. Atas dasar ini, Presiden Soekarno mengeluarkan suatu deklarasi
keutuhan wilayah Indonesia, pada tanggal 13 Desember 1957, yang dikenal
dengan Deklarasi Djoeanda.
Pada dasarnya konsep deklarasi ini memandang bahwa kepulauan Indonesia
merupakan wilayah pulau-pulau,wilayah perairan, dan dasar laut di dalamnya
sebagai suatu kesatuan historis,geografis, ekonomis, dan politis. Dengan adanya
konsep ini, maka wilayah perairan Nusantara yang tadinya merupakan wilayah
laut lepas kini menjadi bagian integral dari wilayah Indonesia yang berada di
bawah kedaulatan NKRI. Deklarasi Joeanda termasuk salah satu dari tiga pilar
utama bangunan kesatuan dan persatuan negara dan bangsa Indonesia, antara lain
Kesatuan kejiwaan yangdinyatakan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928;
Kesatuan kenegaraandalam NKRI yang diproklamirkan oleh Soekarno-Hatta
tanggal 17 Agustus1945; dan Kesatuan kewilayahan (darat, laut, dan udara) yang
diumumkan H. Djoeanda, 13 Desember 1957. Selanjutnya, deklarasi ini diperkuat
secara yuridis melalui Peraturan Pemerintah Perpu No. 4 Tahun 1960 tentang
PerairanIndonesia atau UU No. 4 Prp. Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia.
Undang-undang ini menyebutkan, pokok-pokok dasar dan pertimbangan-
pertimbangan mengenai pengaturan wilayah perairan Indonesia. Pada masa Orde
Lama ini,stabilitas keamanan dan keadaan politik masih sangat terganggu,
5
terutamadi awal kemerdekaan sampai tahun 1960-an, mulai dari silih berganti
bentuk pemerintahan, jatuh bangun parlemen, pemberontakan-pemberontakan
serta perebutan Irian Barat (sekarang Papua) hingga konfrontasi Malaysia. Hal ini
menyebabkan Presiden Soekarno tidak mempunyai kesempatan lebih banyak
untuk mengubah paradigma land based oriented menjadi maritime basedoriented
. Pada antara tahun 1960-1966 Presiden Soekarno telah mencoba untuk
menyampaikan gagasan dan pandangan mengenai geopolitik Indonesia
namunbelum sempat terlaksana hingga terjadinya pergantian ke rezim Orde Baru
2. Orde Baru
6
perwira AD tentunyalebih berorientasi kepada paradigma kontinental sehingga
semua kebijakan danstrategi pembangunan nasional jauh dari aspek maritim atau
kelautan.
C. Sejarah Kemaritiman Masa Reformasi Hingga Sekarang
7
membentuk kementerian baru dalam Kabinetnya, yakni Departemen Eksplorasi
Laut dengan Keputusan Presiden No.355/M Tahun 1999 tanggal26 Oktober 1999.
Dalam perjalanannya, namanya berubah-ubah dan akhirnya saat ini menjadi
Kementerian Kelautan dan Perikanan berdasarkan PeraturanPresiden No. 47 tahun
2009. Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid juga dibentuk
Dewan Maritim Indonesia (DMI) yang bertugas untuk mengkoordinasikan dan
mensinergikan program pembangunan kelautan diIndonesia. Presiden reformasi
Republik Indonesia selanjutnya, yaitu MegawatiSukarnoputri, di Pelabuhan
Rakyat Sunda Kelapa mencanangkan “Seruan Sunda Kelapa” pada tanggal 27
Desember 2001, Pada intinya seruan tersebutmengajak seluruh bangsa Indonesia
untuk bersama-sama membangun kekuatanmaritim / kelautan, dengan
berlandaskan pada kesadaran penuh bahwa bangsaIndonesia hidup di negara
kepulauan terbesar di dunia, dengan alam laut yangkaya akan berbagai sumber
daya alam. ada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono,nomenklatur Dewan Maritim Indonesia (DMI) diganti menjadi
DewanKelautan Indonesia (DEKIN) melalui Keppres No.21 Tahun 2007.
Selanjutnyapada era kepemimpinannya, Susilo Bambang Yudhoyono
menyelenggarakankonferensi kelautan dunia yang dikenal dengan World Ocean
Conference (WOC) di Manado pada tanggal 11 – 15 Mei 2009.
Kegiatan ini merupakan inisiatifIndonesia dalam forum internasional yang
ditujukan untuk pemimpin duniadan pengambil keputusan dalam
mengembangkan kolaborasi internasional danmembuat komitmen bersama dalam
menghadapi isu kelautan dunia sekaligusmasalah perubahan iklim global.
Penyelengaraan WOC 2009 didukung oleh123 negara yang tergabung dalam Te
Eighteenth Meeting of States Parties tothe United Nations Convention on the Law
of the Sea dan dalam pelaksanaannyadihadiri oleh 423 delegasi yang berasal dari
87 negara dan organisasi-organisasiantar negara.Deklarasi Kelautan Manado
(Manado Ocean Declaration) yang menjadisalah satu output utama dari WOC
2009, merupakan tonggak sejarah dandokumen penting untuk menyelamatkan
planet bumi dan kelangsunganhidup generasi penerus dimasa akan datang,
sehingga dokumen tersebut akan diperjuangkan oleh wakil tetap pemerintah
Indonesia di PBB untuk dimasukandan menjadi agenda resmi serta dibahas dalam
8
Meeting of the States Parties tothe United Nations Convention on the Law of the
Sea.
Selain itu, output lainnya, yakni CTI Regional Plan of Action yang diikuti
oleh 6 negara, juga merupakanhal penting dalam menyelamatkan keanekaragaman
sumber daya hayati lautdunia, terutama ikan dan terumbu karang. Dengan
demikian, WOC 2009 dapat dinyatakan sebagai komitmen Bangsa Indonesia
dalam upaya mengembangkan,mengelola, dan melestarikan sumber daya laut
nasional dan internasionalsecara berkelanjutan.Puncaknya pada tanggal 13
November 2014 di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Timur di Naypyidaw,
Myanmar, Presiden Joko Widodomengumumkan hasrat Indonesia untuk menjadi
Poros Maritim Dunia. Untukitu, Indonesia akan membangun kembali budaya
maritim, menjaga danmengelola sumber daya laut, memprioritaskan
pembangunan infrastrukturmaritim, membangun pertahanan maritim untuk
menjaga kedaulatan dankekayaan maritim, serta melalui diplomasi maritim
mengajak mitra-mitraIndonesia untuk bekerja sama dalam bidang kelautan dan
meniadakan sumberkonflik di laut seperti pencurian ikan, penyelundupan,
perompakan laut,dan sengketa wilayah. Seruan Presiden Jokowi tersebut bukan
hanya sekedargagasan. Presiden Joko Widodo dengan program Nawa Cita nya
bermaksud akanmengembalikan kembali kejayaan maritim bangsa Indonesia
seperti padamasa-masa keemasan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikian makalah ini saya buat, saya menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca sangat saya butuhkan. Guna perbaikan makalah berikutnya.
Dan semoga makalah ini bergunauntuk kita semua. Amin.
10
DAFTAR PUSTAKA
11