Anda di halaman 1dari 5

Nats : Yeremia 29:1-23

Tema : Aku dan Kotaku

Latar belakang Kisah dalam Kitab Yeremia adalah ditulis pada masa
pembuangan di Babel, yaitu ketika Yerusalem di hancurkan, dan bangsa Israel
dibawa sebagai tawanan ke Babel. Hal ini diijinkan Tuhan karena bangsa Israel
berkeras hati, untuk kompromi menyembah kepada berhala. Padahal sebelumnya
Tuhan sudah menyatakan belas kasihan-Nya dengan mengutus nabi-nabi-Nya
untuk menegur mereka supaya berbalik dan bertobat.

Teguran dari Tuhan adalah belas kasihan dari Tuhan, supaya orang sadar
akan dosanya, bertobat dan berbalik kepada Tuhan, karena jika seseorang tidak
berbalik dari jalannya yang jahat, maka Tuhan sudah melhat bahwa segala yang
buruk akan datang dan menimpa kita.

Sebenarnya tanpa pertolongan Tuhan kita pasti sudah mengalami berbagi


macam penyakit, kecelakaan, bencana, dsb. Itulah sebabnya kita syukuri, jika kita
ada sampai saat ini dengan tidak kurang suatu apapun, semua itu karena anugerah
Tuhan yang sempurna hidup kita.

Ketika bangsa Israel dalam masa pembuangan (zaman nabi Yermia, Ezra,
Nehemi) di Babel, itulah masa dimana Tuhan memanggil kembali umat-Nya untuk
bertobat dan kembali kepada Tuhan, supaya Tuhan memulihkan mereka. Tuhan
sanggup memulihkan separah apapun keadaan kita, asalkan kita kembali kepada
Tuhan.

Sekalipun bangsa Israel ada di dalam pembuangan di Babel, namun Tuhan melalui
Nabi Yeremia bernubuat dan berfirmankan kepada orang-orang Israel, yaitu
supaya mereka untuk mengusahkan kesejahteraan kota dimana mereka di buang,
karena kesejahteraan mereka tergantung dari kesejahteran kota dimana mereka
diami.

Kita bertanggung jawab untuk berdoa dan mengusahakan kesejahteraan kota


Jakarta dan sekitarnya dimana tinggal. Jika kota yang kita tinggal aman, tentaram,
dan damai sejahtera maka kitapun akan mengalami keadaan yang sama. Jangan
hanya tinggal dan berdiam diri, tetapi mengusahakan kesejahteran kota. Kita harus
menyatakan dengan iman dan deklarasikan kuasa Tuhan dinyatakan atas kota kita,
karena apa yang kita hadapi bukan hanya apa yang kelihatan, tetapi sesungguhnya
adalah peperangan rohani.

Cara mengusahakannya adalah dengan BERDOA, sampai kapan kita harus


berdoa? Sampai kita menerima dan mengalaminya. Apapun yang sedang terjadi
dan menimpa kota dan bangsa kita, Tuhan sudah memberikan kepada kita kuasa
dan otoritas serta tanggung jawab untuk berdoa dan mengusahakan kesejahteraan.
Setiap hari kita harus berdoa untuk keadaan yang menimpa kita (Covid-19) kita
sudah diberikan kuasa/ senjata itu sebabnya kita harus pakai dan aktifkan dalam
peperangan rohani.

Banyak orang-orang Kristen tidak berdoa, dia memiliki kuasa/ senjata rohani,
tetapi dia tertidur dan terlena, dsb. Firman Tuhan mengajarkan kita untuk KITA
HARUS BANGKIT DARI KEADAAN INI, Kita harus berdoa dan menyatakan
kuasa Tuhan, karena dua orang di dunia ini sepakat berdoa dan meminta, maka
Bapa di surga akan mengabulkannya. Mazmur 91 satu orang saja bisa
mengalahkan seribu, dua orang mengalahkan sepuluh ribu. Bayangkan kalau
semua orang percaya, umat Tuhan dan seluruh gereja di Indonesia bangkit dan
berdoa sungguh-sungguh, maka terjadi kemenangan yang besar.
Yeremia 29 : 11 – 14 (baca)Rancangan yang Tuhan berikan bukanlah kecelakaan
tetapi damai sejahtera, segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan “sungguh amat
baik”, sempurna (dalam Kejadian 1 : 31) namun setelah manusia jatuh ke dalam
dosa, maka terjadilah bencana, sakit penyakit, kutuk, dan kematian.

Tuhan tidak merancangkan sesuatu yang buruk, semua itu berasal dari manusia
yang sudah jatuh ke dalam dosa dan alami yang dipengaruhi oleh kuasa kegelapan.
Tetapi Tuhan Yesus datang untuk menebus manusia atas dosa, juga menebus dan
memulihkan keadan alam. Itu sebabnya Tuhan Yesus menghardik dan meredakan
badai, Dia melawan rancangan iblis yang hendak menenggelamkan mereka.
Karena ingin menghalangi pekerjaan Tuhan.

Pekerjaan iblis di dunia ini selalu ingin menghalangi pekerjaan Tuhan, itu
sebabnya kita ada di dalamnya kita juga mengalami peperangan rohani, tetapi kita
bukan orang yang lemah, di dalam Kristus kita berkuasa dan berdoa untuk
mengusahakan kesejahteraan di manapun kita berada. Itu sebabnya setiap kali hal
buruk terjadi atau menimpa kita, kita harus berdoa berperang dan melawan karena
hal itu bukanlah kehendak Tuhan.

Tuhan menghendaki kita datang kepada Tuhan dengan berseru dan berdoa
dengan segenap hati untuk kota bangsa kita, maka Tuhan akan datang untuk
menjawab dan memulihkan keadaan kita. Dalam situasi apapun kita percaya bahwa
ada perlindungan Tuhan, favor of God sehingga kita terluput. Sekalipun dalam
masa pembuangan namun Nehemia mendapat kasih karunia Tuhan, sehingga dia
dipercayakan untuk bekerja sebagai juru minum raja. Dalam Nehemia 1 : 4 Ketika
teman-temannya datang dan memberitahukan tentang keadaan buruk di Yeruselam
maka berkabunglah dia, berpuasa dan berdoa kepada Tuhan, karena Nehemia turut
menanggung beban dan kesedihan yang dialami orang-orang Israel yang
tertinggal Nehemia 1 : 5 – 11 Isi doa dari Nehemia yang pertama adalah :

- Dia membesarkan Tuhan, dan bukan masalahnya. Fokus kita dalam berdoa
seharusnya kepada Tuhan dan bukan kepada masalah.
- Setelah meninggikan Tuhan, Nehemia kemudian bertobat dan meminta
ampun di hadapan Tuhan, bukan hanya dosanya saja tetapi kamu keluarga
dan bangsanya.

Setiap kali Tuhan ingin memulihkan keadaan, selalu ada orang yang harus berdiri
atas nama kota atas bangsanya. Pertanyaannya; siapakah yang mau berdiri dan
berdoa kota Selanjut? Bangsa Indonesia? SEKARANG SAATNYA KITA
BERDIRI DAN BERDOA, jangan cuek dan pesimis dengan keadaan, sehingga
kita menjadi korban. Jadilah pelaku dan pengubah.

- Nehemia kemudian berdoa dan menyatakan firman Tuhan dan


mendeklarasikan imannya.

Setelah dilihat oleh raja bahwa muka Nehemia sedih, karena berita yang
dengarnya tentang Yerusalem maka rajapun memerintahkan Nehemia kembali dan
menyediakan segala sesuatu baginya untuk membangun kembali tembok
Yerusalem. Keputusan raja ini bisa terjadi karena dimulai dari doa dan puasa yang
Nehemia lakukan. Karena itu, jadilah pendoa bagi kota kita masing-masing. Jika
kita pendoa bagi kota, maka kita sudah menjadi penjaga kota kita melalui doa.
Peran kita sangat besar demi kesejahteraan kota. Tanpa doa-doa kita maka kota
kita tidak akan sejatera. Marilah terus berdoa untuk kota di mana kita tinggal agar
kita beroleh hidup yang sejahtera.

Beberapa aplikasi yang dapat disimpulkan dari teks ini sebagai berikut:
- Perintah Tuhan dalam teks ini bukan sekedar langkah-langkah praktis untuk
hidup, tetapi sekaligus untuk mewujudkan integrasi komunitas. Orang
buangan harus berintegrasi dengan masyarakat lokal di Babel. Karenanya
Yeremia menganjurkan keterbukaan pada orang Babel yang sebelumnya
adalah musuh.
- Berada di bawah disiplin Tuhan tidak berarti kehilangan pemeliharaan-Nya
yang agung. Dosa membawa Yehuda terbuang dari negerinya, tetapi Tuhan
tetap mengingat janjiNya kepada mereka. Itu sebabnya Ia memberi petunjuk
tentang bagaimana membangun hidup dalam disiplin Tuhan. Setelah
hukuman yang begitu dahsyat, Allah menata kembali kehidupan umatNya di
tanah asing. Biarlah kita pun tetap mengupayakan berbagai karya krearif
untuk membangun hidup di tengah puing-puing kehancuran kita.
- Allah meminta umat di Babel untuk mengendalikan sifat inferioritas sebagai
orang buangan. Kondisinya yang penuh trauma dan putus asa pasca
kejatuhan Yerusalem tidak boleh merendahkan peran sosial mereka.
Demikian pula seharusnya gereja.

Tuhan Yesus memberkati!!!!

Anda mungkin juga menyukai