Anda di halaman 1dari 52

1.

PROMOSI KESEHATAN
a. Pemberdayaan Masyarakat : 1
Pemberdayaan Guru TK mengenai Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan
di KB Merah Putih Desa Muncanglarang
Latar Belakang:
Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu
bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu.
Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga ukuran struktur
organ-organ tubuh dan otak. Masa anak masa kehidupan yang sangat penting dan
perlu perhatian yang serius. Masa ini berlangsung proses tumbuh kembang yang
sangat pesat yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan sosial. Salah satu
faktor penting yang mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah faktor gizi.
Kekuragan gizi pada anak akan berdampak pada keterbatasan pertumbuhan,
kerentanan terhadap infeksi, dan akhirnya dapat menghambat perkembangan anak
sehingga anak perlu memperoleh gizi dari makanan sehari dalam jumlah yang tepat
dan kualitas baik. Banyak faktor yang dapat menganggu pertumbuhan dari anak usia
dini. Empat faktor resiko mempengaruhi setidaknya 20 - 25% dari bayi dan anak kecil
di negara berkembang seperti malnutrisi yang kronis dan cukup parah penyebab tidak
optimalnya pertumbuhan, sangat kurangnya stimulasi memadai atau kesempatan
belajar, kekurangan yodium, dan anemia kekurangan zat besi. Pemantauan
pertumbuhan anak meliputi pemantauan dari aspek fisik, psikologi, dan sosial.
Pemantauan tersebut harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Sedini
mungkin pemantauan dapat dilakukan oleh orangtua. Selain itu pemantauan juga
dapat dilakukan oleh masyarakat melalui kegiatan posyandu dan oleh guru di sekolah.
Oleh karena itu, pengetahuan tentang deteksi dini pertumbuhan anak perlu dimiliki
oleh orangtua, guru, dan masyarakat.
Gambaran pelaksanaan:
Pemberdayaan Guru TK mengenai Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan di
KB Merah Putih Desa Muncang Larang dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 2023.
Para guru TK dijelaskan mengenai cara pengukuran antropometri berupa BB dan TB
para siswanya. Guru yang mendapatkan pengarahan ini berjumlah 4 orang. Para guru
mengerti cara mengukur BB dan TB serta dapat mengimplementasikannya pada
siswanya.

Pemberdayaan Kader mengenai Pengukuran Antropometri di Posyandu Desa


Begawat
Latar Belakang:
Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu
bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu.
Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga ukuran struktur
organ-organ tubuh dan otak. Masa anak masa kehidupan yang sangat penting dan
perlu perhatian yang serius. Masa ini berlangsung proses tumbuh kembang yang
sangat pesat yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan sosial. Salah satu
faktor penting yang mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah faktor gizi.
Kekuragan gizi pada anak akan berdampak pada keterbatasan pertumbuhan,
kerentanan terhadap infeksi, dan akhirnya dapat menghambat perkembangan anak
sehingga anak perlu memperoleh gizi dari makanan sehari dalam jumlah yang tepat
dan kualitas baik. Banyak faktor yang dapat menganggu pertumbuhan dari anak usia
dini. Empat faktor resiko mempengaruhi setidaknya 20 - 25% dari bayi dan anak kecil
di negara berkembang seperti malnutrisi yang kronis dan cukup parah penyebab tidak
optimalnya pertumbuhan, sangat kurangnya stimulasi memadai atau kesempatan
belajar, kekurangan yodium, dan anemia kekurangan zat besi. Pemantauan
pertumbuhan anak meliputi pemantauan dari aspek fisik, psikologi, dan sosial.
Pemantauan tersebut harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Sedini
mungkin pemantauan dapat dilakukan oleh orangtua. Selain itu pemantauan juga
dapat dilakukan oleh masyarakat melalui kegiatan posyandu dan oleh guru di sekolah.
Oleh karena itu, pengetahuan tentang deteksi dini pertumbuhan anak perlu dimiliki
oleh orangtua, guru, dan masyarakat.
Gambaran pelaksanaan:
Pemberdayaan kader kesehatan mengenai Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan
di Desa Begawat dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2023. Para kader kesehatan
dijelaskan mengenai cara pengukuran antropometri berupa BB dan TB balita. Para
kader mengerti cara mengukur BB dan TB serta dapat mengimplementasikannya
pada siswanya

b. Advokasi : 3
Kunjungan Keluarga Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Bumijawa
Kepala Keluarga Ny. ENR
Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilakukan oleh masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup
sehat agar tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu
program utama pembangunan kesehatan saat ini adalah program Indonesia sehat
dengan pendekatan keluarga (PIS-PK). Program Indonesia sehat dengan pendekatan
keluarga merupakan strategi yang dilakukan melalui pendekatan keluarga yang
programnya sudah ada di puskesmas. Area prioritas PIS-PK yaitu penurunan angka
kematian ibu dan angka kematian bayi, perbaikan gizi masyarakat khususnya untuk
pengendalian prevalensi balita pendek (stunting), pengendalian penyakit menular
khususnya HIV-AIDS, TB dan malaria, pengendalian penyakit tidak menular
khususnya hipertensi, diabetes mellitus dan gangguan jiwa. Dasar pelaksanaan PIS-
PK yaitu Permenkes Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga.
Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga adalah salah satu program
kesehatan yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan dengan cara mengunjungi setiap
keluarga dengan fokus sasaran kesehatan yang lebih kecil, dengan demikian
didapatkan permasalahan kesehatan disetiap keluarga sehingga dapat ditangani
dengan baik oleh tenaga kesehatan. Dengan meningkatkan kesehatan keluarga maka
akan meningkatkan kesehatan masyarakat. Program Indonesia sehat dengan
pendekatan keluarga muncul karena kurang berjalannya program kesehatan terutama
promotif dan preventif di tingkat puskesmas, sehingga dilakukan dengan cara
pendekatan keluarga agar sasarannya lebih tepat dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat. Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga dapat
mengoptimalkan program upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan
perorangan (UKP) yang ada di puskesmas dengan memprioritaskan masalah
kesehatan dari 12 indikator PIS-PK.
Gambaran Pelaksanaan
Kunjungan untuk memberikan intervensi lanjutan terhadap keluarga di Desa Sokasari
Alamat rumah Ny, ENR berada di Desa Sokasari 3/3
Anggota keluarga satu KK antara lain Ny. ENR (51), Ny. HAR (30), Tn. SAR (21),
An. MF (15), An. CANP (13)
Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan tensi didapatkan data
Indikator keluarga sehat :
- Mengikuti KB (N, istri menopouse)
- Bersalin di faskes (Y)
- Imunisasi dasar lengkap (N, tidak ada balita)
- ASI Eksklusif (N)
- Pertumbuhan balita dipantau (N)
- Pengobatan TB (N)
- Hipertensi terontrol (T, 150/90)
- ODGJ diobati (N)
- Anggota JKN (Y)
- Air bersih (Y)
- Jamban keluarga (Y)
- Tidak merokok (Y)
IKS = 0.8
Keluarga Pra-Sehat
Diberikan intervensi dengan edukasi mengenai hipertensi dan pentingnya mengontrol
tekanan darah.

Gambaran Pelaksanaan
Kunjungan untuk memberikan intervensi lanjutan terhadap keluarga di Desa Sokasari
Alamat rumah Tn. W berada di Desa Sokasari 3/2
Anggota keluarga satu KK antara lain Tn. W (40), Ny. HAR (38), Tn. AP (21), An.
PL (15)
Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan tensi didapatkan data
Indikator keluarga sehat :
- Mengikuti KB (Y)
- Bersalin di faskes (Y)
- Imunisasi dasar lengkap (N, tidak ada balita)
- ASI Eksklusif (N)
- Pertumbuhan balita dipantau (N)
- Pengobatan TB (N)
- Hipertensi terkontrol (T, 150/90)
- ODGJ diobati (N)
- Anggota JKN (Y)
- Air bersih (Y)
- Jamban keluarga (Y)
- Tidak merokok (Y)
IKS = 0.8
Keluarga Pra-Sehat
Diberikan intervensi dengan edukasi mengenai hipertensi dan pentingnya mengontrol
tekanan darah.

Gambaran Pelaksanaan
Kunjungan untuk memberikan intervensi lanjutan terhadap keluarga di Desa Sokasari
Alamat rumah Tn. SAR berada di Desa Sokasari 3/2
Anggota keluarga satu KK antara lain Tn. SAR (30), Ny. KA (25), An. SH (6)
Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan tensi didapatkan data
Indikator keluarga sehat :
- Mengikuti KB (Y)
- Bersalin di faskes (Y)
- Imunisasi dasar lengkap (N, tidak ada balita)
- ASI Eksklusif (N)
- Pertumbuhan balita dipantau (N)
- Pengobatan TB (N)
- Hipertensi terkontrol (N)
- ODGJ diobati (N)
- Anggota JKN (T)
- Air bersih (Y)
- Jamban keluarga (Y)
- Tidak merokok (T)
IKS = 0.6
Keluarga Pra-Sehat
Diberikan intervensi dengan edukasi mengenai bahaya merokok bagi kesehatan dan
edukasi berhenti merokok.

c. Kemitraan : 1
Pemeriksaan Kesehatan Rutin Anak Sekolah di SDN 02 Cempaka
Latar Belakang:
Anak-anak merupakan tunas bangsa yang akan menjadi pemimpin bangsa/negara
pada generasi yang akan datang dan masih di dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan baik jasmaniah, rohaniah (mental) maupun sosialnya. Sekolah
merupakan lembaga pendidikan yang didirikan dalam usaha mencerdaskan bangsa
dan menaikkan derajat bangsa dengan upaya pendidikan dan kesehatan. Kesehatan
merupakan hal yang sangat penting yang harus dijaga, diupayakan, dan disadarkan.
Pemeriksaan kesehatan anak sekolah merupakan kegiatan pemeriksaan kesehatan
dasar yang bertujuan untuk mengetahui status kesehatan siswa sebagai salah satu
upaya deteksi dini jika siswa memiliki masalah kesehatan. Kegiatan ini merupakan
program rutin puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sekolah.

Gambaran Pelaksanaan
Kegiatan pemeriksaan kesehatan ini meliputi pemeriksaan berat badan (bb), tinggi
badan (tb), pemeriksaan gigi, mulut, telinga, kulit, kuku, dan skrining frambusia.
Selain itu dilakukan juga penyuluhan tentang kesehatan. Kegiatan diharapkan dapat
menumbuhkan kesadaran peserta didik sejak dini cara hidup bersih dan sehat yang
dapat dimulai dari lingkungan sekolah dan dapat di terapkan dimana pun mereka
berada. Selain itu, melalui kegiatan ini, diharapkan angka kesakitan dan kematian
anak dapat ditekan dan anak anak sekolah memperoleh tingkat kesehatan yang baik
demi terwujudnya masa depan penerus bangsa yang berkualitas.
Hari/tanggal: Sabtu, 11 Maret 2023
Waktu: 08.00 s/d 10.00
Tempat: SDN 02 Cempaka
Peserta: Siswa SD kelas 1-6
Kegiatan: Kegiatan pemeriksaan kesehatan meliputi pemeriksaan berat badan (bb),
tinggi badan (tb), pemeriksaan gigi, mulut, telinga, kulit dan kuku, dan skrining
frambusia, edukasi mengenai cara cuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan, dan
pentingnya rajin menggosok gigi.

d. Penyuluhan : 7
Tanggal : 28/01/2023
Judul : Edukasi pada Peserta Prolanis tentang Hipertensi
Latar Belakang:
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas nilai normal. Menurut
Nurarif A.H. & Kusuma H. (2016), hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik sekitar 140 mmHg atau tekanan diastolik sekitar 90 mmHg. Hipertensi
merupakan masalah yang perlu diwaspadai, karena tidak ada tanda gejala khusus pada
penyakit hipertensi dan beberapa orang masih merasa sehat untuk beraktivitas seperti
biasanya. Hal ini yang membuat hipertensi sebagai silent killer (Kemenkes, 2018),
orang-orang akan tersadar memiliki penyakit hipertensi ketika gejala yang dirasakan
semakin parah dan memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan. Gejala yang sering
dikeluhkan penderita hipertensi adalah sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak
nafas, gelisah, mual, muntah, epitaksis, dan kesadaran menurun (Nurarif A.H. &
Kusuma H., 2016). Hipertensi terjadi karena dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko.
Faktor-faktor risiko yang menyebabkan hipertensi adalah umur, jenis kelamin,
obesitas, alkohol, genetik, stres, asupan garam, merokok, pola aktivitas fisik, penyakit
ginjal dan diabetes melitus (Sinubu R.B., 2015).
Ringkasan Pelaksanaan:
Penyuluhan hipertensi dilakukan di kegiatan Prolanis Desa Bumijawa pada tanggal 28
Januari 2023. Penyuluhan dilaksanakan melalui metode penyampaian materi dan
tanya jawab. Sasaran kegiatan adalah peserta prolanis Desa Bumijawa. Jumlah
peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan berjumlah 38 orang.

Tanggal : 28/01/2023
Judul : Edukasi pada Peserta Prolanis tentang Diabetes Melitus
Latar Belakang:
Diabetes Mellitus sendiri merupakan penyakit kronis yang mempunyai
karakteristik tingginya kadar gula pada darah. Menurut International Diabetes
Federation (IDF), diperkirakan pada tahun 2015 bahwa 1 dari 11 orang dewasa
mengalami diabetes melitus dan diperkirakan setiap 6 detik satu orang meninggal
karena diabetes melitus (5 juta kematian). Kematian ini disebabkan komplikasi dari
Diabetes Mellitus yang meliputi stroke, penyakit jantung, penyakit ginjal dll.
Penderita diabetes melitus di dunia tahun 2015 diperkirakan mencapai 415 juta jiwa
(usia 20-79 tahun). Indonesia menempati urutan ke tujuh dunia setelah Amerika,
Brazil, Rusia, dan Mexico, dengan jumlah penderita 10 juta jiwa.
Menurut Riset Kesehatan Dasar, diperkirakan jumlah penduduk Indonesia yang
menderita diabetes melitus tahun 2013 adalah 12 juta jiwa (usia 15 tahun ke atas).
Sementara data dari Dinkes menyebutkan bahwa pada tahun 2020 sebanyak 32.487
jiwa di Kabupaten Bandung menderita Diabetes Mellitus. Tingginya jumlah penderita
diabetes melitus disebabkan antara lain karena perubahan gaya hidup masyarakat,
tingkat pengetahuan yang rendah, dan kesadaran untuk melakukan deteksi dini
penyakit diabetes melitus yang kurang, minimnya aktivitas fisik, pengaturan pola
makan yang salah dengan komposisi makan yang terlalu banyak mengandung protein,
lemak, gula, garam, dan sedikit mengandung serat. Dari hal tersebut, pelaksana
kegiatan ingin melakukan penyuluhan kepada masyarakat sekitar Puskesmas
Banjaran DTP Kabupaten Bandung terkait gejala dan cara pencegahan dari Diabetes
Mellitus.
Ringkasan Pelaksanaan:
Penyuluhan DM dilakukan di kegiatan Prolanis Desa Bumijawa pada tanggal 28
Januari 2023. Penyuluhan dilaksanakan melalui metode penyampaian materi dan
tanya jawab. Sasaran kegiatan adalah peserta prolanis Desa Bumijawa. Jumlah
peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan berjumlah 38 orang.

Tanggal : 11/02/2023
Judul : Penyuluhan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) pada Anggota Fatayat
NU Desa Bumijawa
Latar Belakang:
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) merupakan pemeriksaan payudara yang
dilakukan sendiri oleh wanita secara rutin setiap bulan. Pemeriksaan payudara sendiri
yang dilakukan secara rutin memungkinkan wanita untuk mengenali bentuk normal
payudaranya, sehingga adanya kelainan atau perubahan-perubahan pada payudara
dapat segera diketahui.
Kelainan pada payudara dapat dibedakan menjadi keganasan dan bukan
keganasan. Sebagian besar kelainan payudara yang ditemukan pada wanita bukan
merupakan keganasan. Salah satu kelainan payudara non keganasan yang paling
sering ditemukan pada wanita adalah fibroadenoma mammae (FAM). Fibroadenoma
merupakan tumor jinak payudara yang paling sering ditemukan pada remaja maupun
wanita muda dengan insidensi puncak pada rentang usia 14 sampai 35 tahun.
Kelainan-kelainan payudara lainnya yang bukan keganasan dapat berupa
abnormalitas perkembangan, peradangan, proliferasi epitelial dan stromal, maupun
neoplasma, yang beberapa diantara kelainan-kelainan tersebut beresiko untuk
berkembang menjadi keganasan di kemudian hari. Keganasan payudara merupakan
jenis keganasan yang paling sering menyerang wanita di dunia. Menurut World
Health Organization pada tahun 2014, kanker payudara merupakan jenis kanker yang
paling banyak ditemukan pada wanita di Indonesia dengan insidensi mencapai 48.998
kasus, dan menjadi penyumbang tertinggi kematian akibat keganasan pada wanita di
Indonesia. Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia dan paling
banyak ditemukan pada wanita berusia diatas 55 tahun. Kasus kanker payudara cukup
jarang ditemukan pada wanita muda. Menurut laporan CDC, sekitar 11% kasus baru
kanker payudara di Amerika Serikat ditemukan pada wanita yang berusia kurang dari
45 tahun.
Ringkasan Pelaksanaan:
Penyuluhan SADARI (Peiksa Payudara Sendiri) diberikan kepada anggota Fatayat
NU Desa Bumijawa tanggal 11 Februari 2023. Penyuluhan dilaksanakan melalui
metode penyampaian secara lisan setelah pemeriksaan fisik payudara. Jumlah peserta
yang mendapatkan penyuluhan adalah 53 orang. Seluruh peserta pasien paham
mengenai SADARI dan akan melaksanakannya setiap 1 bulan.

Tanggal : 07/02/2023
Judul : Penyuluhan Anemia dan Pentingnya Asupan Zat Besi pada Siswi Kelas 7
SMPN 1 Bumijawa
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang
dari normal. Faktor-faktor penyebab anemia gizi besi adalah status gizi yang
dipengaruhi oleh pola makanan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan dan status
kesehatan. Meskipun anemia disebabkan oleh berbagai faktor, namun lebih dari 50 %
kasus anemia yang terbanyak diseluruh dunia secara langsung disebabkan oleh
kurangnya masukan zat besi. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau
hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak. Kekurangan kadar Hb
dalam darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, letih, lelah dan cepat lupa.
Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar, olah raga dan produktifitas kerja.
Selain itu anemia gizi besi akan menurunkan daya tahan tubuh dan mengakibatkan
mudah terkena infeksi.
Remaja laki-laki maupun perempuan dalam masa pertumbuhan membutuhkan
energi, protein dan zat-zat gizi lainnya yang lebih banyak dibanding dengan
kelompok umur lain. Pematangan seksual pada remaja menyebabkan kebutuhan zat
besi meningkat. Kebutuhan zat besi remaja perempuan lebih tinggi dibanding remaja
laki-laki, karena dibutuhkan untuk mengganti zat besi yang hilang pada saat
menstruasi. Mengingat dampak yang terjadi sebagai akibat anemia sangat merugikan
untuk masa mendatang, maka usaha pencegahan maupun perbaikan perlu dilakukan.
Gambaran Pelaksanaan
Penyuluhan tentang Anemia dan Pentingnya Asupan Zat Besi diberikan kepada siswi
kelas 7 SMPN 1 Bumijawa . Penyuluhan dilaksanakan pada pada 07/02/2023 pukul
09.00 – 12.30. Penyuluhan dilaksanakan melalui metode penyampaian secara lisan
setelah monitoring BB, TB, dan Hb. Seluruh peserta paham mengenai anemia dan
pentingnya asupan zat besi untuk mereka.

Tanggal : 17/01/2023
Judul : Penyuluhan Anemia dan Pentingnya Asupan Zat Besi pada Siswi Kelas
10-12 SMK 01 BUMIJAWA
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang
dari normal. Faktor-faktor penyebab anemia gizi besi adalah status gizi yang
dipengaruhi oleh pola makanan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan dan status
kesehatan. Meskipun anemia disebabkan oleh berbagai faktor, namun lebih dari 50 %
kasus anemia yang terbanyak diseluruh dunia secara langsung disebabkan oleh
kurangnya masukan zat besi. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau
hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak. Kekurangan kadar Hb
dalam darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, letih, lelah dan cepat lupa.
Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar, olah raga dan produktifitas kerja.
Selain itu anemia gizi besi akan menurunkan daya tahan tubuh dan mengakibatkan
mudah terkena infeksi.
Remaja laki-laki maupun perempuan dalam masa pertumbuhan membutuhkan
energi, protein dan zat-zat gizi lainnya yang lebih banyak dibanding dengan
kelompok umur lain. Pematangan seksual pada remaja menyebabkan kebutuhan zat
besi meningkat. Kebutuhan zat besi remaja perempuan lebih tinggi dibanding remaja
laki-laki, karena dibutuhkan untuk mengganti zat besi yang hilang pada saat
menstruasi. Mengingat dampak yang terjadi sebagai akibat anemia sangat merugikan
untuk masa mendatang, maka usaha pencegahan maupun perbaikan perlu dilakukan.
Gambaran Pelaksanaan
Penyuluhan tentang Anemia dan Pentingnya Asupan Zat Besi diberikan kepada siswi
kelas 10-12 SMK 1 Bumijawa . Penyuluhan dilaksanakan pada pada 17/02/2023
pukul 09.00 – 13.0. Penyuluhan dilaksanakan melalui metode penyampaian secara
lisan mengenai anemia, kemudian pentingan pemberian tablet tambah darah pada
remaja dan sesi tanya jawab dari peserta setelah monitoring BB, TB, dan Hb. Seluruh
peserta paham mengenai anemia dan pentingnya asupan zat besi untuk mereka.

Tanggal : 11/03/2023
JUDUL/LAPORAN KEGIATAN:
Penyuluhan PMBA
LATAR BELAKANG :
Pemberian makan yang terlalu dini dan tidak tepat mengakibatkan banyak anak yang
menderita kurang gizi. Pemberian variasi makanan pada anak sangat dibutuhkan
karena anak memerlukan asupan nutrisi yang berbeda-beda. PMBA yang baik dapat
mencegah terjadinya stunting dan gizi kurang.
GAMBARAN PELAKSANAAN :
Penyuluhan PMBA dilakukan di rumah ibu kader Desa Pagerkasih. Penyuluhan
dimulai pukul 09.00 – 11.00 dengan metode presentasi dan diskusi menggunakan
flipchart. Penyuluhan berisi manfaat ASI ekslusif pada bayi, jadwal pemberian
makanan bayi dan anak sesuai usia, frekuensi, jumlah pemberian atau porsi untuk
sekali makan, tekstur makanan, variasi makanan, cara penyajian, serta pembagian
makanan tambahan (biskuit) pada balita. Sebelum penyuluhan dimulai diberikan
pretest dan setelah dilakukan penyuluhan, hasil pretest dibahas dan didiskusikan
sehingga mendapatkan hasil tingkat pengetahuan ibu mengenai PMBA.

Tanggal : 09/03/23
Penyuluhan balita – pneumonia pada anak
Tema : Penyuluhan balita – pneumonia pada anak
Lokasi : Rumah Kader Desa Sigedong
Waktu : 09.00 – 11.00
Jumlah peserta : 17 orang
Latar Belakang:
Pneumonia adalah penyebab terbesar kematian pada balita di seluruh dunia. Masa
lima tahun pertama kehidupan anak merupakan masa yang sangat peka terhadap
lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi,
maka masa balita disebut sebagai “masa keemasan” (golden period), “jendela
kesempatan” (window of opportunity) dan “masa kritis” (critical period) (Kemenkes,
2010). Anak balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan terhadap
penyakit. Anak balita harus mendapatkan perlindungan untuk mencegah terjadinya
penyakit yang dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan menjadi
terganggu atau bahkan dapat menimbulkan kematian (WHO, 2014). Indonesia
menduduki peringkat ke-6 dunia untuk kasus pneumonia balita sebanyak 6 juta kasus.
Diperkirakan sekitar separuh dari total kasus kematian pada anak yang menderita
pneumonia balita di dunia disebabkan oleh bakteri pneumokokus (WHO, 2016).
Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan jaringan
interstitial dan WHO (World Health Organization) mengatakan bahwa pneumonia
hanya berdasarkan penemuan klinis yang didapat pada pemeriksaan inspeksi dan
frekuensi pernapasan (dalam IDAI, 2009). Di Indonesia pneumonia balita masih
merupakan masalah besar. Pada tahun 2017 terdapat 568.146 kasus dan tahun 2018
sebesar 505.331 kasus. Angka kasus pneumonia balita pada tahun 2018 menurun tapi
tidak terlalu banyak bahkan cenderung tetap. Pada tahun 2018, terdata kasus kematian
akibat pneumonia sebesar 425 jiwa dari total penderita di tahun tersebut (Kemenkes
RI, 2018).
Gambaran Pelaksanaan:
Kegiatan dilaksanakan hari Kamis, 28 Juli 2022 di Aula Puskesmas Magelang Selatan
pukul 09.00-11.00 yang diikuti oleh 32 orang kader dan ibu dari balita. Penyuluhan
tentang pneumonia pada anak dilakukan dengan metode presentasi menggunakan
Power point yang mencakup definisi pneumonia, penyebab pneumonia, factor resiko
resiko pneumonia, gejala pneumonia, penanganan awal pneumonia, dan pendekatan
terpadu penatalaksanaan pneumonia pada anak.

Edukasi Mengenai Metode Kontrasepsi Jangka Panjang kepada akseptor KB


Suntik
Latar Belakang:
Dalam rangka menekan laju pertumbuhan penduduk, pemerintah melaksanakan
berbagai program pembangunan salah satunya keluarga berencana (KB). Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan usaha pemerintah dalam menekan
pertumbuhan penduduk. MKJP adalah kontrasepsi yang dapat dipakai dalam jangka
waktu yang lama, lebih dari dua tahun, efektif dan efisien untuk tujuan pemakaian
menjarangkan kelahiran lebih dari tiga tahun atau mengakhiri kehamilan pada
pasangan yang sudah tidak ingin tambah anak lagi. Jenis metoda yang termasuk
dalam kelompok ini adalah metoda kontrasepsi mantap (MOP dan MOW), implant
dan IUD. Pasangan Usia Subur (PUS) dapat menentukan pilihan kontrasepsi sesuai
dengan kondisi dan kebutuhannya berdasarkan informasi yang telah dipahami,
termasuk keuntungan, kerugian dan faktor yang mempengaruhi metode kontrasepsi
(Kementerian Kesehatan RI, 2019).
Menurut Profil Kesehatan Republik Indonesia tahun 2019 peserta KB Aktif
memilih suntikan dan pil sebagai alat kontrasepsi yang dominan (lebih dari 80%)
dibanding dengan metode Intrauterine device (IUD) dan Implant. Kontrasepsi jenis
suntikan dan pil termasuk dalam metode kontrasepsi jangka pendek dengan tingkat
efektifitas lebih rendah dibandingkan jenis kontrasepsi jangka panjang seperti
Intrauterine device (IUD), Implant, dan metode operasi yang memiliki efektifitas
yang tinggi (Kementerian Kesehatan RI, 2019).
Pengetahuan merupakan salah satu dari faktor yang mempengaruhi keikutsertaan
pada MKJP. Pengetahuan yang benar tentang program KB termasuk tentang berbagai
jenis kontrasepsi akan meningkatkan keikutsertaan masyarakat pada kontrasepsi
tertentu.
Gambaran Pelaksanaan
Akseptor KB Suntik dan Pil KB yang sudah memiliki anak > 4 dan sudah memasuki
usia tua untuk hamil diberikan edukasi dan konseling untuk memilih metode
kontrasepsi jangka panjang.

Judul : Penyuluhan dan sosialisasi Penyakit TB kepada Ibu Balita di Kelas


Balita Desa Gunung Agung
Latar belakang :
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dari
kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium tuberculosis. Sumber penularan
adalah pasien TB BTA positif melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya
(Kemenkes RI, 2014). Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri yang dapat
menyerang hampir semua bagian tubuh, tetapi paling sering menyerang paru-paru,
kondisi ini disebut ‘tuberkulosis paru-paru’ (Queensland Health, 2017). Tuberkulosis
paru (TB paru) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosa). Penyakit ini masih menjadi masalah
kesehatan global. Diperkirakan sepertiga dari populasi dunia sudah tertular TB paru,
dimana sebagian besar penderita TB paru adalah usia produktif (15-50 tahun). Tahun
2013 terdapat 9 juta kasus baru dan 1,5 juta kematian akibat penyakit TB paru (WHO,
2014). TB Paru merupakan penyakit dengan morbiditas tinggi dan sangat mudah
menyebar di udara melalui sputum (air ludah) yang dibuang sembarangan di jalan
oleh penderita TB Paru. Oleh sebab itu TB Paru harus ditangani dengan segera dan
hati-hati apabila ditemukan kasus tersebut di suatu wilayah (Kemenkes RI, 2015)
Gambaran kegiatan :
Kegiatan Penyuluhan dan sosialisasi Penyakit TB kepada Ibu Balita di Desa Gunung
Agung dilaksanakan pada hari Rabu 8 Maret 2023 di rumah bidan desa Gunung
Agung dari pukul 09.00-11.00. Peserta merupakan ibu balita yang mengikuti kelas
balita. Peserta aktif bertanya dan memahami materi yang disampaikan,

Judul : Penyuluhan Jiwa mengenai Kelainan Kejiwaan pada Ibu Paska


Melahirkan di Kelas Ibu Hamil
Latar Belakang :
Ibu yang memasuki masa nifas memiliki beberapa risiko terhadap masalah kesehatan.
Masa nifas merupakan masa sesudah persalinan yang dibutuhkan untuk memulihkan
kembali organ reproduksi seperti keadaan sebelum hamil. Sekitar 60% dari kematian
ibu akibat persalinan dan 50% kematian terjadi pada masa nifas dalam 24 jam
pertama setelah melahirkan. Pada masa nifas, ibu cenderung akan mengalami
kelelahan yang lebih tinggi karena harus menyesuaikan diri dalam melakukan
aktivitas dan peran baru sebagai ibu. Masalah psikologi yang banyak terjadi pada
masa nifas salah satunya adalah baby blues (Pieter & Namora, 2013). Masalah baby
blues pada ibu pascamelahirkan dapat berakibat fatal. Gangguan kejiwaan yang berat
setelah persalinan dapat meningkatkan risiko bunuh diri sampai dengan 70 kali
dibandingkan karena penyebab lain, terutama pada tahun pertama setelah melahirkan.
Lebih dari 50% di United Kingdom wanita yang meninggal karena bunuh diri
disebabkan karena penyakit gangguan mental setelah melahirkan (Oates, 2002).
Kejadian baby blues bisa terjadi pada ibu yang kurang mendapat dukungan baik dari
suami, keluarga, maupun lingkungannya. Kelelahan luar biasa setelah melahirkan,
kekhawatiran keadaan ekonomi, dan masalah-masalah sosial lainnya juga bisa
menjadi pemicu terjadi baby blues pada ibu (Wulandari dan Sri, 2011). Risiko baby
blues yang cukup tinggi pada ibu postpartum mendorong pemerintah untuk memberi
fasilitas berupa program. Program Kelompok Pendukung Ibu (KP-Ibu) menjadi salah
satu alternatif untuk mengatasi masalah ibu postpartum. KP-Ibu merupakan sebuah
program untuk menciptakan kondisi lingkungan sosial yang mendukung ibu untuk
praktik IMD dan dapat menyusui secara eksklusif. Ibu yang mengikuti KP-Ibu akan
mendapatkan bimbingan dengan suasana yang kondusif untuk meningkatkan
motivasi, berbagi pengalaman, ide dan informasi yang berkaitan dengan kehamilan,
melahirkan dan menyusui. Selain meningkatkan pengetahuan, program ini juga
meningkatkan kondisi psikologis ibu, sehingga bisa terhindar dari baby blues
(Solikhah, 2012).
Gambaran Kegiatan :
Kegiatan Penyuluhan Jiwa mengenai Kelainan Kejiwaan Ibu Paska Melahirkan di
Kelas Ibu Hamil Desa Cintamanik dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2023 di rumah
kader kesehatan 09.00-12.00. Kegiatan diikuti oleh 10 ibu hamil yang mengikuti
kelas ibu hamil. Ibu hamil memahami materi yang disampaikan

Judul : Penyuluhan Kesehatan Lingkungan dan 3M Plus untuk Mencegh DBD


pada Anggota Fatayat NU Desa Bumijawa
Latar belakang :
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
melalui gigitan nyamuk aedes terutama aedes aegypti. Demam dengue merupakan
penyakit akibat nyamuk yang berkembang paling pesat di dunia. Negara beriklim
tropis dan sub tropis berisiko tinggi terhadap penularan virus tersebut. Hal ini
dikaitkan dengan kenaikan temperature yang tinggi dan perubahan musim hujan dan
kemarau disinyalir menjadi faktor resiko penularan virus dengue (Kemenkes RI,
2011). Angka kejadian DBD yang terus meningkat ditambah dengan siklus hidup
aedes sebagai vektor DBD yang cepat adalah alasan pentingnya melakukan tindakan
pengendalian vektor. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk menciptakan kondisi
yang tidak sesuai bagi perkembangan vector. Hal ini dikarenakan vektor berperan
sebagai media transmisi penyakit DBD yang menghantarkan virus dengue ke manusia
sebagai host sehingga terjadinya penyakit DBD. Apabila jumlah aedes sebagai vektor
DBD ditekan, maka jumlah media transmisi DBD menjadi minimal (Widoyono,
2011).
Upaya untuk menekan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD, perlu
membudayakan kembali Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus secara
berkelanjutan sepanjang tahun (Kementerian Kesehatan RI, 2016b). Kegiatan 3M
Plus secara rutin dapat membantu menurunkan kepadatan vektor yang berdampak
pada menurunnya kontak antara manusia dengan vektor penyakit, sehingga terjadi
penurunan kasus DBD. Sesuai dengan surat edaran Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia Nomor PM.01.11/MENKES/591/2016 tentang Pelaksanaan Pemberantasan
Sarang Nyamuk 3M Plus dengan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik, upaya
pencegahan dan pengendalian penyakit DBD dengan langkah PSN 3M Plus dan
gerakan satu rumah satu jumantik. Perilaku membersihkan lingkungan dan secara
rutin melakukan kegiatan 3M, yakni menguras tempat penampungan air, mengubur
barang bekas dan menutup tempat penampungan air akan efektif mengurangi tempat
perkembangbiakan nyamuk, sehingga dapat mengurangi kejadian DBD di
lingkungannya (Purnama,2013).
Gambaran kegiatan :
Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Lingkungan dan 3M Plus untuk Mencegh DBD pada
diberikan kepada anggota Fatayat NU Desa Bumijawa tanggal 11 Februari 2023.
Peserta kelas merupakan ibu yang memiliki anak usia balita di wlayah kerja Posyandu
Seruni di Kel. Debong Lor. Materi disampaikan secara lisan dengan alat bantu berupa
ppt. Jumlah peserta yang mendapatkan penyuluhan adalah 53 orang.

2. KESEHATAN LINGKUNGAN : 6
Laporan 1
JUDUL KEGIATAN : IDENTIFIKASI KESEHATAN LINGKUNGAN DI SDN
GUNUNG AGUNG 01
LATAR BELAKANG
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.Himunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI)
mendefinisikan kesehatan lingkungan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia (Mundiatum dan
Daryanto, 2015). Kesehatan lingkungan merupakan kesehatan yang sangat penting bagi
kelancaran kehidupan pribumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi tinggal.
Lingkungan dapat dikatakan sehat apabila sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan
yang sehat. Kesehatan lingkungan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang
khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam
keseimbangan ekologi.
Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat.
Terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan menurut WHO, yaitu : a. Penyediaan air
minum, khususnya yang menyangkut persediaan jumlah air b. Pengelolaan air buangan
dan pengendalian pencemaran, termasuk masalah pengumpulan, pembersihan dan
pembuangan c. Pembuangan sampah padat d. Pengendalian vektor, termasuk anthropoda,
binatang mengerat e. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh perbuatan
manusia f. Higiene makanan, termasuk hygiene susu g. Pengendalian pencemaran udara
h. Pengendalian radiasi i. Kesehatan Kerja, terutama pengaruh buruk dari faktor fisik,
kimia dan biologis j. Pengendalian kebisingan k. Perumahan dan pemukiman l. Aspek
kesehatan lingkungan dan transportasi udara 8 m. Perencanaan daerah dan perkotaan n.
Pencegahan kecelakaan o. Rekreasi umum dan pariwisata p. Tindakan-tindakan sanitasi
yang berhubungan dengan keadaan epidemik/wabah, bencana alam dan perpindahan
penduduk q. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin.
Salah satu komponen utama untuk memperoleh lingkungan yang sehat ditentukan
oleh tersedianya sarana sanitasi. Sanitasi adalah upaya pencegahan penyakit melalui
pengendalian faktor lingkungan yang menjadi mata rantai penularan penyakit. Adanya
pembinaan terkait lingkungan sekolah sehat merupakan salah satu program dokter
internsip guna menunjang pelayanan kesehatan yang bersifat holistik yang diharapkan
memberikan dampak baik terhadap kesehatan lingkungan khususnya untuk wilayah kerja
Puskesmas Bumijawa.

TUJUAN KEGIATAN
Meninjau pelayanan kesehatan lingkungan di wilayah kerja puskesmas Bumijawa
IDENTITAS SEKOLAH
SDN Gunung Agung 01 terdiri dari 6 kelas dengan jumlah total siswa-siswi 148 orang
GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN
 Pelaksana kegiatan : Dokter umum/internsip, petugas kesehatan lingkungan
Puskesmas Bumijawa
 Sasaran kegiatan : Lingkungan SDN Gunungs Agung 01
 Waktu/Tempat: 15 Maret 2023 / SDN Gunung Agung 01
 Pendanaan dan sumber dana : Dana puskesmas
 Hasil kegiatan :
 Bangunan Sekolah
Kegiatan Kesling dilakukan tanggal 15 Maret 2023. Sebelum dilaksanakannya kegiatan,
telah dilakukan koordinasi terlebih dahulu antara pihan programmer Kesling dengan
pihak sekolah terkait untuk dilakukan kunjungan perihal pemeriksaan kesehatan
lingkungan sekolah. SDN Gunung Agung 01 dibangun di atas tanas seluas kurang lebih
400 meter. Terdiri dari beberapa ruangan dan kelas untuk kegiatan belajar. Setiap kelas
memiliki ventilasi yang cukup berupa jendela dan lubang angin. Di setiap ruangan dan
kelas memiliki 1 pintu masuk. Pencahayaan sekolah cukup baik. Terdapat 4 kamar mandi
dalam 1 lingkungan sekolah dengan keadaan yang kurang bersih. Di wilayah sekolah
terdapat beberapa sarana cuci tangan, air keran menyala namun hanya beberapa sarana
cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun cuci tangan. Lingkungan lapangan outdoor
terlihat tertata rapi dan bersih.
Kantin terlokalisir di dalam lingkungan dan pagar sekolah sehingga tidak ada penjual
kaki lina yang berjualan di area luar sekolah. Kebersihan kantin dan makanan yang dijual
serta kebersihan penjual makanan dalam megolah makanan cukup baik dibandingkan
dengan sekolah lain.

Laporan 2
JUDUL KEGIATAN
IDENTIFIKASI KESEHATAN LINGKUNGAN DI SDN CEMPAKA 02
LATAR BELAKANG
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.Himunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI)
mendefinisikan kesehatan lingkungan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia (Mundiatum dan
Daryanto, 2015). Kesehatan lingkungan merupakan kesehatan yang sangat penting bagi
kelancaran kehidupan pribumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi tinggal.
Lingkungan dapat dikatakan sehat apabila sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan
yang sehat. Kesehatan lingkungan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang
khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam
keseimbangan ekologi.
Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat.
Terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan menurut WHO, yaitu : a. Penyediaan air
minum, khususnya yang menyangkut persediaan jumlah air b. Pengelolaan air buangan
dan pengendalian pencemaran, termasuk masalah pengumpulan, pembersihan dan
pembuangan c. Pembuangan sampah padat d. Pengendalian vektor, termasuk anthropoda,
binatang mengerat e. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh perbuatan
manusia f. Higiene makanan, termasuk hygiene susu g. Pengendalian pencemaran udara
h. Pengendalian radiasi i. Kesehatan Kerja, terutama pengaruh buruk dari faktor fisik,
kimia dan biologis j. Pengendalian kebisingan k. Perumahan dan pemukiman l. Aspek
kesehatan lingkungan dan transportasi udara 8 m. Perencanaan daerah dan perkotaan n.
Pencegahan kecelakaan o. Rekreasi umum dan pariwisata p. Tindakan-tindakan sanitasi
yang berhubungan dengan keadaan epidemik/wabah, bencana alam dan perpindahan
penduduk q. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin.
Salah satu komponen utama untuk memperoleh lingkungan yang sehat ditentukan
oleh tersedianya sarana sanitasi. Sanitasi adalah upaya pencegahan penyakit melalui
pengendalian faktor lingkungan yang menjadi mata rantai penularan penyakit. Adanya
pembinaan terkait lingkungan sekolah sehat merupakan salah satu program dokter
internsip guna menunjang pelayanan kesehatan yang bersifat holistik yang diharapkan
memberikan dampak baik terhadap kesehatan lingkungan khususnya untuk wilayah kerja
Puskesmas Bumijawa.

TUJUAN KEGIATAN
Meninjau pelayanan kesehatan lingkungan di wilayah kerja puskesmas Bumijawa
IDENTITAS SEKOLAH
SDN CEMPAKA 02 terdiri dari 6 kelas dengan jumlah total siswa-siswi 164 orang
GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN
 Pelaksana kegiatan : Dokter umum/internsip, petugas kesehatan lingkungan
Puskesmas Bumijawa
 Sasaran kegiatan : Lingkungan SDN CEMPAKA 02
 Waktu/Tempat: 15 Maret 2023 / SDN CEMPAKA 02
 Pendanaan dan sumber dana : Dana puskesmas
 Hasil kegiatan :
 Bangunan Sekolah

Kegiatan Kesling dilakukan tanggal 15 Maret 2023. Sebelum dilaksanakannya kegiatan,


telah dilakukan koordinasi terlebih dahulu antara pihan programmer Kesling dengan
pihak sekolah terkait untuk dilakukan kunjungan perihal pemeriksaan kesehatan
lingkungan sekolah. SDN Cempaka 02 dibangun di atas tanas seluas kurang lebih 250
meter. Terdiri dari beberapa ruangan dan kelas untuk kegiatan belajar. Tata letak ruangan
kelas dibagi menjadi 2 are yakni di bidang tanah atas dan beberapa kelas di bidang tanah
bawah, hal ini dikarenakan keterbatas lahan yang dimiliki sekolah tersebut Setiap kelas
memiliki ventilasi yang cukup berupa jendela dan lubang angin. Di setiap ruangan dan
kelas memiliki 1 pintu masuk. Pencahayaan sekolah untuk setiap kelas kurang baik
dikarenakan tata letak ruang yang kurang baik sehingga cahaya tidak dapat masuk karena
terhalang bangunan yang lainnya. Terdapat 3 kamar mandi dalam 1 lingkungan sekolah
dengan keadaan yang tidak bersih. Di wilayah sekolah hanya ditemukan 1 sarana untuk
cuci tangan dengan kondisi keran air tidak menyala serta tidak tersedia sabun untuk cuci
tangan.
Tidak terdapat kantin yang terlokalisir di dalam lingkungan sekolah sehinggan penjual
makanan banyak berjualan di area depan sekolah yang kebersihannya sulit dijaga.
Kebanyakan makanan yang dijual tidak ditutup dengan penutup sehingga banyak lalat
yang hinggap di makanan tersebut.

Laporan 3
JUDUL KEGIATAN
IDENTIFIKASI KESEHATAN LINGKUNGAN DI MI JEJEG
LATAR BELAKANG
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.Himunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI)
mendefinisikan kesehatan lingkungan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia (Mundiatum dan
Daryanto, 2015). Kesehatan lingkungan merupakan kesehatan yang sangat penting bagi
kelancaran kehidupan pribumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi tinggal.
Lingkungan dapat dikatakan sehat apabila sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan
yang sehat. Kesehatan lingkungan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang
khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam
keseimbangan ekologi.
Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat.
Terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan menurut WHO, yaitu : a. Penyediaan air
minum, khususnya yang menyangkut persediaan jumlah air b. Pengelolaan air buangan
dan pengendalian pencemaran, termasuk masalah pengumpulan, pembersihan dan
pembuangan c. Pembuangan sampah padat d. Pengendalian vektor, termasuk anthropoda,
binatang mengerat e. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh perbuatan
manusia f. Higiene makanan, termasuk hygiene susu g. Pengendalian pencemaran udara
h. Pengendalian radiasi i. Kesehatan Kerja, terutama pengaruh buruk dari faktor fisik,
kimia dan biologis j. Pengendalian kebisingan k. Perumahan dan pemukiman l. Aspek
kesehatan lingkungan dan transportasi udara 8 m. Perencanaan daerah dan perkotaan n.
Pencegahan kecelakaan o. Rekreasi umum dan pariwisata p. Tindakan-tindakan sanitasi
yang berhubungan dengan keadaan epidemik/wabah, bencana alam dan perpindahan
penduduk q. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin.
Salah satu komponen utama untuk memperoleh lingkungan yang sehat ditentukan
oleh tersedianya sarana sanitasi. Sanitasi adalah upaya pencegahan penyakit melalui
pengendalian faktor lingkungan yang menjadi mata rantai penularan penyakit. Adanya
pembinaan terkait lingkungan sekolah sehat merupakan salah satu program dokter
internsip guna menunjang pelayanan kesehatan yang bersifat holistik yang diharapkan
memberikan dampak baik terhadap kesehatan lingkungan khususnya untuk wilayah kerja
Puskesmas Bumijawa.

TUJUAN KEGIATAN
Meninjau pelayanan kesehatan lingkungan di wilayah kerja puskesmas Bumijawa
IDENTITAS SEKOLAH
MI JEJEG terdiri dari 6 kelas dengan jumlah total siswa-siswi 98 orang
GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN
 Pelaksana kegiatan : Dokter umum/internsip, petugas kesehatan lingkungan
Puskesmas Bumijawa
 Sasaran kegiatan : Lingkungan MI JEJEGWaktu/Tempat : 09 Maret
2023 / MI JEJEG
 Pendanaan dan sumber dana : Dana puskesmas
 Hasil kegiatan :
 Bangunan Sekolah
Kegiatan Kesling dilakukan tanggal 09 Maret 2023. Sebelum dilaksanakannya kegiatan,
telah dilakukan koordinasi terlebih dahulu antara pihak programmer Kesling dengan
pihak sekolah terkait untuk dilakukan kunjungan perihal pemeriksaan kesehatan
lingkungan sekolah. MI JEJEG dibangun di atas tanas seluas kurang lebih 300 meter.
Terdiri dari beberapa ruangan dan kelas untuk kegiatan belajar. Setiap kelas memiliki
ventilasi yang cukup berupa jendela dan lubang angin. Di setiap ruangan dan kelas
memiliki 1 pintu masuk. Pencahayaan sekolah untuk setiap kelas cukup baik. Terdapat 3
kamar mandi dalam 1 lingkungan sekolah dengan keadaan yang kurang bersih. Di
wilayah sekolah terdapat beberapa sarana cuci tangan dengan kondisi hanya beberapa
keran air yang menyala serta tidak tersedia sabun untuk cuci tangan.
Tidak terdapat kantin yang terlokalisir di dalam lingkungan sekolah sehingga penjual
makanan banyak berjualan di area depan sekolah yang kebersihannya sulit dijaga.
Kebanyakan makanan yang dijual tidak ditutup dengan penutup sehingga banyak debu
yang akan masuk ke dalam makanan mengingat lokasi sekolah yang berada di pinggir
jalan yang cukup ramai kendaraan.

Laporan 4
JUDUL KEGIATAN
IDENTIFIKASI KESEHATAN LINGKUNGAN DI SDN JEJEG 01
LATAR BELAKANG
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.Himunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI)
mendefinisikan kesehatan lingkungan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia (Mundiatum dan
Daryanto, 2015). Kesehatan lingkungan merupakan kesehatan yang sangat penting bagi
kelancaran kehidupan pribumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi tinggal.
Lingkungan dapat dikatakan sehat apabila sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan
yang sehat. Kesehatan lingkungan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang
khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam
keseimbangan ekologi.
Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat.
Terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan menurut WHO, yaitu : a. Penyediaan air
minum, khususnya yang menyangkut persediaan jumlah air b. Pengelolaan air buangan
dan pengendalian pencemaran, termasuk masalah pengumpulan, pembersihan dan
pembuangan c. Pembuangan sampah padat d. Pengendalian vektor, termasuk anthropoda,
binatang mengerat e. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh perbuatan
manusia f. Higiene makanan, termasuk hygiene susu g. Pengendalian pencemaran udara
h. Pengendalian radiasi i. Kesehatan Kerja, terutama pengaruh buruk dari faktor fisik,
kimia dan biologis j. Pengendalian kebisingan k. Perumahan dan pemukiman l. Aspek
kesehatan lingkungan dan transportasi udara 8 m. Perencanaan daerah dan perkotaan n.
Pencegahan kecelakaan o. Rekreasi umum dan pariwisata p. Tindakan-tindakan sanitasi
yang berhubungan dengan keadaan epidemik/wabah, bencana alam dan perpindahan
penduduk q. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin.
Salah satu komponen utama untuk memperoleh lingkungan yang sehat ditentukan
oleh tersedianya sarana sanitasi. Sanitasi adalah upaya pencegahan penyakit melalui
pengendalian faktor lingkungan yang menjadi mata rantai penularan penyakit. Adanya
pembinaan terkait lingkungan sekolah sehat merupakan salah satu program dokter
internsip guna menunjang pelayanan kesehatan yang bersifat holistik yang diharapkan
memberikan dampak baik terhadap kesehatan lingkungan khususnya untuk wilayah kerja
Puskesmas Bumijawa.

TUJUAN KEGIATAN
Meninjau pelayanan kesehatan lingkungan di wilayah kerja puskesmas Bumijawa
IDENTITAS SEKOLAH
MI JEJEG terdiri dari 12 kelas yang terdiri dari kelas 1 hingga kelas 6 dengan jumlah
total siswa-siswi 228 orang
GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN
 Pelaksana kegiatan : Dokter umum/internsip, petugas kesehatan lingkungan
Puskesmas Bumijawa
 Sasaran kegiatan : Lingkungan SDN Jejeg 01
 Waktu/Tempat: 09 Maret 2023 / SDN Jejeg 01
 Pendanaan dan sumber dana : Dana puskesmas
 Hasil kegiatan :
 Bangunan Sekolah
Kegiatan Kesling dilakukan tanggal 09 Maret 2023. Sebelum dilaksanakannya kegiatan,
telah dilakukan koordinasi terlebih dahulu antara pihak programmer Kesling dengan
pihak sekolah terkait untuk dilakukan kunjungan perihal pemeriksaan kesehatan
lingkungan sekolah. SDN Jejeg 01 dibangun di atas tanas seluas kurang lebih 500 meter.
Terdiri dari beberapa ruangan dan kelas untuk kegiatan belajar. Setiap kelas memiliki
ventilasi yang cukup berupa jendela dan lubang angin. Di setiap ruangan dan kelas
memiliki 1 pintu masuk. Pencahayaan sekolah untuk setiap kelas cukup baik. Terdapat 6
kamar mandi dalam 1 lingkungan sekolah dengan keadaan cukup terawat namun kurang
bersih serta pencahayaan di kamar mandi yang kurang. Di wilayah sekolah terdapat
beberapa sarana cuci tangan yang semuanya dilengkapi dengan sabun cuci tangan dan
keran air yang menyala.
Tidak terdapat kantin yang terlokalisir di dalam lingkungan sekolah sehingga penjual
makanan banyak berjualan di area depan sekolah yang kebersihannya sulit dijaga.
Kebanyakan makanan yang dijual tidak ditutup dengan penutup sehingga banyak debu
yang akan masuk ke dalam makanan mengingat lokasi sekolah yang berada di pinggir
jalan yang cukup ramai kendaraan.

Laporan 5
JUDUL KEGIATAN
IDENTIFIKASI KESEHATAN LINGKUNGAN DI SDN CEMPAKA 01
LATAR BELAKANG
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.Himunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI)
mendefinisikan kesehatan lingkungan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia (Mundiatum dan
Daryanto, 2015). Kesehatan lingkungan merupakan kesehatan yang sangat penting bagi
kelancaran kehidupan pribumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi tinggal.
Lingkungan dapat dikatakan sehat apabila sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan
yang sehat. Kesehatan lingkungan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang
khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam
keseimbangan ekologi.
Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat.
Terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan menurut WHO, yaitu : a. Penyediaan air
minum, khususnya yang menyangkut persediaan jumlah air b. Pengelolaan air buangan
dan pengendalian pencemaran, termasuk masalah pengumpulan, pembersihan dan
pembuangan c. Pembuangan sampah padat d. Pengendalian vektor, termasuk anthropoda,
binatang mengerat e. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh perbuatan
manusia f. Higiene makanan, termasuk hygiene susu g. Pengendalian pencemaran udara
h. Pengendalian radiasi i. Kesehatan Kerja, terutama pengaruh buruk dari faktor fisik,
kimia dan biologis j. Pengendalian kebisingan k. Perumahan dan pemukiman l. Aspek
kesehatan lingkungan dan transportasi udara 8 m. Perencanaan daerah dan perkotaan n.
Pencegahan kecelakaan o. Rekreasi umum dan pariwisata p. Tindakan-tindakan sanitasi
yang berhubungan dengan keadaan epidemik/wabah, bencana alam dan perpindahan
penduduk q. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin.
Salah satu komponen utama untuk memperoleh lingkungan yang sehat ditentukan
oleh tersedianya sarana sanitasi. Sanitasi adalah upaya pencegahan penyakit melalui
pengendalian faktor lingkungan yang menjadi mata rantai penularan penyakit. Adanya
pembinaan terkait lingkungan sekolah sehat merupakan salah satu program dokter
internsip guna menunjang pelayanan kesehatan yang bersifat holistik yang diharapkan
memberikan dampak baik terhadap kesehatan lingkungan khususnya untuk wilayah kerja
Puskesmas Bumijawa.

TUJUAN KEGIATAN
Meninjau pelayanan kesehatan lingkungan di wilayah kerja puskesmas Bumijawa
IDENTITAS SEKOLAH
SDN CEMPAKA 01 terdiri dari 6 kelas dengan jumlah total siswa-siswi 152 orang
GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN
 Pelaksana kegiatan : Dokter umum/internsip, petugas kesehatan lingkungan
Puskesmas Bumijawa
 Sasaran kegiatan : Lingkungan SDN CEMPAKA 01
 Waktu/Tempat: 08 Maret 2023 / SDN CEMPAKA 01
 Pendanaan dan sumber dana : Dana puskesmas
 Hasil kegiatan :
 Bangunan Sekolah
Kegiatan Kesling dilakukan tanggal 08 Maret 2023. Sebelum dilaksanakannya kegiatan,
telah dilakukan koordinasi terlebih dahulu antara pihan programmer Kesling dengan
pihak sekolah terkait untuk dilakukan kunjungan perihal pemeriksaan kesehatan
lingkungan sekolah. SDN Cempaka 02 dibangun di atas tanas seluas kurang lebih 400
meter. Terdiri dari beberapa ruangan dan kelas untuk kegiatan belajar. Setiap kelas
memiliki ventilasi yang cukup berupa jendela dan lubang angin. Di setiap ruangan dan
kelas memiliki 1 pintu masuk. Pencahayaan sekolah untuk setiap kelas cukup baik.
Terdapat 4 kamar mandi dalam 1 lingkungan sekolah dengan keadaan yang tidak bersih
dan tidak terawat serta pencahayaan dan ventilasi kamar mandi yang kurang baik. Di
wilayah sekolah hanya ditemukan beberapa sarana cuci tangan dengan keran air yang
menyala namun tidak ditemukan sabun untuk cuci tangan.
Tidak terdapat kantin yang terlokalisir di dalam lingkungan sekolah sehinggan penjual
makanan banyak berjualan di area depan sekolah yang kebersihannya sulit dijaga.
Kebanyakan makanan yang dijual tidak ditutup dengan penutup sehingga banyak lalat
yang hinggap di makanan tersebut dan juga debu. Penjual makanan juga tidak menjaga
kebersihannya dalam menyajikan makanan seperti tidak memakai sarung tangan. Sampah
makanan banyak yang berserakan, siswa siswi banyak yang tidak membuang ke dalam
tempat sampah dan pedagang makanan juga tidak berkontribusi untuk membuang sampah
makanan tersebut.

Laporan 6
JUDUL KEGIATAN
IDENTIFIKASI KESEHATAN LINGKUNGAN DI SDN GUNGUNG AGUNG 3
LATAR BELAKANG
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.Himunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI)
mendefinisikan kesehatan lingkungan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia (Mundiatum dan
Daryanto, 2015). Kesehatan lingkungan merupakan kesehatan yang sangat penting bagi
kelancaran kehidupan pribumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi tinggal.
Lingkungan dapat dikatakan sehat apabila sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan
yang sehat. Kesehatan lingkungan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang
khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam
keseimbangan ekologi.
Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat.
Terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan menurut WHO, yaitu : a. Penyediaan air
minum, khususnya yang menyangkut persediaan jumlah air b. Pengelolaan air buangan
dan pengendalian pencemaran, termasuk masalah pengumpulan, pembersihan dan
pembuangan c. Pembuangan sampah padat d. Pengendalian vektor, termasuk anthropoda,
binatang mengerat e. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh perbuatan
manusia f. Higiene makanan, termasuk hygiene susu g. Pengendalian pencemaran udara
h. Pengendalian radiasi i. Kesehatan Kerja, terutama pengaruh buruk dari faktor fisik,
kimia dan biologis j. Pengendalian kebisingan k. Perumahan dan pemukiman l. Aspek
kesehatan lingkungan dan transportasi udara 8 m. Perencanaan daerah dan perkotaan n.
Pencegahan kecelakaan o. Rekreasi umum dan pariwisata p. Tindakan-tindakan sanitasi
yang berhubungan dengan keadaan epidemik/wabah, bencana alam dan perpindahan
penduduk q. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin.
Salah satu komponen utama untuk memperoleh lingkungan yang sehat ditentukan
oleh tersedianya sarana sanitasi. Sanitasi adalah upaya pencegahan penyakit melalui
pengendalian faktor lingkungan yang menjadi mata rantai penularan penyakit. Adanya
pembinaan terkait lingkungan sekolah sehat merupakan salah satu program dokter
internsip guna menunjang pelayanan kesehatan yang bersifat holistik yang diharapkan
memberikan dampak baik terhadap kesehatan lingkungan khususnya untuk wilayah kerja
Puskesmas Bumijawa.

TUJUAN KEGIATAN
Meninjau pelayanan kesehatan lingkungan di wilayah kerja puskesmas Bumijawa
IDENTITAS SEKOLAH
SDN GUNUNG AGUNG 03 terdiri dari 6 kelas dengan jumlah total siswa-siswi 174
orang
GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN
 Pelaksana kegiatan : Dokter umum/internsip, petugas kesehatan lingkungan
Puskesmas Bumijawa
 Sasaran kegiatan : Lingkungan SDN Gunung Agung 03
 Waktu/Tempat: 08 Maret 2023 / SDN Gunung Agung 03
 Pendanaan dan sumber dana : Dana puskesmas
 Hasil kegiatan :
 Bangunan Sekolah
Kegiatan Kesling dilakukan tanggal 08 Maret 2023. Sebelum dilaksanakannya kegiatan,
telah dilakukan koordinasi terlebih dahulu antara pihan programmer Kesling dengan
pihak sekolah terkait untuk dilakukan kunjungan perihal pemeriksaan kesehatan
lingkungan sekolah. SDN Cempaka 02 dibangun di atas tanas seluas kurang lebih 350
meter. Terdiri dari beberapa ruangan dan kelas untuk kegiatan belajar. Setiap kelas
memiliki ventilasi yang cukup berupa jendela dan lubang angin. Di setiap ruangan dan
kelas memiliki 1 pintu masuk. Pencahayaan sekolah untuk setiap kelas cukup baik.
Terdapat beberapa mandi dalam 1 lingkungan sekolah dengan keadaan yang tidak bersih
serta pencahayaan dan ventilasi kamar mandi yang kurang baik. Di wilayah sekolah
hanya ditemukan beberapa sarana cuci tangan dengan keran air yang tidak menyala dan
tidak ditemukan sabun untuk cuci tangan.
Tidak terdapat kantin yang terlokalisir di dalam lingkungan sekolah sehingga penjual
makanan banyak berjualan di area depan sekolah yang kebersihannya sulit dijaga.
Kebanyakan makanan yang dijual tidak ditutup dengan penutup sehingga banyak lalat
yang hinggap di makanan tersebut. Penjual makanan juga tidak menjaga kebersihannya
dalam menyajikan makanan seperti tidak memakai sarung tangan dan tidak mencuci
makanan baik sebelum maupun setelah menyiapkan dan menyajikan makanan.

3. PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA


a. ANC : 5
a. ANC : 5
Laporan 1
Tema : ANC
Lokasi : Puskesmas Bumijawa
Waktu : 08.35 – 09.00
Jumlah peserta : 1 orang

Identitas:
Nama: Ny. CAC
Tgl lahir: 10/01/1991
BB: 71 kg
PB: 158 cm

Latar Belakang Kegiatan:


Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu hamil
terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Mufdlilah, 2009).
Dengan ANC perkembangan kondisi ibu hamil setiap saat akan terpantau dengan baik
dan pengetahuan tentang persiapan melahirkan akan bertambah. Antenatal Care
(ANC) adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa
kehamilan. Agar proses yang alamiah ini berjalan dengan lancar dan tidak
berkembang menjadi patologis diperlukan upaya sejak dini dengan memantau
kesehatan ibu yang berkesinambungan dan berkualitas serta melakukan pemeriksaan
kehamilan secara teratur ke petugas kesehatan, melakukan kunjungan minimal 6 kali
yaitu 2 kali trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), 1 kali pada trimester
kedua (usia kehamilan 12-28 minggu), dan 3 kali pada trimester ketiga (usia
kehamilan 28 minggu sampai lahir) dengan 1 kali kunjungan ke dokter SPOG.
Gambaran Pelaksanaan:
Ny. CAC G1P0A0 UK 36 minggu 6 hari datang ke RB Paten pada tanggal 01 Maret
2023 untuk melakukan antenatal care yang ke-4. Pasien kemudian di anamnesis dan
mengaku tidak ada keluhan termasuk perut terasa kencang. Pasien kemudian
melakukan pemeriksaan fisik. Pasien melakukan penimbangan berat dan tinggi
badan, didapatkan berat badan 71 kg dan tinggi 158 cm. pada pengukuran LILA
didapatkan 27 cm. Pasien kemudian berbaring di bed kemudian dilakukan
pemeriksaan tanda vital dan leopold. Didapatkan tensi 107/69 mmHg, Nadi
80x/menit, RR 20x/menit, suhu 37C. Leopold I didapatkan bagian bulat lunak tidak
melenting (bokong), TFU 30 cm. Leopold II terdapat tahanan memanjang di sebelah
kiri dan bagian kecil-kecil di sebelah kanan (punggung kiri), DJJ 140x/menit.
Leopold III didapatkan bagian bulat keras melenting (kepala). Leopold IV didapatkan
kedua jari tangan konvergen atau belum masuk pintu atas panggul. Interpretasi ANC
dalam batas normal. Selesai melakukan pemeriksaan fisik, pasien diberikan tablet Fe
1x1 (10) dan Calcium 1x1 (10).

Laporan 2
Tema : ANC
Lokasi : Puskesmas Bumijawa
Waktu : 08.35 – 09.00
Jumlah peserta : 1 orang

Identitas:
Nama: Ny. KAS
Tgl lahir: 28/06/1996
BB: 57 kg
PB:147 cm

Latar Belakang Kegiatan:


Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu hamil
terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Mufdlilah, 2009).
Dengan ANC perkembangan kondisi ibu hamil setiap saat akan terpantau dengan baik
dan pengetahuan tentang persiapan melahirkan akan bertambah. Antenatal Care
(ANC) adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa
kehamilan. Agar proses yang alamiah ini berjalan dengan lancar dan tidak
berkembang menjadi patologis diperlukan upaya sejak dini dengan memantau
kesehatan ibu yang berkesinambungan dan berkualitas serta melakukan pemeriksaan
kehamilan secara teratur ke petugas kesehatan, melakukan kunjungan minimal 6 kali
yaitu 2 kali trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), 1 kali pada trimester
kedua (usia kehamilan 12-28 minggu), dan 3 kali pada trimester ketiga (usia
kehamilan 28 minggu sampai lahir) dengan 1 kali kunjungan ke dokter SPOG.
Gambaran Pelaksanaan:
Ny. KAS G3P2A0 UK 36 minggu 1 hari datang ke RB Paten pada tanggal 13
Februari 2023 untuk melakukan antenatal care yang ke-4. Pasien kemudian di
anamnesis dan mengaku tidak ada keluhan. Pasien kemudian melakukan
pemeriksaan fisik. Pasien melakukan penimbangan berat dan tinggi badan,
didapatkan berat badan 57 kg dan tinggi 147 cm. pada pengukuran LILA didapatkan
24 cm. Pasien kemudian berbaring di bed kemudian dilakukan pemeriksaan tanda
vital dan leopold. Didapatkan tensi 111/86 mmHg, Nadi 80x/menit, RR 20x/menit,
suhu 37oC. Leopold I didapatkan bagian bulat lunak tidak melenting (bokong), TFU
28 cm. Leopold II terdapat tahanan memanjang di sebelah kiri dan bagian kecil-kecil
di sebelah kanan (punggung kiri), DJJ 136x/menit. Leopold III didapatkan bagian
bulat keras melenting (kepala). Leopold IV didapatkan kedua jari tangan konvergen
atau belum masuk pintu atas panggul. Interpretasi ANC dalam batas normal. Selesai
melakukan pemeriksaan fisik, pasien diberikan suplemen tambah darah dan kalsium
serta direncanakan untuk kontrol Kembali 1 minggu lagi.

Laporan 3
Tema : ANC
Lokasi : Puskesmas Bumijawa
Waktu : 09.35 – 10.00
Jumlah peserta : 1 orang

Identitas:
Nama: Ny. CNH
Tgl lahir: 01/01/2002
BB: 57 kg
PB: 147 cm

Latar Belakang Kegiatan:


Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu hamil
terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Mufdlilah, 2009).
Dengan ANC perkembangan kondisi ibu hamil setiap saat akan terpantau dengan baik
dan pengetahuan tentang persiapan melahirkan akan bertambah. Antenatal Care
(ANC) adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa
kehamilan. Agar proses yang alamiah ini berjalan dengan lancar dan tidak
berkembang menjadi patologis diperlukan upaya sejak dini dengan memantau
kesehatan ibu yang berkesinambungan dan berkualitas serta melakukan pemeriksaan
kehamilan secara teratur ke petugas kesehatan, melakukan kunjungan minimal 6 kali
yaitu 2 kali trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), 1 kali pada trimester
kedua (usia kehamilan 12-28 minggu), dan 3 kali pada trimester ketiga (usia
kehamilan 28 minggu sampai lahir) dengan 1 kali kunjungan ke dokter SPOG.
Gambaran Pelaksanaan:
Ny. CNH G2P1A0 UK 40 minggu 6 hari datang ke RB Paten pada tanggal 27 Januari
2023 untuk melakukan antenatal care yang ke-3 (PAsien tidak rutin ANC). Pasien
kemudian di anamnesis dan mengaku tidak ada keluhan termasuk perut terasa
kencang. Pasien kemudian melakukan pemeriksaan fisik. Pasien melakukan
penimbangan berat dan tinggi badan, didapatkan berat badan 53 kg dan tinggi 159
cm. pada pengukuran LILA didapatkan 26 cm. Pasien kemudian berbaring di bed
kemudian dilakukan pemeriksaan tanda vital dan leopold. Didapatkan tensi 107/70
mmHg, Nadi 78x/menit, RR 20x/menit, suhu 37oC. Leopold I didapatkan bagian
bulat lunak tidak melenting (bokong), TFU 28 cm. Leopold II terdapat tahanan
memanjang di sebelah kiri dan bagian kecil-kecil di sebelah kanan (punggung kiri),
DJJ 124x/menit. Leopold III didapatkan bagian bulat keras melenting (kepala).
Leopold IV didapatkan kedua jari tangan konvergen atau belum masuk pintu atas
panggul. Interpretasi ANC dalam batas normal. Selesai melakukan pemeriksaan fisik,
pasien diberikan edukasi, dikarenakan besok usia kandungan pasien adalah 41
minggu, jika hari ini tidak terdapat tanda-tanda ingin melahirkan, maka besok pasien
diminta untuk datang ke poli kebidanan.

Laporan 4
Tema : ANC
Lokasi : Puskesmas Bumijawa
Waktu : 09.35 – 10.00
Jumlah peserta : 1 orang

Identitas:
Nama: Ny. T
Tgl lahir: 19/04/1994
BB: 70 kg
PB: 155 cm

Latar Belakang Kegiatan:


Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu hamil
terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Mufdlilah, 2009).
Dengan ANC perkembangan kondisi ibu hamil setiap saat akan terpantau dengan baik
dan pengetahuan tentang persiapan melahirkan akan bertambah. Antenatal Care
(ANC) adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa
kehamilan. Agar proses yang alamiah ini berjalan dengan lancar dan tidak
berkembang menjadi patologis diperlukan upaya sejak dini dengan memantau
kesehatan ibu yang berkesinambungan dan berkualitas serta melakukan pemeriksaan
kehamilan secara teratur ke petugas kesehatan, melakukan kunjungan minimal 6 kali
yaitu 2 kali trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), 1 kali pada trimester
kedua (usia kehamilan 12-28 minggu), dan 3 kali pada trimester ketiga (usia
kehamilan 28 minggu sampai lahir) dengan 1 kali kunjungan ke dokter SPOG.
Gambaran Pelaksanaan:
Ny. T G2P1A0 UK 25 minggu datang ke RB Paten pada tanggal 19 Januari 2023
untuk melakukan antenatal care yang ke-1. Pasien kemudian di anamnesis dan
mengaku tidak ada keluhan termasuk perut terasa kencang. Pasien kemudian
melakukan pemeriksaan fisik. Pasien melakukan penimbangan berat dan tinggi
badan, didapatkan berat badan 70 kg dan tinggi 155 cm. pada pengukuran LILA
didapatkan 36 cm, TFU 22 cm. Pasien kemudian berbaring di bed kemudian
dilakukan pemeriksaan tanda vital dan leopold. Didapatkan tensi 117/82 mmHg, Nadi
98x/menit, RR 20x/menit, suhu 37oC. Leopold sulit dinilai. Interpretasi ANC dalam
batas normal. Selesai melakukan pemeriksaan fisik, pasien diberikan tablet Fe 1x1
(10) dan Calcium 1x1 (10).
Laporan 5
Tema : ANC
Lokasi : Puskesmas Bumijawa
Waktu : 09.35 – 10.00
Jumlah peserta : 1 orang

Identitas:
Nama: Ny. T
Tgl lahir: 20/05/1999
BB: 60 kg
PB: 155 cm

Latar Belakang Kegiatan:


Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu hamil
terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Mufdlilah, 2009).
Dengan ANC perkembangan kondisi ibu hamil setiap saat akan terpantau dengan baik
dan pengetahuan tentang persiapan melahirkan akan bertambah. Antenatal Care
(ANC) adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa
kehamilan. Agar proses yang alamiah ini berjalan dengan lancar dan tidak
berkembang menjadi patologis diperlukan upaya sejak dini dengan memantau
kesehatan ibu yang berkesinambungan dan berkualitas serta melakukan pemeriksaan
kehamilan secara teratur ke petugas kesehatan, melakukan kunjungan minimal 6 kali
yaitu 2 kali trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), 1 kali pada trimester
kedua (usia kehamilan 12-28 minggu), dan 3 kali pada trimester ketiga (usia
kehamilan 28 minggu sampai lahir) dengan 1 kali kunjungan ke dokter SPOG.
Gambaran Pelaksanaan:
Ny. T G2P1A0 UK 23 minggu datang ke RB Paten pada tanggal 20 Desember 2022
untuk melakukan antenatal care yang ke-1. Pasien kemudian di anamnesis dan
mengaku tidak ada keluhan termasuk perut terasa kencang. Pasien kemudian
melakukan pemeriksaan fisik. Pasien melakukan penimbangan berat dan tinggi
badan, didapatkan berat badan 60 kg dan tinggi 155 cm. pada pengukuran LILA
didapatkan 34 cm, TFU 20 cm. Pasien kemudian berbaring di bed kemudian
dilakukan pemeriksaan tanda vital dan leopold. Didapatkan tensi 110/70 mmHg, Nadi
94x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,4 C. Leopold sulit dinilai. Interpretasi ANC dalam
batas normal. Selesai melakukan pemeriksaan fisik, pasien diberikan tablet Fe 1x1
(10) dan Calcium 1x1 (10).

b. KB Suntik : 2
Identitas Pasien :
Ny. M, Usia 44 tahun, BB: 52 kg, TB 154, P4A0
Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu atau
pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur
interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dan menentukan
jumlah anak dalam suatu keluarga. Program KB tidak hanya bertujuan untuk
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, melainkan juga untuk memenuhi
permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi (KR) yang
berkualitas, menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi untuk membentuk keluarga kecil
berkualitas. KB suntik merupakan suatu usaha untuk membantu mengatur jumlah
anak dalam keluarga, KB Suntik merupakan salah satu dari jenis kontrasepsi yang
menggunakan obat hormonal untuk menjarangkan jarak kelahiran.
Gambaran Kegiatan :
Petugas memanggil pasien dan mempersilakan untuk duduk
- Petugas memberi salam dan memperkenalkan diri
- Petugas melakukan anamnesa dan identifikasi pasien
- Petugas menjelaskan dan melakukan konseling tentang kontrasepsi KB Suntik
- Petugas melakukan informed consent
- Petugas mencuci tangan
- Petugas melakukan pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik, BB, TB, dan TTV
- Petugas memberitahu klien akan dilakukan penyuntikan
- Petugas memakain APD (handscoon)
- Petugas melakukan aseptik pada area yang akan disuntikan
- Petugas melakukan penyuntikan secara I.M di area gluteus 1/3 sias
- Petugas memberitahu pasien sudah dilakukan penyuntikan
- Petugas melepas APD dan membuang sampah sesuai kategori
- Petugas mencuci tangan
- Pasien diedukasi untuk kontrasepsi jangka panjang dengan pertimbangan usia dan
jumlah anak pasien
- Petugas mencatat hasil dalam rekam medis

Identitas Pasien :
Ny. S, Usia 25 tahun, BB: 41 kg, TB 150, P1A0
Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu atau
pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur
interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dan menentukan
jumlah anak dalam suatu keluarga. Program KB tidak hanya bertujuan untuk
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, melainkan juga untuk memenuhi
permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi (KR) yang
berkualitas, menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi untuk membentuk keluarga kecil
berkualitas. KB suntik merupakan suatu usaha untuk membantu mengatur jumlah
anak dalam keluarga, KB Suntik merupakan salah satu dari jenis kontrasepsi yang
menggunakan obat hormonal untuk menjarangkan jarak kelahiran.
Gambaran Kegiatan :
Petugas memanggil pasien dan mempersilakan untuk duduk
- Petugas memberi salam dan memperkenalkan diri
- Petugas melakukan anamnesa dan identifikasi pasien
- Petugas menjelaskan dan melakukan konseling tentang kontrasepsi KB Suntik
- Petugas melakukan informed consent
- Petugas mencuci tangan
- Petugas melakukan pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik, BB, TB, dan TTV
- Petugas memberitahu klien akan dilakukan penyuntikan
- Petugas memakain APD (handscoon)
- Petugas melakukan aseptik pada area yang akan disuntikan
- Petugas melakukan penyuntikan secara I.M di area gluteus 1/3 sias
- Petugas memberitahu pasien sudah dilakukan penyuntikan
- Petugas melepas APD dan membuang sampah sesuai kategori
- Petugas mencuci tangan
- Pasien diedukasi untuk kontrasepsi jangka panjang dengan pertimbangan usia dan
jumlah anak pasien
- Petugas mencatat hasil dalam rekam medis

c. KB Implan : 1
Judul : Pemasangan KB Implan di Safari KB Puskesmas Bumijawa
Latar Belakang
Dalam menekan laju dari pertumbuhan penduduk pemerintah melakukan upaya
yaitu program Keluarga Berencana (KB) yang ditujukan kepada Pasangan Usia Subur
(PUS) dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2014). luarga
Berencana (KB) merupakan suatu usaha yang digunakan untuk mewujudkan keluarga
yang berkualitas dalam mewujudkan hak-hak reproduksi membentuk keluarga dengan
usia kawin yang ideal, mengatur jumlah kehamilan yang diinginkan, dalam mengatur
jumlah anak, usia melahirkan anak yang ideal, dalam membina ketahanan juga
kesejahteraan anak (BKKBN, 2015).
Jenis kontrasepsi implant adalah metode kontrasepsi yang berupa batang atau
kapsul silastik yang berisi hormon progesteron, pemasangan implant dilakukan
dengan cara memasukkan alat yang berupa batang atau kapsul silastik ini ke bawah
kulit melalui insisi (Saifuddin, 2010). Implant atau susuk kontrasepsi ini merupakan
salah satu metode kontrasepsi hormonal yang berbentuk batang dengan panjang 4 cm
yang di dalamnya terdapat hormon progesteron, hormon tersebut akan dilepaskan
secara perlahan dimana akan bekerja dengan efektif sebagai alat kontrasepsi selama
3-5 tahun, kemudian dari mulai pemakaian sampai 1 minggu disarankan untuk
menggunakan alat kontrasepsi tambahan seperti kondom. Sama seperti alat
kontrasepsi hormonal lainnya, implant juga dapat mempengaruhi siklus menstruasi
akseptor dan dapat menyebabkan kenaikan berat badan selama penggunaanya, efek
samping utama adalah adanya perdarahan bercak dan amenorhea. (BKKBN, 2016).
Kontrasepsi implant memiliki keuntungan dibandingkan dengan metode
kontrasepsi lainnya, dimana implant merupakan kontrasepsi yang memiliki daya guna
paling tinggi dengan kegagalan 0,3 per 100 tahun (Marliza, 2013). Kontrasepsi
implant menjadi salah satu jenis kontrasepsi dimana implant ini memiliki daya guna
yang tinggi. Implant memiliki perlindungan jangka panjang dengan pengembalian
kesuburan yang cepat setelah dilakukan pencabutan, selain itu kontrasepsi implant
tidak mengganggu dalam kegiatan senggama, tidak diperlukan kontrol bila tidak
adanya keluhan selama pemakaian kontrasepsi, dan tidak dapat mengganggu produksi
ASI. Dalam pemasangan kontrasepsi implant ini tidak diperlukan pemeriksaan dalam
dan pencabutannya pun dapat dilakukan sesuai kebutuhan akseptor. Beberapa hal
tersebut tidak dimiliki oleh metode kontrasepsi jangka panjang yang lainnya dengan
kontrasepsi implant, misalnya tidak mengganggu produksi ASI sehingga kontrasepsi
implant ini dapat digunakan oleh semua ibu dalam usia reproduksi (Saifuddin, 2010).
Gambaran Kegiatan :
Hari/tanggal : Rabu, 23/11/2022
Waktu : 08.00 s/d selesai
Tempat : Aula Puskesmas Bumijawa
Peserta : Ny. DPPI, Usia 34 tahun
Kegiataan :
Pasien datang ke Safari KB Puskesmas Bumijawa. Kemudian dilakukan pemasangan
KB implant dengan prosedur sebagai berikut :
 Daerah tempat pemasangan implant ditutup dengan kain steril yang berlubang
 Lakukan injeksi obat anastesi kira-kira 6-10cm diatas lipatan siku
 Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5cm dengan scalpel yang tajam
 Troker dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan bawah
kulit
 Kemudian kapsul dimasukkan kedalam troker dan didorong dengan plunger
sampai kapsul terletak dibawah kulit
 Kemudian dilakukan secara berturut-turut sampai kapsul kedua
 Kedua kapsul dibawah kulit diletakkan sedemikian rupa sehingga susunannya
seperti huruf V. setelah kedua kapsul berada dibawah kulit,troika ditarik
pelanpelan keluar
 Control luka apakah ada perdarahan atau tidak
 Jika tidak ada perdarahan tutup luka dengan kasa steril, kemudian diplester,
umumnya tidak diperlukan jahitan
 Nasehati pasien agar luka jangan basah selama lebih kurang 3 hari dan dating
kembali jika ada keluhan-keluhan yang mengganggu
Pasien datang 3 hari lagi untuk kontrol pemasangan implant tersbut. Pasien di
bawakan obat pulang :
Asam mefenamat 500 mg/ 8 jam PO
Amoxicillin 500 mg/ 8 jam PO

d. Pasang IUD : 1
Tema : KB IUD
Lokasi : Puskesmas Bumijawa Poli KB
Waktu : 08.35 – 09.00
Jumlah peserta : 1 orang

Identitas:
Nama: IN
Tgl lahir: 20 Mei 1977 (42 thn)
BB: 48 kg
PB:155 cm
Suhu: 36
Anamnesis: Ingin kontrol IUD sudah 7 tahun, keluhan -
Latar Belakang Kegiatan:
Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat setelah
RRC, India dan Amerika Serikat. Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu
pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat
kehamilan yang dialami oleh pasangan usia subur. Kontrasepsi merupakan salah satu
untuk mencegah terjadinya kehamilan. Salah satu yang dapat bersifat sementara,
dapat juga bersifat permanen. Intera Uterine Device (IUD) merupakan metode
kontrasepsi yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, sehingga efektif
penggunaannya dalam mencegah kehamilan.
Gambaran Pelaksanaan:
Awalnya pasien diminta untuk membuka celana dalam dan diminta tiduran di kasur
yang sudah diposisikan litotomi. Lalu dilakukan Vaginal touche dan dipasangkan
speculum cocor bebek. Selanjutnya diperiksa apakah terdapat inflamasi dan dilakukan
pembersihan. Selanjutnya IUD ditarik keluar menggunakan klem.

e. IMD dan ASI Eksklusif : 2


Kegiatan KP-ASI di Kelas Ibu Hamil Desa Cintamanik
Latar Belakang
Sehubungan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan 2030, menyusui merupakan salah satu langkah pertama
bagi seorang manusia untuk mendapatkan kehidupan yang sehat dan sejahtera.
Sayangnya, tidak semua orang mengetahui hal ini. Di Indonesia hampir 9 dari 10 ibu
pernah memberikan ASI, namun penelitian IDAI (Yohmi dkk, 2015) menemukan
hanya 49,8 % yang memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan sesuai
rekomendasi WHO. Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif ini dapat
berdampak pada kualitas hidup generasi penerus bangsa dan juga pada perekonomian
nasional.
Dukungan untuk menyusui harus diberikan oleh semua pihak meliputi,
pemerintah, tenaga kesehatan, masyarakat dan media. Terbukti ibu yang didukung
untuk menyusui, 2,5 kali akan lebih sukses dalam memberikan ASI.
Pemerintah dapat mendukung ASI dengan memberikan kebijakan hak cuti
melahirkan, menggalakkan penerapan kode internasional untuk pemasaran produk
pengganti ASI, dan memperkuat sistem layanan kesehatan. Beberapa langkah yang
harus dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di antaranya adalah menjelaskan manfaat
dan penatalaksanaan menyusui kepada ibu hamil, membantu ibu menyusui segera
setelah melahirkan, mengajarkan ibu cara menyusui, dan menjaga agar terus
menyusui, walau terpisah dari bayinya, dan tidak memberi makanan atau minuman
selain ASI, kecuali ada indikasi medis. Dalam masyarakat, membentuk kelompok
pendukung ASI juga dapat membantu kesuksesan ASI eksklusif.
Gambaran Pelaksanaan
Kegiatan KP-ASI di Kelas Ibu Hamil Desa Cintamanik dilaksanakan pada tanggal 7
Maret 2023. Peserta KP-ASI terdiri dari kader kesehatan dan ibu hamil. Peserta
kurang lebih 15 orang. Materi yang disampaikan adalah mengenai ASI Eksklusif,
cara menyusui yang benar, dan cara menyimpan ASI. Penyuluhan disertai dengan
peragaan denga manekin dan peralatan penyimpanan ASI agar peserta lebih
memahami materi yang disampaikan. Peserta aktif berdiskusi dan memahami materi
yang disampaikan.

Kegiatan KP-ASI di Kelas Ibu Hamil Desa Batumirah


Latar Belakang
Sehubungan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan 2030, menyusui merupakan salah satu langkah pertama
bagi seorang manusia untuk mendapatkan kehidupan yang sehat dan sejahtera.
Sayangnya, tidak semua orang mengetahui hal ini. Di Indonesia hampir 9 dari 10 ibu
pernah memberikan ASI, namun penelitian IDAI (Yohmi dkk, 2015) menemukan
hanya 49,8 % yang memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan sesuai
rekomendasi WHO. Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif ini dapat
berdampak pada kualitas hidup generasi penerus bangsa dan juga pada perekonomian
nasional.
Dukungan untuk menyusui harus diberikan oleh semua pihak meliputi,
pemerintah, tenaga kesehatan, masyarakat dan media. Terbukti ibu yang didukung
untuk menyusui, 2,5 kali akan lebih sukses dalam memberikan ASI.
Pemerintah dapat mendukung ASI dengan memberikan kebijakan hak cuti
melahirkan, menggalakkan penerapan kode internasional untuk pemasaran produk
pengganti ASI, dan memperkuat sistem layanan kesehatan. Beberapa langkah yang
harus dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di antaranya adalah menjelaskan manfaat
dan penatalaksanaan menyusui kepada ibu hamil, membantu ibu menyusui segera
setelah melahirkan, mengajarkan ibu cara menyusui, dan menjaga agar terus
menyusui, walau terpisah dari bayinya, dan tidak memberi makanan atau minuman
selain ASI, kecuali ada indikasi medis. Dalam masyarakat, membentuk kelompok
pendukung ASI juga dapat membantu kesuksesan ASI eksklusif.
Gambaran Pelaksanaan
Kegiatan KP-ASI di Kelas Ibu Hamil Desa Batumirah dilaksanakan pada tanggal 22
Februari 2023. Peserta KP-ASI terdiri dari kader kesehatan dan ibu hamil. Peserta
kurang lebih 21 orang. Materi yang disampaikan adalah mengenai ASI Eksklusif,
cara menyusui yang benar, dan cara menyimpan ASI. Penyuluhan disertai dengan
peragaan denga manekin dan peralatan penyimpanan ASI agar peserta lebih
memahami materi yang disampaikan. Peserta aktif berdiskusi dan memahami materi
yang disampaikan.

f. KB Pil :1
Latar Belakang :
Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang wanita dengan cara
diminum (pil) Tujuan dari konsumsi pil KB adalah untuk mencegah, menghambat
dan menjarangkan terjadinya kehamilan yang memang tidak diinginkan. Untuk itu
kepatuhan mengkonsumsi pil KB secara teratur sesuai dengan dengan petunjuk
tenaga kesehatan harus dilakukan. Kepatuhan mengkonsumsi pil KB bertujuan agar
manfaat konsumsi pil KB yaitu mencegah menghambat dan menjarangkan terjadinya
kehamilan bisa dirasakan. Ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi pil KB tidak bisa
menjamin bahwa akseptor pil KB terhindar dari kehamilan. Hal ini dikarenakan
pengkonsumsian yang tidak teratur emnjadikan pil KB tidak bisa bekerja secara
optimal. Akan tetapi fenomena di lapangan menunjukkan bahwa sering kali akseptor
pil KB tidak patuh dalam melakukan keteraturan mengkonsumsi pil KB.
Ketidakpatuhan ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mereka tentang pil
KB. Mereka cenderung menghemat pengkonsumsian dengan meminum pil KB
dibawah ukuran yang disarankan. Kebiasaan ini menyebabkan masih mungkin
akseptor pil KB mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (Depkes RI, 2001).
Pil KB berisi kombinasi hormon estrogen dan progesteron untuk mencegah ovulasi
(pelepasan telur selama siklus bulanan). Seorang wanita tidak bisa hamil jika dia
tidak berovulasi karena tidak ada telur untuk dibuahi. Pil KB juga bekerja dengan
menebalkan lendir di sekitar leher rahim, yang membuatnya sulit bagi sperma untuk
memasuki rahim dan mencapai setiap telur yang telah muncul. Hormon-hormon
dalam pil KB terkadang juga dapat mempengaruhi lapisan rahim, sehingga sulit bagi
telur untuk menempel ke dinding rahim.Pada jenis pil yang lain dapat mengubah
periode menstruasi adalah pil progesteron berdosis rendah, atau kadang-kadang
disebut juga pil mini. Jenis pil KB ini berbeda dari pil lain yang hanya berisi satu
jenis hormon progesterone. Pil mini bekerja dengan mengubah lendir serviks dan
dinding rahim, dan terkadang juga mempengaruhi ovulasi juga.(Arum, D dan
Sujiyatini, 2009)
Gambaran Pelaksanaan :
Pasien Datang ingin mengganti KB karena merasa badan pegal-pegal sejak
menggunakan KB Suntik. Pasien ingin mencoba apakah jika menggunakan KB Pil
lebih dapat diterima oleh badan pasien. Pasien saat ini sedang menstruasi hari ke 4.
Pasien belum berhubungan dengan suami karena suami baru pulang dari pelayaran 3
hari selanjutnya. Pasien dilakukan pemeriksaan BB. TB, dan TD. Didapatkan BB
pasien 62 kg, dengan TB 155 cm, Tekanan darah 110/70 mmHg. Pasien dapat
diberikan pil KB (kombinasi, 28 tablet) dengan dimulai dari pil yang berisi hormone
terlebih dahulu karena pasien sedang haid sesuai panah yang terdapat dalam kemasan
hingga pil hormone habis kemudian dilanjutkan dengan placebo. Pasien diminta
datang jika ada keluhan yang sangat mengganggu atau jika pil akan habis.

4. PELAYANAN GIZI
a. Monitoring Anak : 5
Tanggal : 12/12/2022
Monitoring Tumbuh Kembang Balita di Posyandu Desa Cempaka
An. MAA, Laki-laki, 13bulan, BB: 7,1 kg TB: 70 cm.
Latar belakang:
Tumbuh kembang anak merupakan salah satu aspek penting untuk pembentukan
karakter dan kepribadian seseorang dan peningkatan kesehatan dan kualitas hidup
anak. Pada fase perkembangan anak terdapat istilah “Golden Age” ialah merupakan
fase emas atau fase penting terhadap anak pada usia 0-6 tahun dimana mereka
mengalami percepatan perkembangan hingga 80%. Oleh karena itu pertumbuhan dan
perkembangan ini perlu di pantau dengan baik. Pemantauan pertumbuhan anak
merupakan alat untuk mengetahui status gizi anak balita. Salah satu status gizi balita
yang mudah diketahui masyarakat yaitu dengan adanya garis merah di Kartu menuju
Sehat (KMS) Balita.
Untuk mewujudkan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan di Indonesia,
dibutuhkan keaktifan peran serta masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan
sarana prasarana seperti pelaksanaan posyandu. Di posyandu anak anak balita dan
ibu-ibunya berkumpul, mereka diperiksa kesehatannya, ditimbang badannya, diberi
makanan tambahan dan diimunisasi sesuai dengan tingkat usianya. Kegiatan
posyandu dilakukan oleh dan untuk masyarakat, Posyandu sebagai wadah peran serta
masyarakat, yang menyelenggarakan kegiatan meliputi keluarga berencana, kesehatan
ibu dan anak, imunisasi, penanggulangan diare dan pendidikan gizi masyarakat.
Gambaran kegiatan:
Posyandu balita dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2022, kegiatan dimulai
pukul 09.00 WIB. Sasaran kegiatan ini adalah anak usia 0-5 tahun yang berada di
wilayah posyandu. Pelaksanaan posyandu di bagi menjadi 5 meja, dimana pada meja
1 dilakukan pendaftaran dan pendataan nama balita, meja 2 dilakukan penimbangan,
meja 3 dilakukan pengisian KMS pada buku KIA, meja 4 dilakukan konseling dan
penyuluhan mengenai hasil data KMS anak berdasarkan data kenaikan berat badan
yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan,
kemudian meja 5 dilakukan pelayanan imunisasi sesuai usia anak.

Posyandu Batumirah
Gambaran kegiatan:
Posyandu balita dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2023, kegiatan dimulai pukul
09.00 WIB. Sasaran kegiatan ini adalah anak usia 0-5 tahun yang berada di wilayah
posyandu. Pelaksanaan posyandu di bagi menjadi 5 meja, dimana pada meja 1
dilakukan pendaftaran dan pendataan nama balita, meja 2 dilakukan penimbangan,
meja 3 dilakukan pengisian KMS pada buku KIA, meja 4 dilakukan konseling dan
penyuluhan mengenai hasil data KMS anak berdasarkan data kenaikan berat badan
yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan,
kemudian meja 5 dilakukan pelayanan imunisasi sesuai usia anak.

Posyandu Begawat
Gambaran kegiatan:
Posyandu balita dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2023, kegiatan dimulai pukul
09.00 WIB. Sasaran kegiatan ini adalah anak usia 0-5 tahun yang berada di wilayah
posyandu. Pelaksanaan posyandu di bagi menjadi 5 meja, dimana pada meja 1
dilakukan pendaftaran dan pendataan nama balita, meja 2 dilakukan penimbangan,
meja 3 dilakukan pengisian KMS pada buku KIA, meja 4 dilakukan konseling dan
penyuluhan mengenai hasil data KMS anak berdasarkan data kenaikan berat badan
yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan,
kemudian meja 5 dilakukan pelayanan imunisasi sesuai usia anak.

Posyandu Muncang Larang


Gambaran kegiatan:
Posyandu balita dilaksanakan pada tanggal 02 Januari 2023, kegiatan dimulai pukul
09.00 WIB. Sasaran kegiatan ini adalah anak usia 0-5 tahun yang berada di wilayah
posyandu. Pelaksanaan posyandu di bagi menjadi 5 meja, dimana pada meja 1
dilakukan pendaftaran dan pendataan nama balita, meja 2 dilakukan penimbangan,
meja 3 dilakukan pengisian KMS pada buku KIA, meja 4 dilakukan konseling dan
penyuluhan mengenai hasil data KMS anak berdasarkan data kenaikan berat badan
yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan,
kemudian meja 5 dilakukan pelayanan imunisasi sesuai usia anak.

Posyandu Guci
Gambaran kegiatan:
Posyandu balita dilaksanakan pada tanggal 05 Januari 2023, kegiatan dimulai pukul
09.00 WIB. Sasaran kegiatan ini adalah anak usia 0-5 tahun yang berada di wilayah
posyandu. Pelaksanaan posyandu di bagi menjadi 5 meja, dimana pada meja 1
dilakukan pendaftaran dan pendataan nama balita, meja 2 dilakukan penimbangan,
meja 3 dilakukan pengisian KMS pada buku KIA, meja 4 dilakukan konseling dan
penyuluhan mengenai hasil data KMS anak berdasarkan data kenaikan berat badan
yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan,
kemudian meja 5 dilakukan pelayanan imunisasi sesuai usia anak.

b. Deteksi Dini Stunting : 2


Tanggal : 08/02/2023
Judul Laporan Kegiatan : Deteksi Dini Stunting
Identitas Pasien :
An. KKN, 2 tahun 7 bulan, 10 kg, 85 cm
Latar Belakang :
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi dalam
jangka waktu lama, paparan infeksi berulang, dan kurang stimulasi. Stunting
dipengaruhi oleh status kesehatan remaja, ibu hamil, pola makan balita, serta
ekonomi, budaya, maupun faktor lingkungan seperti sanitasi dan akses terhadap
layanan kesehatan. Prevalensi balita stunting di Indonesia pada tahun 2018 sebesar
36,4% termasukke dalam negara dengan prevalensi tertinggi di regional Asia
Tenggara. Angka prevalensi stunting di Sumatera pada tahun 2017 adalah 28,4%
yang berarti terjadi sebesar 4% dari keadaan tahun 2016 (24,4%). Indonesia
menargetkan angka stunting turun hingga 14% pada tahun 2024, sementara angka
stunting di tahun 2021 mencapai 24%. Stunting pada balita perlu menjadi perhatian
khusus karena dapat menghambat perkembangan fisik dan mental anak. stunting
berkaitan dengan peningkatan risiko kesakitan dan kematian serta terhambatnya
pertumbuhan kemampuan motorik dan mental. Deteksi dini stunting sebaiknya mulai
dilakukan pada awal kehamilan sampai anak berusia 2 tahun merupakan periode kritis
terjadinya gangguan pertumbuhan, termasuk perawakan pendek.

Gambaran Pelaksanaan :
Lokasi : Posyandu Desa Batumirah
Tanggal : 08/02/2022
Deskripsi acara :
Dilakukan pemeriksaan penimbangan dan pengisian buku KIA pada bayi dan balita di
Posyandu desa Batumirah. Anak dilakukan pendataan dan penimbangan, bila
ditemukan anak dengan berat badan / tinggi / gizi dibawah angka normal, maka akan
di data oleh Puskesmas dan Posyandu serta di observasi setiap bulan. Dilakukan
pencegahan stunting dengan pemberian edukasi kepada orang tua agar memberikan
makanan untuk tumbuh kembang yang adekuat.

Tanggal : 11/03/2023
Judul Laporan Kegiatan : Deteksi Dini Stunting
Identitas Pasien :
An. M, 3 tahun 4 bulan, 14 kg, 100 cm
Latar Belakang :
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi dalam
jangka waktu lama, paparan infeksi berulang, dan kurang stimulasi. Stunting
dipengaruhi oleh status kesehatan remaja, ibu hamil, pola makan balita, serta
ekonomi, budaya, maupun faktor lingkungan seperti sanitasi dan akses terhadap
layanan kesehatan. Prevalensi balita stunting di Indonesia pada tahun 2018 sebesar
36,4% termasukke dalam negara dengan prevalensi tertinggi di regional Asia
Tenggara. Angka prevalensi stunting di Sumatera pada tahun 2017 adalah 28,4%
yang berarti terjadi sebesar 4% dari keadaan tahun 2016 (24,4%). Indonesia
menargetkan angka stunting turun hingga 14% pada tahun 2024, sementara angka
stunting di tahun 2021 mencapai 24%. Stunting pada balita perlu menjadi perhatian
khusus karena dapat menghambat perkembangan fisik dan mental anak. stunting
berkaitan dengan peningkatan risiko kesakitan dan kematian serta terhambatnya
pertumbuhan kemampuan motorik dan mental. Deteksi dini stunting sebaiknya mulai
dilakukan pada awal kehamilan sampai anak berusia 2 tahun merupakan periode kritis
terjadinya gangguan pertumbuhan, termasuk perawakan pendek.
Gambaran Pelaksanaan :
Lokasi : Posyandu Desa Begawat
Tanggal : 11/03/2022
Deskripsi acara :
Dilakukan pemeriksaan penimbangan dan pengisian buku KIA pada bayi dan balita di
Posyandu desa Begawat. Anak dilakukan pendataan dan penimbangan, bila
ditemukan anak dengan berat badan / tinggi / gizi dibawah angka normal, maka akan
di data oleh Puskesmas dan Posyandu serta di observasi setiap bulan. Dilakukan
pencegahan stunting dengan pemberian edukasi kepada orang tua agar memberikan
makanan untuk tumbuh kembang yang adekuat.

c. Suplementasi Gizi : 2
Tanggal : 11/02/2023
Judul Laporan Kegiatan : Pemberian Vitamin A
Identitas Pasien :
An. AW , 24 bulan
BB : 14.5 kg
TB : 87 cm

Latar Belakang :
Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang harus terpenuhi kebutuhannya,
terutama pada bayi dan balita. Hal ini disebabkan vitamin A memiliki peranan
penting terutama bagi kesehatan mata dan imunitas tubuh. Di Indonesia, program
suplementasi vitamin A dosis tinggi diberikan dua kali setahun pada bulan Februari
dan Agustus pada anak balita usia 6–59 bulan. Kapsul merah (dosis 100.000 IU)
diberikan untuk bayi umur 6-11 bulan dan kapsul biru (dosis 200.000 IU) untuk anak
umur 12-59 bulan (Kemenkes 2015).

Gambaran Pelaksanaan :
Lokasi : Posyandu Desa Begawat
Tanggal : 11/02/2023
Deskripsi acara :
Kegiatan dilaksanakan di desa Begawat bersamaan dengan kegiatan imunisasi dasar
dan penimbangan balita. Pada hari-H peserta dilakukan pendataan dan skrining
terlebih dahulu, bila tidak ada kontraindikasi, maka peserta dilakukan imunisasi
sesuai dengan pendataan sebelumnya. Setelah itu peserta juga diberikan vitamin A.
Kegiatan berjalan dengan lancar, para orang tua dari peserta antusias terhadap
kegiatan.
Tanggal : 17/12/2022
Judul Laporan Kegiatan : Pemberian Makanan Tambahan
Identitas Pasien :
An. EDR , 20 bulan
BB : 8.2. kg
TB : 76 cm

Latar Belakang :
Tingginya angka stunting di Indonesia, yakni dari 34 provinsi hanya ada dua provinsi
yang jumlahnya di bawah 20% (batas angka stunting dari WHO). Untuk
mengatasinya, pemerintah berkomitmen untuk menurunkan angka stunting melalui
beberapa kebijakan kesehatan. Kebijakan tersebut berupa program yang dicanangkan
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI di antaranya Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), Pemberian Makanan Tambahan (PMT), dan
1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Pemberian makanan tambahan yang berfokus
baik pada zat gizi makro maupun zat gizi mikro sangat diperlukan dalam rangka
pencegahan balita stunting. (Kemenkes 2018)

Gambaran Pelaksanaan :
Lokasi : Posyandu Desa Cempaka
Tanggal : 17/12/2022
Deskripsi acara :
Kegiatan dilaksanakan di Desa Cempaka. Pemberian makanan tambahan berupa
makanan olahan dengan menu yang sudah ditentukan dari puskesmas. Pemberian
makanan tambahan dilaksanakan selama 100 hari, kemudian dilakukan penimbangan
rutin setiap 1 minggu yang dilaksanakan oleh kader desa. Pada hari terakhir,
dilakukan evaluasi pertambahan berat badan balita sebelum dan sesudah pemberian
PMT.

Tanggal : 26/11/2022
Judul : Suplementasi Tablet Tambah Darah untuk Remaja Putri di SMP 01
Cawitali
Identitas Pasien :
An. AS, 12tahun
Latar Belakang :
Remaja putri merupakan kelompok rentan terhadap anemia dan ini akan
berdampak ketika rematri tersebut menjadi seorang ibu. Remaja sangat membutuhkan
zat besi yang sangat berguna ketika mereka mengalami menstruasi, ini sebagai
pengganti kehilangan darah pada waktu menstruasi, Pada saat menstruasi rata-rata
remaja akan kehilangan zat besi sebanyak 0,56 mg/hari selama siklus menstruasi
yaitu selama 28 hari. Waktu haid normal berkisar antara 3-6 hari, dengan jumlah
darah yang keluar rata-rata 33± 16 cc.
Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 prevalensi anemia
pada rematri (usia 10-19 tahun) sebanyak 30% dan Tahun 2012 pada putri usia 10-18
tahun sebesar 57,1% (Fadila, 2018). Hasil beberapa penelitian di Indonesia diperoleh
prevalensi anemia rematri yaitu 32,4% - 61% (Kementerian Kesehatan RI, 2018b).
Prevalensi anemia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018 diperoleh
bahwa terdapat peningkatan kejadian anemia di Indonesia dari 37,1% tahun 2013
meningkat menjadi 48,9%.
Dampak anemia pada rematri dan WUS adalah sangat mudah terserang penyakit
infeksi karena daya tahan tubuh lemah, mengalami penurunan kebugaran dan
kecepatan berfikir karena oksigen yang sampai ke otot dan sel otak kurang, tidak bisa
mencapai prestasi belajar yang baik dan juga hasil kinerja menurun. Berdasarkan
hasil penelitian Dumilah (2017) dan Retnaningtyas (2014) menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara anemia dengan prestasi belajar remaja putri. Anemia
menyebabkan daya konsentrasi rendah dan berdampak pada prestasi belajar menjadi
kurang optimal, remaja putri yang mengalami anemia memiliki prestasi belajar dalam
kategori kurang sebanyak 70%. Jika dilihat dari segi kebugaran jasmani, remaja putri
yang anemia memiliki kebugaran jasmani kurang yaitu sebesar 36,5%.
Gambaran Pelaksanaan
Suplementasi tablet tambah darah untuk remaja putri dilaksanakan pada 26 November
2022 pukul 08.00 – 10.00 di SMP NU 01 Cawitali. Setelah pengukuran TB, BB, dan
Hb, peserta mendapatkan penyuluhan mengenai anemia dan perkembangan reproduks
wanita. Seluruh remaja putri diberikan TTD dengan edukasi cara minum tablet yang
sudah diberikan (1 minggu sekali) yang harus diminum setiap hari Jumat secara
bersama sama di sekolah. Remaja putri yang mendapat tablet tambah darah mengerti
pentingnya suplementasi tersebut, cara meminumnya, dan berkomitmen untuk
melaksanakan suplementasi sesuai anjuran.

5. PENCEGAHAN PENYAKIT
a. BIAS/Imunisasi Dasar : 5
Tanggal : 12/11/2022
Judul Laporan Kegiatan : Pelaksanaan Imunisasi Anak Sekolah di SDN 01
Traju
Identitas Pasien :
An. AF, 6 tahun
Latar Belakang :
Pemberian imunisasi untuk anak usia sekolah dasar merupakan imunisasi lanjutan
yang bertujuan meningkatkan perlindungan terhadap penyakit campak,difteri,dan
tetanus. Kegiatan ini bagian dari strategi jangka panjang untuk mencapai imunisasi
TT Lengkap(T5)dalam rangka mempertahankan status Eliminasi Tetanus neonatal
dan Maternal. Pemberian imunisasi ini dilaksanakan pada Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS),sebagai salah satu kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Kegiatan BIAS secara operasional dinilai sangat efisien dan efektif oleh karena
sasarannya yang sudah terorganisir. Pelayanan imunisasi pada anak sekolah dilakukan
serentak di seluruh Indonesia dalam bulan Agustus untuk imunisasi Campak dan
bulan November untuk imunisasi DT dan Td.
Gambaran Pelaksanaan :
Kegiatan dilaksanakan di SDN 01 Traju. Sasaran kegiatan ini adalah anak SD kelas 1,
2, dan 5 dengan ketentuan imunisasi TD diberikan untuk siswa SD kelas 1, sedangkan
imunisasi DT diberikan untuk siswa SD kelas 2 dan 5.

Tanggal : 06/02/2023
Judul Laporan Kegiatan : Imunisasi Dasar untuk Anak di Posyandu Desa
Cintamanik
Latar Belakang
Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan kematian pada bayi dengan
memberikan vaksin. Dengan imunisasi, seseorang menjadi kebal terhadap penyakit
khususnya penyakit infeksi. Dengan demikian, angka kejadian penyakit infeksi akan
menurun, kecacatan serta kematian yang ditimbulkannya akan berkurang. Imunisasi
dasar lengkap adalah imunisasi yang diberikan pada anak sebelum berusia 1 tahun
yang terdiri dari imunisasi HB 0, imunisasi BCG, imunisasi DPT-HB-HIB, imunisasi
polio, imunisasi IPV dan imunisasi campak (Kemenkes RI, 2018). Imunisasi dasar
lengkap dapat melindungi anak dari wabah penyakit, kecacatan dan kematian.
Setiap tahun lebih dari 1,4 juta anak di dunia meninggal karena berbagai penyakit
yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi (Hartati, 2019). Pada kurun waktu
2015-2019, Indonesia berada di urutan dua negara dengan kejadian difteri terbesar di
dunia yaitu 3.203 kasus setelah India (18.350) kasus.
Dalam Undang - Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 dinyatakan bahwa
setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan untuk
mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi dan pemerintah
wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak. Penyelenggaraan
imunisasi tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013
(Kemenkes RI.2017). Dasar utama pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan
prioritas utama, dengan melakukan imunisasi terhadap seorang anak atau balita, tidak
hanya memberikan perlindungan pada anak lainnya, karena terjadi tingkat imunitas
umum yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi.
Gambaran Pelaksanaan:
Posyandu Balita Desa Begawat dilaksanakan pada tanggal 06 Februari 2023, kegiatan
dimulai pukul 8.30 WIB. Sasaran kegiatan ini adalah anak usia 0-5 tahun yang berada
di wilayah posyandu. Kegiatan ini di hadiri oleh kurang lebih 25 balita. Pelaksanaan
posyandu di bagi menjadi 5 meja, dimana pada meja 1 dilakukan pendaftaran dan
pendataan nama balita, meja 2 dilakukan penimbangan, meja 3 dilakukan pengisian
KMS pada buku KIA, meja 4 dilakukan konseling dan penyuluhan mengenai hasil
data KMS anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang digambarkan dalam
grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan, kemudian meja 5 dilakukan
pelayanan imunisasi sesuai usia anak.

b. Vaksinator COVID : 1
Tanggal :30/12/2022
Judul Laporan Kegiatan : Vaksinasi Covid
Identitas Pasien :
Tn.AR, 22 thn
KU : composmentis
RR: 20x/mnt
HR : 90x/menit
T : 36.5 C
Latar Belakang :
Program vaksinasi dosis ketiga atau booster bentuk upaya lanjutan dari vaksinasi
primer yang bertujuan mengembalikan imunitas dan proteksi klinis yang menurun.
Setidaknya terdapat 3 alasan penting dilakukannya vaksinasi booster yaitu adanya
kecenderungan penurunan jumlah antibody sejak 6 bulan pasca vaksinasi terutama di
tengan kemunculan varian covid lainnya, lalu program ini juga sebagai usaha adaptasi
masyarakat di masa pandemic COVID-19 demi Kesehatan jangka penjang. Dan yang
ketiga, program ini berupaya untuk memenuhi hak setiap orang Indonesia dalam
mengakses vaksin demi perlindungan diri dan komunitas.
Gambaran Pelaksanaan :
Kegiatan dilakukan di Poli Vaksin Puskesmas Bumijawa. Pada kegiatan ini, poli
vaksin dibuka untuk masyarakat yang belum mendapatkan vaksinasi COVID dosis
pertama, kedua, maupun ketiga. Kegiatan terlaksana dengan baik.

c. Tracing Penyakit Menular : 2


Judul : Skrining Frambusia di SDN 01 Jejeg
Latar belakang :
Frambusia merupakan penyakit tropis yang termasuk ke dalam kelompok penyakit
tropis terabaikan (Neglected Tropical Diseases). Frambusia atau dalam beberapa
bahasa daerah disebut patek, puru, buba, pian, parangi, ambalo adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh bakteri Treponema pertenue yang hidup di daerah
tropis. Bakteri Frambusia berbentuk spiral dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop
lapangan gelap menggunakan metode fluoresensi. Penularannya melalui lalat atau
melalui kontak langsung dari cairan luka penderita ke orang yang mempunyai kulit
yang luka atau tidak utuh. Penyakit Frambusia masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Indonesia merupakan satu-satunya negara di regional Asia
Tenggara yang melaporkan adanya kasus Frambusia berdasarkan laporan WHO tahun
2012. Pada tahun 2014, dilaporkan adanya 1.521 kasus Frambusia di Indonesia,
terutama di Provinsi Banten, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku,
Papua, dan Papua Barat. Hasil survei serologi tahun 2012 di beberapa kabupaten/kota,
menunjukkan prevalensi Frambusia berkisar antara 20–120 per 100.000 penduduk
usia 1–15 tahun. Beberapa daerah yang mempunyai riwayat endemis Frambusia,
seperti Provinsi Aceh, Jambi, Sumatera Selatan, tidak melaporkan adanya Frambusia,
tetapi belum dapat dipastikan sebagai wilayah bebas penularan Frambusia. Kemajuan
ekonomi Indonesia, peningkatan dan pemerataan pendidikan, kemajuan teknologi
dalam pengobatan, serta meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat berdampak
pada hilangnya kondisi yang mendukung penularan Frambusia dan semakin
terlokalisirnya penyebaran Frambusia pada daerah tertentu. Situasi tersebut
merupakan momentum yang tepat untuk melaksanakan program Eradikasi Frambusia
yang diharapkan akan tercapai pada akhir tahun 2020.
Gambaran kegiatan :
Hari/tanggal: Kamis, 09 Maret 2023
Waktu: 08.30 s/d selesai
Tempat: SDN 01 Desa Jejeg
Peserta: Siswa, dan siswa kelas 1-6 SDN 01 Jejeg
Kegiatan: Melakukan pemeriksaan pada seluruh siswa siswi kelas 1-6 terkait penyakit
kulit. Pada siswa dengan lesi kulit mengarah frambusia dilakukan pemeriksaan rapid
test syphilis

d. Penapisan TB : 5
Tanggal : 03/03/2023
Judul Laporan Kegiatan : Penapisan TB di Pengobatan Terpadu Desa Cempaka
Identitas Pasien :
Tn.AR, 22 thn
Latar Belakang :
Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang besar di dunia. Dalam 20 tahun
World Health Organitation (WHO) dengan negara-negara yang tergabung di
dalamnya mengupayakan untuk mengurangi TB Paru. Tuberkulosis paru adalah suatu
penyakit infeksi menular yang di sebabkan oleh infeksi menular oleh bakteri
Mycobacterium tuberkulosis. Sumber penularan yaitu pasien TB BTA positif melalui
percik renik dahak yang dikeluarkannya. Penyakit ini apabila tidak segera diobati atau
pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga
kematian (Kemenkes RI, 2015). Menurut WHO tuberkulosis merupakan penyakit
yang menjadi perhatian global. Dengan berbagai upaya pengendalian yang dilakukan,
insiden dan kematian akibat tuberkulosis telah menurun, namun tuberkulosis
diperkirakan masih menyerang 9,6 juta orang dan menyebabkan 1,2 juta kematian
pada tahun 2014. India, Indonesia dan China merupakan negara dengan penderita
tuberkulosis terbanyak yaitu berturut-turut 23%, 10%, dan 10% dari seluruh penderita
di dunia (WHO, 2015).
Peningkatan tuberkulosis paru di tanggulangi dengan beberapa strategi dari
Kementrian Kesehatan, salah satunya yaitu meningkatkan perluasan pelayanan DOTS
(Directly Observed Treatment Short-course). DOTS adalah salah satu strategi untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai TB paru melalui penyuluhan sesuai
dengan budaya setempat, mengenai TB paru pada masyarakat miskin,
memberdayakan masyarakat dan pasien TB paru, serta menyediakan akses dan
standar pelayanan yang diperlukan bagi seluruh pasien TB paru.
Gambaran pelaksanaan:
Tn. R usia 63 tahun datang ke Pengobatan Terpadu Desa Cempaka dengan keluhan
Batuk lama lebih dari 1 bulan, batuk kadang berdahak. Dahak berwarna putih bening
kental tidak berdarah. Batuk mengganggu pasien tidur di malam hari. Keringat dingin
malam hari disangkal, BB turun disangkal, sesak disangkal, demam disagkal.
Keluarga dengan keluhan batuk disangkal. Kontak dengan pasien TB/batuk lama
disangkal. Pasien kemudian diberikan obat batuk GG 3x1untuk 2 hari untuk
meredakan batuknya dan diedukasi untuk dilakukan pemeriksaan dahak agar
mengetahui penyakit yang diderita pasien. Pasien diedukasi mengenai etika batuk
yang benar.

Tanggal :22/12/2022
Judul Laporan Kegiatan : Penapisan TB di Balai Pengobatan Puskesmas
Bumijawa
Identitas Pasien :
Ny.S, 46 thn
Latar Belakang :
Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang besar di dunia. Dalam 20 tahun
World Health Organitation (WHO) dengan negara-negara yang tergabung di
dalamnya mengupayakan untuk mengurangi TB Paru. Tuberkulosis paru adalah suatu
penyakit infeksi menular yang di sebabkan oleh infeksi menular oleh bakteri
Mycobacterium tuberkulosis. Sumber penularan yaitu pasien TB BTA positif melalui
percik renik dahak yang dikeluarkannya. Penyakit ini apabila tidak segera diobati atau
pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga
kematian (Kemenkes RI, 2015). Menurut WHO tuberkulosis merupakan penyakit
yang menjadi perhatian global. Dengan berbagai upaya pengendalian yang dilakukan,
insiden dan kematian akibat tuberkulosis telah menurun, namun tuberkulosis
diperkirakan masih menyerang 9,6 juta orang dan menyebabkan 1,2 juta kematian
pada tahun 2014. India, Indonesia dan China merupakan negara dengan penderita
tuberkulosis terbanyak yaitu berturut-turut 23%, 10%, dan 10% dari seluruh penderita
di dunia (WHO, 2015).
Peningkatan tuberkulosis paru di tanggulangi dengan beberapa strategi dari
Kementrian Kesehatan, salah satunya yaitu meningkatkan perluasan pelayanan DOTS
(Directly Observed Treatment Short-course). DOTS adalah salah satu strategi untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai TB paru melalui penyuluhan sesuai
dengan budaya setempat, mengenai TB paru pada masyarakat miskin,
memberdayakan masyarakat dan pasien TB paru, serta menyediakan akses dan
standar pelayanan yang diperlukan bagi seluruh pasien TB paru.

Gambaran Pelaksanaan :
Lokasi : Puskesmas Bumijawa
Tanggal : 22/12/2022
Deskripsi acara :
Pasien datang ke poli umum Puskesmas Bumijawa dengan keluhan batuk selama
kurang lebih 2 minggu yang tidak kunjung sembuh dengan pengobatan. Pasien juga
merasa dada nya nyeri setiap pasien batuk. Penurunan bb (-), keringat dingin (-),
demam (-).Pasien lalu arahkan ke laboratorium untuk di lakukan pendataan dan
dilakukan pemeriksaan TCM dengan specimen dahak untuk mendiagnosis penyakit.
Hasil lab : TCM (-)

Tanggal : 21/12/2022
Judul Laporan Kegiatan : Penapisan Pasien Tersangka TB di Balai Pengobatan
Puskesmas Bumijawa
Identitas Pasien :
Ny. E, 32 tahun, 50 kg, 154 cm
Latar Belakang :
Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah Kesehatan global. Sepertiga dari
pouplasi dunia sudah tertular dengan TBC deimana Sebagian besar penderita TBC
adalah usia produktif (15-55 tahun). Hal ini menyebabkan Kesehatan yang buruk di
antara jutaan orang setiap tahun dan menjadi penyebab utama kedua kematian dari
penyakit menular di seluruh dunia. Menurut WHO, Indonesia sendiri menduduki
posisi kedua dengan beban TB tertinggi di dunia. P2PM KEMENKES RI mengatakan
dari estimasi 824 ribu pasien TBC di indonesia, baru 49% yang ditemukan dan
dioabati sehingga terdapat sebanyak 500 ribuan orang yang belum diobati dan
berisiko menjadi sumber penularan. Untuk itu upaya penemuan kasus sedini
mungkin, pengobatan secara tuntas sampai sembuh merupakan salah satu upaya yang
terpenting dalam memutuskan penularan TBC di masyarakat.

Gambaran Pelaksanaan :
Lokasi : Puskesmas Bumijawa
Tanggal : 21/12/2022
Deskripsi acara :
Pasien datang ke poli umum Puskesmas Bumijawa dengan keluhan batuk selama
kurang lebih 2 minggu yang tidak kunjung sembuh dengan pengobatan. Pasien juga
merasa dada nya nyeri setiap pasien batuk. Penurunan bb (-), keringat dingin (-),
demam (-).Pasien lalu arahkan ke laboratorium untuk di lakukan pendataan dan
dilakukan pemeriksaan TCM dengan specimen dahak untuk mendiagnosis penyakit.
Hasil lab : TCM (-)

Tanggal : 13/02/2023
Judul Laporan Kegiatan : Penapisan Pasien Tersangka TB di Balai Pengobatan
Puskesmas Bumijawa
Identitas Pasien :
Ny. UW, 27 tahun, 48 kg, 156 cm
Latar Belakang :
Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah Kesehatan global. Sepertiga dari
pouplasi dunia sudah tertular dengan TBC deimana Sebagian besar penderita TBC
adalah usia produktif (15-55 tahun). Hal ini menyebabkan Kesehatan yang buruk di
antara jutaan orang setiap tahun dan menjadi penyebab utama kedua kematian dari
penyakit menular di seluruh dunia. Menurut WHO, Indonesia sendiri menduduki
posisi kedua dengan beban TB tertinggi di dunia. P2PM KEMENKES RI mengatakan
dari estimasi 824 ribu pasien TBC di indonesia, baru 49% yang ditemukan dan
dioabati sehingga terdapat sebanyak 500 ribuan orang yang belum diobati dan
berisiko menjadi sumber penularan. Untuk itu upaya penemuan kasus sedini
mungkin, pengobatan secara tuntas sampai sembuh merupakan salah satu upaya yang
terpenting dalam memutuskan penularan TBC di masyarakat.

Gambaran Pelaksanaan :
Lokasi : Puskesmas Bumijawa
Tanggal : 13/02/2023
Deskripsi acara :
Pasien datang ke poli umum Puskesmas paduan rajawali dengan keluhan batuk
selama kurang lebih 2 minggu yang tidak kunjung sembuh dengan pengobatan.
Pasien juga mengeluhkan 2 hari terakhir batuknya bercampur dengan darah segar.
Penurunan bb (-), keringat dingin (-), demam (-).Pasien lalu arahkan ke laboratorium
untuk di lakukan pendataan dan dilakukan pemeriksaan TCM dengan specimen dahak
untuk mendiagnosis penyakit.
Hasil lab : TCM (-)

Tanggal : 15/02/2023
Judul Laporan Kegiatan : Penapisan Pasien Tersangka TB di Balai Pengobatan
Puskesmas Bumijawa
Identitas Pasien :
An. ES, 16 tahun, 38.5 kg, 156 cm
Latar Belakang :
Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah Kesehatan global. Sepertiga dari
pouplasi dunia sudah tertular dengan TBC deimana Sebagian besar penderita TBC
adalah usia produktif (15-55 tahun). Hal ini menyebabkan Kesehatan yang buruk di
antara jutaan orang setiap tahun dan menjadi penyebab utama kedua kematian dari
penyakit menular di seluruh dunia. Menurut WHO, Indonesia sendiri menduduki
posisi kedua dengan beban TB tertinggi di dunia. P2PM KEMENKES RI mengatakan
dari estimasi 824 ribu pasien TBC di indonesia, baru 49% yang ditemukan dan
dioabati sehingga terdapat sebanyak 500 ribuan orang yang belum diobati dan
berisiko menjadi sumber penularan. Untuk itu upaya penemuan kasus sedini
mungkin, pengobatan secara tuntas sampai sembuh merupakan salah satu upaya yang
terpenting dalam memutuskan penularan TBC di masyarakat.

Gambaran Pelaksanaan :
Lokasi : Puskesmas Bumijawa
Tanggal : 15/02/2023
Deskripsi acara :
Pasien datang ke poli umum Puskesmas Bumijawa dengan keluhan batuk selama
kurang lebih 2 minggu yang tidak kunjung sembuh dengan pengobatan. Pasien juga
mengeluhkan 1 hari terakhir batuknya bercampur dengan darah segar dan pasien
sering mengalami demam di malam hari. Penurunan bb (-), keringat dingin (-). Pasien
lalu arahkan ke laboratorium untuk di lakukan pendataan dan dilakukan pemeriksaan
TCM dengan specimen dahak untuk mendiagnosis penyakit.
Hasil lab : TCM (-)

e. Pengobatan TB : 5
Pasien Pengobatan TB di Puskesmas Bumijawa
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
dari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium tuberculosis. Sumber penularan
adalah pasien TB BTA positif melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya
(Kemenkes RI, 2014). Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri yang dapat
menyerang hampir semua bagian tubuh, tetapi paling sering menyerang paru-paru,
kondisi ini disebut ‘tuberkulosis paru-paru’ (Queensland Health, 2017). Tuberkulosis
paru (TB paru) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosa). Penyakit ini masih menjadi masalah
kesehatan global. Diperkirakan sepertiga dari populasi dunia sudah tertular TB paru,
dimana sebagian besar penderita TB paru adalah usia produktif (15-50 tahun). Tahun
2013 terdapat 9 juta kasus baru dan 1,5 juta kematian akibat penyakit TB paru (WHO,
2014). TB Paru merupakan penyakit dengan morbiditas tinggi dan sangat mudah
menyebar di udara melalui sputum (air ludah) yang dibuang sembarangan di jalan
oleh penderita TB Paru. Oleh sebab itu TB Paru harus ditangani dengan segera dan
hati-hati apabila ditemukan kasus tersebut di suatu wilayah (Kemenkes RI, 2015)

Ny. R, Usia 48 Pasien datang untuk mengambil obat rutin TB. Pasien
tahun, Carul 3/1 pertama kali didiagnosis TB pada 2 Januari 2023
terkonfirmasi bakteriologi dengan pemeriksaan dahak
TCM. Pasien mendapatkan OAT Kategori I. Saat ini pasien
control pengobatan bulan ke 1

s/
Keluhan batuk, berat badan turun, pusing, lemas

O/
KU: baik, komposmentis
TTV:
TD: 120/80
HR: 80
RR: 20x/m
T: 36,8

BB: 40 kg
TB: 161 kg

A/
TB Paru terkonfirmasi bakteriologis

P/ OAT Kategori I
Edukasi untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat dengan
makan makanan gizi seimbang, menjaga ventilasi dan
cukup sinar matahari, menelan OAT rutin setiap hari di jam
yang sama, kembali control setelah 28 hari.
Tn. AG, Usia 26 Pasien datang untuk mengambil obat rutin TB. Pasien
tahun, Guci 3/2 pertama kali didiagnosis TB pada 5 Januari 2023
terkonfirmasi bakteriologi dengan pemeriksaan dahak
TCM. Pasien mendapatkan OAT Kategori I. Saat ini pasien
control pengobatan bulan ke 1

s/
Pusing, lemas, demam naik turun, batuk berdahak, terasa
sesak

O/
KU: baik, komposmentis
TTV:
TD: 130/80
HR: 82
RR: 22x/m
T: 36,4

BB: 50 kg
TB: 154 kg

A/
TB Paru terkonfirmasi bakteriologis

P/ OAT Kategori I
Edukasi untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat dengan
makan makanan gizi seimbang, menjaga ventilasi dan
cukup sinar matahari, menelan OAT rutin setiap hari di jam
yang sama, kembali control setelah 28 hari.
An. AM, Usia Pasien datang untuk mengambil obat rutin TB. Pasien
14 tahun, pertama kali didiagnosis TB pada 3 Februari 2023
Bumijawa 4/4 terkonfirmasi bakteriologi dengan pemeriksaan dahak
TCM. Pasien mendapatkan OAT Kategori I. Saat ini pasien
control pengobatan bulan ke 1

s/
Keluhan batuk berdahak terutama malam hari, pusing, tidak
nafsu makan

O/
KU: baik, komposmentis
TTV:
TD: 120/70
HR: 80
RR: 18x/m
T: 36,3

BB: 39 kg
TB: 155 kg

A/
TB Paru terkonfirmasi bakteriologis

P/ OAT Kategori I
Edukasi untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat dengan
makan makanan gizi seimbang, menjaga ventilasi dan
cukup sinar matahari, menelan OAT rutin setiap hari di jam
yang sama, kembali control setelah 28 hari.
Ny. U, Usia 57 Pasien datang untuk mengambil obat rutin TB. Pasien
tahun, Gunung pertama kali didiagnosis TB pada 24 Februari 2023
Agung 2/5 terkonfirmasi bakteriologi dengan pemeriksaan dahak
TCM. Pasien mendapatkan OAT Kategori I. Saat ini pasien
control pengobatan bulan ke 1

s/
Pusing, batuk berdahak, tidak nafsu makan

O/
KU: baik, komposmentis
TTV:
TD: 120/80
HR: 80
RR: 20x/m
T: 36,1

BB: 50 kg
TB: 166 kg

A/
TB Paru terkonfirmasi bakteriologis

P/ OAT Kategori I
Edukasi untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat dengan
makan makanan gizi seimbang, menjaga ventilasi dan
cukup sinar matahari, menelan OAT rutin setiap hari di jam
yang sama, kembali control setelah 28 hari.
Tn. K, Usia 57 Pasien datang untuk mengambil obat rutin TB. Pasien
tahun, pertama kali didiagnosis TB pada 27 Februari 2023
Batumirah 2/1 terkonfirmasi bakteriologi dengan pemeriksaan dahak
TCM. Pasien mendapatkan OAT Kategori I. Saat ini pasien
control pengobatan bulan ke 1

s/
Pusing, batuk berdahak, tidak nafsu makan

O/
KU: baik, komposmentis
TTV:
TD: 120/80
HR: 80
RR: 20x/m
T: 36,1

BB: 50 kg
TB: 166 kg
A/
TB Paru terkonfirmasi bakteriologis

P/ OAT Kategori I
Edukasi untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat dengan
makan makanan gizi seimbang, menjaga ventilasi dan
cukup sinar matahari, menelan OAT rutin setiap hari di jam
yang sama, kembali control setelah 28 hari.

Anda mungkin juga menyukai