Anda di halaman 1dari 33

BUPATI BLITAR

PROVINS! JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI BLITAR


NOMOR 4c TAHUN 2023
TENTANG
PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR
NOivIOR 2 TAHUN 2023 TENTANG PEi'ffELENGGARAAN REKLAivIE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLITAR,

Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (6), Pasal


8 ayat (6), Pasal 9 ayat (3), Pasal 10 ayat (3), Pasal 13 ayat (5),
Pasai 16 ayat (7), Pasal i 7 ayat (4), Pasal i8 ayat (3), Pasai 19
ayat (3), Pasal 20 ayat (3) dan Pasal 24 ayat (3) Peraturan
Daerah Kabupaten Blitar Nomor 2 Tahun 2023 tentang
Penyelenggaraan Reklame, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah
Kabupaten Blitar Nomor 2 Tahun 2023 tentang
Penyelenggaraan Reklame;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 1950 Nomor 41) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965
tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya
dan Daerah Tingkat II Surabaya dengan mengubah
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur dan Undang-Undang
-2-

Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah­


daerah Kabupaten Kota Besar dalam Lingkungan
Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan
Daerah Istimewa Jogyakarta (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 2730);
2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4444) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas Undang­
Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 12,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6760);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas Undang­
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 143, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6801);
- 3 -

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang­
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan Kedua
atas Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
8. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang
Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6757);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang
Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4655);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Miiik Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5533) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6523);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran
Negara Repubiik Indonesia Nomor 6041);
-4-

12. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6617);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 26,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6628);
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
20/PRT/M/2010 tentang Pedoman Pemanfaatan dan
Penggunaan Bagian-Bagian J alan;
16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
11/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Jalan Khusus (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 600);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Ivlenteri Dalam Negeri Nomor
80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Prociuk Hukum
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 157);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016
tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah
(Berita Negara Tahun 2016 Nomor 547);
i 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1781);
- 5-

20. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 2 Tahun 2017


tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Blitar Tahun 2017 Nomor 2/B, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Blitar Nomor 21) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Blitar
Nomor 7 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pajak Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2020 Nomor
7/B, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Blitar
Nomor 60);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 15 Tahun
2019 tentang Fasilitasi Pelayanan Perizinan (Lembaran
Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2019 Nomor 15/E,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Nomor
53);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 3 Tahun 2022
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2022 Nomor
3/D, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Blitar
Nomor 66);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 4 Tahun 2022
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2022 Nomor 4/E,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Nomor
67);
24. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 2 Tahun 2023
tentang Penyelenggaraan Reklame (Lembaran Daerah
Kabupaten Blitar Tahun 2023 Nomor 2/E, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Nomor 70).

MEMUTUSKAN

Menetapkan PERATURAN BUPATI TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN


PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN
2023 TENTANG PE:f'.ly'ELENGGARAAN REKLAME.
-6-

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Blitar.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Blitar.
3. Bupati adalah Bupati Blitar.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah.
5. Badan adalah sekumpulan orang dan / atau modal yang
merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha
milik daerah, dengan nama dan dalam bentuk apapun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi
sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif
dan bentuk usaha tetap.
6. Setiap Orang adalah orang perorangan dan/atau badan.
7. Tim Teknis Penyelenggaraan Reklame yang selanjutnya
disebut Tim Teknis adalah bagian / unsur dari Tim Teknis
Penyelenggaraan Perizinan, yang memiliki kewenangan
dalam penataan reklame yang dibentuk berdasarkan
Keputusan Bupati.
8. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang
bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan
komersial memperkenalkan, menganjurkan,
mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum.
9. Reklame Berkontruksi adalah Reklame yang didirikan
diatas tiang dari besi, beton cor, atau bahan yang sejenis
dan bersifat permanen.
-7-

10. Reklame Non Kontruksi adalah Reklame yang ditempel /


dipasang pada tempat dengan menggunakan kayu,
bambu, tali, kain atau dari bahan yang sejenis yang
bersifat sementara (tidak permanen).
11. Materi Reklame adalah naskah, tulisan, gambar, logo, dan
warna yang terdapat dalam bidang Reklame.
12. Penyelenggara Reklarne adalah orang pribadi atau Badan
yang menyelenggarakan Reklame baik untuk dan atas
namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain
yang menjadi tanggungannya.
13. Penyelenggaraan Reklame adalah rangkaian dan
pengaturan yang sistematis meliputi perencanaan, Jen1s
perizinan, penataan, penertiban, pengawasan dan
pengendalian Reklame dalam rangka mewujudkan
pemanfaatan ruang Daerah yang serasi.
14. Surat Izin Penyelenggaraan Reklame yang selanjutnya
disingkat SIPR adalah surat izin yang diberikan oleh
Kepala Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang perizinan kepada
Penyelenggara Reklame.
15. Persetujuan ljangunan Gedung yang selanjutnya
disingkat PBG adalah perizinan yang diberikan kepada
pemilik bangunan gedung untuk membangun baru,
mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat
bangunan gedung sesuai dengan standar teknis bangunan
gedung.
16. Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung yang selanjutnya
disingkat SLF adalah sertifikat yang diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk menyatakan kelaikan fungsi
bangunan gedung sebelum dapat dimanfaatkan.
17. Titik Reklame adalah lokasi yang diperbolehkan untuk
didirikan Reklame pada kawasan penataan Reklame yang
telah ditetapkan oleh Bupati.
18. Sarana dan Prasarana Daerah adalah bagian dari ruang
kabupaten yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh
Pemerintah Daerah, yang pemanfaatannya untuk
kepentingan umum.
- 8 -

19. Reklame Insidental adalah Reklame yang diselenggarakan


dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan.
20. Reklame Permanen adalah Reklame yang bersifat tetap
dan tidak dapat dipindahkan, dalam bentuk Reklame
megatron/videotron, Reklame papan atau billboard.
21. Jaminan Biaya Bongkar Reklame adalah uang yang
disediakan oleh Penyelenggara Reklame sebagai jaminan
untuk menutup sebagian atau seluruh biaya
pembongkaran Reklame apabila Penyelenggara Reklame
lalai/tidak bersedia untuk menghentikan, mencabut,
menyingkirkan, atau menurunkan Reklame atau alat
peraga setelah jangka waktu izinnya berakhir dan tidak
diperpanjang dan/atau izinnya dicabut dan/atau karena
sebab lain sehingga Reklame wajib dibongkar.
22. Pajak Reklame adalah pajak yang dipungut atas
Penyelenggaraan Reklame di Daerah.
23. Pajak yang Terutang adalah pajak yang harus dibayar
pada suatu saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak
atau dalam bagian tahun pajak menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
24. Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah yang selanjutnya
disingkat NPWPD adalah nomor pokok yang telah didaftar
menjadi identitas bagi setiap wajib pajak.
25. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya
disingkat SKRD adalah penetapan nilai retribusi daerah.
26. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat
SKPD adalah adalah surat ketetapan yang menentukan
besarnya jumlah pajak yang terutang.
27. Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat
SSPD adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak
untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak
yang terutang ke rekening kas umum daerah atau ke
tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati.
-9-

28. Bendahara Penerimaan Jaminan Biaya Bongkar Reklame


yang selanjutnya disebut Bendahara Penerimaan adalah
bendahara penerimaan dan/ atau petugas yang ditunjuk
dan ditetapkan dalam Keputusan Bupati untuk menerima,
meny1mpan, menyetorkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang Jaminan Biaya Bongkar
Reklame pada Perangkat Daerah yang melaksanakan
urusan pemerintahan di bidang pajak daerah.
29. Rekening Penampungan Jaminan Biaya Bongkar Reklame
adalah rekening bank yang digunakan khusus untuk
menyimpan uang Jaminan Biaya Bongkar Reklame.
30. Sistem Informasi Penyelenggaraan Reklame adalah sistem
informasi Penyelenggaraan Reklame yang akan digunakan
dalam proses perizinan, pembayaran dan pengawasan
Penyelenggaraan Reklame.

BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup Penyelenggaraan Reklame dalam Peraturan
Bupati ini meliputi:
a. perencanaan penempatan dan penataan Reklame;
b. perizinan Penyelenggaraan Reklame;
c. kewajiban Penyelenggaraan Reklame;
d. cara perolehan Titik Reklame di lokasi yang
dimiliki/dikuasai oleh Pemerintah Daerah;
e. perubahan materi Reklame;
f. Jaminan Biaya Bongkar Reklame;
g. Sistem lnformasi Penyelenggaraan Reklame;
h. pengendalian;
1. pembinaan dan pengawasan;
j. penertiban; dan
k. sanksi administratif.
- 10 -

BAB III
PERENCANAAN PENEMPATAN DAN PENATAAN REKLAME
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 3
Perencanaan penempatan dan penataan Reklame dapat
dilaksanakan pada:
a. sarana dan prasarana Daerah; dan
b. di luar sarana dan prasarana Daerah.

Bagian Kedua
Perencanaan Penempatan

Pasal 4
Penyelenggaraan Reklame wajib memperhatikan:
a. ketentuan perencanaan tata ruang daerah;
b. keamanan dan keselamatan konstruksi;
c. kondisi sosial budaya masyarakat;
d. tidak bertentangan dengan norma keagamaan, kesopanan,
ketertiban umum, dan kesusilaan;
e. tidak mengandung unsur yang menymggung suku,
agama, ras dan antar golongan; dan
f. estetika penempatan, keindahan, serta budaya Daerah
dan bangsa.

Pasal 5
(1) Pemasangan Reklame jenis luar ruang, baik yang
dipasang di dalam lokasi sarana dan prasarana Daerah
dan di luar sarana dan prasarana Daerah, harus
memenuhi standar pemasangan Reklame.
(2) Standar pemasangan Reklame sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ditentukan oleh Tim Teknis.
- 11 -

Bagian Keempat
Penetapan Titik Reklame

Pasal 6
(1) Titik Reklame dikelompokkan menjadi:
a. zona khusus;
b. zona kendali ketat; dan
c. zona kendali sedang.
(2) Zona khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a merupakan zona yang bebas dari Penyelenggaraan
Reklame dan media informasi.
(3) Zona kendali ketat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b merupakan zona yang diperbolehkan untuk
Penyelenggaraan Reklame dan media informasi dengan
mempertimbangkan kawasan cagar budaya.
(4) Zona kendali sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c merupakan zona yang diperbolehkan untuk
Penyelenggaraan Reklame.
(5) Titik Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Bupati
(6) Titik Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dievaluasi paling lama 5 (lima) tahun sekali.

BAB IV
PERIZINAN PENYELENGGARAAN REKLAME
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 7
(1) Setiap Orang yang akan menyelenggarakan Reklame wajib
memiliki SIPR.
(2) Bupati melimpahkan kewenangan penerbitan SIPR
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala
Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang perizinan.
- 12 -

(3) Untuk memperoleh SIPR sebagaimana dimaksud pada


ayat (1), Setiap Orang harus mengajukan permohonan
kepada Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang perizinan.
(4) SIPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
dialihkan kepada pihak lain.

Pasal 8
(1) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1), meliputi:
a. Penyelenggaraan Reklame melalui internet, televisi,
radio, warta harian, warta mingguan, warta bulanan
dan sejenisnya;
b. label/merek produk yang melekat pada barang yang
diperdagangkan, yang berfungsi untuk membedakan
dari produk sejenis lainnya;
c. nama pengenal tempat usaha atau profesi yang
dipasang berjumlah 1 (satu) buah, dengan luas bidang
Reklame tidak melebihi 0,5 m2 (nol koma lima meter
persegi) yang dipasang pada persil atau menempel
pada bangunan tanpa disertai iklan komersial;
d. Reklame yang diselenggarakan oleh
Pemerintah/Pemerintah Provinsi/Pemerintah Daerah/
Pemerintah Desa;
e. pengumuman yang diadakan untuk memenuhi
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan;
f. tulisan atau benda-benda yang semata-mata untuk
menjamin keselamatan umum;
g. tulisan atau benda-benda yang dipasang berkenaan
dengan pemilihan umum yang penyelenggaraannya
disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan;
dan/atau
h. Reklame yang dipasang berkenaan dengan pendidikan,
kesehatan, dan sosial keagamaan tidak untuk mencari
keuntungan dengan luas bidang Reklame tidak
melebihi 6 m2 (enam meter persegi) dan
diselenggarakan di atas tanah/bangunan yang
bersangkutan.
- 13 -

(2) Penyelenggaraan Reklame sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) huruf e, dilakukan dengan menyampaikan
pemberitahuan tertulis kepada Bupati melalui Perangkat
Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan daerah
di bidang perizinan.
(3) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
harus diajukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja
sebelum Reklame diselenggarakan.
(4) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
paling sedikit melampirkan:
a. informasi Titik Reklame;
b. desain dan tipologi Reklame;
c. surat persetujuan bermeterai cukup dari pemilik/yang
menguasai lahan dan/atau bangunan apabila Reklame
didirikan pada lahan dan/atau pada bangunan bukan
milik Pemerintah Daerah, dengan dilampiri bukti
kepemilikan/penguasaan atas lahan dan/atau
bangunan, antara lain berupa sertifikat dan/atau
perjanjian sewa menyewa sesuai kebutuhan;
d. bukti pembayaran atau pembebasan retribusi dalam
hal Reklame didirikan pada lahan dan/atau bangunan
milik Pemerintah Daerah; dan
e. surat pemyataan kesanggupan menanggung segala
akibat yang ditimbulkan atas Penyelenggaraan
Reklame yang bermaterai cukup.
(5) Tulisan atau benda-benda yang berkenaan dengan
pemilihan umum sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1)
huruf g harus mendapat rekomendasi dari instansi yang
berwenang menyelenggarakan pemilihan umum.

Bagian Kedua
Persyaratan

Pasal 9
SIPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), terdiri
dari:
a. SIPR insidental; dan
b. SIPR permanen.
- 14 -

Pasal 10
(1) Untuk memperoleh SIPR insidental sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 huruf a, pemohon harus
melampirkan persyaratan dokumen dalam Sistem
Informasi Penyelenggaraan Reklame sebagai berikut:
a. kartu tanda penduduk;
b. NPvVPD;
c. nomor induk berusaha untuk pemohon badan usaha
yang bergerak di bidang jasa periklanan;
d. surat kuasa bermaterai cukup dari pemohon apabila
pengajuan permohonan dikuasakan kepada orang lain;
e. surat persetujuan dari pemilik/yang menguasai lahan
dan/atau bangunan, apabila Reklame diselenggarakan
di iahan dan/atau bangunan di iuar sarana dan/atau
prasarana milik Pemerintah Daerah, dan/atau surat
pernyataan untuk siap memindahkan lokasi Reklame
apabila dikemudian hari terdapat keberatan dari
pemilik lahan dan/atau bangunan;
f. surat pernyataan bersedia menyelesaikan seluruh
proses pengurusan SIPR;
g. surat pernyataan untuk siap memindal1kan lokasi
Reklame dengan biaya sendiri apabila dikemudian hari
terdapat kebijakan baru dari Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah;
h. Materi Reklame;
i. informasi lokasi/titik koordinat pemasangan Reklame;
J. bukti lunas pembayaran Pajak Reklame berupa SSPD
atau bukti pembayaran lain yang dipersamakan; dan
k. bukti lunas Jaminan Biaya Bongkar Reklame.
(2) Untuk memperoleh SIPR permanen sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 huruf b, pemohon harus
melruTipirkan dokumen persyaratan dalam Sistem
Informasi Penyelenggaraan Reklame sebagai berikut:
a. kartu tanda penduduk;
b. NPWPD;
c. nomor induk berusaha untuk pemohon badan usaha
yang bergerak di bidang jasa periklanan;
d. surat kuasa bermaterai cukup dari pemohon bila
pengajuan permohonan dikuasakan pada orang lain;
- 15 -

e. surat persetujuan dari pemilik/yang menguasai lahan


dan/atau bangunan apabila Reklame didirikan di
lahan dan/atau bangunan milik pihak lain;
f. surat pemyataan bersedia menyelesaikan seluruh
proses pengurusan SIPR;
g. surat pernyataan untuk siap memindahkan lokasi
Reklame dengan biaya sendiri apabila dikemudian hari
terdapat kebijakan baru dari Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah;
h. Materi Reklame;
1. informasi lokasi/titik koordinat pemasangan Reklame;

J. bukti lunas pembayaran Pajak Reklame berupa SSPD


atau bukti pembayaran lain yang dipersamakan;
k. bukti setor uang Jaminan Biaya Bongkar Reklame;
1. PBG / SLF untuk Reklame Permanen berkonstruksi
dengan ukuran minimal 15 m2 (lima belas meter
persegi); dan
m. lunas pajak bumi dan bangunan perdesaan dan
perkotaan lima tahun terakhir.

Pasal 11
Uang pembayaran Pajak Reklame yang telah disetorkan ke Kas
Daerah dalam proses permohonan SIPR tidak dapat direstitusi
dalam hal:
a. pemohon membatalkan proses pengajuan SIPR;
b. pemohon tidak melanjutkan proses pengajuan SIPR; dan
c. pemohon melanggar ketentuan dalam Penyelenggaraan
Reklame.

Bagian Ketiga
Proses Penerbitan SIPR

Pasal 12
( 1) Permohonan penerbitan SIPR diajukan kepada Bupati
melalui Kepala Perangkat Daerah yang melaksanakan
urusan pemerintahan daerah di bidang perizinan pada
Sistem Informasi Penyelenggaraan Reklame.
(2) Permohonan penerbitan SIPR dengan melampirkan
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.
- 16 -

Pasal 13
( 1) Tim Teknis melaksanakan verifikasi atas pengajuan
perrnohonan penerbitan SIPR melalui Sistem Informasi
Penyelenggaraan Reklame.
(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
untuk permohonan yang telah lengkap.
(3) Apabila diperlukan, Tim Teknis dapat melaksanakan
verifikasi lapangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai proses verifikasi ditetapkan
dalam Keputusan Bupati terkait standar operasional
prosedur Penyelenggaraan Reklame.

Bagian Keempat
Perpanjangan SIPR

Pasal 14
(1) Perpanjangan SIPR hanya dapat dilakukan pada jenis
Reklame Perrnanen.
(2) Perpanjangan SIPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan pada Penyelenggaraan Reklame yang tidak
ada perubahan baik dari sisi penanggung jawab, materi,
ukuran, jenis, dan lokasi penempatan Reklame.
(3) Perrnohonan perpanjangan SIPR hanya dapat dilakukan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum berakhirnya
masa berlaku SIPR.
(4) Persyaratan untuk perpanjangan SIPR sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. pemohon mengisi formulir pengajuan perpanJangan
SIPR;
b. melampirkan fotokopi SIPR tahun sebelumnya; dan
c. melampirkan bukti lunas pembayaran Pajak Reklame
berupa SSPD atau bukti pembayaran lain yang
dipersamakan.
(5) Dalam hal tanggal jatuh tempo sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) bertepatan dengan hari libur maka perpanjangan
SIPR dapat diajukan selambat-lambatnya 1 (satu) hari
setelah hari libur.
- 17 -

Bagian Kelima
Pembatalan dan Pencabutan SIPR

Pasal 15
Berdasarkan rekomendasi dari Tim Teknis, Bupati melalui
Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan
daerah di bidang perizinan dapat melakukan pembatalan
a tau pencabutan SIPR.

Pasal 16
Pembatalan SIPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15,
dilakukan apabila:
a. terdapat perubahan kebijakan Pemerintah, Pemerintah
Provinsi atau Pemerintah Daerah karena perubahan
tata ruang daniatau sebab lain sesuai dengan
peraturan perundang-undangan; dan/ atau
b. keinginan sepihak dari Penyelenggara Reklame.

Pasal 17
(1) Pencabutan SIPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
dilakukan apabila:
a. pada Reklame terdapat perubahan ukuran dan bentuk
reklame, penyajian dan pesan, sehingga tidak sesuai
lagi dengan SIPR yang diterbitkan;
b. Penyelenggaraan Reklame tidak sesuai lagi dengan
syarat-syarat tentang norma keagamaan, keindahan,
kesopanan, ketertiban umum, kesehatan, kesusilaan,
keamanan dan lingkungan;
c. Penyelenggara Reklame tidak memelihara Reklame
dalam keadaan baik sehingga dapat mengganggu
keindahan dan keselamatan masyarakat; dan/ atau
d. Penyelenggara Reklame tidak melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan peraturan perundang­
undangan.
- 18 -

(2) Sebelum dilakukan pencabutan SIPR sebagaimana


dimaksud pada ayat ( 1), kepada pemilik/ pemegang SIPR
diberikan surat pemberitahuan agar memenuhi kewajiban
dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak surat
pemberitahuan diterima.
(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), pemilik/pemegang SIPR belum mernenuhi
kewajibannya, maka dilaksanakan proses pencabutan
SIPR.

Bagian Keenam
Jangka Waktu

Pasal 18
(i) SIPR insidentai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
huruf a berlaku paling lama 3 (tiga) bulan dan tidak dapat
diperpanjang.
(2) SIPR permanen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
Huruf b berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang.

Pasal 19
Pemerintah Daerah membongkar Reklame yang masa berlaku
izinnya telah habis dan tidak dibongkar oleh Penyelenggara
Reklame.

BABV
KEWAJIBAN PENYELENGGARAAN REKLAME

Pasal 20
(1) Setiap Penyelenggara Reklame wajib:
a. menyediakan media atau tempat khusus untuk tempat
pemasangan stiker, stempel atau bentuk lain yang
ditetapkan oleh Bupati yang berisi masa beriaku SIPR
pada bagian yang dapat terlihat dengan jelas untuk
setiap Reklame Permanen yang terpasang;
b. memasang nama dan nomor telepon Penyelenggara
Reklame yang dapat terlihat dengan jelas;
- 19 -

c. memelihara benda dan alat yang dipergunakan untuk


reklame agar selalu dapat berfungsi dan dalam kondisi
baik;
d. menyelesaikan pembongkaran Reklame paling lambat:
1. 3 (tiga) hari kalender untuk SIPR insidental; clan
2. 7 (tujuh) hari kalender untuk SIPR permanen
setelah berakhir masa berlaku SIPR;
e. menanggung segala akibat jika Penyelenggaraan
Reklame yang bersangkutan menimbulkan kerugian
pada pihak lain;
f. membayar Pajak Reklame yang terutang sesuai
ketentuan;
g. membayar Jaminan Biaya Bongkar Reklame sesuai
ketentuan;
h. memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
yang menyangkut tenaga kerja, kegiatan usaha,
keamanan, keselamatan serta kelestarian lingkungan;
dan
1. melakukan pengawasan, pemeliharaan perawatan
secara rutin terhadap Reklame yang dipasang.
(2) Untuk Reklame bertiang permanen, selain melaksanakan
kewajiban sebagaimana dimaksud ayat (1), Penyelenggara
Reklame juga wajib memperhatikan nilai estetika serta
menyesuaikan keserasian lingkungan dilihat dari ukuran,
tata wama, tata letak, dan tata ruang berdasarkan
rekomendasi dari Tim Teknis.

BAB VI
PERUBAHAN MATERI REKLAME

Pasal 21
(1) Penyelenggara Reklame yang bersifat permanen dapat
mengubah Materi Reklame.
(2) Perubahan Materi Reklame sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) hanya dapat dilakukan dengan ketentuan:
a. dilakukan dalam masa pajak berjalan;
b. berukuran sama dan sebangun dengan materi
sebelumnya; dan
c. memberitahukan terlebih dahulu secara tertulis.
- 20 -

(3) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


huruf c disampaikan kepada Perangkat Daerah yang
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang
perizinan dengan tembusan kepada Perangkat Daerah
yang melaksanakan urusan pemerintahan daerah di
bidang pajak daerah.
(4) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
melampirkan:
a. fotokopi SIPR; dan
b. rencana perubahan Materi Reklame.
(5) Dalam hal terjadi perubahan ukuran Reklame, maka
Penyelenggara Reklame harus mengajukan permohonan
baru dengan mengikuti ketentuan pengajuan permohonan
SIPR.

BAB VII
JAMINAN BIAYA BONGKAR REKLAME

Pasal 22
(1) Setiap Penyelenggara Reklame wajib membayar Jaminan
Biaya Bongkar Reklame.
(2) Jaminan Biaya Bongkar Reklame sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan uang titipan dari Penyelenggara
Reklame yang disetor ke rekening penampungan
Jaminan Biaya Bongkar Reklame melalui bank yang
ditunjuk.
(3) Jaminan Biaya Bongkar Reklame sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) sebesar:
a. 50% (lima puluh persen) dari nilai ketetapan Pajak
Reklame selama 1 (satu) tahun untuk Reklame
Permanen;dan
b. 10% (sepuluh persen) dari nilai ketetapan Pajak
Reklame untuk Reklame Insidental.
(4) Jaminan Biaya Bongkar Reklame dapat diambil oleh
Penyelenggara Reklame apabila masa berlaku SIPR telah
berakhir dan pembongkarannya dilakukan sendiri oleh
Penyelenggara Reklame sesuai ketentuan.
- 21 -

(5) Dalam hal Penyelenggara Reklame belum membongkar


sendiri setelah:
a. 3 (tiga) hari kalender untuk SIPR insidental; dan

b. 7 (tujuh) hari kalender untuk SIPR permanen.


setelah masa berakhirnya SIPR, maka pembongkaran
dilakukan oleh Perangkat Daerah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah di
bidang ketenteraman dan ketertiban umum, dan
Jaminan Bia.ya Bongkar Reklame tidak dapat diambil.

Pasal 23
(1) Dalam rangka menatausahakan Jaminan Biaya Bongkar
Reklame, Kepala Perangkat Daerah yang melaksanakan
urusan pemerintahan daerah di bidang pajak daerah
dapat membuka Rekening Penampungan Jaminan Biaya
Bongkar Reklame dengan nama rekening Jaminan Biaya
Bongkar Reklame, dan mengusulkan penunjukan
Benda.hara Penerimaan sesua1 dengan ketentuan
perundang-undangan.
(2) Dalam rangka pembukaan rekening penampungan dan
penunjukan Bendahara Penerimaan sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1), Kepala Perangkat Daerah yang
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang
Pajak Daerah berkoordinasi dengan bendahara umum
daerah guna penyelarasan administrasi keuangan
daerah.
(3) Bendahara Penerimaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) melaksanakan penyimpanan, penatausahaan,
dan pemindahbukuan Jaminan Biaya Bongkar Reklame
melalui Rekening Jaminan Biaya Bongkar Reklame.
(4) Segala biaya yang timbul dari Jaminan Biaya Bongkar
Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
beban Penyelenggara Reklame.
(5) Segala pendapatan bunga yang timbul dari Jaminan
Biaya Bongkar Reklame sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1) menjadi pendapatan daerah.
- 22

Pasal 24
(1) Jaminan Biaya Bongkar Reklame sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22 ayat (1) dibayar bersamaan dengan
pembayaran Pajak Reklame.
(2) Jaminan Biaya Bongkar Reklame sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat diambil oleh Penyelenggara Reklame
paling lambat 14 (empat belas) hari ke1ja sejak
berakhirnya masa berlaku SIPR.
(3) Jaminan Biaya Bongkar Reklame tidak dikenakan
terhadap perpanjangan SIPR.

Pasal 25
(1) Setiap Penyelenggaraan Reklame yang telah habis masa
izinnya dan tidak memperpanjang, serta telah
membongkar Reklame berdasarkan dokumen yang dapat
dipertanggungjawabkan, dapat mengajukan permohonan
pengembalian uang Jaminan Biaya Bongkar Reklame
kepada Kepala Perangkat Daerah yang melaksanakan
urusan pemerintahan daerah di bidang pajak daerah.
(2) Permohonan pengembalian uang Jaminan Biaya Bongkar
Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan
dengan persyaratan sebagai berikut:
a. fotokopi SIPR;
b. bukti setoran uang Jaminan Biaya Bongkar Reklame
yang asli;
c. fotokopi identitas diri Penyelenggara Reklame atau
kuasanya;
d. jika dikuasakan, maka disertai surat kuasa bermaterai
cukup;
e. dokumentasi proses pembongkaran Reklame; dan
f. surat pernyataan telah melaksanakan pembongkaran
Reklame dan sanggup menanggung akibat/
menyelesaikan persoalan yang timbul di kemudian
hari.
- 23

(3) Bendahara Penerimaan menerima pengajuan sebagaimana


dimaksud pada ayat (2), apabila persyaratan telah
dinyatakan lengkap, dalam jangka waktu paling lama 6
(enam) hari kerja, Kepala Perangkat Daerah yang
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang
pajak daerah menetapkan keputusan pengembalian uang
Jaminan Biaya Bongkar Reklame.
(4) Apabila jangka waktu 6 (enam) hari kerja sebagaimana
dimaksud ayat (3) terlampaui dan Kepala Perangkat
Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan daerah
di bidang pajak daerah belum menetapkan keputusan
pengembalian uang Jaminan Biaya Bongkar Reklame
maka permohonan dianggap diterima.
(5) Berdasarkan keputusan pengembalian uang Jaminan
Biaya Bongkar Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dan diterimanya permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4), Bendahara Penerimaan melakukan proses
pemindahbukuan dari rekening Jaminan Biaya Bongkar
Reklame ke rekening Penyelenggara Reklame.
(6) Apabila pengajuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak disertai syarat yang lengkap paling lambat dalam
waktu 14 (empat belas) hari kerja, uang Jaminan Biaya
Bongkar Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
akan menjadi penerimaan daerah dan disetor ke Kas
Daerah setiap akhir tahun anggaran melalui bendahara
penerimaan Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang pajak daerah.

BAB VIII
SISTEM INFORMASI PENYELENGGARAAN REKLAME

Pasal 26
(1) Pemerintah Daerah menyelenggarakan Sistem Informasi
Penyelenggaraan Reklame.
(2) Sistem Informasi Penyelenggaraan Reklame dikelola oleh
Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang penz1nan dengan
melibatkan Perangkat Daerah terkait mulai dari proses
pendataan, verifikasi, validasi, penetapan pajak dan
jaminan bongkar, pembayaran, pengawasan dan
penertiban.
- 24 -

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Sistem


Informasi Penyelenggaraan Reklame ditetapkan dalam
Keputusan Bupati terkait standar operasional prosedur
Penyelenggaraan Reklame.

BAB IX
PENGENDALIAN

Pasal 27
(1) Setiap Penyelenggaraan Reklame dilakukan pengendalian
berdasarkan aspek tata ruang, lingkungan hidup,
estetika dan kelaikan konstruksi.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan oleh Bupati melalui Tim Teknis.

BABX
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Pembinaan

Pasal 28
(1) Pemerintah Daerah melalui Tim Teknis melakukan
pembinaan terhadap setiap Penyelenggaraan Reklame.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. pengembangan sistem.
b. sumber daya manusia; dan
c. jaringan kerja.
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1)
dilakukan melalui :
a. koordinasi secara berkala;
b. pengembangan sarana prasarana dan sistem
informasi;
c. bimbingan teknis dan sosialisasi;
d. pendidikan, pelatihan, dan pemagangan; dan/atau
e. perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan,
dan evaluasi SIPR.
- 25 -

Bagian Kedua
Pengawasan

Pasal 29
Bupati melalui Perangkat Daerah yang menyelenggaraan
urusan pemerintahan daerah di bidang ketenteraman dan
ketertiban umum melakukan pengawasan terhadap
Penyelenggaraan Reklame di Daerah.

Bagian Ketiga
Tata Cara Pengawasan

Pasal 30
(1) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29
dilakukan melalui pemantauan berdasarkan:
a. Sistem Informasi Penyelenggaraan Reklame;
b. pengaduan atau pelaporan masyarakat;
c. pelaporan dari Perangkat Daerah lainnya; dan/ atau
d. kegiatan peninjauan lapangan secara berkala.
(2) Pengaduan atau pelaporan masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan secara
tertulis.
(3) Pengaduan atau pelaporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat disampaikan melalui:
a. surat;
b. surat elektronik;
c. faksimili;
d. layanan pesan singkat; dan/ atau
.,
e. cara lain sesua1 dengan perkembangan umu
pengetahuan dan teknologi.
(4) Pengaduan atau pelaporan yang disampaikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling sedikit
memuat informasi:
a. identitas pelapor yang paling sedikit memuat nama,
alamat, dan nomor telepon yang bisa dihubungi;
b. lokasi terjadinya pelanggaran;
c. dugaan pelanggaran yang dilakukan; dan
d. waktu terjadinya pelanggaran.
- 26

(5) Pengaduan atau pelaporan sebagaimana dimaksud pada


ayat (4) disampaikan dengan melampirkan KTP pelapor,
baik dalam bentuk fotokopi atau bentuk elektronik.

Pasal 31
( 1) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1), Perangkat Daerah
yang menyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di
bidang ketenteraman dan ketertiban umum berwenang:
a. melakukan pemantauan yang meliputi pengamatan,
pemotretan, perekaman audio visual dan
pengukuran;
b. meminta keterangan kepada masyarakat yang
berkepentingan;
c. membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat
catatan yang diperlukan, antara lain dokumen
penzman atau dokumen yang lainnya yang
diperlukan sesuru dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
d. memasuki tempat tertentu;
e. meminta keterangan dari pihak yang
bertanggungjawab atas usaha dan/atau kegiatan;
dan/atau
f. tindakan-tindakan lainnya yang diperlukan dengan
berpedoman pada ketentuan perundang-undangan.
(2) Dalam hal ditemukan pelanggaran berdasarkan hasil
pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka
Bupati berwenang untuk menetapkan sanksi.

BAB XI
PENERTIBAN
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 32
Bupati melalui Perangkat Daerah yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan daerah di bidang ketenteraman dan
ketertiban umum melakukan penertiban Reklame atas
pelanggaran ketentuan dalam Penyelenggaraan Reklame.
- 27 -

Bagian Kedua
Tata Cara Penertiban Reklame Permanen

Pasal 33
( 1) Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan daerah di bidang ketenteraman dan
ketertiban umum memberikan teguran tertulis sebanyak
1 (satu) kali dengan jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja
terhadap Reklame yang:
a. tidak berizin;
b. telah berakhir masa izin dan tidak diperpanjang;
dan/atau
c. tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana
tercantum dalam SIPR dan/atau tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan-undangan.
(2) Bupati melalui Perangkat Daerah yang melaksanakan
urusan pemerintahan daerah di bidang ketentraman dan
ketertiban umum berwenang menutup, membongkar dan
menyingkirkan Reklame beserta konstruksi Reklame
tanpa ada ganti rugi kepada Penyelenggara Reklame yang
tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20.
(3) Konstruksi Reklame yang dibongkar sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) harus diambil oleh
Penyelenggara Reklame paling lama 14 (empat belas) hari
sejak tanggal pembongkaran.
(4) Apabila batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) telah terlampaui, maka konstruksi Reklame tersebut
menjadi milik Pemerintah Daerah.

Pasal 34
( 1) Konstruksi Reklame yang sudah menjadi hak Pemerintah
Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (4)
dapat dimanfaatkan kembali untuk Penyelenggaraan
Reklame dan/atau media informasi non komersial oleh
Pemerintah Daerah.
- 28

(2) Konstruksi Reklame yang sudah menjadi hak Pemerintah


Daerah tetapi tidak digunakan untuk Penyelenggaraan
Reklame dan/ atau media informasi non komersial dapat
dibongkar dan dilelang, atau dijual dan hasilnya
disetorkan kepada kas Daerah.

Pasal 35
(1) Dalam hal terjadi perubahan kebijakan Pemerintah yang
berakibat dilakukannya pemindahan dan/ atau relokasi
konstruksi Reklame maka biaya pembongkaran dan
pemindahan ditanggung oleh Penyelenggara Reklame.
(2) Batas waktu pembongkaran Reklame yang dilakukan
oleh Penyelenggara Reklame sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), yakni:
a. paling lama 2 (dua) hari setelah berakhimya masa
tayang untuk jenis Reklame Insidental; dan
b. paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya
masa SIPR untuk jenis Reklame Permanen.

Bagian Ketiga
Penertiban Reklame Insidental

Pasal 36
(1) Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan daerah di bidang ketenteraman dan
ketertiban umum menyampaikan pemberitahuan
sebanyak 1 (satu) kali dengan jangka waktu 3 (tiga) hari
kerja terhadap Reklame Insidental yang telah habis masa
berlakunya SIPR.
(2) Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara
Reklame belum melakukan pembongkaran, maka
pembongkaran dilakukan oleh Perangkat Daerah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah di
bidang ketenteraman dan ketertiban umum.
- 29

BAB XII
TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 37
(1) Setiap Orang yang melanggar ketentuan Pasal 4, Pasal 7
dan Pasal 20 dikenakan sanksi administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berupa:
a. peringatan tertulis;
b. pembekuan SIPR;
c. pencabutan SIPR;
d. penutupan atau pelepasan Materi Reklame;
e. pembongkaran konstruksi Reklame; dan
f. denda administratif berupa eksekusi Jaminan Biaya
Bongkar Reklame ke Kas Daerah.
(3) Bupati melimpahkan kewenangan penerapan sanksi
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
a, huruf b dan huruf c kepada Perangkat Daerah yang
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang
penzman.
(4) Bupati melimpahkan kewenangan penerapan sanksi
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
d dan huruf e kepada Perangkat Daerah yang
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang
ketentraman dan ketertiban umum.
(5) Bupati melimpahkan kewenangan penerapan sanksi
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
f kepada Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang pajak daerah.
- 30 -

Pasal 38
(1) Dalam menerapkan sanksi administratif, Kepala
Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang penzman, bidang
ketentraman dan ketertiban umum, dan bidang pajak
daerah selain mendasarkan pada peraturan perundang­
undangan juga harus memperhatikan asas-asas umum
pemerintahan yang baik.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Perangkat
Daerah.

Bagian Kedua
Teguran Tertulis

Pasal 39
(1) Penyelenggara Reklame dikenakan sanksi administratif
berupa teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada
Pasal 37 ayat (2) huruf a atas pelanggarannya.
(2) Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. pemasangan Reklame yang dapat mengganggu
dan/atau membahayakan kemananan dan ketertiban
umum; dan/atau
b. pelanggaran lainnya yang dapat menimbulkan
potensi terjadinya gangguan terhadap lingkungan.
(3) Sanksi administratif berupa teguran tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan paling
banyak 1 (satu) kali.
- 31 -

Bagian Ketiga
Pembekuan SIPR, Penutupan dan/atau Pelepasan Materi
Reklame

Pasal 40
(1) Terhadap Penyelenggara Reklame selaku pemegang SIPR
yang dalam jangka waktu 7 (tujuh) haii kalender sejak
diterimanya keputusan peringatan tertulis tidak segera
mematuhi dan/atau melaksanakan ketentuan yang
tercantum dalam peringatan tertulis, maka Kepala
Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang perizinan menerapkan
sanksi administratif berupa pembekuan SIPR.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
-(1) ditindak lanjuti dengan melakukan penutupan
dan/atau pelepasan Materi Reklame oleh Perangkat
Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan
daerah di bidang ketentraman dan ketertiban umum.

Bagian Keempat
Pencabutan SIPR

Pasal 41
(1) Penyelenggara Reklame selaku pemegang SIPR
dikenakan sanksi adminsitratif berupa pencabutan
SIPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2)
huruf c karena:
a. tidak melaksanakan ketentuan SIPR; dan/atau
b. melanggar ketentuan persyaratan yang termuat
dalam SIPR.
(2) Kepala Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang perizinan atas nama
Bupati menerbitkan keputusan pengenaan sanksi
pencabutan SIPR.
- 32

Bagian Kelima
Pembongkaran Konstruksi Reklame dan Denda Administrasi

Pasal 42
Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 37 ayat (2) huruf e dan huruf f, dapat dilakukan
terhadap Penyelenggara Reklame dengan terlebih dahulu
diberikan teguran tertulis.

BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 43
( 1) Permohonan SIPR yang sedang atau telah berproses
sebelum Peraturan Bupati ini berlaku, proses
perizinannya mengikuti ketentuan peraturan perundang­
undangan yang berlaku saat pada saat pengajuan.
(2) SIPR yang telah dikeluarkan sebelum Peraturan Bupati
ini berlaku, tetap berlaku sampai dengan habis
berlakunya izin.

BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 44
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan
Bupati Blitar Nomor Nomor 48 Tahun 2015 tentang
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 9
Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Reklame dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
- 33

Pasal 45
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada saat diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kabupaten Blitar.

Ditetapkan di Blitar
pada tanggal , 8 Juli 2c23

Diundangkan di Blitar
pada tan al 18 Juli 2023
, . =--�.o.rc,.,.,, DAERAH KABUPATEN BLITAR,

l;;
BERITA DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2023 NOMOR .ACiE

Anda mungkin juga menyukai