BUPATI BLITAR,
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Blitar.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Blitar.
3. Bupati adalah Bupati Blitar.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah.
5. Badan adalah sekumpulan orang dan / atau modal yang
merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha
milik daerah, dengan nama dan dalam bentuk apapun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi
sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif
dan bentuk usaha tetap.
6. Setiap Orang adalah orang perorangan dan/atau badan.
7. Tim Teknis Penyelenggaraan Reklame yang selanjutnya
disebut Tim Teknis adalah bagian / unsur dari Tim Teknis
Penyelenggaraan Perizinan, yang memiliki kewenangan
dalam penataan reklame yang dibentuk berdasarkan
Keputusan Bupati.
8. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang
bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan
komersial memperkenalkan, menganjurkan,
mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum.
9. Reklame Berkontruksi adalah Reklame yang didirikan
diatas tiang dari besi, beton cor, atau bahan yang sejenis
dan bersifat permanen.
-7-
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup Penyelenggaraan Reklame dalam Peraturan
Bupati ini meliputi:
a. perencanaan penempatan dan penataan Reklame;
b. perizinan Penyelenggaraan Reklame;
c. kewajiban Penyelenggaraan Reklame;
d. cara perolehan Titik Reklame di lokasi yang
dimiliki/dikuasai oleh Pemerintah Daerah;
e. perubahan materi Reklame;
f. Jaminan Biaya Bongkar Reklame;
g. Sistem lnformasi Penyelenggaraan Reklame;
h. pengendalian;
1. pembinaan dan pengawasan;
j. penertiban; dan
k. sanksi administratif.
- 10 -
BAB III
PERENCANAAN PENEMPATAN DAN PENATAAN REKLAME
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 3
Perencanaan penempatan dan penataan Reklame dapat
dilaksanakan pada:
a. sarana dan prasarana Daerah; dan
b. di luar sarana dan prasarana Daerah.
Bagian Kedua
Perencanaan Penempatan
Pasal 4
Penyelenggaraan Reklame wajib memperhatikan:
a. ketentuan perencanaan tata ruang daerah;
b. keamanan dan keselamatan konstruksi;
c. kondisi sosial budaya masyarakat;
d. tidak bertentangan dengan norma keagamaan, kesopanan,
ketertiban umum, dan kesusilaan;
e. tidak mengandung unsur yang menymggung suku,
agama, ras dan antar golongan; dan
f. estetika penempatan, keindahan, serta budaya Daerah
dan bangsa.
Pasal 5
(1) Pemasangan Reklame jenis luar ruang, baik yang
dipasang di dalam lokasi sarana dan prasarana Daerah
dan di luar sarana dan prasarana Daerah, harus
memenuhi standar pemasangan Reklame.
(2) Standar pemasangan Reklame sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ditentukan oleh Tim Teknis.
- 11 -
Bagian Keempat
Penetapan Titik Reklame
Pasal 6
(1) Titik Reklame dikelompokkan menjadi:
a. zona khusus;
b. zona kendali ketat; dan
c. zona kendali sedang.
(2) Zona khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a merupakan zona yang bebas dari Penyelenggaraan
Reklame dan media informasi.
(3) Zona kendali ketat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b merupakan zona yang diperbolehkan untuk
Penyelenggaraan Reklame dan media informasi dengan
mempertimbangkan kawasan cagar budaya.
(4) Zona kendali sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c merupakan zona yang diperbolehkan untuk
Penyelenggaraan Reklame.
(5) Titik Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Bupati
(6) Titik Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dievaluasi paling lama 5 (lima) tahun sekali.
BAB IV
PERIZINAN PENYELENGGARAAN REKLAME
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 7
(1) Setiap Orang yang akan menyelenggarakan Reklame wajib
memiliki SIPR.
(2) Bupati melimpahkan kewenangan penerbitan SIPR
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala
Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang perizinan.
- 12 -
Pasal 8
(1) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1), meliputi:
a. Penyelenggaraan Reklame melalui internet, televisi,
radio, warta harian, warta mingguan, warta bulanan
dan sejenisnya;
b. label/merek produk yang melekat pada barang yang
diperdagangkan, yang berfungsi untuk membedakan
dari produk sejenis lainnya;
c. nama pengenal tempat usaha atau profesi yang
dipasang berjumlah 1 (satu) buah, dengan luas bidang
Reklame tidak melebihi 0,5 m2 (nol koma lima meter
persegi) yang dipasang pada persil atau menempel
pada bangunan tanpa disertai iklan komersial;
d. Reklame yang diselenggarakan oleh
Pemerintah/Pemerintah Provinsi/Pemerintah Daerah/
Pemerintah Desa;
e. pengumuman yang diadakan untuk memenuhi
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan;
f. tulisan atau benda-benda yang semata-mata untuk
menjamin keselamatan umum;
g. tulisan atau benda-benda yang dipasang berkenaan
dengan pemilihan umum yang penyelenggaraannya
disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan;
dan/atau
h. Reklame yang dipasang berkenaan dengan pendidikan,
kesehatan, dan sosial keagamaan tidak untuk mencari
keuntungan dengan luas bidang Reklame tidak
melebihi 6 m2 (enam meter persegi) dan
diselenggarakan di atas tanah/bangunan yang
bersangkutan.
- 13 -
Bagian Kedua
Persyaratan
Pasal 9
SIPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), terdiri
dari:
a. SIPR insidental; dan
b. SIPR permanen.
- 14 -
Pasal 10
(1) Untuk memperoleh SIPR insidental sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 huruf a, pemohon harus
melampirkan persyaratan dokumen dalam Sistem
Informasi Penyelenggaraan Reklame sebagai berikut:
a. kartu tanda penduduk;
b. NPvVPD;
c. nomor induk berusaha untuk pemohon badan usaha
yang bergerak di bidang jasa periklanan;
d. surat kuasa bermaterai cukup dari pemohon apabila
pengajuan permohonan dikuasakan kepada orang lain;
e. surat persetujuan dari pemilik/yang menguasai lahan
dan/atau bangunan, apabila Reklame diselenggarakan
di iahan dan/atau bangunan di iuar sarana dan/atau
prasarana milik Pemerintah Daerah, dan/atau surat
pernyataan untuk siap memindahkan lokasi Reklame
apabila dikemudian hari terdapat keberatan dari
pemilik lahan dan/atau bangunan;
f. surat pernyataan bersedia menyelesaikan seluruh
proses pengurusan SIPR;
g. surat pernyataan untuk siap memindal1kan lokasi
Reklame dengan biaya sendiri apabila dikemudian hari
terdapat kebijakan baru dari Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah;
h. Materi Reklame;
i. informasi lokasi/titik koordinat pemasangan Reklame;
J. bukti lunas pembayaran Pajak Reklame berupa SSPD
atau bukti pembayaran lain yang dipersamakan; dan
k. bukti lunas Jaminan Biaya Bongkar Reklame.
(2) Untuk memperoleh SIPR permanen sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 huruf b, pemohon harus
melruTipirkan dokumen persyaratan dalam Sistem
Informasi Penyelenggaraan Reklame sebagai berikut:
a. kartu tanda penduduk;
b. NPWPD;
c. nomor induk berusaha untuk pemohon badan usaha
yang bergerak di bidang jasa periklanan;
d. surat kuasa bermaterai cukup dari pemohon bila
pengajuan permohonan dikuasakan pada orang lain;
- 15 -
Pasal 11
Uang pembayaran Pajak Reklame yang telah disetorkan ke Kas
Daerah dalam proses permohonan SIPR tidak dapat direstitusi
dalam hal:
a. pemohon membatalkan proses pengajuan SIPR;
b. pemohon tidak melanjutkan proses pengajuan SIPR; dan
c. pemohon melanggar ketentuan dalam Penyelenggaraan
Reklame.
Bagian Ketiga
Proses Penerbitan SIPR
Pasal 12
( 1) Permohonan penerbitan SIPR diajukan kepada Bupati
melalui Kepala Perangkat Daerah yang melaksanakan
urusan pemerintahan daerah di bidang perizinan pada
Sistem Informasi Penyelenggaraan Reklame.
(2) Permohonan penerbitan SIPR dengan melampirkan
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.
- 16 -
Pasal 13
( 1) Tim Teknis melaksanakan verifikasi atas pengajuan
perrnohonan penerbitan SIPR melalui Sistem Informasi
Penyelenggaraan Reklame.
(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
untuk permohonan yang telah lengkap.
(3) Apabila diperlukan, Tim Teknis dapat melaksanakan
verifikasi lapangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai proses verifikasi ditetapkan
dalam Keputusan Bupati terkait standar operasional
prosedur Penyelenggaraan Reklame.
Bagian Keempat
Perpanjangan SIPR
Pasal 14
(1) Perpanjangan SIPR hanya dapat dilakukan pada jenis
Reklame Perrnanen.
(2) Perpanjangan SIPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan pada Penyelenggaraan Reklame yang tidak
ada perubahan baik dari sisi penanggung jawab, materi,
ukuran, jenis, dan lokasi penempatan Reklame.
(3) Perrnohonan perpanjangan SIPR hanya dapat dilakukan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum berakhirnya
masa berlaku SIPR.
(4) Persyaratan untuk perpanjangan SIPR sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. pemohon mengisi formulir pengajuan perpanJangan
SIPR;
b. melampirkan fotokopi SIPR tahun sebelumnya; dan
c. melampirkan bukti lunas pembayaran Pajak Reklame
berupa SSPD atau bukti pembayaran lain yang
dipersamakan.
(5) Dalam hal tanggal jatuh tempo sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) bertepatan dengan hari libur maka perpanjangan
SIPR dapat diajukan selambat-lambatnya 1 (satu) hari
setelah hari libur.
- 17 -
Bagian Kelima
Pembatalan dan Pencabutan SIPR
Pasal 15
Berdasarkan rekomendasi dari Tim Teknis, Bupati melalui
Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan
daerah di bidang perizinan dapat melakukan pembatalan
a tau pencabutan SIPR.
Pasal 16
Pembatalan SIPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15,
dilakukan apabila:
a. terdapat perubahan kebijakan Pemerintah, Pemerintah
Provinsi atau Pemerintah Daerah karena perubahan
tata ruang daniatau sebab lain sesuai dengan
peraturan perundang-undangan; dan/ atau
b. keinginan sepihak dari Penyelenggara Reklame.
Pasal 17
(1) Pencabutan SIPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
dilakukan apabila:
a. pada Reklame terdapat perubahan ukuran dan bentuk
reklame, penyajian dan pesan, sehingga tidak sesuai
lagi dengan SIPR yang diterbitkan;
b. Penyelenggaraan Reklame tidak sesuai lagi dengan
syarat-syarat tentang norma keagamaan, keindahan,
kesopanan, ketertiban umum, kesehatan, kesusilaan,
keamanan dan lingkungan;
c. Penyelenggara Reklame tidak memelihara Reklame
dalam keadaan baik sehingga dapat mengganggu
keindahan dan keselamatan masyarakat; dan/ atau
d. Penyelenggara Reklame tidak melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan peraturan perundang
undangan.
- 18 -
Bagian Keenam
Jangka Waktu
Pasal 18
(i) SIPR insidentai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
huruf a berlaku paling lama 3 (tiga) bulan dan tidak dapat
diperpanjang.
(2) SIPR permanen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
Huruf b berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang.
Pasal 19
Pemerintah Daerah membongkar Reklame yang masa berlaku
izinnya telah habis dan tidak dibongkar oleh Penyelenggara
Reklame.
BABV
KEWAJIBAN PENYELENGGARAAN REKLAME
Pasal 20
(1) Setiap Penyelenggara Reklame wajib:
a. menyediakan media atau tempat khusus untuk tempat
pemasangan stiker, stempel atau bentuk lain yang
ditetapkan oleh Bupati yang berisi masa beriaku SIPR
pada bagian yang dapat terlihat dengan jelas untuk
setiap Reklame Permanen yang terpasang;
b. memasang nama dan nomor telepon Penyelenggara
Reklame yang dapat terlihat dengan jelas;
- 19 -
BAB VI
PERUBAHAN MATERI REKLAME
Pasal 21
(1) Penyelenggara Reklame yang bersifat permanen dapat
mengubah Materi Reklame.
(2) Perubahan Materi Reklame sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) hanya dapat dilakukan dengan ketentuan:
a. dilakukan dalam masa pajak berjalan;
b. berukuran sama dan sebangun dengan materi
sebelumnya; dan
c. memberitahukan terlebih dahulu secara tertulis.
- 20 -
BAB VII
JAMINAN BIAYA BONGKAR REKLAME
Pasal 22
(1) Setiap Penyelenggara Reklame wajib membayar Jaminan
Biaya Bongkar Reklame.
(2) Jaminan Biaya Bongkar Reklame sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan uang titipan dari Penyelenggara
Reklame yang disetor ke rekening penampungan
Jaminan Biaya Bongkar Reklame melalui bank yang
ditunjuk.
(3) Jaminan Biaya Bongkar Reklame sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) sebesar:
a. 50% (lima puluh persen) dari nilai ketetapan Pajak
Reklame selama 1 (satu) tahun untuk Reklame
Permanen;dan
b. 10% (sepuluh persen) dari nilai ketetapan Pajak
Reklame untuk Reklame Insidental.
(4) Jaminan Biaya Bongkar Reklame dapat diambil oleh
Penyelenggara Reklame apabila masa berlaku SIPR telah
berakhir dan pembongkarannya dilakukan sendiri oleh
Penyelenggara Reklame sesuai ketentuan.
- 21 -
Pasal 23
(1) Dalam rangka menatausahakan Jaminan Biaya Bongkar
Reklame, Kepala Perangkat Daerah yang melaksanakan
urusan pemerintahan daerah di bidang pajak daerah
dapat membuka Rekening Penampungan Jaminan Biaya
Bongkar Reklame dengan nama rekening Jaminan Biaya
Bongkar Reklame, dan mengusulkan penunjukan
Benda.hara Penerimaan sesua1 dengan ketentuan
perundang-undangan.
(2) Dalam rangka pembukaan rekening penampungan dan
penunjukan Bendahara Penerimaan sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1), Kepala Perangkat Daerah yang
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang
Pajak Daerah berkoordinasi dengan bendahara umum
daerah guna penyelarasan administrasi keuangan
daerah.
(3) Bendahara Penerimaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) melaksanakan penyimpanan, penatausahaan,
dan pemindahbukuan Jaminan Biaya Bongkar Reklame
melalui Rekening Jaminan Biaya Bongkar Reklame.
(4) Segala biaya yang timbul dari Jaminan Biaya Bongkar
Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
beban Penyelenggara Reklame.
(5) Segala pendapatan bunga yang timbul dari Jaminan
Biaya Bongkar Reklame sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1) menjadi pendapatan daerah.
- 22
Pasal 24
(1) Jaminan Biaya Bongkar Reklame sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22 ayat (1) dibayar bersamaan dengan
pembayaran Pajak Reklame.
(2) Jaminan Biaya Bongkar Reklame sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat diambil oleh Penyelenggara Reklame
paling lambat 14 (empat belas) hari ke1ja sejak
berakhirnya masa berlaku SIPR.
(3) Jaminan Biaya Bongkar Reklame tidak dikenakan
terhadap perpanjangan SIPR.
Pasal 25
(1) Setiap Penyelenggaraan Reklame yang telah habis masa
izinnya dan tidak memperpanjang, serta telah
membongkar Reklame berdasarkan dokumen yang dapat
dipertanggungjawabkan, dapat mengajukan permohonan
pengembalian uang Jaminan Biaya Bongkar Reklame
kepada Kepala Perangkat Daerah yang melaksanakan
urusan pemerintahan daerah di bidang pajak daerah.
(2) Permohonan pengembalian uang Jaminan Biaya Bongkar
Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan
dengan persyaratan sebagai berikut:
a. fotokopi SIPR;
b. bukti setoran uang Jaminan Biaya Bongkar Reklame
yang asli;
c. fotokopi identitas diri Penyelenggara Reklame atau
kuasanya;
d. jika dikuasakan, maka disertai surat kuasa bermaterai
cukup;
e. dokumentasi proses pembongkaran Reklame; dan
f. surat pernyataan telah melaksanakan pembongkaran
Reklame dan sanggup menanggung akibat/
menyelesaikan persoalan yang timbul di kemudian
hari.
- 23
BAB VIII
SISTEM INFORMASI PENYELENGGARAAN REKLAME
Pasal 26
(1) Pemerintah Daerah menyelenggarakan Sistem Informasi
Penyelenggaraan Reklame.
(2) Sistem Informasi Penyelenggaraan Reklame dikelola oleh
Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang penz1nan dengan
melibatkan Perangkat Daerah terkait mulai dari proses
pendataan, verifikasi, validasi, penetapan pajak dan
jaminan bongkar, pembayaran, pengawasan dan
penertiban.
- 24 -
BAB IX
PENGENDALIAN
Pasal 27
(1) Setiap Penyelenggaraan Reklame dilakukan pengendalian
berdasarkan aspek tata ruang, lingkungan hidup,
estetika dan kelaikan konstruksi.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan oleh Bupati melalui Tim Teknis.
BABX
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Pembinaan
Pasal 28
(1) Pemerintah Daerah melalui Tim Teknis melakukan
pembinaan terhadap setiap Penyelenggaraan Reklame.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. pengembangan sistem.
b. sumber daya manusia; dan
c. jaringan kerja.
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1)
dilakukan melalui :
a. koordinasi secara berkala;
b. pengembangan sarana prasarana dan sistem
informasi;
c. bimbingan teknis dan sosialisasi;
d. pendidikan, pelatihan, dan pemagangan; dan/atau
e. perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan,
dan evaluasi SIPR.
- 25 -
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 29
Bupati melalui Perangkat Daerah yang menyelenggaraan
urusan pemerintahan daerah di bidang ketenteraman dan
ketertiban umum melakukan pengawasan terhadap
Penyelenggaraan Reklame di Daerah.
Bagian Ketiga
Tata Cara Pengawasan
Pasal 30
(1) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29
dilakukan melalui pemantauan berdasarkan:
a. Sistem Informasi Penyelenggaraan Reklame;
b. pengaduan atau pelaporan masyarakat;
c. pelaporan dari Perangkat Daerah lainnya; dan/ atau
d. kegiatan peninjauan lapangan secara berkala.
(2) Pengaduan atau pelaporan masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan secara
tertulis.
(3) Pengaduan atau pelaporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat disampaikan melalui:
a. surat;
b. surat elektronik;
c. faksimili;
d. layanan pesan singkat; dan/ atau
.,
e. cara lain sesua1 dengan perkembangan umu
pengetahuan dan teknologi.
(4) Pengaduan atau pelaporan yang disampaikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling sedikit
memuat informasi:
a. identitas pelapor yang paling sedikit memuat nama,
alamat, dan nomor telepon yang bisa dihubungi;
b. lokasi terjadinya pelanggaran;
c. dugaan pelanggaran yang dilakukan; dan
d. waktu terjadinya pelanggaran.
- 26
Pasal 31
( 1) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1), Perangkat Daerah
yang menyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di
bidang ketenteraman dan ketertiban umum berwenang:
a. melakukan pemantauan yang meliputi pengamatan,
pemotretan, perekaman audio visual dan
pengukuran;
b. meminta keterangan kepada masyarakat yang
berkepentingan;
c. membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat
catatan yang diperlukan, antara lain dokumen
penzman atau dokumen yang lainnya yang
diperlukan sesuru dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
d. memasuki tempat tertentu;
e. meminta keterangan dari pihak yang
bertanggungjawab atas usaha dan/atau kegiatan;
dan/atau
f. tindakan-tindakan lainnya yang diperlukan dengan
berpedoman pada ketentuan perundang-undangan.
(2) Dalam hal ditemukan pelanggaran berdasarkan hasil
pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka
Bupati berwenang untuk menetapkan sanksi.
BAB XI
PENERTIBAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 32
Bupati melalui Perangkat Daerah yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan daerah di bidang ketenteraman dan
ketertiban umum melakukan penertiban Reklame atas
pelanggaran ketentuan dalam Penyelenggaraan Reklame.
- 27 -
Bagian Kedua
Tata Cara Penertiban Reklame Permanen
Pasal 33
( 1) Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan daerah di bidang ketenteraman dan
ketertiban umum memberikan teguran tertulis sebanyak
1 (satu) kali dengan jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja
terhadap Reklame yang:
a. tidak berizin;
b. telah berakhir masa izin dan tidak diperpanjang;
dan/atau
c. tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana
tercantum dalam SIPR dan/atau tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan-undangan.
(2) Bupati melalui Perangkat Daerah yang melaksanakan
urusan pemerintahan daerah di bidang ketentraman dan
ketertiban umum berwenang menutup, membongkar dan
menyingkirkan Reklame beserta konstruksi Reklame
tanpa ada ganti rugi kepada Penyelenggara Reklame yang
tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20.
(3) Konstruksi Reklame yang dibongkar sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) harus diambil oleh
Penyelenggara Reklame paling lama 14 (empat belas) hari
sejak tanggal pembongkaran.
(4) Apabila batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) telah terlampaui, maka konstruksi Reklame tersebut
menjadi milik Pemerintah Daerah.
Pasal 34
( 1) Konstruksi Reklame yang sudah menjadi hak Pemerintah
Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (4)
dapat dimanfaatkan kembali untuk Penyelenggaraan
Reklame dan/atau media informasi non komersial oleh
Pemerintah Daerah.
- 28
Pasal 35
(1) Dalam hal terjadi perubahan kebijakan Pemerintah yang
berakibat dilakukannya pemindahan dan/ atau relokasi
konstruksi Reklame maka biaya pembongkaran dan
pemindahan ditanggung oleh Penyelenggara Reklame.
(2) Batas waktu pembongkaran Reklame yang dilakukan
oleh Penyelenggara Reklame sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), yakni:
a. paling lama 2 (dua) hari setelah berakhimya masa
tayang untuk jenis Reklame Insidental; dan
b. paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya
masa SIPR untuk jenis Reklame Permanen.
Bagian Ketiga
Penertiban Reklame Insidental
Pasal 36
(1) Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan daerah di bidang ketenteraman dan
ketertiban umum menyampaikan pemberitahuan
sebanyak 1 (satu) kali dengan jangka waktu 3 (tiga) hari
kerja terhadap Reklame Insidental yang telah habis masa
berlakunya SIPR.
(2) Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara
Reklame belum melakukan pembongkaran, maka
pembongkaran dilakukan oleh Perangkat Daerah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah di
bidang ketenteraman dan ketertiban umum.
- 29
BAB XII
TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 37
(1) Setiap Orang yang melanggar ketentuan Pasal 4, Pasal 7
dan Pasal 20 dikenakan sanksi administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berupa:
a. peringatan tertulis;
b. pembekuan SIPR;
c. pencabutan SIPR;
d. penutupan atau pelepasan Materi Reklame;
e. pembongkaran konstruksi Reklame; dan
f. denda administratif berupa eksekusi Jaminan Biaya
Bongkar Reklame ke Kas Daerah.
(3) Bupati melimpahkan kewenangan penerapan sanksi
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
a, huruf b dan huruf c kepada Perangkat Daerah yang
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang
penzman.
(4) Bupati melimpahkan kewenangan penerapan sanksi
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
d dan huruf e kepada Perangkat Daerah yang
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang
ketentraman dan ketertiban umum.
(5) Bupati melimpahkan kewenangan penerapan sanksi
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
f kepada Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang pajak daerah.
- 30 -
Pasal 38
(1) Dalam menerapkan sanksi administratif, Kepala
Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang penzman, bidang
ketentraman dan ketertiban umum, dan bidang pajak
daerah selain mendasarkan pada peraturan perundang
undangan juga harus memperhatikan asas-asas umum
pemerintahan yang baik.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Perangkat
Daerah.
Bagian Kedua
Teguran Tertulis
Pasal 39
(1) Penyelenggara Reklame dikenakan sanksi administratif
berupa teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada
Pasal 37 ayat (2) huruf a atas pelanggarannya.
(2) Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. pemasangan Reklame yang dapat mengganggu
dan/atau membahayakan kemananan dan ketertiban
umum; dan/atau
b. pelanggaran lainnya yang dapat menimbulkan
potensi terjadinya gangguan terhadap lingkungan.
(3) Sanksi administratif berupa teguran tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan paling
banyak 1 (satu) kali.
- 31 -
Bagian Ketiga
Pembekuan SIPR, Penutupan dan/atau Pelepasan Materi
Reklame
Pasal 40
(1) Terhadap Penyelenggara Reklame selaku pemegang SIPR
yang dalam jangka waktu 7 (tujuh) haii kalender sejak
diterimanya keputusan peringatan tertulis tidak segera
mematuhi dan/atau melaksanakan ketentuan yang
tercantum dalam peringatan tertulis, maka Kepala
Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang perizinan menerapkan
sanksi administratif berupa pembekuan SIPR.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
-(1) ditindak lanjuti dengan melakukan penutupan
dan/atau pelepasan Materi Reklame oleh Perangkat
Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan
daerah di bidang ketentraman dan ketertiban umum.
Bagian Keempat
Pencabutan SIPR
Pasal 41
(1) Penyelenggara Reklame selaku pemegang SIPR
dikenakan sanksi adminsitratif berupa pencabutan
SIPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2)
huruf c karena:
a. tidak melaksanakan ketentuan SIPR; dan/atau
b. melanggar ketentuan persyaratan yang termuat
dalam SIPR.
(2) Kepala Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang perizinan atas nama
Bupati menerbitkan keputusan pengenaan sanksi
pencabutan SIPR.
- 32
Bagian Kelima
Pembongkaran Konstruksi Reklame dan Denda Administrasi
Pasal 42
Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 37 ayat (2) huruf e dan huruf f, dapat dilakukan
terhadap Penyelenggara Reklame dengan terlebih dahulu
diberikan teguran tertulis.
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 43
( 1) Permohonan SIPR yang sedang atau telah berproses
sebelum Peraturan Bupati ini berlaku, proses
perizinannya mengikuti ketentuan peraturan perundang
undangan yang berlaku saat pada saat pengajuan.
(2) SIPR yang telah dikeluarkan sebelum Peraturan Bupati
ini berlaku, tetap berlaku sampai dengan habis
berlakunya izin.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 44
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan
Bupati Blitar Nomor Nomor 48 Tahun 2015 tentang
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 9
Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Reklame dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
- 33
Pasal 45
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada saat diundangkan.
Ditetapkan di Blitar
pada tanggal , 8 Juli 2c23
Diundangkan di Blitar
pada tan al 18 Juli 2023
, . =--�.o.rc,.,.,, DAERAH KABUPATEN BLITAR,
l;;
BERITA DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2023 NOMOR .ACiE