Anda di halaman 1dari 12

Unsur Intrinsik Dalam Seni Pertunjukan Drama Berjudul "Dhemit"

Karya Heru Kesawa Murti

JURNAL

Oleh :
VIRALIN HESTIAWAN
NIM. 191010700286

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA S-1

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN

2022
Unsur Intrinsik Dalam Seni Pertunjukan Drama Berjudul "Dhemit"
Karya Heru Kesawa Murti
Oleh :

Viralin Hestiawan

NIM. 191010700286

Universitas Pamulang, Jl. Raya Puspitek No.46, Buaran, Serpong

Hestiawanviralin@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah mendeskripsikan unsur intrinsik Drama Dhemit Karya
Heru Kesawa Murti. Sumber data penelitian ini adalah video teater drama Dhemit
Karya Heru Kesawa Murti sebagai data Primer dengan Studi pustaka beberapa jurnal
dan sumber lainya. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode kualitatif
dengan menggunakan teknik deskriptif analisis dengan penedekatan objektif melalui
analisis struktural. Hasil penelitian dari drama yang berjudul Dhemit Karya Heru
Kesawa Murti terbagi menjadi dua aspek yaitu unsur intrinsik dan beberapa
penggunaan gaya bahasa. Unsur intrinsik diantaranya tema, tokoh dan penokohan,
alur, latar, dan amanat. Tema yang didapat yaitu bercerita tentang sifat manusia yang
serakah. Tokoh dan penokohan yaitu Para pekerja proyek, Pak Rajek, pemimpin
kontraktor yang memiliki sifat keras kepala, Suli adalah asisten pak Rajek memiliki
karakter yang Cerdas, Sawan adalah dhemit kuntilanak hitam, Genderuwo adalah
dhemit senior memiliki karakter yang tidak sabaran, Enggrang adalah dhemit memiliki
karakter lucu dan penurut, Wilwo, Kurahe adalah ketua yang dihormati para dhemit,
Karyo adalah pembantu setia Si Mbah yang berbicara gagap, Si Mbah adalah sesepuh
desa, lalu terakhir Duo Dhemit adalah kuntilanak. Alur yang digunakan yaitu alur maju
mundur. Latar Hutan, rumah si mbah. Amanat dalam drama ini keserakahana akan
membawa petaka bagi banyak orang. Gaya bahasa yang digunakan terbagi menjadi
dua jenis yaitu perbandingan dan penegasan.

Kata Kunci : Unsur Instrinsik, Drama, Dhemit, Heru Kesawa Murti


PENDAHULUAN

Pembicaraan tentang drama yang muncul di tengah masyarakat lebih banyak


terfokus pada pementasan atau seni pertunjukannya dan terkadang lupa bahwa
drama merupakan sebuah karya sastra. Padahal, sesungguhnya drama mempunyai
dua dimensi, seperti yang diungkapkan oleh Hasanudin (1996: 1), “drama sebagai
suatu karya yang mempunyai dua dimensi karakter, yaitu sebagai genre sastra dan
sebagai seni lakon, seni peran atau seni pertunjukan”. Sebagai dimensi sastra
pengertian drama lebih ditekankan pada naskah yang ditulis dalam bentuk dialog,
yang dapat dinikmati, dimengerti, dan dipahami dengan cara membacanya. Sebagai
seni pertunjukan drama dibangun melalui unsur-unsur pembangun karya seni
pertunjukan yang di dalamnya terdapat beberapa karya seni lainnya seperti seni
gerak, seni tari, seni vokal, seni musik, seni rupa, dan lainnya.

Teater Dramatik adalah Istilah dramatik ini digunakan untuk dapat menyebut
pertunjukan teater yang dengan berdasarkan pada dramatika lakon yang
dipentaskan. Di dalam teater dramatik, perubahan karakter dengan secara psikologis
ini sangat diperhatikan. Situasi cerita serta latar belakang kejadian ini dibuat sedetil
mungkin. Rangkaian cerita di dalam teater dramatik ini mengikuti alur plot itu dengan
ketat. Fokus pertujukan teater dramatik ialah menarik minat serta rasa penonton
terhadap situasi cerita yang disajikan. Di dalam teater dramatik, laku aksi pemain ini
sangat ditonjolkan. Satu peristiwa atau kejadian berkaitan dengan peristiwa lain
kemudian membentuk keseluruhan cerita. Karakter yang disajikan di atas pentas ini
ialah karakter tanpa improvisatoris. Teater dramatik ini mencoba mementaskan cerita
seperti halnya realita.
Sebagai karya sastra, drama dibangun oleh unsur-unsur pembangun yaitu
unsur intrinsik dan unsur ektrinsik. Untuk menghubungkan keterkaitan antar unsur
tersebut diperlukan adanya sebuah analisis struktural, yang pada dasarnya analisis ini
dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan
hubungan antarunsur intrinsik dalam karya sastra yang bersangkutan.

Drama yang penulis analisis adalah drama yang berjudul Dhemit Karya Heru
Kesawa Murti. Penulis memilih drama Dhemit Karya Heru Kesawa Murti sebab
berdasarkan sepengetahuan penulis, naskah drama ini belum banyak diteliti
sebelumnya dari segi unsur instrinsiknya sehingga penulis menggunakan drama ini
sebagai bahan penelitian. Dalam penelitian ini, mengkaji tentang struktur yaitu unsur
intrinsik drama. Tinjauan terhadap analisis unsur intrinsik naskah drama dilakukan
untuk memperoleh pemahaman yang lengkap mengenai sebuah lakon baik secara
pemanggungan. Selain itu untuk mempermudah pembaca dalam memahami pesan
yang disampaikan pada drama. Setiap drama menyuguhkan narasi yang berisi pesan
untuk menyempurnakan dan layak untuk dipublikasikan ke penonton, sehingga
penonton dapat menerima informasi yang bermutu dari drama tersebut. Penelitian
ini mengkaji drama menggunakan metode kualitatif.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan yakni bagaimana unsur instrinsik (tokoh, latar, alur tema, bahasa, sudut
pandangan, dan amanat) dalam drama Dhemit Karya Heru Kesawa Murti?
METODE PENELITIAN

Penulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penulisan ini lebih


berfokus pada makna dan pemahaman dari drama yang ditampilkan. Metode
kualitatif secara umum merujuk pada pengumpulan data dan strategi atau teknik
analisis data, yang bergantung pada data non-numerik. Dalam penulisan ini teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan studi kepustakaan. Analisis
ini mempertimbangkan aspek-aspek formal, aspek-aspek bentuk yaitu unsur karya
sastra.

Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan tinjauan


pustaka ke perpustakaan dan pengumpulan buku-buku, bahan-bahan tertulis serta
referensi-referensi yang relevan dengan penulisan yang sedang dilakukan. Yang dicari
jenis penelitian semacam ini adalah dokumen-dokumen berupa buku, jurnal, majalah,
surat kabar, dan dokumen tertulis lainnya. Kemudian menganalisis dengan teknik
analisis wacana dan menyimpulkan hasil analisis unsur intrinsik drama Dhemit Karya
Heru Kesawa Murti. Alasan penulisan ini menggunakan metode kualitatif karena
peneliti akan menganalisis unsur-unsur instrisik dalam sebuah karya sastra khususnya
pada karya sastra drama.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengematan penulis memaparkan struktur atau unsur intrinsik drama


Dhemit Karya Heru Kesawa Murti. Hasil pembahasan akan diuraikan menjadi
beberapa bagian. Bagian pertama yaitu mendeskrepsikan tema, tokoh dan
penokohan, alur, latar dan amanat pada drama Dhemit Karya Heru Kesawa Murti.
Bagian kedua mendeskripsikan jenis gaya bahasa yang terdapat pada drama Dhemit
Karya Heru Kesawa Murti. Struktur yang terdapat dalam drama ada alur, tokoh dan
penokohan, tema, latar, amanat, gaya bahasa dan setting. Peneliti hanya mengambil
enam bagian saja untuk dianalisis pada drama “Dhemit” dalam penelitian. struktur
yang akan dianalisis yaitu tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, amanat dan gaya
bahasa.

a. Tema
Di dalam drama ini pengarang menyuguhkan sebuah cerita drama yang
mengisahkan tentang sifat manusia yang sangat serakah untuk memenuhi
kebutuhan dirinya sendiri. Keserakahan ini yang membuat para ‘Dhemit’
(hantu) merasa terganggu, keserakahan manusia untuk mengambil alih lahan
dan mandapatkan keuntungan yang sangat besar dan akhirnya para hantu ini
menggagalkan sebuah proyek pembangunan dengan cara menculik konsultan
dari proyek tersebut.

b. Tokoh dan Penokohan


Dalam drama ini ada banyak sekali tokoh yang berperan yaitu, Para
pekerja proyek, Pak Rajek, pemimpin kontraktor yang memiliki sifat serakah
dan keras kepala, Suli adalah asisten pak Rajek memiliki karakter yang Cerdas
dan rasa memiliki perduli yang tinggi terhadap lingkungan, Sawan adalah
dhemit kuntilanak hitam memiliki karakter yang cerewet, Genderuwo adalah
dhemit senior memiliki karakter yang tidak sabaran, Enggrang adalah dhemit
memiliki karakter lucu dan penurut, Wilwo adalah dhemit yang memiliki
bersuara seperti babi memiliki karakter pendiam dan penurut, Kurahe adalah
ketua yang dihormati para dhemit memiliki karakter yang sangat kuat dan
berjiwa pemimpin, Karyo adalah pembantu setia Si Mbah yang berbicara
gagap memiliki karakter yang lucu karena gagapnya dapat mencairkan
suasana pada alur cerita,Si Mbah adalah sesepuh desa memiliki karakter yang
bijaksana dan empati, lalu terakhir Duo Dhemit adalah kuntilanak, asisten dari
Sawan yang sangat narsis juga periang sehingga dapat mencairkan suasana
pada alur cerita.

c. Alur
Alur yang diguanakan dalam drama Dhemit ini adalah alur maju-
mundur-maju karena babak awal menceritakan bagaimana para dhemit
merencanakan sesuatu, babak tengah menceritakan flashback , babak akhir
menceritakan sebab-akibat dan solusi. Tahapan alur dalam drama Dhemit
Karya Heru Kesawa Murti ini terdiri atas: babak awal, babak tengah, dan babak
akhir atau resolusi.

d. Latar
Dalam drama Dhemit Karya Heru Kesawa Murti latar waktu yang akan
dijelaskan sebagai berikut ini.
1) Latar Tempat
Latar merupakan terjadinya peristiwa yang berlangsung dalam
alur cerita. Pada drama Dhemit berlatar tempat di hutan di sebelah
Desa (tempat tinggal para dhemit) yang ingin dijadikan lahan proyek,
lalu ada halaman rumah Si mbah tempat berdiskusi Si Mbah dan Karyo
saat mencari tahu penyebab penculikan konsultan.
2) Latar Waktu
Latar waktu yang di tampilkan dalam drama Dhemit Karya Heru
Kesawa Murti adalah pada malam hari.
3) Latar Suasana
Latar suasana merupakan salah satu macam-macam latar cerita
yang menunjukkan bagaimana kondisi batin tokoh atau pelaku di
dalam cerita. Di latar suasana ini biasanya juga memuat bagaimana
situasi dan kondisi lingkungan tokoh tersebut, latar suasana yang ada
dalam drama Dhemit Karya Heru Kesawa Murti ini adalah
menegangkan, mengerikan serta mencekam.

e. Gaya Bahasa
Gaya bahasa atau majas merupakan sebuah ungkapan untuk
mendapatkan suasana dalam sebuah kalimat agar semakin hidup. Mudahnya
majas itu menjadi ungkapan yang bisa menghidupkan suatu kalimat.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada drama Dhemit Karya
Heru Kesawa Murti dapat ditemukan beberapa penggunaan gaya bahasa yaitu
majas perbandingan dan majas penegasan. Majas perbandingan diantaranya
personifikasi, hiperbola, personifikasi, defersonifikasi, litotes, dan simbolik
sedangkan dalam majas penegasan terdapat klimaks.
1) Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah salah satu gaya bahasa yang
digunaka untuk menyandingkan atau me mbandingkan suatu objek
dengan objek lain melalui proses penyamaan, pelebihan, ataupun
penggantian.
2) Majas Penegasan
Majas penegasan adalah salah satu dari jenis majas atau gaya
bahasa yang akan diulang suatu kata dengan tujuan untuk menegaskan
tentang sesuatu. Penegasan tersebut akan diungkapkan melalui
pengulangan kata yang sama akan tetapi ini sangat berbeda dengan
maupun kata yang tidak sama, akan tetapi maknanya masih berkaitan.
f. Amanat
Amanat yang di sampaikan dalam drama Dhemit Karya Heru Kesawa
Murti ini keserakahan manusia tidak bisa di bendung ataupun dihentikan,
pada dasarnya manusia itu adalah makhluk yang di berikan akal oleh Sang
Pencipta lebih dari apapun, tetapi terkadang akal tersebut di salah gunakan
guna mendapatkan keuntungan sendiri, akhirnya malah mengorbankan alam
sekitar yang juga merupakan tempat/rumah bagi hewan, tumbuhan, ataupun
makhluk yang berbeda alam. Dengan kata lain keserakahan akan membawa
petaka bagi banyak orang disekitarnya.
PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian Tentang Analisis Unsur Intrinsik Drama Dhemit


Karya Heru Kesawa Murti, unsur intrinsik diantaranya :

1) Tema dari drama ini ialah tentang sifat manusia yang serakah.
2) Ada banyak tokoh yang berperan dalam drama ini, Para pekerja
proyek, Pak Rajek, pemimpin kontraktor yang memiliki sifat keras
kepala, Suli adalah asisten pak Rajek memiliki karakter yang Cerdas,
Sawan adalah dhemit kuntilanak hitam, Genderuwo adalah dhemit
senior memiliki karakter yang tidak sabaran, Enggrang adalah dhemit
memiliki karakter lucu dan penurut, Wilwo, Kurahe adalah ketua yang
dihormati para dhemit, Karyo adalah pembantu setia Si Mbah yang
berbicara gagap, Si Mbah adalah sesepuh desa, lalu terakhir Duo
Dhemit adalah kuntilanak
3) Alur atau jalan cerita nya alur Maju mundur.
4) Latar tempat yaitu di sebuah hutan samping desa, lalu berpindah ke
rumah si mbah
5) Gaya bahasa yang terdapat dalam drama Dhemit Karya Heru Kesawa
Murti dapat ditemukan beberapa penggunaan gaya bahasa yaitu Gaya
bahasa perbandingan dan Gaya bahasa penegasan.
6) Amanat yang di sampaikan dalam drama Drama Dhemit Karya Heru
Kesawa Murti ini keserakahan manusia tidak bisa di bendung ataupun
dihentikan, pada dasarnya manusia itu adalah makhluk yang di berikan
akal oleh Sang Pencipta lebih dari apapun, tetapi terkadang akal
tersebut di salah gunakan guna mendapatkan keuntungan sendiri,
akhirnya malah mengorbankan alam sekitar yang juga merupakan
tempat/rumah bagi hewan, tumbuhan, ataupun makhluk yang
berbeda alam
DAFTAR PUSTAKA

Purwasih, N. (2022). Analisis Naskah Drama Lumpur Kemiskinan Karya Marjan Fariq
Adaptasi Dari Cerpen Gerobak Karya Seno Gumira Ajidarma : Suatu Pendekatan
Humaniora. 6, 1876–1882.
Magdalena, Y. (2017). Unsur Intrinsik Drama “Tangis” Karya P. Haryanto dan
Rancangan Pembelajarannya Berbentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
25.
Hasanuddin, WS. 2015. Drama Karya Dalam Dua Dimensi. Bandung: Angkasa
Bandung.
Hidayat, A. (2019). Unsur-Unsur Intrinsik dan Nilai-Nilai Psikologis dalam Naskah
Drama “Matahari Di Sebuah Jalan Kecil” Karya Arifin C Noor Sebagai Alternatif
Pemilihan Bahan Ajar Sastra Di SMA. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Ibrohim, I., Turahmat, T., & Wardani, O. P. (2018). Perbedaan Alur Antara Naskah
Drama Nenek Tercinta Karya Arifin C. Noer Dan Pertunjukannya. Jurnal
Pendidikan Bahasa Indonesia, 6(1), 1. https://doi.org/10.30659/j.6.1.1-9
Abeng, Ekky. (2017). PEMENTASAN TEATER AWAL BANDUNG “DHEMIT” karya | HERU
KUSAWA MURTI |Sutradara Ekky Abeng |. www.youtube.com/TeaterAwalBandung.
https://www.youtube.com/watch?v=Cr5yK69WV80&t=34s

Anda mungkin juga menyukai