Anda di halaman 1dari 10

Pancasila Sebagai Fondasi Pendidikan di SMKN 1 Percut Sei Tuan

Pancasila as the Foundation of Education at SMKN 1 Percut Sei Tuan


1
Hasan Yanmar Lubis, 2David Anrey Purba, 3Jastin L Pangaribuan, 4Yosua
Situmorang, 5Ray Yabes Putra Zebua, 6Hudai Hasnandi

1
Program Studi Teknik Elektro – Universitas Negeri Medan
Email: hasanyanmarlubis12@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif untuk


mengetahui bagaimana Pancasila digunakan sebagai fondasi pendidikan di SMKN 1
Percut Sei Tuan. Dalam penelitian ini, observasi dan wawancara digunakan untuk
mengumpulkan data. Dalam SMKN 1 Percut Sei Tuan, nilai-nilai Pancasila telah
ditanamkan sejak lama, terutama di kelas XI - TITL, menurut hasil wawancara dengan
guru dan siswa.

Kata kunci: Pancasila; Pendidikan; Fondasi

ABSTRACT

This research uses descriptive qualitative research to find out how Pancasila is
used as the foundation of education at SMKN 1 Percut Sei Tuan. In this study,
observation and interviews were used to collect data. In SMKN 1 Percut Sei Tuan,
Pancasila values have been instilled for a long time, especially in class XI TITL,
according to the results of interviews with teachers and students.

Keywords: Pancasila; Education; Foundation

PENDAHULUAN

Keanekaragaman suku, budaya, agama, dan karakteristik individu di setiap


wilayah Indonesia adalah ciri khas yang membuat Indonesia sulit untuk terlibat dalam
konflik. Karena keberagaman, orang Indonesia dapat membangun negara yang
harmonis. Oleh karena itu, sangat penting untuk menumbuhkan rasa persatuan dan
kesatuan di antara semua warga Indonesia.

Dari sebuah perbedaan inilah lahir sebuah semboyan persatuan yang berbunyi
“Bhinneka Tunggal Ika”. Semboyan ini mencerminkan bangsa Indonesia yang
mempunyai artian “Walaupun Berbeda-Beda Tetapi Tetap Satu Jua”. Norma dan nilai
yang ada dalam masyarakat yang multikultural atau beragam memengaruhi bagian
masyarakat yang majemuk. Kebanyakan masyarakat percaya bahwa komunitas yang
memiliki berbagai budaya cenderung memiliki budaya yang mosaic. Reed (dalam
Suparlan, 2014) menyatakan bahwa mosaik mencakup semua kebudayaan dari berbagai
komunitas kecil yang membentuk masyarakat yang lebih besar, yang memiliki
kebudayaan seperti mosaik tersebut. Fakta menunjukkan bahwa multikultural tidak
berperan dalam membangun karakter dan wawasan kebangsaan siswa, yang
menghasilkan sikap radikal. Semua itu dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai seperti
saling menghormati, toleransi, dan kerja sama di dalam masyarakat.

Miftah dan Maya mengatakan bahwa sebagai pandangan hidup dan dasar hidup,
hal itu dapat diterapkan pada masyarakat Indonesia dengan tetap berpegang pada nilai-
nilai Pancasila. Dalam kehidupan insan, kebehinekaan atau keragaman adalah hal yang
tidak dapat dipungkiri. Selain itu, Rizky juga berpendapat bahwa keragaman yang ada
biasanya mencakup keragaman budaya. Komponen paling penting dari masyarakat
adalah budayanya. Sangat mungkin bahwa masyarakat Indonesia yang beragam akan
memainkan peran penting dalam membangun dan membentuk negara yang berprinsip
pada Pancasila.

Dua kata yang membentuk sebuah kata Pancasila yakni, “panca” dan “sila” yang
memiliki art “lima” dan “dasar”. Jadi, secara umum, Pancasila mengacu pada lima
prinsip negara Indonesia. Kata panca sendiri disarankan oleh presiden pertama
Indonesia yaitu oleh Ir. Soekarno sementara kata sila disarankan oleh salah satu ahli
bahasa. Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Pancasila lahir berdasarkan nilai-nilai
budaya yang dibangun sejak zaman dahulu. Nilai-nilai ini muncul secara tidak sengaja
dan menjadi kebiasaan nenek moyang. Segala aspek kehidupan masyarakat Indonesia
didasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila berisi prinsip-
prinsip yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari orang Indonesia. Pancasila
menunjukkan standar moral ini dengan jelas. Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila
dalam jiwa dan nurani masyarakat Indonesia dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, kita
dapat memperkuat persatuan nasional kita. Dalam era modern ini, nilai-nilai pancasila
sudah mulai memudar. Jika nilai-nilai Pancasila hilang di sekolah, terjadi perilaku
penyimpangan seperti tawuran di sekolah. Di sisi lain, jika nilai-nilai Pancasila hilang di
masyarakat, hal itu dapat berdampak pada Indonesia, seperti tawuran disebabkan hal-hal
kecil, penistaan agama, dan terosime. Disebabkan oleh hilangnya prinsip-prinsip
pancasila, semua kesalahan yang terjadi dibagi ke lingkungan keluarga dan masyarakat.
Kehidupan modern sudah mulai menyimpang dari nilai-nilai Pancasila dan tidak sesuai
dengan norma. Masyarakat Indonesia sangat senang ketika Pancasila ditetapkan dan
selalu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, makna Pancasila mulai
memudar di masyarakat sampai-sampai mereka tidak lagi menerapkan nilai-nilainya
dalam kehidupan sehari-hari. Jika masyarakat Indonesia dapat melihat dan memahami
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari mereka, hal itu akan berdampak positif dan membawa perubahan besar
dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Salah satu alasan mengapa orang tidak
menerapkan nilai-nilai pancasila adalah karena mereka tidak memiliki standar untuk
berpikir atau berperilaku, yang berarti mereka tidak tahu mana yang benar dan mana
yang salah.

Pendidikan adalah salah satu cara terbaik untuk menanamkan nilai-nilai


Kebhinnekatunggalikaan dan Pancasila pada generasi muda bangsa. Institusi pendidikan
harus memiliki kemampuan untuk menerapkan berbagai program dan kebijakan untuk
mendukung nilai-nilai ini. Pada saat ini, salah satu upaya lembaga pendidikan untuk
menanamkan nilai Pancasila pada generasi penerus bangsa adalah penggunaan
kurikulum Merdeka Belajar bersama dengan penanaman karakter Profil Pelajar
Pancasila. Anggraeni, dkk. (2020) menyatakan bahwa karakter dan kemampuan pada
konsep Profil Pelajar Pancasila merupakan perwujudan dari nilai Pancasila sekaligus
perwujudan dari Tujuan Pendidikan Nasional.

METODE

Jenis penelitian yang diadopsi dan digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Menurut Moeloeng, pendekatan
deskriptif kualitatif merupakan pendekatan dalam penelitian dengan mengambil data-
data berupa gambar, kata, serta bukan angka. Pengambilan data-data tersebut dapat
dilakukan dari hasil wawancara, foto, catatan lapangan, dokumentasi pribadi, video
tape, memo atau catatan, dokumentasi dan lain sebagainya. Pendekatan ini bertujuan
untuk mengkaji serta mengklarifikasi mengenai adanya suatu fenomena yang terjadi di
dalam masyarakat. Metode deskriptif kualitatif dapat digunakan untuk memecahkan
masalah yang diteliti, seperti suatu kenyataan atau fenomena yang terjadi di masyarakat.
Masalah yang diteliti oleh peneliti juga didasarkan pada fakta yang ada di lapangan dan
persepsi masyarakat tentang masalah tersebut. Teknik pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Jenis teknik observasi
yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi partisipatif. Suharsimi (2006)
menjelaskan bahwa dalam penelitian yang dilakukan dengan metode partisipan ini,
peneliti biasanya terlibat dalam aktivitas sehari-hari objek yang digunakan sebagai
sumber data penelitian atau yang sedang diamati.

PEMBAHASAN

Warga negara Indonesia sangat menghargai prinsip-prinsip yang terkandung


dalam Pancasila. terutama untuk generasi muda dan generasi milenial, yang juga
dikenal sebagai generasi penerus bangsa. Setiap tindakan dan tingkah lakunya harus
diawasi dan secara bertahap mengarahkan nilai-nilai yang relevan dari Pancasila ke
dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Sangat penting bagi generasi muda
dididik tentang prinsip-prinsip etika sehingga mereka tidak melakukan atau berperilaku
dengan cara yang menyimpang dari nilai-nilai pancasila. Secara bertahap, generasi
milenial juga harus dididik tentang etika moral.

Menurut Nany (2009) berpendapat bahwa setelah anak mendapatkan mengajaran


perihal moral anak dapat meresapi dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-harinya.
Siswa akan mempelajari nilai-nilai Pancasila dan dapat melakukannya dengan berbagai
cara. Untuk membuat penyampai mudah diterima dan mudah dipahami oleh siswa,
mereka menggunakan kosa kata sehari-hari. Siswa akan merasa senang dan nyaman saat
belajar jika itu mudah dilakukan atau dibuktikan. Jika ini terjadi, mereka tidak akan
merasa terbebani.

Menurut Rahmawan (2019) berpendapat bahwa penanaman Nilai-nilai yang


terkandung dalam Pancasila sangat erat kaitannya dengan pendidikan perilaku. Sangat
penting untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada anak-anak di sekolah dasar agar
mereka menjadi warga negara yang baik dan membentuk karakter siswa. Ini terutama
penting bagi anak-anak di sekolah dasar karena mereka lebih mudah dididik daripada
remaja. Selain itu, anak sekolah dasar senang meniru apa yang orang dewasa lakukan.
Pancasila mengandung nilai-nilai yang berkaitan dengan perilaku, seperti yang
ditunjukkan oleh ciri-ciri dan nilai-nilai yang menjadi dasar bangsa Indonesia serta
nilai-nilai yang menjadi dasar Pancasila. Sebagai pedoman hidup bagi penerus bangsa,
nilai-nilai leluhur pancasila harus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi
berikutnya. Dunia pendidikan adalah salah satu tempat di mana nilai-nilai pancasila
dapat diwariskan. Menurut Triyanto T dan Fadilah N (2018) berpendapat bahwa Ada
baiknya menanamkan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan dan pelatihan di sekolah
dasar penguatana karakter atau nilai yang terkandung dalam pancasila di sekolah dasar
maupun di beberapa jenjang tidak akan lepas dari kegiatan belajar mengajar atau
pembelajaran yang melibatkan aspek- aspek, yaitu aspek kognitif, aspek psikologis dan
aspek afektif. Berikut beberapa penanaman nilai Pancasila yang ada di SMKN 1 Percut
Sei Tuan:
1) Penanaman sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” ini sesuai
dengan keadaan lapangan yaitu sebelum melakukan proses pembelajaran
dibiasakan untuk berdoa terlebih dahulu.

Gambar 1. Kegiatan Morning Briefing Scholl (MBS) diawali dengan Berdoa


2) Penanaman sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”
yaitu peserta didik selalu dibiasakan untuk saling membantu sesama entah itu
kepada teman, guru, maupun karyawan sekolah yang sedang kesusahan seperti
memberikan iuran untuk menjenguk teman yang sakit, memberikan sumbangan
untuk korban yang terkena bencana, dan sebagainya. Pembiasaan senyum, sapa,
salam untuk guru dan peserta didik juga diterapkan setiap hari dalam lingkungan
sekolah. Setiap kegiatan yang dilakukan peserta didik tersebut, dapat membantu
untuk menyentuh sisi kemanusiaan dan juga adab peserta didik.
3) Penanaman sila ketiga yang berbunyi “Persatuan Indonesia” yaitu dilakukan
pada setiap hari Senin yang mana seluruh warga sekolah mengikuti kegiatan
upacara bendera guna menumbuhkan rasa persatuan.

Gambar 2. Pelaksanaan Upacara Bendera


Adanya keberagaman di SMKN 1 Percut Sei Tuan menjadikan peserta
didiknya juga beragam. Bahkan dalam satu kelas pun peserta didik juga terdiri
dari berbagai macam suku, agama dan budaya. Tetapi mereka tidak pernah
membeda-bedakan dirinya satu dengan yang lain. Dan guru pun tidak
memisahkan mereka walaupun mereka terdiri dari suku yang berbeda tetapi
justru membuat denah tempat duduk selalu berkelompok. Sehingga mereka
dapat membaur satu dengan yang lainnya.
4) Penanaman sila keempat yang berbunyi “Kerakyatan yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan” yaitu tercipta pada
setiap diskusi ketika pengerjaan tugas kelompok proyek atau praktikum. Guru
juga selalu memberikan kesempatan peserta didik untuk menyampaikan hasil
diskusi dan juga berpendapat pada hasil diskusi tersebut. Peserta didik juga
dapat memilih sendiri kegiatan ekstrakulikuler sesuai dengan bakat dan
minatnya. Dengan adanya hal tersebut, peserta didik diajak untuk menanamkan
nilai demokrasi dan kepemimpinan sesuai dengan sila keempat.

Gambar 3. Melakukan Pembelajaran di Ruang Kelas


5) Penanaman sila kelima yang berbunyi “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia” Nampak pada bagaimana sekolah memfasilitasi seluruh siswa/i
dengan ekosistem yang sama tanpa adanya perbedaan. Ruang-ruang kelas dan
media pembelajaran juga disediakan oleh SMKN 1 Percut Sei Tuan tanpa
membedakan peserta didik yang beragam.
Gambar 4. Fasilitas Praktikum untuk Siswa Jurusan Kelistrikan

Adanya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari peserta didik pun akan
mendorong adanya jiwa Kebhinekatunggalikaan yang mana selalu digagas dalam
kurikulum merdeka belajar yang saat ini diterapkan di beberapa sekolah di Indonesia.
Kemendikbud (2022) menjabarkan Profil Pelajar Pancasila memiliki enam ciri utama
diantaranya yaitu (1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak
mulia, (2) berkebhinnekaan global, (3) bergotong royong, (4) mandiri, (5) bernalar
kritis, dan (6) kreatif. Profil enam dimensi ini berfokus pada siswa Indonesia dan
menjelaskan kemampuan dan karakter mereka.

Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SMKN 1 Percut Sei Tuan
menunjukkan bahwa kurikulum merdeka diterapkan pada semua Kelas dan Jurusan.
Ada juga beberapa kegiatan yang menerapkan nilai-nilai Pancasila. Ini menunjukkan
bahwa SMKN 1 Percut Sei Tuan telah menjadikan Profil Pelajar Pancasila sebagai
kebiasaan dan sifat orang Indonesia.

SIMPULAN DAN SARAN

Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Pancasila


sebagai fondasi pendidikan di SMKN 1 Percut Sei Tuan meningkatkan pembentukan
karakter siswa. Siswa telah berhasil menerapkan dan menghayati prinsip-prinsip
Pancasila dalam berbagai kegiatan dan program sekolah. Hal ini menghasilkan siswa
yang memiliki sikap positif dan moral yang baik, yang membantu membangun
masyarakat yang berlandaskan Pancasila.
Namun, penelitian ini memiliki beberapa batasan yang perlu dipertimbangkan
dalam penelitian mendatang. Karena itu, penelitian berikutnya harus mengakui dan
memperluas cakupan penelitian untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik
tentang subjek yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA
Ayuwanti, I. (2017). Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation di
SMK Tuma'ninah Yasin Metro. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), (Online)
Jilid 1, No. 2,
(https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/SAP/article/view/1017), diakses 14
November 2023.

Dr. Amir Hamzah, M. (2019). Metode Peneitian & Pengembangan (Research &
Development) Uji Produk Kuantitatif dan Kualitatif Proses dan Hasil. Kepanjen,
Malang: CV. Literasi Nusantara Abadi.

Pransiska, S., Asyhar, R., & Asrial, A. (2016). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Group Investigation dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP
Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Pada Materi Asam, Basa dan Garam. Edu-
Sains: Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, (Online),
Jilid 5, No. 2, (https://online-journal.unja.ac.id/edusains/article/view/3390),
diakses 14 November 2023.

Pratami, A. Z., Suhartono, S., & Salimi, M. (2019). Penerapan model pembelajaran
group investigation untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.
Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS, (Online), Jilid 6 No. 2,
(https://doi.org/10.21831/hsjpi.v6i2.23535), diakses 14 November 2023.

Putri, D. (2018). Improving News Writing Skill by Using Cooperative Type Group
Investigation Strategy. Curricula: Journal of Teaching and Learning, (Online),
Jilid 3, No. 2, (http://dx.doi.org/10.22216/jcc.2018.v3i2.2878), diakses 14
November 2023.
Sukardi, H. M. (2022). Metode penelitian pendidikan tindakan kelas: implementasi dan
pengembangannya: Jakarta, Bumi Aksara.

Takaeb, M. J., & Mone, F. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Tipe
Group Investigation Berbantuan Media Gambar Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 3 Soe. Jurnal Sains dan Edukasi Sains, (Online) Jilid 1,
No. 2, (https://doi.org/10.24246/juses.v1i2p33-38), diakses 14 November 2023.

Yulianti, E., & Gunawan, I. (2019). Model pembelajaran problem based learning (PBL):
Efeknya terhadap pemahaman konsep dan berpikir kritis. Indonesian Journal of
Science and Mathematics Education, (Online), Jilid 2, No. 3,
(http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/IJSME/article/view/4366), diakses 14
November 2023.

Anda mungkin juga menyukai