Anda di halaman 1dari 142

PEKERJAAN :

PEMBANGUNAN DISTRIBUTION CENTER MADIUN,


JAWA TIMUR

TA
2022

RENCANA KERJA
DAN SYARAT-SYARAT
RRK
KSS A
ARRSSIITTEEK
KTTU
URR
ARSITEKTUR

DAFTAR ISI

RENCANA KERJA DAN SYARAT


PEKERJAAN ARSITEKTUR ................................................................................................................................... 1

1.1. PEKERJAAN PERSIAPAN ...................................................................................................................... 1


1.2. PEKERJAAN TANAH .............................................................................................................................. 2
1.3. PEKERJAAN GALIAN ............................................................................................................................. 3
1.4. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN ............................................................................................ 4
1.5. PEKERJAAN URUGAN/LAPISAN PASIR URUG/SIRTU PADAT ............................................................. 5
1.6. PEKERJAAN URUGAN KEMBALI BEKAS GALIAN PONDASI ................................................................ 6
1.7. PEKERJAAN LANTAI/RABAT BETON .................................................................................................... 7
1.8. PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA. ................................................................................................. 7
1.9. PEKERJAAN PELAPIS DINDING ............................................................................................................ 8
1.10. PEKERJAAN PASANGAN LANTAI ......................................................................................................... 11
1.11. PEKERJAAN PLAFOND ......................................................................................................................... 14
1.12. PEKERJAAN PENGECATAN .................................................................................................................. 15
1.13. PEKERJAAN PELAPIS KEDAP AIR ........................................................................................................ 17
1.14. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA ALUMINIUM ................................................................... 18
1.15. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI (HARDWARE) .................................................. 19
1.16. PEKERJAAN SANITAIR .......................................................................................................................... 21
1.17. PEKERJAAN KACA ................................................................................................................................ 24
1.18. PEKERJAAN ATAP DAN PENUTUP DINDING ...................................................................................... 26
2.1. PEKERJAN SITE DEVELOPMENT ......................................................................................................... 28
2.2. PEKERJAN SALURAN/DRAINASE DAN KANSTIN BETON .................................................................... 29
2.3. PEKERJAAN PAGAR KELILING ............................................................................................................. 32
2.4. PEKERJAAN LANSEKAP........................................................................................................................ 32

1
ARSITEKTUR

RENCANA KERJA DAN SYARAT


PEKERJAAN ARSITEKTUR

1.1. PEKERJAAN PERSIAPAN

LINGKUP PEKERJAAN

A. Administratif
1. Kontraktor menandatangani dan menerima Surat Pernyataan Penyerahan Lahan yang
diberikan oleh Pemberi Tugas. Dalam surat penyerahan ini, disebutkan bahwa selama
masa konstruksi, Kontraktor bertanggung jawab atas lahan dan segala perubahan
terhadapnya, termasuk bertanggung jawab atas keamanan lahan tersebut hingga
pekerjaan konstruksi selesai dan diserahkan kepada Pemberi Tugas.
2. Jangka waktu berlakunya surat pernyataan tersebut di atas adalah dimulai dari hari pertama
pelaksanaan konstruksi hingga pada saat penyerahan pekerjaan terakhir sesuai dengan jadual
proyek yang telah disepakati.
3. Untuk memenuhi azas legalitas, selain kontrak kerja dengan Pemberi Tugas dan Surat Pernyataan
Penyerahan Lahan di atas, Kontraktor harus mengurus perizinan lain dengan muspida/muspika
setempat yang mana hal ini merupakan kewajiban Kontraktor.
4. Untuk memberitahukan kepada Pemberi Tugas mengenai optimalisasi penggunaan lahan,
Kontraktor juga harus membuat Rencana Pemanfaatan Lahan yang mencakup rencana
pentahapan pelaksanaan, dimana penempatan pagar batas lokasi kerja, Direksi Kit, penyimpanan
bahan-bahan bangunan, fabrikasi pekerjaan besi, fabrikasi pekerjaan kayu, site mix untuk beton,
penempatan jalan akses sementara, penumpukan sementara bahan-bahan bangunan bekas,
penempatan sumber listrik alternatif (genset), sumber air kerja, dan lain-lain yang diperlukan untuk
menunjang pelaksanaan pekerjaan.
5. Kontraktor membuat struktur organisasi kerja internal pelaksanaan pekerjaan termasuk di dalamnya
sub-kontraktor, supplier. Juga struktur organisasi yang menunjukkan keterkaitan Kontraktor dengan
Pemberi Tugas dan Konsultan MK.
6. Kontraktor harus menyusun dan menyediakan Pentahapan dan Jadual Kerja dari awal kerja hingga
penyerahan pekerjaan. Pentahapan menjelaskan tahapan-tahapan yang akan dilakukan oleh
Kontraktor Sedangkan Jadual Kerja merupakan penjelasan item-item pekerjaan yang
harus dilakukan dihubungkan dengan jangka waktu yang disediakan oleh Pemberi Tugas
dan atau Konsultan MK. Pentahapan dan Jadual Kerja ini harus diberitahukan kepada
Pemberi Tugas dan atau Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan.

B. Teknis Lapangan
1. Kontraktor mengadakan pembersihan lokasi yang akan dibangun baru.
2. Untuk semua jenis pekerjaan, Kontraktor harus mengutamakan K3 (Kesehatan dan Keselamatan
Kerja), di mana faktor keselamatan pekerja dan kebersihan lingkungan harus selalu
diprioritaskan.Untuk pencegahan dan meminimalkan jatuhnya material bangunan serta bahaya debu
ke area sekelilingnya, Kontraktor harus mengantisipasi hal tersebut dengan pemakaian jaring
pengaman, terpal plastik maupun kain.
3. Kontraktor mempersiapkan hal-hal penunjang pelaksanaan berupa pembuatan Direksi Kit ,yang
berfungsi sebagai kantor sementara bagi Kontraktor, serta untuk penyimpanan arsip proyek dan
sample bahan bangunan, gudang bahan- bahan bangunan, tempat pabrikasi kayu dan besi, site
mix beton, mempersiapkan jalan akses sementara, penyediaan listrik dan air kerja.

1
ARSITEKTUR

4. Bila pihak Pemberi Tugas tidak dapat menyediakan listrik dan air kerja, maka kebutuhan ini harus
ditanggung oleh Kontraktor. Beban pengadaan dan persiapan ini menjadi tanggungan Kontraktor.
5. Kontraktor harus menyediakan bahan cadangan berupa peralatan, bahan bakar, dan bahan-bahan
lainnya untuk menghindari hambatan pelaksanaan pekerjaan.
6. Penempatan fasilitas kerja seperti tersebut di butir atas harus sesuai dengan Rencana
Pemanfaatan Lahan yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas dan atau Konsultan MK.

1.2. PEKERJAAN TANAH

A. Pengukuran Tapak Kembali


1. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak
pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah diterka kebenarannya.
2. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya,
harus segera dilaporkan kepada Pemberi Tugas dan atau Konsultan MK untuk dimintakan
keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya boleh dilakukan dengan alat- alat
waterpas/theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan.
4. Pemborong harus menyediakan theodolith/waterpas beserta petugas yang melayaninya untuk
kepentingan pemeriksaan Pemberi Tugas dan atau Konsultan MK selama pelaksanaan proyek.
5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan atau Konsultan
MK.
6. Segala Pekerjaan pengukuran tapak menjadi tanggungan pemborong.

B. Tugu Patokan Dasar (Reference Bench Mark)


1. Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Pemberi Tugas dan atau Konsultan MK.
2. Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya 20x20 cm, tertancap
kuat ke dalam tanah sedalam 1 meter dengan bagian yang menonjol di atas muka tanah
secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang-kurangnya setinggi 40
cm di atas tanah.
3. Tugu patokan dasar harus dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga
keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Pemberi Tugas dan Konsultan MK untuk
membongkarnya.
4. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan tugu patokan dasar menjadi tanggungan
pemborong.
5. Pada waktu pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak (perpindahan)
Pemborong wajib membuat Shop Drawing dahulu sesuai keadaan lapangan.

C. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)


1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu Meranti Merah dengan ukuran
kaso (5/7 cm), yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakan atau diubah-
ubah, berjarak maksimum 1,5 meter satu sama lain.
2. Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) dibuat dari kayu Meranti Merah dengan ukuran tebal 2-3
cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpas).
3. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama, satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain
oleh Pemberi Tugas dan Konsultan MK.
4. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar galian tanah pondasi atau
sejauh jarak tertentu sehingga tidak terganggu oleh pekerjaan- pekerjaan yang akan dilakukan.
5. Pada papan dasar pelaksanaan harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan semua as-as
bangunan dan peil ± 0,00 atau peil reference lainnya dengan cat berwarna jelas dan tidak boleh

2
ARSITEKTUR

hilang apabila kena air /air hujan.


6. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Pemborong harus melaporkan
kepada Pemberi Tugas dan atau Konsultan MK.
7. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan dasar Pelaksanaan menjadi tanggungan
Pemborong.

1.3. PEKERJAAN GALIAN

A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/peralatan-peralatan dan alat-
alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk pekerjaan Support Buliding,
seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas
dan atau Konsultan MK termasuk di dalamnya adalah pekerjaan galian untuk Pagar, Saluran-saluran
dan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai gambar yang memerlukan galian.
3. Juga termasuk pengamanan galian dan cara-cara pelaksanaannya (jika ada), terutama untuk
galian yang membahayakan bangunan eksisting dan pekerja.
4. Pembuangan sisa galian ke tempat yang disetujui Pemberi Tugas dan atau Konsultan MK

B. Syarat-syarat Pelaksaan
1. Galian tanah untuk Support Buliding, saluran air, Pagar dan galian-galian lainnya harus sesuai
dengan peil-peil yang tercantum di dalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama,
batu, jaringan jalan/aspal, akar dan pohon- pohon yang terdapat di bagian galian yang akan
dilaksanakan dibongkar dan dibuang.
2. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon, dan lain- lain yang masih
digunakan, maka pemborong harus secepatnya memberitahukan kepada Pemberi Tugas dan
atau Konsultan MK atau kepada Penguasa/ Instansi yang berwenang untuk mendapatkan
petunjuk- petunjuk seperlunya. Pemborong bertanggung jawab atas segala kerusakan- kerusakan
sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
3. Pemborong harus bertanggungjawab untuk mengambil setiap langkah apa pun untuk menjamin
bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu. Sarana umum yang tidak
bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah tanah dan terletak di dalam lapangan pekerjaan
harus dipindahkan keluar lapangan ke tempat yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan atau
Konsultan MK atas tanggungan Pemborong.
4. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka Pemborong harus
mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan bahan pondasi yang sejenis untuk daerah
yang bersangkutan. Misalnya untuk daerah pondasi batu kali, pengisian/pengurugan kelebihan
galian harus dilakukan dengan pondasi batu kali.
5. Pengurugan/pengisian kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi selapis, dan
ditumbuk sampai padat sesuai dengan yang diisyaratkan mengenai Pekerjaan Urugan dan
Pemadatan. Pekerjaan pengurugan/pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan
pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas dan atau Konsultan MK.
6. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar galian masih terdapat akar-
akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali keluar sedangkan lubang-lubang
diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang
waterpas. Pemadatan dilakukan secara berlapis-lapis dengan tebal tiap lapisan 15 cm lepas,
dengan cara pemadatan dan pengujian sesuai dengan spesifikasi struktur.
7. Apabila terdapat air di dasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan
struktur harus disediakan pompa air dengan kapasitas yang memadai atau pompa lumpur yang
jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air dan lumpur pada
dasar galian. Sebelum pekerjaan dewatering dimulai Pemborong wajib menyerahkan

3
ARSITEKTUR

perhitungan yang mendasari penentuan kapasitas dan jumlah pompa yang akan dipergunakan
serta kedalaman dan jumlah pit/sumur, dengan memperhatikan data tanah yang tersedia termasuk
penyediaan pompa cadangan untuk mengganti yang rusak.Pemborong akan mendapatkan laporan
pumping test Pemberi Tugas dan Konsultan MK serta Konsultan Perencana Struktur. Permukaan
air tanah pada setiap saat harus ada pada 50 cm di bawah muka galian yang terendah.
Pengawasan terhadap dewatering harus oleh orang yang berpengalaman, untuk itu harus dilakukan
24 jam dan dibuatkan daftar pengalaman yang setiap saat dapat diperiksa.
8. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu
harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas
petunjuk Pemberi Tugas dan Konsultan MK.
9. Pemborong harus memberikan perlindungan terhadap benda-benda berfaedah yang ditemui
selama pekerjaan galian. Kecuali ditujukan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga
yang mungkin ditemui di lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita
kerusakan harus direparasi/diganti oleh Pemborong atas tanggungannya sendiri.
10. Jika terdapat kedalaman yang berbeda dari galian yang berdekatan, maka galian harus dilakukan
terlebih dahulu pada bagian yang lebih dalam dan seterusnya.

1.4. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN

A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat bantu lainnya
yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan
urugan dan pemadatan kembali untuk pekerjaan substruktur yang ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Pemberi Tugas dan Konsultan MK.

B. Persyaratan Bahan
Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau dengan mendatangkan
dari lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Jenis tanah adalah Silty Clay atau pasir urug.
2. Tanah harus bersih berarti tidak mengandung akar, kotoran seperti puing bekas bongkaran, bekas
dinding bata, beton dan bahan organis lainnya.
3. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.
4. Terlebih dahulu diadakan test kepadatan Maksimum pada Kadar Air Optimum dan hasilnya harus
secara tertulis diserahkan kepada Konsultan MK. Konsultan MK akan menolak material yang tidak
memenuhi persyaratan tersebut di atas.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum tiap-
tiap lapisan 20 cm lepas dan dipadatkan sampai mencapai Kepadatan Maksimum pada Kadar Air
Optimum, dan mencapai peil permukaan tanah yang direncanakan. Test Kepadatan Optimum harus
mengikuti STM.D-1557-70.
2. Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai ketinggian rencana. Untuk
daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan warna tertentu pula.
3. Pada daerah yang basah/ada genangan air, pemborong harus membuat saluran- saluran sementara
untuk mengeringkan lokasi-lokasi tersebut, misalnya dengan bantuan pompa air.
4. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan sebagainya.
5. Jika tidak ada persetujuan tertulis sebelumnya dari Pemberi Tugas dan Konsultan MK
maka pemadatan tersebut tidak boleh dengan dibasahi air. Pemadatan urugan dilakukan dengan
memakai alat Stemper/Compactor yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan MK.
6. Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus diurug kembali sehingga mencapai kerataan

4
ARSITEKTUR

yang ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan, kecuali untuk daerah galian pondasi
harus mengikuti pasal 03 mengenai “Pekerjaan Galian”
7. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah ± 50 mm
terhadap kerataan yang ditentukan. Semua Drainase darurat harus disetujui oleh Pemebri Tugas
dan Konsultan MK. Cara kerja yang dilakukan Pemborong harus disetujui oleh Pemberi Tugas
dan Konsultan MK.
8. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus di test di laboratorium, untuk mendapatkan
nilai Standard Proctor/Kepadatan Maksimum Pada Kadar Air Optimum. Laboratorium yang
memeriksa harus laboratorium yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan MK.
9. Untuk bahan yang sama, untuk setiap lapis tanah tebal 20 cm yang sudah dipadatkan harus
ditest juga di lapangan, yaitu 1 (satu) test untuk setiap 750 m2, yaitu dengan Sand Cone Test
dengan hasil kepadatan harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
 Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana, kepadatannya 95%
dari Standard Proctor.
 Untuk lapisan yang dalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana, kepadatannya 90%
dari Standard Proctor.
10. Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
Semua hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk
mengetahui sampai di mana kedudukan permukaan tanah tersebut.
11. Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga dan dilindungi agar
jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air hujan, panas matahari dan
sebagainya. Perlindungan dapat dilakukan dengan menutupi permukaan dengan plastik. Pekerjaan
pemadatan dianggap cukup, setelah hasil test memenuhi syarat dan mendapat persetujuan tertulis
Pemberi Tugas dan Konsultan MK.
12. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dicampur dengan cara
menggaruk atau sejenisnya sehingga diperoleh lapisan yang kepadatannya sama.Setiap lapisan
harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian
lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya.
13. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui
pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya. Bilamana bahan
tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulang I kembali
pekerjaannya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah ditentukan, guna
mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan. Jadwal pengujian harus diajukan oleh Pemborong
kepada Pemberi Tugas, Konsultan MK dan Konsultan Perencana.
14. Penentuan kepadatan di lapangan dapat dipergunakan salah satu dari cara/prosedur di bawah ini:
 “Density of soil inplace by driven sand-cone method” AASHTO.T.191
 “Density of soil inplace by driven sand-cone method” AASHTO.T.204
 “Density of soil inplace by driven sand-cone method” AASHTO.T.205
15. Setelah Pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ke tempat tertentu yang disetujui
oleh Pemberi Tugas dan Konsultan MK.
16. Pemborong harus mengadakan drainase yang sempurna setiap saat. Ia harus membangun
saluran-saluran, memasang parit-parit, memompa dan atau mengeringkan drainase.

1.5. PEKERJAAN URUGAN/LAPISAN PASIR URUG/SIRTU PADAT

A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat- alat bantu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh hasil pekerjaan yang baik.
Pekerjaan urugan pasir urug/sirtu dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah lapisan lantai kerja
dan digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan dengan tanah seperti pondasi, lantai

5
ARSITEKTUR

dasar, pile cap, dll.

B. Persyaratan Bahan
1. Sirtu kelas Ayang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan erjas, bebas lumpur,
tanah lempung dan lain sebagainya, seperti disyaratkan dalam NI-3 (PUBI tahun 1982) pasal 14
ayat 3.
2. Untuk air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali
dan bahan-bahan organis lainnya, serta memenuhi syarat- syarat yang telah ditentukan dalam
NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu, Pemberi Tugas dan Konsultan MK dapat minta kepada
Pemborong, supaya air yang dipakai untuk keperluan ini diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan syah, atau biaya Pemborong.
3. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat –syarat yang ditentukan di atas dan
harus dengan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas dan Konsultan MK.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Lapisan Sirtu dapat dilakukan lapis demi lapis maksimum setiap lapis 10 cm, hingga mencapai
tebal padat yang disyaratkan dalam gambar.
2. Setiap lapis sirtu harus diratakan, disiram air dan/atau dipadatkan dengan alat pemadat yang
disetujui Pemebri Tugas dan Konsultan MK. Pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang
dari 95% dari kepadatan optimum hasil laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada kondis
galian yang kering agar dapat diperoleh hasil kepadatan yang baik. Kondisi galian yang kering
tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan yang bersangkutan selesai dilakukan.
Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut di atas tidak terpenuhi. (Jika perlu dibuatkan
Sump Pit untuk menangkap air)
3. Tebal lapisan Sirtu minimum 15 cm padat atau sesuai yang ditujukkan dalam gambar. Ukuran
tebal yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran tebal padat.
4. Lapisan pekerjaan di atasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat persetujuan tertulis dari
Pemberi Tugas dan Konsultan MK.

1.6. PEKERJAAN URUGAN KEMBALI BEKAS GALIAN PONDASI

A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan
kembali bekas galian, yaitu bekas galian Pile Cap, Tie Beam, Septictank dan semua pekerjaan yang
ditunjukkan dalam gambar struktur atau sesuai petunjuk Pemberi Tugas dan Konsultan MK.

B. Persyaratan Bahan
Persyaratan bahan harus sesuai dengan yang diuraikan dalam pasal terdahulu.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondsi atau lain-lain yang dibangun yang akan ditutup
atau tersembunyi oleh tanah urugan diperiksakan dahulu oleh Pemberi Tugas dan Konsultan MK.
2. Kayu-kayu bekas bekisting atau lain-lain tidak boleh dibiarkan tertinggal pada waktu pengurugan
dilaksanakan, kecuali jika ada persetujuan dari Pemberi Tugas dan Konsultan MK.
3. Syarat-syarat lain harus sesuai dengan yang diuraikan dalam pasal 04 butir 3 ayat a sampai dengan p.

6
ARSITEKTUR

1.7. PEKERJAAN LANTAI/RABAT BETON

A. Umum
Lingkup Pekerjaan
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam terlaksananya pekerjaan ini sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan yang
baik.
2. Pekerjaan sub lantai rabat beton ini meliputi seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar sebagai
pelapis lantai ruang luar di sekeliling saluran luar bangunan dan keliling bangunan, atau seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.

B. Bahan
1. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PBI 1971 (NI-2), PYBB 1956
dan NI-B.
2. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contohnya kepada
Konsultan MK untuk disetujui.

C. Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan lantai tumbuk di atas lapisan urugan pasir dapat dilakukan setelah lapisan yang
berada dibawahnya telah dipadatkan dan lantai dasar permukaannya harus dibuat benar-benar rata, dengan
memperhatikan kemiringan lantai di daerah basah dan teras. Adukan untuk perekat lantai adalah: 1 Pc
: 4 Psr, untuk di ruang WC dipakai adalah: 1 Pc : 3 Psr.

1.8. PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA.

A. Umum
1. Lingkup pekerjaan
Pengadaan tenaga kerja, peralatan, dan bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan pasangan
bata sesuai gambar rencana dan RKS.

2. Contoh-contoh bahan
Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor terlebih dahulu harus menyerahkan contoh-contoh bahan
yang akan digunakan guna mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK.

B. Bahan
Semen, pasir, dan air dalam segala hal harus terjaga kualitasnya untuk memenuhi standar PBI ’71.
Batu bata yang digunakan adalah:

BATU BATA TANAH LIAT.


1. Batu bata dari tanah liat buatan pabrik dengan ukuran nominal 6 x 12 x 24 cm, berkualitas baik,
matang pembakarannya, warnanya merata, dan sis-sinya rapi saling tegak lurus.
2. Mempunyai kekuatan tekan 30 kg/cm2.
3. Memenuhi SNI 10 - 1973 dan SIII.

C. Pelaksanaan
1. Persiapan.
a. Sebelum dipakai bata direndam dahulu dalam air selama ± 5 menit.
b. Pasangan bata untuk dinding dipasang tegak lurus dan rata dengan bantuan tarikan tali yang
dinaikkan setiap dua baris bata, setiap pasangan tidak boleh lebih dari 1 m dan baru boleh
dilanjutkan setelah betul-betul mengeras.

7
ARSITEKTUR

2. Pelaksanaan.
a. Adukan.
 Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu : Trasram dengan jenis adukan 1
pc : 3 ps dipasang dari ujung balok pondasi sampai 30 cm diatas permukaan lantai jadi,
daerah KM/WC setinggi 2 m atau sesuai dengan gambar, dan tempat- tempat lainnya sesuai
gambar.
 Dinding lainnya dipakai jenis adukan 1 pc : 4 ps.

b. Pemasangan bata.
 Sebelum dipakai bata direndam dahulu selama ± 5 menit.
 Pasangan bata untuk dinding dipasang tegak lurus dan rata, setiap pasangan tidak boleh
lebih dari 1 m dan baru boleh dilanjutkan setelah betul-betul mengeras.

c. Bingkai beton.
 Pasangan bata untuk dinding setiap luas 12 m2 harus diberi bingkai beton (balok dan kolom
praktis dengan tulangan besi diameter 10 mm dan sengkang 8 mm) dengan adukan 1 pc : 2 ps
: 3 kr berupa kolom atau balok praktis atau sesuai dengan gambar, dan tempat-tempat lainnya
sesuai gambar.

 Hubungan antara kolom beton/ring balok yang sudah dicor dengan pasangan bata diberi ikatan
besi diameter 12 mm setiap 60 cm. Besi pengikat dipasang tertanam di dalam pasangan bata.

d. Angkur-angkur dan pengikat.


Setiap hubungan antara dinding bata dengan pemukaan beton harus diberi angkur yan terbuat dari
besi beton dengan bentuk, ukuran, dan diameter sesuai kebutuhan. Permukaan beton yang
berhubungan dengan dinding bata harus dikasarkan (diketrik) dengan alat yang sesuai agar
adukan dinding dapat melekat.

e. Perlindungan.
 Dalam pelaksanaannya, pemasangan dinding yang terkena udara terbuka harus terlindung dari
hujan.
 Pekerjaan dinding di daerah “high traffic” harus dilindungi dari benturan.

f. Pemeliharaan pekerjaan.
Dinding pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus selama paling
sedikit 7 (tujuh) hari setelah didirikan.

1.9. PEKERJAAN PELAPIS DINDING

PEKERJAAN PLESTER DINDING

A. Umum
Lingkup pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik.
2. Pekerjaan plesteran dinding dan plesteran beton dikerjakan pada permukaan dinding bagian
dalam dan luar serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.

8
ARSITEKTUR

B. Bahan
1. Semen Portland harus memenuhi standar NI-8 (dipilih hanya satu produk untuk seluruh pekerjaan).
2. Pasir harus memenuhi HI-3 pasal 14 ayat 2.
3. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
4. Penggunaan adukan plesteran :
a. Adukan 1 pc : 4 psr dipakai untuk seluruh plesteran dinding yang lainnya.
b. Adukan 1 pc : 3 psr dipakai untuk seluruh plesteran daerah basah dan trasram.
c. Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC.

C. Pelaksanaan Persiapan
1. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan Pengawas Lapangan, dan persyaratan tertulis lainnya dalam uraian dan
syarat pekerjaan ini.
2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bila pekerjaan bidang beton atau pasangan dinding
batu bata telah disetujui oleh Konsultan MK, sesuai syarat dan uraian pekerjaan yang tertulis
dalam buku ini.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti petunjuk dalam gambar arsitektur terutama
pada gambar detail dan potongan mengenai ukuran tebal, tinggi, peil, dan bentuk profilnya.
4. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi (listrik,
telepon dll) dan plumbing untuk seluruh bangunan.
5. Untuk beton sebelum diplester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan
kemudian di ketrek (scratch) terlebih dahulu dan semua lubang- lubang bekas pengikat harus
tertutup adukan plester.
6. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan Difinish dengan cat
dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan plesterannya).
7. Semua bidang yang akan menerima bahan finishing pada permukaannya diberi alur garis horizontal
atau discrath, untuk memberi ikatan yang lebih baik pada bahan finishingnya, kecuali untuk yang
menerima cat.
8. Pasangan kepalaan plesteran dibuat pada setiap jarak 1 m, dipasang tegak dan menggunakan
keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.

Pekerjaan Plesteran
1. Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara pembuatannya
menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Untuk bidang air, beton, pasangan dinding batu bata yang berhubungan dengan udara luar,
dan semua pasangan batu bata di bawah permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari
permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai KM/WC dan daerah basah lainnya
memakai adukan plesteran trasraam 1 pc : 3 pasir.
b. Untuk adukan kedap air, harus ditambah dengan daily bond, dengan perbandingan 1 pc : 1
daily bond.
c. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 pc : 4 pasir.
d. Plesteran halus (acian) dipakai campuran air dan PC sampai mendapatkan campuran yang
homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering sekali)
e. Semua jenis aduk perekat di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam
keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar jarak pencampuran aduk perekat
dengan pemasangannya tidak lebih dari 30 menit terutama untuk adukan kedap air.

2. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/ kolom yang dinyatakan dalam
gambar, atau sesuai peil yang diminta gambar. Tebal plesteran maksimal 2.0 cm, jika
ketebalannya melebihi 2.0 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya
lekat plesteran pada bagian pekerjaan yang diijinkan Konsultan MK

9
ARSITEKTUR

3. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya dan bertemu dalam satu bidang datar,
harus diberi naat (tali air) dengan ukuran 0.5 cm dan dalamnya 0.5 cm, kecuali bila ada petunjuk
lain dalam gambar.
4. Untuk permukaan yang datar harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung tidak melebihi
5 mm untuk setiap jarak 2 m, jika melebihi maka Kontraktor wajib memperbaiki dengan biaya
sendiri.

Perlindungan dan pemeliharaan.


1. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar dan tidak tiba-tiba,
dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan dilindungi dari terik matahari
langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
2. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar
dan diperbaiki kembali sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan MK dengan biaya
tanggungan kontraktor. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai, kontraktor harus selalu
menyiram dgn air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
3. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish, kontraktor wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain. Setiap
kerusakan yang terjadi menjadi tanggungan pihak kontraktor dan wajib diperbaiki.
4. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari
2 hari.

D. Pekerjaan Dinding Keramik


Pekerjaan pemasangan dinding Dinding Keramik sesuai yang ditunjukan pada gambar, dipasang sebagai
pelapis dinding dalam ruangan dengan spesifikasi sebagai berikut:
Jenis : ex Ikad atau setara
Ukuran : Menyesuai gambar-gambar,
Produk : ex Ikad atau setara
Ketebalan minimium 7 mm atau sesuai gambar.
Ukuran : 20 x 40 cm, 30 x 30 cm,
Bahan pengisi : Grout semen berwarna grout.
Bahan perekat : adukan spesi 1PC: 3psr
pasang ditambah bahan perekat/Carofix/AM42
Warna dan type : Standard dan ditentukan kemudian.

E. Pekerjaan Dinding Partisi Gipsump


Pekerjaan pemasangan dinding partisi sesuai yang ditunjukan pada gambar, dipasang sebagai pelapis
dinding dalam ruangan dengan spesifikasi sebagai berikut:
Bahan : Gipsump
Produk : ex. Jayabord atau setara
Ketebalan : minimium9 mm atau sesuai gambar.
Rangka : Hollow 40x40, T: 1.2 mm

Untuk Dinding penerima


Bahan : HPL dan Kalsi Link
Produk : Ex. TACO
Rangka : Hollow 40x40, T: 1.2 mm

F. Pekerjaan Pelapis Dinding ACP


Pekerjaan pemasangan Pelapis Dinding sesuai yang ditunjukan pada gambar, dipasang sebagai pelapis
dinding entrance pffice dengan spesifikasi sebagai berikut:
Bahan : Alumunuim Composit Panel PVDF

10
ARSITEKTUR

Produk : ex. Alucopan atau setara


Ketebalan minimium : 4 mm atau sesuai gambar.
Rangka : Hollow 40x40, T: 1.2 mm
Warna : Merah dan Kuning

1.10. PEKERJAAN PASANGAN LANTAI

A. Umum
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan peralatan dan semua pekerja yang berhubungan
dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai dengan gambar kerja dan RKS.
2. Pemborong diharuskan memberikan contoh-contoh bahan lantai yang akan dipasang,
khususnya untuk diseleksi kualitas, warna, tekstur, bahan lantai untuk mendapat persetujuan dari
Konsultan MK.
3. Pemborong harus menyediakan jaminan tertulis dari produsen/sub-kontraktor kepada Pemberi
Tugas untuk setiap masing-masing penggunaan bahan lantai dengan jangka waktu jaminan
minimal 5 (lima) tahun.
4. Pekerjaan lantai yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
 Pekerjaan lantai keramik.

B. Submittal ShopDrawing
1. Buatkan shop drawing secara lengkap, jelas, dan terperinci yang dapat menjelaskan:
 Pola pemasangan dan Titik Awal (Setting Out).
 Detail-detail sambungan.
 Detail pemasangan fixtures dan assesoris (sanitair dan lain-lain).
 Detail pertemuan keramik dengan komponen bangunan lainnya yang berhubungan.
2. Ukuran-ukuran harus lengkap dan jelas. Lakukan pembuatan detail dalam skala yang jelas/cukup
(1:1, 1:2, 1:5, atau 1:10).
3. Tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum ada persetujuan (approval) dari Shop Drawing
ini.

Masing-masing pekerjaan lantai tersebut di atas uraiannya adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan Lantai Keramik Dan Granit


a. Umum
 Ajukan data produksi seperti : spesifikasi teknis, cara-cara pengerjaan/pemasangan, dan
saran-saran teknis lainnya yang mungkin akan diperlukan untuk dijadikan bahan
pertimbangan bagi Pemberi Tugas, Konsultan Perencana maupun Konsultan Pengawas.
Bersama dengan pengajuan Shop Drawing maka dilampirkan :
Contoh Keramik ukuran 40 x 40 cm, 30 x 30 cm, dan 60 x 60 cm, garansi terhadap coating
yang sesuai dengan spesifikasi maupun gambar.
 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis dari pabrik sebagai informasi bagi Pemberi
Tugas dan Konsultan MK
 Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi di- butuhkan untuk
penyelesaian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan
harus disetujui Pemberi Tugas dan Konsultan MK.

b. Bahan
Lantai Keramik yang digunakan adalah:
Jenis : ex. Ikad SX6102 (untuk Lantai Ruang Support Building) dan Ex. Ikad Syon Grey
(untuk Ruang KM) atau setara

11
ARSITEKTUR

Ukuran : Menyesuai gambar-gambar,


Produk : Ikad atau setara Ketebalan minimum : 7 mm atau sesuai gambar.
Ukuran : 40 x 40 cm(Polished) dan 40 x 40 cm (unPolished)
Bahan pengisi : Grout semen berwarna grout
Bahan perekat : adukan spesi 1 PC : 4 psr pasang ditambah bahan perekat/Carofix/AM-42
Warna dan Type : standard dan ditentukan kemudian.

Lantai Granit yang digunakan adalah:


Jenis : ex. Sandimas dan Ex Granito atau setara
Ukuran : Menyesuai gambar-gambar,
Produk : Sandimas, granito atau setara
Ketebalan minimum : 7 mm atau sesuai gambar.
Ukuran : 60 x 60 cm
Bahan pengisi : Grout semen berwarna grout
Bahan perekat : adukan spesi 1 PC : 4 psr pasang ditambah bahan perekat/Carofix/AM-42
Warna dan Type : standard dan ditentukan kemudian.

Perekat (Adhesive) Keramik :


Jenis : AM 40 & 30 setara
Produk : AM

Plint
Plint yang dipakai untuk pertemuan dinding tembok dengan lantai keramik adalah plint sesuai
dengan gambar rencana dan dengan bahan dasar adukan 1 pc : 3 ps finishing acian, dengan
ukuran disesuaikan dengan jenis pasangan keramik lantai ukuran 10 x 60 cm /10x40 cm.
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan ASTM, peraturan Keramik
Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PUBI 1982.

c. Pelaksanaan
c.1. Persiapan
 Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing mengenai
pola keramik dan pola granit.
 Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung
asam alkali) sampai jenuh.
 Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat, ataupun
bernoda
 Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik khusus
sesuai persyaratan pabrik.

c.2. Pemasangan Lantai Keramik dan Granit


 Adukan pasangan/pengikat dengan produk dari AM yaitu AM40 untuk area dalam
ditambah perekat seperti yang dipersyaratkan.
 Khusus untuk keramik lantai KM/WC, Kontraktor harus memperhatikan jenis lay-out
KM/WC masing-masing
 Kontraktor harus memperhatikan perletakan features sanitair maupun floor drain seperti
yang diperlihatkan dalam gambar kerja.
 Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan yang benar-benar
rata, tidak bergelombang dengan memperhatikan kemiringan di daerah basah dan kering.
 Pola, arah, dan awal pemasangan lantai keramik harus sesuai gambar detail atau
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Perhatikan lubang instalasi sanitair dan

12
ARSITEKTUR

drainage/ bak kontrol sebelum pekerjaan dimulai.


 Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar- siar), harus sama
lebarnya, maksimum 5 mm yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama
dalamnya untuk siar-siar yang berpotongan dan harus membentuk sudut siku yang saling
berpotongan tegak lurus sesamanya
 Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar dengan warna yang hampir sama dengan warna
keramik.
 Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik hingga betul-betul bersih.
 Plint terpasang lengkung seperempat lingkaran terhadap lantai (sesuai gambar kerja)
dengan bahan finishingnya adalah adukan semen 1 pc : 3 ps yang diaci hingga halus.

c.3. Perlindungan dan Pemeliharaan


 Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban lain selama 1 x
24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.

2. Pekerjaan Lantai Floor Hardener


a. Umum
 Ajukan data produksi seperti : spesifikasi teknis, cara-cara pengerjaan/pemasangan, dan
saran-saran teknis lainnya yang mungkin akan diperlukan untuk dijadikan bahan
pertimbangan bagi Pemberi Tugas, Konsultan Perencana maupun Konsultan MK. Bersama
dengan pengajuan Shop Drawing maka dilampirkan: Contoh material can cara pemasangan
 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis dari pabrik sebagai informasi bagi Pemberi
Tugas dan Konsultan MK
 Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi di- butuhkan untuk
penyelesaian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan
harus disetujui Pemberi Tugas dan Konsultan MK.

b. Bahan yang digunakan adalah:


Jenis : Super flat Floor hardener 3kg/m2 dan
flat Flowfresh MF T=3 mm
Ukuran : Menyesuai gambar-gambar
Produk : ex. Besroc (Type 10) dan Ex Flow Creed (type 11)
Ketebalan minimum : 3 mm atau sesuai gambar.
Warna dan Type : standard dan ditentukan kemudian.

c. Pelaksanaan
c.1. Persiapan
 Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing mengenai
lokasi pemasangan.
 Bahan harus tersedia sebelum pelaksanaan.

c.2. Pemasangan Lantai floorhardener


 Hasil pekerjaan harus merupakan bidang permukaan yang benar-benar rata, tidak
bergelombang dengan memperhatikan kemiringan di daerah basah dan kering.

c.3. Perlindungan dan Pemeliharaan


 Selesai pekerjaan harus dihindarkan dari sentuhan/beban lain selama 1 x 24 jam
dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.

13
ARSITEKTUR

1.11. PEKERJAAN PLAFOND

A. Plafond Gypsum Tile, Gypsum Board, Kalsi Link dan Plafon spandrel
1. Umum
Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat bantu lainnya
untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik. Pekerjaan yang dimaksud adalah
pekerjaan yang meliputi:
a. Pekerjaan plafond yang meliputi pemasangan rangka dan penutup plafond Gipsum Tile,
Gipsum, Kalsi Link dan Spandrel.
b. Pemasangan list plafond sesuai dinyakan pada gambar kalau ada.

2. Submittal
a. Shop Drawing
 Buatkan shop drawing secara lengkap, jelas, dan terperinci yang dapat menjelaskan :
- Pola pemasangan dan Titik Awal (Setting Out).
- Detail-detail sambungan.
- Detail pemasangan fixtures dan assesoris (elektrikal dan lain-lain).
 Ukuran-ukuran harus lengkap dan jelas. Lakukan pembuatan detail dalam skala yang
jelas/cukup (1:1, 1:2, 1:5, atau 1:10).
 Tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum ada persetujuan (approval) dari Shop
Drawing ini.

b. Data Produksi Material


 Umum
- Ajukan data produksi seperti : spesifikasi teknis, cara-cara pengerjaan/pemasangan,
dan saran-saran teknis lainnya yang mungkin akan diperlukan untuk dijadikan
bahan pertimbangan bagi Pemberi Tugas, Konsultan Perencana maupun Konsultan
MK. Bersama dengan pengajuan Shop Drawing maka dilampirkan :
Contoh gypsum dan Grc sesuai dengan spesifikasi maupun gambar.
- 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis dari pabrik sebagai informasi bagi
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas
- Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan
harus disetujui Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, Konsultan MK.

 Bahan
- Penutup Plafond Gipsum Tile T. 9 mm
- Penutup plafond Gypsum T. 9 mm
- Penutup Plafond Kalsi lInk T. 4 mm
- Penutup plafond spandrel semua bahan kualitas baik.
- Rangka plafond memakai hollow sesuai spesifikasi. Modul

 Pelaksanaan
- Persiapan
 Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing
mengenai pola plafond.
 Gybsum dan bahan plafond yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak
retak, cacat, ataupun bernoda
 Pemotongan unit-unit harus menggunakan alat pemo- tong khusus sesuai persyaratan
pabrik.

14
ARSITEKTUR

- Pemasangan
 Rangka Pemasangan rangka semua jenis plafond ini harus rapi dan waterpass.
Pelaksana bertanggung jawab atas kerapian pemasangan rangka ini.
 Kontraktor harus memperhatikan perletakan features elektrikal maupun
mekanikal seperti yang diperlihatkan dalam gambar kerja.
 Hasil pemasangan plafond harus merupakan bidang permukaan yang benar-benar
rata, tidak bergelombang.
 Pola, arah, dan awal pemasangan harus sesuai gambar detail atau sesuai petunjuk
Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan.
 Jarak antara unit-unit pemasangan plafond satu sama lain (siar-siar), harus sama
lebarnya, maksimum 5 mm yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang
sama dalamnya untuk siar-siar yang berpotongan dan harus membentuk sudut
siku yang saling berpotongan tegak lurus sesesamanya.
 Plafond yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan hingga betul- betul bersih.
 Bila ada kerusakan pada saat pemasangan, maka harus diganti dengan bahan
baru. Dan ini menjadi tanggungan kontraktor.
 Penempatan manhole sesuai gambar rencana atau ditentukan kemudian oleh
Konsultan MK.

1.12. PEKERJAAN PENGECATAN

A. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Persiapan permukaan yang akan diberi pelapis .
b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan, permukaan tersebut
dirinci sebagai berikut :
 Pengecatan dinding, kolom, balok dan bagian lainnya sesuai gambar
 Pengecatan plafond ruangan berbahan gibsum board dan Kalsi link.
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar atau yang tidak disebutkan
secara khusus, dengan warna dan bahan sesuai dengan petunjuk Konsultan Perencana.

2. Standar Pengerjaan (Mock-Up)


a. Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang untuk
tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang- bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan
warna, texture, material, dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang dipakai sebagai mock up ini
akan ditentukan oleh Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Konsultan MK
b. Kontraktor juga harus membuat mock-up untuk pekerjaan pengecatan dengan media kayu
dengan beberapa ukuran untuk ditunjukkan kepada Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan
Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan.
c. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pemberi Tugas, Konsultan MK dan
Konsultan Perencana, maka bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal untuk
seluruh pekerjaan pengecatan.

3. Contoh Dan Bahan Untuk Perawatan


a. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-bidang
transparan berukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang- bidang tersebut harus dicantumkan dengan
jelas keterangan warna, formula cat, jumlah lapisan, dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai
lapisan akhir).
b. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pemberi Tugas, Konsultan MK dan

15
ARSITEKTUR

Konsultan Perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Perencana dan Pemberi Tugas serta Konsultan MK Lapangan, baru Kontraktor melanjutkan
dengan pembuatan Mock Up.
c. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas dan Konsultan MK, minimal 5 galon tiap
warna dari jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan
mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai
cadangan untuk perawatan oleh Pemberi Tugas.

B. Pekerjaan Cat Dinding


1. Umum
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh permukaan
vertikal dengan bahan dasar plester atau bagian-bagian lain yang ditunjukkan dalam gambar.
2. Bahan
a. Dinding Dalam Bangunan : Propan atau setara
b. Dinding Luar ( Eksterior ) : propan atau setara ( Wheater shield )
c. Warna : ditentukan kemudian
3. Pelaksanaan Umum
a. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada retak-retak
dan Kontraktor meminta persetujuan kepada Pemberi Tugas dan Konsultan MK.
b. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat
setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata. Sesudah 7 hari plamur terpasang,
kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan
menggunakan roller cat.
c. Untuk warna-warna yang sejenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan
nomor pencampuran (batch number) yang sama.

Dinding Interior
a. Lapisan dasar yang digunakan adalah Propan untuk interior atau setara sebanyak
satu lapis.
b. Lapisan dalam digunakan Alkali atau Acrylic Wall Filler
c. Lapisan akhir dengan 3 (tiga) lapis Propan atau setara dengan kekentalan cat sebagai
berikut :
 Lapis I encer.
 Lapis III kental.
 Lapis IIII encer.

Dinding Eksterior
a. Untuk lapisan dasar dan lapisan dalam sama dengan dinding interior pada pasal di atas.
b. Untuk lapisan akhir (finish) menggunakan Propan /setara( Wheater shield ).

Pemeliharaan
Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada
bagian yang belang, dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

C. Pekerjaan Cat Plafond


1. Umum
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan cat plafond adalah pengecatan seluruh permukaan
dengan bahan dasar asbes semen, tripleks atau bagian-bagian lain yang ditunjukkan dalam
gambar.

16
ARSITEKTUR

2. Bahan
Cat plafond ruangan : Propan atau setara
Warna : ditentukan kemudian
3. Pelaksanaan Umum
a. Sebelum dicat, pada sambungan plafond tidak boleh ada keretakan, diamplas halus,
bebas debu. Dan sebelum pelaksanaan, Kontraktor meminta persetujuan kepada Konsultan
MK
b. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan roller cat dengan terlebih dahulu dilakukan
pembersihan permukaan dinding.
c. Untuk warna-warna yang sejenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan
nomor pencampuran (batch number) yang sama.

Pemeliharaan
Setelah pekerjaan cat selesai, bidang plafond merupakan bidang yang utuh, rata, licin, dan tidak ada
bagian yang belang.

1.13. PEKERJAAN PELAPIS KEDAP AIR

A. Umum
1. Sebelum memulai pekerjaan, bidang-bidang yang akan dilapis/dicat harus sudah disiapkan dengan
baik. Bidang harus mempunyai permukaan yang rata dan lurus atau mempunyai kemiringan
sesuai dengan gambar rencana, bebas dari segala macam kotoran, tidak retak atau pecah dan
tidak lembab.
2. Pelaksanaan pekerjaan baru dapat dilaksanakan setelah bagian tersebut diperiksa dan
diijinkan oleh Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Konsultan MK.
3. Pemborong harus mengajukan contoh-contoh bahan untuk disetujui oleh Pengawas, bahan yang
digunakan harus sesuai dikemas dalam kaleng-kaleng yang masih disegel, serta tidak pecah atau
bocor.

B. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan persiapan bagian-bagian yang akan dipasang lapisan kedap air dan vapour barrier
sesuai dengan ketentun, termasuk bahan dan peralatan pembantu.

C. Bahan
Lapisan kedap air.
Digunakan “water proofing Liquid Membrant” untuk lantai dan dinding :
 Lantai Dan dinding FWT dan Limbah Cair Type Coating
 Dinding dalam tanah Type Coating
 Lantai kamar mandi Type Coating
 Lantai atap beton Type Coating

D. Pelaksanaan
Pelapis kedap air digunakan pada reservoir air, plat atap, toilet dan bagian lain yang disyaratkan.
Pemasangan water proofing Liquid Membrant harus dimulai dari bidang yang mempunyai permukaan
yang paling rendah dan overlap pada setiap sambungan minimal selebar 8 cm. Pertemuan dengan
dinding atau lisplank water proofing Liquid Membrant harus dinaikkan sampai 30 cm dan ujung water
proofing Liquid Membrant harus dilindungi tali air.
Pemasangan harus sesuai dengan petunjuk/persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya dan
harus dilakukan oleh Sub Pemborong khusus yang ahli dan berpengalaman serta mendapat
rekomendasi dari pabrik. Bila diperlukan untuk melindungi lapisan kedap air terhadap benturan atau

17
ARSITEKTUR

pada saat pembersihan, maka lapisan harus dilindungi dengan plesteran trasram setebal minimal
(3 – 5 cm) diperkuat wire mesh diameter 1,6 mm jarak (25 x 25) mm.

1.14. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA ALUMINIUM

1. Umum
Menyediakan tenaga kerja, suplai bahan-bahan, detail teknis, pengiriman, peralatan dan alat bantu
lainnya, dan instalasi hingga lengkap terpasang seperti yang direncanakan sesuai dokumen.
Melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela aluminium seperti yang dinyatakan/ditujukan
dalam gambar.

2. Submittal Mock Up
a. Buatkan 1 (satu) buah mock up pada tempat yang akan disepakati konstruksinya.
b. Mock up meliputi pekerjaan terkait, antara lain :
 Kusen Aluminium
 Panel daun pintu (Enginering door) dan jendela beserta pekerjaan kaca
 Sambungan kusen terhadap dinding (angkur).
c. Mock up adalah untuk :
 Memperlihatkan sistem pemasangan, finishing, dan lain-lain detail yang dipersyaratkan.
 Memperlihatkan pemakaian bahan-bahan yang terkait. Sehingga memenuhi kriteria rancangan
dalam spesifikasi teknis setiap pekerjaan terkait.
 Pelaksana tidak diperkenankan melakukan kegiatan sebelum mock up terakhir dapat
persetujuan dari Pemberi Tugas.

Shop Drawing
Buatkan shop drawing secara lengkap, jelas, dan terperinci yang dapat menjelaskan :
a. Type dan Tampak
b. Detail-detail sambungan Alumunium dengan Alumunium, Alumunium dengan Kayu, Alumunium
dengan Kaca, dan Alumunium dengan Dinding.
c. Detail Angkur dan Gasket Ukuran - ukuran harus lengkap dan jelas. Lakukan pembuatan detail dalam
skala yang jelas ( 1:1, 1:2, 1:5 atau 1:10 ).

Tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum ada persetujuan Shop Drawing.

3. Bahan
Profil Aluminium adalah produk Alexindo, Intalan atau setara dengan ketebalan 2mm
Warna adalah natural, harus merata, tidak boleh ada belang. Ketebalan profil / anodasi harus sesuai
persyaratan teknis bahan. Permukaan profil tidak boleh penyok dan
bergores. Kontraktor harus memberikan garansi atau jaminan tentang mutu secara
tertulis yang diberikan kepada Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, dan Konsultan MK.

4. Pelaksanaan
Pekerjaan plesteran pada dinding disekeliling kosen yang akan dipasang minimal harus sudah
diplester halus.

Penandaan yang meliputi posisi, as dan elevasi kosen harus dilaksanakan seakurat mungkin.

Harus tersedia peralatan kerja dan peralatan bantu minimal satu buah, misalnya mesin potong
aluminium, mesin bor listrik, mesin las, waterpass aluminium dan unting- unting. Bidang kosen

18
ARSITEKTUR

terpasang tidak boleh melenceng, penyimpangan yang dIIIjinkan terhadap garis vertikal muka
belakang dan kiri kanan tidak lebih besar 1.

Semua angker harus dilas dengan sempurna, kokoh dan kuat. Tampak terpasang harus baik, batang
vertikal maupun horizontal tidak boleh menyimpang lebih dari 1 (satu). Kontraktor tidak diperkenankan
untuk mengerjakan pekerjaan ini di site bila kondisi site tidak memungkinkan. Bila terdapat kesalahan
ukuran atau jenis kusen, maka Pengawas berhak menolak dan Kontraktor harus mengganti
atau memperbaiki kesalahan tanpa ada pengurangan mutu pekerjaan. Dan beban biaya penggantian
ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.15. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI (HARDWARE)

A. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci yang dilakukan meliputi seluruh pemasangan
pada daun pintu kayu/kaca, daun jendela kayu/kaca/aluminium seperti yang ditunjukan/
dipersyaratkan dalam detail gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
buku spesifikasi teknis. Bila terjadi perubahan atau hardware akibat dari pemilihan merk dan
ketidak-cocokan di lapangan, Kontraktor wajib melapokan hal tersebut kepada Pengawas
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium berukuran
3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap
anak kunci.

3. Submittal Mock Up
a. Buatkan 1 (satu) buah mock up pada tempat yang akan disepakati konstruksinya.
b. Mock up meliputi pekerjaan kayu dengan pemasangan hardware yang ditentukan.
c. Mock Up adalah untuk :
 Memperlihatkan sistem pemasangan, finishing, dan lain-lain detail yang diisyaratkan.
 Pelaksanaan tidak boleh melakukan kegiatan sebelum mock up terakhir dapat
persetujuan dari Pemberi Tugas.

Shop Drawing
a. Buatkan shop drawing secara lengkap, jelas, dan terperinci yang dapat menjelaskan :
 Type dan tampak
 Detail-daetail sambungan
 Detail pertemuan logam dengan komponen bangunan lainnya yang berhubungan.
b. Ukuran-ukuran harus lengkap dan jelas.
c. Tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum ada persetujuan dari Shop Drawing
ini.

Data Produksi Material


a. Umum
Ajukan data produksi seperti: spesifikasi teknis, cara-cara pengerjaan/pemasangan dan
saran-saran teknis lainnya yang mungkin akan diperlukan untuk dijadikan bahan
pertimbangan bagi perencana maupun pengawas.

19
ARSITEKTUR

b. Bersama pengajuan Shop Drawing maka dilampirkan pula data-data mengenai bahan-
bahan yang terkait berkenaan dengan perhitungan kontruksi, garansi, dimensi, dan lain-
lain.

Sertifikat
Pernyataan bahwa pelaksanaan dan penggunaan baik material/bahan adalah asli, baru maupun
metode pengerjaan sudah sesuai dengan yang diisyaratkan oleh pihak pabrik.

Petunjuk Perawatan
Jelaskan serta tuliskan secara mendetail dan sistematis tentang cara-cara perawatan
dan perbaikan dari setiap komponen pekerjaan ini.

Jaminan/Garansi
a. Berikan jaminan bahwa hasil pekerjaan baik dan tidak terdapat bagian- bagin yang rusak
atau cacat baik karena penyimpanan maupun karena pengerjaan.
b. Jaminan/garansi diterbitkan untuk kepentingan Pemberi Tugas pada dan terhitung sejak
tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan.

4. Quality Control/Pengujian
a. Seluruh perangkat kunci harus bisa dipakai dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar maupun halus.
b. Pengujian dimaksud adalah untuk mengetahui apakah Pekerjaan Penggantung dan
Pengunci dalam hal sistem pemasangan material hardware, handle, dan perlengkapan
lainnya yang dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak sudah tepat dan baik sehingga tidak
goyang atau sambungan-sambungan yang terbuka pada seluruh bagian dan sistem dari
pekerjaan ini. Pengujian ini dilaksanakan sebelum Pekerjaan dimulai dan pekerjaan pengujian
ini bukan dimaksud untuk meniadakan jaminan/garansi yang wajib dikeluarkan Kontraktor.
c. Badan Pengujian ditentukan oleh Konsultan MK dan pengujiannya, termasuk bila diperlukan
uji ulang, adalah beban Kontraktor.

B. Bahan
1. Perlengkapan Pintu Dan Jendela
Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu
Semua pintu dan jendela aluminium menggunakan peralatan kunci lengkap dengan asesorisnya
sesuai ketentuan pabriknya dan dari kualitas yang terbaik. Semua pintu kayu menggunakan
peralatan kunci sebagai berikut :
Lockcase merk Dekkson (lokal) atau setara
Cylinder merk Dekkson (lokal) atau setara
Handle & Backplate merk Dekkson (lokal) atau setara
Engsel (Butt hinges) merk Dekkson atau setara

Beberapa jenis pintu serta pekerjaan besi dan penggantung mengacu pada hal- hal berikut:
a. Pada pintu masuk utama yang terdiri dari 2 (dua) pasang daun pintu dan pintu masuk kedua
yang terdiri dari 1 (satu) pasang daun pintu, maka untuk setiap daun pintu dipasang kunci
tersebut
b. Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merk Dekkson atau setara
c. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang setinggi
90 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Konsultan
MK

20
ARSITEKTUR

2. Pekerjaan Engsel
a. Untuk pintu-pintu panel dan pintu KM/WC menggunakan engsel pintu merk Dekkson atau
setara, dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu dengan menggunakan
sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engselnya. Jumlah engsel yang
dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul
maksimal 20 kg.
b. Untuk jendela digunakan engsel merk Dekkson atau setara dengan kemampun daya
pikul maksimal 15 kg

C. Pelaksanaan
1. Engsel diatas dipasang sekitar 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah dipasang
sekitar 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang di tengah-tengah kedua
engsel tersebut.
2. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang sekitar 28 cm dari permukaan
pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
3. Pemasangan lockcase, handle, dan back plate, serta door closer harus rapi, lurus sesuai dengan
letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas Apabila hal tersebut tidak
tercapai, maka kontraktor wajib memperbaikinya atas tanggungan kontraktor sendiri.

1.16. PEKERJAAN SANITAIR

A. Umum
1. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk dalam pekerjaan peralatan dan perlengkapan daerah basah ini adalah
penyediaan tenaga kerja, pengadaan dan pemasangan, bahan-bahan, peralatan untuk
melaksanakan pekerjaan ini termasuk alat bantunya dan alat angkut bila
diperlukan untuk pekerjaan peralatan dan perlengkapan saniter ini sesuai
dengan yang dinyatakan dalam gambar-gambar, uraian dan syarat-syarat di bawah ini.

2. Quality Assurance.
Direkomendasikan oleh pembuat bahan.

3. Submittal.
a. Contoh Bahan.
Tunjukkan contoh bahan kepada Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Konsultan
MK. Bahan yang dipilih adalah bahan yang telah
mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Konsultan MK.

b. Shop Drawing.
 Buatkan Shop Drawing secara lengkap, jelas, dan terinci yang dapat menjelaskan:
- Type dan tampak setiap jenis sanitair.
- Posisi penempatan setiap titik pemipaan.
- Posisi penempatan fixture sanitair.
- Detail sambungan.
- Detail fitting dan plumbing.
- Detail pertemuan saniter dengan komponen bangunan lainnya yang berhubungan,
misal dengan pola keramik lantai maupun dinding.
 Ukuran harus lengkap dan jelas, lakukan pembuatan detail dalam skala yang jelas (1:1,
1:2, 1:5, atau 1:10).
Tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum ada persetujuan dari Shop Drawing.

21
ARSITEKTUR

Data produksi material.


a. Ajukan data produksi seperti : spesifikasi teknis, cara pengerjaan dan pemasangan
dan saran-saran teknis lainnya yang mungkin akan diperlukan untuk dijadikan
bahan pertimbangan bagi Pemberi Tugas, Konsultan Perencana maupun Konsultan
MK.
b. Petunjuk Perawatan.
c. Jelaskan dan tuliskan secara mendetail serta sistematis cara-cara perawatan
dan perbaikan dari setiap komponen pekerjaan ini.

Sertifikat.
Pernyataan bahwa pelaksanaan dan penggunaan baik material, bahan maupun metode
pekerjaan sudah sesuai dengan yang dipersyaratkan.

Jaminan/Garansi.
Umum: berikan jaminan bahwa hasil pekerjaan baik dan tidak terdapat bagian yang rusak
atau cacat baik karena bahan maupun pengerjaannya. Jaminan diterbitkan untuk kepentingan
Pemberi Tugas terhitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan.
B. Bahan
 Kloset
 Floor drain
 Wastafel
 Kran air
 Cermin
 Paper Holder
 Shower Spray
 Kitchen Sink
 Urinoir
 Hand Shower

Seluruh saniter dan perlengkapannya menggunakan produk ex. Toto atau yang setara dengan Type
dan warna standar yang akan ditentukan kemudian oleh Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan
Konsultan MK.

C. Pelaksanaan Persiapan
1. Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus meneliti gambar yang ada dan kondisi lapangan
termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan dan cara pemasangan juga detail yang sesuai
gambar .
2. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan spesifikasi
dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Pemberi Tugas dan Konsultan
MK.
3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada kelainan di tempat
itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

Pemasangan
1. Kontraktor harus memastikan bahwa seluruh sistem plumbing bersih dari segala kotoran, puing,
ataupun cairan sebelum tes dilaksanakan.
2. Pekerjaan harus sesuai dengan Shop Drawing yang telah disetujui.
3. Bila terjadi perbedaan antara gambar dengan di lapangan pada saat pelaksanaan Kontraktor
wajib memberitahukan kepada Konsultan MK secepat mungkin.
4. Peralatan sanitair harus terlindung dari goresan, benturan, ataupun cipratan agregat oleh
pekerjaan terkait lainnya yang mengakibatkan cacat unit sanitair.

22
ARSITEKTUR

Testing
1. Seluruh sistem sanitair harus dites secara keseluruhan untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan MK.
2. Kontraktor wajib memperbaiki/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya sendiri selama kerusakan bukan
disebabkan Pemberi Tugas dan Konsultan MK.
3. Kontraktor harus membersihkan kembali seluruh sistem plumbing dan sanitair setelah pengujian
selesai dan harus mendapat persetujuan Konsultan MK.

D. Pekerjaan Pasangan Tambahan antara lain


1. Pekerjaan Water Reservoir limbah cair
 Water reservoir terdiri dari ground reservoir kapasitas sesuai gambar.
 Ground reservoir peletakkannya sesuai dengan lay out pada gambar, terbuat dari:
- Alas dinding dan penutupnya dari beton bertulang dengan Mutu Beton K-300
(Sesuai Persyaratan Beton)
- Persyaratan pelaksanaan beton harus sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03.
- Pada pertemuan dinding beton dengan bentuk sesuai gambar penyekat karet (water
stop) dengan bentuk sesuai gambar.
 Dinding dari ground reservoir pada bagian luar diplester dengan campuran 1Pc : 2Ps
setebal 1 – 2 cm.
 Ground reservoir dilengkapi dengan pipa supply Ø ¾ " pipa distribusi dari ground ke pompa
Ø ¾ ", tangga dari Stainlessteel dengan penutup dan gembok untuk pengamanan, dan juga
disediakan lubang hawa.
 Sistem hidroofor untuk pengadaan air bersih dari ground reservoir ke bangunan yang
digunakan 2 (dua) buah pompa di mana salah satu pompa berfungsi sebagai cadangan bila
salah satu rusak (sesuai dengan persyaratan ME).
 Perlengkapan-perlengkapan pompa tersebut bekerja secara otomatis dengan dilengkapi
:
- Pressure tank (tanki tekan)
- Pressure switch lengkap dengan panel water level control.
- Manometer
- Check valve

2. Pekerjaan Reservoir Atas


Untuk penampungan air bersih yang diletakkan di atas, dikerjakan sesuai
gambar ME.
a. Roof Reservoir peletakkannya sesuai dengan lay out pada gambar, terbuat dari :
1. Alas dinding dan penutupnya dari beton bertulang dengan Mutu Beton K-300
(Sesuai Persyaratan Beton)
2. Persyaratan pelaksanaan beton harus sesuai dengan SKSNI T-15- 1991-03.
3. Pada pertemuan dinding beton dengan bentuk sesuai gambar penyekat karet (water
stop) dengan bentuk sesuai gambar.

 Dinding dari ground reservoir pada bagian luar diplester dengan campuran 1Pc :
2Ps setebal 1 – 2 cm.
 Roof Reservoir dilengkapi dengan pipa supply Ø ¾ " pipa distribusi dari Reservoir
ke pipa distribusi tangga dari alumunium dengan penutup dan gembok untuk
pengamanan, dan juga disediakan lubang hawa.
 Sistem gravitasi untuk supply pengadaan air bersih dari Roof reservoir ke dalam
bangunan.

23
ARSITEKTUR

1.17. PEKERJAAN KACA

A. Umum
Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan kaca yang lengkap dan sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam perencanaan
2. Pekerjaan lain yang terkait :
a. Pekerjaan komponen pintu/ jendela.
b. Pekerjaan sanitair untuk kaca cermin.
c. Pekerjaan lain yang mengikuti spesifikasi ini :

Standar Dan Persyaratan Bahan

1. Persyaratan Bahan
a. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya memiliki ketebalan
yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses tarik tembus
cahaya, gilas, dan pengembangan (Float Glass)
b. Toleransi lebar dan panjang; ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi
seperti yang ditentukan oleh pabrik.
c. Kesikuan; kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi
potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah
1,5 mm per meter.
d. Cacat-cacat,
 Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik
 Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang yang terisi gas yang
terdapat pada kaca)
 Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan
 Kaca harus bebas dari keretakan (garis pecah pada kaca baik sebagian atau seluruh
tebal kaca)
 Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (benjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah
luar/masuk)
 Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave). Benang adalah cacat garis
timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan
mengganggu pandangan
 Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud), dan goresan (scratch)

B. Submittals Shop Drawing


1. Gambar kerja yang lengkap dan jelas menunjukkan :
Detail dalam skala besar untuk setiap jenis profile sistem sambungan, sistem pemasangan setiap
jenis kaca dan komponen lain yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan yang sempurna.
Perubahan dimungkinkan hanya
karena hasil review dan evaluasi atas test mock-up yang harus diadakan, perubahan harus disetujui
Konsultan MK
2. Sistem pemasangan.
Gambar kerja dan pelaksanaan yang menunjukkan :
a. Sistem konstruksi penyangga kaca dan penempatannya terhadap kusen ataupun panel pintu.
b. Jenis kaca dan tebal kaca.

24
ARSITEKTUR

Data Produk
Spesifikasi teknis dan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.

Contoh Bahan
3 (tiga) buah untuk setiap jenis dan tipe yang dipersyaratkan dengan ukuran 30 x 30 cm2.

Petunjuk Pemeliharaan
Memuat petunjuk terinci mengenai :
1. Pemeriksaan berkala
2. Perawatan seluruh bagian dinding kaca.
Garansi dan Jaminan
Bahwa pekerjaan tersebut telah watertight (kedap air) dan bebas dari cacat bahan dan kerusakan
akibat pengerjaan dimana jaminan berlaku selama 5 (lima) tahun.

Penanganan Bahan
1. Pengiriman.
Hasil fabrikasi dan komponennya dikirim ke site dalam keadaan sudah diberi
pengenal/identifikasi sesuai dengan identifikasi gambar Shop Drawing/Erection Drawing. Bahan
dikirim tanpa cacat dan harus diperiksa, disetujui, dan diterima oleh Pemberi Tugas, Konsultan
Perencana dan Konsultan MK.
2. Penyimpanan.
Tidak diperkenankan disimpan dalam site.
3. Perlindungan.
Bahan dilindungi selama pengiriman pemasangan dari pengaruh cuaca. Bahan/hasil pekerjaan
yang rusak/cacat tidak dapat diterima.

Penjadwalan
Koordinasi pekerjaan dengan pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait dengan pekerjaan
dinding kaca untuk pekerjaan yang sempurna, dan tidak menghambat jadwal pekerjaa lain.
Beri tanda pada bidang/ tempat kerja dari setiap pekerjaan yang terkait (bila perlu)
1. Pekerjaan Mock-up
2. Pekerjaan Komponen dinding kaca

C. Bahan
1. Spesifikasi Bahan.
a. Bahan kaca & cermin harus sesuai SIII 0189/78 dan PBVI 1982
b. Bahan harus bebas cacat dan noda, bebas sulfida, maupun bercak lainnya
c. Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat
persetujuan dari Pengawas.
d. Sisi kaca yang tampak maupun tidak tampak akibat pemotongan harus
digerinda/dihaluskan hingga tidak tajam dan berbahaya.
Jenis : Kaca/Panasap
Type finishing permukaan : On Line
Produksi : Asahimas atau setara
Ketebalan : sesuai gambar rencana
Bahan pengisi siar : disesuaikan
Type : Float, clear dan berwarna
Ukuran : gambar Shop Drawing
Posisi : Jendela dan Pintu

25
ARSITEKTUR

2. Fabrikasi
a. Kaca.
Dimensi dalam gambar rencana harus diperiksa dan disesuaikan pada Shop Drawing
berdasarkan hasil pengukuran di lapangan.
a. Cutting/Pemotongan.
Sesuai dengan peraturan pabrik pembuat dan tidak dilakukan di lapangan.

D. Pelaksanaan
1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian, dan syarat pekerjaan
dalam spesifikasi teknis
2. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian
3. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan MK
4. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda
untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur namun menggunakan
potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci
5. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca
khusus
6. Pemotongan kaca harus disesuaikan dengan rangka/kusen, minimal 10 mm masuk ke dalam
alur kaca pada kusen
7. Pembersih akhir kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan
cairan pembersih kaca setara merk Windex
8. Cermin dan kaca harus terpasang dengan rapi serta sisi tepi harus lurus dan rata, bebas dari noda,
dan bekas goresan.

1.18. PEKERJAAN ATAP DAN PENUTUP DINDING

A. PEKERJAAN ATAP
1. Umum
 Sebelum memulai pekerjaan pemasangan penutup atap Pemborong harus memeriksa
terlebih dahulu apakah seluruh rangka telah selesai dipasang dan sudah diberi cat dasar
sesuai dengan jenisnya menurut ketentuan dalam persyaratan teknis ini.
 Untuk rangka atap yang terbuat baja untuk gedung Wire House,office dan dari baja ringan
untuk soppord building,
 Pelaksana pekerjaan ini baru dapat dimulai setelah diijinkan Konsultan MK.
 Lingkup Pekerjaan :
Meliputi penyiapan bagian-bagian yang akan dipasang, meyediakan material alat-alat bantu
dan pemasangan penutup atap.

2. Bahan
Atap digunakan:
 Atap wire house dan office bahan atap zincalume 0.45 TCT Klip Lock tanpa sambungan (roll
on side)
 Atap sky light T:1,2mm ex Intec, warna putih susu. (lebar efektif 633.3 mm - 3 puncak 2
lembah)
 Atap support buliding bahan atap zincalume 0.40 TCT Klip Lock
 Listplank bahan Zincalume T: 0.40 TCT MP Deck
 Flasing atap Zincalume T: 0.40 TCT
 Nok Atap bahan Zincalume T: 0.45 untuk Wire House dan T= 0.40 Untuk Suppord building
 Flashing dengan produk yang sama.
 Bahan Insulation dengan bahan Insulation Al- Bubble - AL T; 4mm ex Zeltech type ZT-01B

26
ARSITEKTUR

3. Pelaksanaan
a. Pemasangan harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatan yang dimulai dari
bagian dalam dan memperhatikan detail sambungan (inter loking) serta tepi luar yang lurus
dan horizontal Sebelum pemasangan terlebih dahulu harus diperhatikan level atau
kemiringan dari clading itu sendiri dengan persetujuan Pemberi Tugas, Konsultan
Perencana dan Konsultan MK.
b. Puncak atap harus ditutup dengan bahan yang sama dan sesuai dengan rekomendasi
pabrik pembuatannya.
c. Pada sambungan atap di daerah jurai dipasang flashing yang terbuat dari bahan yang sama.

B. PEKERJAAN PENUTUP DINDING


1. Umum
Lingkup Pekerjaan :
Meliputi penyiapan bagian yang akan dipasang, Clading sesuai dengan gambar rencana dan
ketentuan-ketentuan pekerjaan atap yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis atap, termasuk
penyediaan material dan peralatan pembantu.

2. Bahan
Clading digunakan:
 Rangka dinding Clading dengan bahan besi CNP 150.65.20.3,2.
 Clading Wire house dan office bahan Clading zincalume T: 0.4 TCT MP Deck

3. Pelaksanaan
 Pemasangan harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatan yang dimulai dari bagian dalam
dan memperhatikan detail sambungan (inter loking) serta tepi luar yang lurus dan horizontal
untuk pasangan clading dipaku dengan paku khusus untuk clading. Sebelum pemasangan
terlebih dahulu harus diperhatikan level atau dari clading itu sendiri dengan persetujuan
Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Konsultan MK.
 Pada sambungan clading di dipasang flashing yang terbuat dari bahan yang sama.

4. Pelaksanaan pekerjaan ini baru dapat dimulai setelah pekerjaan halaman dan bangunan selesai
dikerjakan dan dapat ijin dari Pengawas.
5. Pengolahan tanah yang akan ditanami harus dilakukan setelah kepadatan dan evaluasi tanah
sudah benar-benar sesuai dengan rencana dan disetujui oleh Konsultan MK.
6. Pada daerah-daerah yang tidak dibuat kontur/berpola,permukaan harus dibuat kemiringan 0,5%
untuk menghindari genangan air.
7. Penanaman pohon harus memperhatikan adanya titik-titik lampu penerangan luar,instalasi dan
saluran-saluran yang ada.
8. Pemborong harus membuat gambar kerja yang memperlihatkan letak pohon,titik-titik
lampu,insatalasi dan saluran yang ada.
9. Penempatan elemen – elemen lansekap harus sesuai dengan gambar rencana,apabila ada
perubahan maka harus membuat gambar revisi dari perubahan yang dilakukan dan disetujui
oleh Konsultan MK.

27
ARSITEKTUR

2.1. PEKERJAN SITE DEVELOPMENT

A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Site Development/Tata Luar, meliputi :
Pada pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan diatas, sudah termasuk kepada :
- Penyediaan tenaga kerja
- Penyediaan bahan
- Penyediaan peralatan yang memadai untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan.

Sehingga pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang ditunjukan pada gambar kerja baik bentuk, type
dan penempatan bahan untuk setiap jenis pekerjaan.

Pekerjaan Drainase
1. Pekerjaan saluran Tepi/Quarter
 Uraian
1). Yang dimaksud saluran tepi ialah saluran terbuka yang terletak di tepi bangunan.
2). Saluran menggunakan pasangan batu bata di plester dengan dasar dari gravel
3). Semua ukuran dan bntuk saluran sesuai dengan gambar rencana.
 Material
1). Semen yang berkualitas baik.
2). Pasir urug untuk lapisan dasar
3). Pasir pasang harus memenuhi persyaratan PBI 1971.
4). Batu bata dengan kualitas baik, dengan ukuran standar serta sudut-sudut yang tajam.

 Peralatan : Alat-alat gali biasa


 Pelaksanaan
1). Dalam galian harus diperhatikan mengenai kemiringan dasar saluran
2). Kemiringan dasar saluran harus dapat mengalirkan air dengan baik.
3). Diatas dasar saluran sebelum diberi pasangan harus dilapisi pasir urug dengan ketebalan
sesuai dengan gambar rencana.
4). Saluran terbuka dibuat dari pasangan batu bata dengan aduka 1 pc : 3 ps. Ukuran dan bentuk
sesuai dengan gambar rencana.
5). Bagian atas tepi saluran sebelah dalam diberi alur drainase lebar 5 cm, dalam 1 cm, sehingga
air dari bahu atau taman/plaza dapat cepat mengalir ke saluran terbuka.
6). Pekerjaan saluran harus sesuai dengan gambar rencana.
7). Pekerjaan saluran dianggap selesai setalah mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.

2. Pekerjaan saluran Utama (Tersier dan Sekunder)


 Uraian
1). Yang dimaksud saluran utama adalah saluran tertutup (saluran tegak yang ditutup dengan plat
beton atau buis beton) yang menghubungkan tepi bangunan kesaluran existing).
2). Saluran menggunakan pasangan batu bata diplester dengan dasar dari gravel.
3). Semua ukuran dan bentuk saluran sesuai dengan gambar rencana.
 Material
1). Semen yang berkualitas baik.
2). Pasir urug untuk lapisan dasar
3). Pasir pasang harus memenuhi persyaratan PBI 1971.
4). Batu bata dengan kualitas baik, dengan ukuran standar serta sudut-sudut yang tajam.

 Peralatan : Alat-alat gali biasa

28
ARSITEKTUR

 Pelaksanaan
1). Dalam penggalian harus diperhatikan mengenai kemiringan dasar saluran.
2). Kemiringan dasar saluran harus dapat mengalirkan air dengan baik.
3). Diatas dasar saluran lantai kerja dengan ketebalan sesuai dengan gambar rencana.
4). Saluran dibuat dari beton bertulang K-250. Ukuran dan bentuk sesuai dengan gambar
rencana.
5). Pekerjaan saluran harus sesuai dengan gambar rencana.
6). Pekerjaan saluran dianggap selesai setelah mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.

3. Pekerjaan Bak Kontrol


 Uraian
1). Bak kontrol dari beton K-175.
2). Semua ukuran dan bentuk sesuai dengan gambar rencana.

 Material
1). Semen, pasir, beton, kerikil/batu pecah harus memenuhi persyaratan PBI 1971.
2). Besi beton dan kawat beton tidak berkarat dan harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam
PBI 1971.
3). Air untuk campuran beton harus bersih, tidak mengandung bahan organik.
4). Batu kali/split harus berkualitas baik.
5). Bahan bekisting dari kayu kelas II
6). Buis beton bertulang

 Peralatan
1). Beton molen untuk camppuran adukan beton
2). Dan lain-lain

 Pelaksanaan
1). Bahan yang akan digunakan/sebelum didatangkan harus diperhatikan dan harus mendapat
persetujuan Konsultan MK.
2). Cetakan bekisting harus kokoh, tidak bocor.
3). Pembesian dipasang dan diikat kawat serta diberi ganjal (beton decking).
4). Pengecoran dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Konsultan MK.
5). Setelah selesai pengecoran, beton dibiarkan mengeras (± 28 hari) dan selama itu beton harus
disiram/direndam dengan air.
6). Bekisting/cetakan boleh dibongkar setelah mendapat persetujuan Konsultan MK
7). Bila hasil pengecoran tidak memuaskan/memenuhi syarat, maka Konsultan MK berhak untuk
memerintahkan pembongkaran dan semua akibat tersebut menjadi tanggung jawab
Pemborong.
8). Pekerjaan dianggap selesai setelah mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.

2.2. PEKERJAN SALURAN/DRAINASE DAN KANSTIN BETON

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Saluran drainase di kawasan Alfamart dengan segala
kelengkapannya sesuai dengan gambar rencana dan RKS ini.
Pekerjaan Saluran Darinase, meliputi :
- Pekerjaan persiapan
- Pekerjaan galian dan timbunan
- Pekerjaan beton kansteen/Curbing
- Pekerjaan drainase lahan

29
ARSITEKTUR

Pada pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan diatas, sudah termasuk kepada :


- Penyediaan tenaga kerja
- Mobilisasi peralatan berikut alat bantu lainnya
- Penyediaan bahan
- Penyediaan peralatan yang memadai untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan.

2. Cara Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS,
gambar kerja, Berita Acara Rapat Penjelasan, keputusan rapat berkala serta petunjuk-petunjuk MK

Sehingga pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang ditunjukan pada gambar kerja baik bentuk, ukuran,
type dan penempatan bahan untuk setiap jenis pekerjaan.

Jenis dan Mutu Bahan


a. Kualitas dan kuantitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak dianggap seperti apa yang
tertera dalam gambar dan syarat-syarat.
b. Kekeliruan dalam uraian, kuantitas dasn kualitas atau kekurangan bagian-bagian dari gambar kontrak
dan RKS tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini, tapi hendaknya diperbaiki dan dianggap
suatu perubahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas.
c. Semua bahan yang digunakan harus memenuhi SII.

Gambar-gambar/Prototype/ Contoh Barang


a. Gambar-gambar pelaksanaan untuk seluruh pekerjaan harus selalu ada di lapangan dalam setiap
waktu. Gambar-gambar tersebut harus dalam keadaan jelas dapat dibaca dan menunjukkan
perubahan-perubahan terakhir.
b. Contoh bahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau Pengawas harus segera disediakan atas
biaya Pemborong, dan contoh-contoh tersebut harus sesuai dengan standar contoh yang tercantum
dalam RKS ini atau atas petunjuk MK.
c. Bila pelaksanaan dokumen kontrak tidak/kurang lengkap, maka Pemborong wajib membuat
perhitungan-perhitungan (kalkulasi) yang terperinci dan gambar-gambar pelaksanaan. Kalkulasi dan
gambar-gambar pelaksanaan tersebut harus diserahkan kepada MK dalam rangkap 3 (tiga) untuk
diperiksa dan disetujui. Pemborong wajib menyerahkan kepada Pemberi Tugas hasil perhitungan
(kalkulasi) dan gambar-gambar terakhir yang telah disetujui dalam rangkap 3.

Situasi dan Ukuran


a. Pemborong wajib meneliti situasi tapak jalan, terutama keadaan badan jalan, sifat dan luasnya
pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat memperngaruhi harga penawaran. Kelalaian akibat kekurang
telitian Pemborong dalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.
b. Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam mm, cm, m’.
c. Duga jalan (permukaan atau jalan dan jembatan) ditentukan sesuai dengan gambar perencanaan.
d. Memasang papan bangunan (Bouwplank)
 Ketetapan letak patok as jalan dan sisi jalan diukur dengan patok yang dipancang kuat-kuat dan
papan terentang dengan ketebalan 2 cm diketam rata pada sisinya.
 Pemborong harus menyediakan tenaga yang ahli dalam cara-cara mengukur. Alat-alat menyipat
datar (theodolite, waterpass), prisma silang hrus selalu berada di lapangan.

Persiapan pekerjaan meliputi :


a. Pematokan
b. Galian tanah termasuk galian selokan/saluran
c. Urugan tanah

30
ARSITEKTUR

a. Pematokan
 Sebelum galian pekerjaan lainnya dimulai, Kontraktor melakukan pematokan untuk menetapkan AS
dan Peil rencana.
 Dalam pematokan ini, Kontraktor harus memperhatikan titik-titik referensi/Bench Mark yang ada.
 Pematokan dilakukan oleh Kontraktor kemudian diperiksa kembali sebelum disetujui oleh Direksi atau
dilakukan bersama oleh Kontraktor dan Direksi.
 Patok-patok tersebut dari kayu bulat Ø 8 cm dan panjang 60 cm ditancapkan sedalam 50 cm dan
bagian yang muncul di atas permukaan tanah setinggi 10 cm.
 Patok dari titik-titik yang akan terganggu oleh pekerjaan, harus dibuat patok-patok referensi pada
tempat yang aman dan mudah terlihat. Patok referensi tersebut ditempel papan yang berisikan
tulisan/penjelasan mengenai posisi dan peil rencana dari titik yang bersangkutan.
 Bila Direksi meragukan hasil pekerjaan yang telah ada, Direksi berhak melakukan pengukuran
pemeriksaan ulang.

b. Galian
 Pekerjaan galian dilakukan pada daerah galian (cut) sebagai yang tercantum dalam gambar rencana.
 Kedalaman penggalian harus sesuai dengan peil rencana yang tertera pada gambar rencana dan
dilakukan berdasarkan peil dari Bench Mark yang ada.
 Patok-patok referensi harus dijaga supaya tetap berdiri sampai pekerjaan selesai.
 Tanah dan batuan hasil galian yang memenuhi persyaratan material untuk urugan, dipakai untuk
pekerjaan urugan.
 Tanah hasil galian yang tidak dipakai/terpakai untuk urugan dibuang ke tempat yang akan ditetapkan
oleh Direksi.

- Pekerjaan Kanstin Beton Pinggir dan Kanstin Car Stoper

a. Uraian
Yang dimaksud adalah beton yang dipasang pada bagian batas antara perkerasan dengan taman di kiri
kanan dan depan bangunan. Ukuran batu pinggir sesuai dengan gambar.

b. Material
 Kanstin Beton Precast Mutu K-300
 Bahan- bahan pembentuk seperti pasir, semen dan air yang dipergunakan harus sesuai dengan
persyaratan PBI 1971/1991.

c. Peralatan
Peralatan yang dipergunakan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.

d. Pelaksanaan
 Batu pinggir dengan ukuran sesuai dengan gambar rencana dipasang di kiri kanan dan depan
bangunan
 Pemasangan batu Kanstin beton harus rata dan rapi
 Pekerjaan dianggap selesai setelah mendapat persetujuan Konsultan MK.

31
ARSITEKTUR

2.3. PEKERJAAN PAGAR KELILING

1. Pekerjaan Pagar Panel Beton


Persyaratan Bahan
a. Pondasi pagar adalah pondasi batu kali dengan persyaratan bahan mengikuti pekerjaan Pondasi.
b. Bahan yang dipergunakan adalah panel beton pra-cetak buatan pabrik dengan
ukuran 240x40x5cm sesuai dengan gambar rencana. Tinggi pagar 240cm. Standar Material : ex. TOP
CON atau setara.
c. Tiang terbuat dari beton pra-cetak buatan pabrik dan memenuhi standard (SII,dan lain-lain), ukuran :
19x18x370cm.
d. Untuk memperkuat tiang, dibuat pondasi beton cor setempat sedalam ± 75 cm dengan adukan
(1pc:2ps:3kr.d) Tiang kawat duri 5 jalur adalah besi siku L 50x50x5 dipasang pada tiang beton,difinish
cat.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pagar harus dibuat dalam garis lurus dengan letak yang telah ditentukan sesuai dengan petunjuk dari
Pemberi Tugas / Konsultan MK.
b. Tiang beton harus disambungkan dengan baik dengan panel beton di celah-celahnya.
c. Untuk pagar yang melalui tanah miring, pemasangan harus mengikuti arah horizontal dan arah vertical.
Sehingga kalau ada celah siku-siku harus ditutup dengan pasangan bata/batu kali.

2. Pekerjaan Pagar Depan Dan Gerbang


Persyaratan Bahan
a. Bagian bawah pagar dibuat dari pasangan batu bata dengan pondasi batu kali dan kolom Uk. 25x25
cm dan balok beton uk. 15x15 cm.
b. Bahan untuk dinding tembok harus memenuhi persyaratan untuk pekerjaan batubata.
c. Bahan untuk pondasi beton, harus memenuhi persyaratan sesuai dengan persyaratan untuk
pekerjaan beton.
d. Pintu Pagar besi terbuat dari pipa besi hitam Ø 3”, dan Plat T: 6mm finish cat.
e. Pagar BRC Ukuran P: 240 cm dan T: 120 cm. dengan dengan jenis Hot Dip Galvanized.

Syarat Pelaksanaan.
a. Pembuatan Pintu pagar besi harus lurus, rapih dan cukup kuat dengan ketinggian sesuai dengan
gambar rencana.
b. Pasangan batu bata 1pc : 4ps dan pondasi harus dikerjakan sesuai dengan persyaratan pekerjaan
pasangan. Pasangan pondasi batu kali 1pc:4ps.
c. Kolom-kolom dan balok penguat, dipasang pada setiap jarak ± 2.65 M atau disesuaikan dengan
keadaan dilapangan, dengan tulangan Kolom 4 ø 12 mm dan sengkang beugel ø 8-15 cm dan balok
dengan Tul 4 ø10 sengkang beugel ø 8-15 cm.
d. Penyelesaian akhir, tembok diplester halus, diaci dan kemudian dicat dengan cat Wheathercoat.
Pagar besi difinish cat besi, warna cat akan ditentukan oleh Pemberi Tugas / Konsultan MK.

2.4. PEKERJAAN LANSEKAP

1. Lingkup Pekerjaan
Penataan halaman dengan pembuatan taman dan penanaman berbagai tanaman berupa tanaman
semak/perdu,rumput dan tanaman hias.

Penanaman Pepohonan
Tanah harus disiapkan terlebih dahulu dari rumput-rumput liar,dan sisa-sisa konstruksi sebelum

32
ARSITEKTUR

penanaman dilakukan dan sesuai dengan rencana. Kedalaman galian untuk tanaman adalah 60-80 cm
dengan lebar/panjang disesuaikan dengan rencana tanaman disi dengan tanah merah dan diberi pupuk
seculupnya beserta air.

Penanaman Semak/Perdu
Tanah harus disiapkan terlebih dahulu dari rumput-rumput liar,dan sisa-sisa konstruksi sebelum
penanaman dilakukan dan sesuai dengan rencana. Kedalaman galian untuk tanaman adalah 30-40 cm
dengan lebar/panjang disesuaikan dengan rencana tanaman disi dengan tanah merah dan diberi pupuk
seculupnya beserta air.

Penanaman Rumput
Tanah harus disiapkan terlebih dahulu dari rumput-rumput liar,dan sisa-sisa konstruksi sebelum
penanaman dilakukan dan sesuai dengan rencana. Kemudian tanah digemburkan sedalam 20-
25 cm,dan lapisan atas setebal 5 cm dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 80% tanah
asal dan 20% pupuk kandang .Setelah tanah diratakan dengan menggunakan papan, lempengan
rumput sudah dapat ditanam. Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari.

2. Pelaksanaan
1. Sebelum melakukan pekerjaan, Pemborong harus melakukan pengukuran dan pematokan bagian
lansekap sesuai dengan gambar rencana serta disetujui oleh Konsultan Perencana dan Konsultan
MK.
2. Pemborong harus menentukan “Bench Mark” terlebih dahulu sebelum membuat patokan permukaan
lansekap dan bertanggung jawab atas ketepatannya.

3. Jenis Tanaman
1. Pohon Buah Mangga diameter batang 5 cm, dengan tinggi 2 m.
2. Pohon Ketapang Kencana diameter batang 5 cm, dengan tinggi 2 m.
3. Pohon Pucuk Merah diameter batang 5 cm, dengan tinggi 2 m.
4. Pohon Buah Nangka diameter batang 5 cm, dengan tinggi 2 m.
5. Pohon Cemara Udang diameter batang 5 cm, dengan tinggi 2 m.
6. Tanaman Perdu Iris, dengan tinggi 25 m.
7. Tanaman Perdu Lantana, dengan tinggi 25 m
8. Tanaman Perdu Teh-tehan, dengan tinggi 25 m
9. Rumput Gajah Mini

33
SPESIFIKASI TEKNIS GUDANG DC ALFAMART MADIUN

No KOMPONEN BANGUNAN STANDAR SPESIFIKASI KETERANGAN

A OFFICE DAN WIRE HOUSE

I PEKERJAAN ARSITEKTUR
1 LANTAI
a Gedung Office
- RG. Office, Lobby, Tangga Rg. Lobby Homogenious Tile 60x60 cm Antique White Sandimas
- Entrance Depan Homogenious Tile 60x60 cm Crystal Black+Step Nosing Granito
- Mushalla, Entance dan Tangga Entrance Samping Keramik 40 x 40 cm (Polished) SX6102 Ikad
- KM/WC, Pantry dan Janitor Keramik 40 x 40 cm (Unpolished) Syon Grey Ikad

b Gudang dan Loading Dock Floor Hardener Natural 3-5kg/m2 (liquid) SikaChapdur SIKA Wet Proses

c Parkir Forklift Flow fresh / PU Concerete T: 3mm - Flowcreed/Propan

d Waterproofing
- KM/WC, Janitor, Tempat Wudhuk Lantai II Water Profing Liquid Membran Tebal 500 micron + Fibernett Ultraflex Membrant Propan
- Dack Beton Office Water Profing Liquid Membran Tebal 500 micron + Fibernett Ultraflex Membrant Propan

2 DINDING
2.1 Dinding Bata Internal
a. Area Kering
- Pasangan Bata Merah - lokal
- Plesteran dan Acian Adukan 1:4/Semen PC -

b. Area Basah dan Brangkas


- Pasangan Bata Merah - lokal
- Plesteran dan Acian Adukan 1:4/Semen PC -

2.2 Dinding Bata External


- Pasangan Bata Merah -
- Plesteran dan Acian Adukan 1:4/Semen PC -

2.3 Partisi
- Dinding Partisi Gypsump Board T = 9 mm Dan Kalsi Link - Jayaboard/Kalsi
- Rangka Metal Stud - Boral Metal System/setara
- Plint Bawah Multiplek T=18 MM + Finish HPL - TACO
- Topping Multiplek T=18 MM + Finish HPL - TACO

2.4 Keramik Dinding


- Toilet Keramik 200 x 400 mm H: 2000mm DX 1281 ex IKAD
- Pantry Keramik 300 x 300 mm H: 600mm GE 6102 ex IKAD
- Janitor Keramik 200 x 400 mm H: 1600 DX 6101 ex IKAD
- Tempat Wudhu Keramik 200 x 400 mm H: 1600 DX 6101 ex IKAD

2.5 Alumunium Composit Panel Glossy RED XI64129 ALUCOPAN/ SEVEN/

3 KUSEN, PINTU DAN JENDELA


a Kusen Alumunium Natural/Clear Anodized Gloss 4"x1.75" t = 1.15 mm Alexindo

b Pintu Kaca Main Enterance Office


- Daun Kaca Tempered Panasap T = 12 mm Asahimas/Mulia
- Assesories Dekkson

c Pintu Alumunium
- Rangka Alumunium Natural/Clear Anodized Gloss T = 1.35 mm Alexindo
- Kaca Clear T = 10 mm Asahimas/Mulia

d Pintu Kayu Engineering Door - Ex KAKA / tulus/setara


- Kusen Solid Engineer / FJL - Meranti Oven
- Daun Pintu Solid Engineer / FJL - Meranti Oven
No KOMPONEN BANGUNAN STANDAR SPESIFIKASI KETERANGAN

- Pelapis Veneer / HPL -


- Kaca Clear T = 6 mm Asahimas/Mulia

e Pintu Toilet Engineering Door


- Kusen Alumunium - Meranti Oven
- Daun Pintu Solid Engineer / FJL - Meranti Oven
- Pelapis Veneer / HPL -

f Kusen dan Pintu Besi


- Kusen CNP 150.65.20.3,2 + Strip Hot Rolled Profile Gunung Garuda
- Pelapis Plat besi 2 sisi T = 1.2 mm KS/MS/IS

g Pintu Kawat dan Partisi Kawat


- Kusen Black Steel Pipe dia. 2" Medium Bakrie Pipe
- Pelapis Kawat Harmonika / diijinkan dgn modifikasi material dia. 3 mm uk. 2x2 "
- Frame Plat Hitam dua sisi T = 3.2 mm

h Rolling Door
- Type RD 1 (Pintu u/ Adm Reciving dan Issuing) (1450 mm x 2150 mm) Galvalum + Chain Blok + Kusen + Box T = 0.8 mm JOFFMETAL/ SETARA Gelombang Sedang
- Type RD 2 (Pintu u/ Check Body) 3000 mm x 3000 mm Galvalum + Chain Blok + Kusen + Box T = 1.00 mm JOFFMETAL/ SETARA Gelombang Sedang
- Type RD 3 (Pintu u/ Check Body) 3000 mm x 4000 mm Galvalum + Chain Blok + Kusen + Box T = 1.00 mm JOFFMETAL/ SETARA Gelombang Sedang

K Daun Jendela Alumunium Natural/Clear Anodized Gloss Uk. 4'' Alexindo

l Kaca
- Internal Clear T = 6 mm Asahimas/Mulia
- External (Kantor Cabang) Panasap T = 6 mm Asahimas/Mulia

m Pintu Lipat Sliding Wall include wall Paper T= 65 mm Dekkson/Centra Bina Mandiri

n Hardware
- Engsel - LIHAT DI DWS Dekkson
- Level Handle - LIHAT DI DWS Dekkson
- Lockcase Pintu Kayu - LIHAT DI DWS Dekkson
- Lockcase Pintu Alumunium - LIHAT DI DWS Dekkson
- Lockcase Pintu Besi - LIHAT DI DWS Dekkson
- Double Cylinder - LIHAT DI DWS Dekkson
- Door Closer - LIHAT DI DWS Dekkson
- Floor Hinge - LIHAT DI DWS Dekkson
- Kunci Gembok - LIHAT DI DWS Dekkson

4 PLAFOND
a Rg. Server dan Utilitas UPS (Lantai I), Office (Lantai II)
- Penutup Plafond Gypsump Tile type Byhua 600x1200 mm, T= 9 mm Jayaboard
- Rangka Cross T, Main T Boral Metal System

b Rg. Lobby dan Rg.Dealing dan Rg.Meeting


- Penutup Plafond Gypsumpboard T = 9 mm Jayaboard
- Rangka Hollow 40.40

c Rg. Panel dan Rg. Brangkas


- Penutup Plafond Gypsumpboard T = 9 mm Jayaboard
- Rangka Hollow 40.40

d KM/WC, Janitor dan Pantry


- Penutup Plafond Gypsumpboard T = 9 mm Jayaboard
- Rangka Hollow 40.40

e Entrance
- Penutup Plafond Alumunium Spandrel L = 10 cm Natural CA Alexindo
- Rangka Metal

f Area Luar Bawah Parapet Beton


- Penutup Plafond Kalsi link T = 4 mm Kalsiboard
- Rangka Hollow 40.40
No KOMPONEN BANGUNAN STANDAR SPESIFIKASI KETERANGAN

5 ATAP
Wire House
a Penutup Atap
- Atap Masif Klip lock Panel 0,45 TCT Zincalume include Accessories Union
- Atap Skylight Putih Susu Transparan + Lapisan Polyster T = 1.2 mm Lebar eff : 633.3 mm Intec / Zeltec
b Nok Zincalume 0,45 TCT Union
c Flasing Zincalume 0,4 TCT (Hi - Tensile G550) Union
d Talang Fiber T: 4mm Intec Persada
e Clading MP Deck 0,4 TCT Zincalume (Hi- Tensile G550) Lysaght/Union
f. Clading MP Deck 0,4 TCT Zincalume (Hi- Tensile G550) Lysaght/Union
g. Fascia Atap Teras Loby Alumunium Composit Panel XI 64129 Glossy Red ALUCOPAN/ SEVEN/
h. Insulation ZT-01BF (bubble) Zelltech
i. Saluran Air Hujan
- Roof Drain Cast Iron pada dak beton Antasan Bersama/ san-ei
- Saluran Pipa PVC Type AW Wavin

Kantor Cabang
a Penutup Atap
- Atap Masif Klip lock Panel 0,45 TCT Zincalume include Accessories Union
b Nok Zincalume 0,45 TCT Union
c Flasing Zincalume 0,4 TCT (Hi - Tensile G550) Union
d Talang Fiber T: 4mm Intec Persada
e Saluran Air Hujan
- Roof Drain Cast Iron pada dak beton Antasan Bersama/ san-ei
- Saluran Pipa PVC Type AW Wavin

6 SANITARY
a Closet Jongkok CE 6 TOTO
b Closet Duduk CW421JP TOTO
c Urinoir U 57 M TOTO
d Wastafel Dinding L38V1 TOTO
e Wastafel Meja LW501 CJ TOTO
f Shower Spray S 75 C San Ei
g Kran Y 20 JC San Ei
h Kran Pantry A 10 JC San Ei
i Floor Drain dia. 4" H 51 San Ei
j Kitchen Zink Single Bowl Royal
k Kaca Cermin t = 6 mm + Bevel Asahi Mas

7 FINISHING
a Cat Baja
- Primer Zinchromat Primer,tebal 40 micron Propan
- Top Coating Metal Coat, ketebalan 70 micron Prime Top Propan
b Cat Dinding
- Sealer Wall Sealer Propan
- Interior Eco series Propan
- Eksterior Decorshile Propan
- Area Koridor Décor acrylic Enamel (solven Base) Propan
c Cat Besi Non Struktur Spray Glotex

8 PROTECTOR
a Protector Kolom Black Steel Pipe Medium fin Cat Kuning & Hitam dia. 2,5" t: 3,6mm Bakrie Pipe/ setara
Protector Pedestal Besi Siku 50.50 finish Cat (Kuning * Hitam)
b Stoper Black Steel Pipe Medium fin Cat Minyak dia. 2,5" t: 3,6mm Bakrie Pipe/ setara
c Rubber Bumper u/ Loading Dock Rubber dimensi 800 mm x 80mm x 100mm Solid rubber
d Dynabolt u Protector dan Stoper M-12x100 Ramset
E Bumper Siku bibir loading dock Siku 70.70.7 Finish Cat

9 TANGGA DAN RAILLING


a Hand Railling Stainless Steel Dia-2.5" dan 2" Bakrie Pipe/ setara
b Tangga Baja Putar Pipa Dia-5"+Siku 50.50.5 dan Reilling Pipa 1"
c. Tangga Maintenance Besi IWF 150.75.5.7'' + siku 50.50.5
No KOMPONEN BANGUNAN STANDAR SPESIFIKASI KETERANGAN

B SUPPORT BUILDING

I PEKERJAAN STRUKTUR
1 PONDASI
a Beton Setempat Site Mix, K-225
b Pondasi Lajur Pasangan Batu Kali 1:4

2 STRUKTUR BETON
a Sloof Site Mix, K-225 Site Mix
b Kolom Site Mix, K-225 Site Mix
c Balok Site Mix, K-225 Site Mix
d Plat Lantai Site Mix, K-225 Site Mix

3 STRUKTUR ATAP
a Rangka Baja ringan
b Gording Baja ringan
c. Baja Pipa Dia 3" dan 2" Bakrie Pipe/ setara
d. Baja CNP 150.65.20.2,3

II PEKERJAAN ARSITEKTUR
1 LANTAI
a. Pos Jaga Keramik 40 x 40 cm (Polished) SX6102 Ikad
b. Pos Security, Locker dan Rg. Tunggu Sopir Keramik 40 x 40 cm (Polished) SX6102 Ikad
c. Mushalla, Kantin dan Kantor Trac Keramik 40 x 40 cm (Polished) SX6102 Ikad
d. Tempat Cuci Countener Keramik 40 x 40 cm (Unpolished) Syon Grey Ikad
e. Toilet dan Tempat Wudhuk Keramik 40 x 40 cm (Unpolished) Syon Grey Ikad
f. Rg. Genset, Rg. Pompa dan Rg. Tangki Trowel Finish
g. Gudang Arsip Floor Hardener Natural 3-5kg/m2 (liquid) SikaChapdur SIKA Wet Proses
h. Tempat Sampah Rabat Beton + Trowel Finish
i. Water Profing
Dinding & Slab FWT
- Integral Waterproofing - Crystalline minimum 750kg/m2 ± 50 Sika WT-200 P TH SIKA
- Water Proofing Water Profing Liquid Membran Tebal 500 micron + Fibernett Ultraflex Membrant Propan

Dack Beton FWT, Dack Rg. Genset , Dack Pos jaga dan Dak Rg. Gardu
- Water Proofing Water Profing Liquid Membran Tebal 500 micron + Fibernett Ultraflex Membrant Propan

2 DINDING
a - Pasangan Bata Merah - lokal
- Plesteran dan Acian Adukan 1:4/Semen PC -

b Keramik Dinding
- KM/WC Keramik 200 x 400 mm H: 2000mm DX 1281 ex IKAD
- Tempat Wudhuk Keramik 200 x 400 mm H: 1600 DX 6101 ex IKAD
- Kantin Keramik 300 x 300 mm H: 600mm GE 6102 ex IKAD

3 KUSEN, PINTU DAN JENDELA


Spesifikasi sama dengan Bangunan Utama

4 PLAFOND
a. Pos Security dan Locker
- Penutup Plafond Gypsumpboard T = 9 mm Jayaboard
- Rangka Hollow 40.40

b. Mushalla, Kantin dan Kantor Trac


- Penutup Plafond Gypsumpboard T = 9 mm Jayaboard
- Rangka Hollow 40.40

c. Toilet dan Tempat Wudhuk


- Penutup Plafond Gypsumpboard T = 9 mm Jayaboard
- Rangka Hollow 40.40

d. Area Luar Pos Security, Mushalla


- Penutup Plafond Kalsi Link T= 4 mm Kalsiboard
- Rangka Cross T, Main T
No KOMPONEN BANGUNAN STANDAR SPESIFIKASI KETERANGAN

4 ATAP
a Penutup Atap MP Deck 0,4 TCT Zincalume Intec Persada
b Nok Zincalume 0,4 TCT Intec Persada
c Flasing Zincalume 0,4 TCT (Hi- Tensile G550) Intec Persada
d Talang Zincalume 0,4 TCT (soft tensile G300) Intec Persada
e Listplank MP Deck 0,35 TCT Zincalume (Hi- Tensile G550) Intec Persada
f Saluran Air Hujan
- Roof Drain Cast Iron Antasan Bersama
- Saluran Pipa PVC Type AW

5 SANITARY
a. Closet Jongkok CE 6 TOTO
b. Wastafel LW501, TX 126 le TOTO
c. Kran Y 20 JC San Ei
d. Kran Pantry Model Leher Angsa San Ei
e. Floor Drain dia. 4 H51 San Ei
f. Kitchen Zink Single Bowl Royal

6 FINISHING
a Cat Baja
- Primer Zinchromat Primer ketebalan 40 micron Propan
- Top Coating Metal Coat, ketebalan 70 micron Propan
b Cat Dinding
- Sealer Wall Sealer Propan
- Interior Eco series Propan
- Eksterior Decorshile Propan
c Cat Besi Non Struktur Propan

C EKSTERNAL

1 PAGAR PANEL (KELILING)


a Pondasi + Turap Pasangan Batu Kali 1:4 + Cerucuk Dolken
b Struktur Kolom Beton Precast H = 3.70 m
c Dinding Beton Panel Precast Uk. 240 x 40 x 5 cm (6 Susun) Pagar Keliling
Besi Siku 50.50.5+ Kawat Duri Pagar Keliling
d. Balok Beton K-225 Besi 4Ø10, begel Ø8-150 Site Mix
e. Pipa Suling+Ijuk Pipa PVC Dia 2" Wavin

2 PAGAR DEPAN
a Pondasi + Turap Pasangan Batu Kali 1:4 + Cerucuk Dolken
b Struktur Kolom Beton K-225 Besi 4Ø12, begel Ø8-150 Site Mix
c Dinding
- Pasangan Bata Merah - lokal
- Plesteran dan Acian Adukan 1:4/Semen PC -
- Pagar BRC Hot Dip Galvanised -
d. Balok Beton K-225 Besi 4Ø10, begel Ø8-150 Site Mix
e. Pipa Suling+Ijuk Pipa PVC Dia 2" Wavin

3 PINTU PAGAR (GERBANG)


a Rangka Pipa + Plat Baja Pipa Dia-3", Plat Baja T=6 mm Bakrie Pipe/ setara Sesuai gambar

4 SALURAN
a Saluran Beton Terbuka Beton K-250, dimensi sesuai gambar
b Saluran Beton Tertutup Precast Beton K-250, dimensi sesuai gambar Penutup Heavy Duty

5 HALAMAN
a. Paving Blok Type 4 + Type Topi Uskup T= 6cm Conblok Internusa
b. Kansteen Type DKI Conblok Internusa
c. Stoper Type DKI Conblok Internusa
d. Cat Marka Jalan Traffic Cote Pejalan Kaki Propan
(warna merah dan kuning)
6 TAMAN/PENGHIJAUAN
a. Pohon Buah Mangga Diameter batang = 5 cm Tinggi Batang = 2 m
b. Pohon Ketapang Kencana Diameter batang = 5 cm Tinggi Batang = 2 m
No KOMPONEN BANGUNAN STANDAR SPESIFIKASI KETERANGAN

c. Pohon Pucuk Merah Diameter batang = 5 cm Tinggi Batang = 2 m


d. Pohon Buah Nangka Diameter batang = 5 cm Tinggi Batang = 2 m
e. Pohon Cemara Udang Diameter batang = 5 cm Tinggi Batang = 2 m
f. Tanaman Perdu Iris Tinggi = 20-25 Cm
g. Tanaman Perdu Lantana Tinggi = 20-25 Cm
h. Tanaman Perdu The-tehan Tinggi = 20-25 Cm
i. Rumput Gajah Mini Tinggi = 20-25 Cm

7 TIANG BENDERA
a Pondasi Beton Bertulang + Angkur
b Tiang Medium Dia 2.5" T: 3,6mm dia. 3" dan 4" Ex Bakrie
c Finishing Galvanised Glotex

8 Septictank
a Septictank konvensional + Resapan
RRK
KSS SSTTRRU
UKKTTU
URR
STRUKTUR

DAFTAR ISI
RENCANA KERJA DAN SYARAT
PEKERJAAN STRUKTUR ............................................................................................................................1

1. PEKERJAAN PERSIAPAN ATAU PENDAHULUAN.....................................................................1


1.1. Pasal 1.1 Pembersihan Tapak Proyek ...........................................................................1
1.2. Pasal 1.2 Pengukuran Tapak Kembali ...........................................................................1
1.3. Pasal 1.3 Tugu Patokan Dasar ......................................................................................1
1.4. Pasal 1.4 Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank) ........................................................1
1.5. Pasal 1.5 Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik Untuk Bekerja .............................2
1.6. Pasal 1.6 Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran .........................................2
1.7. Pasal 1.7 Drainage Tapak .............................................................................................2
1.8. Pasal 1.8 Pagar Pengaman Proyek ...............................................................................2
1.9. Pasal 1.9 Kantor Kontraktor dan Los Kerja ....................................................................2
1.10. Pasal 1.10 Papan Nama Proyek ....................................................................................3

2. PEKERJAAN TANAH ...................................................................................................................3


2.1. Pasal 2.1 Umum............................................................................................................3
2.2. Pasal 2.2 Bahan atau Material.......................................................................................3
2.3. Pasal 2.3 Pelaksanaan..................................................................................................3
2.3.1. Pekerjaan Persiapan.....................................................................................3
2.3.2. Pekerjaan Galian ..........................................................................................4
2.3.3. Pekerjaan Galian Pondasi.............................................................................5
2.3.4. Pekerjaan Urugan dan Pemadatan ...............................................................5
2.3.5. Pembuangan Material Hasil Galian ...............................................................6
2.3.6. Pengujian Mutu Pekerjaan ............................................................................6

3. PEKERJAAN BETON BERTULANG ............................................................................................7


3.1. Umum ...........................................................................................................................7
3.1.1. Lingkup Pekerjaan ........................................................................................7
3.1.2. Peraturan – Peraturan ..................................................................................8
3.1.3. Penyimpanan................................................................................................8
3.2. Bahan- Bahan ...............................................................................................................9
3.2.1. Semen ..........................................................................................................9
3.3. Agregat .........................................................................................................................9
3.3.2. Pelaksanaan .................................................................................................13

4. PEKERJAAN BEKESTING BETON ..............................................................................................24


4.1. Umum ...........................................................................................................................24
4.1.1. Lingkup Pekerjaan ........................................................................................24
4.1.2. Peraturan-peraturan......................................................................................24
4.1.3. Shop Drawing ...............................................................................................24
4.2. Bahan ...........................................................................................................................25
4.2.1. Bekisting Beton Biasa (Non Ekspose) ...........................................................25
4.2.2. Bekisting Beton Ekspose ..............................................................................25
4.2.3. Syarat-syarat Umum Bekisting ......................................................................25
4.3. Pelaksanaan .................................................................................................................25
4.3.1. Pemasangan Bekisting .................................................................................25
4.3.2. Sisipan (insert), Rekatan (embedded) dan buka (Opening)............................26

i
STRUKTUR

4.3.3. Kontrol Kualitas.............................................................................................26


4.3.4. Pembersihan ................................................................................................26
5. PEKERJAAN BETON SEKUNDER...............................................................................................27
5.1. Umum ...........................................................................................................................27
5.1.1. Lingkup Pekerjaan ........................................................................................27
5.1.2. Standar.........................................................................................................27
5.2. Bahan atau Produksi .....................................................................................................27
5.2.1. Persyaratan Bahan .......................................................................................27
5.2.2. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan ......................................28
5.3. Pelaksanaan .................................................................................................................28
5.3.1. Mutu Beton ...................................................................................................28
5.3.2. Pembesian ...................................................................................................28
5.3.3. Cara Pengadukan .........................................................................................29
5.3.4. Pengecoran Beton ........................................................................................29
5.3.5. Pekerjaan Acuan atau Bekisting....................................................................29
5.3.6. Pekerjaan Pembongkaran Acuan atau Bekisting ...........................................30
5.3.7. Pengujian Mutu Pekerjaan ............................................................................30
5.3.8. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan ..........................................................30

6. KONSTRUKSI BAJA ....................................................................................................................30


6.1. Umum ...........................................................................................................................30
6.1.1. Lingkup Pekerjaan ........................................................................................30
6.1.2. Standar.........................................................................................................30
6.1.3. Material dan Fabrikasi...................................................................................31
6.1.4. Contoh Bahan...............................................................................................32
6.1.5. Penyimpanan dan Pengiriman Bahan ...........................................................32
6.1.6. Tanda-tanda Pada Konstruksi Baja ...............................................................33
6.1.7. Pemotongan Besi .........................................................................................33
6.1.8. Perencanaan dan Pengawasan ....................................................................33
6.1.9. Pemeriksaan dan lain-lain .............................................................................33
6.2. Pelaksanaan .................................................................................................................34
6.2.1. Pengelasan ..................................................................................................34
6.2.2. Sambungan ..................................................................................................34
6.2.3. Lubang-lubang Baut......................................................................................34
6.2.4. Pemasangan percobaan atau Trial Erection ..................................................35
6.2.5. Pengecatan ..................................................................................................35
6.2.6. Grouting .......................................................................................................35
6.2.7. Pemasangan Akhir atau Final Erection..........................................................35
6.2.8. Pengujian Mutu Pekerjaan ............................................................................36
6.2.9. Syarat-syarat Pengaman Pekerjaan ..............................................................37

7. PEKERJAAN JALAN UNTUK PAVING BLOCK ...........................................................................37


7.1. Umum ...........................................................................................................................37
7.2. Bahan-Bahan ................................................................................................................37
7.2.1. Bahan Lapis Pasir untuk Paving Block ..........................................................37
7.2.2. Bahan Paving Block ......................................................................................38
7.3. Pelaksanaan .................................................................................................................38
7.3.1. Pekerjaan Timbunan Tanah ..........................................................................38
7.3.2. Pekerjaan Lapis Pasir untuk Paving Block.....................................................39
7.3.3. Pekerjaan Lapis Permukaan untuk Paving Block ...........................................39

ii
STRUKTUR

8. PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG .................................................................................40


8.1. Umum ...........................................................................................................................40
8.2. Standard .......................................................................................................................40
8.3. Material .........................................................................................................................41
8.4. Persiapan......................................................................................................................41
8.5. Prosedur Pemancangan ................................................................................................41

iii
STRUKTUR

RENCANA KERJA DAN SYARAT


PEKERJAAN STRUKTUR

1. PEKERJAAN PERSIAPAN ATAU PENDAHULUAN

1.1. Pasal 1.1 Pembersihan Tapak Proyek

1. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak dan akar pohon.
2. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.

1.2. Pasal 1.2 Pengukuran Tapak Kembali

1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan gambaran kembali lokasi pembangunan


dengan dilengkapi keterangan – keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas
– batas tanah dengan alat – alat yang sudah ditera kebenarannya.
2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus
segera dilaporkan kepada Pengawas untuk dimintakan keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut – sudut hanya dilakukan dengan alat – alat Waterpass atau
Theodolite yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
4. Kontraktor harus menyediakan Theodolite/waterpass beserta petugas yang melayaninya untuk
kepentingan pemeriksaan Perencanaan/Pengawas selama
5. pelaksanaan proyek.
6. Pengurusan sudut siku dengan prisma atau barang secara asas Segitiga Phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian – bagian kecil yang disetujui oleh Perencana/ Konsultan Pengawas.
7. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

1.3. Pasal 1.3 Tugu Patokan Dasar

1. Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Perencana atau Konsultan Pengawas.
2. Tugu patokan dibuat dari beton berpenampang sekurang – kurangnya 20X20 cm, tertancap kuat ke
dalam tanah sedalam 1 m dengan bagian yang menonjol di atas muka tanah secukupnya untuk
memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang – kurangnya setinggi 40 cm di atas tanah.
3. Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bias diubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga
keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas untuk membongkarnya.
4. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.

1.4. Pasal 1.4 Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)

1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau Meranti 5/7, tertancap ditanah sehingga
tidak bisa digerak – gerakkan atau diubah – ubah, berjarak maksimum 2 m satu sama lain.
2. Papan patok ukur dibuat dari kayu Meranti, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut
rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).
3. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh
Pengawas.
4. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 300 cm dari as pondasi terluar.
5. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus melaporkan kepada
Pengawas.
6. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.

1
STRUKTUR

1.5. Pasal 1.5 Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik Untuk Bekerja

1. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di lokasi proyek atau
disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan – bahan
kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Pengawas.
2. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara PLN
setempat selama masa pembangunan. Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya
diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan Pengawas. Daya listrik juga
disediakan untuk suplay Kantor Konsultan Pengawas.

1.6. Pasal 1.6 Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran

1. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam


kebakaran (fire extinguisher) YAMATO lengkap dengan isinya, dengan jumlah sekurang – kurangnya
minimal 4 (empat) tabung, masing – masing tabung berkapasitas 15 kg.
2. Apabila pelaksanaan “pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam kebakaran tersebut
menjadi hak milik Pemberi Tugas”.

1.7. Pasal 1.7 Drainage Tapak

1. Dengan mempertimbangkan keadaan topographi/kontur tanah yang ada di tapak, Kontraktor wajib
membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air yang ada.
2. Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke saluran yang
sudah ada dilingkungan daerah pembuangan.
3. Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan Pengawas.

1.8. Pasal 1.8 Pagar Pengaman Proyek

1. Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih dahulu memberi pagar
pengaman pada sekeliling site pekerjaan yang akan dilakukan.
2. Pembuatan pagar pengaman dibuat jauh dari lokasi pekerjaan, sehingga tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta mengamankan tempat penimbunan bahan –
bahan.
3. Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan atau kuat sampai pekerjaan selesai.
4. Syarat Pagar Pengaman
a. Pagar dari seng gelombang BJLS 20 finish cat, tinggi 180 cm, bagian yang masuk pondasi
minimum 40 cm.
b. Rangka kayu Borneo ukuran 4 x 6 cm, dengan pemasangan 4 jalur menurut tinggi pagar.
c. Pondasi cor beton setempat minimum penampang diameter 30 cm dalam 50 cm dari
permukaan tanah setempat. Perbandingan beton dengan adukan adalah 1 : 3 : 5.
d. Lengkap pembuatan pintu masuk dari bahan yang sama.
e. Pagar dicat warna dilengkapi dengan logo pada tiap jarak tertentu.

1.9. Pasal 1.9 Kantor Kontraktor dan Los Kerja

1. Ukuran luas kantor Kontraktor Los Kerja serta tempat simpan bahan, disesuaikan dengan kebutuhan
Kontraktor dengan mengabaikan keamanan dan kebersihan serta dilengkapi dengan pemadam
kebakaran.
2. Khusus untuk tempat simpan bahan – bahan seperti : pasir, kerikil harus dibuatkan kotak simpan
yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing – masing bahan tidak tercampur.

2
STRUKTUR

1.10. Pasal 1.10 Papan Nama Proyek

1. Kontraktor harus menyediakan Papan Nama Proyek yang mencantumkan nama- nama Pemberi
Tugas, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Kontraktor.
2. Ukuran layout dan peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan pengarahan Konsultan
Pengawas.

2. PEKERJAAN TANAH

2.1. Pasal 2.1 Umum

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat – alat dan pengangkutan yang dibutuhkan
unuk menyelesaikan semua “Pekerjaan Tanah” seperti tertera pada gambar rencana dan spesifikasi ini,
termasuk tetapi tidak terbatas pada hal – hal sebagai berikut :
1. Pembersihan lahan.
2. Pengurugan dan Pemadatan tanah
3. Pembuatan Bouwplank
4. Pengukuran dan Penggambaran kembali

2.2. Pasal 2.2 Bahan atau Material

Untuk pemasangan bouwplank menggunakan bahan :


1. Kayu jenis meranti atau setara, tebal 3 cm.
2. Kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8 – 10 cm

2.3. Pasal 2.3 Pelaksanaan

2.3.1. Pekerjaan Persiapan

1. Pada umumnya, tempat – tempat untuk bangunan dibersihkan. Sampah yang tertanam dan material
lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan, harus dihilangkan, atau
dibuang dengan cara – cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Seluruh tanah bagian yang
mengandung humus pada daerah yang akan dibangun harus dibuang atau dikupas. Tebal lapisan
yang akan dikupas sedalam 50 cm dari permukaan tanah asli, termasuk pembersihan kembali dari
sisa
2. sisa akar tanaman yang masih tertinggal.
3. Semua daerah urugan harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun terhadap urugan yang
baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa – sisa tumbuhan atau bahan – bahan yang dapat
menimbulkan pelapukan dikemudian hari.
4. Pengupasan dilakukan per blok, untuk mempermudah pengecekan kedalaman bagian yang akan
dikupas. Pekerjaan pengupasan di lapangan supaya memperhatikan patok – patok yang telah ada.
Tidak diperbolehkan untuk melakukan pekerjaan berikutnya di atas seluruh atau sebagian daerah
yang strippingnya belum selesai. Pekerjaan ini dianggap sudah selesai setelah disetujui oleh MK.
5. Pembuatan dan pemasangan patok dasar pelaksanaan (bouwpank) termasuk pekerjaan Kontrakor
dan harus dibuat dari kayu jenis Meranti atau setara dengan tebal 3 cm dengan tiang dari kaso 5/7
atau dolken berdiameter 8 – 10 cm dengan jarak 2 meter satu sama lain. Pemasangan harus kuat
dan permukaan atasnya rata dan sifat datar (waterpass).
6. Bahan – bahan bekas galian jalan dan strippingnya tidak boleh digunakan sebagai material
timbunan, tetapi dipindahkan ke kaveling sebelah area proyek atau tempat yang akan ditentukan
oleh MK, dimana tanah bekas galian – galian tersebut harus dirapikan dan dipadatkan.
7. Segala pekerjaan pengukuran, persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

3
STRUKTUR

8. Kontraktor harus menyediakan alat – alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur yang
berpengalaman.
a. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan melengkapi keterangan – keterangan mengenai peil tanah, letak batas –
batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya oleh Konsultan Pengawas atau
perencana.
b. Ketidak – cocokan yang mungkin terjadi anatara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan
keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut – sudut hanya dilakukan dengan alat – alat
waterpass/Theodolite.
d. Kontraktor harus menyediakan waterpass atau Theodolite beserta petugas yang melayaninya
untuk kepentingan pemeriksaan Konsultan Pengawas.
e. Pengukuran sudut siku – siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
f. phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian – bagian kecil yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
9. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda – tanda yang menyatakan as – as
dan atau level/peil – peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah hilang jika terkena air atau hujan.
10. Material timbunan harus didatangkan dari lokasi lain yang disetujui oleh MK. Bahan urugan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Tanah harus dibersihkan dan tidak mengandung akar, kotoran dan bahan
b. organis lainnya.
c. Terlebih dahulu diadakan test dan hasilnya harus tertulis serta diketahui oleh MK.
d. Penimbunan tanah dilakukan sampai peil yang ditentukan pada gambar rencana.
11. Penimbunan baru dilaksanakan setelah tanah yang dikupas dipadatkan sampai 98% kepadatan
maximum compaction standard proctor.
12. Tanah yang digunakan untuk penimbunan adalah tanah yang gradasinya bagus serta bebas dari
humus/akar-akaran.
13. Pengukuran dan pemasangan bouwplank titik duga (peil ± 0.00) ditentukan bersama sama MK.
Patok – patok berukuran minimal 5/7 cm dan papan bouwplank 3/20 dengan panjang ukuran lebih
dari 4 m dan terbuat dari kayu kualitas baik. Papan patok harus keras dan tidak berubah posisinya,
tanda – tanda dan sumbu harus teliti dan jelas, dicat dengan cat menie.
14. Kontraktor harus memasang dan mengukur secara teliti patok monumen (BM) pada lokasi tertentu
sepanjang proyek untuk memungkinkan perancangan kembali, pengukuran sipat datar dari
perkerasan atau penentuan titik dari pekerjaan yang akan dilakukan. Patok monumen yang
permanen harus dibangun di atas tanah yang tidak akan terganggu/di pindahkan.
15. Untuk pekerjaan jalan, Kontraktor harus menentukan titik patok konstruksi yang menunjukan garis
dan kemiringan untuk lebar perkerasan, lebar bahu dan drainase saluran samping sesuai dengan
penampang melintang standar yang diberikan dalam gambar rencana dan harus mendapat
persetujuan MK sebelum memulai konstruksi. Jika terjadi perubahan dari garis dan kemiringan, baik
sebelum maupun sesudah penentuan patok perlu persetujuan lebih lanjut.

2.3.2. Pekerjaan Galian

1. Seluruh lapangan pekerjaan harus diratakan atau digali dan semua sisa – sisa tanaman seperti akar
– akar, rumput – rumput dan sebagainya, harus dihilangkan.
2. Pekerjaan penggalian tanah, perataan tanah, harus dikerjakan lebih dahulu sebelum kontraktor
memulai pekerjaan. Pekerjaan galian tersebut disesuaikan dengan kebutuhannya sesuai dengan peil
– peil (level), pada lokasi yang telah ditentukan di dalam gambar, dan mendapatkan persetujuan
pengawas.

4
STRUKTUR

3. Daerah yang akan digali harus dibersihkan dari semua benda penghambat seperti, sampah – sampah,
tonggak bekas – bekas lubang dan sumur, lumpur, pohon dan semak – semak. Bekas – bekas lubang
dan sumur, harus dikuras airnya dan diambil Lumpur atau tanahnya yang lembek, yang ada
didalamnya. Pohon yang ada, hanya boleh disingkirkan setelah mendapat persetujuan pengawas.
Tunggak – tunggak pepohonan dan jalinan – jalinan akar harus dibersihkan dan disingkirkan sampai
pada kedalaman + 1,5 m di bawah permukaan tanah. Segala sisa dan kotoran yang disebabkan oleh
pekerjaan tersebut, harus disingkirkan dari daerah pembangunan oleh kontraktor, sesuai dengan
petunjuk pengawas.

2.3.3. Pekerjaan Galian Pondasi

1. Galian untuk pondasi harus dilakukan menurut ukuran yang sesuai dengan peil – peil yang tercantum
dalam gambar Rencana Pondasi. Semua bekas – bekas pondasi bangunan lama, jaringan jalan atau
aspal, akar dan pohon – pohon dibongkar dan dibuang.
2. Apabila ternyata terdapat pipa – pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain – lain yang masih
digunakan, maka secepatnya memberitahukan kepada pengawas atau kepada instansi yang
berwenang untuk mendapatkan petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab atas segala
kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
3. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka kontraktor harus mengisi
atau mengurug daerah galian tersebut dengan bahan-bahan pengisian untuk pondasi yang sesuai
dengan spesifikasi.
4. Kontraktor harus menjaga agar lubang – lubang galian pondasi tersebut bebas dari longsoran –
longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat – alat penahan tanah dan bebas
dari genangan air) sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan
spesifikasi. Pemompaan, bila dianggap perlu, harus dilakukan dengan hati – hati agar tidak
mengganggu struktur bangunan yang sudah jadi.
5. Pengisian kembali dengan tanah (batuan) bekas galian, dilakukan selapis demi selapis dan ditumbuk
sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan
dan mendapat persetujuan pengawas dan bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan
tanah dan memenuhi sebagai tanah urug.

2.3.4. Pekerjaan Urugan dan Pemadatan

Yang dimaksud adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dengan syarat khusus dimana tanah
hasil urugan ini akan dipergunakan sebagai pemikul beban.
1. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan sebagainya.
2. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 15 – 20 Cm material
lepas, dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum dengan alat pemadat dan mencapai peil
permukaan yang direncanakan.
3. Material – material bahan urugan yang terletak pada daerah yang tidak memungkinkan untuk
dipadatkan dengan alat – alat berat, urugan dilakukan dengan ketebalan maksimum 10 Cm material
lepas dan dipadatkan dengan mesin stamper.
4. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun pengurugan
terhadap kerataan yang ditentukan.
5. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus ditest di laboratorium, untuk mendapat nilai
standard proctor. Laboratorium yang memeriksa harus laboratorium resmi atau laboratorium yang
ditunjuk oleh Pengawas. Dengan bahan yang sama, material yang akan dipadatkan harus ditest
juga di lapangan dengan sistem “Field Density Test” dengan hasil kepadatannya sebagai berikut :
a. Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana, kepadatannya 95% dari
standard proctor.

5
STRUKTUR

b. Untuk lapisan yang dalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana, kepadatannya 90% dari
standard proctor.
Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Pengawas. Semua hasil – hasil pekerjaan
diperiksa kembali terhadap patok – patok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan
permukaan tanah tersebut.
Bagian permukaan tanah yang telah dinyatakan padat, harus dipertahankan dan dijaga jangan
sampai rusak, akibat pengaruh luar dan tetap menjadi tanggung jawab kontraktor sampai dengan
masa pemeliharaan.
Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah mendapat persetujuan Pengawas.
6. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan – lapisan yang rata
dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada kedalaman gembur.
Gumpalan – gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dicampur dengan cara
menggaru atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan yang kepadatannya sama.
Setiap lapisan harus diarahkan pada kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian
lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya. Lapisan berikutnya tidak boleh
dihampar sebelum hasil pekerjaan lapisan sebelumnya mendapat persetujuan dari Pengawas.
Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus
diulang kembali pekerjannya atau diganti, dengan cara – cara pelaksanaan yang telah ditentukan,
guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan.
Jadwal pengujian akan ditentukan atau ditetapkan oleh Perencana atau Pengawas. Pengujian
diadakan minimum setiap 500 m2. Biaya pengujian ditanggung oleh Kontraktor. Setelah pemadatan
selesai, kelebihan tanah urugan harus dipindahkan ketempat yang ditentukan oleh Pengawas.
Ketinggian (peil) disesuaikan dengan gambar.
7. Sarana-sarana darurat
Kontraktor harus mengadakan drainage yang sempurna setiap saat. Ia harus membangun saluran –
saluran, memasang parit – parit, memompa dan atau mengeringkan drainage.

2.3.5. Pembuangan Material Hasil Galian

1. Pembuangan material hasil galian menjadi tanggung jawab kontraktor. Material hasil galian harus
dikeluarkan paling lambat dalam waktu 1 x 24 jam, sehingga tidak mengganggu penyimpanan
material lain.
2. Material dari hasil galian tersebut atas persetujuan pengawas telah diseleksi bagian - bagian yang
dapat dimanfaatkan sebagai material timbunan dan urugan. Sisanya harus dibuang ke luar site atau
tempat lain atas persetujuan pengawas.

2.3.6. Pengujian Mutu Pekerjaan

1. Konsultan Pengawas harus diberitahu bila penelitian di lapangan sudah dapat dilaksanakan untuk
menentukan kepadatan relatif yang sebenarnya di lapangan.
2. Jika kepadatan dilapangan kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum, maka Kontaraktor harus
mamadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai memenuhi syarat kepadatan, yaitu tidak kurang
dari 95 % dari kepadatan maksimum di laboratorium. Penelitian kepadatan di lapangan harus
mengikuti prosedur ASTM D156-700 atau prosedur lainnya yang disetujui Konsultan Pengawas.
Penunjukkan laboratorium harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan semua biaya yang
timbul untuk keperluan ini menjadi beban Kontraktor
3. Penelitian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan setiap 500 meter persegi dari daerah yang
dipadatkan atau ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
4. Penentuan kepadatan dilapangan dapat dipergunakan salah satu dari cara atau prosedur dibawah
ini:

6
STRUKTUR

a. “Density of soil inplace by sand-cone method “ AASHTO.T.191.


b. “Density of soil inplace by driven cylinder method “ AASHTO.T.204.
c. “Density of soil inplace by the rubber ballon method “ AASHTO.T.205. Atau cara – cara lain
yang harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas.

3. PEKERJAAN BETON BERTULANG


3.1. Umum
3.1.1. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan yang termasuk meliputi :


a. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan – bahan, instalasi konstruksi dan
perlengkapan – perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan,
bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan
itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, disyaratkan atau sebagaimana diperlukan – nya.
b. Tanggung jawab "Kontraktor" atas instalasi semua alat – alat yang terpasang, selubung –
selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat – syarat umum pada
pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI 1971).
c. Ukuran – ukuran (dimensi) dari bagian – bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada
gambar – gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran – ukuran dalam
d. Garis besar. Ukuran – ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam
gambar – gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih
e. Dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Perencana atau "pengawas yang ditunjuk" guna
mendapatkan ukuran yang sesungguhnya yang disetujui oleh Perencana.
f. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan pelaksanaan
maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan memperhatikan syarat – syarat
lainnya yang termuat didalam PBI 1971. Dalam hal ini "pengawas yang ditunjuk" harus segera
diberitahukan untuk persetujuannya.
g. "Kontraktor" harus bertanggung jawab untuk membuat dan membiayai semua desain
campuran beton dan test – test untuk menentukan kecocokan dari bahan dan proporsi dari
bahan – bahan terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton, dari perincian slump, yang
akan bekerja/berfungsi penuh untuk semua teknik dan kondisi penempatan, dan akan
menghasilkan yang diijinkan oleh "pengawas yang ditunjuk". Kontraktor berkewajiban
mengadakan dan membiayai Test Laboratorium.
h. Pekerjaan – pekerjaan lain yang termasuk adalah :
 Semua pekerjaan beton yang tidak terperinci diluar ini
 Pembesian :
1. Tulangan besi, lengkap dengan kawat pengikatnya.
2. Beton decking (support chairs), bolster, speacer for reinforcing
 Pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting
 Mengatur benda – benda yang ditanam di dalam beton, kecuali tulangan beton
 Koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian
 Landasan beton untuk peralatan m/e
 Grouting di bawah base plate
 Memasang vapor barrier di bawah slab beton yang langsung di atas tanah, termasuk
lantai beton, pelat dasar, tangga dan lain sebagainya yang terletak di atas tanah.
 Menambal, membersihkan dan memperbaiki semua beton yang disyaratkan
 Menyerahkan laporan – laporan, contoh – contoh, data produk, sertifikat mill dan gambar
– gambar kerja konstruksi.

7
STRUKTUR

i. Pekerjaan beton untuk struktur atas termasuk kolom, lapisan tahan api, dinding, balok, lantai,
beton pada metak deck, slab atap, parapet, tangga, platform dan pekerjaan beton lainnya serta
komponen – komponen seperti terlihat pada gambar.

2. Catatan – catatan pada gambar – gambar struktur adalah merupakan bagian dari bab ini.

3.1.2. Peraturan – Peraturan

1. Standar Indonesia
a. PUBI (Peraturan Umum Bangunan Indonesia 1982, NI – 3)
b. SKSNI T-15-1991-03, Standar Beton 1991.
c. Peraturan Portland Cement Indonesia 1973, NI - 8
d. PBN (Peraturan Bangunan Nasional)

2. ASTM, USA
a. C 33 – Concrete Aggregates
b. C 150 – Portland Cement
c. C 94 – Ready-Mixed Concrete
d. C 143 – Slump of Portland Cement Concrete
e. C 231 – Air content of Freshly Mixed Concrete by the Pressure Method
f. C 171 – Sheet Materials for Curing Concrete
g. C 31 – Making and Curing Concrete Test Specimens in the fields
h. C 42 – Obtaining ang Testing Drilled Cores and Sawed Beams of Concrete
i. C 309 – Liquid Membrane Forming Compounds for Curing Concrete
j. D 1752 – Performed Spange Rubbe rand Cork Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and
Structural Construction
k. D 1751 - Performed Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and Structural
l. Construction (Non-extruding and Resilient Bituminous Types)

3. ACI (American Concrete Institute), USA


a. 211 – Recommended Practice for selecting proportions for Normal and Heavy Weight
Concrete.
b. 212 – Guide for use Admixture in Concrete
c. 213 – Recommended Practice for Evaluation of Compression Test Result of Field Concrete
d. 301 – Structural Concrete of Building
e. 304.IR-79 - Preplaced Aggregate Concrete for Structural and Mass Concrete, Part 2.
f. 304.IR-71 - Placing Concrete by Pumping Methods, Part 2.
g. 318 - Building Code Requirements for Reinforced Concrete

3.1.3. Penyimpanan

1. Pengiriman dan penyimpanan bahan – bahan, pada umumnya harus sesuai dengan waktu dan
urutan pelaksanaan.
2. Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah atau utuh, tidak terdapat kekurangan berat
dari apa yang tercantum pada sak segera setelah diturunkan dan disimpan dalam gudang yang
kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah.
Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang mulai
mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan
jumlah tidak lebih dari 10 % berat. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan
bebas, maka jumlahnya tidak boleh melebihi 5 % berat dan kepada campuran tersebut diberi

8
STRUKTUR

tambahan semen baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa kualitas beton
yang diminta harus tetap terjamin.
3. Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan- bantalan kayu dan
bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan lain-lain). Semen digunakan
untuk mengikat seluruh pekerjaan.
4. Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan gradasinya serta
harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.

3.2. Bahan- Bahan


3.2.1. Semen

1. Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal setara dengan Semen Tiga Roda yang
sesuai dengan syarat-syarat :
a. Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8-1972).
b. Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
c. Mempunyai sertifikat Uji (test sertificate).
d. Mendapat Persetujuan Perencana / pengawas.
2. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak diperkenankan
menggunakan bermacam – macam jenis/merk semen untuk suatu konstruksi/struktur yang sama),
dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong – kantong semen yang masih disegel dan tidak
pecah.
3. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan dalam zak (kantong)
asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan digudang yang cukup
ventilasinya dan diletakkan tidak kena air, diletakan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30
cm dari lantai. Zak – zak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m
atau maximum 10 zak, setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan dengan maksud agar
pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
4. Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan – kerusakan akibat salah penyimpanan
dianggap rusak, membatu, dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah
ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.

3.3. Agregat

1. Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus memenuhi
syarat – syarat :
a. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1956)
b. Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
c. Tidak Mudah Hancur (tetap keras), tidak porous.
d. Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau kotoran – kotoran
lainnya.
2. Semua agregat harus bersih, keras dan mempunyai sifat kekekalan (tahan lama) seperti
disyaratkan. Mencuci, memproses memisahkan, mencampur dan sebagainya harus dilaksanakan
seperlunya untuk mendapatkan gradasi dan syarat – syarat mekanik yang disyaratkan.
3. Agregat boleh berasal dari sumber/tambang atau sumber alam lain dan harus diproses seperlunya
untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Semua sumber harus disetujui oleh "Pengawas yang
ditunjuk" seperti dinyatakan dalam kondisi umum dari kontrak.

9
STRUKTUR

3.3.1.1. Agregate halus (Pasir)

Agregate halus terdiri dari pasir


1. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering).
Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian – bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm.
Apabila kadar lumpur melampaui 5%, maka agregat halus harus dicuci. Sesuai PBI'71 bab 3.3.
2. Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang ditentukan di
pasal 3.5. dari NI-2. PBI'71.
3. Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2% berat; sisa di atas
ayakan 1 mm harus minimum 10% berat; sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80%
dan 90% berat.
4. Sifat kekal, diuji dengan larutan jenuh garam sulfat, sebagai berikut :
a. Jika dipakai Natrium-sulfat, bagian yang hancur maksimum 10%
b. Jika dipakai Magnesium-sulfat, bagian yang hancur maksimum 15%
5. Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan – bahan
lain.
6. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.

3.3.1.2. Agregat kasar (kerikil dan/atau batu pecah)

Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari batu – batuan atau batu
pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar butir lebih kecil dari 30 mm, keras, kuat dan
bebas dari lumpur, tanah liat dan bahan – bahan organik.
1. Gradasi dari agregat kasar harus sesuai dengan PBI - 1971
2. Butir – butir harus terdiri dari berbagai ukuran seperti dinyatakan di PBI - 1971 NI – 2 Bab 3.5. Sisa di
atas ayakan 31,5 mm, harus 0% berat; sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98%
berat, selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60%
dan minimum 10% berat.
3. Mutu koral ; butir – butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir – butir pipih maksimum
20% bersih, tidak mengandung zat – zat aktif alkali, bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca.
4. Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut :
a. Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 12%
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 18%.
5. Kekerasan butir – butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan beban
penguji 20 t, harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
a. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 – 19 mm lebih dari 24% berat.
b. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 – 30 mm lebih dari 22% atau dengan mesin pengaus
Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50% .
6. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (terhadap berat kering) yang diartikan lumpur adalah
bagian – bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila kadar lumpur melalui 1% maka agregat kasar
harus dicuci.
7. Tidak boleh mengandung zat – zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.
8. Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung dari pengotoran oleh
bahan – bahan lain.
9. Koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 30 mm, untuk
penggunaannya harus mendapat persetujuan Pengawas.
10. Gradasi dari agregat – agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton
yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi
campuran yang akan dipakai.

10
STRUKTUR

11. Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor untuk mengadakan test kualitas dari agregat – agregat
tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh Pengawas, setiap saat dalam laboratorium yang
diakui atas biaya Kontraktor.
12. Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disupply, maka Kontraktor
diwajibkan untuk memberitahukan kepada Pengawas.
13. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah supaya tidak
terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.

3.3.1.3. Air

1. Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan – pekerjaan di lapangan adalah air bersih, tidak
berwarna, tidak mengandung bahan – bahan kimia (asam alkali) tidak mengandung organism yang
dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau lemak. Memenuhi syarat – syarat Peraturan
Beton Indonesia (NI. 2-1971) dan diuji oleh Laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib dengan
biaya ditanggung oleh pihak Kontraktor.
2. Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.
3. Kandungan chlorida tidak melebihi 500 p.p.m dan kombinasi sulfat (SO3) tidak melebihi 1000 p.p.m.
Apabila dipandang perlu. Konsultan Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang
dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

3.3.1.4. Besi Beton

1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :


a. Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
b. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak cacat (retak – retak,
mengelupas, luka dan sebagainya).
c. Dari jenis baja mutu U-24 untuk Ø< 13 mm dan U40 untuk D Ø13 (ulir)
d. Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan – ketentuan PBI 1971.
e. Mempunyai penampang yang sama rata.
f. Ukuran disesuaikan dengan gambar - gambar.
2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan – ketentuan di atas, harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
3. Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak diperkenankan untuk
mencampur-adukan bermacam – macam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi.
Setiap pengiriman ke site harus disertakan dengan Mill Certificate.
4. Kontraktor bilamana diminta harus mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai,
sesuai dengan petunjuk Pengawas. Batang percobaan diambil dibawah kesaksian Pengawas.
Jumlah test besi beton dengan interval setiap 1 truk = 1 buah benda uji atau tiap 10 ton = 1 buah
test besi. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu
oleh pengawas.
5. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar – gambar atau mendapat persetujuan
pengawas. Hubungan antara besi beton satu dengan yang lainnya harus menggunakan kawat
beton, diikat dengan teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan tidak menyentuh lantai
kerja atau papan acuan. Sebelum beton dicor, besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat,
karet lepas, kulit giling atau bahan – bahan lain yang merusak. Semua besi beton harus dipasang
pada posisi yang tepat.
6. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitasnya tidak sesuai dengan spesifikasi
(R.K.S.) diatas, harus segera dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi tertulis dari pengawas,
dalam waktu 2 x 24 jam.

11
STRUKTUR

3.3.1.5. Admixture.

1. Untuk memperbaiki mutu beton, sifat – sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan pengerasan maupun
maksud – maksud lain dapat dipakai bahan admixture.
2. Jenis dan jumlah bahan admixture yang dipakai harus ditest dan disetujui terlebih dahulu oleh
Pengawas.
3. Admixture yang telah disimpan lebih dari 6 bulan dan telah rusak, tidak boleh dipergunakan.
4. Pada umumnya dengan pemilihan bahan – bahan yang seksama, cara mencampur dan mengaduk
yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture
5. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Kontraktor diminta terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas mengenai hal tersebut. Untuk itu Kontraktor diharapkan
memberitahukan nama perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-
data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara – cara pemakaiannya, resiko
– resiko dan keterangan – keterangan lain yang dianggap perlu.

3.3.1.6. Grouting.

Untuk grouting disekitar angkur dipakai Conbex 100 atau yang setara dengan tebal minimum 2.5 cm.
Pekerjaan ini harus menggunakan injection pump.

3.3.1.7. Beton Ready – mixed

1. Beton ready – mixed haruslah berasal dari perusahaan ready – mixed yang disetujui, pengukuran,
pencampuran dan pengiriman sesuai dengan ACI 301-74, ACI committee 304 dan ASTM C 94 -
92a.
2. Pemeriksaan bagi Pengawas yang ditunjuk diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat
pengantaran contoh atau pemeriksaan pekerjaan yang dapat dilalui setiap waktu. Denah dan semua
peralatan untuk pengukuran, adukan dan pengantaran beton harus diperiksa oleh Pengawas yang
ditunjuk sebelum pengadukan beton.
3. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai dengan yang telah
diuji di laboratorium dan disetujui, serta secara konsisten harus dikontrol bersama-sama oleh
Kontraktor dan Supplier beton ready – mixed. Kekuatan beton minimum yang dapat diterima adalah
berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di laboratorium.
4. Temperatur beton yang diijinkan dari campuran beton tidak boleh melampaui 35 derajat (C).
5. Menambahkan bahan tambahan pada plant harus sesuai dengan instruksi yang diberikan dari
pabrik. Bila dipakai dua atau lebih bahan tambahan, maka bahan tambahan harus ditambahkan
secara terpisah untuk bahan yang lain dan mengikuti instruksi pabrik. Bahan tambahan harus sesuai
dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212.1R-64.
6. Menambahkan air pada batch plant dan/atau pada lapangan proyek pada kesempatan terakhir yang
memungkinkan dan di bawah supervisi dari Pengawas yang ditunjuk. Air tidak boleh ditambahkan
selama pengangkutan beton. Penambahan air untuk menaikkan slump atau untuk alasan lain
apapun hanya boleh dilakukan bila diijinkan dan di bawah supervisi dari Pengawas yang ditunjuk.
7. Truk – truk harus dilengkapi dengan alat untuk mengukur air yang akurat dan alat untuk menghitung
putaran.
8. Mulailah operasi pemutaran dalam waktu 30 menit sesudah semen dan agregat dituang ke dalam
mixer.
9. Beton harus dituangkan seluruhnya di lapangan proyek dalam waktu satu setengah jam atau
sebelum truk mixer mencapai 300 putaran yang mana yang lebih dulu, setelah semen dan agregat
dituang ke dalam mixer. Dalam cuaca panas, batasan waktu harus diturunkan seperti ditentukan
oleh Pengawas yang ditunjuk.
10. Penggetaran ulang beton (yang sudah mulai pengikatan awal) tidak diijinkan.

12
STRUKTUR

11. Apabila temperatur atau kondisi lain menyebabkan suatu perbedaan (deviasi) pada slump atau sifat
pengecoran, harus diberikan ukuran yang disetujui oleh Pengawas yang ditunjuk untuk menjaga
kondisi normal. Penggumpalan beton karena agregat yang panas, air, semen atau kondisi lainnya
tidak diijinkan, dan beton harus ditolak.
12. Menggetarkan beton harus mengikuti ACI 309-72 (Recommended Practice for Consolidation of
Concrete).

3.3.2. Pelaksanaan

3.3.2.1. Mutu Beton.

1. Adukan beton harus memenuhi syarat – syarat PBI-1971. Kecuali ditentukan lain pada gambar
kerja, kekuatan dan penggunaan beton yaitu:
a. Balok , Kolom : K – 300
b. Pile Cap, Tie beam, pedestal : K – 300
c. GWT, STP : K – 300
d. Plat Tangga dan Balok Bordes : K – 300

2. Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mix) untuk mengontrol daya kerjanya
sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan
(segregation) dari aggregat. Percobaan slump diadakan menurut syarat – syarat dalam Peraturan
Beton Bertulang Indonesia (NI. 2-1971).
3. Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mix) tersebut diatas harus dilakukan untuk
menentukan beton yang harus dimulai.
4. Adukan Beton Yang Dibuat Setempat (Site Mixing) Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat :
a. Semen diukur menurut volume
b. Agregat diukur menurut volume
c. Pasir diukur menurut volume
d. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (batch mixer)
e. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk
f. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin
pengaduk.
g. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih dulu, sebelum
adukan beton yang baru dimulai.

Adukan beton :
a. Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 NI.2. Beton harus mempunyai
kekuatan karakteristik sesuai yang disyaratkan dalam gambar.
b. Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk mengontrol daya
kerjanya, sehingga tidak ada kelebihan pada Permukaan ataupun menyebabkan terjadinya
pengendapan (segregasi) dari agregat.
c. Percobaan slump diadakan menurut syarat-syarat dalam Peraturan Beton Indonesia (NI.2-
1971).
d. Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes) tersebut diatas harus dilakukan untuk
menentukan komposisi adukan yang akan dipakai pada pekerjaan beton selanjutnya dan harus
mendapat persetujuan pengawas.

13
STRUKTUR

3.3.2.2. Faktor Air Semen.

1. Agar dihasilkan suatu konstruksi beban yang sesuai dengan yang direncanakan, maka factor air
semen ditentukan sebagai berikut :
a. Faktor air semen untuk, balok sloof dan poer maksimum 0,60.
b. Faktor air semen untuk kolom, balok, pelat lantai tangga dinding, beton dan lisplank/parapet
maksimum 0,60.
c. Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-tempat basah lainnya maksimum 0,55
2. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton dan dapat dihasilkan suatu mutu sesuai dengan
yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton dengan faktor air semen maksimum 0.55 harus
memakai plasticizer sebagai bahan additive. Pemakaian merk dari bahan additive tersebut harus
mendapat persetujuan dari pengawas.

3.3.2.3. Test Kubus

1. Pengawas berhak meminta setiap saat kepada Kontraktor untuk membuat kubus coba dari adukan
beton yang dibuat.
2. Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda – benda uji. Test selama pekerjaan dengan
membuat 3 benda uji kubus dari setiap 75 m3 atau sebagian dari pada itu, atau dari pengecoran
setiap hari, pilih yang paling menentukan, dari setiap mutu beton yang berbeda dan dari setiap
perencanaan campuran yang dicor. Buat dan simpan benda uji kubus tersebut sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Test satu kubus pada hari ke 7 dan test satu kubus pada hari ke 28. Simpan
satu kubus sebagai cadangan untuk test pada hari ke 56, jika test pada hari ke 28 gagal. Jika test
kubus pada hari ke 28 berhasil, test kubus cadangan untuk menghasilkan kekuatan rata-rata dari
kedua kubus pada hari ke 28. Sediakan fasilitas pada lokasi proyek untuk menyimpan contoh-contoh
yang diperlukan oleh badan penguji.
3. Jika dikehendaki test kubus dapat diganti dengan menggunakan test silinder dengan ukuran sesuai
dengan standar ASTM.
4. Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah dan memenuhi syarat-syarat
dalam PBI 1971.
5. Ukuran kubus coba atau benda uji adalah 15 x 15 x 15 cm3. Pengambilan adukan beton, pencetakan
kubus coba dan curingnya harus dibawah pengawasan. Prosedurnya harus memenuhi syarat-syarat
dalam PBI 1971.
6. Untuk identifikasi, kubus coba harus ditanda dengan suatu kode yang dapat menunjukan tanggal
pengecoran, pembuatan adukan struktur yang bersangkutan dan lain-lain yang perlu dicatat.
7. Pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971 Bab 4.7, termasuk juga pengujian- pengujian slump
dan pengujian-pengujian tekanan. Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat pengujian slump, maka
kelompok adukan yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai dan Kontraktor harus
menyingkirkannya dari tempat pekerjaan. Jika pengujian tekanan gagal, maka perbaikan harus
dilakukan dengan mengikuti prosedur perbaikan dalam PBI 1971.
8. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus menjadi tanggung jawab Kontraktor.
9. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan
disahkan oleh Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
karakteristiknya. Laporan tertulis harus disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukkan
laboratorium harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
10. Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada Pengawas segera sesudah percobaan, paling
lambat 7 (tujuh) hari sesudah pengecoran, dengan mencantumkan besarnya kekuatan karakteristik,
deviasi standar, campuran adukan, berat kubus benda uji dan data-data lain yang diperlukan.
11. Apabila dalam pelaksanaan terdapat mutu beton yang tidak memenuhi spesifikasi, maka Pengawas
berhak meminta Kontraktor agar mengadakan percobaan nondestruktif atau kalau memungkinkan
mengadakan percobaan coring. Percobaan ini harus memenuhi syarat-syarat dalam PBI 1971.

14
STRUKTUR

Apabila gagal, maka bagian tersebut harus dibongkar dan dibangun kembali sesuai dengan
petunjuk Pengawas. Semua biaya untuk percobaan dan akibat-akibat gagalnya pekerjaan tersebut
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
12. Selama pelaksanaan Kontraktor diharuskan mengadakan slump test menurut syarat-syarat dalam
PBI 1971. Maksimum slump beton antara 10 – 15 cm. Cara pengujian slump adalah dengan Beton
diambil tetap sebelum dituangkan kedalam cetakan beton (bekisting). Cetakan slump dibasahkan
dan ditempatkan diatas kayu rata atau pelat baja. Cetakan di isi sampai kurang lebih sepertiganya.
Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 16 mm panjang 600 mm
dengan ujung yang bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua
lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk satu lapisan
di bawahnya. Setelah atasnya diratakan, maka dibiarkan setengah menit lalu cetakan diangkat
perlahan-lahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya).

Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan/kondisi normal :


Maksimum Minimum
Konstruksi beton
(cm) (cm)
Dinding, pelat fondasi dan fondasi telapak bertulang 12.5 7.5
Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan konstruksi di bawah 17.5 12.5
Tanah
Pelat, balok, kolom dan dinding 14.5 10
Pembetonan masal 12.5 7.5

untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, nilai slump dapat dinaikkan sampai maksimum
1,5 cm di atas harga maksimum
13. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh komponen
adukan masuk ke dalam mixer.
14. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang
tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan komponen- komponen beton.
15. Harus menggunakan vibrator untuk pemadatan beton.

3.3.2.4. Cetakan Beton

1. Kontraktor harus memberikan sample bahan yang akan dipakai untuk cetakan beton untuk disetujui
oleh Pengawas.
2. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran yang melekat seperti potongan-potongan
kayu, paku, tahi gergaji, tanah dan sebagainya.
3. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau
hilangnya air hujan selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak bergoyang.
4. Untuk beton exposed, cetakan beton yang digunakan harus memberikan hasil permukaan beton
yang baik, halus (tidak kasar) dan mempunyai warna yang merata pada seluruh permukaan beton
tersebut.
5. Permukaan cetakan beton yang bersentuhan dengan beton harus di coating dengan oli, untuk
mempermudah saat pembongkaran cetakan dan memperbaiki permukaan beton.

3.3.2.5. Pengadukan beton pada batching plant

Beton dari bahan-bahan dan disain mixes disini harus mengikuti pengukuran, pencampuran dan
pengadukan dengan pelat sesuai PBI – 1971.
1. Batching
a. Proporsi dari campuran diukur berdasarkan berat dan memakai tempat yang cocok, harus
disediakan alat timbang. Apabila dipakai semen masa, tempat yang terpisah dan kedap air serta

15
STRUKTUR

alat timbang harus disediakan. Satu set lengkap dari pemberat untuk percobaan mekanisme
penimbangan harus disediakan pada batching plant.
b. Mekanisme timbangan harus akurat sampai setengah dari satu persen dalam kondisi operasi
dan timbangan harus disediakan agar mudah dilihat oleh Operator.
c. Air harus ditambahkan ke dalam mixer dari suatu reservoir yang terpisah dan harus diperiksa
dengan penyetelan untuk kelembaban di dalam agregat.
Apabila diperlukan bahan tambahan, maka harus dipakai suatu dispenser yang terpisah, seperti yang
direkomendasikan atau disediakan oleh pabrik bahan tambahan dan disetujui oleh "Pengawas yang
ditunjuk".

2. Pencampuran
a. Mixing plant harus mempunyai sebuah drum yang mampu untuk menampung bahan-bahan dan
air dan mencampurnya menjadi suatu konsistensi yang homogen dalam waktu yang masuk akal.
Waktu ini harus ditentukan di lapangan dengan percobaan yang berdasarkan pada rekomendasi
pabrik mixing plant.
b. Drum dari campuran harus dari konstruksi sedemikian sehingga dapat menuangkan seluruh
campuran secepatnya dan tanpa tumpah.

3.3.2.6. Pengangkutan dan Pengiriman Beton

1. Pengangkutan dan pengiriman beton harus sesuai dengan PBI - 1971, ACI 304 - 73, ACI Committee
304 dan ASTM C94-92a.
2. Pengangkutan dan pengiriman beton juga harus mengikuti hal – hal berikut :
a. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara – cara sedemikian agar dapat dicegah pemisahan dan kehilangan bahan – bahan.
b. Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan waktu
pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor. Memindahkan
adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran dengan perantaraan talang-talang
miring hanya dapat dilakukan setelah disetujui oleh "Pengawas yang ditunjuk". Dalam hal ini,
"Pengawas yang ditunjuk" mempertimbangkan persetujuan penggunaan talang miring ini,
setelah mempelajari usul dari pelaksana mengenai konstruksi, kemiringan dan panjang talang
itu.
c. Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan
dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus diperhatikan, apabila diperlukan waktu pengangkutan
yang panjang. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton
digerakkan kontinu secara mekanis. Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi,
maka harus dipakai bahan – bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu yang
ditentukan dalam pasal 3.8. PBI '71.
d. Beton harus diangkut dari tempat mengaduk ke tempat pengecoran sesegera dan sepraktis
mungkin dan memakai metoda penanganan untuk menghindari pemisahan bahan
(segregations).
e. Dalam pengecoran kolom atau dinding tipis untuk ketinggian yang besar, bukaan pada cetakan,
talang untuk mengecor beton yang flexible, tremmie atau perlengkapan lain yang disetujui harus
dipakai untuk memperoleh pengecoran beton yang baik seperti yang diijinkan.
f. Tinggi jatuh dari pengecoran beton tidak boleh melampaui 1.5 m.

3.3.2.7. Pengecoran Beton

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian – bagian utama dari pekerjaan,
kontraktor harus memberitahukan pengawas dan mendapatkan persetujuannya. Jika tidak ada

16
STRUKTUR

persetujuan, maka kontraktor dapat di perintahkan untuk menyingkirkan atau membongkar beton
yang sudah dicor tanpa persetujuan, atas biaya kontraktor sendiri.
2. Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan menggunakan cara
(metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan aggregat
dan tercampurnya kotoran – kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkutan
mesin haruslah mendapat persetujuan pengawas, sebelum alat – alat tersebut didatangkan
ketempat pekerjaan. Semua alat – alat pengangkutan yang digunakan pada setiap waktu harus
dibersihkan dari sisa – sisa adukan yang mengeras.
3. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai
diperiksa oleh dan mendapat persetujuan pengawas.
4. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus
dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain lain) dan dibasahi
dengan air semen.
5. Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis maksimum 30 cm dan tidak
dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian, yang akan
menyebabkan pengendapan aggregat.
6. Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran digunakan internal concrete
vibrator. Pemakaian external concrete vibrator tidak dibenarkan tanpa persetujuan Pengawas.
7. Pengecoran dilakukan secara terus menerus (bertahap atau tanpa berhenti). Adukan yang tidak
dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton, dan
juga adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.
8. Pada penyambungan beton lama dan baru, maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus
dibersihkan dan dikasarkan dan digunakan bahan additive untuk penyambungan beton lama dan
beton baru.
9. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat persetujuan pengawas.

3.3.2.8. Perawatan Beton

1. Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 Bab 6.6.
2. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus
berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 minggu, jika tidak ditentukan lain.
3. Dalam jangka waktu tersebut cetakan beton harus tetap dalam keadaan basah. Apabila cetakan
beton dibuka sebelum selesai masa perawatan, maka selama sisa waktu tersebut pelaksanaan
perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus atau dengan
menutupinya dengan karung basah atau dengan cara lain yang disetujui Pengawas.

3.3.2.9. Curing dan Perlindungan Atas Beton

1. Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap matahari, pengeringan
oleh angin, hujan atau aliran air dan pengerasan secara mekanis atau pengeringan sebelum
waktunya
2. Untuk bahan curing dapat dipakai Concure 75 produksi Fosroc atau setara sebanyak 1 liter tiap 6
m2. Pemakaian bahan curing harus disetujui oleh pengawas.

3.3.2.10.Pembongkaran Cetakan Beton

1. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan PBI 1971 (NI.2-1971), dimana bagian konstruksi yang
dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.
2. Cetakan beton baru dibongkar bila bagian beton tersebut untuk :
a. Sisi balok/kolom setelah berumur 3 hari
b. Balok/pelat setelah berumur 3 minggu

17
STRUKTUR

3. Pekerjaan pembongkaran cetakan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh pengawas.
4. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang kropos atau cacat
lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka Kontraktor harus segera
memberitahukan kepada pengawas, untuk meminta persetujuan mengenai cara pengisian atau
menutupnya. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya
pengisian atau penutupan bagian tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
5. Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, pengawas mempunyai wewenang untuk
menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
a. Konstruksi beton sangat kropos.
b. Konstruksi beton yang sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisi- posisinya tidak
seperti yang ditunjuk oleh gambar.
c. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

3.3.2.11.Tanggung Jawab Kontraktor

Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan diatas
dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan.Adanya atau kehadiran Konsultan
Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas atau Perencana yang sejauh mungkin melihat atau mengawasi
atau menegur atau memberi nasihat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas.

3.3.2.12.Perbaikan Permukaan Beton

Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan semen (cement
mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan dan
sepengetahuan Konsultan Pengawas. Jika ketidaksempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk
menghasilkan permukaan yang diharapkan dan diterima Konsultan Pengawas, maka harus dibongkar
dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya kontraktor. Ketidaksempurnaan yang
dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah atau retak, ada gelembung udara, keropos,
berlubang, tonjolan dan yang lain yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan atau diinginkan.

3.3.2.13.Bagian – bagian yang Tertanan dalam Beton

1. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
2. Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kusen atau instalasi.

3.3.2.14.Hal – hal lain (“Miscellaneous item”)

1. Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal dibeton bekas jalan kerja sewaktu
pembetonan. Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk pondasi alat- alat mekanik dan
elektronik yang ukuran, rencana dan tempatnya berdasarkan gambar-gambar rencana mekanikal
dan elektrikal. Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan
permukaannya.
2. Pegangan plafon dari besi beton diameter 6 mm dengan jarak x dan y : 150 cm. Dipasang pada saat
sebelum pengecoran beton dan penggantung harus dikaitkan pada tulangan pelat dan balok.

3.3.2.15.Pembersihan

Jangan dibiarkan puing – puing, sampah sampai tertimbun. Pembersihan harus dilakukan secara baik
dan teratur.

18
STRUKTUR

3.3.2.16.Contoh yang harus disediakan

1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh material seperti split, pasir,
besi beton, dan semen untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
2. Contoh-contoh yang disetujui oleh Konsultan Pengawas akan dipakai sebagai standar atau
pedoman untuk memeriksa atau menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.
3. Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui di
bangsal Konsultan Pengawas.

3.3.2.17.Pemasangan Alat – alat Didalam Beton.

1. Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau memotong konstruksi beton
yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seijin pengawas.
2. Pemasangan sparing untuk pelat dan dinding yang dilubangi sebesar diameter 10 cm atau 8 x 8
cm tidak perlu perkuatan, apabila lebih dari ukuran tersebut maka pelat dan dinding perlu dipasang
perkuatan, pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor dan dikoordinasikan dengan
Kontraktor terkait dan mendapatkan persetujuan pengawas.
3. Letak dan sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
4. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan bila tidak ada
dalam gambar, maka Kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan Konsultan Pengawas.
5. Bilamana sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan diperkuat sehingga
tidak akan dipindahkan tanpa persejuan dari Konsultan Pengawas.
6. Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan diperkuat
sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
7. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.

3.3.2.18.Penghentian/kemacetan pekerjaan.

1. Penghentian pengecoran hanya bilamana dan padamana diijinkan oleh "pengawas yang ditunjuk".
2. Penjagaan terhadap terjadinya pengaliran permukaan dari pengecoran beton basah bila
pengecoran dihentikan, dilakukan dengan mengadakan tanggulan untuk pekerjaan ini.

3.3.2.19.Sambungan - sambungan

1. Kontrol join
Kontrol join lokasi dan konstruksinya seperti didetailkan pada gambar. Kecuali ditentukan lain pada
gambarr, semua baris tulangan diteruskan melewati kontrol join. Apabila kontrol join tidak
ditunjukkan pada gambar-gambar kontrak, serahkan lokasi yang diusulkan untuk mendapat
persetujuan perencana.
2. Siar pelaksanaan (Construction Joints)
a. Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa hingga tidak banyak
mengurangi kekuatan dari konstruksi. Siar pelaksanaan harus direncanakan sedemikian
sehingga mampu meneruskan geser dan gaya-gaya lainnya. Apabila tempat siar-siar
pelaksanaan tidak ditunjukkan dalam gambar- gambar rencana, maka tempat siar-siar
pelaksanaan itu harus disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk" Penyimpangan tempat-tempat
siar pelaksanaan dari pada yang ditunjuk-kan dalam gambar rencana, harus disetujui oleh
"pengawas yang ditunjuk".
b. Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom harus ada waktu
antara yang cukup, untuk memberi kesempatan kepada beton dari kolom untuk mengeras.

19
STRUKTUR

Balok, pertebalan miring dari balok dan kepala-kepala kolom harus dianggap sebagai bagian
dari sistim lantai dan harus dicor secara monolit dengan itu.
c. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira di tengah-tengah
bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak berkurang. Apabila pada balok
di tengah-tengah bentangnya terdapat pertemuan atau persilangan dengan balok lain, maka
siar pelaksanaan ditempatkan sejauh 2 kali lebar balok dari pertemuan atau persilangan itu.
d. Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari kotoran-kotoran dan serpihan
beton yang rapuh.
e. Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar pelaksanaan harus cukup lembab
dan air yang menggenang harus disingkirkan.
3. Sambungan ekspansi (Expansion Joints)
a. Beton tidak boleh dituang pada kedua sisi dari sambungan ekspansi pada waktu yang
bersamaan.
b. Tulangan tidak boleh diteruskan melalui sambungan ekspansi.
c. Pengisi sambungan ekspansi harus dari jenis yang telah dibentuk ("premoulded") sesuai
ASTM D-1751 dan disediakan dalam potongan yang panjang yang memungkinkan.
d. Lebar kerja dari sambungan ekspansi harus dijaga agar bebas dari segala bahan yang tidak
diperlukan dan kotoran sehingga dapat menjaga sambungan berfungsi dengan tepat.
4. Sambungan yang dicor kemudian (Late Pour Strip)
Lokasi dari sambungan yang dicor kemudian dan waktu untuk mengecor akan ditentukan oleh
"Engineer". Kontraktor harus menyerahkan usulan kepada "Engineer" disain secara detail dari
sambungan yang dicor kemudian untuk mendapat persetujuan.
5. Join sealants
Join – join sealants harus disediakan pada sambungan – sambungan pelaksanaan beton
(construction joints/siar pelaksanaan) seperti yang dinyatakan. Persiapan sambungan, pemberian
lapisan dasar dan pencampuran serta pemasangan dari bahan – bahan sealant harus sesuai
dengan instruksi pelapisan dari pabrik dan seperti disyaratkan disini.

3.3.2.20.Toleransi pelaksanaan

1. Sesuai dengan dimensi/ukuran tercantum dan ketentuan toleransi pada cetakan beton Bab 1; PBI-
'71; ACI-301 dan ACI-347.
2. Penyimpangan maksimum dari pekerjaan struktur yang diijinkan
a. Kecuali ditentukan lain, secara umum harus sesuai dengan ACI-301 (specification for structural
concrete for building).
b. Apabila didapati beberapa toleransi yang dapat dipakai bersamaan, maka yang harus
diambil/dipakai adalah yang terhebat/terkeras.

3.3.2.21.Toleransi kedataran pelat lantai.

Pelat - (Pekerjaan yang datar) - Interior dan Exterior


1. Penyelesaian akhir permukaan pelat yang monolit. Keseragaman kemiringan pelat lantai untuk
mengadakan pengaliran positif dari daerah yang ditunjuk. Perawatan khusus harus dilakukan agar
halus, meskipun sambungan diadakan diantara pengecoran yang dilakukan terus menerus, jangan
memakai semen kering, pasir atau campuran dari semen dan pasir untuk beton kering.
2. Toleransi untuk pelat beton yang akan diexpose dan pelat yang akan diberi karpet harus 3.0 mm
dari 3 m.
3. Toleransi untuk pelat dalam menerima kepegasan lantai haruslah 3.0 mm dalam 3 m.
4. Toleransi untuk pelat dalam menerima adukan biasa untuk dasar mengatur keramik, batu, bata, ubin
lain dan "pavers" (mesin lapis jalan beton), harus 5 mm dalam 1 m.

20
STRUKTUR

3.3.2.22.Penyelesaian Struktur Beton (Concrete Structure Finishes) :

Adakan variasi penyelesaian struktur beton keseluruh pembetonan seperti terlihat pada gambar dan
seperti perincian disini.

1. Penyelesaian dari Pelat (Finished Slab)


Pindahkan atau perbaiki, semua pelat yang tidak dapat memenuhi standard seperti yang
dicantumkan dalam spesifikasi ini. Kemiringan lantai/pelat beton harus seperti ditunjukkan pada
gambar agar dapat berfungsi untuk mengalirkan air yang tergenang. Apabila pelat tidak dapat
berfungsi mengalirkan air genangan, maka bagian pelat yang gagal tersebut harus disingkirkan dan
selesaikan ulang sedemikian sehingga sesuai dengan gambar.
Permohonan toleransi pelaksanaan dalam pengecoran beton harus tidak mengecualikan
kegagalan terhadap pemenuhan syarat-syarat ini.
Buat kesempatan untuk lendutan dari sistem lantai, pelat atau balok untuk mengalirkan air yang
tergenang.
2. Penyelesaian dari beton pelat (Concrete Slab Finished).
a. Semua penyelesaian dari lantai harus diselesaikan sampai kemiringan yang benar sesuai
dengan kemiringan untuk pengaliran.
b. Beton yang ditandai untuk mempunyai penyelesaian akhir dengan memakai merek lain, harus
bebas dari segala minyak, karet ataupun lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya ketidak
lekatan pada penyelesaian.
c. Pemeliharaan dari penyelesaian beton harus dimulai sedini mungkin setelah selesai
pengerjaan.
3. Penyelesaian yang menyatu (Monolithic finish)
a. Penyelesaian yang monolit harus diadakan untuk lantai beton expose, kecuali dimana
penyelesaian khusus diperlukan untuk pelengkap, keterlambatan penyelesaian topping, atau
dimana permukaan agregat yang diexpose ditunjukkan.
b. Penyelesaian lantai beton yang monolit harus mencapai level dan kemiringan yang tepat yang
dapat dilakukan dengan screed dan power floating yang dilakukan secara merata.
Permukaan harus dapat bertahan sampai semua air permukaan menghilang dan beton telah
mengeras serta bekerja. Permukaan yang dimaksudkan untuk mencapai permukaan yang
halus harus dihaluskan dengan trowel besi.
c. Apabila permukaan telah mengeras, harus dilakukan penyelesaian dengan trowel besi untuk
kedua kalinya untuk mendapatkan kekerasan, kehalusan tapi tidak berlapis, padat, bebas dari
segala tanda-tanda/bekas trowel dan kerusakan-kerusakan lain.
4. Penyelesaian pelat (slab finishes), dapat memakai :
a. Steel trowel : untuk pelat yang diekspose permukaannya, lantai yang berpegas, penyelesaian
untuk karpet dan sejenisnya, dan pada dek (decks) yang menerima lapisan untuk lalu lintas
(traffic).
b. Wood float : di bawah waterproofing dan alas/dasar campuran mortar.
5. Penyelesaian Beton Exposed (Finish of Exposed Concrete)
a. Semua permukaan-permukaan beton cor/tuang (all cast in place concrete surfaces) yang
tampak pada penyelesaian struktur, baik dicat ataupun tidak dicat, kecuali untuk permukaan
kasar yang diselesaikan dengan permukaan yang disemprot pasir dengan tekanan, harus
mempunyai penyelesaian yang halus.
Buatlah permukaan yang halus, seragam dan bebas dari tambalan-tambalan, sirip-sirip,
tonjolan-tonjolan, baik tonjolan keluar maupun akibat pemasangan paku, tepian dari tanda
(edge grain marks), bersihkan cekungan-cekungan dan daerah permukaan celah dari semua
ukuran. "(clean out pockets, and areas of surface voids of any size)".
b. Semua pengikat-pengikat dari logam, termasuk yang dari "spreaders", harus dipotong kembali
dan lubang-lubang dirapikan. Semua tambalan bila disyaratkan (pengisian dari cetakan yang

21
STRUKTUR

diikat dengan tekanan) harus diselesaikan sedemikian untuk dapat melengkapi dalam
perbedaan pada penyelesaian beton.
Tambalan pada suatu pekerjaan beton "(textured concrete work)" harus diselesaikan dengan
tangan untuk mencapai kehalusan permukaan yang diperlukan.
6. Penyelesaian beton yang tersembunyi (Finish of concealed concrete).
a. Permukaan beton tersembunyi termasuk semua beton yang mutunya tidak tercapai dan semua
beton yang diindikasikan untuk diberi lapisan termasuk lapisan arsitektur, kecuali cat atau
bahan lapisan yang flexibel dan terlindung dari tampak pada penyelesaian struktur.
b. Beton tersembunyi dan beton unexposed perlu ditambal dan diperbaiki dari keropos dan
kerusakan-kerusakan permukaan sebagaimana semestinya sebelum ditutup permukaannya.
7. Penambalan beton
Siapkan bahan campuran (mortar) untuk penambahan beton yang terdiri dari 1 (satu) bagian semen
(diatur dengan semen putih atau tambahan bahan pewarna bila diijinkan untuk menyesuaikan
dengan warna di sekitarnya) dengan 2 1/2 (dua setengah) bagian pasir dengan air secukupnya
untuk mendapatkan adukan yang diperlukan.
Siapkan campuran percobaan (trial mixes) untuk menentukan mutu yang sebenarnya. Siapkan
panel-panel contoh (30 cm persegi) dan biarkan sampai berumur 14 hari sebelum keputusan akhir
dibuat dan penambalan dikerjakan.
Olah lagi adukan seperti di atas sampai mencapai kekentalan yang tertinggi yang diijinkan untuk
pengecoran. Sikat bagian yang akan ditambal dengan bahan perekat yang terdiri dari pasta
campuran air dan semen murni serta tambalkan adukan bila bahan perekat masih basah.
Hentikan penambalan sedikit lebih luas disekeliling bagian yang ditambal, biarkan untuk kira-kira
satu sampai dua jam untuk memberi kesempatan terhadap penyusutan dan penyesuaian
penyelesaian (finish flush) dengan permukaan sekelilingnya.

3.3.2.23.Cacat Pada Beton (Defective Work)

1. Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, "pengawas yang ditunjuk" mempunyai
wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut:
a. Konstruksi beton yang keropos.
b. Konstruksi beton tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya tidak sesuai
dengan gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
e. Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang tercantum dalam
dokumen kontrak.
f. Atau yang menurut pendapat "pengawas yang ditunjuk" pada suatu pekerjaan akhir, atau
mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian manapun dari suatu pekerjaan, tidak
memenuhi pernyataan dari spesifikasi.
2. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan diganti dengan
yang baru, kecuali "pengawas yang ditunjuk" atau Konsultan menyetujui untuk diadakan perbaikan
atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu "Kontraktor" harus mengajukan
usulan- usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti/diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut
dianggap memungkinkan.
3. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan dipakai dalam pekerjaan
pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari "pengawas yang ditunjuk".
Dalam segala hal, pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus dilaksanakan dengan
memuaskan.
4. Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada beton dan semua biaya
dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau penggantian harus ditanggung sebagai pengeluaran
"Kontraktor".

22
STRUKTUR

5. Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan instruksi "pengawas yang
ditunjuk".
6. Dalam hal terjadi keropos atau retak yang bukan struktur (karena penyusutan dan sebagainya) atau
cacat beton lain yang nyata pada pembongkaran cetakan; "pengawas yang ditunjuk" harus diberi
tahu secepatnya, dan tidak boleh diplester atau ditambal kecuali diperintahkan oleh "pengawas yang
ditunjuk". Pengisian/injeksi dengan air semen harus diadakan dengan perincian atau metoda yang
paling memadai/cocok.

3.3.2.24.Pekerjaan penyambungan beton

1. Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan benar-benar dengan semprotan udara bertekanan
(compressed air) atau sejenisnya.
2. Sesegera mungkin sebelum beton baru dicor, permukaan dari beton lama yang sudah dibersihkan,
harus dilapisi dengan campuran air dan semen murni dalam perbandingan 1:1 (dalam volume) yang
disikatkan pada beton lama.
3. Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama sebelum beton baru dicor harus
dilapisi dengan bahan perekat beton "polyvinyl acrylic" (polyvinyl acrylic concrete bonding agent)
seperti disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
4. Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus dilapisi dengan bahan
perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen (epoxy cement base concrete bonding agent)
seperti disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
5. Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan semen murni atau bahan
perekat beton yang dilapiskan pada permukaan beton lama mengering.

3.3.2.25.Lapisan penutup lantai yang dikerjakan kemudian (Separate floor toppings).

1. Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar dari beton dan singkirkan benda-benda asing,
semprot dan bersihkan.
2. Letakkan penyekat, tepian-tepian, penulangan dan hal-hal lain yang akan ditanam/dicor.
3. Berikan bahan perekat pada permukaan dasar sesuai dengan petunjuk pabrik. Gunakan lapisan
pasir dan semen pada lapisan dasar secepatnya sebelum mengecor lapisan penutup (topping).
4. Pengecoran penutup lantai beton harus memenuhi level dan kemiringan yang dikehendaki.

3.3.2.26.Lain-lain

1. Grouting dan Drypacking


a. Grout/Penyuntikan air semen
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dan air secukupnya agar dapat mengalir dengan
sendirinya. Pengurangan air dan bahan tambahan untuk kemudahan pekerjaan beton boleh
diberikan sesuai dengan pertimbangan "Kontraktor" melalui persetujuan "pengawas yang
ditunjuk".
b. Drypack/campuran semen kering
Satu bagian semen, 2 bagian air dengan air sekadarnya untuk mengikat bahan- bahan menjadi
satu.
c. Installation/pengerjaan
Basahkan permukaan sebelum digrout dan ditaburi (slush) dengan semen murni. Tekankan
grout sedemikian agar mengisi kekosongan/ celah-celah dan membentuk lapisan seragam
dibawah pelat. Haluskan penyelesaian pada permukaan beton expose dan adakan perawatan
dengan pembasahan/pelembaban sedikitnya 3 hari.

23
STRUKTUR

2. Non-Shrink Grout
Campurkan dan tempatkan dibawah pelat dasar baja struktur dan ditempat lain dimana non-shrink
grout diperlukan, sesuai dengan instruksi dan rekomendasi yang tercantum dari pabrik. Technical
service harus dikerjakan oleh perusahaan/pabrik.
Perusahaan/pabrik yang bahan groutnya dipakai, harus mengerjakan percobaan hasil yang
memperlihatkan bahwa grout non-shrink tidak ada penyusutan sejak awal pengecoran atau
sambungan setelah pemasangan sesuai CRD-C621-80 (susut); mempunyai kekuatan tekan 1 hari
tidak kurang dari 3000 psi dan 8000 psi pada 28 hari sesuai ASTM C109; mempunyai waktu
pengikatan awal tidak kurang dari 45 menit sesuai ASTM C191, memperlihatkan luasan bearing
effective (EBA = Effective Bearing Area) sebesar 90 sampai 100 persen.
Grout yang terdiri dari accelarator inorganis, pengurangan air, atau "fluidifiers" harus tidak boleh
mempunyai penyusutan kering lebih besar dari persamaan semen pasir dan campuran air seperti
percobaan dibawah ASTM C 596. Semua grout harus menurut syarat petunjuk dari CRD-C611-80
(flow cone).

4. PEKERJAAN BEKESTING BETON


4.1. Umum
4.1.1. Lingkup Pekerjaan

1. Kayu dan baja untuk bekisting beton cor ditempat, lengkap dengan perkuatan dan pengukuran-
pengukuran yang diperlukan.
2. Penyediaan bukaan atau sparing dan sleeve untuk pekerjaan-pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
3. Penyediaan Waterstops
4. Penyediaan angkur-angkur untuk hubungan dengan pekerjaan lain.

4.1.2. Peraturan-peraturan

1. Standar Indonesia
a. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) – 1982, NI – 3
b. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI) – 1961, NI – 5
c. Peraturan Standar Beton 1991 (SK.SNI T-15-1991-03)
2. ACI : American Concrete Institute, USA
a. 303 – Guide to Cast In place Architectural Concrete Practice
b. 318 – Building Code Requirements for Reinforced Concrete
c. 347 – Recommended Practice for Concrete Form Work
d. SP4, Special publication 34 – Form Work for Concrete

4.1.3. Shop Drawing

1. Dimana diperlukan, menurut Direksi Lapangan atau Perencana, harus dibuat Shop Drawing.
2. Siapkan shop drawing tipikal untuk tiap rancangan bekisting yang berbeda, yang memperlihatkan :
a. Dimensi
b. Metode konstruksi
c. Bahan
d. Hubungan dan ikatan-ikatan (ties)

24
STRUKTUR

4.2. Bahan
4.2.1. Bekisting Beton Biasa (Non Ekspose)

1. Plywood t = 12 mm.
2. Paku, angkur dan sekrup-sekrup; ukuran sesuai dengan keperluan dan cukup kuat untuk menahan
bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan pengecoran.

4.2.2. Bekisting Beton Ekspose

1. Plywood; untuk dinding, balok dan kolom persegi, tebal 18 mm.


2. Baja lembaran, tebal minimal 1,2 mm, untuk kolom-kolom bundar.
3. Form ties; baja yang mudah dilepas (snap-off metal). Panjang fixed atau adjustable, dapat terkunci
dengan baik dan tidak berubah saat pengecoran. Lubang yang terjadi pada permukaan beton
setelah form ties dibuka tidak boleh lebih dari 1 inch (25 mm).
4. Form Release Agent; minyak mineral yang tidak berwarna, yang tidak menimbulkan karat pada
permukaan beton dan tidak mempengaruhi rekatan maupun warna bahan finishing permukaan
beton.
5. Chamfer Strips, terbuat dari jenis kayu kelas II, dibentuk meneurut rencana beton pada gambar.

4.2.3. Syarat-syarat Umum Bekisting

1. Tidak mengalami deformasi. Baekisting harus cukup tebal dan terikat kuat.
2. Kedap air; dengan menutup semua celah dengan tape.
3. Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting.

4.3. Pelaksanaan
4.3.1. Pemasangan Bekisting

1. Tentukan jarak, level dan pusat (lingkaran) sebelum memulai pekerjaan. Pastikan ukuran-ukuran ini
sudah sesuai dengan gambar.
2. Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing), sesuai dengan design dan standard
yang telah ditentukan; sehingga bisa dipastikan akan menghasilkan beton yang sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan akan bentuk, keselurusan dan dimensi.
3. Hubungan-hubungan antara papan bekisting harus lurus dan harus dibuat kedap air, untuk
mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi bentuk beton. Hubungan-hubungan ini
harus diusahakan seminimal mungkin.
4. Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada kedua sisinya. Pemakaian
pasangan bata untuk bekisting pondasi harus atas seijin Direksi Lapangan. Semua tanah yang
mengotori bekisting pada sisi pengecoran harus dibuang.
5. Perkuat-perkuat pada bukaan-bukaan dibagian-bagian yang struktural yang tidak diperlihatkan pada
gambar harus mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi.
6. Pada bagian-bagian yang akan terlihat, tambahkan pinggulan-pinggulan (chamfer strips) pada
sudut-sudut luar (vertikal dan horisontal) dari balok, kolom dan dinding.
7. Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut :
a. Deviasi garis vertikal dan horisontal :
i. 4 mm, pada jarak 3000 mm.
ii. 8 mm, pada jarak 6000 mm.
iii. 16 mm, pada jarak 12000 mm, atau lebih.
b. Deviasi pada pemotongan melintang dari dimensi kolom/balok, ketebalan plat 4 mm.

25
STRUKTUR

8. Aplikasi bahan pelepas acuan (form release agent) harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Aplikasi harus dilaksanakan sebelum pemasangan besi beton, angkur- angkur dan bahan-bahan
tempelan (embedded item) lainnya. Bahan yang dipakai dan cara aplikasinya tidak boleh
menimbulkan karat atau mempengaruhi warna permukaan beton.
9. Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak terkena bahan pelepas acuan;
bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai. Untuk itu, dalam hal bahan pelepas acuan tidak boleh
dipakai, sisi dalam bekisting harus dibahasi dengan air bersih. Dan permukaan ini harus dijaga
selalu basah sebelum pengecoran beton.

4.3.2. Sisipan (insert), Rekatan (embedded) dan buka (Opening).

1. Sediakan bukaan pada bekisting dimana diperlukan untuk pipa, conduits, sleeves dan pekerjaan
lain yang akan merekat pada atau melalui / merembes beton.
2. Pasang langsung pada bekisting alat-alat atau yang pekerjaan lain yang akan di cor langsung pada
beton.
3. Koordinasi bagian dari pekerjaan lain yang terlibat ketika membentuk atau menyediakan bukaan,
slots, recessed, sleeves, bolts, angkur dan sisipan- sisipan lainnya. Jangan laksanakan pekerjaan
diatas jika tidak secara jelas atau khusus ditunjukkan pada gambar yang berhubungan.
4. Pemasangan water stops harus kontinyu (tidak terputus dan tidak mengubah letak besi beton).
5. Sediakan bukaan sementara pada beton dimana diperlukan guna pembersihan dan inspeski.
Tempatkan bukaan dibagian bawah bekisting guna memungkinan air pembersih keluar dari
bekisting. Penutup bukaan sementara ini harus dengan bahan yang memungkinkan merekat rapat,
rata dengan permukaan dalam bekisting, sehingga sambungannya tidak akan tampak pada
permukaan beton ekspose.

4.3.3. Kontrol Kualitas.

1. Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai dengan bentuk beton yang diinginkan,
dan perkuatan-perkuatannya guna memastikan bahwa pekerjaan telah sesuai dengan rancangan
bekisting, wedgeeties, dan bagian- bagian lainnya aman.
2. Informasikan pada Direksi Lapangan jika bekisting telah dilaksanakan, dan telah dibersihkan, guna
pelaksanaan pemeriksaan. Mintakan persetujuan Direksi terhadap bekisting yang telah dilaksakan
sebelum dilaksanakan pengecoran beton.
3. Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu lebih dari 2 kali tidak diperkenankan.
Penambahan pada bekisting, juga tidak diperkenankan kecuali pada bukaan-bukaan sementara
yang diperlukan.
4. Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan sebelumnya dari Direksi
Lapangan.

4.3.4. Pembersihan

1. Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-benda yang tidak perlu. Buang
bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian dalam bekisting. Siram dengan air,
menggunakan air bertekanan tinggi, guna membuang benda-benda asing yang masih tersisa
pastikan bahwa air dan puing-puing tersebut telah mengalir keluar melalui lubang pembersih yang
disediakan.
2. Buka bekisting secara kontinyu dan sesuai dengan standard yang berlaku sehingga tidak terjadi
beban kejut (shock load) atau ketidak seimbangan beban yang terjadi pada struktur.
3. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatan-peralatan yang dipakai untuk
membuka tidak merusak permukaan beton.

26
STRUKTUR

4. Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting-bekisting yang telah dibuka harus disimpan dengan cara
yang memungkinkan perlindungan terhadap permukaan yang akan kontak dengan beton tidak
mengalami kerusakan.
5. Dimana diperlukan perkuatan-perkuatan pada komponen-konponen struktur yang telah
dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan dan konstruksi sehingga pekerjaan-pekerjaan
konstruksi di lantai-lantai di atasnya bisa dilanjutkan. Pembukaan penunjang bekisting hanya bisa
dilakukan setelah beton mempunyai 75 % dari kuat tekan 28 hari (28 day compressive strength)
yang diperlukan.
6. Bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton, tidak boleh dibongkar sebelum
dinyatakan matang oleh Direksi.

5. PEKERJAAN BETON SEKUNDER


5.1. Umum
5.1.1. Lingkup Pekerjaan

1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat Bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi beton kolom praktis, beton ring bakol praktis, kolom dan balok kusen,
janggutan dan listplank untuk bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan
pekerjaan bekisting atau acuan, dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur, sesuai yang
ditunjukkan di dalam gambar ataupun yang tidak ditunjukkan dalam gambar.

5.1.2. Standar

Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :


1. Peraturan-peraturan arau standar setempat yang biasa dipakai.
2. Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia, 1971, NI – 2
3. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, 1961, NI – 5
4. Peraturan Semen Portland Indonesia, 1972, NI – 8
5. Peraturan Pemebangunan Pemerintah Daerah Setempat
6. Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborng Pekerjaan Umum (AV)
7. No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 1457
8. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tulisan yang diberikan Perencana atau
Konsultan Pengawas
9. Standar Normalisasi Jerman (DIN)
10. American Society for Testing and Material (ASTM)
11. American Concrete Instirute (ACI)

5.2. Bahan atau Produksi


5.2.1. Persyaratan Bahan

1. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merek dan atas persetujuan
Perencana atau Konsultan Pengawas dan darus memenuhi NI – 8. Semen yang telah mengeras
sebagian atau seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan Semen Portland harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaman, bebas dari air dengan lantai
terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.
2. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, Lumpur dan
sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI
1971.

27
STRUKTUR

3. Koral Beton atau Split


Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan atau penimbunan pasir koral beton harus
dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk
mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
4. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali dan
bahan-bahan organis atau bahan lain yang dapat merusakbeton dan harus memenuhi NI – 3 pasal
10. Apabila dipandang perlu Perencana atau Konsultan Pengawas dapat meminta kepada
Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan
sah atas biaya Kontraktor.
5. Besi Beton
Digunakan mutu U 24, besi harus bersih dari lapisan minyak atau lemak dan bebas dari cacat seperti
serpih-serpih. Penampang besi bulat serta memenuhi persyaratan NI – 2 (PBI 1971). Bila dipandang
perlu Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang
resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
6. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material, misalnya :
besi, koral, pasir, PC untuk mendapatkan persetujuan dari Perencana atau Konsultan Pengawas.
7. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Perencana atau Konsultan Pengawas, akan diapakai
sebagai standar atau pedoman untuk memeriksa atau menerima material yang di kirim oleh
Kontraktor ke site.

5.2.2. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan

1. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat. Beberapa
bahan tertentu harus masih di dalam kotak atau kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlabel
pabrik.
2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan bersih sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
3. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
4. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan. Bila ada
kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.

5.3. Pelaksanaan
5.3.1. Mutu Beton

Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang dan harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam SK.SNI-1991 sebagai berikut :
1. Kolom Praktis, Balok Lintel : K – 225
2. Lantai Kerja : K – 175
3. Concrete Toping, curb, Ramp Groove, Island, Wheel Stoper, Raise Floor, dan lainnya : K – 225

5.3.2. Pembesian

1. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan kait-kait
dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai dengan SK.SNI-1991.
2. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton, harus disesuaikan dengan gambar konstruksi.
3. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah tempat selama
pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton
sesuai dengan ketentuan dalam SK.SNI- 1991.

28
STRUKTUR

4. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam
setelah ada perintah tertulis dari Perencan atau Konsultan pengawas.

5.3.3. Cara Pengadukan

1. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.


2. Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh Perencan atau
Konsultan Pengawas.
3. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa slump pada
setiap campuran baru. Pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 10 cm.

5.3.4. Pengecoran Beton

1. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram


cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan
penulangan dan penempatan penahan jarak.
2. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Perencana atau Konsultan
pengawas.
3. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk
menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos
dan sarang-sarang koral atau split yang dapat memperlemah konstruksi.
4. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh Perencana atau Konsultan Pengawas.
5. Jumlah semen minimum 325 kg per m3. Khusus pada atap, luifel, pada daerah kamar mandi dan
WC, daerah talang beton, jumlah minimum tersebut demikian menjadi 360 kg/m3 beton. Untuk beton
atap, WC faktor maksimum 0,50 dengan catatan tidak boleh lebih rendah daripada mutu beton
karakteristik yang disyaratkan.

5.3.5. Pekerjaan Acuan atau Bekisting

1. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan atau yang
diperlukan dalam gambar.
2. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup kokoh dan
dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
3. Acuan harus rapat (todak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran (tahi gergaji).
Potongan kayu, tanah atau Lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan harus
mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
4. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral atau split, pasir dan semen
Portland) kepada Perencana atau Konsultan Pengawas, untuk mendapatkan persetujuan sebelum
pekerjaan dilakukan.
5. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang aman, sehingga
mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai persyaratan.
6. Kawat pengikat besi beton atau rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng, diameter
kawat lebih besar atau sama dengan 4 mm. Kawat pengikat besi beton atau rangka harus memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan SK.SNI-1991.
7. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat. Persiapan
perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
8. Beton harus dibasahi paling sedikit selama tujuh hari setelah penegcoran.

29
STRUKTUR

5.3.6. Pekerjaan Pembongkaran Acuan atau Bekisting

Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari Perencana atau Konsultan
Pengawas. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan
beton tanpa persetujuan dari Perencana atau Konsultan Pengawas.

5.3.7. Pengujian Mutu Pekerjaan

1. Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan untuk memberikan pada Perencana


atau Konsultan Pengawas “Certificate Test” bahan besi dari produsen atau pabrik.
2. Bila tidak ada “Certificate Test” maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi atau test
kubus untuk beton di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.
3. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil benda uji berupa kubus
yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat atau ketentuan dalam SK.SNI-1991. Pembuatannya
harus disaksikan oleh Perencana atau Konsultan Pengawas dan diperiksa di laboratorium
konstruksi beton yang ditunjuk Perencana atau Konsultan Pengawas.
4. Kontraktor diwajibkan membuat “Trial Mix” terlebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan beton.
5. Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Perencana atau Konsultan Pengawas.
6. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

5.3.8. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan

1. Beton yang telah dicor di hindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran.
2. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan- pekerjaan lain.
3. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu
pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus
menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih.

6. KONSTRUKSI BAJA
6.1. Umum
6.1.1. Lingkup Pekerjaan

1. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan yang diperlukan untuk
melaksanakan dan membuat konstruksi baja.
2. Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, fabrikasi dan pemasangan tentang konstruksi
baja untuk atap, penyokong (support), dan sebagainya, sesuai dengan yang ditunjukkan pada
gambar kerja.

6.1.2. Standar

1. Bahan Struktur atau Konstruksi


a. Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk tujuan semua
konstruksi dibaut atau dilas harus baja karbon yang memenuhi
b. persyaratan A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan MK.
c. Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las harus dari baja
karbon yang memenuhi A.S.T.M. A56 type E atau S.
d. Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi spesifikasi “American
Institute of Steel Construction (AISC)” dan PPBBI Mei 1984.

30
STRUKTUR

2. Pengikat-pengikat : baut-baut, mur-mur atau sekrup-sekrup dan ring-ring harus sebagai berikut :
a. Untuk sambuangan bukan baja ke baja.
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A370 dan harus
digalvanis.
b. Untuk sambuangan baja ke baja.
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A325 dan atau
ASTM A490 dan harus terlapis cadmium.
c. Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat-pengikat harus baja tahan
korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau type lainnya dari baja tahan korosi.
d. Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.
3. Bahan-bahan las : bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari “American Welding Society”
(AWS D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction)
a. Baut angkur dan sekrup-sekrup atau mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM A36 atau
A325.
b. Lapisan seng : baja berlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng untuk produksi
uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.
c. Baut dan mur yang idak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan harus biasanya
type segi enam (hexagon-bolt type)
4. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan yang belum
pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus disertai sertifikat dari pabrik.
5. Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat dipakai harus
dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini. Dalam hal ini ada pertentangan,
spesifikasi ini menentukan.

6.1.3. Material dan Fabrikasi

1. Semua material baja harus baru dan disetujui pengawas walaupun kontraktor telah menggunakan
bahan yang telah disetujui, pasal berikut ini tetap mengikat kontraktor untuk tetap bertanggung
jawab.
2. Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan merupakan "Hot
Rolled Structural Steel" dan memenuhi mutu baja BJ 37 (PPBBI- 83) atau ASTM A36 atau SS41
(JIS.U 3101 - 1970).
3. Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan di workshop, kecuali hal-hal yang tidak dapat dilakukan
di workshop dan dapat dikerjakan di lapangan setelah mendapat persetujuan Pengawas.
4. Semua bagian baja sebelum dan setelah difabrikasi harus lurus dan tidak ada tekukan dan ukuran
disesuaikan dengan gambar. Sebelum semua pekerjaan fabrikasi dimulai pelat-pelat baja harus rata
dan tidak boleh tertekuk dan bengkok.
5. Semua pekerjaan baja harus disimpan rapi dan ditaruh diatas alas papan. Seluruh pekerjaan baja
setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan sikat baja dan dicat Zincromate 1 x
35 Microne.
6. Kekurangtepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki atau diganti
dengan yang baru atas biaya Kontraktor.
7. Pengawas dan Konsultan berhak meninjau bengkel dan memeriksa pekerjaan fabrikasi Kontraktor

8. Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan ketebalannya serta bebas dari karat,
cacat karena tumbukan, tekuk dan puntir, dengan berat sesuai gambar rencana.
9. Semua fabrikasi yang dilakukan Kontraktor harus mengajukan gambar kerja (Shop Drawing) sesuai
dengan gambar rencana untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan Kontraktor tidak
diperkenankan memulai pekerjaan sebelum gambar kerja tersebut disetujui.

31
STRUKTUR

Gambar kerja harus menunjukkan detail pelaksanaan secara jelas, untuk hal-hal berikut :
a. Dimensi layout dalam metrik.
b. Type dan lokasi sambungan.
c. Dimensi bagian-bagian konstruksi bentuk, detail dan berat setiap unit konstruksi.
10. Permukaan yang akan disambung harus rata satu sama lain, digurinda dahulu sebelum dilakukan
penyambungan dan tidak boleh bergeser selama pengelasan dilakukan. Sisa-sisa atau material las
yang berlebih atau kerak-kerak las harus dibersihkan.

6.1.4. Contoh Bahan

1. Belum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material, baja profil,
kawat las, cat dasar atau akhir dan lain-lain untuk mendapat persetujuan MK.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh MK akan dipakai sebagai standar atau pedoman untuk
pemeriksaan atau penerimaan material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.
3. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh material yang telah disetujui di
bengkel MK.

6.1.5. Penyimpanan dan Pengiriman Bahan

1. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok-balok kayu untuk
menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak merusak material.
2. Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.
3. Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada pengiriman dari pabrik ke
lapangan, guna pengecekan pengawas. Kontraktor harus memberitahukan pengawas sebelum
pengiriman konstruksi baja dan menjamin bahwa setelah di lapangan konstruksi baja tersebut tetap
tidak rusak dan kotor. Bilamana ternyata yang dikirim rusak dan bengkok, Kontraktor harus
mengganti dengan yang baru.
4. Sebelum erection dimulai, Kontraktor harus memeriksa kembali kedudukan angker- angker baja dan
memberitahukan kepada Pengawas metode dan urutan pelaksanaan erection.
5. Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan ketinggian daerah lainnya diukur dengan
theodolite oleh Kontraktor dan disetujui Pengawas.
6. Perhatian khusus dalam pemasangan angker-angker untuk kolom dimana jarak-jarak/kedudukan
angker-angker harus tetap dam akurat untuk mencegah ketidak cocokan dalam erection, untuk ini
harus dijaga agar selama pengecoran angker- angker tersebut tidak bergeser.
7. Dasar kolom dan bidang bawah pelat pemegang angker harus dalam satu bidang yang rata betul.
8. Erection komponen-komponen baja harus menggunakan alat mekanik (crane).
9. Tali pengikat dan penarik yang dipakai pada waktu erection harus dari kabel baja.
10. Toleransi dari kelurusan batang maupun komponen batang tidak boleh lebih dari 1/1000 panjang
batang/komponen batang.
11. Penyimpangan pertemuan sumbu perletakan dengan sumbu kolom tempat perletakan maksimum
0.5 cm dari kedudukan pada gambar kerja ke arah horizontal dan 1 cm ke arah vertikal.
12. Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah fabrikasi, tidak akan diperbolehkan dipakai untuk
erection.
13. Untuk pekerjaan erection di lapangan, Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli.Tenaga ahli
tersebut harus senantiasa mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan erection. Tenaga ahli
untuk mengawasi pekerjaan erection tersebut harus mendapat persetujuan pengawas dan
berpengalaman dalam erection konstruksi baja bertingkat guna mencegah hal-hal yang tidak
menguntungkan bagi struktur.
14. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya di lapangan, sesuai ketentuan
yang dikeluarkan oleh dinas keselamatan kerja dari Departemen Tenaga Kerja. Untuk ini Kontraktor

32
STRUKTUR

harus menyediakan ikat pinggang pengaman, safety helmet, sarung tangan dan pemadam
kebakaran.
15. Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, oleh sebab itu
Kontraktor diminta untuk memberi perhatian khusus pada masalah erection ini.
16. Dalam pengiriman semua bahan yang didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan
tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak atau kemasan aslinya yang
masih bersegel dan berlabel pabriknya.

6.1.6. Tanda-tanda Pada Konstruksi Baja

Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode dengan jelas
sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.

6.1.7. Pemotongan Besi

Semua bekas pemotongan besi harus rapi dan rata. Pemotongannya hanya boleh dilaksanakan dengan
brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali kali tidak diperkenankan.

6.1.8. Perencanaan dan Pengawasan

1. Gambar Kerja dan Metode Pelaksanaan


Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan gambar- gambar kerja yang
menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran
serta tempat baut-baut serta detail-detail lain yang lazimnya diperlukan untuk fabrikasi.
a. Sebelum fabrikasi dimulai, kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan
dan mengirim 3 (tiga) copy gambar kerja untuk disetujui pengawas. Bilamana disetujui 1 (satu)
set gambar akan dikembalikan kepada Kontraktor untuk dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya.
b. Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh pengawas, tidaklah berarti mengurangi
tanggung jawab Kontraktor bilamana terdapat kesalahan atau perubahan dalam gambar. Dan
tanggung jawab atas ketepatan ukuran-ukuran selama erection tetap ada pada Kontraktor.
c. Pengukuran dengan skala dalam gambar tidak diperkenankan.
d. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memberikan metode pelaksanaan.
2. Ukuran-ukuran
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran yang
tercantum pada gambar kerja.
3. Kelurusan
Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/1000 untuk semua komponen.

6.1.9. Pemeriksaan dan lain-lain

Sebelum pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi, seluruh pekerjaan harus
dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat dipasang dengan tepat
di lapangan. MK mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada saat yang dikehendaki, dan
tidak ada pekerjaan boleh dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan disetujui MK. Setiap pekerjaan yang
kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini akan ditolak dan bila terjadi demikian,
harus diperbaiki dengan segera.

33
STRUKTUR

6.2. Pelaksanaan
6.2.1. Pengelasan

1. Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat dilaksanakan
dengan seijin pengawas, dan menggunakan mesin las listrik.
2. Kawat las yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setaraf.
3. Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman.
4. Semua pekerjaan pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan-kerusakan pada beban
bajanya.
5. Elektrode las yang dipergunakan harus disimpan pada tempat yang dapat tetap menjamin komposisi
dan sifat-sifat dari electrode selama masa penyimpanan.
6. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan electrode tersebut.
7. Teknik atau cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu dan kualtias dari las
yang dikerjakan.
8. Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran yang memberi pengaruh besar
pada kawat las. Permukaan yang akan dilas juga harus bersih dari aspal, cat, minyak, karat dan
bekas-bekas potongan api yang kasar, bekas potongan api harus digurinda dengan rata. Kerak
bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.
9.

dengan waktu pengelasan.


10. Pemberhentian las harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin tidak akan berputar atau
berbengkok.
11. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari satu kali), maka
sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapis terdahulu harus dibersihkan dari kerak-kerak las
atau slag dan percikan-percikan logam yang ada. Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak
harus dibuang sama sekali.

6.2.2. Sambungan

1. Sambungan-sambungan yang dibuat harus mampu memikul gaya-gaya yang bekerja, selain
berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan lenturan batang.
2. Hanya diperkenankan 1 (satu) sambungan dalam 1 (satu) bentang. Yang dimaksud dengan 1
bentang adalah panjang komponen batang baja dimana hanya ujung- ujungnya terdapat
sambungan dengan menggunakan bolt.
3. Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul atau full penetration butt
weld.

6.2.3. Lubang-lubang Baut

1. Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya. Kontraktor tidak
boleh merubah atau membuat lubang baru di lapangan tanpa seijin pengawas.
2. Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis (maksimum 10 mm), boleh
memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak diperkenankan.
3. Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.
4. Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut yang digunakan sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar perencanaan.
5. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.
6. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan mengurangi kekuatan baut itu

34
STRUKTUR

sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan pengencang baut yang khusus dengan momentorsi
yang sesuai dengan buku petunjuk untuk mengencangkan masing-masing baut.
7. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih terdapat paling sedikit
4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut.
8. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
9. Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang sudah dikencangkan
harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya baut yang tidak dapat dikencangkan.

6.2.4. Pemasangan percobaan atau Trial Erection

Bila dipandang perlu oleh MK, Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan percobaan dari sebagian
atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar
dan spesifikasi dapat ditolak oleh MK dan pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa
persetujuan MK.

6.2.5. Pengecatan

1. Semua bahan konstruksi baja harus di cat. Permukaan profil harus dibersihkan dari semua debu,
kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya dengan cara mencuci dengan white spirit atau solvent lain
yang cocok. Karat dan kerak harus dihilangkan dengan cara menggosok dengan wire brush
mekanik.
2. Paling lambat 2 jam setelah pembersihan ini, pengecatan dasar pertama sudah harus dilakukan.
Baja yang akan ditanam didalam beton tidak boleh dicat.
3. Sebelum mulai pengecatan, Kontraktor harus memberitahukan kepada pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya untuk aplikasi dari semua bahan cat.
4. Cat dasar pertama adalah cat Zincromate 1 x 35 Microne dengan menggunakan kuas (brush). Cat
dasar ini setebal 2 (dua) kali 40 Microne.
5. Cat finish dilakukan 2 (dua) kali di lapangan setebal 30 mikron, setelah semua konstruksi selesai
terpasang dengan menggunakan kuas (brush).
6. Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera dicat ulang sesuai dengan persyaratan
cat yang digunakan.

6.2.6. Grouting

1. Untuk grouting disekitar angker dan dibagian bawah dari base plate dipakai Conbex 100 atau yang
setara setebal 2.5 cm.
2. Pekerjaan ini harus menggunakan injection pump.

6.2.7. Pemasangan Akhir atau Final Erection

1. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam keadaanbaik. Bila
dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau ditempatkan sebagaimana
mestinya sebagai akibat dari kesalahan fabrikasi atau perubahan bentuk yang disebabkan
penanganan, maka keadaaan itu harus segera dilaporkan kepada MK disertai dengan usulan cara
perbaikannya. Cara perbaikan tersebut harus mendapat persetujuan dari MK sebelum dimulainya
pekerjaan tersebut. Perbaikan harus dilakukan dihadapan MK. Biaya tambahan yang timbul akibat
pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi tanggungan Kontraktor. Meluruskan pelat dan siku
atas bentuk lainnya dilaksanakan dengan cara yang disetujui. Pekerjaan baja harus kering
sebagaimana mestinya, kantong air pada konstruksi yang tidak terlindungi dari cuaca harus diisi
dengan bahan “Waterproofing” yang disetujui. Sabuk pengaman dan tali-tali harus digunakan oleh

35
STRUKTUR

para pekerja pada saat bekerja ditempat yang tinggi, disamping pengaman yang berupa “platform”
atau jaringan (“net”).
2. Setiap komponen diberi kode atau marking sesuai dengan gambar pemasangan sedemikian rupa
sehingga memudahkan pemasangan.
3. Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus digunakan untuk
mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin. Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai
konstruksi selesai. Sambungan-sambungan sementara dari baut harus diberikan kepada bagian
konstruksi untuk menahan beban mati, angin dan tegangan-tegangan selama pembangunan.
4. Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus dipasang sebagaimana
mestinya sesuai dengan gambar detail. Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci
momen (torque wrench).
5. Pelat dasar kolam untuk kolom penunjang dan pelat perletakan untuk balok, balok penunjang dan
yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh setelah bagian pendukung ditempatkan
secara baik dan tegak. Daerah dibawah pelat harus diberi adukan lembab atau kering yang tidak
susut dan disetujui Konsultan atau MK.
6. Toleransi terhadapt penyimpangan kolom dari sumbu vertical tidak boleh lebih dari 1/1500 dari tinggi
vertical kolom.

6.2.8. Pengujian Mutu Pekerjaan

1. Sebelum dilaksanakan fabrikasi atau pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan pada MK


“Certificate Test” bahan baja profil, baut-baut, kawat las, cat dari produsen atau pabrik.
2. Bila tidak ada “Certificate Test”, maka Kintraktor harus melakukan pengujian atas baja profil, baut,
kawat las di laboratorium.
3. Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type dari pengelasan dan tiap type dari bahan yang
akan di las. Pengujian bersifat merusak contoh dari produsen dan kualifikasi pengelasan harus
diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.
4. Pengujian pengelasan yang tidak bersifat merusak.
Khusus untuk bagian-bagiankonstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas tidak lebih dari 2 cm,
pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara visual, bila ditemukan hal-hal yang meragukan,
maka bagian tersebut harus diuji dengan standar AWS.D.1.0.
Khusus untuk las tumpul bila dianggap perlu oleh MK atau Konsultan harus dilakukan test ultrasonic
atau radiographic.
a. Pengujian secara “Radiographic” harus sesuai dengan lampiran B dari AWS.D.1.0.
Pengelasan dan operator pengelasan harus memberi tanda pengenal pada baja seperti
ditentukan dengan tanda-tanda yang lengkap dan sempurna.
i. Fasilitas
Kontraktor sebaiknya menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pengujian secara
“Radiographic” termasuk sumber tenaga dari utilitas lainnya tanpa adanya tambahan biaya
pada Pemberi Tugas.
ii. Perbaikan bagian las yang rusak : Daerah las yang diketahui rusak melebihi standar yang
ditentukan pada “AWS.D.1.0” dinyatakan oleh “Radiographic” harus diperbaiki dibawah
pengawasan MK dan tambahan “Radiographic” dari daerah yang diperbaiki harus dibuat
atas biaya Kontraktor.
b. Pemeriksaan dengan “Ultrasonic” untuk las dan teknik serta standar yang dipakai harus sesuai
dengn lampiran C dari AWS.D.1.0 atau – 75 : Ultrasonic Contact Examination or Weldments :
E273-68 : Ultrasonic Inspection of Longitudinal and Spiral Welds or Welded Pipe and Tubing
(1974).
c. Cara pemeriksaan dengan “Partikel Magnetic” harus sesuai dengan ASTM E109.
d. Cara pemeriksaan dengan “Liquid Penetrant” harus sesuai dengan E109.
e. Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh MK.

36
STRUKTUR

5. Jumlah pengujian
Jumlah pengujian yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor harus seperti yang ditentukan di
lapangan oleh MK.
6. Pemeriksaan visual pengelasan harus dilakukan ketipa operator membuat las dan setelah pekerjaan
diselesaikan. Setelah pengelasan diselesaikan, las harus disikat dengan sikat kawat dan
dibersihkan merata sebelum MK membuat pemeriksaannya. Konsultan atau MK akan memberikan
perhatian khusus pada permukaan yang pecah-pecah, permukaan yang porous, masuknya kerak-
kerak las pada permukaan, potongan bawah, lewatan atau overlap, kantong udara dan ukuran
lasnya. Pengelasan yang srusak harus diperbaiki sesuai dengan persyaratan AWS.D.1.0.
7. Hasil pengujian dari laboratorium atau lapangan diserahkan pada MK secepatnya.
8. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan atau las dan sebagainya, menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

6.2.9. Syarat-syarat Pengaman Pekerjaan

1. Bahan-bahan baja profil dihindarkan atau dilindungi dari hujan dan lain-lain.
2. Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat atau rusak yang diakibatkan oleh
pekerjaan-pekerjaan lain.
3. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu
pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

7. PEKERJAAN JALAN UNTUK PAVING BLOCK


7.1. Umum

1. Lingkup Pekerjaan :
Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelaksanaan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan jalan untuk paving block. Ada beberapa hal yang terkait dalam pekerjaan
ini yaitu:
a. Pembersihan lahan
b. Persiapan tanah untuk timbunan
c. Pekerjaan pemadatan
d. Pembuatan lapis pasir
e. Pemasangan paving block
2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mengukur kembali semua titik elevasi dan
koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan di lapangan, Kontraktor wajib
membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus mendapat persetujuan Pengawas.

7.2. Bahan-Bahan
7.2.1. Bahan Lapis Pasir untuk Paving Block

1. Sumber Bahan
Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini biaya dari pencarian dan pekerjaan
muat, angkut, bongkar ke lokasi pekerjaan harus sudah diperhitungkan dalam penawaran
Kontraktor. Kontrak harus melaporkan lokasi tersebut kepada Konsultan Pengawas secepatnya
secara tertulis disertai keterangan tentang kualitas bahan, perkiraan kuantitas bahan dan rencana
operasi pengangkutan bahan ke lokasi proyek. Bahan tersebut harus memenuhi persyaratan dalam
spesifikasi.

37
STRUKTUR

2. Bahan pasir tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi limit seperti di bawah ini :

Prosentase (%) Lolos


Ukuran tapis
terhadap berat
9,25 mm 100
4,75 mm 95 - 100
2,36 mm 80 - 100
1,18 mm 50 - 95
600 mm 25 - 60
300 mm 10 - 30
150 mm 5 - 13
75 mm 0 - 10

3. Bahan pasir dapat berbentuk runcing lebih baik karena memberikan hasil yang stabil, tetapi juga
memerlukan pengontrolan kadar air yang lebih ketat pada saat pemadatan. Butir pasir yang
berbentuk runcing lebih baik karena membersihkan hasil yang stabil, tetapi juga memerlukan
pengontrolan kadar air lebih ketat pada saat pemedatan. Untuk menghindarkan karakteristik
pemadatan yang berbeda-beda harus diusahakan agar sumber dari pasir tersebut adalah satu.

7.2.2. Bahan Paving Block

Paving Block dengan tebal 6 mm, natural, untuk jalan atau sirkulasi kendaraan. Dengan type sesuai
dengan gambar arsitektur dan memiliki kuat tekan minimal 400 kg/cm2.

7.3. Pelaksanaan
7.3.1. Pekerjaan Timbunan Tanah

Bahan timbunan harus baik untuk pekerjaan lapisan jalan, jika dipadatkan harus dapat mencapai hasil
nilai CBR minimal yang disyaratkan sebesar 6 %. Jika digunakan bahan timbunan yang tidak atau kurang
baik dan tidak tercapai nilai CBR minimal tersebut, ini harus dibongkar dan diganti dengan bahan yang
baik tanpa adanya tambahan pembiayaan untuk itu. Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan
Pengawas tentang tahapan-tahapan persiapan untuk pekerjaan subgrade dan Kontraktor harus
mengulangi pekerjaan pemadatan, jika dianggap perlu, untuk tercapainya derajat kepadatan yang
diinginkan atau disyaratkan. Sebelum dipadatkan, dalamnya suatu lapisan yang akan dipadatkan tidak
boleh lebih dari 20 cm. Setiap lapisan lepas harus dipadatkan dengan stamper yang ukurannya telah
ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Pemadatan harus dimulai dari tepi timbunan dengan arah
longitudinal, kemudian menggeser kearah sebelah dalam (ketengah jalan). Lapisan terakhir harus
diselesaikan dalam keadaan rata atau halus sampai pada suatu lapisan dengan kerataan yang diinginkan.
Lereng-lereng urugan harus dibuat serapih mungkin dan tidak longsor.
Adapun hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Pemerliharaan terhadap bagian pekerjaan yang telah selesai
Bagian lapisan timbunan yang telah selesai harus dijaga terhadap kemungkinan retak-retak akibat
pengeringan yang cepat atau akibat “traffic” kendaraan proyek atau hal-hal lain yang menyebabkan
lapisan tersebut rusak dan terganggu strukturnya.
2. Test atau pengujian
Test akan dilakukan baik di laboratorium maupun di lapangan, untuk mengetahui kepadatan
maksimum, derajat kepadatan lapangan, nilai CBR lapangan dan lain-lain yang dianggap perlu pada
lapisan ini. Pembiayaan test-test ini menjadi tanggungan Kontraktor.

38
STRUKTUR

7.3.2. Pekerjaan Lapis Pasir untuk Paving Block

1. Penyimpanan :
Bedding sand harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak tercampur dengan tanah/kotoran
disekitarnya. Tempat penimbunan harus mempunyai drainase yang baik dan harus terlindung dari
hujan sehingga air tetap merata.
2. Penghamparan pasir / bedding sand :
Pasir harus dihamparkan dengan rata diatas lapisan dasar (base course) sampai ketebalan 4 cm
padat dengan memperhatikan kadar air ketebalan 4 cm padat dengan memperhatikan kadar air dan
karakteristik gradasinya. Permukaan yang dihasilkan harus rata. Bila concrete block telah selesai
dipasang dan terlihat permukaan yang tidak rata maka paving block tersebut harus diangkat
kembali, pasir diratakan lagi sampai diperoleh hasil yang rata. Bedding sand ini harus mempunyai
kepadatan dan ketebalan yang sama sehingga pemampatan akibat pemadatan merata. Lapisan
yang lepas / belum dipadatkan biasanya mempunyai ketebalan 5 sampai 15 mm lebih tebal dari
ketebalan padat yang disyaratkan. Selama penghamparan kadar air harus uniform dan pasir yang
belum dipadatkan tersebut harus dilindungi terhadap segala bentuk pemadatan dan lalu lintas,
sampai paving block selesai dipasang dan bersama-sama. Bila ada bagian lapisan pasir yang tidak
sengaja terkompaksi sebelum paving digaruk dan diratakan. Waktu penghamparan harus
diperhitungkan dengan baik sehingga tidak terdapat lapisan pasir lepas yang tidak sempat ditutup
dengan paving block pada hari yang sama.

7.3.3. Pekerjaan Lapis Permukaan untuk Paving Block

1. Paving Block / Grass Block harus diletakkan berhimpitan satu dengan lainnya dengan pola sesuai
dengan gambar lansekap di atas bedding sand yang belum dipadatkan tapi sudah selesai diratakan.
Lebar celah antar block tidak boleh lebih dari 4 mm, celah ini harus merupakan garis lurus dan saling
tegak lurus, untuk itu diperlukan pemasangan snar pada 2 arah yang saling tegak lurus untuk
mengontrol letak dan ikatan antar block.
2. Cara meletakkan block dan pengisian celah antara :
Dalam memasang block harus diusahakan agar untuk pengisian celah antara block dengan elemen-
elemen lain seperti pinggiran saluran, bingkai jalan, bak kontrol dan lain-lain, dipergunakan block
dengan ukuran tidak dari 25 % dari ukuran utuh. Ruang antara yang masih tersisa harus diisi setelah
pemadatan awal dari paving block. Untuk celah lebih besar dari 25 mm tetapi kurang dari 50 mm,
dipergunakan aggregate halus dengan ukuran 10 mm dan mortar kering untuk celah yang lebih
kecil. Untuk bagian-bagian jalan yang menanjak, menurun, pemasangan block harus dilakukan dari
bagian terendah kebagian yang lebih tinggi. Pola pemasangan dan warna agar dibuat sesuai
gambar, Kontraktor wajib membuat gambar kerja untuk pola di daerah-daerah khusus.
3. Pemadatan Awal :
Alat kompaksi untuk keperluan ini harus merupakan "mechanical flat plate vibrator", dengan
karekteristik sebagai berikut :
a. Plat dasar mempunyai luas : 0,25 - 0,50 m2.
b. Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5 ton sampai 2,0 ton.
c. Frekuensi getaran : 75 - 100 Hz.

Paving Block harus terletak dengan mantap diatas bedding sand. Pemadatan harus dilakukan
segera setelah pemasangan paving block dengan minimal 2 passes. Jarak antara bagian yang
dipadatkan sampai bagian dimana sedang dilakukan pemasangan block tidak boleh kurang dari
1,50 m. Adalah sangat penting untuk memadatkan bedding sand segera setelah pemasangan block
sehingga dapat dihindari berpindahnya pasir yang masih dalam keadaan lepas karena bergeraknya
block yang tidak diletakkan dengan baik atau adanya air yang mengalir ketempat tersebut.
Pemadatan harus diulangi pada daerah selebar 1,00 m diukur dari akhir pemasangan / pemadatan

39
STRUKTUR

yang dilakukan pada hari sebelumnya melanjutkan dengan pekerjaan selanjutnya. Semua
block yang rusak selama pemadatan dan selama masa pemeliharaan harus segera diganti dengan
yang baru tanpa adanya biaya tambahan.Pejalan kaki boleh menggunakan jalan concrete block ini
setelah pemadatan awal sebelum penghamparan pasir pengisi, tetapi sebiknya setelah sambungan
atau celah antar block terisi pasir dan dipadatkan.
4. Pasir pengisi (joint filling) :
Pasir yang dipergunakan untuk mengisi celah antar block harus mempunyai gradasi sedemikian
rupa sehingga 90 % dari berat lolos dari tapis 1,18 mm (BS- 410). Pasir ini harus cukup kering
sehingga dapat mengisi celah-celah dengan baik. Bahan ini bebas dari garam dan zat-zat lain yang
dapat merusak material paving block. Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran-
akhiran, pasir pengisi harus segera dihamparkan dan diratakan dengan sapu sepanjang permukaan
jalan atau trotoar dan dimasukkan ke dalam celah-celah antara dengan bantuan kompaktor. Celah
harus benar-benar terisi oleh pasir kasar. Kompaktor dari jenis lain boleh dipergunakan setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Sebagai langkah pemadatan terakhir, permukaan
jalan / trotoar harus dipadatkan dengan mechanical flat plate vibrator, sehingga diperoleh
permukaan yang padat dan rata dengan kemiringan terhadap kedua arah tepi jalan sebesar 2 %.
5. Lubang / alur pada grass block harus diisi dengan tanah subur hingga ke dasar block, guna
penanaman rumput.
6. Toleransi :
Toleransi ukuran bahan :
Bahan harus mempunyai panjang dan lebar yang seragam dengan toleransi maximum tidak lebih
dari 3 mm terhadap tebal nominalnya.
Toleransi kerataan permukaan jalan :
Toleransi kerataan permukaan akhir level block harus 10 mm dari permukaan yang tercantum dalam
gambar, sehubungan dengan peil permukaan saluran air dll.
Deviasi diukur dengan jidar lurus sepanjang 3 meter atau tempalte tidak boleh melebihi 8 mm dan
perbedaan level dari satu block terhadap block disebelahnya tidak boleh melebihi 2 mm.

8. PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG


8.1. Umum

Untuk mencapai hasil konstruksi fondasi yang sesuai dan memenuhi semua kriteria teknis di dalam
perencanaan struktur fondasi yang telah dituangkan di dalam gambar rencana, maka pekerjaan
pemancangan fondasi tiang di dalam proyek ini perlu mengacu kepada semua persyaratan teknis yang
telah digunakan di dalam perencanaannya. Persyaratan teknis penting yang diperlukan di dalam
konstruksi fondasi akan dijelaskan berikut ini, yang meliputi Standard, Spesifikasi Material, Alat Kerja,
Persiapan yang harus dilakukan dan Prosedur Pemancangan tiang beton.

8.2. Standard

Sejumlah peraturan baku yang menjadi acuan di dalam penentuan persyaratan teknis ini adalah:
1. Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung; SK SNI T-15- 1991-03 & PBI
1971 N.I-2
2. Standar Industri Indonesia (SII)
3. American Concrete Institute (ACI)
4. American Welding Society (AWS)
5. American Society For Testing and Materials (ASTM)
6. British Standard Code of Practice BS-8004 and BS-8110

40
STRUKTUR

8.3. Material

Material tiang yang digunakan di proyek ini harus mengikuti persyaratan mutu bahan maupun tata cara
fabrikasi yang menjamin agar semua tiang dapat terpasang dengan baik sesuai rencana.

1. Mutu Bahan:
Digunakan tiang pancang □ 250 X 250 mm dengan kapasitas/daya dukung per tiang sebesar 40 ton.
a. Beton tiang harus memenuhi kualitas Minimal K-400.
b. Tulangan utama tiang pancang memakai wire strand dengan jumlah sesuai type A atau type
AB .
c. Pelat penyambung untuk tiang pancang memakai mutu pelat baja BJ- 37.
2. Fabrikasi Tiang
a. Semua tiang harus difabrikasi sesuai detil gambar rencana struktur fondasi serta memenuhi
semua persyaratan produksi yang berlaku.
b. Setiap tiang yang diproduksi diberi tanda berupa nomor referensi, mutu beton, dimensi tiang
dan tanggal pencoran.
c. Setiap nomor produksi harus dibuat sample kubus beton untuk inspeksi mutu-beton.
d. Setiap tiang beton yang dikirim ke lokasi proyek harus sudah mencapai kekuatan minimal 293
kg/cm2 atau setara dengan beton K-450 yang berumur minimal 7 hari.

8.4. Persiapan

Sejumlah pekerjaan persiapan yang perlu dilakukan oleh Kontraktor pancang sebelum memulai
pekerjaan pemancangan adalah:
1. Pengukuran dan marking posisi titik pancang sesuai koordinat dalam gambar piling plan terbaru
yang disetujui oleh perencana. Pengukuran harus dilakukan oleh surveyor yang qualified di bawah
pengawasan Manajemen Konstruksi.
2. Sebelum pekerjaan pamancangan dimulai, kontraktor pancang akan mengajukan metoda kerja, alat
yang digunakan dan schedule pemancangan beserta urutan pemancangan yang akan dilakukan
kepada pengawas / pemberi tugas untuk mendapat persetujuan.
3. Kontraktor pancang akan bertanggung-jawab terhadap kualitas pekerjaan sehubungan dengan
metoda dan alat kerja yang dipilih.

8.5. Prosedur Pemancangan

Sejumlah persyaratan penting yang mutlak dipenuhi di dalam prosedur pemancangan adalah:
1. Tenaga Kerja Terampil. Kontraktor pancang wajib menyediakan tenaga-kerja terampil dalam jumlah
yang cukup dan terlatih serta di bawah pengawasan tenaga ahli profesional yang berpengalaman.
Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor pancang harus menyampaikan struktur organisasi proyek
beserta curriculum vitae tenaga akhli yang terlibat di dalamnya.
2. Seleksi Tiang. Semua tiang yang akan dipancang harus terseleksi dan memenuhi kondisi sebagai
berikut:
a. Fisik tiang cukup lurus dalam sumbunya.
b. Umur beton terpenuhi dan telah mencapai kuat-desak minimal 300 kg/cm2.
c. Tidak cacat atau pecah sampai mencapai tulangannya
d. Tidak retak struktur sampai menembus tulangannya
3. Pemakaian Cushion. Untuk mencegah kerusakan kepala tiang akibat pada saat pemancangan,
semua kepala tiang yang akan dipancang harus dilindungan dengan cushion block yang cukup.
Cushion block harus diperiksa dan diganti secara periodik untuk menjaga elastisitasnya agar tetap
berfungsi memproteksi kepala tiang pancang.

41
STRUKTUR

4. Ketepatan posisi dan toleransi. Semua tiang harus dipancang pada posisi yang benar sesuai posisi
patok yang ditentukan dan dikonfirmasi terhadap gambar rencana yang telah disetujui perencana.
Di dalam aplikasi pemancangan, umumnya tiang pancang akan cenderung bergeser dari patok yang
ditentukan, oleh karena itu pergeseran yang boleh terjadi harus dibatasi menurut code of practice
yang berlaku.
5. Pergeseran arah horizonal kepala tiang harus dibatasi tidak lebih dari 5 cm. Penyimpangan arah
vertikal harus dibatasi tidak lebih dari 0.5% (persen) untuk tiang pancang yang seluruh panjangnya
tertanam didalam tanah, dengan catatan sumbu tiang harus lurus. Untuk kepala tiang yang
diharuskan extend di atas muka tanah, maka penyimpangan vertikalnya harus dibatasi tidak lebih
dari 0.2% (pesen). Segala biaya perbaikan yang timbul akibat penyimpangan dari ketepatan posisi
dan toleransi yang sudah ditentukan adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor Pancang.
6. Terminasi pemancangan. Setiap tiang akan dipancang secara kontinyu sampai mencapai
kedalaman 7 m dari dasar galian. Pemancangan dapat dihentikan bila ujung tiang telah mencapai
final set yang sesuai (2.5 cm untuk 10 kali pukulan). Apabila sampai kedalaman 7 m dari dasar
galian, belum mencapai final set, maka pemancangan harus diteruskan dengan menyambung tiang
pancang yang panjangnya 6 m.
7. Pencatatan dan Laporan. Setiap tiang yang dipancang, mulai dari awal hingga akhir harus dicatat
dalam piling record form yang meliputi tanggal pemancangan, nomor tiang, umur tiang, tipe dan
ukuran tiang, jumlah tumbukan per 50 cm, kedalaman dan final set yang dicapai. Setiap lembar
pencatatan ini harus diperiksa dan diketahui oleh Engineer pengawas. Untuk ketertiban
administrasi, kontraktor pancang perlu membuat laporan harian mengenai progress pemancangan
yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi.

42
RRK
KSS M
MEEPP
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

Daftar ISI
1. RENCANA KERJA DAN SYARAT PEKERJAAN STRUKTUR ..................................................................1
1. PERSYARATAN UMUM ...............................................................................................................1
1.1 UMUM ..........................................................................................................................1
1.2 GAMBAR GAMBAR ......................................................................................................1
1.3 KOORDINASI ...............................................................................................................1
1.4 DAFTAR BAHAN DAN CONTOH ..................................................................................1
1.5 TESTING & COMMISSIONING .....................................................................................2
1.6 PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK DAN PENGGANTINYA ......................2
1.7 PERLINDUNGAN PEMILIK ...........................................................................................2
1.8 CONTOH ......................................................................................................................2
1.9 PENGETESAN .............................................................................................................2
1.10 PENGUJIAN DAN PENERIMAAN .................................................................................3
1.11 MASA GARANSI DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN ..................................................3
1.12 LAPORAN.....................................................................................................................3
1.13 PENANGGUNGJAWAB PELAKSANA...........................................................................4
1.14 PERUBAHAN, PENAMBAHAN,DAN PENGURANGAN PEKERJAAN ...........................4
1.15 PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN .................................................4
1.16 PEKERJAAN LISTRIK ..................................................................................................4
1.17 PEMERIKSAAN ROUTINE............................................................................................4
1.18 KANTOR PEMBORONG, LOS KERJA DAN GUDANG .................................................5
1.19 PENJAGAAN ................................................................................................................5
1.20 PENERANGAN DAN SUMBER DAYA ..........................................................................5
1.21 KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN ................................................................................5
1.22 KECELAKAAN DAN PETI P3K......................................................................................5
1.23 PEGAWAI PENYELENGGARA DARI PEMBORONG ....................................................5
1.24 PENGAWASAN ............................................................................................................6
1.25 BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN................................................................................6
SPESIFIKASI TEKNIS...................................................................................................................................7
PEKERJAAN MEKANIKAL ...........................................................................................................................7
2. PEKERJAAN PLUMBING.............................................................................................................7
2.1. UMUM ..........................................................................................................................7
2.2. PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN .........................................................................8
2.3. PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS UMUM...........................................................8
2.4. PENJELASAN PERSYARATAN PEKERJAAN AIR BERSIH, AIR KOTOR DAN AIR
BUANGAN ....................................................................................................................10
2.5. MATERIAL / BAHAN – BAHAN YANG DIPAKAI ............................................................11
2.6. PENGUJIAN .................................................................................................................11
2.7. SISTEM PEMIPAAN .....................................................................................................12
2.8. PENJELASAN SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN UTAMA ........................................14
2.9. WATER LEVEL CONTROL ....................................................................................15
2.10. 1.10 PANEL CONTROL START-STOP DAN MONITOR................................................15
2.11. PEKERJAAN AIR KOTOR ............................................................................................16
2.12. PEKERJAAN DRAINASI ...............................................................................................17
2.12.1. Lingkup Pekerjaan ........................................................................................17
2.12.2. Persyaratan Pelaksanaan Pemipaan ............................................................17
2.13. PERSYARATAN TEKNIS DAN PEMASANGAN ............................................................18
2.14. PENYAMBUNGAN PIPA DAN FITTING ........................................................................18
2.15. PEKERJAAN SEPTIC TANK ( KONVENSIONAL) .........................................................19

i
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

2.15.1. UMUM ..........................................................................................................19


2.16. MASA JAMINAN, PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA ...........................................19
2.16.1. Masa Jaminan ..............................................................................................19
2.16.2. Masa Pemeliharaan ......................................................................................20
2.16.3. Serah Terima Pekerjaan ...............................................................................20
3. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TATA UDARA ....................................................................20
3.1. UMUM ..........................................................................................................................20
3.2. GAMBAR – GAMBAR ...................................................................................................20
3.3. KOORDINASI ...............................................................................................................21
3.4. DAFTAR BAHAN DAN CONTOH ..................................................................................21
3.5. COMMISIONING DAN TESTING ..................................................................................21
3.6. PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK DAN PENGGANTINYA ......................22
3.7. CONTOH ......................................................................................................................22
3.8. PENGUJIAN DAN PENERIMAAN .................................................................................22
3.9. MASA GARANSI DAN SERAH TERIMA .......................................................................22
3.10. LAPORAN.....................................................................................................................23
3.11. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA..........................................................................23
3.12. PERUBAHAN, PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN PEKERJAAN ...........................23
3.13. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN .................................................24
3.14. PEKERJAAN LISTRIK ..................................................................................................24
3.15. PEMERIKSAAN RUTIN.................................................................................................24
3.16. KANTOR PEMBORONG, LOS DAN GUDANG .............................................................24
3.17. KEAMANAN ..................................................................................................................24
3.18. PENERANGAN DAN SUMBER DAYA ..........................................................................24
3.19. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN ................................................................................25
3.20. KECELAKAAN DAN PETI PPPK ...................................................................................25
3.21. PEGAWAI PENYELENGGARA DARI PEMBORONG ....................................................25
3.22. PENGAWASAN ............................................................................................................25
3.23. BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN................................................................................26
4. PEKERJAAN SISTEM TATA UDARA (A/C) .................................................................................26
4.1. PERSYARATAN PELAKSANAAN .................................................................................26
4.2. PEMBORONG ..............................................................................................................26
4.3. KOORDINASI ...............................................................................................................26
4.4. IZIN...............................................................................................................................27
4.5. LINGKUP PEKERJAAN TATA UDARA .........................................................................27
4.6. CONDENSING UNIT (CU) ............................................................................................27
4.7. EVAPORATOR BLOWER UNIT ( FAN COIL UNIT) .......................................................28
4.8. PIPA REFRIGERANT ...................................................................................................29
4.9. PIPA PEMBUANGAN AIR (PIPA DRAIN) ......................................................................30
4.10. INSTALASI LISTRIK .....................................................................................................30
4.11. SISTEM KONTROL.......................................................................................................31
4.12. BAHAN .........................................................................................................................31
4.13. PEKERJAAN LAIN-LAIN ...............................................................................................32
4.14. PERSYARATAN BAHAN/ MATERIAL ...........................................................................32
4.15. PENGUJIAN .................................................................................................................33
4.16. GARANSI......................................................................................................................33
4.17. TRAINING.....................................................................................................................34
4.18. BUKU PETUNJUK ........................................................................................................34
5. PEKERJAAN ELEKTRIKAL .........................................................................................................35
5.1. UMUM ..........................................................................................................................35
5.1.1. PENJELASAN ..............................................................................................35

ii
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

5.1.2. GAMBAR-GAMBAR......................................................................................35
5.1.3. BIDANG PEKERJAAN YANG DIKERJAKAN ................................................35
5.1.4. KLAUSUL YANG DISEBUTKAN ...................................................................35
5.1.5. KOORDINASI PEKERJAAN .........................................................................36
5.1.6. MATERIAL ...................................................................................................36
5.1.7. DAFTAR MATERIAL.....................................................................................36
5.1.8. NAMA PABRIK/MERK YANG DITENTUKAN ................................................36
5.1.9. SHOP DRAWING .........................................................................................36
5.1.10. SUBSTITUSI ................................................................................................37
5.1.11. CONTOH ......................................................................................................37
5.1.12. PROTEKSI ...................................................................................................37
5.1.13. ACCES OPENING ........................................................................................37
5.1.14. PENGECATAN .............................................................................................37
5.1.15. GAMBAR PEMASANGAN YANG SEBENARNYA .........................................37
5.1.16. PENGETESAN .............................................................................................38
5.1.17. DATA SUKU CADANG .................................................................................38
5.1.18. PERATURAN HAK PATENT.........................................................................38
5.1.19. KEBERSIHAN ..............................................................................................38
5.1.20. BUILT IN INSERT, SLEESVES DAN PERLENGKAPAN ...............................38
5.1.21. BUKU PETUNJUK (MANUAL) DAN INSTRUKSI ..........................................38
5.1.22. KELENGKAPAN INSTALASI ........................................................................38
5.2. SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN ELEKTRIKAL .......................................................39
5.2.1. INSTALASI KABEL/ WIRING ........................................................................39
5.2.1.1. "Splice" / Pencabangan ................................................................39
5.2.1.2. Bahan Isolasi................................................................................39
5.2.2. INSTALASI SAKELAR DAN STOP KONTAK (OUTLET) ...............................39
5.2.2.1. Sakelar-Sakelar ............................................................................39
5.2.2.2. Stop Kontak .................................................................................39
5.2.3. INSTALASI FIXTURES PENERANGAN ........................................................39
5.2.3.1. Umum ..........................................................................................39
5.2.3.2. Kabel-Kabel untuk Fixture ............................................................40
5.2.4. INSTALASI/ KONSTRUKSI PANEL ..............................................................40
5.2.4.1. Kabinet.........................................................................................40
5.2.4.2. Finishing.......................................................................................40
5.2.4.3. Pemasangan Panel ......................................................................40
5.2.4.4. Panel Distribusi Utama .................................................................40
5.2.4.5. Papan Nama ................................................................................41
5.2.4.6. Busbar/ Rel ..................................................................................41
5.2.4.7. Terminal Dan Mur Baut.................................................................41
5.2.4.8. Cadangan/Penyambungan dekemudian hari ................................41
5.2.4.9. Alat-Alat Ukur ...............................................................................41
5.2.4.10. Kabel-Kabel Pengontrol ................................................................41
5.2.4.11. Merk Pabrik ..................................................................................42
5.2.4.12. Pilot Lamp ....................................................................................42
5.3. KABEL TEGANGAN RENDAH ( NYY, NYFGBY, NYM, NYA ) 380 V .............................42
5.3.1. UMUM ..........................................................................................................42
5.3.2. KONSTRUKSI ..............................................................................................42
5.3.3. PENANDAAN/ WARNA ................................................................................42
5.4. PERALATAN LISTRIK ..................................................................................................42
5.4.1. PERALATAN PANEL ....................................................................................42
5.4.1.1. Circuit Breaker Motor Operated ....................................................42

iii
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

5.4.1.2. Moulded Case Circuit Breaker ......................................................43


5.4.1.3. Trafo Arus ....................................................................................43
5.4.1.4. Lampu Indikator............................................................................43
5.4.1.5. Push Button .................................................................................43
5.4.1.6. Miniature Circuit Breaker ..............................................................43
5.4.1.7. Relay-Relay .................................................................................43
5.4.2. MATERIAL UNTUK INSTALASI ....................................................................43
5.4.2.1. Sakelar Tunggal / Ganda ..............................................................43
5.4.2.2. Socket Outlet/Outlet dan Swicth Type Dinding ..............................43
5.4.2.3. Grid Swicth...................................................................................44
5.5. FIXTURES DAN ARMATURE .......................................................................................44
5.5.1. LAMPU/TUBE/BULB FLUORESCENT ..........................................................44
5.5.2. DOWN LIGHT RECESSED MOUNTED ........................................................44
5.5.3. LAMPU TANDA ARAH KEBAKARAN / EMERGENCY EXIT LAMP ...............44
5.5.4. KABEL..........................................................................................................44
5.5.5. PANEL PENERANGAN ................................................................................44
5.6. SISTEM PENTANAHAN................................................................................................45
5.6.1. LINGKUP PEKERJAAN ................................................................................45
5.6.2. STANDAR DAN KODE-KODE YANG BERLAKU ..........................................45
5.6.3. SISTEM PENTANAHAN ...............................................................................45
5.6.4. PEKERJAAN DAN ALAT BANTU .................................................................45
5.6.5. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI PENANGKAL PETIR ........46
5.6.5.1. LINGKUP PEKERJAAN................................................................46
5.6.5.2. KETENTUAN-KETENTUAN TEKNIS ............................................46
5.6.5.3. PEMASANGAN ............................................................................46
5.6.5.4. PENGUJIAN.................................................................................46
5.7. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SISTEM CCTV .....................................................46
5.7.1. UMUM ..........................................................................................................46
5.7.2. PENEMPATAN PERALATAN MONITOR DAN CAMERA ..............................47
5.7.3. DATA-DATA TEKNIS....................................................................................47

iv
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

1. RENCANA KERJA DAN SYARAT


PEKERJAAN STRUKTUR
1. PERSYARATAN UMUM

1.1 UMUM

Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis Mekanikal & Elektrikal pada babbab
selanjutnya. Apabila ada klausul dari persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini,
berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan
klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-
pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi
ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau
spesifikasi perencanaan saja, Pemborong harus tetap melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.

1.2 GAMBAR GAMBAR

a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua accessories dan


fixture secara terperinci. Semua bagian diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara
spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Pemborong, sehingga sistem dapat bekerja dengan
baik.
b. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi. Sedang
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek. Gambar-gambar
arsitektur dan struktur/sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail “finishing”
dari proyek.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar-gambar kerja dan detail
(working drawing) yang harus diajukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop
drawing yang diajukan Pemborong untuk disetujui Direksi dianggap bahwa Pemborong telah
mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan pekerjaan instalasi lainnya.
d. Pemborong harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set
lengkap gambar (kalkir) dan tiga set lengkap gambar blue print sebagai gambargambar sesuai
pelaksanaan (as built drawings). As built drawing harus diserahkan kepada Direksi segera setelah
selesai pekerjaan

1.3 KOORDINASI

a. Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan
Pemborong bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.

1.4 DAFTAR BAHAN DAN CONTOH

a. Dalam waktu tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari setelah Pemborong menerima pemberitahuan
melaksanakan pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk lain oleh Direksi, Pemborong diharuskan
menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4

1
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

(empat) yang didalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufacture, katalog dan keterangan-
keterangan lain yang dianggap perlu oleh Direksi. Persetujuan oleh Direksi akan diberikan atas dasar
diatas.
b. b. Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada Direksi. Semua
biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contohcontoh ini adalah menjadi
tanggungan Pemborong.
c. c. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi teknis ini dan
harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang-orang yang ahli.
d. d. Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas peralatan
(equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan, Pemborong harus segera
menghubungi Direksi untuk berkonsultasi.
e. e. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya tidak dikonsultasikan
dengan Direksi, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi beban tangung jawab
Pemborong. Untuk itu pemeliharaan equipment dan material harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi.

1.5 TESTING & COMMISSIONING

a. Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuranpengukuran yang
dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan dapat
berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratanpersyaratan yang berlaku.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Pemborong. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan
untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus disediakan oleh
Pemborong.

1.6 PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK DAN PENGGANTINYA

Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan dipersyaratkan
dengan nama dan dipersyaratkan ini, maka Pemborong wajib menyediakan sesuai dengan
peralatan/merk tersebut diatas. Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-
ketentuan dari Direksi.

1.7 PERLINDUNGAN PEMILIK

Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik dijamin dan dibebaskan
dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

1.8 CONTOH

Persetujuan harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-bahan/material yang akan dipasang disini
untuk dimintakan persetujuan Direksi. Semua biaya berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan
contoh-contoh ini menjadi tanggungan pemborong.

1.9 PENGETESAN

Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Direksi. Semua tenaga, bahan
dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut, merupakan tanggung jawab Pemborong

2
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

1.10 PENGUJIAN DAN PENERIMAAN

Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan dipasang dan telah
memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor harus melaksanakan pengujian
secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan ternyata
memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap
dengan peralatannya dapat diserahkan kepada Direksi.

1.11 MASA GARANSI DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

a. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan minimal satu tahun dan garansi kompressor selama
3 (tiga) tahun terhitung dari penyerahan kedua.
b. Selama masa garansi, Pemborong pekerjaan instalasi ini diwajibkan untuk mengatasi segala
kerusakan-kerusakan dari pada instalasi yang dipasangnya tanpa ada biaya tambahan.
c. Selama masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalasi ini masih harus menyediakan tenaga-
tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiap saat. Dalam masa ini Pemborong masih
bertanggung jawab penuh terhadap seluruh instalasi yang telah dilaksanakan.
d. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan buktibukti hasil
pemeriksaan atas instalasi, dengan pernyataan baik yang ditandatangani bersama oleh instalatur
yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Direksi pengawas lapangan serta dilampirkan sertifikat
pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi yang berwenang.
e. Jika pada masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalsi tidak melaksanakan atau tidak
memenuhi teguran-teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan selama masa garansi, maka
Direksi pengawas lapangan berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan tersebut pada
pihak lain atas biaya dari Pemborong yang melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.
f. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Pemborong harus mengadakan semacam
pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada Staff Teknik untuk setiap pekerjaan yang
ditunjuk oleh pemberi tugas (customer).

1.12 LAPORAN

a. Laporan Harian : Pemborong wajib membuat “Laporan Harian” & “Laporan mingguan” yang
memberikan gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan
tersebut dibuat dalam rangkap 3 meliputi :
- Kegiatan Fisik.
- Catatan dan perintah Direksi yang disampaikan secara tertulis.
- Hal-hal yang menyangkut masalah :
 Material (masuk/ditolak)
 Jumlah tenaga kerja
 Keadaan cuaca
 Pekerjaan tambahan / kurang

Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi ikhtisar dan
catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu depan. Laporan ini harus
ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan pada Direksi untuk diketahui/disetujui.

b. Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi dalam rangkap 4 (empat) mengenai hal-hal sebagai
berikut :
- Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan)
- Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi

3
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

- Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.

Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Direksi pekerjaan ini.

1.13 PENANGGUNGJAWAB PELAKSANA

a. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pemborong harus menempatkan seorang


penanggung jawab pelaksana yang ahli dan berpengalaman dan harus selalu berada di lapangan /
site, yang bertindak selaku wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan untuk memberikan
keputusan teknis, dan bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi-instruksi dari
Direksi.
b. b. Penanggung jawab tersebut harus berada di tempat pekerjaan selama jam kerja dan pada saat
diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada saat yang dikehendaki oleh Direksi dan perintah
pengawas di dalam pelaksanaan harus disampaikan langsung kepada pihak Pemborong melalui
penanggung jawab Pemborong.

1.14 PERUBAHAN, PENAMBAHAN,DAN PENGURANGAN PEKERJAAN

a. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-gambar rencana yang disesuaikan dengan
kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi.
b. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Pemborong harus menyerahkan gambar perubahan yang
dimaksud Direksi pengawas lapangan dalam rangkap 4 untuk disetujui.
c. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya, harus diajukan oleh
Pemborong kepada Direksi secara tertulis. Perubahan-perubahan material dan gambar rencana
yang mengakibatkan pekerjaan tambah kurang harus disetujui secara tertulis oleh Direksi.

1.15 PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN

a. Pembobokan Tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka pemasangan
instalasi ini maupun pengembaliannya seperti keadaan semula adalah termasuk pekerjaan
Pemborong instalasi ini.
b. Pembobokan, pengelasan dan pengeboran hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis
dari Direksi.
c. Pengelasan, pengeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat dilaksanakan
setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari Direksi.

1.16 PEKERJAAN LISTRIK


a. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh sistem listrik secara lengkap,
sehingga instalasi ini apat bekerja dengan sempurna dan aman.
b. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahaan pertama (serah terima
pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan pemilik.

1.17 PEMERIKSAAN ROUTINE

a. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan dan pemeriksaan


routine.
b. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut, harus dilaksanakan tidak kurang dari
dua minggu sekali, selama 3 bulan.

4
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

1.18 KANTOR PEMBORONG, LOS KERJA DAN GUDANG

a. Pemborong diperbolehkan untuk membuat keet, kantor, gudang dan los kerja di halaman tempat
pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi lapangan, penyimpanan barang/bahan
serta peralatan kerja dan sebagai area/tempat kerja (peralatan pekerjaan kasar), dimana
pelaksanaan tugas instalasi berlangsung.
b. Pembuatan keet kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan, bila terlebih dahulu
mendapatkan izin dari MK

1.19 PENJAGAAN

a. Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama berlangsungnya
pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan di tempat kerja (gudang
lapangan).
b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut diatas, menjadi
tanggungjawab Pemborong.

1.20 PENERANGAN DAN SUMBER DAYA

a. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang dianggap perlu,
harus diberi penerangan yang cukup.
b. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/daya kerja harus
diusahakan oleh Pemborong.

1.21 KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN

a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat pekerjaan
dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.
b. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik di dalam gudang maupun di luar
(halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan tidak
mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
c. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Direksi pada waktu
pelaksanaan.

1.22 KECELAKAAN DAN PETI P3K

a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka Pemborong
diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban atau para korban, serta
melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan departemen yang bersangkutan/berwenang
(dalam hal ini polisi dan Departemen Tenaga Kerja) dan mempertanggungjawabkan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
b. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama pada
kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.

1.23 PEGAWAI PENYELENGGARA DARI PEMBORONG

a. Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Pemborong harus diserahkan kepada
penyelenggara kepala dengan kualifikasi ahli, berpengalaman dan mempunyai wewenang penuh
untuk mengambil keputusan.
b. Site Manager harus berada ditempat pekerjaan selama jam-jam kerja dan setiap saat yang
diperlukan pemberi tugas.

5
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

c. Site Manager mewakili Pemborong di tempat pekerjaan, dapat bertindak penuh kepada Direksi.
d. Petunjuk dan perintah Direksi di dalam pelaksanaan, disampaikan langsung kepada Pemborong
atau melalui Site Manager, sebagai penanggungjawab di lapangan.
e. Pemborong diwajibkan untuk menjalankan disiplin yang ketat terhadap semua pekerja (buruh)
danpegawainya, kepada mereka yang melanggar terhadap peraturan umum, mengganggu ataupun
merusak ketertiban, berlaku tidak wajar, melakukan perbuatan yang merugikan terhadap
pelaksanaan pekerjaan, harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas perintah pengawas
harian. Bila Pemborong lalai, maka akan dikenakan tindakan sesuai dengan yang dimaksud dalam
pasal denda.

1.24 PENGAWASAN

a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh Direksi.
b. Pada setiap saat Direksi atau petugas-petugasnya harus dapa tmengawasi, memeriksa
dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Pemborong harus mengadakan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap luput dari pengamatan Direksi
d. adalah menjadi tanggung jawab Pemborong.
e. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja (08.00 sampai dengan
16.00), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban
Pemborong yang perhitungannya disesuaikan dengan peraturan pemerintah . Permohonan untuk
mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan surat yang disampaikan kepada Direksi
f. Di tempat pekerjaan, Direksi menempatkan petugas-petugas pengawas yang bertugas setiap saat
untuk mengawasi pekerjaan Pemborong, agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai
dengan isi surat perjanjian pemborong serta dengan cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.

1.25 BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN

a. Dua minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang lelang, harus siap dengan bagan
kemajuanpekerjaan (Time Schedule/Network Planning) sesuai dengan batas waktu maksimal yang
telah ditetapkan. Bagan tersebut disusun secara konvensional (barchart) dengan network planning.
b. Di dalam bagan kemajuan pekerjaan ini dicantumkan volume masing-masing bagian pekerjaan serta
mandays yang diperlukan
c. Dalam progress schedule harus dibuat juga kurva gambaran mengenai nilai dan harga pekerjaan-
pekerjaan sesuai dengan volume dan harga penawaran serta schedule yang dibuat oleh Pemborong.
d. Pemborong harus secara terpisah menyusun Bagian pengerahan tenaga dan bagian penyediaan
bahan, peralatan dan mesin yang diperlukan.
e. Bagan-bagan tersebut diatas harus mendapatkan persetujuan dan pengesahannya dari Direksi.
Pemborongan harus memiliki semua izin resmi yang diperlukan untuk pekerjaan instalasi listrik.

6
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN MEKANIKAL
2. PEKERJAAN PLUMBING

2.1. UMUM

a. Persyaratan Pelaksanaan
- Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan undang-
undang & peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
- Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara pemasangan, kwalitas
pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi ini harus sesuai dengan Standard Internasional
maupun Nasional seperti ASTM, NFPA-12, 13 & 20 dengan senantiasa mengutamakan
peraturan/standard/persyaratan Nasional.
- Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem ini, selain dari persyaratan
persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang
dikeluarkannya oleh pabrik pembuatnya.

b. Pemborong
- Yang dimaksud dengan pemborongan dalam spesifikasi ini adalah badan pelaksana yang telah
terpilih & memperoleh Kontrak Kerja untuk menyediakan dan pemasangan instalasi Peralatan
Pemadam kebakaran ini sampai selesai.
- Pemborong wajib mempelajari & memahami semua undang- undang dan peraturan-peraturan,
persyaratan umum maupun suplementernya, persyaratan pabrik pembuat, buku-buku
dokumen pelelangan, bundel gambar dan adendum serta petunjuk-petunjuk tertulis yang telah
dikeluarkan.
- Pemborong dapat meminta penjelasan kepada Direksi, Konsultan atau pihak yang ditunjuk
bilamana menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar-gambar atau
hal-hal lainnya, ada yang kurang jelas.
- Pemborong wajib mempelajari & memeriksa juga pekerjaan pihak-pihak lain yang dapat
mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bilamana sampai terjadi gangguan maka
Pemborong wajib mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap pihak.

c. Koordinasi dengan Pihak Lain


- Pemborong wajib koordinasi dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran pelaksanaan
pekerjaan proyek ini. Terutama koordinasi dengan pihak Pemborong Sipil/Arsitek, Elektrikal,
Untuk menentukan jalur pipa dsb.
- Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan atau disesuaikan oleh pihak lain atau yang
diberikan dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi ini, Pemborong bertanggung
jawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini.

d. Izin
- Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini
harus dilakukan oleh Pemborong atas tanggungan dan biaya Pemborong.
- Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain beserta keterangan-keterangan resminya yang
mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini harus dilakukan oleh pemborong atas
tanggung jawab & biaya Pemborong. Pemborong pekerjaan ini harus sudah berpengalaman

7
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

dalam pemasangan instalasi sistem Pemadam kebakaran dibuktikan dengan surat selesai
pekerjaan (berita acara) dari proyek yang telah ditangani sebelumnya.
- Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatenkan/keagenan,
dari tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan dan untuk ini. bila diperlukan
Pemborongan wajib menyerahkan surat pernyataan

2.2. PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN

a. Pekerjaan Air Bersih


- Pengadaan dan pemasangan secara sempurna peralatan utama yang diperlukan dalam sistem
penyediaan air bersih & dan air bersih dari pompapompa transfer dari Groundtank ke
Towertank, beserta perlengkapan. Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaaan beserta
perlengkapan yang meliputi Instalasi pemipaan ke setiap titik pemakaian.
- Instalasi pompa dan pemipaan distribusi pada setiap titik pemakaian.
- Pemasangan pipa distribusi kesetiap peralatan sanitary seperti halnya closed, wastafel, urinal
dan lain-lain yang sesuai dengan gambar perencanaan.

b. Pekerjaan Air Kotor dan Air Buangan


- Pengadaan dan pemasangan peralatan beserta perlengkapan yang diperlukan dalam sistem
pembuangan air kotor dan air buangan dari toilet dan pembuangan.
- Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti halnya closed, wastafel, urinal, floor
drain dan lain-lain.
- Pengadaan dan pemasangan Instalasi pipa air kotor dan air buangan serta pipa ventilasi, serta
kelengkapannya.
- Instalasi pipa air kotor dari closet dan urinoir di salurkan ke STP dan BioSeptic .

c. Kelistrikan
- Pengadaan dan pemasangan panel daya dan panel kontrol beserta pengabelannya.

d. Testing / Pengujian
- Mengadakan testing dan commissioning semua sistem pekerjaan yang terpasang, sehingga
berjalan dengan baik dan sempurna sesuai dengan spesifikasi teknis.

2.3. PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS UMUM

a. Waktu Pelaksanaan
- Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan disesuaikan dengan
tahap-tahap pembangunan atau disesuai dengan jadwal yang ditentukan kemudian.

b. Material
- Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru bebas dari
cacat/rusak material, dan menjamin terhadap kualitas atau mutu barang sesuai dengan tujuan
spesifikasi ini.
- Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti dengan yang
sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu setelah ditanda tangani berita acara
penerimaan barang.
- Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material / peralatan menjadi tanggungan / beban
kontraktor.

8
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

c. Gambar-gambar dan Spesifikasi


- Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan suatu kesatuan yang saling
mendukung dan tidak dipisah-pisahkan.

d. Gambar-gambar Perencanaan
- Di dalam gambar perencanaan ini tidak dimaksudkan untuk menunjukan semua pipa-pipa
fitting-fitting, katup-katup dan fixture lain secara terperinci.
- Semua bagian-bagian tersebut di atas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara
spesifik harus disesuaikan dan dipasang oleh Kontraktor, apabila diperlukan agar instalasi ini
lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan pelaksanaan yang wajar.

e. Gambar Kerja
- Gambar-gambar kerja (For Constrution) untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada di
lapangan (site), gambar pengembangan / gambar untuk tender tanpa persetujuan perencana
tidak boleh digunakan.
- Termasuk perubahan-perubahan atau usulan-usulan dan lain sebagainya.
- Selama pelaksanaan instalasi ini berjalan, Kontraktor harus memberikan tandatanda dengan
pinsil/tinta merah pada set gambar atas segala perubahannya, penghapusan atau
penambahan pada instalasi tersebut.

f. Gambar Pelaksanaan
- Kontraktor harus membuat gambar instalasi secara mendetail (Shop Drawing ) untuk disetujui
oleh Direksi, juga harus menyerahkan Gambar Pelaksanaan (As-Built Drawing) yang meliputi
denah, instalasi yang terpasang, detail pemasangan, detail peralatan dari seluruh instalasi.
- Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang umum berlaku dan mengikuti
Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979.

g. Contoh-contoh Barang
- Pemborong wajib mengirimkan semua contoh-contoh bahan / material , atau brosur-brosur dari
alat-alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan, kepada direksi dan menunggu persetujuan
dari Direksi Lapangan sebelum alat-alat tersebut dipasang.
- Bila bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirimkan ke kantor penyelidikan
bahan-bahan atas biaya Pemborong/Kontraktor.
- Bila ternyata dalam pelaksanaan terdapat bahan-bahan yang dinyatakan tidak baik/tidak sesuai
dengan contoh yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan, maka pemborong harus
mengangkut bahan/material tsb ke luar lapangan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari.

h. Tenaga Pelaksanaan
- Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/ tenaga-tenaga ahli dalam
bidangnya (Skilled Labour), agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik dan rapi.
- Untuk melaksakan pekerjaan yang khusus,maka pemborong harus memberikan surat
pernyataan yang membuktikan / menjamin bahwa tukang - tukangnya yang melaksanakan
pekerjaan tersebut memang mempunyai pengalaman dan kecakapan.
- Kontraktor wajib mempunyai PAS INSTALATUUR yang dikeluarkan oleh pihak yang
berwenang sesuai dengan domisili Pemborong/Kontraktor tersebut.

i. Pengamanan
- Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/ peralatan – peralatan untuk instalasi
ini dari pencurian atau kerusakan.
- Bahan-bahan / peralatan-peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh Kontraktor
tersebut tanpa tambahan biaya.

9
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

j. Koordinasi
- Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan mengadakan koordiansi dengan
Pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan Struktur, Elektrikal, Interior dan sebagainya,
sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pemasangan dapat
diperkecil/dihilangkan.
k. Korelasi Perkerjaan.
- Semua perkerjaan galian dan penimbunan yang ada berhubungan dengan pekerjaan plumbing
baik untuk ukuran dan kesesuaian gambar pelaksanaan merupakan tanggung jawab kontraktor
plumbing.
- Semua perkerjaan pembuatan dudukan / pondasi untuk Pompa / Mesin dilakukan oleh
kontraktor Plumbing,termasuk pembuatan tali air disekitar pondasi pompa dan terkoordinasi
dengan kontraktor lain yang terkait dan hal ini sudah termasuk dalam penawaran.
- Semua penarikan kabel listrik sampai ke panel pekerjaan plumbing yang dilakukan oleh pihak
lain, kontraktor plumbing wajib memberikan data-data dan gambar-gambar yang diperlukan
pihak lain yang mengerjakannya.
- Seluruh fasilitas Air, Listrik, Sanitair sementara / darurat hendaknya diusahakan oleh kontraktor
dan telah dimasukan dalam penawaran.

l. Jaminan dan pemeliharaan.


- Kontraktor harus memberikan jaminan Pabrik (Guaranted of product ) kepada pemilik proyek,
terhadap peralatan yang digunakan pada proyek ini.
- Kontraktor harus memberikan Maintenance service dalam 1 tahun untuk peralatan dan 1 (satu)
tahun untuk Instalasi, semenjak serah terima pekerjaan untuk pertama kali, kecuali yang
dinyatakan lain secara tersendiri.
- Kontraktor wajib mengganti setiap bagian pekerjaannya yang ternyata cacat atau rusak selama
jangka waktu jaminan/ yang tersebut diatas setelah proyek ini diserah terimakan untuk pertama
kalinya atas biaya sendiri, kecuali dinyatakan lain secara tersendiri.

m. Petunjuk Operasi dan Pemeliharan.


- Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya gambar-gambar, data-data peralatan, petunjuk
operasi dan cara-cara perawatan dari mesin-mesin yang terpasang dalam bahasa indonesia,
data-data tersebut harus diserahkan kepemilik proyek sebanyak 3 set dan kepada perencana
1 set.
- Pada saat penyerahan pertamakalinya harus diserahkan antara lain:
Instruction manual, instalation manual, maintenance guide operating instruction, trable shooting
instruction dan brosur-brosur mesin/peralatan yang asli.
- Kontaktor harus memberikan pula 2 set singkatan petunjuk operasi dan perawatan kepada
pemilik proyek

2.4. PENJELASAN PERSYARATAN PEKERJAAN AIR BERSIH, AIR KOTOR DAN AIR BUANGAN

Peraturan-peraturan/Persyaratan
- Tata cara pelaksanaan danlain-lain petunjuk yang berhubungan dengan peraturanperaturan
pembagunan yang sah berlaku di Republik Indonesia.
- Selama pelaksanaan Kontrak ini harus betul-betul ditaati. Pada umumnya peraturan-peraturan
berikut ini berkenan dengan pasal sebagai berikut :
a. Perusahaan-perusahaan Air Minum Negara,tentang instalasi air.
b. Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat
n. Teknik Penyehatan Dit.Jen. Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
c. Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3 (PUBB) 1956 NI-3 1963.
PUBB 1969.

10
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

d. Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-2/1955. PBI-NO-2/1971.


e. Peraturan Perburuhan Indonesia, tentang penggunaan tenaga kerja harian, mingguan, bulanan
dan borongan. Pemborong dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan
maksud dari peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut diatas.

2.5. MATERIAL / BAHAN – BAHAN YANG DIPAKAI

a. Untuk pipa-pipa jaringan Air Bersih tekanan 10 kg/cm2 dan harus memenuhi yang disetujui oleh
Direksi Pengawas yaitu pipa-pipa PPR dengan klas PN-10 persyaratan atau standard-standard
lainnya.
b. Untuk pipa-pipa jaringan Air Panas (bila ada) yaitu pipa-Polypropylene kelas PN.20 dengan tekanan
minimal 10 kg/cm2 dan harus memenuhi persyaratan atau standardstandard lainnya yang disetujui
oleh Direksi Pengawas
c. Untuk pipa air kotor, air bangunan dan pipa vent, yaitu dipakai pipa PVC. Pipa PVC yang dipakai
berkatagori class AW (10 kg /cm2)
- Pipa dan fitting yang digunakan dalam sistem pemipaan ini harus dari jenis pvc dan berasal
dari satu merk pembuat dan mengikuti standard SII.
- Fitting dapat juga dari merk lain selama ada jaminan dari pabrik pembuat pipa bahwa pipa yang
diproduksi oleh pabrik itu menggunakan fitting standard yang diproduksi oleh pabrik lain yang
ditentukan oleh pabrik pembuat pipa tersebut.
d. Untuk hal tersebut diatas kontraktor harus menyediakan potongan pipa dari berbagai ukuran yang
akan digunakan dan membuat contoh sambungan (mock up) antara pipa dengan pipa, dan antara
pipa dengan fitting untuk ditunjukan kepada Direksi Pengawas dan membuat persetujuan untuk
penggunaan pipa dan fitting tersebut, serta memberikan jaminan purna jual untuk pipa dan fitting
tersebut. Tebal dindingnya tidak boleh kurang dari ukuran sebagai berikut :
Diameter dalam Tebal dinding Minimum
ø. 50 s/d 80 mm 3,15 - 4,05 mm
ø. 100 s/d 125 mm 4,5 - 5,4 mm
ø. 150 s/d 200 mm 5,4 - 6,4 mm
ø. 200 s/d 250 mm 6,4 - 8,3 mm
ø. 250 s/d 300 mm 3,15 - 4,05 mm

2.6. PENGUJIAN

a. Pengujian sistem pembuangan air kotor dan air buangan.


- Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup (Plugged)
agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai dengan lubang vent tertinggi.
- Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan tersebut di atas, untuk jangka waktu 2
x 24 jam dan selama waktu tersebut tidak boleh terjadi penurunan tekanan air.
- Apabila pemilik menginginkan pengujian lain di samping pengujian di atas, Kontraktor harus
melakukannya tanpa tambahan biaya.

b. Pengujian Sistem Distribusi Air Bersih


- Sebelum dipasang fixtures-fixtures seluruh sistem distribusi air harus diuji dengan tekanan 1,5
kali tekanan kerja untuk pipa sanitary tanpa mengalami kebocoran dalam waktu 2 x 24 jam
terus menerus dengan penurunan tekanan maksimum 5 % dari harga tersebut.
- Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari panjang pipa
maximum 100 meter.
- Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan adalah menjadi tanggung jawab Pemborong
atau Kontraktor.

11
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

- Pengetesan pipa harus dilaksanakan dengan disaksikan oleh Pengawas Lapangan,


selanjutnya apabila telah diterima/memenuhi syarat akan dibuatkan Berita Acaranya.

2.7. SISTEM PEMIPAAN

a. Sistem Penyambungan Pipa


Pipa Air Bersih dan air buangan/air kotor :
- Untuk bahan sambungan seperti socket, elbow, tee dan lain-lain dari bahan yang sama,
sedangkan untuk system penyambunganya, digunakan alat pemanas khusus.
- Untuk air bekas / air kotor digunakan pipa PVC Class AW penyambungan menggunakan fitting
socket yang di lem dengan Solvent Cement.

b. Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya.


- Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari kotoran yang akan
mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang dengan kokoh (Rigid)
ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.
- Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak mengganggu waktu
pemasangan-pemasangan/dinding porselent dan sebagainya.
- Dengan pemasangan fixtures yang baik dan serasi, juga kuat dalam kedudukannya untuk
komponen, misalnya fixture, fitting dan sebagainya. Kontraktor bertanggung jawab untuk
melengkapi komponen tersebut di dalam kelengkapan jaringan instalasi tersebut.
- Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok dari beton dengan
campuran yang kuat dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee, elbow, valve dan
sebagainya.

c. Penggantung / Penumpu Pipa


- Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker yang kokoh
(ringit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran.
- Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak antara
tidak lebih dari 2,5 m.
- Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/terikat pada konstruksi bangunan dengan
insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau dengan Ramset.
- Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem/clam dan dibuat dengan jarak tidak lebih dari 3
m'.
- Fitting harus dari jenis „ injection moulded „ sedangkan „ welded fitting „ sama sekali tidak
diperkenankan untuk dipergunakan dalam sistem pemipaan.
- Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE Sanitair atau Combination WYE
45 atau long radius bend dengan Clean out.
- Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cm diatas muka banjir alat sanitair tertinggi
dan dibuat dengan kemiringan minimum sebesar 1%
- Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
- Pipa Vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm diatas atap dan
tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
- Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan pada pipa air kotor.
- Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar pelaksanaan dan
dimensi dari masing-masing pipa tercakup pula dalam gambar tersebut.
- Disetiap Floor drain dilengkapi dengan U-Trap, untuk mencegah masuknya gas yang berbau
dalam ruangan.

12
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

- Pada saluran buangan dari preparation area dapur, sebelum masuk ke Inlet, sistem pemipaan
air kotor bangunan, harus dipasang penyaring kotoran dari bahan Stailess steel untuk
mencegah penyumbatan didalam pipa.
- Pada jalur pemipaan air kotor yang mengandung lemak dipasang clean out di setiap belokan
dan pada pipa vertikal utama ( disetiap pintu shaft ).
- Pipa air buangan & air kotor harus mempunyai kemiringan atau sloope yang besarnya mengacu
ke buku pedoman Plumbing Indonesia 1979.

d. Valve-Valve dan peralatan bantu Pompa (accessories ).


- Water valve sampai dengan 2" adalah jenis "Screwed dengan bahan yang sama dengan pipa.
Atau Brass
- Water valve 2 "- 3" adalah bronze flanged body dengan "internal screwed spindle".
- Water valve lebih besar dari 3" adalah "flanged steel body" dengan external spindle yoke".
- Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya, untuk pekerjaan air bersih
sanitari digunakan tekanan kerja 10 kg/cm2 .
- Check Valve ½” – 2” valve body stem disc bronze material, female thead.
2 ½” keatas Cast Iron body, Flanged end, Cast steel disc.
- Strainer ukuran ½” - 2” Valve body, Steam disc bronze material, female thread, Y type.Ukuran
2 ½” keatas, Cast iron body, stainless steel screen, flanged end, Y type.
- Flexible Connection ukuran 2” - 8” material Synthetic rubber material flanged end.
- Pressure Gauge Dial type 4” pressure range 0 s/d 10 kg/cm2.
- Floater Valve bronze body, plastic ball , male thread
- Water level control 3 electrode
- Foot Valve bronze body material. Atau cast steel untuk diameter lebih dari 50 mm
- Jenis valve (katup) dan perlengkapannya dari kelas 10 kg/cm2.

e. Pipa-pipa dalam Tanah


- Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman 60 cm untuk pipa 4" ke bawah dan
80 - 100 cm untuk pipa 5" ke atas.
- Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak
tertumpu dengan baik.
- Untuk pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa sambungan tidak boleh diletakan pada lubang-lubang
yang sama.
- Setelah pipa terpasang pada lubang galian dan setelah diperiksa leh Pengawas yang ditunjuk,
semua kotoran dibuang dari lubang galian ditimbun kembali dengan baik pasir urug atau tanah
bekas galian atau dengan bahan yang ditentukan Direksi Lapangan dengan izin yang disetujui.
- Patokan / pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari garis tengah pipa
(as pipa) sampai kepermukaan jalan / tanah asli atau bila tidak akan digunakan ketentuan-
ketentuan persyaratan minimal menurut buku petunjuk untuk dalamnya galian.
- Pipa diletakan diatas landasan pasir yang tidak dipadatkan dengan posisi sesuai dengan
- “line & grade “yang tertera pada gambar.
- Landasan pasir dibawah pipa dibuat setebal 19 cm dan pada posisi tepat dibawah sambungan
harus diletakan alur berukuran 5 x 15 cm sehingga pipa memperoleh tekanan secara merata.
- Urugan pasir dilakukan pada sisi pipa sampai setinggi setengah pipa dan pasir dipadatkan
dengan alat penimbris dari kayu dan selama pekerjaan berlangsung pipa harus tetap pada
posisi semula tidak diperkenankan adanya pergeseran.
- Urugan selanjutnya dengan mempergunakan tanah urug dan dipadatkan secara merata
dengan tanah urug seperti pada persyaratan pekerjaan sipil.
- Pemadatan hanya boleh dilakukan pada sisi sebelah-menyebelah pipa saja.
- Pemadatan dengan mesin hanya boleh dilakukan setelah pipa tertanam.

13
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

f. Pengecatan
- Untuk pipa-pipa terlihat (exposed) harus diberi tanda dengan warna atau cat yang warnanya
akan ditentukan kemudian oleh Direksi Lapangan.
- Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda warna/cat pada setiap jarak
ñ 4 m pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-pipa pada shaft dimana terletak pintu pemeriksaan.
g. Warna Cat Pipa
Sebagai patokan dipakai warna cat sebagai berikut :
- Untuk jaringan pipa air bersih dipakai warna biru.
- Untuk jaringan pipa air recycle dipakai warna hijau.
- Untuk jaringan pipa air buangan dan drain dipakai warna Abu-abu Untuk jaringan pipa yang
expose tanda-tanda berupa arah panah yang menunjukan arah aliran (warna arah panah
berwarna putih)

2.8. PENJELASAN SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN UTAMA


a. Pompa Transfer Air
Bersih Ketentuan Umum.
- Pompa harus dipilih dengan kapasitas dan tinggi tekan air seperti yang ditentukan pada pasal
berikutnya.
- Pompa yang hendak dipasang / ditawarkan harus merupakan pompa yang akan berkerja pada
effesiensi tertingginya dan pada daerah kerja Impeller yang stabil.
- Effisiensi pada kondisi operasi tidak boleh kurang dari 60% .
- Impeller harus disesuaikan dengan kebutuhan akan kerja seperti yang ditentukan tanpa harus
melakukan pengurangan diameter Impeller dari apa yang telah diberikan oleh pabrik pembuat.
- Motor Horse-power (Nameplate HP) rating harus dipilih sesuai dengan kebutuhan motor horse-
power bila pompa berkerja dengan ukuran Impeller maksimum (full size impeller) agar motor
tidak menjadi „overloading‟
- Motor, pompa dan baseplate harus „shop aligned‟ oleh pabrik/ agen pemasaran pompa
tersebut di indonesia, sehingga tidak perlu melakukan pensejajaran (aligning) kembali di tapak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Spesifikasi Teknis
Seal harus sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
Untuk shut-off head kurang dari 10 kg/cm2 boleh menggunakan „stuffing-box with gland packing
seal‟ Untuk shut-off head 10 kg/cm2 atau lebih harus menggunakan „Mechanical seal‟

c. Casing.
Harus dari bahan cast-iron dan mampu menahan tekanan minimum sebesar 1.5 kali “shut-off head”,
dengan sambungan sisi isap dan tekan dari jenis flange standard.

d. Coupling And Baseplate


- Harus dari jenis kopel langsung dengan „ flexible coupling‟ yang sesuai untuk torsi dan HP dari
motor penggerak dan dilengkapi dengan pelindung (coupling guard).
- Pompa dan motor harus didudukan di atas plat landasan (baseplate) dengan konstruksi pabrik
dari bahan baja atau besi tuang dengan dudukan peredam getar untuk setiap alat.
- Harus tersedia perlengkapan untuk pengaturan kesejajaran antara Pompa dan Motor serta
dilengkapi dengan pasak untuk mematikan posisi pompa.

e. Kelengkapan
- Setiap pompa harus dilengkapi denagn katup searah pada posisi tekan, katup penutup dan
flexible connection pada posisi hisap maupun posisi tekannya dan dilengkapi strainer pada sisi
hisap pompa.

14
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

- Setiap pompa harus dilengkapi dengan pengukur tekanan (pressure gauge) dengan katup
isolasi, dipasang sesuai dengan gambar.
- Setiap pompa harus dilengkapi dengan pemipaan drain untuk penampungan drain dari casing
dan seal, yang dialirkan melalui saluran ada baseplate, menuju ke saluran air hujan terdekat.
- Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup pelepas udara, penutup poros, flange dan mur
baut pengikat, baut untuk pondasi dan kelengkapan lainnya.

f. Penyesuaian Impeller
- Kontraktor harus menghitung kembali tinggi tekan nominal sistem pemipaan untuk
mendapatkan besar kebutuhan tinggi tekan aktual.
- Dalam hal ini , pompa didatangkan harus dalam keadaan dengan impeller/ sudu-sudu yang
utuh dan motor penggerak yang mampuh untuk menjalankan pompa dengan kondisi full-size
impeller tanpa terjadi „overloading‟
- Sesudah „test-run‟, kontraktor harus menghitung aliran pada setiap sistem dan dengan seijin
DIREKSI PENGAWAS/MK dapat melakukan pemotongan impeller untuk penyesuaian dengan
kondisi pembebanan sesuai dengan kurva pompa

2.9. WATER LEVEL CONTROL


Jenis : Floatless, electrode water level controller
Tegangan operasi : 24 volt , DC,
Lokasi : Roof Tank dan Ground Tank
Type : Electric dengan sistem relay ex Jerman/ setara kobold
Dipasang electrode pada roof tank dan ground tank untuk mengatur kerja pompa transfer dan juga
dipasang electrode untuk mengatur kerja pompa deep well.

2.10. 1.10 PANEL CONTROL START-STOP DAN MONITOR


a. Konstruksi Panel
- Panel harus terbuat dari pelat baja dengan ketebalan minimum 2 mm , rangka pelat baja
konstruksi las dicat meni tahan karat dan cat finish (cat bakar) warna abu-abu.
- Tekukan-tekukan dan sambungan-sambungan antara pelat satu dan yang lainnya harus dibuat
rapi sehingga tidak terdapat tonjolan-tonjolan bekas las.
- Panel dilengkapi dengan pintu luar , pintu dalam , kunci dan handle sehingga aman tetapi
mudah pemeliharaan.
- Komponen-komponen panel harus satu merk.
- Motor-motor listrik yang mempunyai rating 5,5 HP keatas harus dilengkapi dengan „ wye-delta
starting unit „ .
- Hal tersebut diatas tidak berlaku bagi mesin-mesin yang telah memiliki bult-in starting device.
- Pemasangan komponen-komponen panel harus diatur rapi dan diperkuat sehingga tahan oleh
ganguan mekanis.
- Kabel yang digunakan dari jenis NYY dan harus mempunyai kemampuan hantar arus setingkat
lebih besar dari rating pengaman rangkaian dimana kabel digunakan.
- Pemasangan kabel instalasiharus menggunakan sepatu kabel.
- Komponen-komponen switching pada panel seperti magnetic contactor, timer switch,
disconnecting switch dan lain-lain harus mempunyai rating setingkat lebih tinggi dari rating
pengaman rangkaian komponen-komponen tersebut.
- Untuk pemasangan kabel instalasi didalam panel harus disediakan terminal penyambung yang
disusun rapi dan ditempatkan pada lokasi yang tepat dalam arti kata pada bagian panel dimana
kabel instalasi tersebut masuk dan keluar dari terminal penyambungan.
- Pada setiap komponen panel , sepatu kabel, kabel instalasi serta terminal penyambungan
kabel harus diberi indikasi/lebel/sign plates mengenai nama terminal/ peralatan yang diatur
instalasi listriknya, label itu harus terbuat dari pelat alluminium atau sesuai stabdard DIN 4070.

15
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

b. Kemampuan Operasi
- Panel kontrol Start-stop dan Monitor pompa air
- Panel kontrol pompa harus dapat beroperasi untuk:
- Menjalankan dan mematikan pompa.
- Mengatur pengoperasian sitem pompa distribusi air bersih secara bergantian
- Mengatur seperti tersebut diatas harus dapat dilakukan baik secara otomatis maupun secara
manual.
- Pemilihan tersebut harus dapat dilakukan melalui saklar pilih /selektor switch
- Panel kontrol harus dilengkapi dengan alat peraga visual (wiring diagram yang dilengkapi
denagn indicator lamp, sehingga dari panel kontrol tersebut dapat dimonitor operasi sistem
pompa distribusi air bersih.
- Dari panel kontrol harus dapat diketahui bila kondisi air didalam ground reservoir telah
mencapai level yang paling rendah.
- Operasi otomatis dengan menggunakan sensor tekanan (pressure switch) yang dipasang pada
pressure tank dan pressure switch yang dipasang didalam pipa instalasi air bersih, sehingga
bila tekanan menurun pada nilai tertentu (nilai setting pressure switch yang paling kecil), maka
salah satu pompa akan beroperasi, sebaliknya bila tekanan telah mencapai harga tertentu (nilai
setting yang besar), maka pompa yang sedang beroperasi akan berhenti.
- Operasi sistem pompa distribusi air bersih seperti tersebut diatas akan terus berlangsung
selama persediaan air didalam ground reservoir berada pada batas-batas tertentu (maximum
level), sedangkan apabila level air didalam ground reservoir telah mencapai batas-batas
tertentu (minimum level) maka pompa akan berhenti secara otomatis.
- Pengaturan tersebut dilakukan dengan menggunakan alat pengatur „ water level control unit
yang dilengkapi dengan electroda.
- Kondisi air yang paling rendah seperti disebutkan diatas harus dapat dimonitor pada panel
kontrol secara visual berupa diagram instalasi yang dilengkapidengan lampu indikator.

2.11. PEKERJAAN AIR KOTOR

a. Sistem Pembuangan Air Kotor


- Diadakan pemisahan antara pemipaan air kotor dari closet dan urinal dengan air buangan dari
lavatory dan floor drain (sistem terpisah).
- Pengumpulan digunakan pipa-pipa cabang horizontal pada setiap lantai yang kemudian
diteruskan ke pipa induk vertical dalam shaft yang telah disediakan.
- Pembuangan air kotor dari closet atau urinal akan dialirkan kedalam STP (Sewage Treatment
Plant) . Sedangkan pembuangan air bekas dari lavatory dan floor drain akan dialirkan langsung
kesaluran drainase terdekat.
- Spesifikasi Teknis Umum

b. Pipa-pipa air kotor, air buangan dan pipa ventilasi digunakan pipa-pipa (PVC) kualitas kelas AW (10
kg/cm2 )& PVC D (5 kg/cm2) untuk ventilasi.

c. Pemipaan Ventilasi
- Untuk pipa ventilasi dipasang bersatu dengan dinding dengan diameter 1-1 1/2" untuk masing-
masing fictures yang membutuhkan.
- Kemudian diteruskan oleh pipa induk ventilasi yang berada pada shaf dimana perlepasan akhir
pada lantai atap dilengkapi dengan vent-cup.

d. Penyambungan pipa
- Penyambungan pipa PVC menggunakan pipa joint type socket yang di lem dengan lem solvent
cment.

16
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

- Pipa harus dipasang secara sentris pada sambungannya .


- Pelaksanaan penyambungan harus hati-hati, permukaan sambungan harus dibersihkan /
bebas dari kotoran dan lemak. Lem untuk penyambung harus merata ke seluruh permukaan,
kemudian disambungkan.

e. Penanaman pipa.
- Pipa diletakkan dilandasan pasir yang tidak dipadatkan dengan posisi sesuai dengan " line &
grade " yang tertera pada gambar .
- Landasan pasir dibawah pipa dibuat setebal 10 cm dan pada posisi tepat dibawah sambungan
harus disediakan alur ber-ukuran 5 x 15 cm sehingga pipa mendapat tekanan yang merata.
- Urugan pasir dilakukan pada sisi pipa sampai setinggi setengah pipa dan pasir dipadatkan
dengan alat penimbris dari kayu dan selama pekerjaan berlangsung pipa harus tetap pada
posisi semula tidak diperkenankan adanya pergeseran.
- Urugan selanjutnya dengan menggunakan tanah urug dan dipadatkan secara merata dengan
tanah urug seperti pada persyaratan pekerjaan sipil.
- Pemadatan hanya boleh dilakukan pada sisi sebelah-menyebelah pipa saja.
- Pemadatan dengan mesin hanya boleh dilakukan setelah pipa tertanam.

2.12. PEKERJAAN DRAINASI

2.12.1. Lingkup Pekerjaan

- Pengadaan dan pemasangan talang air hujan


- Pembuatan saluran air hujan gedung ke saluran drainase luar bangunan.
- Pembuatan sumur resapan sesuai dengan Gambar.
Pekerjaan Talang Air Hujan
Persyaratan bahan dan peralatan bantu :
Bahan pipa talang,
Jenis : pipa PVC
Kelas : AW
Tekanan : 10 kg/cm2
Roof Drain
Jenis : Cast Iron cor
Konstruksi : sesuai gambar
Sumur resapan
Jenis : Beton Cetak
Konstruksi : sesuai gambar (Tidak masuk lingkup pekerjaan)

2.12.2. Persyaratan Pelaksanaan Pemipaan

a. Pipa Tegak,
- Pipa harus dipasang dengan dudukan baja dan klem dari baja.
- Jarak maximum antara klem adalah 300 cm atau pada setiap jarak sejauh jarak lantai ke lantai.
- Pipa tegak terpasang didalam shaft sesuai dengan gambar.

b. Pipa datar,
- Pipa harus dipasang dengan penggantung dari baja seperti penggantung pipa air bersih
- Jarak antara penggantung harus mengikuti ketentuan berikut ini :
dia. 2 inch atau lebih kecil, setiap 200 cm
dia. 2 inch atau lebih besar, setiap 300 cm

17
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

dengan kemiringan minimum sebesar 1 %.

c. Pipa yang ditanam dalam tanah,


- Pada sisi bawah dari pipa tegak yang dihubungkan dengan pipa datar harus diberi dudukan
dari blok beton.
- Kedalaman pipa dari titik awal penanaman bervariasi sampai ke bak titik sambung dengan
saluran drainase tapak dengan kemiringan minimum 1 %.

d. Sambungan,
- Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih kecil dari 2 inch menggunakan Solvent Cement.
- Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih besar dari 2 inch menggunakan sambungan
Rubber-Ring.

2.13. PERSYARATAN TEKNIS DAN PEMASANGAN

- Semua pipa yang berada didalam bangunan harus dipasang didalam dinding/baian dari bangunan
pada arah vertikal maupun horizontal.
- Sudut belokan yang diperbolehkan adalah 90 dan 45 derajat
- Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dahulu dalam keadaan sempurna.
- Sebelum support dipasang harus dicat dengan zinchomate primer pintu.
- Semua pemasangan harus rapih dan sebaik mungkin.
- Pada waktu pemasangan, ujung pipa yang belum akan disambungkan harus ditutup dengan plug
atau dop.
- Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada support.
- Pipa dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan yang dipaksakan.
- Pemborong ini harus dapat berkerja sama dengan pemborong lain
- Semua pemasangan yang berhubungan (menggantung) menembus pada Konstruksi bangunan,
kontraktor ini menghubungi direksi untuk minta persetujuan.
- Pemborong harus menyediakan Sleeve dilengkapi dengan sayap untuk pipa-pipa yang menembus
bangunan.
- Pipa besi yang ditanamdalam tanah harus dicat dengan Aspal tiga kali dan dilapisi karung sebelum
ditanamkan.
- Klos-klos kayu harus kayu jati yang sudah tua dan kering , baut-baut serta murnya dari bahan logam
yang tidak berkarat
- Dempul karet atau seal dengan kwalitas baik agar digunakan untuk mencegah kebocoran dan
perembesan.

2.14. PENYAMBUNGAN PIPA DAN FITTING

- Semua sambungan ulir sampai dengan 2” harus menggunakan Seal tape.


- Semua sambungan ulir 2 ½” ke atas boleh memakai Henep dan zinkwite dengan campuran minyak
cat.
- Semua potongan pipa harus menggunakan Pipe cutter dengan pisau roda.
- Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersikan dari bekas cutter dengan reamer.
- Setiap pipa sesudah valve harus dipasang union untuk pipa sampai dengan 2” dan menggunakan
flens untuk pipa 2 ½” keatas.
- Pada jaringan pipa harus dipasang union atau flens pada jarak minimal 60 cm untuk memudahkan
pemasangan dan perbaikan.
- Semua pipa harus bersih dari bekas bahan preparat sambungan.
- Pekerjaan pengelasan dilakukan oleh tenaga yang mempunyai sertifikat pekerjaan pengelasan dari
Instansi yang berwenang.

18
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

2.15. PEKERJAAN SEPTIC TANK ( KONVENSIONAL)

2.15.1. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan
Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan Septic Tank . Sebagaimana yang
ditunjukkan dalam gambar rencana dan spesifikasi ini.yang antara lain,tetap tidak terbatas pada :
a. Pembuatan Septic Tank, tidak termasuk dalam lingkup pekerjaan ini ( semua pekerjaan struktur
sudah masuk lingkup kerja struktur ).
b. Pengadaan dan Pemasangan seluruh peralatan Septic Tank sampai sistem berjalan
sebagaimana yang diinginkan.
c. Pembuatan gambar ”shop drwaing” lengkap dengan sambungan-sambungan yang dibutuhkan
pada pihak lain.
d. Mengadakan pemeliharaan pada masa pemeliharaan yang ditentukan selama 12 bulan.
e. Menyerahkan 3 set buku petunjuk dan perawatan kepada pemberi tugas.
f. Mengadakan analisa/memeriksakan hasil air buangan dari Gedung ke Laboratorium yang telah
disyahkan oleh dinas PDAM setempat.
g. Mengurus segala izin-izin yang diperlukan bagi pemasangan instalasi ini.
h. Pemborong harus memberikan jaminan sistem yang ditawarkan minimla selama 3 tahun dan
memberikan pula masa garansi peralatan selama 12 bulan.

2. Koordinasi
Adalah bukan tujuan dari spesifikasi ini ataupun gambar rencana untuk menunjukkan secara detail
seluruh peralatan dan penyambungannya. Pemborong harus melengkapi dan memasang peralatan-
peralatan yang dibutuhkan untuk membuat Septic Tank yang lengkap sesuai dengan sistem yang
diberikan .

3. Pengajuan-Pengajuan
Dalam waktu paling lambat 35 hari kalender setelah kontrak pemborong harus mengajukan :
a. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.
b. Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan-pekerjaan/pemasangan peralatan
dan pemipaan,penyambung dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau pekerjaan-pekerjaan yang
sulit dilaksanakan. Ataupun perubahan-perubahan atau modifikasi yang diusulakan terhadap
gambar rencana.
c. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada ) dari peralatanperalatan yang
akan dipasang.

4. Review Direksi pengawas akan memeriksa (mereview) pengajuan-pengajuan dari pemborong dan
memberi komentar atas hal tersebut. Pemborong harus memodifikasi/ merevisi pengajuannya sesuai
dengan komentar Direksi Pengawas, sampai didapat persetujuan dari Direksi.

2.16. MASA JAMINAN, PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA

2.16.1. Masa Jaminan

Semua pekerjaan instalasi maupun peralatannya harus dijamin akan bekerja dengan sempurna. Semua
pekerjaan yang masuk dalam lingkup pekerjaan ini harus diberi masa jaminan selama 1 (satu) tahun
setelah masa penyerahan pekerjaan tersebut.

19
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

2.16.2. Masa Pemeliharaan

Masa pemeliharaan ditetapkan 1(satu) tahun kalender sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan
dengan disertai Berita Acara. Pemborong harus memperbaiki segala kerusakan kerusakan atau
kekurangan-kekurangan yang disebabkan kurang sempurnanya pelaksanaan dan atau bahan-bahan
yang digunakan. Pekerjaan perbaikan ini harus segera dikerjakan oleh Pemborong pada peringatan
pertama dari Direksi. Kontraktor harus memperbaiki segala kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh
pelaksanaan pekerjaan ini. Jika Pemborong melalaikan peringatan ini atau pekerjaan perbaikan kurang
sempurna, maka Manajemen Konstruksi dapat meminta orang lain untuk memperbaiki atau mengganti
dengan biaya Pemborong. Setelah jangka waktu pemeliharaan ini berlalu dan segala kerusakan atau
kekurangan itu telah diselesaikan dengan baik oleh Pemborong, maka pekerjaan dapat diserahkan untuk
kedua kalinya.

2.16.3. Serah Terima Pekerjaan

Pekerjaan tersebut harus selesai seluruhnya dan diserahkan untuk pertama kalinya pada waktu seperti
tersebut diatas. Pemberitahuan penyerahan pekerjaan, harus dinyatakan secara tertulis oleh Pemborong
dengan menyebutkan secara tertulis oleh Pemborong dengan menyebutkan tanggal penyerahan yang
dikehendaki, dalam waktu 1 minggu sebelum penyerahan yang dikehendaki kepada Manajemen
Konstruksi. Jika pekerjaan telah memenuhi syarat, maka Manajemen Konstruksi akan menerima
pekerjaan tersebut untuk yang pertama kali, dinyatakan secara tertulis dalam Berita Acara Penyerahan
Pertama.

3. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TATA UDARA

3.1. UMUM

Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis Mekanikal & Elektrikal pada babbab
selanjutnya. Apabila ada klausul dari persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini,
berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan
klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-
pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi
ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau
spesifikasi perencanaan saja, Pemborong harus tetap melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.

3.2. GAMBAR – GAMBAR

a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua accessories dan


fixture secara terperinci. Semua bagian diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara
spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Pemborong, sehingga sistem dapat bekerja dengan
baik.
b. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi. Sedang
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek. Gambar-gambar
arsitektur dan struktur/sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail “finishing”
dari proyek.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar-gambar kerja dan detail
(working drawing) yang harus diajukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop
drawing yang diajukan Pemborong untuk disetujui Direksi dianggap bahwa Pemborong telah
mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan pekerjaan instalasi lainnya.

20
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

d. Pemborong harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian


pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set
lengkap gambar (kalkir) dan tiga set lengkap gambar blue print sebagai gambargambar sesuai
pelaksanaan (as built drawings). As built drawing harus diserahkan kepada Direksi segera setelah
selesai pekerjaan.

3.3. KOORDINASI

a. Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan
Pemborong bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.

3.4. DAFTAR BAHAN DAN CONTOH

a. Dalam waktu tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari setelah Pemborong menerima pemberitahuan
melaksanakan pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk lain oleh Direksi, Pemborong diharuskan
menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4
(empat) yang didalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufacture, katalog dan keterangan
keterangan lain yang dianggap perlu oleh Direksi. Persetujuan oleh Direksi akan diberikan atas dasar
diatas.
b. Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada Direksi. Semua
biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contohcontoh ini adalah menjadi
tanggungan Pemborong.
c. Semua peralatan / material harus dari agen / distributor yang jelas, yang di buktikan dengan sertifikat
keagenan dari Negara produsen, bertanggung jawab mengenai mutu peralatan purna jual dan teknisi
yang berpengalaman.
d. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi teknis ini dan
harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang-orang yang ahli.
e. Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas peralatan
(equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan, Pemborong harus segera
menghubungi Direksi untuk berkonsultasi.
f. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya tidak dikonsultasikan
dengan Direksi, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi beban tangung jawab
Pemborong. Untuk itu pemeliharaan equipment dan material harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi.

3.5. COMMISIONING DAN TESTING

Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Direksi. Pengukuran tersebut
meliputi :
a. Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuranpengukuran yang
dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan dapat
berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratanpersyaratan yang berlaku.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Pemborong. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan
untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus disediakan oleh
Pemborong.

21
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

c. Dalam test tersebut harus dibuat berita acara yang isinya menerangkan hasil pengukuran Coefficient
of performance (COP) yang terjadi pada peralatan ac tersebut serta kelistrikan di panel AC berupa
Voltage antar phasa & netral, Total besar ampher dan daya (kw) tiap group AC tiap Lantai dan
harmonisa yang terjadi. Temperature dan kelembaban ruangan dan temperature udara luar.
Pengukuran kelistrikan temperature & kelembaban harus tercatat tiap menit terus menerus minimal
selama 12 jam. Pengukuran aliran udara tiap diffuser, Nilai kebisingan (Noice level) pada indoor unit
outdoor unit dan exhause fan di toilet Parameter Besaran yang diizinkan Temperatur udara luar 28
s/d 32 ºC Temperatur udara ruangan (kosong) 20 s/22 ºC Kelembaban % 50 -60%

3.6. PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK DAN PENGGANTINYA

Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan dipersyaratkan
dengan nama dan dipersyaratkan ini, maka Pemborong wajib menyediakan sesuai dengan
peralatan/merk tersebut diatas. Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-
ketentuan dari perencana.
Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik dijamin dan dibebaskan
dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

3.7. CONTOH

Persetujuan harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-bahan/material yang akan dipasang disini
untuk dimintakan persetujuan Direksi. Semua biaya berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan
contoh-contoh ini menjadi tanggungan pemborong.

3.8. PENGUJIAN DAN PENERIMAAN

Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan dipasang dan telah
memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor harus melaksanakan pengujian
secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan ternyata
memenuhi fungsi fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap
dengan peralatannya dapat diserahkan kepada Direksi.

3.9. MASA GARANSI DAN SERAH TERIMA

a. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu tahun dan garansi kompressor selama
3 tahun terhitung dari penyerahan kedua.
b. Selama masa garansi, Pemborong pekerjaan instalasi ini diwajibkan untuk mengatasi segala
kerusakan-kerusakan / penggantian dari pada instalasi yang dipasangnya tanpa ada biaya
tambahan.
c. Selama masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalasi ini masih harus menyediakan tenaga-
tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiap saat. Dalam masa ini Pemborong masih
bertanggung jawab penuh terhadap seluruh instalasi yang telah dilaksanakan.
d. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan buktibukti hasil
pemeriksaan atas instalasi, dengan pernyataan baik yang ditandatangani bersama oleh instalatur
yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Direksi pengawas lapangan serta dilampirkan sertifikat
pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi yang berwenang.
e. Jika pada masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalsi tidak melaksanakan atau tidak
memenuhi teguran-teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan selama masa garansi, maka
Direksi pengawas lapangan berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan tersebut pada
pihak lain atas biaya dari Pemborong yang melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.

22
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

f. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Pemborong harus mengadakan semacam


pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada calon operator untuk setiap pekerjaan yang
ditunjuk oleh pemberi tugas (customer).

3.10. LAPORAN

a. Laporan Harian :
Pemborong wajib membuat “Laporan Harian” & “Laporan mingguan” yang memberikan gambaran
dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan tersebut dibuat dalam
rangkap 3 meliputi :
- Kegiatan Fisik.
- Catatan dan perintah Direksi yang disampaikan secara tertulis.
- Hal-hal yang menyangkut masalah :
Material (masuk/ditolak), Jumlah tenaga kerja, Keadaan cuaca, Pekerjaan tambahan / kurang,
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana, laporan tersebut berisi, ikhtisar
dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu, depan.
Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan pada, Direksi untuk,
diketahui/disetujui.

b. Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi dalam rangkap 4 (empat) mengenai hal-hal sebagai
berikut :
- Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan)
- Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi
- Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.

Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Direksi pekerjaan ini.

3.11. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA

a. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pemborong harus menempatkan seorang


penanggung jawabpelaksanaan yang ahli dan berpengalaman dan harus selalu berada di lapangan
/ site, yang bertindak selaku wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan untuk memberikan
keputusan teknis, dan bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi-instruksi dari
Direksi.
b. Penanggung jawab tersebut harus berada di tempat pekerjaan selama jam kerja dan pada saat
diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada saat yang dikehendaki oleh Direksi dan perintah
pengawas di dalam pelaksanaan harus disampaikan langsung kepada pihak Pemborong melalui
penanggung jawab Pemborong.

3.12. PERUBAHAN, PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN PEKERJAAN


a. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-gambar rencana yang disesuaikan dengan
kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi.
b. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Pemborong harus menyerahkan gambar perubahan yang
dimaksud Direksi pengawas lapangan dalam rangkap 4 untuk disetujui.
c. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya, harus diajukan oleh
Pemborong kepada Direksi secara tertulis. Perubahan-perubahan material dan gambar rencana
yang mengakibatkan pekerjaan tambah kurang harus disetujui secara tertulis oleh Direksi.

23
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

3.13. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN

a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka pemasangan
instalasi ini maupun pengembaliannya seperti keadaan semula adalah termasuk pekerjaan
Pemborong instalasi ini.
b. Pembobokan, pengelasan dan pengeboran hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis
dari Direksi.
c. Pengelasan, pengeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat dilaksanakan
setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari Direksi.

3.14. PEKERJAAN LISTRIK

a. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh sistem listrik secara lengkap,
sehingga instalasi ini apat bekerja dengan sempurna dan aman.
b. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahaan pertama (serah terima
pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan pemilik.

3.15. PEMERIKSAAN RUTIN

a. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan dan pemeriksaan


routine.
b. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut, harus dilaksanakan tidak kurang dari
dua minggu sekali, selama 3 bulan.
c. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan dan pemeriksaan
routine.
d. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut, harus dilaksanakan tidak kurang dari
dua minggu sekali, selama 3 bulan.

3.16. KANTOR PEMBORONG, LOS DAN GUDANG

a. Pemborong diperbolehkan untuk membuat keet, kantor, gudang dan los kerja di halaman tempat
pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi lapangan, penyimpanan barang/bahan
serta peralatan kerja dan sebagai area/tempat kerja (peralatan pekerjaan kasar), dimana
pelaksanaan tugas instalasi berlangsung.
b. Pembuatan keet kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan, bila terlebih dahulu
mendapatkan izin dari MK (Konsultan Pengawas)

3.17. KEAMANAN

a. Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama berlangsungnya
pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan di tempat kerja (gudang
lapangan).
b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut diatas, menjadi
tanggung jawab Pemborong.

3.18. PENERANGAN DAN SUMBER DAYA

a. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang dianggap perlu,
harus diberi penerangan yang cukup.
b. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/daya kerja harus
diusahakan oleh Pemborong.

24
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

3.19. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN

a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat pekerjaan
dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.
b. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik di dalam gudang maupun di luar
(halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan tidak
mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
c. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Direksi pada waktu
pelaksanaan.

3.20. KECELAKAAN DAN PETI PPPK

a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka Pemborong
diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban atau para korban, serta
melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan departemen yang bersangkutan/berwenang
(dalam hal ini polisi dan Departemen Tenaga Kerja) dan mempertanggungjawabkan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
b. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama pada
kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.

3.21. PEGAWAI PENYELENGGARA DARI PEMBORONG

a. Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Pemborong harus diserahkan kepada
penyelenggara kepala dengan kualifikasi ahli, berpengalaman dan mempunyai wewenang penuh
untuk mengambil keputusan.
b. Site Manager harus berada ditempat pekerjaan selama jam-jam kerja dan setiap saat yang
diperlukan pemberi tugas.
c. Site Manager mewakili Pemborong di tempat pekerjaan, dapat bertindak penuh kepada Direksi.
d. Petunjuk dan perintah Direksi di dalam pelaksanaan, disampaikan langsung kepada Pemborong
atau melalui Site Manager, sebagai penanggungjawab di lapangan.
e. Pemborong diwajibkan untuk menjalankan disiplin yang ketat terhadap semua pekerja (buruh)
danpegawainya, kepada mereka yang melanggar terhadap peraturan umum, mengganggu ataupun
merusak ketertiban, berlaku tidak wajar, melakukan perbuatan yang merugikan terhadap
pelaksanaan pekerjaan, harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas perintah pengawas
harian. Bila Pemborong lalai, maka akan dikenakan tindakan sesuai dengan yang dimaksud dalam
pasal denda.

3.22. PENGAWASAN

a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh Direksi.
b. Pada setiap saat Direksi atau petugas-petugasnya harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji
setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Pemborong harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan.
c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap luput dari pengamatan Direksi adalah
menjadi tanggung jawab Pemborong.
d. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja (08.00 sampai dengan
16.00), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban
Pemborong yang perhitungannya disesuaikan dengan peraturan pemerintah. Permohonan untuk
mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan surat yang disampaikan kepada Direksi

25
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

e. Di tempat pekerjaan, Direksi menempatkan petugas-petugas pengawas yang bertugas setiap saat
untuk mengawasi pekerjaan Pemborong, agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai
dengan isi surat perjanjian pemborong serta dengan cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.

3.23. BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN

a. Dua minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang lelang, harus siap dengan bagan
kemajuanpekerjaan (Time Schedule/Network Planning) sesuai dengan batas waktu maksimal yang
telah ditetapkan. Bagan tersebut disusun secara konvensional (barchart) dengan network planning.
b. Di dalam bagan kemajuan pekerjaan ini dicantumkan volume masing-masing bagian pekerjaan serta
mandays yang diperlukan
c. Dalam progress schedule harus dibuat juga kurva gambaran mengenai nilai dan harga pekerjaan-
pekerjaan sesuai dengan volume dan harga penawaran serta schedule yang dibuat oleh Pemborong.
d. Pemborong harus secara terpisah menyusun Bagian pengerahan tenaga dan bagian penyediaan
bahan, peralatan dan mesin yang diperlukan.
e. Bagan-bagan tersebut diatas harus mendapatkan persetujuan dan pengesahannya dari Direksi.

4. PEKERJAAN SISTEM TATA UDARA (A/C)

4.1. PERSYARATAN PELAKSANAAN

Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan undangundang &
peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja. Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan,
cara-cara pemasangan, kwalitas pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi ini harus sesuia dengan
Standard Internasional maupun Nasional seperti ARI,ASHRAE,SMACNA, ASTM, NFPA, NEC, ASME
dengan senantiasa mengutamakan peraturan/standard/ persyaratan Nasional. Semua peralatan dan
mesin yang dipasang untuk sistem ini, selain dari persyaratan- persyaratan tersebut di atas, juga tidak
boleh menyimpang dari persyaratan yang dikeluarkannya oleh pabrik pembuatnya.

4.2. PEMBORONG

Yang dimaksud dengan pemborongan dalam spesifikasi ini adalah badan pelaksana yang telah terpilih &
memperoleh Kontrak Kerja untuk menyediakan dan pemasangan instalasi Peralatan Utama Air
Conditioning ini sampai selesai.
Pemborong wajib mempelajari & memahami semua undang- undang dan peraturanperaturan,
persyaratan umum maupun suplementernya, persyaratan pabrik pembuat unit-unit air conditioning, buku-
buku dokumen pelelangan, bundel gambar-gambar sertapetunjuk-petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
Pemborong dapat meminta penjelasan kepada Direksi, Konsultan atau pihak yang ditunjuk bilamana
menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar-gambar atau hal-hal lainnya, ada
yang kurang jelas. Pemborong wajib mempelajari & memeriksa juga pekerjaan pihak-pihak lain dapat
mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bilamana sampai terjadi gangguan maka Pemborong wajib
mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap pihak. Pemborong pekerjaan ini harus sudah
berpengalaman dalam pemasangan instalasi AC split sistem VRF dibuktikan dengan surat selesai
pekerjaan (berita acara) dari proyek yang telah ditangani sebelumnya.

4.3. KOORDINASI

Pemborong wajib koordinasi dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek
ini. Terutama koordinasi dengan pihak Pemborong sipil,elektrikal, plumbing, perlindungan terhadap
kebakaran. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan atau disesuaikan oleh pihak lain atau yang

26
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

diberikan dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi ini, Pemborong bertanggung jawab penuh
atas segala peralatan dan pekerjaan ini.

4.4. IZIN

Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini harus
dilakukan oleh Pemborong atas tanggungan dan biaya Pemborong. Semua pemeriksaan,pengujian dan
lain-lain beserta keterangan-keterangan resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi
ini harus dilakukan oleh pemborong atas tanggung jawab & biaya Pemborong. Pemborong harus
betanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatenkan, kemudian tuntutan ganti rugi dan biaya-
biaya yang diperlukan untuk ini. Pemborongan wajib menyerahkan surat pernyataan mengenai hal ini.

4.5. LINGKUP PEKERJAAN TATA UDARA


Jenis pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini diantaranya adalah :
- Pengadaan, pemasangancondensing unit dan evaporator blower lengkap dengan base plate dan
dudukan/bracket, pengaturan & pengujian AC Split Wall Mounted
- Semua kapasitas, type, merk dan lain-lain unit-unit AC yang digunakan harus sesuai dengan yang
tertera pada RKS/BQ atau tabel schedul peralatan unit AC
- Pengadaan, pemasangan, pengaturan & pengujian instalasi ducting udara suplai udara balik, dan
ducting exhaust lengkap dengan penggantung dan isolasi yang diperlukan.
- Pengadaan, pemasangan, pengaturan & pengujian instalasi pemipaan refrigerant lengkap dengan
isolasi pipa.
- Pengadaan dan pemasangan pipa untuk air pengembunan (condensate drain) dari evaporator
blower unit sampai ketempat pembuangan yang terdekat yang diperkenankan.
- Penyambungan kabel power ke FCU & CU, Serta pemasangan kabel kontrol listrik. pemborong
harus menyediakan MCB / alat pengaman lain yang diperlukan.
- Penyediaan peralatan dan pemasangan remote control yang meliputi pengoperasian on/off fungsi
pengaturan temperature dan fungsi lainya.
- Pengadaan dan pemasangan pondasi peredam getaran, Bracket yang dibutuhkan untuk masing-
masing yang dipasang dalam istalasi ini.
- Pengadaan dan pemasangan penggantung, peredam getaran, Bracket untuk masing-masing yang
dipasang dalam istalasi ini.
- Pengaturan & pengujian instalasi fan.
- Perbaikan kembali akibat Pembobokan dinding, pembongkaran ceiling, atap lantai dan lain-lain
akibat pemasangan pipa, kabel, mesin-mesin AC dan lain-lainnya.
- Membuat dan menyerahkan 3 set gambar /dokumen as built dalam bentuk Soft Copy (Compact Disc)
dan Hard Copy instalasi yang terpasang, data mesin mesin yang terpasang, petunjuk cara
mematikan/menyalakan mesin dan cara-cara perawatan mesin kepada Pemberi Tugas.
- Memberikan garansi serta perawatan terhadap peralatan mesin dan instalasi yang dipasang.

4.6. CONDENSING UNIT (CU)

Pemborong harus memasang Condensing Unit dalam keadaan baru, dengan jenis, ukuran dan kapasitas
lengkap sesuai dengan spesifikasi Unit ini hendaknya "factory built", Compressor jenis, dan telah diuji
pabriknya berdasarkan test yang dilakukan sesuia dengan ASHRAE standar 14-67
1. Kompressor
Kompressor hendaknya jenis Hermetic Scrool Compressor yang didinginkan oleh gas refrigerant dan
motor high efficieny yang dilindungi secara "inherent". Balancing pada kompresor secara statik
maupun secara dinamik. Jenis pelumasan adalah Forced Feed Lubricated

27
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

2. Kondenser
Koil kondenser harus dari tembaga dengan "fin" dari almunium yang direkatkan secara mekanis,
(seamless Copper Tube dan Alluminium Fin). Atau harus dari bahan anti korosi tipe pre-coating fin
dan lapisan hydrophilic film. Koil ini telah diuji terhadap kebocoran, dan berisi gas Nitrogen dari
pabrik. Coil disusun secara Stagged Row. Setiap Fan digerakan oleh Motor dan dilengkapi dengan
Safety Guard, Fan harus balans secara statik maupun dinamik, Motor dilengkapi dengan Overload
Protection.

3. Fan Kondenser
Fan kondenser dari jenis propeller, pembuangan tegak ke atas dan dihubungkan langsung dengan
fan motor.

4. Fan Motor
Fan dari jenis Propeller Fan.

5. Dinding
Dinding dan rangka hendaknya telah dicat anti karat Polyester Powder dan sesuai untuk
pemasangan diluar.

6. Peredam Getaran
Hendaknya pada semua kaki mesin ini dipasang peredam getaran yang sesuai dengan persyaratan
pabriknya.

4.7. EVAPORATOR BLOWER UNIT ( FAN COIL UNIT)

Pemborong harus memasang “Evaporator Blower Unit”, Udara dikeluarkan dari sisi horizontal dilengkapi
dengan udara balik dari sisi horizontal lengkap dengan filter udara (Long-life fiter). Unit indoor Harus
dilengkapi dengan drain pan, lengkap dengan panel control dan sensor temperatur, ukuran dan kapasitas
unit sesuai dengan spesifikasi. Unit ini hendaknya “factory built” & telah diuji oleh pabriknya. Berdasarkan
test yang dilakukan sesuai AMCA Standard 210-1967, “Test Code for air moving devices” dan ARI
Standard 410-1964 “Standar for forced circulation air cooling and air heating coil”.
1. F a n
Hendaknya dipakai fan dari jenis “floward curved” dan direncanakan khusus untuk unit ini. Alas motor
harus dapat menyediakan variasi jarak antar sumbu-sumbu yang dapat diatur dengan sekrup-
sekrup. Fan hendaknya memiliki performansi sesuai dengan ARI standar 430-1966. Sistem fan
hendaknya telah ditimbang dan dibalancing secara statis maupun dinamis di dalam rumah fan oleh
pabriknya.
2. Dinding
Dinding unit dapat terbuat dari plat baja (BJLS) ukuran “20 gauge”. Semua panel atau lubang-lubang
berpintu harus dapat dengan mudah dan cepat dibuka (casing panel Mild Galvanized Steel). Rangka
hendaknya diperlengkapi dengan titik-titik penyangga yang telah diperkuat. Dinding dan rangka
hendaknya dilapisi dengan cat anti karat polyester powder. Bak pengembunan air hendaknya terletak
dibawah koil pendingin dan harus cukup besar untuk menampung segenap pengembunan uap air
dari koil pada kondisi maksimumnya.
3. Koil Pendingin
Koil pendingin harus dari tembaga dengan "fin" dari alumunium yang direkatkan secara mekanis.
Koil ini telah diuji terhadap kebocoran dipabriknya. Jenis Direct Expantion Coils
4. Isolator
Dinding unit ini hendaknya diisolator mulai dari masuknya sampai pada keluarnya udara pada unit.
Isolator harus cukup kuat, tebal serta berat jenisnya harus cukup untuk menghalangi terjadinya
pengembunan. Isolasi harus tahan terhadap aliran udara dan tahan api sesuai dengan persyaratan

28
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

NFPA Standard 90-A. Tempat penampungan air pengembunan harus diisolasi untuk menghindari
terjadinya pengembunan dibagian luarnya.
5. Peredam Getaran
Hendaknya pada semua kaki mesin ini dipasang peredam getaran yang sesuai dengan persyaratan
pabriknya

4.8. PIPA REFRIGERANT

1. Umum
Refrigerant menggunakan tipe R-407 atau R410 instalasi harus dapat dibuat tanpa menggunakan
oil trap pada gas line, sehingga dapat mengurangi kerugian akibat pressure drop. Hendaknya semua
pipa refrigerant dikerjakan secara hati-hati dan sebaik mungkin. Semua bagian-bagian pipa ini harus
bersih, kering dan bebas dari debu dan kotoran. Hendaknya dipakai pipa tembaga jenis L atau K
yang "dihydrated" & "sealed". Sambungannya hendaknya sependek mungkin.
2. Pemipaan.
Suction line Harus dibuat dengan total pressure drop maximum 3 psi (setara dengan perubahan
temperatur sebanyak 2 derajat). Harus memiliki kecepatan yang cukup untuk menghantarkan olie ke
kompresor. Harus diisolasi dengan lapisan yang khusus untuk pipa Refrigerant. Harus dilapisi
dengan Vapor Barrier dari bahan Alluminium Foil / untuk pemipaan yang langsung terkena sinar
matahari. Bila diperlukan, harus di buat suction line loop untuk Evaporator yang lokasinya lebih tinggi
dari kompresor.
3. Sambungan
Pipa jenis "hard drawn tubing" harus disambung dengan perantaraan "wrought copper fitting" atau
"non purous brass fitting". Dianjurkan dipakai solder perak dengan ditiupkan gas Nitrogen kering ke
dalam pipa yang sedang disambung untuk menghidarkan terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
Pipa jenis "soft drawn tubing" dapat disambung dengan solder, nyala api atau lainnya yang sesuai
untuk pipa refrigerant. Bilamana "precharged refrigerant lines" disediakan oleh pabrik, hendaknya
diperhatikan benar-benar instruksi pabrik. Bila terjadi kelebihan pipa "precharged" hendaknya
dibentuk gulungan dan disangga pada bidang mendatar.
4. Konstruksi
Pipa refrigerant hendaknya disangga dengan piperack untuk mencegah melentur. Harus dipasang
peredam getaran untuk mencegah penerusan getaran kepada bangunan. Bilamana perlu dipasang
peredam getaran pada pipa. Pipa refrigerant yang direncanakan dan dipasang dilapangan harus
dilaksanakan sesuai dengan "ASHRAE GUIDE BOOK" atau rekomendasi pabrik. Suatu pengering
refrigerant dengan kapasitas yang cukup serta "sight glass moisture indicator" hendaknya dipasang
pada bagian "liguid line" setiap pipa yang terpasang di lapangan. Perbedaan tinggi dan jarak antara
condensing unit dengan evaporator blower unit hendaknya masih memenuhi persyaratan pabrik.
Setelah selesai pekerjaan instalasi pipa maka seluruh rangkaian harus diuji terhadap kebocoran.
5. Pengisian Refrigerant
Sistem dipasang dengan precharged dan sistem yang dipasang di lapangan harus dihampakan.
Sama sekali dilarang memakai kompressor dari sistem untuk mengisi refrigerant. Penghampaan
harus dilakukan dengan suatu pompa penghampa tinggi dengan pengukur tekanan mutlak yang
baik. Dianjurkan penghampaan dilakukan sampai tekanan dibawah 300 mikron selama ±1,5 jam.
Tekanan sistem setelah pengisian freon tidak boleh lebih dari yang disyaratkan oleh pabriknya.
Persyaratan pabrik tentang jumlah pengisian freon hendaknya dipatuhi dan dipergunakan suatu
Charging Cylinder untuk memastikan jumlah dan jenis refrigerant yang diisikan adalah sesuai.
6. Isolasi Pipa
Pipa suction line refrigerant harus diisolasi dengan isolasi panas seperti polyethylene foam
(Thermaflex, armaflex atau setara) Tebal Isolator 1 1/4"-1 1/2" Isolasi hendaknya ditutup dengan
lapisan isolasi uap air. Pipa harus disangga pada setiap 2 meter, pada setiap belokan dan
percabangan.

29
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

7. Saringan Udara
Saringan udara hendaknya dari bahan yang mudah dibersihkan / dicuci seperti almunium, anyaman
kawat atau logam. Saringan harus memiliki effisiensi penahan debu (Long-life fiter). (Average
Syntentic Duct Weigh air resistence) minimal 65%, tahanan mula-mula maksimum 2,5 mm tekanan
air, pada kecepatan aliran udara 2 mps (500 fpm). Kerangka saringan dari baja galvanis setebal 1,2
mm dan dari ukuran standard. Tebal filter 25 mm (1") dan tiap-tiap filter dapat dipasang dengan rapat
satu dengan yang lainnya

4.9. PIPA PEMBUANGAN AIR (PIPA DRAIN)

1. Lingkup Pekerjaan
Pemborong harus memasang pipa pembuangan air (drain) dari mesin-mesin Indoor unit sampai
ketempat pembuangan yang terdekat dalam saluran / shaft yang tersembunyi atau tidak
mengganggu.
2. Bahan
Untuk air kondensat (drain) dipergunakan pipa PVC lengkap dengan isolasi Thermaflex atau
Armaflex.
3. Peralatan
Pipa kondensasi drain harus diperlengkapi dengan bak kontrol, leher angsa serta peralatan lain yang
perlu. Harus diberikan lapisan isolasi sampai sepanjang pipa atau sampai daerah dimana tidak
terjadi pengembunan bagian luar pipa.
4. Penembusan Dinding
Bilamana menembus dinding, lantai dan lain-lain pipa ini harus diberi lapisan getaran dan dilindungi
dengan pipa yang lebih besar ukurannya.

4.10. INSTALASI LISTRIK


Untuk instalasi ini pada dasarnya berlaku peraturan-peraturan yang telah umum dipakai di Indonesia
diantaranya :
- Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) yang dikeluarkan oleh Yayasan Normalisasi Indonesia tahun
1987 sebagai-mana telah ditambahkan dan dikurangi dengan peraturan-peraturan setempat dan
PUIL terbaru.
- Persyaratan Pemerintah dan Jawatan Keselamatan Kerja.
- Persyaratan dari pabrik pembuat AC yang akan dipasang bilamana terjadi perbedaan persyaratan
akan disetujui dan dipilih yang lebih baik.
- Pemborongan harus memiliki semua izin resmi yang diperlukan untuk pekerjaan instalasi listrik.

1. Lingkup Pekerjaan instalasi listrik


Kecuali kenyataan lain maka pekerjaan instalasi ini mencakup :
- Pengadaan power panel.
- Penyambungan kabel ke FCU dan penyambungan kabel out door maupun indoor AC /kepada
mesin-mesin yang terpasang disediakan kontraktor listrik.
- Sirkuit / kabel pengaturan (control) secara otomatis suhu, kelembaban, aliran udara dan
peralatan-peralatan lain agar dapat bekerja dengan sempurna.

2. Bahan Semua bahan yang dipakai harus berkwalitas baik / asli dari pabrik pembuat komponen dan
dalam keadaan baru. Bahan/komponen harus.mudah didapat / ada keagenan. Harus diusahakan
peralatan yang seragam dan dari merk yang sama.

3. Peralatan
Pada masing-masing mesin harus diberikan sistem pengaman yang terpisah. Pada tiap-tiap phasa
panel harus diberi tanda dengan lampu indikator. Semua panel, switch, indikator, alat-alat ukur dan

30
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

lain-lain harus berpapan nama (label) yang jelas dan tidak mudah rusak. Pada tiap-tiap panel
pembagian daya harus disediakan cadangan dari satu group dari tiga phasa. Pada tutup panel diberi
gambar "wiring diagram" dan semua panel diberi kunci.

4. Sekering Cadangan
Untuk setiap panel yang ada harus disediakan sekering cadangan dengan jumlah sebanyak yang
dipakai & disimpan di dalam tempat khusus serta diberi tanda pengenal. Semua sekering harus jenis
otomatis (stot zekering).

5. Starter
Kecuali ditentukan oleh pabrik atau dinyatakan lain maka untuk peralatan-peralatan yang
menggunakan daya besar (terutama motor-motor penggerak) harus dilengkapi dengan soft stater
atau DC inverter.

6. Pelaksanaan Instalasi
Semua kabel yang ditarik dalam pipa (cable conduit) ataupun tidak, Harus diusahakan agar tidak
terlihat dari luar (ditempatkan didalam didalam shaft) Semua kabel di atas langit-langit baik untuk
tarikan NYA didalam pipa konduit maupun untuk kabel NYM, NYY ataupun NYMHY dipasang secara
outbow harus diklem pada bagian bawah dari lantai atau balok beton. Sedangkan pemasangan
kabel-kabel yang menyelusur dinding bata, dipasang dalam plesteran salut dinding. Pipa-pipa
pelindung harus diklem pada pasangan bata. Pemasangan pipa/kabel harus dilakukan sebelum
dinding yang bersangkutan diplester. Jaringan kabel harus dipasang terpisah dari kabel lainnya dan
dalam kotak sambungan khusus untuk jenis kabel yang bersangkutan, sambungan-sambungan
harus terlindung dengan isolasi. Sambungan-sambungan antara kabel dengan rel-rel atau
peralatan, selama tidak menggunakan klem-band, pada ujung-ujung kabel harus dipasang sepatu
kabel dan disolder (penyolderan harus dilaksanakan dengan penyolderan temperatur tinggi). Semua
kabel yang dipasang / disambung harus diberi nama / label. Tempat-tempat sambungan/kotak-kotak
sambungan dari kabel sedapat mungkin pada tempat-tempat yang mudah dicapai operator,apabila
diperlukan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan.
Pada tempat-tempat yang selalu basah/lembab atau pemasangan di luar bangunan harus dipakai
alat-alat yang kedap air (khusus untuk pemakaian di luar), Sakelar-sakelar, kotakpengaman,
semuanya harus dipasang tertanam dalam dinding. Semua mesin-mesin AC dan peralatan listrik
harus dipasang arde, tahanan tanah yang dicapai harus < 2 ohm

4.11. SISTEM KONTROL

Untuk mengontrol unit AC digunakan Remote Controller yang terpasang didinding tiap indoor unit lengkap
dengan switch on/off Display dari kristal cair (liquid crystal) yang dapat menunjukkan set temperature,
kecepatan aliran (flow), sleep, defrost, timer, monitor temperatur. Sistem kontrol harus dapat terus-
menerus memonitor kerja system.

4.12. BAHAN

1. Pipa Refrigerant
Jenis : Copper tube
Type : „L„
Standard : ASTM B . 88 / ASA-H.23.1-1963.

2. Isolasi Pipa Refrigerant dan kondensat


Kualitas : Tubular shape Insulation
Bahan : Foamed Rubber Closed Cells

31
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

Jenis : Thermaflex, Armaflex.

3. Adhesive Tape
Jenis : Self Adhesive Alluminium Foil Tape, tebal 2 inch
Tebal : 50 μ,
Jenis perekat : Flame Reterdant,

4. Pipa Kondensat (Pipa Drain)


Jenis : PVC -AW
Tekanan : 10 kg/cm2

4.13. PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Pondasi
Semua pondasi beton yang diperlukan untuk outdoor unit, termasuk dalam pekerjaan Pemborong
AC. Pemborong AC harus menyediakan dan memasang (sesuai dengan gambar rencana, atau
gambar kerja yang disetujui) semua dudukan (support) atau penggantung (hanger) untuk mesin-
mesin, alat-alat, pipa kabel dan duct yang diperlukan. Semua penggantung harus dipasang pada
balok atau pada rangka baja dan harus berkonsultasi dengan Direksi dan Pemborong Sipil.
Pemborong AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasangnya tidak akan menyebabkan
penerusan suara dan getaran (vibration & noise transmission) kedalam ruangan ruangan yang
dihuni.
2. Pengecatan
Untuk penggantung / penyangga harus dicat meni dan setelah itu dicat dengan cat aluminium.
Semua equipment, disebabkan gangguan cuaca atau gangguan setempat atau karat yang merusak
sebagian atau seluruh cat aslinya, harus dicat lagi dengan warna yang sesuai secara keseluruhan
atau warna yang diminta Direksi.

4.14. PERSYARATAN BAHAN/ MATERIAL

1. Umum
Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Pemborong harus baru dan material tersebut oleh
cocok untuk dipasang di daerah tropis. Material-material haruslah dari produk dengan kualitas baik
dari produksi terbaru. Untuk materialmaterial yang disebut dibawah ini maka Pemilik harus menjamin
bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari
dealer/ agen/pabrik. Pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena
menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut tanpa biaya extra.
2. Daftar Material
Untuk semua material yang ditawarkan maka Pemborong wajib mengisi daftar material yang
menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang turut dilampirkan pada waktu
tender. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen komponen yang berupa barang-barang
produksi pabrik.
3. Merk/ Produk Pabrik
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk tertentu atau kelas
mutu (quality preformance) dari material atau komponen tertentu terutama untuk material yang dalam
taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu. Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi bahwa material
yang disebutkan pada tabel material tak dapat diadakan oleh Pemborong yang diakibatkan oelh
sesuatu alasan kuat yang dapat diterima Pemilik, MK, maka dapat dipikirkan penggantian merk/type
dengan suatu sanksi tertentu kepada Pemborong.

32
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

4.15. PENGUJIAN

1. Lingkup pekerjaan :
- Penyediaan peralatan untuk pengujian,
- Pengujian sistem pemipaan,
- Pengujian sistem ducting,
- Pengujian sistem secara keseluruhan.

2. Persyaratan pengujian.
- Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas, dan perwakilan Pemberi tugas
- Pengujian sistem keseluruhan baru boleh dilaksanakan setelah sistem berkerja dengan baik
selama 7 x 24 jam.
- Selambat-lambatnya 14 (empat belas ) hari sebelum dilakukan, kontraktor harus mengajukan
prosedur pengujian kepada direksi / perencana dan dimintakan persetujuannya.
- Start-up unit mesin Air Conditioning hanya boleh dilakukan oleh orang yang ahli yang ditunjuk
oleh Dealer / agen resmi unit mesin Air Conditioning tersebut.

3. Penyediaan peralatan penguji.


Alat-alat untuk pengujian harus disediakan oleh kontraktor atau dapat disubkan ke perusahaan yang
mampu melakukan pengujian AC.Alat-alat khusus untuk pengujian sistem Air Conditioning yang
minimal harus disediakan adalah:
- Sistem akuisisi data yang dapat mengukur suhu minimal 8 titik dan dapat mengukur dan
merekam data setiap 10 menit secara on-line 2 x 24 jam
- Sistem akuisisi data yang dapat mengukur dan merekam data konsumsi daya listrik setiap 10
menit sekali selama 2 x 24 jam, mencakup parameter: Ampere, Voltage, kW, Cos , dan THD
- Psychrometer (sling atau digital)
- Handheld digital thermometer (thermistor atau thermocouple)
- Fan wheel anemometer
- Sound Level meter (digital)
- Diffrential Static Pressure

4. Pengujian Sistem Pemipaan.


Pengujian dilakukan dengan „Halide Torch„ Pengujian dilakukan setelah sistem diisi dengan
Refrigerant. Bila terjadi kebocoran harus segera diperbaiki, dan pengujian diulang.

5. PengujianSistemKeseluruhan.
Pengujian dilakukan: Setelah sistem berkerja dengan lancar, selama 2 x 24 jam Selama masa
pemeliharaan.Pengujian dilakukan pengukuran-pengukuran langsung terhadap kondisi
Ruangan.Pengujian dilakukan dengan memonitor kondisi temperatur ruangan menggunakan
peralatan yang dapat memonitor temperature, kelembaban, dan pemakaian daya listrik &
kesetimbangan 3 phasa. Apabila pada pengujian terdapat hasil yang menyimpang dari persyaratan,
maka Kontraktor harus mencari sebab-sebabnya dan melakukan perbaikan. Pengujian harus
mewakili sistem AC terbebani pada beban yang bervariasi, kondisi Unit AC harus dapat
menunjukkan COP dengan beban operasi yang bervariasi.

4.16. GARANSI

1. Pemborong plambing bertanggung jawab atas pencegahan bahan / peralatan untuk instalasi ini dari
pencurian atau kerusakan. Bahan / peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh Pemborong
tanpa biaya tambahan.

33
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

2. Pemborong harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya (Skiler Labour) agar
dapat memberikan hasil kerja terbaik dan rapi. Sebelum suatu pipa tertutup (oleh dinding, langit-
langit dan lain-lain ) harus diunjuk dan disetujui oleh pengawas dan wakilnya penunjuk.
3. Pemborong pekerjaan ini harus memberikan garansi tertulis kepada pengawas, bahwaseluruh
instalasi penyediaan dan distribusi air bersih, instalasi pembuangan air kotor akan bekerja dan
memuaskan, dan bahwa pemborong akan menanggung semua biaya atas kerusakan-kerusakan /
pengantian yang perlu selama jangka waktu satu tahun.
4. Contoh
Sebelum pemasangan instalasi plambing, fixture-fixture dan peralatan lian, Pemborong harus
menyerahkan contoh-contoh barang yang akan dipasang atau brosurnya untuk mendapatkan
persetujuan dari pengawas.

4.17. TRAINING

Pemborong harus menyiapkan dan penyelenggarakan latihan bagi calon operator yang akan
mengoperasikan dan memelihara sistem air bersih, air kotor dan air hujan. Latihan dapat dimulai sejak
pelaksanaan pemasangan instalasinya, atas petunjuk dan persetujuan pengawas.

4.18. BUKU PETUNJUK

Pemborong wajib membuat dan menyerahkan kepada pengawas As build drawing 3 set, 1 dalam bentuk
soft copy (CD), buku petunjuk (manual), yang meliputi cara pengoperasian maupun cara pemerliharaan.
Sistem manual tersebut dibuat sebanyak 4 buku. Produk Pabrik

34
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

5. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
5.1. UMUM

5.1.1. PENJELASAN

Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi :


Menyediakan seluruh pekerjaan sistem listrik sehingga dapat beroperasi
secara sempurna. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi dan
sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi bersifat mengikat. Seluruh pekerjaan instalasi
listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh sub kontraktor instalatur yang dapat dipercaya, mempunyai
reputasi yang baik dan mempunyai pekerja-pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya,
serta perusahaan tersebut terdaftar sebagai instalatir resmi PLN dengan memegang pas instalatir kelas
tertinggi (D) yang masih berlaku untuk tahun terakhir yang berjalan. Seluruh pekerjaan instalasi harus
dikerjakan menurut "Peraturan Umum Instalasi Listrik di Indonesia edisi terakhir tahun 2000 (PUIL) dan
Peraturan PLN (SPLN)" sebagai petunjuk dan juga peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan
standar-standar/kode-kode lainnya yang diakui (VDE, DIN). Kontraktor harus menempatkan seorang
sarjana atau yang dianggap ahli sebagai wakil dari perusahaan dan dapat memberikan keputusan-
keputusan apabila sewaktu-waktu diperlukan.

5.1.2. GAMBAR-GAMBAR

Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi listrik dalam Dokumen Tender.
Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan / ketidakcocokan baik dari segi
besaran-besaran listriknya maupun pemasangan dan lain lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk
tertulis atau gambar pada waktu penjelasan tender/aanwijzing. Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya
ataupun secara bertahap, pemborong wajib menyerahkan kepada MK sebanyak 4 (empat) set gambar
yang disebut "as build drawing" yaitu gambar dari semua material, peralatan dan instalasi sistem listrik.
Gambar listrik menunjukkan keseluruhan besaran dan jumlahnya serta persyaratan dari keperluan
instalasi, instalasi harus menyesuaikan kondisi setempat pada proyek. Gambar-gambar arsitektur dan
struktur harus berkaitan dengan kontruksi dan detail akhir dari proyek, sedangkan gambar-gambar lainnya
harus berkaitan dengan kontruksi detail yang berhubungan dengan masing-masing pekerjaan.
Pemborong harus melengkapi seluruh keperluan lebih lanjut seperti"shop drawing" dan gambar-gambar
detail.

5.1.3. BIDANG PEKERJAAN YANG DIKERJAKAN

a. Listrik
b. Telephone
c. Sound System
d. Fire Alarm
e. CCTV

5.1.4. KLAUSUL YANG DISEBUTKAN

Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian/bab/gambar yang lain maka ini harus diartikan
bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi bahkan untuk lebih menegaskan masalahnya.
Bila terjadi hal yang saling bertentangan antar gambar atau terhadap spesifikasi teknis, maka yang diambil
sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang paling
tinggi.

35
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

5.1.5. KOORDINASI PEKERJAAN

Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat di dalam
kegiatan proyek ini. Seluruh aktivitas yang menyangkut di dalam proyek harus dikoordinir lebih dahulu
agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan. Melokalisasi/memperinci setiap
pekerjaan sampai dengan detail untuk mendapat persetujuan MK/Perencana.

5.1.6. MATERIAL

Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru dan material harus tahan
terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja
harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan. Dimana latihan khusus bagi pekerja adalah diperlukan
dan Pemborong harus melaksanakannya. Pemborong harus melengkapi surat sertifikat yang sah untuk
setiap personal ahli, yang menyatakan bahwa personal tersebut telah mengikuti latihan-latihan khusus
ataupun mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam bidang keahlian masing-masing.

5.1.7. DAFTAR MATERIAL

Pada waktu mengajukan penawaran, Pemborong harus menyertakan/melam-pirkan "Daftar Material"


yang lebih dahulu diperinci dari semua bahan yang akan dipasang pada proyek dan harus disebutkan
pabrik, merk, manufacturer, type, lengkap dengan brosur/katalog. Ini adalah mengikat dan harus diajukan
lengkap tidak boleh sebagiansebagian.

5.1.8. NAMA PABRIK/MERK YANG DITENTUKAN

Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis bahan/komponen, maka
Pemborong wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada alasan
bagi Pemborong pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi pada
pasaran ataupun sukar didapat dipasaran. Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah
ditunjuk sebagai pemenang, Pemborong harus sesegera mungkin memesannya pada keagenannya di
Indonesia. Apabila Pemborong telah berusaha untuk memesannya, namun pada saat pemesanan
bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Perencana akan menentukan sendiri alternatif merk lain
dengan spesifikasi minimal yang sama. Jadi setelah 1 (satu) bulan penunjuk-kan pemenang. Pemborong
harus memberikan foto copy dari pemesanan material lainnya, yang menyatakan bahwa material-material
tersebut telah dipesan (order import).

5.1.9. SHOP DRAWING

Setelah persetujuan, dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material, Pemborong diharuskan
menyerahkan shop drawing untuk disetujui Perencana. Shop Drawing harus termasuk katalog data dari
pabriknya, literatur mengenai uraian-uraian, diagram pengkabelan, data ukuran dimensi, data pembuatan
dan nama serta alamat yang terdekat dari service dan group perusahaan pemeliharaan yang tetap
menyediakan persediaan/stock suku cadang yang terus menerus, shop drawings harus diberi catatan dari
Pemborong, yang menyatakan bahwa apa yang dianjurkan sudah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi
ruang yang disediakan. Data untuk setiap sistem harus menunjukkan pemasangan yang lengkap dari
seluruh koordinasi komponen untuk peninjauan keseluruhan yang sebenarnya dari keseluruhan sistem,
penyerahan sebagian-sebagian tidak akan diperhati-kan. Gambar shop drawing harus dibuat sebanyak 4
(empat) set.

36
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

5.1.10. SUBSTITUSI

a. Produk yang disebutkan nama pabriknya Material, peralatan, perkakas, accessoriesnya yang
disebutkan nama pabriknya dalam spesifikasi. Pemborong harus melengkapi produk yang
disebutkan dalam spesifikasi, atau dapat mengajukan produk pengganti yang setara, disertai data-
data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Perencana/MK sebelum pemesanan.
b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya Material, peralatan, perkakas, accessories dan
produk-produk yang tidak disebutkan nama pabriknya dalam spesifikasi, Pemborong harus
mengajukan secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkan-nya, katalog dan
selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar bahwa produk-produk yang
dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi proyek.

5.1.11. CONTOH

Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material untuk mendapatkan persetujuan
sebelumnya. Seluruh biaya ditanggung atas biaya Pemborong. Contoh-contoh tersebut (mock-up)
dimasukkan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, terhitung setelah dikeluarkannya SPK.

5.1.12. PROTEKSI

Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya dan diproteksi secara memadai oleh
Pemborong, sebelum selama pengerjaan dan sesudah selesai instalasi (dalam masa garansi). Material
dan peralatan yang mana mengalami kerusakan sebagai akibat dari pemasangan yang ceroboh dan
proteksi yang tidak memadai tidak dapat diterima untuk instalasi proyek.

5.1.13. ACCES OPENING

Pemborong harus menyediakan access opening (bukaan-bukaan) untuk instalasi dan pemeliharaan dari
instalasi listrik. Bukaan-bukaan (access opening) yang terdapat pada konstruksi bangunan seperti
dinding-dinding, langit-langit, dan seterusnya begitu pembukaan harus dilengkapi dengan fasilitas penutup
yang tepat bagi permukaan peralatan, penutup harus dapat dilepaskan dan dipindahkan tanpa
mengakibatkan kerusakan pada permukaan yang berdekatan.

5.1.14. PENGECATAN

Apabila peralatan-peralatan sudah dicat dari pabrik dan tambahan pengecatan di lapangan tidak
dispesifikasikan maka seluruh permukaan yang cacat harus diperbaiki ataupun pengecatan kembali untuk
memperoleh hasil pengecatan yang sempurna. Apabila peralatan belum dicat dari pabrik, Pemborong
harus bertanggung jawab atas pengecatan tersebut. Seluruh rangka, penutup, cover plate dan pintu panel
listrik seluruhnya harus diberi cat dasar atau prime coat dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Cat
akhir ini dengan warna sementara ditentukan "abu-abu" kecuali kalau diadakan perubahan warna.
Penentuan jenis warna abu-abu dan merk cat, sebelumhya harus dimintakan persetujuan pada
MK/Perencana. Pengecatan dikerjakan dengan proses "stove ennameled" untuk lampu, sedangkan untuk
panel listrik harus dibuat tahan karat dengan cara "galvanized cadmium plating" atau dengan "zinc
chromatic primer" harus dicat dengan cat bakar.

5.1.15. GAMBAR PEMASANGAN YANG SEBENARNYA

Pemborong harus mempergunakan secara baik satu set lengkap gambar-gambar di lapangan yang mana
harus diberi tanda yang tepat pada lokasi dari seluruh jenis sistem outlet panel/kabinet, peralatan,

37
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

pengkabelan dan seterus-nya dengan dimensi yang diambil dari patokan center colom (as colom).
Pemborong harus melengkapi gambar pemasangan yang sebenarnya.

5.1.16. PENGETESAN

Pemborong harus melakukan seluruh pengetesan seperti disebutkan dan harus melakukan percobaan
seperti operasi sesungguhnya secara tepat dari seluruh sistem. Peralatan, material dan cara bekerjanya
peralatan yang mengalami kerusakan /cacat/ salah harus diganti /dibetulkan dan percobaan diulangi.
Seluruh peng-kabelan, instalasi "keur" Pemborong harus bertanggung jawab untuk mem-peroleh
persetujuan PLN bagi pemasangan sistem jaringan listrik dan seluruh biaya ditanggung atas beban
Pemborong.

5.1.17. DATA SUKU CADANG

Sejak pengiriman dari bagian-bagian dan peralatan ke tempat lapangan Pemborong harus menyerahkan
kepada MK daftar lengkap dari suku cadang (spare parts) dan menyerahkan untuk masing-masing bagian.

5.1.18. PERATURAN HAK PATENT

Pemborong harus melindungi Pemilik (owner) terhadap semua klaim atau tuntutan, biaya dan kenaikan
harga karena bencana, dalam hubungan dengan semua dagang atau nama produksi, hak cipta, pada
semua material, peralatan yang dipergunakan dalam proyek ini.

5.1.19. KEBERSIHAN

Pemborong harus membersihkan seluruh kotoran/sampah dan sisa-sisa material yang tidak terpakai yang
diakibatkan oleh pekerjaannya dan harus menyelesaikan tiap bagian dari instalasi secara teratur serta
rapi.

5.1.20. BUILT IN INSERT, SLEESVES DAN PERLENGKAPAN

Lengkapi insert, sleeves dan perlengkapan lainnya bagi keperluan built in dalam beton atau pekerjaan
konstruksi.

5.1.21. BUKU PETUNJUK (MANUAL) DAN INSTRUKSI

Pemborong harus melengkapi buku petunjuk (manual) pemeliharaan dan manual cara
mengoperasikannya, dan bahasa dari instruksi bagi seluruh bagian peralatan ini harus dalam bahasa
Inggris dan Indonesia.

5.1.22. KELENGKAPAN INSTALASI

Dalam spesifikasi teknis ini maupun di dalam penggambaran untuk suatu sistem atau suatu perangkat
peralatan listrik, dimaksudkan adalah sebagai suatu sistem yang dapat beroperasi dengan baik
sedemikian rupa sehingga apabila ada bagian atau komponen dari sistem instalasi yang tidak disebutkan
di dalam spesifikasi teknis ini maupun pada gambar, maka ini berarti Pemborong harus mengadakan dan
menjamin sistem/instalasi tersebut akan bekerja dengan baik.

38
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

5.2. SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN ELEKTRIKAL

5.2.1. INSTALASI KABEL/ WIRING

Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan PUIL/LMK. Semua
kabel/kawat harus baru dan harus jelas ditandai mengenai ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis
pintalannya. Semua kawat dengan penampang 6 mm² ke atas haruslah terbuat secara dipilin (stranded).
Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian
remote control.

5.2.1.1. "Splice" / Pencabangan

Tidak diperkenankan adanya "splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun
cabang-cabang kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai (accessible). Semua
sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya harus mempergunakan
connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselein atau bakelite ataupun PVC, yang
diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.

5.2.1.2. Bahan Isolasi

Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, gelas, tape sintetis,
resin, splice case, compostion dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara yang disetujui
menurut anjuran perwakilan pemerintah dan atau manufacturer.

5.2.2. INSTALASI SAKELAR DAN STOP KONTAK (OUTLET)

5.2.2.1. Sakelar-Sakelar

Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A / 250 V, sakelar pada umumnya
dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain, sakelar-sakelar tersebut
bingkainya harus dipasang rata pada tembok pada ketinggian 150 cm diatas lantai yang sudah selesai
kecuali ditentukan lain oleh MK. Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan ring,
(standar). Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan antara kotak-kotak yang berdekatan.c

5.2.2.2. Stop Kontak

Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi saluran ke tanah (grounding).
Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan ketinggian 30 cm dari atas lantai
yang sudah selesai atau wall duct outlet sesuai gambar rencana atau petunjuk MK.

5.2.3. INSTALASI FIXTURES PENERANGAN

5.2.3.1. Umum

Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus dibuat dari bahan yang sesuai dan
bentuknya harus menarik dan pekerjaannya harus rapih dan baik, tebal plat baja yang dipakai untuk
housing fixture minimum 0,7 mm. Pemborong harus menyediakan contoh-contoh dari semua fixture yang
akan dipasang kepada Perencana/MK untuk disetujui.

39
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

5.2.3.2. Kabel-Kabel untuk Fixture

Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk "fixture" harus ditutup asbestos dan tahan
panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil dari 2,5 mm², kawatkawat harus dilindungi dengan "tape"
atau "tubing" disemua tempat dimana mungkin ada abrasi. Semua kabel-kabel harus disembunyikan
dalam konstruksi armature kecuali dimana diperlukan penggantungan rantai atau kalau
pemasangan/perencanaan fixture menunjuk lain. Tidak boleh ada sambungan kabel dalam suatu
armature dan penggantungan dan harus terus menerus utuh mulai dari kotak sambung ke terminal
terminal khusus pada armature-armature lampu. Saluran-saluran kabel harus tidak tajam dan dilindungi
sehingga tidak merusak kabel.

5.2.4. INSTALASI/ KONSTRUKSI PANEL

5.2.4.1. Kabinet

Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 2 mm, atau dibuat dari bahan lain seperti
polyester atau bakelite. Kabinet untuk "panel board" mempunyai ukuran yang proposionil seperti
dipersyaratkan untuk panel board, yang besarnya sesuai dengan ukuran pada gambar perencana atau
menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak terlalu penuh/ padat.
Frame/rangka panel harus digrounding/ditanahkan pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk
memasang, mendukung dan menyetel "panel board" serta tutupnya. Kabinet dengan kabel-kabel "trough
feeder" harus diatur sedemikian sehingga ada saluran dengan lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch
circuit panel board. Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci. Untuk satu kabinet harus
disediakan 2 (dua) buah anak kunci, dengan sistem master key.

5.2.4.2. Finishing

Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan oleh Perencana/MK. Semua kabinet dari pintu-
pintu untuk panel listrik, harus dibuat tahan karat dengan dengan cara "galvanized cadmium plating" atau
dengan "zinc chromate primer". Selain yang tersebut diatas, harus dilapisi dengan lapisan anti karat yaitu
sebagai berikut : Bagian dalam dari box dan pintu. Bagian luar dari box yang digalvanisir atau cadmium
plating tak perlu dicat kalau seluruhnya terpendam, kalau dipakai zinc chromate primer harus dicat dengan
cat bakar.

5.2.4.3. Pemasangan Panel

Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam panel dengan mudah masih dapat
dijangkau, tergantung dari pada macam/tipe panel. Maka bila dibutuhkan
alas/pondasi/penumpu/penggantung maka pemborong harus menyediakannya dan memasangnya
sekalipun tidak tertera pada gambar.

5.2.4.4. Panel Distribusi Utama

Panel distribusi utama harus seperti tertera pada gambar, kecuali ditunjuk lain. Seluruh assembly
termasuk housing, busbar, alat-alat pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba dan dimana perlu
diperbaiki sesuai dengan persyaratan. Panel distribusi utama harus dari jenis in door type terbuat dari plat
baja tebal minimum 2 mm. Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur yang kaku, yang bisa
mempertahankan strukturnya oleh strees mekanis pada waktu hubung singkat . Rangka ini secara lengkap
dibungkus pada bagian bawah, atas dan sisi dengan plat-plat penutup (metal clad) harus cukup louvers
untuk ventilasi dimana perlu untuk mengatasi kenaikan suhu dari bagianbagian yang mengalirkan arus
dan bagian-bagian yang bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL-2000 LMK/ VDE untuk peralatan

40
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

yang tertutup. Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap
kemungkinan percikan air. Semua meteran dan tombol transfer yang dipersyaratkan harus dikelompokkan
pada satu papan panel yang berengsel yang tersembunyi.

5.2.4.5. Papan Nama

Seluruh kabinet, panel kontrol, panel listrik, pemutus daya (CB), saklar, dan bagian-bagian lainnya dari
peralatan, jika tidak disebutkan dalam hal-hal lain, harus dibuatkan papan nama untuk
mengindikasi/mengindentifikasi/pengguna-an nama alat tersebut. Papan nama harus terbuat dari back
plat stainless steel dengan huruf digravier timbul. Untuk keseluruhan, papan nama harus berukuran 1,5
inches (3,81 cm) tinggi dengan lebar seperlunya dengan tinggi huruf 1,0 inches (2,54 cm), untuk ukuran
yang lebih kecil dimana penutupnya terbatas gunakan 1,5 inches (3,81 cm) tinggi dari plat. Dan ketebalan
plat minimum 2 mm.

5.2.4.6. Busbar/ Rel

Busbar minimal harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis dengan lapisan perak dengan
ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150 % dari arus beban terpasang yang ukurannya disesuaikan
dengan aturan PUIL (daftar no. 630-DI-D4/PUIL 2000). Semua busbar/rel harus dicat dan dipegang oleh
bahan isolator dengan kuat dan baik ke rangka panel. Semua busbar/rel harus dicat dengan warna yang
sesuai dengan disebutkan pada PUIL. Cat-cat tersebut harus tahan sampai temperatur 75 °C. Busbar
disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik untuk sistem 3 , 4 kawat seperti ditunjuk dalam gambar.
Setiap panel harus mempunyai bus netral yang diisolir terhadap tanah dan sebuah bus penatanahan yang
telanjang diklem dengan kuat pada frame dan panel dilengkapi klem untuk pentanahan. dari panel
peralatan perlu diketanahkan maximum 2 ohm .
Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) harus menunjukkan ukuran-ukuran dari busbus dan
susunannya . Ukuran dari bus harus ukuran sepanjang panel dan harus disediakan cara-cara untuk
penyambungan dikemudian hari.

5.2.4.7. Terminal Dan Mur Baut

Semua terminal cabang harus diberi lapisan tembaga (ver-tin) dan disekrup dengan menggunakan mur-
baut ring dari bahan tembaga atau mur-baut yang diberi nikel (atau stainless) dengan ring tembaga.

5.2.4.8. Cadangan/Penyambungan dekemudian hari

Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan maka ruangan-ruangan tersebut harus dilengkapi
dengan bus, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk peralatan yang dipasang
dikemudian hari dapat berupa equipment busbar, panel baru, switch, circuit breaker dan lain-lain.

5.2.4.9. Alat-Alat Ukur

Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar. Khusus untuk panel, dengan
scale sirkular, flush atau semi flush, dalam kotak tahan getaran.

5.2.4.10. Kabel-Kabel Pengontrol

Kabel pengontrol dari panel-panel harus dipasang di pabrik/ bengkel secara lengkap serta dibundel dan
dilindungi terhadap kerusakan mekanis. Ukuran minimum adalah 1,5 mm2 dari type 600 Volt.

41
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

5.2.4.11. Merk Pabrik

Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik, peralatan-peralatan sejenis harus
dapat saling dipindahkan dan ditukar tempatnya pada frame.

5.2.4.12. Pilot Lamp


Semua tutup muka panel dilengkapi dengan :
- Pilot lamp untuk menyatakan adanya tegangan R, S dan T.
- Warna-warna untuk pilot lamp :
- Untuk phasa R : warna merah
- Untuk phasa S : warna kuning
- Untuk phasa T : warna biru

5.3. KABEL TEGANGAN RENDAH ( NYY, NYFGBY, NYM, NYA ) 380 V

5.3.1. UMUM

Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah yang harus memenuhi persyaratan
kemampuan melakukan arus pada temperatur 35 °C, temperatur maximum kabel dalam keadaan
berbeban tidak boleh melebihi 70 °C, temperatur maksimum kabel untuk arus hubung singkat tidak boleh
lebih 250 °C.

5.3.2. KONSTRUKSI

Kabel harus terdiri atas :


- Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau tembaga "compacted" yang
dipilin.
- Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun penghantar netral.
- Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar phasa dan pengisi ruangan
diantara kawat phasa.
- Lapisan pengendap kedua diluar lapisan pengendap diatas.
- Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai dengan persyaratan IEC
(NYFGbY).
- Diluar lapisan pelindung pipa baja diberi lapisan plastik sebagai pelindung.

5.3.3. PENANDAAN/ WARNA

Warna permukaan kabel sebagai tanda-tanda untuk setiap urat adalah :


Phasa : Merah,Kuning,Hitam,….Netral : Biru

5.4. PERALATAN LISTRIK

5.4.1. PERALATAN PANEL

5.4.1.1. Circuit Breaker Motor Operated

Rating Arus : 750 V AC, Voltage rating : 380 V 50 Hz


Insulation Rating : sesuai gambar rencana
Rated Breaking Cap : 70 kA (500 V, 50 Hz) dengan Arc chute.
Relay : Thermis dan magnetis over current release, under
voltage release, Auxiliary contact block (2 NO+1 NC) Electrical interlocking dengan CB genset.
Drive : Motor, 220 V, 50 Hz.

42
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

5.4.1.2. Moulded Case Circuit Breaker

Insulation Rating : 380 V


Dilengkapi dengan : Thermal release dan electromagnetic over current release Rating Arus In
: 16 A Breaking cap 10 kA.
: 32 A Breaking cap 10 kA.
: 50 A Breaking cap 25 kA.
: 100 A Breaking cap 50 kA.
: dan lain-lain sesuai gambar rencana.

5.4.1.3. Trafo Arus

Insulation Rating : 600 Volt


Class : 60 x In
I therm : 5A
Rated secondary current : 16 A
ated burden cap

5.4.1.4. Lampu Indikator

Tublar lamp, pijar 5 watt, diameter 54 mm


Warna : merah, kuning, hijau

5.4.1.5. Push Button

Panel mounting, double on - 1, off - 0. Semua push button dilengkapi dengan lampu indikator untuk
menyatakan sistem dalam on atau off.

5.4.1.6. Miniature Circuit Breaker

Type EZP , Model standart


Rated voltage: 380 Volt, 50 Hz
Breaker cap: 10,0 kA (380 V) minimum

5.4.1.7. Relay-Relay

Untuk panel LVMDP, circuit breaker untuk feeder PLN, dilengkapi dengan relay proteksi OL (over load),
SC (short circuit) dan UV (under voltage). Sedangkan untuk generator, dilengkapi dengan relay OL, SC,
UV, EF (earth fault) dan RP (reverse power).

5.4.2. MATERIAL UNTUK INSTALASI

5.4.2.1. Sakelar Tunggal / Ganda

Rocker mekanisme, modular, rating 10 A, 220 Volt AC.


T y p e : Decorative push-push, flush, segi empat

5.4.2.2. Socket Outlet/Outlet dan Swicth Type Dinding

Type: Flush
Terminal: 2 P + e, 220 V, AC 10 A

43
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

Untuk outlet + swicth: 10 A / 16 A


Bentuk: Persegi dengan outlet, swicth, pilot lamp

5.4.2.3. Grid Swicth

Rocker mekanisme, modular, grid system


Rating swicth : 20 A one-way SP swicth
G r o u p : 4,6; 12; 18 dan 24 group

5.5. FIXTURES DAN ARMATURE

5.5.1. LAMPU/TUBE/BULB FLUORESCENT

a. Lampu Fluorescent/TL type LED 1 x 18W


Lampu Fluorescent type LED
Lumen output minimum 3.000 lumen (setelah 100 jam nyala).

5.5.2. DOWN LIGHT RECESSED MOUNTED

Housing allumunium cylinder, brown polycarbonate dibagian dalam, dilengkapi dengan black bayonet
fitting diaphram dan reflector. Lampu : Bulb – LED

5.5.3. LAMPU TANDA ARAH KEBAKARAN / EMERGENCY EXIT LAMP

Dipasang pada beberapa tempat sesuai dengan gambar perencanaan lampu tersebut ditandai dengan
arah panah dan tanda "KELUAR" dengan warna merah, untuk lampu yang dipasang ditengah coridor
dipasang 2 (dua) sisi (double side) sedang lampu pada dinding 1 (satu) sisi (single side). Dilengkapi
dengan Ni Cad battery, charger dan peralatan kontrol lainnya, lampu tetap menyala baik pada saat sumber
PLN ada gangguan. Instalasi dipasang sebelum swicth/CB utama pada incoming feeder panel sedemikian
rupa sehingga sejauh masih ada tegangan pada kabel feeder utama, maka lampu tersebut tetap nyala
dan sebaliknya untuk emergency exit lamp atau diambil dari rangkaian stop kontak.
Spesifikasi Teknis :
Type : Maintained Free
Durasi : 2 jam
Daya Lampu : LED 7 Watt Exit Lamp,
Input Voltage : 220 V, 50 Hz
Power Comsumption : 20 VA
Body : Epoxy coated zintec sheet steel.
Dilengkapi dengan monitor charging current dan battery dapat bekerja selama ± 5 tahun
dan diberikan garansi minimum 2 tahun.

5.5.4. KABEL

Kabel instalasi penerangan dan general outlet jenis NYM, penampang 2,5 mm² dipasang dalam konduit
jenis 3/4" standar lengkap accessories. Kabel yang digunakan harus memenuhi persyaratan SII dan
SPLN. Kabel tahan api : seperti dalam daftar material

5.5.5. PANEL PENERANGAN

Panel harus dibuat dari plat baja galvanized tebal plat 2 mm, lipatan dan bentuk sudut plat melalui proses
mekanis. Peralatan panel penerangan :

44
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

a. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)


Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz
Breaking Cap. : 18 kA
b. Kontaktor
Rating Arus : 10 A, 16 A, 25 A
Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz
Pole : 3 pole

5.6. SISTEM PENTANAHAN

5.6.1. LINGKUP PEKERJAAN

a. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan body (tegangan sentuh) terhadap seluruh
peralatan listrik yang terbuat dari metal, yaitu : panel TM, transformator, panel penerangan, daya
pintu-pintu dan lain-lain.
b. Penyambungan pentanahan netral dari terminal transformator ke elektroda pentanahan.
c. Sistem pentanahan (grounding system) maximal 2 .
d. Penyambungan sistem pentanahan Mesh/ Loop dengan Bare Standard Copper Conductors 2x1x95
mm² didalam pipa konduit menuju ke Elektroda Rod di dalam bak kontrol.

5.6.2. STANDAR DAN KODE-KODE YANG BERLAKU

Sistem pentanahan yang dilaksanakan harus berdasarkan standar-standar dan kode-kode yang berlaku,
antara lain : British Standard, BS.CP.1013 mengenai pentanahan. Dan lain-lain standar yang berlaku di
Indonesia.

5.6.3. SISTEM PENTANAHAN

Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pentanahan ini sesuai gambar perencanaan. Sistem
pentanahan menggunakan beberapa Elektroda Rods/Earth Rod dan satu sama lain saling dihubungkan
sehingga membentuk hubungan secara Mash. Pemborong harus memperhatikan kondisi tahanan jenis
tanah yang ada agar didapatkan satu sistem pentanahan yang baik.

5.6.4. PEKERJAAN DAN ALAT BANTU

Setiap penyambungan/pencabangan dari konduktor harus menggunakan "Cadweld Connection". Dapat


juga menggunakan klem penyambung sistem jepit dengan gigi banyak dengan memperhatikan hal-hal :
a. Bahan klem harus bahan yang telah digalvanized atau di Treatment tertentu sehingga tidak akan
berproses apabila kontak dengan jenis metal yang lain.
b. BC pada titik/tempat penyambungan harus di "tinned".
c. Disarankan agar tempat penyambungan setelah selesai disambung, dibungkus dengan bahan
tertentu, misalnya sejenis epoxy dan lain sebagainya. Bila ada terminasi yang menggunakan terminal
jenis sepatu kabel maka harus memperhatikan hal-hal :
- Sepatu kabel yang digunakan harus mempunyai 2 (dua) lubang baut.
- Harus dari bahan anti karat dan telah di treatment agar tidak akan berproses bila kontak dengan
jenis metal lainnya. Seluruh bahan termasuk sambungan-sambungan sebelum dipesan agar
diberikan contoh untuk mendapat persetujuan Pemilik /Perencana serta diketahui MK.

45
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

5.6.5. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI PENANGKAL PETIR

5.6.5.1. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi penangkal petir ini meliputi :
Pengadaan/penyediaan dan Pemasangan Protector Head (terminal) dari instalasi Penangkal Petir.
Pengadaan/penyediaan dan pemasangan konduktor Pengadaan/penyediaan dan pemasangan sistem
pentanahan. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan lampu obstruction sebagai penanda ketinggian

5.6.5.2. KETENTUAN-KETENTUAN TEKNIS

Protector head (terminal)


Protector head yang dipakai adalah "Sistem Electrostatic" jenis Non Radioactive yang mempunyai bentuk
perlindungan sampai dengan radius 100 m. Konduktor untuk instalasi penangkal petir digunakan kabel
NYY 1 x 70 mm². coaxial 1x70 mm²/ Coaxial 2x35 mm² Dalam sistem pentanahan digunakan electroda
pentanahan yang terbuat dari batang tembaga dengan 3/4" massif. Pada ujung bawah batang ini harus
dibuat runcing sepanjang 50 cm. Panjang batang tembaga sebagai electroda pentanahan minimal 12 (dua
belas) meter. Maksimum tahanan pentanahannya 2 .

5.6.5.3. PEMASANGAN

Protector Head (terminal)


Protector head (terminal) harus dipasang pada ujung batang peninggi yang kuat, dimana terminal harus
dapat dilepas dari batang peninggi bila diperlukan untuk pemeriksaan. Protector head harus disanggah
oleh pipa yang cukup kuat dan dapat berdiri dengan kokoh dan tegak lurus pada ketinggian seperti terlihat
pada gambar perencanaan. Konduktor- Konduktor yang digunakan adalah kabel NYY 1 x 70 mm² atau
coaxial 1x70 mm² dipasang pada bangunan dan diklem secara rapat dan lurus tanpa ada sambungan
menuju bak kontrol.
- Sebelum sampai pada bak kontrol, konduktor supaya diberi perlindung dari PVC 1 ½ " sehingga ± 2
meter dari permukaan tanah.
- Sambungan konduktor dengan grounding menggunakan klem yang dapat dibuka / dilepas didalam
bak kontrol. Bak kontrol Bak kontrol terbuat dari pasangan batu bata dengan ukuran 40 x 40 x 40
dan diberi tutup dari beton sehingga dapat dibuka untuk pemeriksaan.

5.6.5.4. PENGUJIAN

Pengujian / pengetesan digunakan untuk mengetahui baik tidaknya sistem pentanahan agar dapat dipakai
sebagai jaminan. Pengujian dilakukan dengan metode yang dikeluarkan oleh PLN, LMK, PUIL, atau
PUIPP (Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir).

5.7. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SISTEM CCTV

5.7.1. UMUM

CCTV System adalah suatu system yang memonitor serta mendeteksi adanya bahaya ataupun
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan serta dapat mengambil tindakantindakan pencegahan yang
cepat dan tepat untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, untuk kejadian-kejadian yang
khusus, peristiwa yang tidak diinginkan dapat direkam dan dapat disimpan dalam digital video recorder
(DVR) dan dapat di print out untuk data otentik bagi pengusutan serta tindakan pengamanan lanjutan.

46
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

5.7.2. PENEMPATAN PERALATAN MONITOR DAN CAMERA

a. Seluruh peralatan camera dipasang pada tempat-tempat yang perlu dideteksi terhadap
kemungkinan bahaya gangguan kemamanan.
b. Seluruh peralatan monitor ditempatkan diruang control atau ruang kemanan yang dijaga 24 jam
sehari.

5.7.3. DATA-DATA TEKNIS

a. Digital High Resolution Camera B/W 1/3 – in CCD format with digital signal processor 460 TV line
resolution 0.4 lux sensitivity External DIP switch adjustment for camera fuction Back Light
compensation Accepts both DC and video drive auto iris lenses Digital signal processor produces
superior picture quality
b. B/W Monitor 29inch monitor Maximum 16 Camera 1.4 atau 9 gambar dalam satu layer
c. Digital Video Recorder dengan Capacity 16 Camera 96 jam
d. Multiplexer 16 chanel + remote B/W

A. SERAH TERIMA PEKERJAAN


1 Serah Terima Serah Terima Pekerjaan dilakukan dalam
2 tahap yaitu :
a. Serah terima pertama, dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan selesai dimana sistem
bekerja dengan baik sesuai dengan spesifikasi dan peraturan – peraturan yang berlaku.
Serah Terima Pertama ini harus dilengkapi dengan Berita Acara disertai lampiran-lampiran
sebagai berikut :
- As Built Drawing
- Brosur, operation manual dan maintence system dalam bahasa Indonesia.
- Training Operator- Lampiran – lampiran lainnya yang diperlukan atau diminta oleh
Direksi pengawasan.
b. Serah Terima ke Kedua, dilakukan setelah selesainya masa pemeliharaan.

B. Masa Pemeliharaan Lamanya masa pemeliharaan adalah 2 bulan ( 60 hari kalender ) dimana selama
masa tersebut Kontraktor harus menempatkan staf/ karyawan untuk memonitor operasional sistem
dan melakukan pemeliharaan / inspeksi rutin sekali dalam satu minggu.

C. Jaminan Jaminan/ garansi peralatan adalah 6 bulan terhitung dari serah terima pertama.

D. Training Pemborong harus menyiapkan dan penyelenggarakan latihan bagi calon operator yang
akan mengoperasikan dan memelihara BAS. Latihan dapat dimulai sejak pelaksanaan pemasangan
instalasinya, atas petunjuk dan persetujuan pengawas.

E. Buku Petunjuk Pemborong wajib membuat dan menyerahkan kepada pengawas As build drawing 3
set, 1 dalam bentuk soft copy (CD), buku petunjuk (manual), yang meliputi cara pengoperasian
maupun cara pemerliharaan.

47
MATERIAL LIST PEKERJAAN PLUMBING

NO MATERIAL SPESIFIKASI MERK /PEMBUAT KETERANGAN


1 Pompa Air Bersih Centrifugal end Suction Grundfos
2 Pompa Air Kotor/Air Bekas Submersible Grundfos
3 Pipa Air Bersih /Air Kotor PVC Class AW Wavin
4 Ball Valve class 10 kg/cm2 Kitz
5 Baterfly Valve class 10 kg/cm2 Kitz
6 Check Valve class 10 kg/cm2 Kitz
7 Strainer class 10 kg/cm2 Kitz
8 Flexible Connection class 10 kg/cm2 Tozzen
9 Anti Fortex class 10 kg/cm2 Franklin
10 Safety Valve class 10 kg/cm2 Yoshitake
11 Pressure Gauge class 10 kg/cm2 Wika
12 Water Level Control 61F-G1-AP Omron
13 Elektrode Level Control ESF-01 bahan tembaga Omron
14 Clean Out Bahan Stainless Toto
15 Floor Drain Bahan Stainless Toto
16 Faucet/ Kran Bahan Stainless Toto
17 Roof Drain 4" bahan Besi Cor Lokal
18 Roof Tank FRP type Silinder Pinguin
19 Sewage Treatment Plant Sistem Extended + Blower BioTech (Type RX)

MATERIAL LIST PEKERJAAN HYDRANT DAN FIRE ALARM

NO MATERIAL SPESIFIKASI MERK /PEMBUAT KETERANGAN


1 Elektrik Main Pump Centrifugal & Suction EBARA
2 Jokey Pump Verical Multistage GRUNDFOS
3 Pipa hydrant Bsp Sch 40, Carbon Steel SPINDO
4 Flanges JIS 16 K JIS
5 Hydrant Pilar Two Way Oseki
6 Siamese Conection Machino,Type S7, Kuningan Oseki
7 Box Hydrant Outdoor + Selang Pabrikasi Lokal
8 IHB + Tempat APAR 6 Kg Pabrikasi Lokal
9 MCFA 5 Zone Konvensional Notifier
10 Break Glass Konvensional Notifier
11 Lampu Indikator Konvensional Notifier
12 Alarm Bell Konvensional Notifier
13 Jack Phone + Gagang Telp AW-D504 Kovensinal Asenware
14 Rotary Lamp LTD 5121, 220 v, 1 phase FORT
15 Baterfly Valve class 20 kg/cm2 Kitz
16 Check Valve class 20 kg/cm2 Kitz
17 Strainer class 20 kg/cm2 Kitz
18 Flexible Connection class 20 kg/cm2 Tozzen
19 Anti Fortex class 10 kg/cm2 Franklin
20 Safety Valve class 20 kg/cm2 Yoshitake
21 Pressure Gauge class 10 kg/cm2 Wika
22 Pressure Switch class 10 kg/cm2 Saginomiya
23 Air Reducing Valve class 10 kg/cm2 Tozen
24 Flow Meter 80 mm Gerand
25 Water Level Control 61F-G1-AP Omron
MATERIAL LIST PEKERJAAN AC

NO MATERIAL SPESIFIKASI MERK /PEMBUAT KETERANGAN


1 AC SPLIT SPLIT WALL DAIKIN
2 EXHAUSE FAN CEILING FAN /WALL FAN KDK
3 Pipa Tembaga tebal = 0,6 mm Hoda
4 Pipa Drain PVC Class AW Wavin
5 Isolasi Pipa Drain SH 25 mm klas O Armaflex
6 Kabel Power NYM 3 x 2,5 mm Supreme
7 Outlet AC 2000 watt Panasonic

MATERIAL LIST PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN TATA SUARA

NO MATERIAL SPESIFIKASI MERK /PEMBUAT KETERANGAN


1 Kabel Tegangan Rendah NYA, NYM, NYMHY 220 V Supreme
2 Kabel Tegangan Menengah NYY, NYFGBY, NYYHY, 380 V Supreme
3 Kabel Tahan Api FRC Supreme
4 Box Panel Tebal Plat 1,8 mm, Coating ASAHI
5 TRANFORMATOR 500 KVA, 380 V, 50 Hz Schenaider
6 Cubikle Incoming/outgoing Kap. 630 A, 380 Volt Schenaider
7 Kabel Tray Elektro Galvanis Three Star
8 Pipa Conduit Hight Impact Boss
9 Inbow doos, Tee doos SNI Panasonic
10 Las Dop SNI 3M
11 Outlet Stop Kontak dan Saklar Kap. 250 Watt, 220 volt,1 phase Schenaider
12 Stop Kontak Plug 3 Phase IP 44, 380 Volt, 50 Hz, 3 phase Legrand
13 Stop Kontak Plug 1 Phase IP 44, 220 Volt, 50 Hz, 1 phase Legrand
14 Breaker MCCB, MCB, ACB KAP. 1P-3P, 10 KA - 35 KA Schenaider
15 Kontaktor 380 V, 3 phase Telemecanique
16 Timer 220 v, 50 hz, 24 jam THEBEN
17 Head Penangkal Petir Radius 100 M Viking
18 Tiang PJU Galvanis, T =7M, Oktagonal Lokal
19 Lampu PJU LED 100 watt Philips
20 Ceiling Speaker 3 - 6 watt TOA
21 Horn Speaker 15-25 watt TOA
22 Mixer Amplifier 240 watt TOA
23 Power Amplifier 240 watt TOA
24 Selektor Switch 10 zone TOA
25 Microfon Paging ZM- 380 impenzi 600 Ω TOA
26 Kabel NYYHY 220 Volt, 1 phase Supreme

Anda mungkin juga menyukai