Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Teori Belajar Kognitivisme dan pembelajaran IPAS SD

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan IPS SD

Dosen Pengampu :

Fitria Dwi Prasetyaningtyas, S.Pd.,M.Pd

Disusun oleh :

1. Roza Angita (1401420319)


2. Alya Afifah Azzahra (2301050120)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2024

2
PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori
Belajar Kognitivisme dan pembelajaran IPAS SD” tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas dari Ibu Fitria Dwi
Prasetyaningtyas, S.Pd.,M.Pd pada mata kuliah Pendidikan IPS SD. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Teori Kognitivisme bagi para pembaca dan penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan
membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang , 03 Maret 2024

Tim Penulis

3
DAFTAR ISI

PRAKATA.......................................................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................5

C. Tujuan...................................................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................6

PEMBAHASAN..............................................................................................................................6

A. Pengertian Teori Belajar Kognitif.........................................................................................6

B. Tokoh Teori Belajar Kognitif................................................................................................8

C. Prinsip-Prinsip Teori Belajar Kognitif................................................................................10

D. Implementasi Penerapan Teori Belajar Kognitif Dalam Pembelajaran IPAS SD...............10

BAB III..........................................................................................................................................13

PENUTUP.....................................................................................................................................13

A. Kesimpulan.........................................................................................................................13

B. Saran...................................................................................................................................13

DFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................14

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan dengan
proses mendidik, yakni proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu
menyesuaikan diri sebaik mungkin dalam lingkungannya sehingga akan menimbulkan
perubahan dalam dirinya, yang dilakukan dalam bentuk pembimbingan, pengajaran, dan
atau pelatihan. Dimana setiap orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Jadi
pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
manusia. Dalam proses pendidikan, belajar merupakan salah satu bagian yang tak
terpisahkan. Dimana belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku dan pola pikir
yang dialami oleh seseorang, misalnya dari sesuatu hal yang tidak bisa menjadi bisa, dari
tidak tahu menjadi tahu. Selama proses belajar manusia pasti tak luput dari kesalahan.
Untuk itu perlu adanya teori-teori belajar yang tepat yang diterapkan dalam proses
pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang diinginkan bisa tercapai dengan maksimal.
Teori – teori pembelajaran berpedoman pada prinsip-prinsip pembelajaran yang
dihasilkan daripada kajian-kajian ahli psikologi pendidikan. Teori ini merupakan asas
kepada para pendidik agar dapat memahami tentang cara pelajar belajar. Selain itu,
dengan adanya pengetahuan yang menyeluruh tentang teori ini pendidik diharapkan agar
dapat menghubungkan prinsip dan hukum pembelajaran dengan kaidah dan teknik yang
akan digunakan.
Berdasarkan pemaparan diatas, dalam makalah ini penulis akan membahas
mengenai “Teori Belajar Kognitivisme dan Pembelajaran IPAS SD”. Teori belajar
kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses belajar yang terjadi
dalam akal pikiran manusia atau gagasan manusia bahwa bagian-bagian suatu situasi
saling berhubungan dalam konteks situasi secara keseluruhan. Jadi belajar melibatkan
proses berfikir yang kompleks dan mementingkan proses belajar.

5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari teori belajar kognitif?
2. Bagaimana pengertian teori belajar kognitif menurut para tokoh?
3. Bagaimana prinsip-prinsip teori belajar kognitif?
4. Bagaimana implementasi penerapan teori belajar kognitif dalam pembelajaran IPAS
SD?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian dari teori belajar kognitif
2. Mendekripsikan pengertian teori belajar kognitif menurut para tokoh
3. Mendeskripsikan prinsip- prinsip teori belajar kognitif
4. Mendeskripsikan implementasi penerapan teori belajar kognitif dalam pembelajaran
IPAS SD

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar Kognitif


Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang penting, dalam
upaya mempertahankan hidup dan mengembangkan diri. Melalui belajar seseorang dapat
memahami sesuatu konsep yang baru, dan atau mengalami perubahan tingkah laku, sikap,
dan ketrampilan. Pernyataan di atas didukung oleh Gagne dalam buku Ratna Wilis bahwa
(1988:12-13)“ Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.” Kutipan diatas dapat diartikan bahwa
belajar membutuhkan waktu yang lama dan melalui proses perubahan perilaku dan pola
pikir dari seseorang.
Belajar menurut Drs. Bambang Warsita bahwa (2008:87)“ Belajar merupakan
suatu kumpulan proses yang bersifat individu, yang mengubah stimulasi yang datang dari
lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang selanjutnya dapat menyebabkan
adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang.” Menurut Prof. Dr. Made
Pidarta, belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat relatif permanen sebagai hasil
pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa
melaksanaka nya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikanya kepada
orang lain.
Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku dan pola pikir baik yang
berupa pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap, dimana perubahan-
perubahan yang dialami bersifat relatif permanen atau jangka panjang yang merupakan
hasil dari pengalaman hidup manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan.

7
Pengertian Teori Belajar
Teori menurut Ratna Wilis (1988:5) menyatakan bahwa “ Teori-teori berarti
sejumlah proposisi-proposisi yang terintegrasi secara sintatik (artinya, kumpulan
proposisi ini mengikuti aturan-aturan tertentu yang dapat menghubungkan secara logis
proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dan pada data yang diamati) dan yang
digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diamati”.
Sedangkan pengertian belajar seperti yang sudah diuraikan di atas bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan perilaku yang berasal dari hasil pengalaman. Jadi,
belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung.
Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar. Teori belajar adalah
upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu
kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran.
Berdasarkan pengertian- pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa teori belajar
merupakan suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk membantu dalam memahami
pada saat proses pembelajaran. Jadi, teori belajar merupakan proses dimana dalam proses
belajar menghasilkan pengajaran yang baik, manjemen yang baik dengan menggunakan
teori belajaryang relevan, sesuai dan disukai sehingga tujuan belajar yang diinginkan bisa
tercapai.

Pengertian Teori Belajar kognitif


Salah satu teori belajar yang dikembangkan selama abad ke-20 adalah teori
belajar kognitif, yaitu teori belajar yang melibatkan proses berfikir secara komplek dan
mementingkan proses belajar. Menurut Drs. H. Baharuddin dan Esa Nur wahyuni (2007:
89) yang menyatakan” aliran kognitif memandang kegiatan belajar bukan sekedar
stimulus da respons yang bersifat mekanistik, tetapi lebih dari itu, kegiatan belajar juga
melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam individu yang sedang belajar”. Kutipan
tersebut di atas berarti bahwa belajar adalah sebuah proses mental yang aktif untuk
mencapai, mengingat dan menggunakan perilaku, sehingga perilaku yang tampak pada
manusia tidak dapat diukur dan diamati tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi,
kesengajaan, keyakinan dan lain sebagainya.

8
Teori belajar kognitif menurut Drs. Bambang Warsita yang beranggapan bahwa”
Belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan persepsi untuk memperoleh
pemahaman”. Maksudnya bahwa belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman
yang tidak selalu dapat dilihat sebagai tingkah laku. Dimana teori ini menekankan pada
gagasan bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dalam kontek situasi
secara keseluruhan.
Seperti juga di ungkapkan oleh Winkel (1996:53) bahwa “Belajar adalah suatu
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan
dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif dan berbekas.”
(http://hasanahworld.wordpress.com/2009/03/01/teori-belajarkognitif/). Hal ini berarti
bahwa perubahan yang terjadi dipengaruhi oleh pengalaman hidup yang dialami oleh
manusia, dimana pengalaman tersebut bersifat relatif menjadi proses belajar yang
membekas dalam fikiran manusia. Selain itu teori belajar kognitif memandang “belajar
sebagai proses pefungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat
mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Aktivitas belajar pada diri
manusia ditekankan pada proses internal berfikir, yakni proses pengolahan informasi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar adalah suatu proses
usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat
dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan
dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang
bersifat relatif dan berbekas.

B. Tokoh Teori Belajar Kognitif


Tokoh-tokoh aliran kognitif di antaranya adalah Thorndike,Watson, Clark L. Hull,
Edwin Guthrie, dan Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran
kognitivisme, antara lain:
1. Piaget
Menurut Piaget dalam buku “Teknologi Pembelajaran” dari Drs. Bambang
Warsita (2008:69) yang menjelaskan bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu
prosess genetika yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis yaitu

9
perkembangan sistem syaraf. Dalam buku “Psikologi Pendidikan” karya Wasty Soemanto
(1997:123) yang menyatakan teori belajar piaget disebut cognitive-development yang
memandang bahwa proses berfikir sebagai aktivitas gradual dari pada fungsi intelektual
dari kongkrit. Belajar terdiri dari tiga tahapan yaitu :asimilasi, akomodasi dan equilibrasi.
Piaget juga mengemukakan bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan tahap
perkembangan kognitif yang dilalui siswa. Proses belajar yang dialami seorang anak
berbeda pada tahap satu debfab tahap lainnya yang secara umum semakin tinggi tingkat
kognitif seseorang maka semakin teratur dan juga semakin abstrak cara berpikirnya. Oleh
karena itu guru seharusnya memahami tahap-tahap perkembangan kognitif anak didiknya
serta memberikan isi, metode, media pembelajaran yang sesuai dengan tahapannya.
Langkah-langkah pembelajaran dalam merancang pembelajaran menurut Piaget,
antara lain:1) menentukan tujuan pembelajaran; 2)memilih materi pembelajaran; 3)
menentukan topik-topik yang dapat dipelajari oleh peserta didik; 4) menentukan dan
merancang kegiatan pembelajaran sesuai topik; 5) mengembangkan metode
pembelajaran; 6) melakukan penilaian proses dan hasil peserta didik.

2. David Ausubel
Menurut Ausubel dalam buku karya Drs. Bambang Warsita bahwa “belajar
haruslah bermakna, materi yang dipelajari diasimilasi secara nonarbitrer dan
berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya”(2008:72). Hal ini berari
bahwa pembelajaran bermakna merupakan suatu proses yang dikaitkan dengan informasi
baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif peserta didik.
Dimana Proses belajar tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta saja,
tetapi merupakan kegiatan yang menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan
pemahaman yang utuh sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan
tidak mudah dilupakan. Jadi guru harus menjadi perancang pembelajaran dan
pengembang program pembelajaran dengan berusaha mengetahui dan menggali konsep-
konsep yang dimiliki peserta didik dan membantu memadukan secara harmonis dengan
pengetahuan baru yang dipelajari.
Langkah-langkah pembelajaran bermakna menurut Ausebel,dalam merancang
pembelajaran antara lain: 1) menentukan tujuan pembelajaran; 2) melakukan identifikasi

10
peserta didik; 3) memilih materi pembelajaran sesuai karakteristik peserta didik dan
mengaturnya dalam bentuk konsep inti; 4) menentukan topik peserta didik dalam bentuk
advance organizers; 5) mengembangkan bahan belajar untuk dipelajari peserta didik; 6)
mengatur topik pembelajaran dari yang sederhana ke kompleks; 7) melakukan penilaian
proses dan hasil belajar peserta didik.

3. Jerome Bruner
Berdasarkan Drs. Wasty Soemanto (1997:127) dan Drs. Bambang
warsita(2008:71) dimana Jarome Bruner mengusulkana teori yang disebutnya free
discovery learning.Teori ini bertitik tolak pada teori kognitif, yang menyatakan belajar
adalah perubahan persepsi dan pemahan. Maksudnya, teori ini menjelaskan bahwa proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan suatu aturan termasuk konsep, teori, ide, definisi dan sebagainya
melalui contoh-contoh yang menggambarkan atau mewakili aturan yang menjadi
sumbernya.
Keuntungan belajar menemukan : Menimbulkan rasa ingin tahu siswa sehingga
dapat memotivasi siswa sehingga dapat menemukan jawabannya. Menimbulkan
keterampilan memecahkan masalahnya secara mandiri dan mengharuskan siswa untuk
menganalisis dan memanipulasi informasi. Menurut Burner ada tiga tahap perkembangan
kognitif seseorang yang ditentukan oleh cara melihat lingkungan, antara lain: tahap
pertama enaktif yaitu peserta didik melakukan aktivitas dalam usaha memahami
lingkungan; tahap kedua, ikonik yaitu peserta didik melihat dunia melalui gambar dan
visualisasi verbal; tahap yang ketiga, simbolok yaitu peserta didik mempunyai gagasan
abstrak dimana komunikasi dibantu sistem simbolik.
Langkah-langkah pembelajaran dalam merancang pembelajaran menurut Bruner
antara lain: 1) menentukan tujuan pembelajaran; 2) melakukan identifikasi peserta didik;
3) memilih materi pembelajaran; 4) menentukan topik secara induktif; 5)
mengembangkan bahan belajar untuk dipelajari peserta didik; 6) mengatur topik
pembelajaran dari yang sederhana ke kompleks; 7) melakukan penilaian proses dan hasil
belajar peserta didik.

11
4. Albert Bandura
Bandura berpendapat tentang teori kognitif sosial. Seperti yang dijelaskan dalam
buku karya John W. Santrock (2007:285) yang menyatakan bahwa teori Kognitif Sosial
(Social Cognitive Theory) merupakan faktor sosial dan kognitif dan juga faktor perilaku,
memainkan peran penting dalam pembelajaran. Hal ini berarti bahwa faktor kognitif
berupa ekspektasi murid untuk meraih keberhasilan sedangkan faktor sosial mencakup
pengamatan murid terhadap perilaku orang tuanya. Jadi menurut Bandura antara faktor
kognitif/person, faktor lingkungan dan faktor perilaku mempengaruhi satu sama lain dan
faktor-faktor ini bisa saling berinteraksi untuk mempengaruhi pembelajaran. Faktor
kognitif mencakup ekspektasi, keyakinan, strategi, pemikiran dan kecerdasan.

5. Kurt Lewin
Yang juga merupakan tokoh teori belajar kognitif adalah Kurt Lewin yang
menyatakan tentang teori belajar medan kognitif (cognitive-field learning theory). Seperti
yang di jelaskan oleh Nana Sudjana dalam bukunya yang menjelaskan bahwa dalam teori
belajar medan kognitif, “belajar didefinisikan sebagaai proses interaksional dimana
pribadi menjangkau wawasan-wawasan baru dan atu merubah sesuatu yang
lama”(1991:97). Hal ini berarti bahwa seseorang harus peduli dengan diri mereka sendiri
dan juga dengan orang lain, dengan belajar secara afektif sehingga diharapkan mereka
atau seorang guru bisa mengerti dengan dirinya sendiri dan dapat melaksanakan tugas
dengan lebih baik selain itu juga mengembangkan sistem psikologis yang bermanfaat
dalam berurusan dengan anak-anak dan pemuda dalam ssituasi belajar.

C. Prinsip-Prinsip Teori Belajar Kognitif


Berdasarkan pendapat dari Drs. Bambang Warsita (2008:89) yang menyatakan
tentang prinsip- prinsip dasar teori kognitivisme, antara lain:
 Pembelajaran merupakan suatu perubahan status pengetahuan
 Peserta didik merupakan peserta aktif didalam proses pembelajaran
 Menekankan pada pola pikir peserta didik

12
 Berpusat pada cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali dan
menyimpan informasi dalam ingatannya
 Menekankan pada pengalaman belajar, dengan memandang pembelajaran sebagai
proses aktif di dalam diri peserta didik
 Menerapkan reward and punishment
 Hasil pembelajaran tidak hanya tergantung pada informasi yang disampaikan
guru, tetapi juga pada cara peserta didik memproses informasi tersebut.

D. Implementasi Penerapan Teori Belajar Kognitif Dalam Pembelajaran IPAS SD


Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai
hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dengan adanya sikap tingkah laku dan sifat
kognitif seorang siswa sebagai pendukung. Dalam keseluruhan proses pendidikan di
Sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, ini berarti
keberhasilan suatu perubahan tingkah laku tergantung kepada bagimana proses
belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik.
Siswa memperoleh suatu pengetahuan dengan belajar tidak harus di Sekolah
tetapi juga diluar Sekolah, dalam pergaulan seorang siswa dapat belajar secara terus
menerus, karena itu sebagai pendukung. Sekolah harus bekerja sama dengan orang
tua dan masyarakat agar sifat potensi kognitif anak dapat berjalan sesuai dengan
pengetahuan yang ada di Sekolah, pernyataan tersebut merupakan hal yang
menunjukkan bahwasannya pendidikan merupakan hal yang harus terwujud di dalam
sekolah atau di luar sekolah.
Pembelajaran yang bersifat abstrak memang harus di uji cobakan kepada anak
akan tetapi jika memang anak sudah dapat menalar dengan baik dengan syarat
seorang Guru tidak harus terlalu mengekspor pembelajaran yang bersifat abstrak
tersebut dengan secara gamblang sehingga anak tidak dapat memahami, akan tetapi
seorang guru harus benar-benar mendampingi kegiatan anak tersebut dengan baik.
Pembelajaran yang dilakukan seorang guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung seharusnya tidak hanya menyampaikan materi pembelajaran dengan
proses atau metode yang membosankan anak seperti halnya ceramah saja, seorang

13
guru harus memberikan penyampaian pembelajaran dengan berbagai kreasi atau
berbagai metode dan strategi, banyaknya metode yang harus digunakan seorang guru
pada saat proses pembelajaran berlangsung akan memberikan pemahaman yang baik
kepada siswa, metode ceramah memang dibutuhkan saat proses pembelajaran
berlangsung akan tetapi harus dipadukan dengan metode pembelajaran yang lain juga
saat pembelajaran, dengan banyaknya metode-metode yang digunakan seorang guru,
maka guru akan lebih mudah menyampaikan suatu materi pembelajaran kepada anak
dan anak akan memahami pembelajaran dengan baik begitu juga saat pembelajaran
juga anak tidak akan merasa bosan.
Seorang guru juga harus memperbanyak pengetahuan tentang beberapa konsep
pendidikan seperti konsep belajar kognitivisme, konsep belajar behaviorisme, konsep
belajar konstruktivisme dan konsep belajar humanisme, yang mana dalam setiap
konsep belajar tersebut mempunyai sifat dan ciri khas yang berbeda-beda antara
konsep belajar yang satu dengan yang lainnya. Seperti halnya konsep pada teori
kognitivisme, yang mana konsep belajar kognitivisme ini menekankan pada tingkah
laku atau mental anak untuk melakukan suatu hal percobaan atau yang bersifat
praktikum saat berada di sekolah, hal tersebut tidak hanya berupa stimulus dan respon
belaka, akan tetapi dalam kegiatan tersebut mental anak akan terarah oleh dorongan
kognitif seorang anak. Apalagi kebanyakan seorang anak diusia SD/MI masih
menyukai pembelajaran yang bersifat kongkrit atau yang bersifat nyata, dan saat
pembelajaran anak tidak hanya sekedar stimulus dan respon yang mereka dapat,
melainkan dari kegiatan stimulus dan respons inilah seorang anak mengunakan
tindakan dalam mengenal suatu pembelajaran.
Begitu dengan konsep pada teori kognitivisme ini, konsep dalam teori
kognitivisme ini adalah semacam suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-
ulang dan dengan cara pembiasaan, penelitian ini mengunakan pengimplementasian
pada teori kognitivisme dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran
IPAS.
Didalam suatu tindakan mental seorang anak pada situasi belajar, dengan
keterlibatan seorang anak atau siswa secara langsung dalam situasi belajar tersebut
akan menghasilkan pemahaman yang dapat mudah diingat dan tidak mudah

14
dilupakan, situasi seperti ini dapat membantu individu tersebut memecahkan masalah.
Dengan kata lain, yang paling penting dalam proses belajar individu adalah
dimengertinya apa yang dipelajari oleh individu tersebut. Suatu kegiatan eksperimen
atau praktikum dapat dilakukan dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara suatu
kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara langsung, siswa melakukan dengan
bersama teman-temannya saat proses pembelajaran, sehingga siswa akan mudah
memahami suatu pembelajaran dalam jangka panjang. Konsep belajar kognitivisme
ini merupakan salah satu aliran yang mempunyai pengaruh terhadap praktik
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah, salah satunya pada pelajaran IPAS.
Pada saat pelaksanaan konsep belajar kognitivisme seorang guru harus
menyiapkan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa, siswa dalam proses
pembelajaran diajak untuk mengabungkan antara pembelajaran yang didapat didalam
kelas dengan pembelajaran yang diluar kelas dengan praktikum yang dihubungkan
dengan pembiasan seorang siswa pada kehidupan sehari-hari. Suatu proses
pemahaman seorang anak juga harus dilakukan dengan berbagai kegiatan praktikum,
bukan dengan mata pelajaran IPAS saja akan tetapi dari berbagai mata pelajaran.
Pelaksanaan pembelajaraan dengan konsep kognitivisne ini juga harus direncanakn
seorang guru agar pembelajaran dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

15
16
DFTAR PUSTAKA

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Ar – Ruzz
Media

Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori – Teori Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Santrock, John W. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group

Slavin, Robert E. 2008. Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik. Jakarta : PT. Indeks

Soemanto, Wasty. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara

Sujana, Nana. 1991. Teori – Teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta :Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi

Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali

Hartono Rudi, 2013, Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid, Jogjakarta: DIVA
Press.

Jauhar Mohammad, 2011 Implementasi PAIKEM, Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

17

Anda mungkin juga menyukai