Jurnal Pendidikan Pancasila Jastin.L.pangaribuan
Jurnal Pendidikan Pancasila Jastin.L.pangaribuan
1
Program Studi Teknik Elektro – Universitas Negeri Medan
Email: hasanyanmarlubis12@gmail.com
ABSTRAK
ABSTRACT
This research uses descriptive qualitative research to find out how Pancasila is
used as the foundation of education at SMKN 1 Percut Sei Tuan. In this study,
observation and interviews were used to collect data. In SMKN 1 Percut Sei Tuan,
Pancasila values have been instilled for a long time, especially in class XI TITL,
according to the results of interviews with teachers and students.
PENDAHULUAN
Dari sebuah perbedaan inilah lahir sebuah semboyan persatuan yang berbunyi
“Bhinneka Tunggal Ika”. Semboyan ini mencerminkan bangsa Indonesia yang
mempunyai artian “Walaupun Berbeda-Beda Tetapi Tetap Satu Jua”. Norma dan nilai
yang ada dalam masyarakat yang multikultural atau beragam memengaruhi bagian
masyarakat yang majemuk. Kebanyakan masyarakat percaya bahwa komunitas yang
memiliki berbagai budaya cenderung memiliki budaya yang mosaic. Reed (dalam
Suparlan, 2014) menyatakan bahwa mosaik mencakup semua kebudayaan dari berbagai
komunitas kecil yang membentuk masyarakat yang lebih besar, yang memiliki
kebudayaan seperti mosaik tersebut. Fakta menunjukkan bahwa multikultural tidak
berperan dalam membangun karakter dan wawasan kebangsaan siswa, yang
menghasilkan sikap radikal. Semua itu dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai seperti
saling menghormati, toleransi, dan kerja sama di dalam masyarakat.
Miftah dan Maya mengatakan bahwa sebagai pandangan hidup dan dasar hidup,
hal itu dapat diterapkan pada masyarakat Indonesia dengan tetap berpegang pada nilai-
nilai Pancasila. Dalam kehidupan insan, kebehinekaan atau keragaman adalah hal yang
tidak dapat dipungkiri. Selain itu, Rizky juga berpendapat bahwa keragaman yang ada
biasanya mencakup keragaman budaya. Komponen paling penting dari masyarakat
adalah budayanya. Sangat mungkin bahwa masyarakat Indonesia yang beragam akan
memainkan peran penting dalam membangun dan membentuk negara yang berprinsip
pada Pancasila.
Dua kata yang membentuk sebuah kata Pancasila yakni, “panca” dan “sila” yang
memiliki art “lima” dan “dasar”. Jadi, secara umum, Pancasila mengacu pada lima
prinsip negara Indonesia. Kata panca sendiri disarankan oleh presiden pertama
Indonesia yaitu oleh Ir. Soekarno sementara kata sila disarankan oleh salah satu ahli
bahasa. Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Pancasila lahir berdasarkan nilai-nilai
budaya yang dibangun sejak zaman dahulu. Nilai-nilai ini muncul secara tidak sengaja
dan menjadi kebiasaan nenek moyang. Segala aspek kehidupan masyarakat Indonesia
didasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila berisi prinsip-
prinsip yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari orang Indonesia. Pancasila
menunjukkan standar moral ini dengan jelas. Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila
dalam jiwa dan nurani masyarakat Indonesia dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, kita
dapat memperkuat persatuan nasional kita. Dalam era modern ini, nilai-nilai pancasila
sudah mulai memudar. Jika nilai-nilai Pancasila hilang di sekolah, terjadi perilaku
penyimpangan seperti tawuran di sekolah. Di sisi lain, jika nilai-nilai Pancasila hilang di
masyarakat, hal itu dapat berdampak pada Indonesia, seperti tawuran disebabkan hal-hal
kecil, penistaan agama, dan terosime. Disebabkan oleh hilangnya prinsip-prinsip
pancasila, semua kesalahan yang terjadi dibagi ke lingkungan keluarga dan masyarakat.
Kehidupan modern sudah mulai menyimpang dari nilai-nilai Pancasila dan tidak sesuai
dengan norma. Masyarakat Indonesia sangat senang ketika Pancasila ditetapkan dan
selalu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, makna Pancasila mulai
memudar di masyarakat sampai-sampai mereka tidak lagi menerapkan nilai-nilainya
dalam kehidupan sehari-hari. Jika masyarakat Indonesia dapat melihat dan memahami
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari mereka, hal itu akan berdampak positif dan membawa perubahan besar
dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Salah satu alasan mengapa orang tidak
menerapkan nilai-nilai pancasila adalah karena mereka tidak memiliki standar untuk
berpikir atau berperilaku, yang berarti mereka tidak tahu mana yang benar dan mana
yang salah.
METODE
Jenis penelitian yang diadopsi dan digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Menurut Moeloeng, pendekatan
deskriptif kualitatif merupakan pendekatan dalam penelitian dengan mengambil data-
data berupa gambar, kata, serta bukan angka. Pengambilan data-data tersebut dapat
dilakukan dari hasil wawancara, foto, catatan lapangan, dokumentasi pribadi, video
tape, memo atau catatan, dokumentasi dan lain sebagainya. Pendekatan ini bertujuan
untuk mengkaji serta mengklarifikasi mengenai adanya suatu fenomena yang terjadi di
dalam masyarakat. Metode deskriptif kualitatif dapat digunakan untuk memecahkan
masalah yang diteliti, seperti suatu kenyataan atau fenomena yang terjadi di masyarakat.
Masalah yang diteliti oleh peneliti juga didasarkan pada fakta yang ada di lapangan dan
persepsi masyarakat tentang masalah tersebut. Teknik pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Jenis teknik observasi
yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi partisipatif. Suharsimi (2006)
menjelaskan bahwa dalam penelitian yang dilakukan dengan metode partisipan ini,
peneliti biasanya terlibat dalam aktivitas sehari-hari objek yang digunakan sebagai
sumber data penelitian atau yang sedang diamati.
PEMBAHASAN
Adanya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari peserta didik pun akan
mendorong adanya jiwa Kebhinekatunggalikaan yang mana selalu digagas dalam
kurikulum merdeka belajar yang saat ini diterapkan di beberapa sekolah di Indonesia.
Kemendikbud (2022) menjabarkan Profil Pelajar Pancasila memiliki enam ciri utama
diantaranya yaitu (1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak
mulia, (2) berkebhinnekaan global, (3) bergotong royong, (4) mandiri, (5) bernalar
kritis, dan (6) kreatif. Profil enam dimensi ini berfokus pada siswa Indonesia dan
menjelaskan kemampuan dan karakter mereka.
Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SMKN 1 Percut Sei Tuan
menunjukkan bahwa kurikulum merdeka diterapkan pada semua Kelas dan Jurusan.
Ada juga beberapa kegiatan yang menerapkan nilai-nilai Pancasila. Ini menunjukkan
bahwa SMKN 1 Percut Sei Tuan telah menjadikan Profil Pelajar Pancasila sebagai
kebiasaan dan sifat orang Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Ayuwanti, I. (2017). Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation di
SMK Tuma'ninah Yasin Metro. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), (Online)
Jilid 1, No. 2,
(https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/SAP/article/view/1017), diakses 14
November 2023.
Dr. Amir Hamzah, M. (2019). Metode Peneitian & Pengembangan (Research &
Development) Uji Produk Kuantitatif dan Kualitatif Proses dan Hasil. Kepanjen,
Malang: CV. Literasi Nusantara Abadi.
Pransiska, S., Asyhar, R., & Asrial, A. (2016). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Group Investigation dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP
Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Pada Materi Asam, Basa dan Garam. Edu-
Sains: Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, (Online),
Jilid 5, No. 2, (https://online-journal.unja.ac.id/edusains/article/view/3390),
diakses 14 November 2023.
Pratami, A. Z., Suhartono, S., & Salimi, M. (2019). Penerapan model pembelajaran
group investigation untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.
Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS, (Online), Jilid 6 No. 2,
(https://doi.org/10.21831/hsjpi.v6i2.23535), diakses 14 November 2023.
Putri, D. (2018). Improving News Writing Skill by Using Cooperative Type Group
Investigation Strategy. Curricula: Journal of Teaching and Learning, (Online),
Jilid 3, No. 2, (http://dx.doi.org/10.22216/jcc.2018.v3i2.2878), diakses 14
November 2023.
Sukardi, H. M. (2022). Metode penelitian pendidikan tindakan kelas: implementasi dan
pengembangannya: Jakarta, Bumi Aksara.
Takaeb, M. J., & Mone, F. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Tipe
Group Investigation Berbantuan Media Gambar Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 3 Soe. Jurnal Sains dan Edukasi Sains, (Online) Jilid 1,
No. 2, (https://doi.org/10.24246/juses.v1i2p33-38), diakses 14 November 2023.
Yulianti, E., & Gunawan, I. (2019). Model pembelajaran problem based learning (PBL):
Efeknya terhadap pemahaman konsep dan berpikir kritis. Indonesian Journal of
Science and Mathematics Education, (Online), Jilid 2, No. 3,
(http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/IJSME/article/view/4366), diakses 14
November 2023.