Anda di halaman 1dari 3

PENERAPAN MITIGASI BENCANA NEGARA MAJU YANG

UNGGUL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA


GEMPABUMI YOGYAKARTA

OLEH:
KELOMPOK 3
CHRISTOPER VALENTINO SIBARANI (F1D321006)
RIAHATI HAREFA (F1D321013)
MAIA RHAMADANI SUNDARI (F1D321020)
LATIF HIDAYAT (F1D321045)
KASIH DORMAWAN MANALU (F1D321048)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2024
1. DATA
Yogyakarta secara tektonik merupakan kawasan dengan tingkat aktivitas
kegempaan cukup tinggi. Kondisi ini disebabkan wilayah tersebut berdekatan
dengan zona tumbukan lempeng di Samudera Indonesia. Di samping itu,
Yogyakarta rawan gempa bumi akibat aktivitas sesar-sesar lokal di daratan.
Gempa bumi yang terjadi di wilayah D.I Yogyakarta terjadi akibat aktifitas sesar
yang terdapat dipermukaan, seperti Sesar Opak-Oyo, Sesar Dengkeng dan Sesar
yang terdapat di Perbukitan Menoreh serta aktifitas lempeng tektonik yang terdapat
di Selatan Pulau Jawa. Aktifitas Sesar Opak-Oyo dapat tercermin dari distribusi
episenter dan energi gempabumi yang terjadi. Keberadaan Sesar Opak-Oyo
berdasarkan penelitian – penelitian sebelumnya, seharusnya menunjukkan korelasi
dengan episenter gempabumi yang diakibatkan aktivitas Sesar Opak-Oyo. Korelasi
tersebut dapat tercermin berdasarkan distribusi episenter dan energi gempabumi
yang terjadi. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan
menganalisis energi gempabumi yang memiliki episenter disekitar Sesar Opak-Oyo
secara spasial dan temporal dari Tahun 2008 – 2017.
Persebaran intensitas guncangan permukaan yang tinggi untuk Provinsi
Yogyakarta juga berada di kawasan jalur Sesar Opak yang berada di Bantul, Sleman
bagian selatan, Kulon Progo bagian timur, Kota Yogyakarta, dan Gunung Kidul
bagian barat. Sedangkan untuk daerah lainnya berada di intensitas guncangan
permukaan menengah atau dalam skala VIII MMI.
Indeks bahaya gempabumi di Yogyakarta masuk dalam klasifikasi sedang sampai
tinggi. Untuk wilayah Yogyakarta hampir semuanya masuk ke dalam klasifikasi
indeks bahaya gempabumi yang tinggi. Daerah tersebut didominasi dengan material
sedimen yaitu Formasi Merapi Muda di Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta,
Formasi Wonosari di Gunung Kidul, serta Formasi Sentolo dan alluvium di Kulon
Progo. Selain itu juga terdapat Sesar Opak yang meningkatkan potensi bahaya
gempabumi. Sedangkan untuk daerah yang masuk ke dalam klasifikasi indeks
bahaya gempabumi rendah hanya berada di kawasan Perbukitan Menoreh dan
lereng Gunung Merapi. Kawasan tersebut berada di daerah Kulon Progo bagian
barat laut dan Sleman bagian utara.
2. OUTPUT
- Menciptakan masyarakat yang melek akan mitigasi bencana
- ⁠Terciptanya generasi muda dan masyarakat sekitar yang dapat menjadi pelopor
mitigasi bencana ditempat tinggal masing masing
- ⁠Meminimalisir korban jiwa dan kerugian pada saat terjadi bencana
- ⁠Menciptakan masyarakat yang siap siaga akan terjadinya bencana

3. SOLUSI DARI OUTPUT :


- Melakukan sosialisasi terhadap masyarakat yang daerah tempat tinggalnya
merupakan daerah rawan bencana
- ⁠Melibatkan pemuda dan masyarakat setempat untuk menjadi relawan dalam
suatu organisasi kebencanaan
- ⁠Dengan membuat sebuah pelatihan di daerah rawan gempa tentang apa saja
yang harus di lakukan ketika hendak terjadinya gempa dan adanya tindak tegas
pemerintah tentang penetapan standar bagunan tahan gempa dari struktur
bangunan maupun tinggi bangunan.
- ⁠Adanya rekayasa gempa, agar dapat menciptakan masyarakat yang siap dalam
menghadapi bencana gempa bumi

Anda mungkin juga menyukai