Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PERTANIAN
(PNA1314)

ACARA 6
PERHITUNGAN MIKROORGANISME DENGAN METODE TOTAL
PLATE COUNT

Oleh:
Ariska Febrilianti
NIM.A1H023011
Rombongan 11

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari makhluk hidup yang sangat
kecil (diameter kurang dari 0,1 mm) yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa
tanpa bantuan suatu peralatan khusus. Makhluk ini merupakan jasad renik dan
mikroorganisme. Mikroorganisme meliputi berbagai disiplin ilmu seperti
bakteriologi, virologi, mikologi dan parasitologi. Mikroorganisme dapat tumbuh di
air, tanah, udara, tumbuhan, hewan dan manusia. Mikroorganisme ada yang
menguntungkan dan ada pula yang merugikan.
Perhitungan mikroba sangat penting dilakukan untuk mengetahui jumlah
koloni mikroba yang terdapat pada suatu media pembiakan dan mengetahui kualitas
suatu bahan pangan. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau
mengukur jumlah mikroba yaitu dengan perhitungan jumlah sel, penghitungan
massa sel secara langsung dan tidak langsung. Penghitungan jumlah sel dapat
dilakukan dengan mikroskop, plate count atau hitung cawan. Plate count atau
hitung cawan adalah metode yang paling sensitif untuk menghitung jumlah mikroba
karena hanya sel yang masih hidup yang dihitung dan beberapa jenis mikroba dapat
dihitung sekaligus. Metode ini dilakukan dengan menumbuhkan sel mikroba yang
masih hidup pada medium agar, sehingga sel tersebut akan berkembang biak dan
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung tanpa menggunakan mikroskop.
Penghitungan mikroba dapat dilakukan secara langsung dengan cara
membuat preparat yang diamati langsung menggunakan mikroskop di ruang hitung
dan secara tidak langsung menggunakan cawan petri atau total plate count. Tujuan
penghitungan jumlah mikroba yaitu untuk melihat berapa banyak koloni mikroba
yang tumbuh pada medium yang dibuat pada teknik isolasi.
Mikroba dapat tumbuh dan berkembang di dalam medium yang terdiri atas
campuran nutrisi untuk menumbuhkan mikroba. Medium dapat berupa medium

1
padat, medium cair dan medium setengah padat. Mikroorganisme yang
ditumbuhkan dalam medium bisa berupa mikroorganisme yang membentuk koloni
atau tidak, dapat diketahui jumlahnya saat berkembang pada suatu medium dengan
beberapa metode. Salah satu metode yang sering digunakan dalam menghitung
jumlah mikroba adalah metode hitungan cawan. Metode hitung cawan ini juga
digunakan dalam praktikum mikrobiologi kali ini.

B. Tujuan

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas praktikum ini memiliki tujuan


untuk melakukan perhitungan mikroba dengan cara Total Plate Count.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

Total Plate Count (TPC) adalah metode yang digunakan untuk menentukan
jumlah mikroorganisme yang ada dalam suatu produk dengan menghitung koloni
bakteri (Erkmen, 2022). Metode ini melibatkan pertumbuhan mikroorganisme
dalam media padat dan menghitung koloni yang dihasilkan. Uji TPC digunakan
untuk menunjukkan kualitas produk secara keseluruhan dan umumnya digunakan
dalam industri makanan untuk memastikan bahwa produk aman untuk dikonsumsi.
Uji TPC juga digunakan dalam pengujian kualitas air untuk menentukan tingkat
kontaminasi mikroba dalam air. Ada beberapa metode untuk melakukan uji TPC,
antara lain metode pour plate, metode spread plate, dan metode filtrasi membran.
1. Pour plate
Menurut Tantray et al., (2023), Metode Pour plate dilakukan dengan
memasukkan sejumlah inokulum dengan volume tertentu ke dalam cawan petri
kosong steril. Sebelumnya ujung tip pipet dapat ditempelkan ke dinding tabung
pengenceran saat pengambilan inokulum untuk mengurangi kelebihan air.
Kemudian inokulum dimasukkan dengan membuka sedikit atau seperlunya supaya
tip dapat masuk ke dalam cawan. Setelah itu, media cair yang masih panas
dituangkan ke dalam cawan petri yang berisi inokulum dan diaduk hingga
homogen. Setelah media membeku, cawan petri diinkubasi pada suhu dan waktu
yang sesuai. Metode Pour plate biasanya digunakan untuk menghitung jumlah
mikroba yang terdapat pada sampel yang sangat padat atau kental.
2. Spread plate
Boczek et al., (2014), menyatakan bahwa, metode Spread plate dilakukan
dengan menyebar sampel pada permukaan media agar di dalam cawan petri
menggunakan alat penyebar (spreader). Alat penyebar yang umum digunakan
adalah L-rod atau Drigalski. Setelah sampel disebarkan, cawan petri diinkubasi
pada suhu dan waktu yang sesuai. Metode Spread plate biasanya digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba yang terdapat pada sampel yang cair atau semi-cair.
3. Filter Membran

3
Metode Filter Membran dilakukan dengan menyaring sampel melalui
membran filter dengan pori-pori yang sangat kecil. Setelah itu, membran filter
ditempatkan pada media agar di dalam cawan petri dan diinkubasi pada suhu dan
waktu yang sesuai. Koloni mikroba yang terdapat pada membran filter akan tumbuh
pada permukaan media agar. Metode Filter Membran biasanya digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba yang terdapat pada sampel air atau cairan lainnya
(Roy, 2019).
Metode hitungan lempeng standar adalah jenis uji TPC yang didasarkan pada
asumsi bahwa setiap sel bakteri yang hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi
satu koloni setelah diinkubasi dalam media kultur yang sesuai.
Teori di balik Total Plate Count adalah bahwa setiap sel bakteri yang hidup
dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah diinkubasi dalam media
kultur yang sesuai. Uji TPC digunakan untuk menentukan jumlah mikroorganisme
yang ada dalam suatu produk dengan menghitung koloni bakteri (Clark, 2016). Uji
TPC digunakan untuk menunjukkan kualitas produk secara keseluruhan dan
umumnya digunakan dalam industri makanan untuk memastikan bahwa produk
aman untuk dikonsumsi. Uji TPC juga digunakan dalam pengujian kualitas air
untuk menentukan tingkat kontaminasi mikroba dalam air.
Ferdiaz (1993) dalam Ryser & Schuman (2015) menyatakan bahwa cara
menghitung koloni pada cawan adalah sebagai berikut :
1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni
antara 30 dan 300.
2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumplan
koloni yang besar dimana koloninya diragukan, dapat dihitung sebagai satu
koloni.
3. Suatu deretan (rantai) koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung
sebagai satu koloni.
Data dilaporkan sebagai SPC harus mengikuti peraturan-peraturan sebagai
berikut :
1. Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dari dua angka, yaitu angka pertama
didepan koma dan angka kedua dibelakang koma. Jika angka yang ketiga sama

4
dengan atau lebih besar dari 5, harus dibulatkan satu angka lebih tinggi pada
angka yang kedua
2. Jika semua pengenceran yang dibuat untuk pemupukan menghasilkan angka
kurang dari 30 koloni pada cawan petri, hanya junmlah koloni pada pengenceran
terendah yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai kurang dari 30 dikalikan
dengan besarnya pengenceran, tetapi jumlah yang sebenarnya harus
dicantumkan dalam tanda kurung.
3. Jika semua pengenceran yang dibuat untuk pemupukan menghasilkan lebih dari
300 koloni pada cawan petri, hanya jumlah koloni pada pengenceran yang
tertinggi yang dihitung, misalnya dengan cara menghitung jumlahnya pada ¼
bagian cawan petri, kemudian hasilnya dikalikan empat. Hasilnya dilaporkan
sebagai lebih dari 300 dikalikan dengan besarnya pengenceran, tetapi jumlah
yang sebenarnya harus dicantumkan dalam tanda kurung.
4. Jika cawan dari dua tingkat pengenceran menghasilkan koloni dengan jumlah
antara 30 dan 300, dan perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari
kedua pengenceran tersebut lebih tersebut lebih kecil atau sama dengan 2,
tentukan rata-rata dari kedua nilai tertentu dengan memperhitungkan
pengencerannya. Jika perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah lebih
besar dari , yang dilaporkan hanya hasil yang terkecil.
5. Jika digunakan dua cawan petri (duplo) per pengenceran, data yang diambil
salah satu, meskipun salah satu dari cawan duplo tersebut tidak memenuhi syarat
di antara 30 dan 300.
Langkah pengenceran dalam pengujian TPC berdasarkan (SNI 2897:2008)
dalam Upet et al., (2021) adalah sebagai berikut :
1. Pindahkan 1 mL sampel dengan pipet steril ke dalam larutan 9 mL akuades steril
untuk mendapatkan pengenceran 10-1
2. Pindahkan 1 mL suspensi pengenceran 10-1 tersebut dengan pipet steril ke dalam
akuades steril untuk mendapatkan pengenceran 10-2
3. Buat pengenceran 10-3 sampai dengan 10-9 dengan cara yang sama seperti pada
butir (2)

5
4. Selanjutnya masukkan 1 mL suspensi dari setiap pengenceran ke dalam cawan
petri secara duplo
5. Tambahkan 15 mL sampai dengan 20 mL PCA yang sudah didinginkan hingga
temperatur 45°C ± 1°C pada masinbg-masing cawan tang sudah berisi suspensi.
Supaya larutan contoh dan media PCA tercampur seluruhnya, lakukan
pemutaran cawan ke dapan dan ke belakang atau membentuk angka delapan dan
diamkan sampai menjadi padat
6. inkubasikan pada temperatur 34°C sampai dengan 36°C selama 4 jam sampai
dengan 48 jam dengan melakukan cawan pada posisi terbalik.

6
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan petri, media NA,
kalkulator dan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah isolasi
mikroba rhizosffer dengan pengenceran 10-3, 10-4, dan 10-8.
B. Prosedur Kerja

1. Mikroba yang telah ditanam dalam cawan petri pada acara 4 disiapkan.
2. Koloni mikroba yang tumbuh pada tiap cawan sampe dihitung dengan
menggunakan colony counter, jumlah koloni mikroba yang dianalisi ialah
rentang 30-300 koloni cfu/g (Sukmawati et al., 2018). Jika jumlah koloni tiap
sampel lebih dari 300 cfu/g dikategorikan turbidimetri (TBUD).
3. Jumlah colony forming units per gram untuk setiap pengenceran dianalisis atau
dihitung dengan menggunakan rumus :
Jumlah koloni 1
Colony forming units = +
Faktor pengenceran Faktor pengenceran (10−1 )

(Sukmawati et al., 2018)

7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

No. Gambar Perhitungan

Pour

1. TFTC (Too Few To Count)


Cawan petri ditumbuhi jumlah koloni
kurang dari 30. Maka dari itu koloni
tersebut tidak dapat dihitung.

Spread

1. Pengenceran 10-4
Jumlah koloni : 82
= (82 × 1⁄10−4 ) = 8,2 × 105
Pengenceran 10-8
Jumlah koloni : 150
= (150 × 1⁄10−8 ) = 1,5 × 1010

Jadi, dapat dihitung


(82 × 1⁄10−4 ) + (150 × 1⁄10−8 )
=
2
(8,2 × 105 ) + (1,5 × 1010 )
=
2
= 7,5 × 109 𝑐𝑓𝑢/𝑚𝑙

8
2 TFTC (Too Few To Count)
Cawan petri ditumbuhi jumlah koloni
kurang dari 30. Maka dari itu koloni
tersebut tidak dapat dihitung.

9
B. Pembahasan

Menurut Nurtjahyani & Shyntya, (2014), menyatakan bahwa, Total Plate


Count ataupun TPC ialah sesuatu tata cara dalam perhitungan jumlah mikroba yang
ada pada sesuatu sampel dalam media. Metode TPC ini sangat kerap digunakan
buat menghitung jumlah mikroa pada media supaya dengan dicoba pengamatan
secara langsung tanpa memakai mikroskop. Media yang digunakan selaku media
perkembangan koloni bakteri dalam pehitungan ini merupakan media Nutrient Agar
(NA) dan Potato Dextrose Agar (PDA). Medium NA bersumber pada lapisan
kimianya ialah medium nonsintetik/semi alamiah, bersumber pada konsistensinya
ialah medium padat. pH PDA biasanya disesuaikan hingga 5,6 ± 0,2, yang sedikit
asam dan mencegah pertumbuhan bakteri yang membutuhkan pH netral (Almjalawi
et al., 2023). Meskipun PDA tidak memiliki lapisan kimiawi alami, kombinasi
bahan dan penyesuaian pH membuatnya menjadi media yang baik untuk
pertumbuhan mikroba. Kedua medium ini digunakan buat perkembangan bakteri.
Berdasarkan hasil pada sub bab sebelumnya, waktu inkubasi optimal untuk
isolasi mikroba dalam tanah dapat bervariasi, tergantung pada jenis mikroba yang
sedang dipelajari dan eksperimen spesifik yang sedang dilakukan. Pada praktikum
ini waktu inkubasi dilakukan selama 3 hari, hal ini dilakukan untuk mempercepat
durasi praktikum. Menurut Chikere & Udochukwu (2014), periode inkubasi bakteri
pada tanah yang lama tampaknya penting, karena anggota kelompok yang jarang
diisolasi muncul secara dominan setelah diinkubasi selama 2 bulan pada media
yang sesuai. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Lee et al. (2021)
menunjukkan bahwa bakteri VBNC (viable but non-culturable) dapat dipulihkan
dengan lebih dari 3 hari inkubasi bakteri tanah menggunakan MPN (most probable
number). Maka dapat diartikan bahwa koloni yang muncul pada praktikum kali ini
juga dapat dipengaruhi oleh waktu inkubasi.
Perhitungan koloni dilakukan pada media PDA dan NA dengan metode pour
plate dan metode spread plate. Dihasilkan 1 koloni pada metode pour plate, 82
koloni, 150 koloni, dan 1 koloni pada metode spread plate. Menurut Hertrich &
Niemira (2021) yang dapat dihitung menggunakan rumus, hanya media yang

10
ditumbuhi ≥ 30 koloni dan ≤ 300 koloni, maka hasil perhitungan pada pengenceran
10-4 dan 10-8 adalah 7,5 x 109 cfu/ml. Hal ini diartikan terdapat 7,5 miliar koloni
mikroorganisme per ml sampel yang diuji. CFU (Colony Forming Unit) adalah
satuan yang digunakan untuk menghitung jumlah koloni mikroorganisme yang
tumbuh pada media agar. Sedangkan ml dalam satuan cfu/ml menunjukkan
mililiter, yaitu satuan volume yang digunakan untuk mengukur volume sampel
yang diuji.
Pengenceran adalah suatu teknik dalam mikrobiologi yang dilakukan untuk
menurunkan jumlah mikroorganisme dalam sampel agar dapat dihitung dengan
lebih akurat (Kottara et al., 2021). Semakin tinggi pengenceran, maka semakin
sedikit jumlah koloni yang muncul karena jumlah mikroorganisme dalam sampel
semakin sedikit. Hal ini dikarenakan pengenceran dilakukan dengan cara
menambahkan cairan pengencer ke dalam sampel sehingga jumlah mikroorganisme
dalam sampel semakin berkurang. Pengenceran dilakukan dengan tujuan agar
jumlah koloni yang tumbuh pada media agar tidak terlalu banyak sehingga sulit
untuk dihitung, namun juga tidak terlalu sedikit sehingga tidak dapat
merepresentasikan jumlah mikroorganisme yang sebenarnya ada dalam sampel.
Namun, pada praktikum ini tidak berlaku hal demikian. Hal ini dapat disebabkan
oleh waktu kesalahan pada saat inokulasi bakteri, yaitu jarum ose yang terlalu panas
sehingga membunuh mikroorganisme.
Metode spread plate mikroorganisme lebih mudah dihitung dibandingkan
dengan metode pour plate, hal ini dapat terjadi disebabkan oleh beberapa alasan
yaitu :
1. Pada metode spread plate, mikroorganisme ditumbuhkan di permukaan media
agar dengan menggunakan spreading-spatula atau alat lainnya sehingga koloni
diharapkan akan tumbuh di permukaan agar dengan menggunakan nutrisi dari
medium pertumbuhan dibawahnya. Sedangkan pada metode pour plate,
inokulum sampel dicampurkan dengan medium padat yang masih berbentuk
cair sehingga kumpulan sel akan tersebar merata ke seluruh media (tidak hanya
di permukaan) (Pradhika, 2018).

11
2. Pada metode spread plate, jumlah sampel yang dimasukkan dalam luasan
cawan petri yang sama lebih banyak dibandingkan dengan metode pour plate
sehingga dapat meningkatkan jumlah koloni yang tumbuh (Pradhika, 2018).
3. Pada metode spread plate, koloni yang tumbuh biasanya lebih terpisah dan
lebih mudah dihitung jumlahnya dibandingkan dengan metode pour plate yang
koloninya lebih banyak dan lebih sulit dihitung (Fitriasari et al., 2020).
4. Pada metode spread plate, mikroorganisme tidak terpapar pada suhu dimana
agar masih cair sehingga memungkinkan didapatkannya jumlah yang lebih
tinggi dari volume yang sama dibandingkan dengan metode pour plate
(Fitriasari et al., 2020).

12
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diperoleh maka dapat


disimpulkan bahwa, Total Plate Count (TPC) adalah metode yang digunakan untuk
menentukan jumlah mikroorganisme yang ada dalam suatu produk dengan
menghitung koloni bakteri. Prinsip pengujian sampel yang digunakan, yaitu
mengembangbiakan bakteri dalam media agar yang didalamnya mengandung
nutrisi untuk pertumbuhan bakteri. Metode isolasi mikroorganisme dan waktu
inkubasi juga mempengaruhi jumlah koloni yang dapat dihitung.

B. Saran

Saran untuk praktikum selanjutnya adalah sebaiknya dalam melakukan


perhitungan bisa lebih teliti kembali dan membaca modul praktikum sebelum
praktikum dimulai serta lebih memperhatikan arahan dari asisten sehingga pada
saat praktikum tidak terjadi kesalahan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Almjalawi, B. S. A., Chechan, R. A., & AL-Hadedee, L. T. 2023. Using Food Residues
(Potato Peels) As An Alternative To Potato Dextrose Agar In The Growth Of Edible
Food Fungi. Journal of Applied and Natural Science, 15(1), 211–219.
https://doi.org/10.31018/jans.v15i1.3989
Boczek, L. A., Rice, E. W., & Johnson, C. H. 2014. Total Viable Counts | Spread Plate
Technique. In Encyclopedia of Food Microbiology (pp. 636–637). Elsevier.
https://doi.org/10.1016/B978-0-12-384730-0.00331-1
Chikere, C. B., & Udochukwu, U. 2014. Effect of Growth Media and Incubation Time
on the Culturability of Soil Bacteria. IOSR Journal of Pharmacy and Biological
Sciences, 9(2), 06–09. https://doi.org/10.9790/3008-09210609
Clark, F. E. 2016. Agar-Plate Method for Total Microbial Count. In A. G. Norman (Ed.),
Agronomy Monographs (pp. 1460–160).
https://doi.org/10.2134/agronmonogr9.2.c48
Erkmen, O. 2022. Plate count techniques. In Microbiological Analysis of Foods and
Food Processing Environments (pp. 13–18). Elsevier.
https://doi.org/10.1016/B978-0-323-91651-6.00040-9
Fitriasari, P. D., Amalia, N., & Farkhiyah, S. 2020. Isolasi Dan Uji Kompatibilitas
Bakteri Hidrolitik Dari Tanah Tempat Pemrosesan Akhir Talangagung, Kabupaten
Malang. Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati, Berita Biologi LIPI, 19(2).
https://doi.org/10.14203/beritabiologi.v19i2.3828
Hertrich, S. M., & Niemira, B. A. 2021. Beyond the Standard Plate Count: Genomic
Views into Microbial Food Ecology. In Food Safety and Quality-Based Shelf Life
of Perishable Foods (pp. 135–143). Springer International Publishing.
https://doi.org/10.1007/978-3-030-54375-4_7
Kottara, A., Carrilero, L., Harrison, E., Hall, J. P. J., & Brockhurst, M. A. 2021. The
Dilution Effect Limits Plasmid Horizontal Transmission In Multispecies Bacterial
Communities. Cold Spring Harbor Laboratory.
Lee, J., Kim, H.-S., Jo, H. Y., & Kwon, M. J. 2021. Revisiting Soil Bacterial Counting
Methods: Optimal Soil Storage And Pretreatment Methods And Comparison Of
Culture-Dependent And -Independent Methods. PLOS ONE, 16(2), e0246142.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0246142
Nurtjahyani, S. D., & Shyntya, D. 2014. Dilution Effectivity of Microbial Colonies
Growth on Tomato Sauce. Scientific Journal of Engineering and Engineering
Sciences, 11(2), 65–68.

14
Pradhika, I. 2018. Teori dan Praktik Perhitungan Mikroorganisme. Innosains (Graha
Ilmu).
Roy, S. 2019. An Insight Into Membrane Filter Validation. Acta Scientific Microbiology,
2(12), 29–31. https://doi.org/10.31080/ASMI.2019.02.0425
Ryser, E. T., & Schuman, J. D. 2015. 8. Mesophilic Aerobic Plate Count. In Compendium
of Methods for the Microbiological Examination of Foods. American Public Health
Association. https://doi.org/10.2105/MBEF.0222.013
Sukmawati, S., & Hardianti, F. (2018). Analisis Total Plate Count (TPC) Mikroba pada
Ikan Asin Kakap di Kota Sorong Papua Barat. Jurnal Biodjati, 3(1), 72-78.
doi:https://doi.org/10.15575/biodjati.v3i1.2368
Tantray, J. A., Mansoor, S., Wani, R. F. C., & Nissa, N. U. 2023. Pour Plate Method For
Bacterial Colony Counting. In Basic Life Science Methods (pp. 177–179). Elsevier.
https://doi.org/10.1016/B978-0-443-19174-9.00039-8
Upet, E., Salindeho, N., Reo, A. R., Montolalu, L., Kaparang, J. T., Makapedua, D. M.,
& Dotulong, V. 2021. Pengujian TPC, Kadar Air dan pH pada Ikan Tongkol
(Euthynnus Affinis) Asap Cair Yang Disimpan Pada Suhu Ruang. Media Teknologi
Hasil Perikanan, 9(2), 76. https://doi.org/10.35800/mthp.9.2.2021.31144

15
LAMPIRAN

16
17

Anda mungkin juga menyukai