Anda di halaman 1dari 34

1 BAB I

FORMAT PENYUSUNAN DOKUMEN

1.1 Format Dokumen

1.1.1 Dokumen Lingkungan


Penyusunan dokumen lingkungan mengikuti ketentuan yang termuat dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang
Cipta Kerja menjadi Undang-Undang, dengan format yang telah ditetapkan oleh
peraturan turunannya. Format untuk masing-masing jenis dokumen dijelaskan
sebagai berikut:
1. Format dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lampiran II).
2. Format dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) mengacu pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lampiran
III).
3. Format dokumen Addendum ANDAL dan RKL-RPL mengacu pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lampiran
V Bagian Ketiga).
4. Format Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) dan Dokumen
Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) mengacu pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lampiran V Bagian
Kelima).
Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

I-1
1.1.2 Kajian Ilmiah
Format dokumen kajian ilmiah dapat disesuaikan dengan peraturan yang berlaku
misalnya format dokumen Kajian Keanekaragaman Hayati Untuk Daerah
mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 29 Tahun
2009 tentang Pedoman Konservasi Keanekaragaman Hayati di Daerah. Dokumen
kajian ilmiah juga dapat disusun berdasarkan format kajian ilmiah terdahulu yang
sejenis.

1.1.3 Dokumen Monitoring


Format dokumen monitoring pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-RPL) mengacu pada
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 45 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan
Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).

1.1.4 Dokumen Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah


Format dokumen persetujuan teknis pemenuhan baku mutu air limbah mengacu
pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat
Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian dan Pencemaran Lingkungan.

1.1.5 Dokumen Persetujuan Teknis Pembuangan Emisi


Format dokumen persetujuan teknis pembuangan emisi mengacu pada Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2021 tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan
Operasional Bidang Pengendalian dan Pencemaran Lingkungan.

1.1.6 Dokumen Persetujuan Teknis Pengelolaan Limbah B3


Format dokumen persetujuan teknis pengelolaan Limbah B3 mengacu pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
6 Tahun 2021 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

I-2
1.1.7 Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3
Format rincian teknis penyimpanan Limbah B3 mengacu pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021
tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun.

1.1.8 Dokumen Rincian Teknis Pengelolaan Limbah Non-B3


Format dokumen rincian teknis pengelolaan Limbah non-B3 mengacu pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengelolaan Limbah Nonbahan Berbahaya dan
Beracun.

1.2 Format Penulisan

1.2.1 Cover
Hal-hal yang wajib ada pada Cover dokumen:
- Jenis dokumen
- Judul kegiatan
- Alamat kegiatan
- Nama dan logo pemrakarsa
- Foto atau ilustrasi yang estetik
- Tahun terbit izin

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

I-3
Gambar 1.1 Contoh Cover

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

I-4
1.2.2 Penomoran pada Heading
Aturan penomoran pada heading yaitu:
- Bab (heading 1) dinomori dengan menggunakan angka romawi.
- Heading 2 dinomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada
nomor bab/heading 1.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut :
II …………………(judul bab/heading 1)
2.1 ………………..(heading 2)
2.2 ………………..( heading 2)
2.2.1 ……………...( heading 3)
- Penomoran heading paling banyak sampai tiga nomor. Jika diperlukan
perincian lebih lanjut, dapat digunakan bullet and numbering.
- Penulisan nomor dan judul pada heading 1 diletakkan di tengah dengan ukuran
font 14, tebal. Judul pada heading 1 diketik menggunakan style UPPERCASE.
- Penulisan nomor dan judul pada heading 2 dan heading 3 dimulai dari kiri,
ukuran font 12, tebal. Judul pada heading 2 dan heading 3 diketik
menggunakan style Capitalize Each Word, kecuali untuk kata-kata tugas,
misalnya yang, dari, dan, dan sebagainya.
- Jarak pengetikan, heading, dan perinciannya:
a) Jarak pengetikan antara heading 1 dan heading 2 yaitu 3 spasi, sedangkan
jarak pengetikan antara heading 2 dan kalimat di bawahnya adalah 6 pt after
paragraph. Jarak pengetikan atau line spacing ini diambil dari kata terakhir
pada heading 1 dan heading 2.
b) Jarak pengetikan antar kalimat pada suatu paragraf adalah 1,5 dengan jarak
after paragraph 6 pt.

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

I-5
Contoh penulisan heading 1 dan heading 2

BAB I Spasi 1,5

PENDAHULUAN
Spasi 3

1.1 Latar Belakang Spasi 1,5


6 pt after paragraph
Kota Surabaya memiliki fungsi utama sebagai daerah industri,
perdagangan, maritim, pendidikan, garnisun, dan pariwisata. Surabaya
sebagai kota metropolitan merupakan kota yang mengalami perkembangan Spasi 1,5

dengan sangat pesat dan merupakan tujuan banyak warga luar Surabaya,
baik untuk tujuan bisnis, pariwisata maupun pendidikan. Adanya
perkembangan masyarakat pada suatu kota akan diikuti dengan timbulnya
kebutuhan di berbagai bidang termasuk sosial dan ekonomi. After Paragraph 6 pt

1.2.3 Penomoran Halaman


Ketentuan mengenai penomoran halaman adalah sebagai berikut:
- Bagian Awal (Halaman Judul, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel,
Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran).
Nomor halaman ditulis dengan angka romawi huruf kecil (i,ii,iii,iv,…). Posisi
di kanan bawah. Khusus untuk lembar judul nomor halaman tidak perlu
diketik, tapi tetap dihitung.
- Bagian Pokok (isi dokumen yang telah disesuaikan dengan format yang telah
ditentukan).
Nomor halaman ditulis menggunakan kombinasi angka romawi dan angka
latin. Untuk nomor bab (heading 1) diketik dengan angka romawi, sedangkan
halaman bab diketik dengan angka latin. Kemudian, halaman pertama dari
setiap bab adalah halaman nomor satu. Peletakan nomor halaman untuk setiap
awal bab di bagian bawah kanan.
Contoh: halaman pertama dari bab 2 ditulis “II-1”

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

I-6
Untuk dokumen yang penyampaiannya tidak dibagi menjadi beberapa bab
(misalnya Formulir Kerangka Acuan), penomoran halaman cukup
menggunakan angka latin saja.
- Bagian Akhir (Daftar Pustaka dan Lampiran).
Nomor halaman ditulis di bagian bawah kanan dengan angka latin dan
merupakan kelanjutan dari penomoran pada Bagian Awal.

1.2.4 Gambar/Grafik/Tabel
Jika dalam dokumen perlu memasukkan gambar/grafik/tabel, maka harus
memenuhi ketentuan berikut:
- Font size isi tabel harus lebih kecil daripada font size utama, yaitu 11 pt atau
menyesuaikan konten dokumen.
- Penulisan angka di dalam tabel harus rata kanan, dengan jumlah angka
desimal yang seragam, misal: 2 angka di belakang koma.
- Jika tabel termuat lebih dari satu halaman, maka header harus diulang (repeat
header rows).
- Judul gambar/grafik diketik di bagian bawah tengah dari gambar. Judul tabel
diketik di sebelah kiri atas dari tabel.
- Header tabel ditulis menggunakan font tebal, capitalize each word, dan rata
tengah.
- Jarak pengetikan antara tabel dengan keterangan di atasnya adalah 1.
- Jarak pengetikan tulisan di dalam tabel adalah 1.
- Setiap tabel diberi sumber atau keterangan, diletakkan di bagian bawah tabel
dengan font size 10 pt.
- Menambahkan narasi sebelum tabel dan gambar, dilengkapi dengan analisis
dari tabel dan gambar tersebut (jika ada). Pemanggilan referensi gambar atau
tabel harus di-bold.
Contoh: “Dilihat dari data topografi, lokasi kegiatan berada pada elevasi
+25 meter di atas permukaan laut. Untuk lebih jelasnya terkait peta topografi
ditunjukkan pada Gambar 2.2”.

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

I-7
Contoh penulisan gambar dan tabel
a. Penulisan gambar

Gambar 1.2 Logo PT Citra Melati Alam Prima

b. Penulisan tabel

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Per Kelurahan Berdasarkan Jenis Kelamin Spasi 1
Laki-Laki Perempuan Jumlah
No. Desa/ Kelurahan
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)

1. Manyar Sabrangan 8.587 8.586 17.173

2. Mulyorejo 8.450 8.566 17.016

3. Kejawan Putih Tambak 2.471 2.418 4.889

4. Kalisari 6.335 6.358 12.693

5. Dukuh Sutorejo 7.602 7.448 15.050

6. Kalijudan 5.793 5.755 11.548


Font 10
Sumber: Kecamatan Mulyorejo Dalam Angka 2008, Badan Pusat Statistik

1.3 Format Pengetikan

Berikut adalah formati pengetikan yang dapat digunakan sebagai acuan:


- Menggunakan kertas ukuran A4
- Margin
atas: 3 cm; bawah: 3 cm; kiri: 4 cm; kanan: 3 cm
- Jarak spasi: 1,5 (khusus abstraksi hanya 1 spasi)
- Jenis huruf (font): Times New Roman.
- Ukuran/variasi huruf:
Heading 1: 14/Tebal+Huruf Besar
Heading 2: 12
Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

I-8
Heading 3: 12
Isi: 12/Normal
- Alinea baru diketik sebaris dengan alinea di atasnya dengan jarak antar alinea
adalah 6 pt after paragraph.

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

I-9
2 BAB II
KAIDAH PENULISAN

2.1 Huruf

2.1.1 Huruf Kapital


- Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam hal tertentu yang
berkaitan dengan nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan
kata ganti Tuhan serta singkatan nama Tuhan.
Contoh: Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa …..
- Nama Diri:
Huruf pertama dari setiap kata dalam nama diri (seperti nama orang termasuk
julukan, tempat, dan organisasi) diawali dengan huruf kapital.
Contoh: Joko Widodo, Bapak Koperasi, Universitas Indonesia
- Awal Kalimat:
Setiap kalimat diawali dengan huruf kapital.
Contoh: "Aki bekas akan disimpan di TPS Limbah B3 existing."
- Keterangan Spesifik:
Huruf pertama pada kata atau istilah tertentu yang dianggap penting atau
spesifik dapat menggunakan huruf kapital. Contoh: "Mesin Pencari",
"Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2023".
- Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang digunakan sebagai pengganti
nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh: “Wakil Presiden Ma’ruf Amien”, “Gubernur Jawa Timur”
- Huruf kapital digunakan pada huruf pertama, seperti pada nama tahun, bulan,
hari, dan hari besar atau hari raya.
Contoh: tahun Hijriah, bulan Agustus, hari Senin, hari Lebaran.
- Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi.

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-1
Contoh: Sungai Citarum, mandi di sungai, Kelurahan Mojo, kelurahan
setempat.

2.1.2 Huruf Miring


- Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, judul film, judul
album lagu, judul acara televisi, judul lakon, dan nama media massa yang
dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Contoh:
1. Kegiatan konsultasi publik diliput dalam surat kabar Jawa Pos.
2. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2018. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Edisi kelima. Cetakan kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
- Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa
daerah dan bahasa asing.
Contoh: Sewage Treatment Plant (STP)

2.2 Angka

- Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu kata ditulis dengan
huruf, kecuali jika digunakan secara berurutan seperti dalam perincian.
Misalnya:
1. PT ABC memiliki dua bangunan utama dan sebelas bangunan penunjang,
dengan jumlah pegawai sebanyak seratus orang.
2. Di antara 72 warga yang menghadiri konsultasi publik, 52 orang
mendukung, 15 orang tidak mendukung, dan 5 orang tidak menjawab.
- Untuk penulisan bilangan yang memerlukan penekanan dan klarifikasi, ditulis
dengan huruf dan angka.
Contoh: Dokumen yang perlu diserahkan ke Dinas Lingkungan Hidup Kota
Surabaya sebanyak 2 (dua) eksemplar.
- Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran, seperti ukuran panjang,
berat, luas, isi, dan waktu, serta (b) nilai, seperti nilai uang dan persentase.
Contoh:
0,5 sentimeter
Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-2
5 kilogram
4 hektare
10 liter
2 tahun 6 bulan
1 jam 20 menit
Rp5.000,00
10%
5 persen
- Penulisan bilangan tingkat dapat menggunakan angka romawi, gabungan
awalan ke- dan angka arab, atau huruf.
Contoh: Pihak III, pihak ke-3, pihak ketiga
- Pada penulisan angka, tanda titik (.) digunakan untuk menunjukkan ribuan
dan tanda koma (,) digunakan untuk menunjukkan angka desimal.

2.3 Kata Depan dan partikel

- Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Contoh: di mana, dari sana, ke luar kota.
- Partikel -lah dan -kah, ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh: Apakah, Bacalah.
- Bentuk pun yang merupakan bagian kata penghubung seperti berikut ditulis
serangkai.
Contoh: Adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, jikapun,
kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, walaupun.
- Partikel per yang berarti 'demi', 'tiap', 'mulai', atau 'melalui' ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya, sedangkan per yang berfungsi sebagai awalan
ditulis gabung dengan kata dasar.
Contoh per yang ditulis terpisah:
1. Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.
2. Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-3
3. Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.

Contoh per yang digabung: persetujuan, persentase, perusahaan, pertanian

2.4 Peleburan Kata

- Kata dasar yang melebur adalah kata dasar berawalan huruf K, T, S, dan P
hanya jika huruf keduanya berupa huruf vokal. Misalnya: menyimpan (dari
kata simpan), menolong (dari kata tolong), mengawal (dari kata kawal), dan
memukul (dari kata pukul).
- Kata dasar berawalan huruf K, T, S, dan P dengan huruf kedua berupa huruf
konsonan tidak akan melebur. Misalnya: mentraktir, mengkritik, dan
mengkristal.
- Kata dasar berawalan huruf K, T, S, dan P dengan huruf kedua berupa huruf
konsonan bisa melebur hanya jika mendapat awalan pe-. Misalnya: pemrotes
(dari kata protes), pemroses (dari kata proses), dan pemrogam (dari kata
program).
- Perhatikan kata-kata yang mengalami pengimbuhan me- dan pe- sekaligus
(imbuhan bertingkat). Pada kasus ini, ingat-ingatlah untuk mencari kata
dasarnya. Misalnya: memperhatikan, bukannya memerhatikan, karena ia
berasal dari kata hati yang diberi imbuhan bertingkat.
- Aturan-aturan di atas berlaku kecuali pada kata-kata tertentu, yaitu mengkaji,
mempunyai, dan penyair. Kata mengkaji tidak dileburkan agar dapat
dibedakan dengan kata mengaji, sedangkan dua kata berikutnya—meski
merupakan bentuk yang salah sesuai aturan KTSP—tetap diterima karena
telah menjadi kebiasaan yang berlaku di masyarakat.

2.5 Tanda Baca dan Spasi

- Tanda titik (.) digunakan pada akhir kalimat pernyataan.


- Tanda titik (.) digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu daftar,
perincian, tabel, atau bagan.
Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-4
Contoh:

I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia


A. Bahasa Indonesia
1. Kedudukan
2. Fungsi
B. Bahasa Daerah
1. Kedudukan
2. Fungsi
- Tanda titik (.) tidak digunakan di belakang angka terakhir pada deret nomor
dalam perincian heading dan caption.
Contoh:
1. Tabel 1.1 Daftar Koordinat Batas Lokasi Kegiatan
2. 2.1 Deskripsi Rencana Kegiatan
- Tanda titik dua (:) ditulis tanpa spasi.
Contoh: sebagai berikut:
- Kata yang diawali dengan huruf kapital dan mendapat bentuk terikat
dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Contoh: non-Indonesia.
- Kata yang ditulis dengan huruf miring dan mendapat bentuk terikat
dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Contoh: di-follow up.
- Tanda hubung (-) digunakan untuk merangkaikan unsur yang berbeda, yaitu
di antara huruf kapital dan nonkapital serta di antara huruf dan angka.
Contoh: se-Indonesia, peringkat ke-2, tahun 2000-an, hari-H, ber-KTP,
ciptaan-Nya.
- Tanda hubung (-) tidak digunakan di antara huruf dan angka jika angka
tersebut melambangkan jumlah huruf.
Contoh: P3K
- Tanda pisah (–) digunakan di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang
berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’, ditulis tanpa spasi.

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-5
Contoh:
1. Tahun 2019–2021
2. Tanggal 10–11 April 2023
3. Senin–Sabtu
4. Surabaya–Jakarta
- Tanda petik (“….”) digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal
dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Contoh: Menurut Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, "Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan."
- Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis
serangkai. Contoh: Pertanggungjawaban
- Gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau akhiran ditulis terpisah.
Contoh: Penanggung jawab, garis bawahi.
- Gabungan kata berikut ditulis serangkai
acapkali darmabakti padahal

adakala dukacita peribahasa

apalagi hulubalang perilaku

bagaimana kacamata puspawarna

barangkali karyawisata saputangan

beasiswa kasatmata sediakala

belasungkawa kosakata segitiga

bilamana manasuka sukacita

bumiputra matahari sukarela

daripada olahraga syahbandar

- Gunakan spasi untuk memisahkan angka dan kata, misalnya saat menulis
jumlah atau ukuran. Contoh: RW 03, 5 buku, 5 cm

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-6
2.6 Simbol

- Tanda persen langsung mengikuti angka atau simbol sebelumnya tanpa ada
spasi di antaranya.
Contoh: 50%
- Sebelum atau sesudah tanda “<” (kurang dari) dan “≤” (kurang dari atau sama
dengan) perlu ada spasi.
- Setelah tanda plus atau minus (+ atau -), tidak perlu ada spasi.
Contoh: Dari hasil eksperimen, suhu bisa turun hingga -5○C.
- Setelah tanda plus dan minus (±) sebaiknya ada spasi. Ini membantu
mempertahankan keterbacaan dan kejelasan dalam teks narasi.
Contoh:
1. Standar keberterimaan hasil pengukuran adalah 10 ± 2 cm.
2. Jumlah tenaga kerja diperkirakan sebanyak ± 50 orang.

2.7 Singkatan

- Singkatan nama orang, gelar, sapaan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik
di setiap unsur singkatan itu.
Contoh:
dr. dokter
Dr. doktor
S.E. sarjana ekonomi
S.I.P sarjana ilmu politik
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
S.Kom. sarjana komputer
S.Sos. sarjana sosial
S.T. sarjana teknik
- Singkatan, termasuk akronim, yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Contoh:
KTP kartu tanda penduduk
Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-7
KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
PT perseroan terbatas
SD sekolah dasar
- Penulisan singkatan (selain gelar) di dalam kalimat, untuk penulisan pertama
kali harus disampaikan dulu kepanjangannya. Pada narasi berikutnya boleh
langsung disingkat.
Contoh: Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

2.8 Kalimat dan Paragraf

- Subjek dan Predikat:


Setiap kalimat biasanya terdiri dari subjek dan predikat. Subjek adalah orang,
tempat, atau benda yang melakukan tindakan atau menerima pengaruh dari
tindakan. Predikat adalah tindakan atau keadaan yang dilakukan oleh subjek.
- Urutan Kata:
Secara umum, kalimat dalam bahasa Indonesia minimal memiliki subjek dan
predikat, sedangkan objek dan keterangan bersifat sebagai pelengkap kalimat.
Urutan yang dapat digunakan sebagai berikut:
1. subjek-predikat (SP)
2. subjek-predikat-objek (SPO)
Untuk keterangan, umumnya diletakkan di bagian belakang mengikuti pola
(SPOK) atau (SPK). Namun, tetap diperbolehkan menuliskan keterangan di
awal atau di tengah kalimat disesuaikan dengan konteks.
Contoh:
1. Persetujuan Lingkungan telah diterbitkan pada tanggal 29 Maret 2023.
2. Pada tanggal 29 Maret 2023, Persetujuan Lingkungan telah diterbitkan.
- Penggunaan Tanda Baca:
Gunakan tanda baca (titik, koma, titik dua, tanda seru, tanda tanya) dengan
benar untuk memisahkan kalimat dan menekankan makna.
- Penggunaan Konjungsi:
Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-8
Gunakan konjungsi (seperti "dan", "atau", "tetapi", "karena", dll.) untuk
menghubungkan kalimat atau frasa.
Contoh:
1. "Saya suka makan apel dan pir."
2. "Dia sedang belajar, karena ujian akan segera datang."

- Jangan Menyimpang dari Pokok Pikiran:


Pastikan setiap kalimat mendukung atau berkaitan dengan pokok pikiran atau
ide utama dari paragraf atau teks. Jika ide pokok paragrafnya sudah berbeda,
sebaiknya ditulis dalam paragraf terpisah.

Contoh yang salah (ide pokok tercampur):


Kegiatan Sarana Pelayanan Umum Pendidikan yang berlokasi di Surabaya,
oleh Yayasan Sekolah merupakan usaha dan/atau kegiatan yang telah
beroperasi dan telah dilengkapi Izin Lingkungan Nomor: 188.4/… yang
diterbitkan pada tanggal 18 November 2019 oleh Dinas Lingkungan Hidup
Kota Surabaya. Yayasan Sekolah selaku pelaku usaha berencana melakukan
penambahan lingkup kegiatan berupa perubahan luas bangunan. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 90 ayat (2) dan pasal
91 ayat (2) dijelaskan bahwa perubahan persetujuan lingkungan untuk
perubahan sarana usaha dan/atau kegiatan diwajibkan menyusun dokumen
lingkungan hidup baru melalui perubahan PKPLH dengan kewajiban
melakukan penyusunan dan pemeriksaan UKL-UPL baru.

Contoh setelah disesuaikan:


Kegiatan Sarana Pelayanan Umum Pendidikan oleh Yayasan Sekolah
merupakan kegiatan yang telah beroperasi sejak tahun 2020. Kegiatan ini
telah memiliki Izin Lingkungan Nomor: 188.4/… yang diterbitkan pada
tanggal 18 November 2019 oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya.

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-9
Berdasarkan Izin Lingkungan yang telah dimiliki tersebut, Yayasan Sekolah
selaku pelaku usaha berencana melakukan penambahan lingkup kegiatan
berupa perubahan luas bangunan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 90 ayat (2) dan pasal
91 ayat (2), dijelaskan bahwa perubahan persetujuan lingkungan untuk
perubahan sarana usaha dan/atau kegiatan diwajibkan menyusun dokumen
lingkungan hidup baru melalui perubahan PKPLH dengan kewajiban
melakukan penyusunan dan pemeriksaan UKL-UPL baru.

- Hindari Kalimat yang Terlalu Panjang atau Rumit:


Kalimat yang terlalu panjang atau rumit dapat sulit dipahami. Usahakan untuk
memecah kalimat panjang menjadi kalimat-kalimat yang lebih sederhana.
Contoh:
Panjang:
"Setelah dimasukkan ke dalam wadah, Limbah B3 diangkut oleh petugas ke
fasilitas penyimpanan sementara Limbah B3 dan disimpan sesuai masa
simpannya, dan setelah itu, akan diangkut oleh transporter Limbah B3 yang
memiliki izin."
Lebih Sederhana:
"Setelah Limbah B3 dimasukkan ke dalam wadah, selanjutnya akan diangkut
oleh petugas ke fasilitas penyimpanan sementara Limbah B3. Limbah
tersebut akan disimpan sesuai dengan masa simpannya, kemudian diangkut
oleh transporter Limbah B3 yang memiliki izin."
- Dalam satu paragraf harus lebih dari satu kalimat.
Contoh yang salah (satu paragraf hanya terdiri dari satu kalimat):
Formulir UKL-UPL ini disusun sebagai bentuk ketaatan pelaku usaha
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan format
mengikuti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
pada Lampiran III.

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-10
Contoh setelah disesuaikan:
Formulir UKL-UPL ini disusun sebagai bentuk ketaatan pelaku usaha
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun format yang
dijadikan acuan adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup pada Lampiran III.

2.9 Penulisan Judul

- Setiap kata dalam judul diawali dengan huruf kapital, kecuali kata berikut:
dan, atau, di, ke, dari, untuk, daripada, yang.
- Untuk kata-kata ulang dalam judul, hanya huruf pertama dari kata pertama
yang ditulis dengan huruf kapital.
Contoh: Proyek-proyek Inovatif untuk Masa Depan

2.10 Penulisan Alamat

- Penulisan alamat harus jelas dan terinci, termasuk nama jalan, nomor rumah
atau blok, kelurahan/desa, kecamatan, kota/kabupaten, dan kode pos (jika
perlu).
- Huruf awal pada nama jalan, kelurahan/desa, kecamatan, kota/kabupaten, dan
nama negara (jika relevan) menggunakan huruf kapital.
- Penulisan "kelurahan/desa", "kecamatan", "kota/kabupaten" sebaiknya tidak
disingkat menjadi "kel.", "kec", "kab."
- Penulisan nomor rumah pada alamat ditulis lengkap “nomor”, bukan
disingkat menjadi “No.”
- Jika perlu menuliskan kode pos, tuliskan di bagian paling akhir dari Alamat
lengkap.
Contoh penulisan alamat:
1. Jalan Manyar Indah XII AC-10, Kelurahan Menur Pumpungan, Kecamatan
Sukolilo, Kota Surabaya, 60118.

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-11
2. Variasi penulisan nama jalan yang diperbolehkan: Jalan Manyar Indah XII/AC-
10, Jalan Raya Dumai Kav. 14, Jalan Raya Sepanjang Km. 4.

2.11 Perincian dan Penulisan List Paragraph (Bullet and Numbering)

- Pada kalimat yang mengandung perincian tambahkan kata “dan” untuk


penyampaian lebih dari tiga kata. Selain itu, jika perincian lebih dari 3 (tiga),
setiap hal yang dirinci perlu dipisahkan menggunakan tanda koma (,).
Contoh: nama, sumber, dan karakteristik Limbah B3.
- Jika list paragraph merupakan kata atau frasa, maka huruf pertama pada list
paragraph ditulis menggunakan huruf kecil, diakhiri dengan tanda koma (,)
atau boleh tidak diakhiri dengan tanda baca.
Contoh 1:
1. kertas,
2. pulpen,
3. penggaris, dan
4. meteran.
Contoh 2:
1. kertas
2. pulpen
3. penggaris
4. meteran
- Jika list paragraph yang merupakan kalimat, maka huruf pertama pada list
paragraph ditulis menggunakan huruf kapital, setiap list harus diakhiri
dengan tanda titik koma (;), dan list terakhir menggunakan titik. Selain itu,
tetap diperbolehkan jika masing-masing list diakhiri dengan tanda titik (.).
Contoh 1:
1. Melakukan pemasangan pagar di sekitar lokasi proyek;
2. Melakukan penanaman pohon untuk mereduksi kebisingan;
3. Menginformasikan kepada warga sekitar terkait jam kerja konstruksi; dan
4. Berkoordinasi dengan kelurahan setempat.
Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-12
Contoh 2:
1. Melakukan pemasangan pagar di sekitar lokasi proyek.
2. Melakukan penanaman pohon untuk mereduksi kebisingan.
3. Menginformasikan kepada warga sekitar terkait jam kerja konstruksi.
4. Berkoordinasi dengan kelurahan setempat.

2.12 Penulisan Daftar Pustaka

- Ditulis berdasarkan urutan penunjukan referensi pada bagian pokok tulisan


ilmiah.
- Ditulis menurut kutipan-kutipan.
- Menggunakan nomor urut, jika tidak dituliskan secara alfabetik.
- Nama pengarang asing ditulis dengan format : nama keluarga, nama depan.
- Nama pengarang Indonesia ditulis normal, yaitu: nama depan + nama
keluarga
- Gelar tidak perlu disebutkan.
- Setiap pustaka diketik dengan jarak satu tab (rata kiri), tapi antara satu
pustaka dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi.
- Bila terdapat lebih dari tiga pengarang, cukup ditulis pengarang pertama saja
dengan tambahan ‘et al’.
- Penulisan daftar pustaka tergantung jenis informasinya yang secara umum
memiliki urutan sebagai berikut:
Nama Pengarang, Judul karangan (digarisbawah/tebal/miring), Edisi, Nama
Penerbit, Kota Penerbit, Tahun Penerbitan.
Atau
Nama Pengarang. Tahun. Judul Karangan (digaris bawah/tebal/miring), edisi.
Kota Penerbit: Penerbit.
- Tahun terbit disarankan minimal tahun 2000
Contoh penulisan daftar pustaka dapat dilihat sebagai berikut:
1. Peraturan Perundang-undangan:

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-13
Format: Nama Pemerintah. (Tahun). Judul Peraturan atau Undang-
Undang (Nomor peraturan/undang-undang jika ada). Nama publikasi
atau kode hukum jika ada, Tanggal terbit. URL jika tersedia.
Contoh: Pemerintah Republik Indonesia. (2021). Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 32.
2. SNI: Badan Standardisasi Nasional. (2019). SNI 03-2399-2002 Tata
Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum. Jakarta: Badan Standardisasi
Nasional.
3. Buku: Date, C.J., An Introduction To Database Systems, 6th ed., Addison
Willey Publishing Wesley Company, Inc., Reading Massachusetts, 2000.
4. Jurnal/Skripsi:
- Susanti, J. (2020). Analisis Dampak Perubahan Iklim Terhadap
Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional X. [Skripsi Sarjana,
Universitas ABC]. Tersedia di:
http://www.example.com/tesis/susanti2020.pdf
- Susanto, B. (2020). Analisis Pengaruh Promosi dan Kualitas Produk
terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Toko Online Lazada.
(Skripsi, Universitas ABC, Jakarta).
5. Anonim: Anonim, Sistem Pemerintahan di Indonesia, cetakan pertama,
PT. Gunung Agung, Jakarta 1983.
6. Majalah/Jurnal: Cattell R.G.G. and Skeen.J. “Object Operation
Benchmark”. ACM Trans. Database Systems, 17, 1992, pp. 1 - 31.
(Jika ada, nama dan kota penerbit dapat dicantumkan di antara volume
dan halaman, nama jurnal digarisbawahi/tebal/miring).
7. Lebih dari tiga penulis: Stoica, I, et all., “A Proportional Share
Resource Allocation Algorithm for Real-Time, Time-Shared Systems”,
In Proceedings Real-Time Systems Symposium, IEEE Comp. Press,
Desember, 1996, hlm. 288 - 299.

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-14
8. Artikel: N.L. Owsley, “Sonar array processing”, in Array Signal
Processing, S. Haykin, Ed., Englewood Cliffs, NJ:Prentice_Hall, 1985,
ch. 3,pp.115-193.
9. Internet: Galagher, P.R.Jr., “A guide to understanding audit in trusted
system”, http://www.radium.nesc.mil/library/rainbow/NCSC-TG-001-
2.html,1 Juni 1988.
atau
URL:http://www.radium.nesc.mil/library/rainbow/NCSC-TG-001-2.html
2.13 Pengutipan

Agar pengutipan menjadi sederhana, judul materi yang diacu tidak perlu
diletakkan di bagian bawah pada halaman yang bersangkutan, melainkan cukup
dengan memberikan nomor urut acuan dari daftar pustaka, sebagai berikut:

- ………………..(kutipan)………………… [3] 🡪 berarti kutipan diambil dari

buku ketiga dari daftar pustaka.


- Jika kutipan kurang atau sama dari tiga baris, bagian awal dan akhir kutipan
diberi tanda kutip, spasi tetap biasa.
- Kutipan yang lebih panjang dari tiga baris tidak perlu diberi tanda kutip, tapi
diketik dengan jarak satu spasi dengan indent yang lebih dalam pada bagian
kiri tanpa diberi tanda petik.
- Jika mengutip surat, maka harus ditulis lengkap nomor surat, tanggal, dan
instansi yang menerbitkan/mengeluarkan.
Contoh: Dalam surat nomor 1234/SD/IX/2023 tanggal 20 September 2023
yang dikeluarkan oleh PT ABC, disebutkan bahwa ….
- Jika mengutip dari peraturan, maka harus ditulis lengkap sampai ke nomor
ayatnya.
Contoh:
1. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, ...

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-15
2. Dalam Pasal 5 ayat (2) dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dijelaskan bahwa rencana usaha dan/atau
kegiatan ...

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-16
2.14 Daftar Kesalahan Umum Sering Dijumpai dalam Dokumen

− Kesalahan Penulisan

No. Penulisan yang salah Penulisan yang benar

1. 10 % 10%

2. 25 ˚C 25˚C

3. Analisa Analisis

4. Antar pipa Antarpipa

5. Antar pulau Antarpulau

6. Antrian Antrean

7. Barat, Selatan, Utara, Timur barat, selatan, utara, timur (ditulis


dengan huruf kecil).

8. Basecamp Base camp

9. Black water Blackwater

10. Catridge Cartridge

11. Centimeter Sentimeter

12. Dari pada Daripada

13. Dba, dBA dB 🡪 sesuai KBBI

dB(A) 🡪 sesuai peraturan

14. Dicopykan Di-copy-kan

15. Disain Desain

16. Ditanda tangani Ditandatangani

17. Dimana Di mana

18. Direksi kit Direksi keet

19. Dua (2) buah 2 (dua) buah

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-17
No. Penulisan yang salah Penulisan yang benar

20. Eksisting Existing

21. Eskavator Ekskavator, excavator

22. Filter Filter

23. Genset Genset

24. Grey water Greywater

25. Hektar Hektare

26. Jalan Toll Jalan Tol

27. Jerigen Jeriken

28. Kadaluarsa Kedaluwarsa

29. Kemana Ke mana

30. Kerjasama Kerja sama

31. Kilo meter, kilo gram, dsb Kilometer, kilogram, dsb

32. Kontinyu Kontinu

33. Kos/Kost Indekos

34. Kuisioner Kuesioner

35. KVA kVA

36. KWH kWh

37. Lalu lalang Lalu-lalang

38. Mall Mal

39. Meremoval Me-removal

40. Musholla Musala

41. Non aktif Nonaktif

42. Non B3 Non-B3

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-18
No. Penulisan yang salah Penulisan yang benar

43. Pararel Paralel

44. PermenLHK No. 5 tahun 2021 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup


dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2021

45. Pertanggung jawaban Pertanggungjawaban

46. Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku


Mutu Air Limbah Untuk Aplikasi ke Mutu Air Limbah untuk Aplikasi ke
Tanah Tanah

47. Ph pH

48. Pihak ke-tiga Pihak ketiga, pihak ke-3, pihak III

49. Pra Konstruksi, Pasca Konstruksi Prakonstruksi, Pascakonstruksi

50. Permeter per meter

51. Pre-treatment Pretreatment

52. RTRW (Rencana Tata Ruang Rencana Tata Ruang Wilayah


Wilayah) (RTRW)

53. Resiko Risiko

54. Resume Resume

55. Ritasi Ritase

56. Rp 50.000,- Rp50.000,00

57. Sampling Sampling

58. Satu persatu Satu per satu

59. Subtitusi Substitusi

60. Survey Survei

61. Tabel 1.1. Daftar Hadir Tabel 1.1 Daftar Hadir

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-19
No. Penulisan yang salah Penulisan yang benar

62. Tanki Tangki

63. Terimakasih Terima kasih

64. Wudhu, Wudlu Wudu

65. 1. Melakukan pemasangan pagar di 1. Melakukan pemasangan pagar di


sekitar lokasi proyek sekitar lokasi proyek.

2. Melakukan penanaman pohon 2. Melakukan penanaman pohon


untuk mereduksi kebisingan untuk mereduksi kebisingan.

3. Menginformasikan kepada warga 3. Menginformasikan kepada warga


sekitar terkait jam kerja konstruksi sekitar terkait jam kerja
konstruksi.
4. Berkoordinasi dengan kelurahan
setempat 4. Berkoordinasi dengan kelurahan
setempat.

66. Daftar Pustaka: Daftar Pustaka:

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2019 Pemerintah Republik Indonesia.


tentang Peraturan Perundang- (2019). Undang-Undang Nomor 5
undangan. Tahun 2019 tentang Peraturan
Perundang-undangan. Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 5.

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-20
− Kesalahan Lainnya

1. Double space bar


2. Ketika meng-copy file pdf tidak dilakukan pengecekan kembali terhadap isi
materi

Gambar 2.1 Contoh File PDF


Hasil ketika ditempel (paste):
Persetujuan Lingkungan adalah Keputusan Kelayakan
Lingkrrngan Hidup atau pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang tela.h me,dapatkan
persetujuan dari Pemerintah pusat atau pemerintah
Daerah.

Contoh yang benar:


Persetujuan Lingkungan adalah Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang telah
mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.

3. Kata yang harus turun ke kalimat selanjutnya (misal: PT ada di ujung kalimat,
seharusnya turun ke bawah ke kalimat selanjutnya)

Gambar 2.2 Contoh Ketidaksesuaian

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-21
Gambar 2.3 Contoh Kesesuaian
4. Perkiraan digunakan untuk membuat perhitungan kira-kira, menduga (tentang
suatu perhitungan), membuat perkiraan.
5. Prakiraan digunakan untuk melakukan peramalan tentang suatu peristiwa
berdasarkan hasil perhitungan rasional atau ketepatan analisis data, misalnya
~ cuaca.
6. Penulisan titik koordinat:
Contoh yang salah: 7°7'0.19"S 112°27'49.00"E
Contoh yang benar: 7°7'0,19"LS 112°27'49,00"BT

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

II-22
3 BAB III
PENGECEKAN DOKUMEN

3.1 Pengecekan Tata Bahasa dan EYD

- Penggunaan kata baku mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
yang dapat diakses secara daring melalui https://kbbi.kemdikbud.go.id/
- Penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) mengacu pada Lampiran
Keputusan Kepala Badan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 0424/I/BS.00.01/2022 tentang
Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.

3.2 Nama Instansi Pemerintah

Nama instansi pemerintah yang tertulis telah sesuai dengan struktur organisasi
pemerintahan yang terbaru.

3.3 Perhitungan Analitis

Angka yang tertulis dalam perhitungan analitis telah sesuai.

3.4 Daftar Isi

Daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran dan lain-lain telah sesuai dengan kondisi
aktual.

3.5 Daftar Peraturan Perundangan

Daftar peraturan perundangan yang berlaku dan menjadi acuan diurutkan dari
hierarki tertinggi dan dari tahun terbaru.

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

III-1
Contoh hierarki Peraturan Perundangan:
1. Undang-Undang Dasar
2. Tap MPR
3. Undang-Undang
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
5. Peraturan Pemerintah
6. Peraturan Presiden
7. Keputusan Presiden
8. Peraturan Menteri
9. Keputusan Menteri
10. Peraturan Daerah Provinsi
11. Peraturan Gubernur
12. Peraturan Daerah Kabupaten
13. Peraturan Walikota/Bupati

3.6 Lampiran-lampiran

Lampiran yang dibutuhkan dalam dokumen telah sesuai dengan jenis dokumen
yang dibuat, yang telah tercantum dalam urutan pelaksanaan kegiatan, misal
lampiran berupa izin zonasi, Berita Acara Kesepakatan KA, dan lain-lain.

3.7 Peta-peta dan Gambar

Peta-peta dan gambar yang dimuat di dokumen telah sesuai dengan jenis dokumen
yang dibuat, yang telah tercantum dalam urutan pelaksanaan kegiatan, misal peta
site plan, peta batas sosial, dll.

3.8 Standar Peta

Peta harus memenuhi kaidah kartografi. Misal: skala tertentu atau tuliskan “Tidak
Terskala” jika tidak memiliki skala tertentu, arah mata angin, dan judul peta.

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

III-2
3.9 Standar Gambar

Gambar denah harus mencantumkan skala tertentu atau tuliskan “Tidak Terskala”
jika tidak memiliki skala tertentu dan judul gambar.

3.10 Istilah dalam Bahasa Indonesia

Pemakaian istilah dalam Bahasa Indonesia sesuai dengan EYD, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, atau istilah teknis baku dalam bahasa Indonesia. Penulisan
istilah tidak boleh disingkat.

3.11 Istilah Asing

Pemakaian istilah asing harus sesuai dengan standar bahasa tersebut atau istilah
teknis baku dalam bahasa asing, ditulis dalam format italic.

Rev 02 – Tanggal 20 Desember 2023

III-3

Anda mungkin juga menyukai