-1-
BUPATI SAMPANG
PROVINSI JAWA TIMUR
PERATURAN BUPATI SAMPANG
NOMOR TAHUN 2024
TENTANG
BUPATI SAMPANG,
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Sampang.
2. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sampang.
3. Bupati adalah Bupati Sampang.
4. -7-
Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Sampang.
5. Kepala Dinas Perhubungan adalah Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten
Sampang.
6. Tugas Teknis Operasional adalah tugas untuk melaksanakan kegiatan teknis
tertentu yang secara langsung berhubungan dengan pelayanan masyarakat.
7. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang retribusi daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Bendahara Penerimaan adalah pegawai yang ditunjuk sebagai Bendahara
Penerimaan pada Dinas Perhubungan Kabupaten Sampang.
9. Kas Umum Daerah adalah Kas Umum Daerah Kabupaten Sampang.
10. Kekayaan Daerah adalah semua kekayaan yang berwujud, yang dimiliki
dan/atau dikuasai Daerah, baik yang bergerak maupun tidak bergerak berserta
bagian-bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai,
dihitung, diukur, atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan
kecuali uang dan surat berharga lainnya yang selanjutnya disebut kekayaan
daerah.
11. Parkir adalah keadaan berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan
ditinggalkan pengemudinya.
12. Tempat parkir adalah tempat yang berada di tepi jalan umum tertentu dan telah
ditetapkan oleh Kepala Daerah sebagai tempat parkir kendaraan bermotor
melalui Dinas Perhubungan Kabupaten Sampang.
13. Pelayanan parkir ditepi jalan umum adalah penyediaan pelayanan parkir ditepi
jalan umum yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut
Parkir TJU
14. Tempat khusus parkir adalah tempat yang secara khusus disediakan, dimiliki
dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut Parkir TKP
15. Petak Parkir adalah bagian-bagian dan tempat parkir untuk memarkir
kendaraan yang ditandai dengan marka jalan.
16. Jalan adalah jalan dalam bentuk apapun yang terbuka untuk lalu lintas umum.
17. Kendaraan adalah sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan bermotor
dan kendaraan tidak bermotor.
18. Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan
mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan diatas rel.
19. Kendaraan tidak bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh
tenaga manusia dan/atau hewan.
20. Kendaraan bermotor umum adalah setiap kendaraan yang digunakan untuk
angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran.
21. Badan usaha adalah salah satu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan
Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara,
Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,
Persekutuan, Perkumpulan, Firma, -Kongsi,
8- Koperasi, Yayasan atau Organisasi
yang sejenis, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya.
22. Sepeda motor adalah kendaraan bermotor beroda dua dengan atau tanpa
rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta samping atau kendaraan bermotor
roda tiga tanpa rumah-rumah.
23. Kendaraan khusus adalah kendaraan bermotor yang dirancang khusus yang
memiliki fungsi dan rancang bangun tertentu antara lain kendaraan bermotor
TNI, kendaraan bermotor POLRI, alat berat antara lain buldozer, traktor, mesin
gilas, forklif, loader, excavator, dan crane serta kendaraan khusus penyandang
cacat.
24. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun yang digerakkan
oleh tenaga mekanik, angin atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya
dukung dinamis, kendaraan dibawah permukaan air, serta alat apung dan
bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.
25. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari dataran dan perairan disekitarnya
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,
berlabuh, naik dan turunnya penumpang dan atau bongkar muat barang yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
26. Pelabuhan umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan
pelayanan masyarakat umum.
27. Pelabuhan khusus adalah pelabuhan yang dibangun dan diproses untuk
kepentingan sendiri untuk menunjang kegiatan tertentu.
28. Kepelabuhan adalah meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan
penyelenggara pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi
pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan berlayar dan ketertiban
arus lalu lintas kapal penumpang dan atau barang, keselamatan berlayar serta
tempat perpindahan intra dan atau antar moda trasportasi
29. Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan
Perundangan-undangan Retribusi Daerah diwajibkan untuk melakukan
pembayaran Retribusi Daerah.
30. Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi
wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa pelayanan.
31. Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SSRD adalah surat
yang oleh Wajib Retribusi digunakan untuk melakukan pembayaran atau
penyetoran Retribusi yang terutang ke Kas Daerah atau tempat pembayaran lain
yang ditetapkan oleh Bupati.
32. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah
-9-
Surat Ketetapan Retribusi yang menentukan besarnya pokok Retribusi.
33. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat
SKRDLB adalah surat ketetapan Retribusi yang menentukan jumlah kelebihan
pembayaran Retribusi karena jumlah kredit Retribusi lebih besar daripada
Retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang.
34. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat
untuk melakukan tagihan Retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga
atau denda.
35. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan,
mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban Retribusi Daerah dan untuk tujuan lainnya dalam
rangka melaksanakan ketentuan Peraturan Perundang-undangan Retribusi
Daerah.
36. Penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah adalah serangkaian
tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya
disebut penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti
itu membuat terang tindak pidana dibidang Retribusi Daerah serta menemukan
tersangkanya.
BAB II.....
- 10 -
BAB II
RUANG LINGKUP RETRIBUSI
Pasal 2
Peraturan Bupati ini merupakan petunjuk pelaksanaan dari :
1. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 1 Tahun 2024 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah;
a. Jenis-jenis retribusi
e. Karcis parkir
j. Golongan retribusi
o. Juru parkir
p. BAGI HASIL
BAB III
JENIS - JENIS RETRIBUSI
Pasal 3
Jenis-jenis retribusi yang terkait dalam Dinas Perhubungan Kabupaten Sampang
meliputi sebagai berikut :
(1) Retribusi Pelayanan Parkir;
- 11 -
(2) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;
(3) Retribusi Pelayanan Kepelabuhan.
BAB IV
Bagian Satu
PENYELENGGARAAN TEMPAT PARKIR
Pasal 4
BAB V
PERIZINAN TEMPAT PARKIR
Pasal 6
(1) Penyelenggaraan tempat parkir dapat dilakukan oleh orang atau badan,
setelah memperoleh izin dari Kepala Daerah.
(2) Untuk memperoleh izin penyelenggaraan tempat parkir sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus mengajukan permohonan tertulis kepada
Kepala Daerah melalui Kepala Dinas dengan melampirkan persyaratan
yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
(3) Izin penyelenggaraan tempat parkir oleh orang atau badan sebagaimana
dimaksud dalam ayat 2 berlaku selama 2 (dua) tahun dan dapat
diperpanjang.
(4) Kepala Daerah dapat melimpahkan kewenangan pemberian izin
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Dinas.
Pasal 7
BAB VI
LOKASI TEMPAT PARKIR
Pasal 8
(1) Lokasi tempat parkir TJU dan TKP ditetapkan oleh Kepala Daerah.
(2) Penetapan lokasi tempat parkir sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memperhatikan :
a. Rencana Tata Ruang Kota;
b. Keselamatan dan kelancaran lalu lintas;
c. Penataan dan kelestarian lingkungan;
d. Kemudahan bagi pengguna jasa.
Pasal 9
BAB VII
KARCIS PARKIR
Pasal 10
BAB VIII
RAMBU DAN MARKA PARKIR
Pasal 12
BAB IX
TATA TERTIB PARKIR
Pasal 13
(1) Setiap pemakai tempat parkir, dilarang parkir diluar batas-batas petak
parkir.
(2) Setiap pemakai tempat parkir dilarang menempatkan kendaraan yang
dapat mengurangi atau merintangi kebebasan kendaraan-kendaraan
yang akan keluar atau masuk tempat parkir dan/atau dapat
menyebabkan terganggunya kelancaran lalu lintas.
Pasal 14
Pasal 15
BAB X
TIM PERTIMBANGAN PERPARKIRAN
Pasal 16
BAB XI
NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI
Parkir di Tepi Jalan Umum
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 21
Subjek retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum adalah orang pribadi atau
badan yang menggunakan dan/atau menikmati jasa pelayanan parkir di
tepi jalan umum.
BAB V
RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR
Pasal 15
(1) Subjek retribusi Tempat Khusus Parkir adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan dan/atau menikmati jasa pelayanan parkir di tempat khusus
parkir.
(2) Bagi orang pribadi dan badan hukum/usaha yang hendak mendapatkan ijin
pengelolaan tempat khusus parkir wajib mengajukan surat permohonan ijin
kepada Bupati melalui Dinas Perhubungan;
(3) Kecuali RSUD dan Puskesmas yang sudah BLUD di Kelola Langsung;
(4) Monitoring, evaluasi dan analisa potensi serta pembinaan juru parkir tempat
parkir khusus dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan.
Pasal 16
Pemilihan pengelola tempat khusus parkir dilaksanakan secara penunjukan
langsung atau pelelangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
Pasal 17
(1) Penyelenggaraan tempat khusus parkir dilakukan pada lokasi yang ditetapkan
sebagai berikut:
a. Terminal;
b. Pelabuhan;
c. Pasar (Parkir dalam lingkungan pasar seluruh Kabupaten Sampang);
d. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD);
e. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
f. Obyek Wisata;
g. Gedung Olahraga (Indoor); `
h. Tempat lain yang disediakan oleh Pemerintah untuk penyelenggaraan parkir
kendaraan;
- 16 -
Pasal 18
Besaran tarif retribusi pelayanan tempat khusus parkir yang di laksanakan oleh
Intansi BLUD dan pihak ketiga berdasarkan kepada ketetapan Peraturan Daerah.
BAB XI
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 23
BAB XII
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 25
Pasal 26
BAB XIII
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 27
Pasal 28
Pasal 29
Struktur dan besarnya tarif parkir di tepi jalan umum ditetapkan sebagai
berikut :
a. Untuk satu kali parkir :
1. kendaraan roda empat atau lebih, dikenakan retribusi sebesar Rp.
5.000,00 (lima ribu rupiah);
2. kendaraan sepeda motor atau roda 3, dikenakan retribusi sebesar
Rp. 2.000,00 (dua ribu rupiah);
b. Untuk satu kali parkir di tempat parkir insidentil :
1. Kendaraan Roda enam atau lebih, dikenakan retribusi sebesar Rp.
10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) ;
2. kendaraan roda empat, dikenakan retribusi sebesar Rp. 5.000,00
(lima ribu rupiah);
3. kendaraan sepeda motor atau roda 3, dikenakan retribusi sebesar
Rp. 3.000,00 (tiga ribu rupiah);
c. Untuk satu kali parkir di tempat parkir zona :
1. Kendaraan Roda enam atau lebih, dikenakan retribusi sebesar Rp.
10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) ;
2. kendaraan roda empat, dikenakan retribusi sebesar Rp. 5.000,00
(lima ribu rupiah);
3. kendaraan sepeda motor atau roda 3, dikenakan retribusi sebesar
Rp. 2.000,00 (dua ribu rupiah);
d. Untuk parkir berlangganan per tahun bersamaan dengan
Pajak kendaraan Bermotor, ditetapkan sebagai berikut:
1. Kendaraan Roda enam atau lebih, dikenakan retribusi sebesar Rp.
50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) ;
2. Kendaraan roda empat, dikenakan retribusi sebesar Rp. 40.000,00
(empat puluh ribu rupiah);
3. kendaraan sepeda motor atau roda 3, dikenakan retribusi sebesar
Rp. 30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah);;
Pasal 30
Pasal 31
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembayaran premi asuransi dan tata
cara penggantian kehilangan kendaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.
BAB XV
TATA CARA PELAYANAN PARKIR BERLANGGANAN
Pasal 32
(1) Pelaksanaan pemungutan Retribusi Parkir Berlangganan dilaksanakan
dengan cara kerjasama sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
(2) Pelaksanaan kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) difasilitasi oleh
Dinas Perhubungan;
(3) Setiap pemilik kendaraan bermotor yang telah membayar Retribusi Parkir
Berlangganan diberi tanda bukti pelunasan dan stiker parkir berlangganan;
(4) Bentuk dan ukuran stiker serta tanda bukti pelunasan Retribusi Parkir
Berlangganan sebagaimana dimaksud ayat (3) dikeluarkan oleh Pemerintah
Daerah melalui Dinas Perhubungan sebagaimana tercantum pada Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini;
(5) Parkir Berlangganan berlaku di semua tempat parkir di tepi jalan umum
setiap hari sejak pukul 06.00 sampai dengan 21.00 WIB yang lokasinya
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
Pasal 33
Masa Retribusi Pelayanan Parkir Berlangganan untuk jangka waktu yang lamanya 1
(satu) tahun dipungut kepada subjek retribusi yang plat nomor kendaraan
bermotornya berasal dari wilayah Kabupaten Sampang dan pemungutannya
dilakukan bersamaan pada saat pemilik kendaraan bermotor melakukan
pembayaran pajak kendaraan bermotor;
Pasal 34
(1) Pemungutan retribusi parkir dengan sistem parkir berlangganan,
dikenakan bagi kendaraan bermotor yang terdaftar di Kantor Samsat
Kabupaten Sampang;
- 19
(2) Bagi pemilik kendaraan bermotor -
yang tidak terdaftar di Kantor Samsat
Kabupaten Sampang dikenakan retribusi sekali parkir;
Pasal 35
(1) Setiap pemilik kendaraan bermotor yang telah membayar retribusi parkir
berlangganan, diberikan stiker yang harus ditempatkan pada kendaraan
bermotor yang bersangkutan atau di tempat yang dapat dilihat petugas serta
diberikan tanda bukti pelunasan;
(2) Apabila stiker atau tanda bukti pelunasan dimaksud pada ayat (1) hilang atau
rusak masih dalam waktu berlakunya retribusi, maka wajib retribusi harus
melaporkan kepada petugas yang ditunjuk dengan menunjukkan bukti
pelunasan pajak;
(3) Setiap pemilik kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud ayat (1) mendapat
pelayanan parkir secara bebas di semua tempat parkir di tepi jalan umum
yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Sampang, kecuali di tempat parkir
di luar badan jalan yang dikelola secara khusus oleh pemerintah dan atau
pihak lain baik yang permanen maupun insidentil.
BAB
Juru Parkir
Pasal 14
(1) Untuk mengoptimalkan pelayanan parkir di tepi jalan umum, Pemerintah
Daerah memerlukan juru parkir;
(2) Keberadaan juru parkir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terikat
Perjanjian dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Sampang;
(3) Persyaratan untuk menjadi juru parkir adalah pria dan/atau wanita yang :
a. sehat jasmani yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat;
b. mempunyai komitmen yang tinggi.
c. Berkelakuan baik dengan di buktikan SKCK dari kepolisian
(4) Guna menunjang kelancaran pemungutan retribusi parkir berlangganan
diberikan biaya operasional yang dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Sampang;
(5) Biaya operasional sebagaimana dimaksud ayat (4) diperuntukkan :
a. Honorarium juru parkir yang dibayarkan setiap bulan;
b. Biaya pembuatan stiker dan tanda pelunasan retribusi parkir berlangganan;
c. Pakaian seragam juru parkir;
d. Asuransi ketenagakerjaan maupun Asuransi Kehilangan;
e. Pelatihan/pembinaan juru parkir;
f. Perbaikan sarana dan prasarana- 20 - berlangganan.
parkir
(6) Penetapan dan besaran honorarium setiap juru parkir sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) huruf a ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
BAB VI
BAGI HASIL
Parkir tidak berlangganan
Pasal 14
(1) Hasil kajian potensi pendapatan parkir TJU dan TKP tahun 2022 sebagai dasar
perhitungan dan atau penetapan perhitungan besaran Retribusi Penyelenggaraan Parkir
di tepi Jalan Umum.
(2) Lahan parkir yang tidak termasuk dalam kajian potensi pendapatan parkir TJU dan TKP
tahun 2022 sebagaimana dimaksud ayat (1) dihitung secara proposional dan profesional
dengan memperhatikan kenyataan dilapangan berdasarkan pendataan objek retribusi
daerah.
(3) Apabila formulir terjadi keadaan luar biasa/force majeur/bencana alam atau bencana non
alam maka perhitungan untuk penetapan pendapatan retribusi parkir dapat
menyesuaikan dengan kondisi yang ada pada saat itu dengan perhitungan ulang dan/atau
dengan surat perjanjian yang baru.
(4) Perhitungan Retribusi dalam 1 (satu) bulan:
a. Satuan Ruang Parkir x Intensitas x Tarif Parkir x senin sampai dengan jumat bukan hari
libur 22 (dua puluh dua) hari dalam 1 (satu) bulan-nilai bruto; dan
b. Satuan Ruang Parkir x Intensitas x Tarif Parkir x sabtu minggu dan hari libur nasional 8
(delapan) hari dalam 1 (satu) bulan-nilai bruto.
c. Satuan Ruang Parkir x Intensitas x Tarif Parkir x hari Pasaran khusus Kecamatan hari
dalam 1 (satu) bulan-nilai bruto.
(5) Pembayaran retribusi oleh wajib retribusi sejumlah 100 % (seratus perseratus) dari nilai
bruto sebagaimana dimaksud pada ayat (4) di setor bruto ke Kasda.
(6) Besaran 50% (empat puluh perseratus) dari nilai bruto merupakan pendapatan
Pemerintah Kabupaten Sampang dan 50% (empat puluh perseratus) imbal jasa bagi wajib
retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (5).
(8) Besaran retribusi yang disetor ke kas daerah dan insentif bagi wajib retribusi akan
dievaluasi paling sedikit 2 (dua) tahun sekali berdasarkan hasil kajian potensi
penerimaan retribusi daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Pasal 36
BAB VI
RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH
Pasal 19
Pemakaian kekayaan daerah terbagi atas :
i. Penggunaan Kapal Boat;
j. Penggunaan Mobil Derek.
Bagian Kesatu
Penggunaan Kapal Boat
Pasal 20
- 22 - Boat sebesar Rp. 100.000,- (Seratus
(1) Besaran tarif untuk penggunaan Kapal
Ribu Rupiah) Per jam;
(2) Penggunaan kapal boat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penggunaannya
tidak bermalam, BBM dan uang saku nakhoda ditanggung penyewa;
(3) Penyewa harus mengajukan permohonan/pemberitahuan selambat-lambatnya 1
(satu) hari sebelum menggunakan Kapal Boat kepada Kepala Dinas
Perhubungan Kabupaten Sampang;
(4) Penanggung jawab pengelolaan dan pemeliharaan kapal boat adalah Dinas
Perhubungan Kabupaten Sampang.
Bagian Kedua
Penggunaan Mobil Derek
Pasal 21
(1) Besaran tarif untuk penggunaan Mobil Derek ditetapkan sebagai berikut :
a. Kelompok I dengan jenis kendaraan : sedan, jeep, pick-up, minibis, truck
kecil dan bus sedang sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah);
b. Kelompok II dengan jenis kendaraan : bus besar, truck sedang dan truck
besar sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah);
c. Kelompok III dengan jenis kendaraan : tronton, trailer dan truck dengan 3
(tiga) gardan atau lebih sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah).
(2) Tarif sebagaimana disebutkan pada ayat (1) adalah tarif yang berlaku untuk
sekali angkat tanpa memperhitungkan jarak khusus wilayah Kabupaten
Sampang;
(3) Untuk diluar wilayah Kabupaten Sampang dikenakan biaya tambahan sebesar
Rp. 3.000,- per kilometer;
(4) Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) belum termasuk
biaya operasional untuk driver, operator dan BBM;
(5) Kerusakan dan atau kehilangan kelengkapan kendaraan pada proses
penderekan bukan merupakan tanggung jawab Dinas;
BAB VII.....
- 23 -
BAB VII
BESARAN TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHAN
Pasal 37
(1) Jenis Pelayanan Kepelabuhan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf g
sebagai berikut :
a. Tanda masuk pelabuhan;
b. Jasa Tambat/Labuh;
c. Bongkar Muat Kapal/Perahu;
d. Pemanfatan Lahan.
(2) Besaran tarif retribusi tanda masuk pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 41 ayat (1) huruf a ditetapkan sebagai berikut :
a) Kendaraan dengan JBB lebih dari (>) 3500 kg sebesar Rp. 4.000,- (empat
ribu rupiah) untuk sekali masuk;
b) Kendaraan dengan JBB kurang dari sama dengan (≤) 3500 kg sebesar
Rp. 3.000,- ( Tiga ribu rupiah) untuk sekali masuk;
c) Sepeda Motor sebesar Rp. 2.000,- (Dua Ribu Rupiah) untuk sekali masuk;
d) Kendaraan Tidak Bermotor sebesar Rp. 2.000,- (Dua Ribu Rupiah) untuk
sekali masuk.
(3) Besaran tarif retribusi jasa tambat/labuh sebesar Rp. Rp. 4.000,- (empat ribu
rupiah) Besaran tarif retribusi bongkar muat kapal/perahu terbagi atas :
a. Bongkar/Muat Pasir sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) untuk setiap
bongkar muat;
b. Bongkar muat barang sebesar Rp. 8.000,- (Delapan ribu rupiah) untuk setiap
bongkar muat per hari.
- 24 -
BAB VIII
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 38
(1) Pemungutan retribusi di Lingkungan Dinas Perhubungan dilakukan oleh
Petugas/Pemungut yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Perhubungan dari tiap-tiap
Retribusi dan disetorkan ke Bendahara Penerimaan Pembantu (Pengelola PAD);
(2) Bendahara Penerimaan Pembantu (Pengelola PAD) menyetorkan ke Bendahara
Penerimaan Dinas Perhubungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
(3) Penyetoran Retribusi dari Bendahara Penerimaan Pembantu (Pengelola PAD) ke
Bendahara Penerimaan dilakukan selambat-lambatnya 1 (satu) hari setelah
diterimanya retribusi;
(4) Pemungutan/penyetoran untuk Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
dan Retribusi Tempat Khusus Parkir dilakukan Per Triwulan dengan
pembayaran pada awal triwulan.
BAB I X
PENERIMAAN RETRIBUSI PELAYANAN
Pasal 39
(1) Penerimaaan retribusi pelayanan di Lingkungan Dinas Perhubungan dilakukan
oleh Bendahara Penerimaan pada Dinas Perhubungan Kabupaten Sampang
- 25 -
BAB X
PENGAWASAN
Pasal 40
Pengawasan pelaksanaan retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 menjadi
kewenangan Dinas Perhubungan.
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 41
Pengelolaan jasa parkir khusus yang sedang dilaksanakan sebelum
diberlakukannya Peraturan Bupati ini, dinyatakan tetap berlaku sampai masa
perjanjian berakhir, dan untuk selanjutnya menyesuaikan dengan Peraturan Bupati
ini.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 42
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku:
a. Peraturan Bupati Sampang Nomor 14 Tahun 2019 tentang Pedoman
Pelaksanaan Retribusi di Lingkungan Dinas Perhubungan Kabupaten Sampang;
b. Peraturan Bupati Sampang Nomor 26 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Retribusi Parkir Berlangganan di Kabupaten Sampang.
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 43
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
- 26 -
Ditetapkan di : Sampang
pada tanggal : Januari
2024
BUPATI SAMPANG,
ttd.
H. SLAMET JUNAIDI
Diundangkan di : Sampang
Pada tanggal : Januari 2024
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SAMPANG
ttd.