Anda di halaman 1dari 41

MANAJEMEN PERBANKAN

Materi Minggu 5
“Manajemen likuiditas bank” FOTO/VIDEO

Dosen:
A. M Bakri, S.E., M.M.
Pengertian Likuiditas Bank
1. Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahan dalam
memenuhi kewajiban untuk membayar utang-utang
jangka pendeknya, yaitu utang usaha, utang, dividen,
utang pajak, dan lain-lain.
2. Likuiditas juga merupakan kemampuan seseorang atau
perusahaan untuk melunasi utang-utang yang segera
harus dibayar dengan menggunakan harta lancarnya.
3. Terkait dengan bank, maka pengertian likuiditas adalah
kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan
ditariknya deposito/ simpanan oleh deposan/ penitip.
Dengan kata lain, suatu bank dikatakan likuid apabila
dapat memenuhi kewajiban penarikan uang dari pada
penitip dana maupun dari para peminjam/ denitur.
 Semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan maka
kinerjanya dianggap semakin baik.
 Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi biasanya
memiliki kesempatan lebih baik untuk mendapatkan
berbagai dukungan dari banyak pihak, misalnya lembaga
keuangan, kreditur, maupun pemasok.

Apa memang benar pernyataan di atas?


 Pengelolaan likuiditas merupakan masalah yang kompleks dalam
kegiatan operasi suatu bank, karena menyangkut Dana pihak ketiga
(Dpk) yang sifat dananya jangka pendek
 Pengelola bank harus memperhatikan keakuratan dari kebutuhan
likuiditas suatu bank
 Kebutuhan likuiditas bank dipengaruhi oleh:
1. Perilaku penarikan nasabah
2. Sifat dan jenis sumber dana yang dikelola bank
Konsep likuiditas

1. Memegang sejumlah alat likuid , cash asset yang terdiri dari uang kas,
rekening pada bank sentral dan pada bank-bank lainnya yang sama
jumlahnya dengan kebutuhan likuiditas yang diperlukan
2. Memegang jumlah kebutuhan likuiditas yang kurang dari alat-alat likuid
sebagaimana yang disebutkan pada butir 1, akan tetapi bank tersebut
memiliki surat berharga berkualitas tinggi yang segera dapat ditukar
atau dialihkan menjadi uang tanpa mengalami kerugian baik sebelum
jatuh tempo maupun pada setelah jatuh tempo
Lanjutan - Konsep likuiditas

3. Memepunyai kemampuan untuk memperoleh alat-alat


likuid melalui penciptaan utang, misalanya
penggunaan fasilitas diskonto, call money, penjualan
surat berharga dengan repurchase agreement
 Sumber kebutuhan likuiditas bank digunakan
untuk memenuhi:

a) Ketentuan likuiditas wajib (reserve requirement) atau cash


ratio
a) Saldo rekening minimum pada bank koresponden
b) Penarikan simpanan dalam operasional bank sehari-hari
c) Permintaan kredit dari masyarakat
 Ketentuan likuiditas wajib (reserve requirement) atau cash ratio
Ratio Likuiditas : Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio
𝐶𝑎𝑠ℎ
- Cash Ratio =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
- Fungsi dan Tujuan Kas Rasio penggunaannya berbeda sebagai berikut:
a) Bagi Investor: nilai rasio kas dapat membantu memperkirakan likuiditas
perusahaan yg berasal dari kas atau setara dengan kas untuk menutupi
utang jangka pendek.
b) Bagi (Kreditur), nilai rasio kas dapat dipertimbangkan dalam menyalurkan
kredit atau kpd perusahaan ( debitur) semakin tinggi rasio kasnya, semakin
disukai bank.
c) Bagi peneliti, rasio kas dapat digunakan sebagai salah satu variabel
penelitian keuangan untuk mengukur likuiditas.
Strategi dan ketentuan Umum
Likuiditas
 Strategi Likuiditas yaitu :
1. Strategi Preventif
Strategi prefentif adalah bahwa likuiditas dikelola dengan
menjauhi unsur-unsur spekulatif sehingga masalah likuiditas
dapat dijauhi. Untuk itu, kaidah-kaidah dalam pengendalian
likuiditas harian dan jangka menengah perlu dipenuhi.
dapun prosesnya dapat dijelaskan dibawah ini:
a. Pengendalian Harian
b. Pengendalian jangkah menengah
c. Pengendalian janhgkah pendek
2. Strategi Represif
Beberapa cara atau strategi represif yang diterapkan
untuk mengatasi masalah likuiditas dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Meminjam dari pasar uang
b. Mengkonversikan dana valuta asing yang dimiliki
c. Meminjam valuta asing dari pasar Internasional
d. Memanfaatkan fasilitas “discount window I”
e. Memanfaatkan fasilitas “discount window II”
Kasus 2: bank tidak mempunyai cadangan likuiditas yang
cukup. Misal dari pada bank menahan kelebihan cadangan
Rp 10.000, maka bank “A” menyalurkan dalam bentuk
kredit sehingga bank tidak lagi memiliki kelebihan
likuiditas.
Bank “ A “

Cadangan 10.000 Simpanan 100.000


Kredit 90.000
Surat Berharga 10.000 Modal 10.000
Dari Kasus 2: Terjadi penarikan dana deposan sebesar Rp
Rp 10.000, maka neraca bank akan menjadi.
Bank “ A “

Cadangan 0 Simpanan 90.000


Kredit 90.000
Surat Berharga 10.000 Modal 10.000

• Setelah terjadi penarikan maka Bank “A” tidak


mempunyai cadangan, Ini akn menjadi masalah karena
bank harus memelihara likuiditas wajib 10% dari total
simpanan yaitu minimal Rp 9.000, pada hal cadangan
nol/ nihjil
• Oleh karena itu ada 4 alaternatif pemecahan masalah.
Alternatir 1
• Bank dapat mengatasi dengan melakukan pinjaman dari bank
lain, misal melalui a ntarbank call money.
• Apabila bank "A" menempuh cara ini maka mejadi neraca akan
menjadi :
Bank “A”

Cadangan 9.000 Simpan 90.000


Kredit 90.000 Coll Monny 9.000
Surat Berharga 10.000 Modal 10.000
Alternatif2
• Bank menjual surat berharga yang dimilikinya untuk menutup panarikan
simpanan. Misal bank menjual surat berharga senilai Rp 9.000 dan menyetor
kepada bank Central . Sehingga neraca akan menjadi
Bank "A"
cadangan
9.000 simpanan 90.000
kredit
90.000
Surat berharga
1.000
modal 10.000
Alternatir3
• Bank melakukan pinjaman dari bank sentral sehingga sisi aktiva
bank yaitu surat berharga dan kredit tetap tidak berubah.
Misalnya bank meminjam sebesar Rp 9.000 dari bank Sentral
melalui fasilitas Diskonto sehingga neraca akan menjadi
Bank “A”

Cadangan 9.000
Kredit 90.000 Slmpanan 90.000
Surat Berharga 10.000 Plnjaman dr Bl 9.000
Modal 10.000

 Namun ada 2 konsekwensi pada alternatif 3
Yaitu Membayar tingkat bunga kpd Bank
Sentral dan non Eksplisit cost yaitu apabila
terlalu sering menggunakan fasilitas pinjaman
dari bank sentral kemungkinan bank sentral
akan menutup fasilitas ini. Bagi bank sentral
yang bersangkutan dan adanya kurang baik
terhadap manajemen bank tersebut maupun
bank sentral atau dari masyarakat,
Alternatif 4
 Bank melakukan pengurangan portofolio kredit sebesar Rp
9.000 dan Menyetorkannya kepada bank sentral sehingga
neraca akan menjadi:
Bank A

cadangan 9.000 simpanan 90.000


kredit 81.000
Surat berharga 10.000 Modal 10.000

 Dengan mengurangi nilai portfolio kredit, misal dengan ccall


loan atau selling the loan off kepada bank lain merupakan
alternatif germahal karena dilakukan dengan disconted
sehingga akan mengurangi nilai riil aset bank
CAll lOAN DAN SElliNG THE lOAN OFF

• Pengurangan kredit dengan call loan tidak memperpaniang lagi


kredit bila telah jatuh tempo. lni berarti bank memutuskan
hubungan sepihak dengan nasabah yang sebenarnya masih
membutuhkan kredit.
• Selling the loan off kepada bank lain akan menimbulkan
biaya tinggi karena bank pembeli kredit mungkin tidak
mengenal nasabah debitur ybs sehingga kurang berminat
membelinya, dan kalaupun berminat akan meminta
discountyang cukup besar dari nilai out standing loan-nya
TUJUAmanajemen Likuiditas Asset
• posisi likuiditas bank agar selalu berada pada
posisi yang ditentukan bank sentral;
• Mengelola alat alat likuid agar selalu dapat memenuhi
semua kebutuhan cash flow termasuk kebutuhan yang
tidak diperkirakanm. Misal penarikan yang tiba tiba
terhadap sejumlah gro atau deposito berjangka yg belum
jatuh tempo: Sedapat mungkin memperkecil adanya idle funds
STRATEGI MENGAMANKAN
LIKUIDITAS LIKUDITAS
Untuk menjaga posisi likuiditas dan proyeksi cashflowagar
selalu berada dalam posisi aman, terutama dalam kondisi

tingkat bunga berfluktuasi, beberapa strategi yang dapat
dikembangkan oleh bank sbb (Raflus Rax, 1996):

- Memperpanjang jatuh tempo semua kewajiban bank,


kecuali bila tingkat bunga cenderung mengalami penurunan;
Melakukan diversifikasi sumber dana bank;
- Menjaga keseimbangan jangka waktu aset dan kewajiban;
- Memperbaiki posisi likuidias antara lain mengalihkan aset
- yang kurang marketable menjadi lebih marketable.
Teori Manajemen Likuiditas
Bank
Commercial – Loan Theory
Teori ini menitikberatkan sisi aktiva dari neraca
bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas bank
• Likuldltas bank menurut teori lnl dapat terjamln apablla aktiva produktif bank yang
terdlrl darl kredit jangka pendek dicalrkan dalam keglatan usaha yang berjalan secara
normal.
• Apabila bank ybs. memberikan kredit yang lebih panjang hendaknya sumber dana
diambil dari modal bank dan sumber dana jangka panjang

• Sebelum 1920 bank-bank menltikberatkan portfolio kreditnya sebagal


sumber tambahan llkuldltas karena saat ltu tldak banyak alternatif lain
sebagai sumber likuiditas


Ketentuan Likuiditas wajib minimum
1. Bank dalam menghimpun dana diwajibkan memelihara sejumlah likuiditas
tertentu dari total DPK yang dihimpun oleh bank dalam periode tertentu.

2. Jumlah likuiditas waiib minimum tsb harus ditempatkan dalam rekening giro
bank ybs pada bank sentral. disebut Giro Wajib Minimum (GWM)

3. Ketentuan Bl: GWM Rupiah adalah 5°/o dari total DPK Rupiah yang
dihitung rata-rata harian dalam satu minggu dan harus dilaporkan ke Bl

4. GWM dibedakan dalam 2 kategori: GWM rupiah (5°/o) dan GWM valas
(3%)
5. Pelaporan GWM valas dilakukan oleh bank devisa, sedangkan pelaporan
GWM rupiah dilakukan oleh bank devisa dan bukan bank devisa termasuk
pula BPR
Dasar hukum bank
Contoh:
Persentase GWM
Persentase giro waiib:
Jumlah Saldo Giro pada Bl / Jumlah DPK x 1 OO%
= Rp 72.681 / Rp 1.430.192 x 100°/o
= S, 08 °/o
Kelebihan / kekurangan giro wajib

• a. Jumlah giro pada Bl : Rp 72.681


b. Jml giro pada Bl yang dipelihara
5°/o x Rp 1.430.192 ; Rp 71.510
Kelebihan-------- Rp 1. 171_�
-
Pendekatan dalam
manajemen likuiditas
Pendekatan Manajeman likuiditas 2
macam yaitu:
• Pendekatan likuiditas aktiva aset
• Pendekatan pasiva liability likuiditas
Rasio Likuiditas Bank
Perusahaan Non
Bank
Keuangan
1. Rasio alat likuid terhadap dana pihak
1. Curren ratio
ketiga
2. Acid test ratio / quick ratio 2. Loan to deposit ratio
3. Rasio kewajiban bersih call money
3. Cash ratio
terhadap aktiva lancar (dalam rupiah)
4. Rasio surat-surat berharga jangka pendek
terhadap total portfolio surat-surat
berharga
5. Total kredit terhadap total aset
2. Rasio kredit thd total dana pihak ketiga
• Disebut Loan deposit ratio (LDR), yg mengindikasikan jumlah
• DPK yang disalurkan dalam bentuk kredit.
• Rasio yang tinggi menunjukkan kurang baiknya likuiditas bank spai 100 %
cukup baik likuiditas bank)
• Ketentuan Bl, rasio kesehatan bank digunakan rasio kredit thd dana yang
diterima bank dalam Rp dan valas
• Dana yang diterima bank antara lain: kredit likuiditas Bl, giro, deposito,
tabungan masyarakat, pinjaman bukan dari bank >3 bln dan tidak tms
pinjaman subordinasi, deposito dan pinjaman bank lain > 3 bln, modal
lain dan modal pinjaman
• Kriteria Bl: Rasio sebesar 115% atau lebih nilai kredit kesehatan
likuiditas bank = 0
3. Rasio kewaiiban bersih call money thd aktiva lancar dalam Rupiah
• Menunjukkan rasio call money thd total aktiva lancar yang
meliputi kas, giro, pada Bl, SBI, SBPU yang telah diendos bank lain.
Ketentuan Bl: maksimum rasio 100%

4.Rasio surat berharga iangka pendek thd total portfoliosurat berharga
• Menginformasikan semakin besar porsi penanaman dana dalam surat
berharga yang jatuh tempo kurag dari satu tahun thd portfolio surat
berharga semakin baik pula posisi likuiditas bank
5. Total kredit thd total aset
• Mengukur kemampuan bank memenuhi permintaan kredit dengan
menggunakan aset bank
• Kenaikan rasio menunjukkan rendahnya likuiditas bank
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia
 Badan Likuiditas Bank Indonesia(BLBI)
• BLBI adalah skema bantuan (pinjaman) yang diberikan Bank
Indonesia kepada bank-bank yang mengalami masalah likuiditas
pada saat terjadinya krisis moneter 1998 di Indonesia. Skema ini
dilakukan berdasarkan perjanjian Indonesia dengan IMF dalam
mengatasi masalah krisis. Pada bulan Desember 1998, BI telah
menyalurkan BLBI sebesar Rp 147,7 triliun kepada 48 bank.

Anda mungkin juga menyukai